Anda di halaman 1dari 9

*Pointer Pidato JK pada Sidang Umum PBB Tahun 2015 (SU 71)*

Mengajak Perdamaian Dunia dan Penyelesaian Konflik Palestina sebagai jalan keluar dari masalah
Konflik Timur Tengah

JK mengajak negara-negara anggota merefleksikan kemajuan dalam mewujudkan piagam PBB,


termasuk pencapaian dalam hal Pasukan Penjaga Perdamaian mencegah konflik bersenjata
selama tujuh dekade terakhir. JK menggaris-bawahi sejumlah tantangan yang masih harus
diselesaikan, termasuk konflik berkelanjutan yang menimbulkan penderitaan rakyat Palestina.
Dalam Sidang umum tersebut JK juga menyampaikan hukungan Indonesia terhadap
kemerdekaan Palestina. JK menyampaikan bahwa salah satu penyebab utama berbagai
masalah di Timur Tengah adalah ketidakadilan di Palestina, JK yakin jika masalah Palestina
selesai setengah masalah Timur Tengah bisa diselesaikan”.

*Pidato JK SU PBB 2016 (SU 72)*


_*Masalah Pengungsi*_
Wakil Presiden RI Jusuf Kalla mengajak kerjasama internasional untuk menangani masalah
pengungsi yang menjadi krisis global saat itu. Menurut JK, banyaknya konflik yang terjadi di
berbagai belahan dunia, menyebabkan masalah pengungsi menjadi krisis global. Dalam
menanganinya tidak dapat dilakukan oleh satu negara. Untuk itu, diperlukan kerjasama
internasional yang lebih baik dan inklusif.

JK menegaskan, meskipun tidak termasuk dalam Konvensi 1951, Indonesia tetap memberikan
bantuan yang bersifat kemanusiaan kepada para imigran yang membutuhkan. Saat itu jumlah
pengungsi dan pencari suaka di Indonesia hampir mencapai jumlah 14.000 orang.
Dalam hal penanganannya, Indonesia bekerja sama dengan Komisioner Tinggi PBB untuk
Pengungsi (UNHCR) dan Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM) mengenai penyediaan

fasilitas dan penampungan sementara, termasuk program repatriasi dan pemukiman kembali.

Terkait hal itu, JK menjelaskan, Indonesia telah memprakarsai Bali Process, yang merupakan
pendekatan yang dilakukan secara holistik untuk mengatasi penyelundupan orang, perdagangan
manusia, dan kejahatan lintas batas.

*Pidato JK PBB tahun 2018 (SU 73)*

_*Dunia Tidak Butuh Avenger*_

Wakil Presiden Indonesia Jusuf Kalla (JK) memperingatkan bahwa dunia akan terus menghadapi
tantangan global, ketidakstabilan dan konflik masih merajalela. Dalam pidatonya dalam Sidang Umum
Perserikatan Bangsa-Bangsa atau PBB, JK menyebut kemiskinan dan kesenjangan masih akan terjadi.

“Pemikiran yang pendek dan nasionalisme yang sempit sering mengalahkan segalanya. Kekerasan
terhadap demokrasi dan HAM (hak asasi manusia) masih menjadi masalah harian dalam kehidupan
kita,”

Menurutnya, dalam kondisi saat ini, masyarakat sering salah mengartikan kepemimpinan. Pemimpin,
kata dia, dipandang seperti superhero (pahlawan) dengan berbagai kekuatan. Padahal dunia tak
membutuhkan superhero seperti itu.

“Kita tidak membutuhkan kekuatan The Avengers dan The Justice League. Kita di ruangan ini semua
adalah pemimpin dunia. Kita sudah memiliki kekuatan superhero, dan yang harus kita lakukan adalah
menggunakan niat, keberanian, kekuatan, welas asih, keegoisan, dan kerendahhatian diri. Ini adalah inti
dari Perserikatan Bangsa-Bangsa,” ujar JK.

