Studi Hadis Bab 2 (Hadis Sebagai Sumber Ajaran Islam)
Studi Hadis Bab 2 (Hadis Sebagai Sumber Ajaran Islam)
Mengingat begitu pentingnya keberadaan hadis Nabi saw, hampir seluruh ummat
Islam sepakat bahwa hadis menjadi pedoman dan pentujuk bagi ummat Islam sesudah
Alquran. Hukum-hukum yang berhasil digali dari hadis wajib diikuti dan ditaati
Sebagian ulama mengistilahkan Hadis Nabi saw dengan wah}yu> al-Gair al-
matlu>, sebagai imbangan terhadap istilah untuk Alquran yang disebutnya dengan
menyatakan bahwa seluruh Hadis Nabi sebagai wahyu, maka berarti semua jenis Hadis
atau apa saja yang disandarkan kepada Nabi, sebagaimana pengertian sunnah menurut
ulama Hadis.1
Pertama, dalam ayat suci Alquran banyak ayat-ayat yang menyuruh agar taat
سو ِل
ُ الر ه
َّللاِ َو ه
1
‘Ali> bin Sult}a>n al-Harawi> al-Qa>ri>, Syarh Nukhbah al-Fikr, (Beirut : Dar al-Kutub al-Ilmiyah, 1978), 16
2
Kh}a>di>m al-Haramayn asy-syarifain, al-Qur’an dan terjemahnya (Saudi Arabia: t.p.), 128.
16
Menurut ‘Ajjaj al-kha>tib, pengembalian kepada Allah adalah pengembalian
sunnahnya (hadisnya).3
Demikian juga firman Allah yang terdapat dalam surat al-Hasyr: 7 sebagai
berikut:
Katakanlah! Taatilah Allah dan Rasul-Nya, jika kamu berpaling maka sesungguhnya
Allah tidak menyukai orang-orang yang kafir.
kepada Allah adalah dengan mematuhi petunjuk Alquran , sedang bentuk ketaatan
ُ سنه َة َر
س أو ِل ِه ُ هللا َو
ِ َاب َضلُّ أوا َما ت َ َم ه
َ ِكت: س أكت ُ أم ِب ِه َما ِ ت ََر أكتُ ِف أي ُك أم أ َ أم َري ِأن لَ أن ت
Aku tinggalkan dua perkara yang kamu tidak akan tersesat bila berpegangan
pada keduanya ; kitabullah (al-Qur’an) dan sunnahku (hadisku)”. (HR.Malik).
Juga sabda Rasullah saw :
Ketiga, Ijma’ ash-shaha>bah. Para sahabat pada waktu Rasulullah saw masih
hidup selalu mengikuti segala sesuatu yang diprintahkan oleh beliau dan menjauhi
3
Al-Kha>tib, Ushul al-Hadith ‘Ulumuhu , 37
4
Asy-Syauka>ni, Fath al-Qa>dir, juz 1 (Da>r al-Fikr, 1973), 333
17
segala sesuatu yang dilarangnya dengan tidak membeda-bedakan antara hukum-hukum
yang ditetapkan oleh Tuhan dengan hukum-hukum yang diciptakan oleh Rasul sendiri.
Setelah Rasulullah saw meninggal dunia, jika para sahabat tidak mendapatkan
ketentuan hukum dalam Alquran , maka meraka meneliti hadis-hadis Rasul saw yang
dihafal oleh para sahabat. Abu bakar, misalnya, jika ia tidak ingat sunnah atau hadis
yang berhubungan dengan suatu kejadian, ia selalu bertanya kepada sahabat yang lain.
Selanjutnya kejadian tersebut ditetapkan hukumnya menurut sunnah tadi. Umar bin
khatta>b dan sahabat-sahabat yang lain serta para tabi’in mengikuti jejak Abu> Bakar
tersebut, dan tidak ada seorangpun diantara mereka yang mengingkari bahwa sunnah
Salah satu contohnya adalah Ketika Abu> Bakar di bai‟at menjadi khalifah, ia
kan/dilaksanakan oleh Rasul saw., sesungguhnya saya takut tersesat bila meninggalkan
perintahnya.6
Begitu juga dengan sebuah kejadian Pernah ditanyakan kepada Abdullah bin
Umar tentang ketentuan salat safar dalam Alquran . Ibn ‘Umar menjawab; “Allah swt
telah mengutus Nabi Muhammad saw kepada kita dan kita tidak mengetahui sesuatu.