Pesan yang disampaikan JK dalam pidatonya itu berkaca pada kondisi global saat ini, yang masih terjadi
konflik dan perang sipil. Di kawasan Asia, konflik di negara bagian Rakhine, Myanmar, telah mengundang
keprihatinan karena ratusan ribu penduduk etnis minoritas Rohingnya terusir dari tempat tinggalnya
akibat perebutan wilayah dengan kelompok masyarakat lain di Rakhine. Di kawasan Timur Tengah,
perang sipil Suriah dan Yaman masih berkecamuk.
Adapun di Benua Eropa, krisis imigran telah membuat panggung politik di Benua Biru menghangat. Di
Benua Afrika, masih banyak negara-negara di kawasan itu yang berjuang memerangi kemiskinan,
kekerasan, dan korupsi.

JK menekankan bahwa mengejar perdamaian, persamaan, dan kesinambungan untuk masyarakat dunia
membutuhkan kepemimpinan global dan tanggung jawab bersama. Sebab, tidak ada kepemimpinan
yang efektif tanpa tanggung jawab yang tulus dan sebaliknya.
*SU PBB 2019 (SU 74)*
*_JK tekankan negara lain menghormati kedaulatan_*

JK bicara soal kedaulatan negara saat berpidato di Sidang Umum PBB. Indonesia menghormati kedaulatan
negara lain. Sebab itu, negara lain juga diminta menghormati kedaulatan Indonesia.

"Di usia PBB yang ke-74 ini, Indonesia mengkhawatirkan banyak komitmen Piagam PBB yang tidak
dilaksanakan atau bahkan dilanggar oleh negara anggota PBB. Salah satu di antaranya adalah komitmen

Indonesia berpendapat penghormatan terhadap kedaulatan adalah komitmen yang paling mendasar dan
prinsipil dalam hubungan antar bangsa. Komitmen itu tak boleh diingkari.

"Komitmen ini harus dihormati. Saya ulangi, harus dihormati," tegasnya.

JK mengatakan posisi Indonesia adalah selalu menghormati kedaulatan negara lain. Negara lain
diharapkan juga melakukan hal yang sama.

"Posisi politik luar negeri Indonesia jelas. Indonesia akan selalu menghormati prinsip kedaulatan negara
lain," ungkap JK.

"Di saat yang sama, Indonesia juga mengharapkan negara lain menghormati kedaulatan dan integritas
territorial Indonesia," lanjutnya.

JK mengingatkan bahwa prinsip-prinsip piagam PBB harus dihormati. Hubungan antarbangsa harus
didasari prinsip saling menghargai dan menghormati.
*APec 2016*
*_Forum APEC Singgung Asap, JK Enggan
Minta Maaf_*
Pada forum APEC Pemerintah Indonesia kembali mendapat sindiran terkait kabut asap akibat kebakaran
hutan yang terjadi beberapa waktu lalu. Dalam forum CEO Summit Asia-Pacific Economic Cooperation
(APEC) di Manila, Filipina hari ini (18/11), Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) mendapat kesempatan
menjawab pertanyaan dari salah seorang petinggi perusahaan asal Malaysia.

CEO tersebut mempertanyakan penyebab kebakaran hutan di Indonesia dan langkah strategis
pemerintah dalam menyelesaikan masalah tersebut.

JK menyebut ada dua alasan penyebab terjadinya kebakaran hutan khususnya di wilayah Sumatera dan
Kalimantan. Pertama ia mengatakan Indonesia memiliki sejarah panjang pada saat mengizinkan
perusahaan asing masuk dalam investasi perusahaan kelapa sawit.

"Pada 1950-an ada banyak hutan di Indonesia. Kemudian 1970-an banyak perusaahan asing yang masuk
ke Indonesia. Mereka mengajarkan cara menebang, merusak hutan dan membuat kering. Karena itu lah
kebakaran ini terjadi," kata JK di Hotel Shangri La Manila, Rabu (18/11).

Penyebab kedua, lanjut JK, adalah angin berhembus yang membawa kabut asap menjalar hingga negeri
tetangga. Untuk hal ini JK mengatakan hal tersebut berada di luar kemampuan Pemerintah Indonesia
untuk dapat mencegah.

"Kita tidak mau kabut ke mana saja, Bukan karena kita ingin, tapi karena angin. Setiap 10 bulan, udara
bersih masuk ke negara Anda (Malaysia), Anda menikmati kok," lanjutnya.

*APEC 2018*

*_JK Dorong APEC Hindarkan Perang


Dagang _*
Jusuf Kalla mendorong lembaga Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik (APEC) mampu
menghindarkan perang dagang antaranggota forum tersebut, terutama negara-negara besar. Ia
mengingatkan APEC yang dideklarasikan di Bogor, Jawa Barat, pada 1994 bertujuan untuk
meningkatkan perdagangan.
*ASEM MONGOLIA 2016*

*JK Ajak ASEM Tingkatkan Peran di Dunia*

Dalam pidatonya JK meminta ASEM meningkatkan perannya dalam kancah dunia internasional.
Apalagi sejak awal ASEM dibentuk sebagai jembatan untuk menghubungkan bangsa Asia dan
Eropa. "Hari ini, kita berkumpul di sini di Mongolia, titik pertemuan antara Asia dan Eropa, yang
telah melihat sejarah panjang ekspedisi antara kedua benua,"

Karena itu, JK meminta ASEM terus mempromosikan hubungan yang lebih erat antara kedua
benua besar itu. "20 tahun dan seterusnya, saya senang untuk dicatat bahwa banyak yang telah
dicapai

*KTT ASEM 2018*

*JK Sampaikan Empat Pandangan dalam


KTT ASEM*
JK ajak perkuat multilateralisme di tengah ketidakpastian global.

JK menyampaikan empat pandangan dalam KTT Pertemuan Asia-Eropa (Asia-Europe


Meeting/ASEM) ke-12. Ia menyerukan peserta KTT ASEM untuk memperkuat multilateralisme
di tengah situasi ketidakpastian global, ancaman perang dagang, dan tantangan yang semakin
kompleks.

Pertama, menurut JK, ASEM harus menjadi platform untuk mempromosikan sistem perdagangan
internasional berbasis aturan. "Kita dapat bertindak sebagai platform koordinasi untuk
memodernisasi dan mereformasi WTO, sehingga membuat badan ini lebih transparan dan efektif
JK memberi contoh Indonesia yang baru saja berhasil menyelenggarakan Pertemuan Tahunan
IMF-Bank Dunia di Bali. Pertemuan tersebut menekankan perlu meningkatkan koordinasi dan
kolaborasi untuk mengurangi ketegangan serta untuk mempromosikan dialog terbuka dan
reformasi.

Kedua, ASEM harus menjadi platform untuk membangun ekosistem antar dan intra-regional
untuk perdamaian dan stabilitas. "Saya mendorong ASEM untuk meningkatkan pendekatan
konstruktifnya dalam menghadapi tantangan keamanan regional dan global saat ini, dengan
mendorong dialog untuk mencapai solusi damai dan mengatasi masalah kemanusiaan, termasuk
pengungsi," katanya lagi.
Ketiga, ASEM harus menjadi platform lintas wilayah untuk mempromosikan pelaksanaan
komitmen yang disepakati secara internasional, seperti Tujuan Pembangunan Berkelanjutan
(TPB) dan Perjanjian Paris. Keempat, ASEM perlu memperkuat konektivitas di antara para

*KTT G20 Argentina 2018*


_*JK Suarakan Pentingnya Ekonomi Digital
*_
JK menyuarakan pentingnya pengembangan ekonomi digital sebagai model bisnis yang inovatif
untuk pemerataan ekonomi, penciptaan lapangan kerja, dan perluasan inklusif keuangan.