Keempat, menurut petunjuk akal. Nabi Muhammad saw adalah Rasul Tuhan
yang telah diakui dan dibenarkan umat Islam. Di dalam menjalankan tugas agama,
kadang beliau menyampaikan peraturan yang isi dan redaksinya diterima dari Allah
swt, dan kadang beliau menyampaikan peraturan hasil ciptaan beliau sendiri atas
bimbingan ilham dari Tuhan . Dan tidak jarang pula menyampaikan hasil ijtihad beliau
5
Mukhtar Yahya dan Fatchurrahman,,Dasar-dasar Pembinaan Hukum Fiqh Islam (Bandung: al-Ma’arif, 1998),
42-43.
6
Abu> Abdillah Ahmad bin Hanbal, Musnad Ahmad bin Hanbal, juz 1, (al-Maktabah al-Isla>mi, Beirut, t.t),
164
7
Ibid, Juz viii, 67
18
sendiri yang ditunjuk oleh wahyu atau dibimbing oleh ilham. Hasil ijtiha>d itu berlaku
sampai ada nas yang menasakhnya. Oleh karena itu, sudah sepantasnya kalau hasil
ijtihad beliau itu ditempatkan sebagai sumber hukum. Kepercayaan yang telah
diberikan kepada beliau sebagai utusan Tuhan mengharuskan umat Islam untuk
Secara garis besar, ada tiga fugsi utama hadis terhadap Alquran , yaitu:
1. Menetapkan dan menguatkan hukum yang ada dalam Alquran (Baya>n Taqri>r).
Dengan demikian, sebuah hukum dapat memiliki dua sumber sekaligus, yaitu
Alquran dan hadis. Mislnya tentang kewajiban shalat, zakat, dan lain sebagainya. 9
ُ َش أه َر َف ألي
ُص أمه ش ِهدَ ِم أن ُك ُم ال ه
َ فَ َم أن
Shaumlah kalian karena melihat tanda awal bulan ramadlan dan berbukalah kalian
karena melihat tanda awal bulan syawal. (HR. Muslim).
Hadis di atas dikatakan baya>n taqri>r terhadap ayat Alquran , karena maknanya
sama dengan Alquran, hanya lebih tegas ditinjau dari bahasanya maupun
hukumnya.10
membatasi yang mutlaq, dan mentakhsis keumuman ayat Alquran (Baya>n tafsi>r
8
Rahman, , Ikhtisar Mustala>h al-Hadi>th , 43
9
‘Abd al-Wahha>b al-Khalla>f, Ilm Us}ul al-Fiqh (Kuwait : Da>r al-Qalam, 1978), 39.
10
S}ah}i>h} Muslim, II,762
19
atau baya>n tafs}i>l). Kesemuanya itu dilakukan dalam rangka menjelaskan maksud
Alquran , atau menjelaskan apa yang dikehendaki oleh Alquran . Misalnya, perintah
Alquran tentang mendirikan shalat, maka hadis menjelaskan secara terperinci tentang
zakat, maka hadis menjelaskan berapa bagian dari harta yang wajib dikeluarkan atau
“... Dan Kami turunkan kepadamu Alquran , agar kamu menerangkan kepada
umat manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka dan supaya mereka
memikirkan,. (QS.(16):44)”.
penjelasan tentang kitab Allah. Penjelasan Rasul itulah yang dikategorikan kepada
alhadîts. Umat manusia tidak akan bisa memahami Alquran tanpa melalui al-hadîts
tersebut. Alquran bersifat kully dan ‘am, maka yang juz’iy dan rinci adalah hadis.
Imam Ahmad menandaskan bahwa seseorang tidak mungkin bisa memahami Alquran
secara keseluruhan tanpa melalui hadis. Imam Al-Shatibi> juga berpendapat bahwa
kita tidak akan bisa istinba}t}} atau mengambil kesimpulan dari hukum Alquran
tanpa melalui hadîs. Dengan demikian jelaslah fungsi hadis terhadap Alquran itu
cukup penting, yaitu sebagai bayân atau penjelas. Contoh dalam Alquran ada perintah
salat, zakat, haji dan lainnya. Namun bagaimana caranya salat, zakat dan haji yang
3. Membuat atau menetapkan hukum yang tidak ditetapkan oleh Alquran (Baya>n
tashri>’). Misalnya, larangan memakan binatang buas yang bertarin atau yang
20
berkuku, larangan memakai pakaian sutera dan cincin emas bagi laki-laki, dan lain
sebagainya.11
Alquran, maka tidak ada alasan untuk menolak keberadaan hadis sebagai sumber ajaran
agama Islam, dalam hal lain adalah sumber sesudah Alquran . Beberapa dalil diatas,
C. Inkar Al-Sunnah
Inkar al-Sunnah adalah sekelompok umat Islam yang tidak mengakui atau
menolak sunnah sebagai salah sumber ajaran Islam.12 Orang yang menolak keberadaan
sunnah sebagai salah satu sumber ajaran Islam disebut munkir al-sunnah. Kelompok
inkar al-sunnah merupakan lawan atau kebalikan dari kelompok besar (mayoritas) umat
Islam yang mengakui sunnah sebagai salah satu sumber ajaran Islam.
Isma’il, dalam kitab al-Umm membagi kelompok inkar al-sunnah menjadi tiga golongan,
yaitu (1) golongan yang menolak seluruh sunnah, (2) golongan yang menolak sunnah
kecuali bila sunnah itu memiliki kesamaan dengan petunjuk Alquran , dan (3) golongan
yang menolak sunnah yang berstatus ahad. Golongan ini hanya menerima sunnah yang
Dari penggolongan inkar as-sunnah menjadi tiga bagian di atas, golongan yang
(golongan yang menolak sunnah secara keseluruhan). Sedangkan golongan kedua dan
ketiga adalah golongan yang masih ragu terhadap keberadaan sunah, antara mengakui dan
21
Barangkali, jalan pikiran golongan kedua, adalah tidak semua hadis sesuai dengan
petunjuk Alquran, terutama bila dikaji segi matan hadis. Alasan ini memang cukup
rasional bila dikaitkan dengan minimnya jumlah hadis yang diriwayatkan oleh perawi itu
persis seperti ketika di sampaikan oleh Rasulullah saw (bukan periwayatan bi al-ma’na).
Disamping itu, juga terdapat matan hadis yang tidak sesuai bahkan bertentangan dengan
Alquran , misalnya hadis da’if yang keterlaluan ataupun hadis maudu’. Namun demikian
jalan pikiran golongan kedua ini dapat dibantah bahwa dengan melakukan penelitian
sanad dan matan hadis secara cermat dan tepat akan didapat sebuah kesimpulan akhir
Sedangkan jalan pikiran golongan ketiga adalah berawal dari kesepakatan seluruh
umat Islam yang dengan bulat menerima kehujjahan hadis mutawatir oleh karena dari
segi transmisi hadis (sanad) dan matannya dapat di pertanggungjawabkan. Adapun hadis
ahad kebenarannya nisbi oleh karena diriwayatkan oleh seorang perawi yang jumlah serta
kredibilitasnya tidak memenuhi syarat. Sama seperti bantahan terhadap golongan kedua,
tidak semua hadis ahad tidak dapat dijadikan hujjah oleh karena didalamnya terdapat
perawi yang kapasitas keadilan dan ke-dabit-annya tidak perlu diragukan. Maka
diperlukan untuk melakukan penelitian baik dari sisi sanad maupun matan hadis secara
cermat dan tepat sehingga akan diketahui validitas periwayatan hadis tersebut.14
Pada masa Nabi saw, masa Khulafa’ ai-Rashidu>n, bahkan pada masa Bani>
Umayyah, belum terlihat secara jelas adanya kalangan umat Islam. Barulah pada awal
masa Abbasiyah, muncul secara jelas sekolompok kecil umat Islam yang menolak
sunnah.15
14
Kassim Ahmad, Hadis Satu Penilaian Semula, (Johor: Media Intelek, 1986), 104.
15
Ismail, Hadis Nabi Menurut Pembela, Pengingkar dan Pemalsuannya, 20
22
Dari penjelasa di atas dapat dipahami bahwa munculnya kelompok inkar al-
sunnah adalah ketika periwayatan hadis sudah berkembang dengan pesat sehingga cukup
marak pula pemalsuan terhadap hadis Nabi saw. Jadi munculnya kelompok ini adalah
sebagai penolakan mereka terhadap hadis Nabi saw yang dinilai palsu dan cenderung
bertentangan dengan ayat Alquran serta bertentangan dengan tradisi masyarakat dan akal
sehat manusia.