“Era digital telah mengubah hidup kita, sehingga kita harus memastikan semua manfaat era
digital ini dapat dinikmati oleh semua lapisan masyarakat,” kata JK dalam pidato intervensinya
melalui siaran tertulis tim media wakil presiden.

Pada KTT G20 kali ini, Indonesia banyak mengangkat mengenai ekonomi digital, terutama
tentang pemanfaatan perkembangan teknologi untuk pertumbuhan inklusif dan pembangunan
berkelanjutan.

Tema ekonomi digital juga menjadi salah satu fokus pada pertemuan tahunan IMF World Bank
pada Oktober 2018 lalu di Bali. Saat itu, Indonesia telah mendorong Bali Fintech Agenda untuk
menjadikan fintech sebagai salah satu elemen pendorong pertumbuhan dan peningkatan
kesejahteraan.

Tema KTT G20 di Argentina adalah Building Consensus for Fair and Sustainable Development,
dengan penekanan pada tiga pilar prioritas utama. Antara lain infrastruktur untuk pembangunan
(infrastructure for development), peningkatan keterampilan digital untuk masa depan (future of
work), dan masa depan pangan yang berkelanjutan (sustainable food future).

Ketiga pilar prioritas tersebut sejalan dengan kepentingan Indonesia dalam menjadikan
pembangunan infrastruktur sebagai motor pertumbuhan ekonomi, meminimalisir dampak
negatif, dan memanfaatkan perubahan teknologi untuk mendorong pertumbuhan inklusif.

Selain itu, KTT G20 juga mengangkat pembahasan isu-isu global, di antaranya komitmen atas
pentingnya kerja sama multilateralisme dan ekonomi global yang kuat; penggunaan kebijakan
moneter, fiskal, dan struktural dalam mendukung pertumbuhan ekonomi yang kuat,
berkelanjutan, seimbang, dan inklusif; serta komitmen terhadap perdagangan internasional
sebagai sumber pertumbuhan, lapangan kerja.
*Hadiri Pertemuan G20, JK Bawa Misi
Perbaikan Perdagangan Dunia*
JK mengatakan roda perekonomian dunia tengah melambat akibat perang dagang antara
Amerika Serikat dan Cina. Dampaknya turut terasa di Indonesia.

“Akibat perang dagang ini sekarang saja harga-harga komoditas dunia menurun karena
permintaan barang-barang produksi juga menurun. Khususnya di Cina yang menjadi salah satu
tujuan ekspor terbesar Indonesia," ujar JK di sela acara makan siang bersama wartawan di
Restoran Rodizo, Buenos Aires, Argentina, Kamis, 29 november 2018.

Jika tidak segera dicarikan solusi, JK mengatakan akan ada korban. Negara lain yang sebenarnya
tidak ikut campur dalam perang dagang akan terkena imbas pelemahan perekonomian dunia.
Menurut JK, mereka adalah negara-negara yang selama ini bekerjasama dengan dua negara
adidaya tersebut.

JK mengatakan, pertemuan tingkat tinggi G20 akan fokus untuk menemukan solusi masalah
ekonomi tersebut. Sebagai modal awal, JK melihat sudah ada tanda perbaikan.

Salah satunya ialah kegagalan pencapaian kesepakatan di pertemuan APEC 2018 di Papua New
Guinea. Kondisi itu memberikan pesan kewaspadaan pada semua negara khususnya anggota G20
agar kesepakatan harus diraih bersama dalam forum kali ini untuk ekonomi yang lebih baik.

Kemajuan lainnya terlihat dari sikap Amerika yang mulai menunjukkan kemauannya bekerja
sama dengan negara lain. Baru-baru ini misalnya, pemerintah Amerika mulai membangun
komunikasi kembali dengan Kanada dan Meksiko. Mereka membahas potensi dijalankannya
kembali perjanjian dagang antara negara-negara di Amerika Utara atau NAFTA.

Anda mungkin juga menyukai