Sesudah zaman al-Shafi’i sampai saat ini, mereka yang berpaham ingkar sunnah
Ahmad, mantan ketua Partai Sosialis Rakyat Malaysia, dan di Indonesia Muhammad
Ircham Sutarto.16
berikut.17
sedetail-detailnya, hingga tidak memerlulkan lagi yang lain , seperti hadis . Jika masih
2). Jika hadis itu bisa sebagai hujjah, maka Rasulullah akan memerintahkan untuk
menulisnya dan para sahabat dan tabi’in segera mengumpulkannya dalam dewan hadis,
16
Ibid, 22
17
Rahman, Ikhtisar Mustala>h al-Hadi>th, 45.
23
demi untuk memelihara agar jangan hilang dan dilupakan orang. Yang demikian itu
agar diterima kaum muslimin secara qat}’i>. Sebab dalil yang z}anni> tidak sah untuk
berhujjah.18
berikut:19(1) Alquran diturunkan dalam bahasa Ara>b sehingga orang –orang yang
memiliki pengetahuan Arab mampu memahami Alquran tanpa bantuan hadis Nabi; (2)
Umat Islam telah mengalami kemunduran karena terlalu berpegang kepada hadis Nabi
sehingga terpecah belah; (3) Hadis Nabi yang dihimpun dalam kitab-kitab hadis pada
awalnya adalah dongeng semata karena hadis Nabi lahir setelah Nabi wafat; (4) Menurut
Taufiq Sidqi, tiada satupun hadis Nabi yang ditulis pada zaman Nabi. Dan ini membuka
peluang untuk mempermainkan dan merusak hadis ; (5) Kritik sanad yang terkenal dalam
ilmu hadis sangat lemah untuk menentukan kasahihan hadis karena baru muncul satu
1). Alquran memuat dasar-dasar agama dan qaidah-qaidah umum dimana sebagian
nashnya telah diterangkan dengan jelas oleh Alquran dan sebagian lainya diterngkan
oleh Rasulullah saw karena memang beliau diutus untuk menjelaskan kepada
manusia hukum-hukum Alquran. Oleh karena itu penjelasan Rasul saw itu adalah
18
Kassim Ahmad, Hadis Satu Penilaian Semula,, 104.
19
Isma’il , Hadis Nabi Menurut Pembela, Pengingkar dan Pemalsuannya, 20 – 21.
20
Rahman, Ikhtisar Mustala>h al-Hadi>th , 45 – 46.
24
“ Dan Kami menurunkan Alquran kepadamu agar kamu menerangkan kepada
umat manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka, dan mudah-mudahan
2). Larangan Rasul saw untuk menulis hadis dan tidak memerintahkan penulisan hadis
hadis. Hal ini dikarenakan Alquran belum diturunkan secara lengkap dan sempurna
(30 juz). Adapun bantahan ulama terhadap argumentasi Inkar al-sunnah lainnya
adalah:21
3). Tidak semua orang yang memiliki pengetahuan mendalam tentang bahasa Arab
4). Umat Islam mengalami kemunduran karena salah satu penyebabnya adalah
timbulnya perpecahan, bukan karena terlalu berpegang pada hadis Nabi. Buktinya
terkenal
5). Semua aspek ilmu pengetahuan, ada yang teoritis ada yang praktis.
6). Pada masa Nabi ternyata ada sebagian kecil sahabat yang menulis hadis seperti Ibn
Abbas dan ‘Abd Allah bin ‘Amr bin ‘Ash yang menulis hadis dalam catatan mereka
sendiri. Contoh ‘Amr bin ‘As dengan Sahi>fah al-sahi>qah yang telah ditulisnya>.
7). Di kalangan sahabat sewaktu menerima hadis dari sahabat lain, tapi ragu isinya
(matan), maka mereka melakukan konfirmasi kepada Nabi. Abu> Bakar, ‘Umar,
‘Aisyah dan ‘A>li dikenal sebagai sahabat yang ahli kritik hadis, baik pada sanad
maupun matan hadis. Sikap kritis ini terus berlanjut dan diikuti oleh generasi
sesudahnya. Meskipun belum menjadi sebuah bangunan ilmu yang mapan seperti
yang dikenal sekarang ini, tetapi fakta-fakta tersebut menunjukan bahwa telah
21
Ismail, Hadis Nabi Menurut Pembela, Pengingkar dan Pemalsuannya, 28 – 35.
25
muncul semangat untuk melakukan kritik hadis, agar sesuai benar dengan apa yang
sebuah bangunan ilmu al-Jarh wa al-Ta’dil yang dapat menentukan kesahihan suatu
26