Ayik Refrat TX
Ayik Refrat TX
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
B. Tujuan
Penulisan referat ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran menyeluruh
tentang kista ovarium agar dapat mendiagnosa lebih dini dan penatalaksanaan
yang tepat apabila menjumpai pasien dengan kista ovarium.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
B. Sifat kista
1. Kista Fisiologis
Kista fungsional merupakan kista tipe terbanyak dari kista ovarium, dan
biasa disebut kista fisiologik yang berarti tidak patogenik. Kista ini terbentuk
dari jaringan yang berubah pada saat fungsi normal menstruasi. Kista normal
ini akan mengecil dan menghilang dengan sendirinya dalam kurun waktu 2-3
siklus menstruasi. Sesuai siklus menstruasi, di ovarium timbul folikel dan
folikelnya berkembang, dan gambaranya seperti kista. Biasanya kista tersebut
berukuran dibawah 4 cm, dapat dideteksi dengan menggunakan pemeriksaan
3
USG, dan dalam 3 bulan akan hilang. Jadi, kista yang bersifat fisiologis tidak
perlu operasi, karena tidak berbahaya dan tidak menyebabkan keganasan,
tetapi perlu diamati apakah kista tersebut mengalami pembesaran atau
tidak.(1)
4
C. Klasifikasi
5
salfingo-ooforektomi harus dilakukan frozen section untuk
menyingkirkan kemungkinan keganasan. Kista ini biasanya bilateral
dan berisi cairan berwarna jernih. Keluhan abdominal tidak begitu
nyata, meskipun terkadang dijumpai keluhan nyeri panggul. Ruptur
kista sering terjadi sehingga menyebabkan perdarahan intraperitoneal.
Kista ini dapat sembuh secara spontan setelah terapi kehamilan mola
maupun setelah penghentian pengobatan yang menyeabkan terjadinya
kista ini.(11,12)
d. Kista inklusi germinal
Terjadi karena invaginasi dan isolasi bagian-bagian terkecil dari
epitel germinativum pada permukaan ovarium. Biasanya terjadi pada
wanita usia lanjut dan besarnya jarang melebihi 1 cm. Kista terletak di
bawah permukaan ovarium, dindingnya terdiri atas satu lapisan epitel
kubik atau torak rendah, dan isinya cairan jernih dan serous.(1,3)
2. Kista ovarium neoplastik
a. Kistik
1) Kistoma ovari simpleks
Kista ini mempunyai permukaan yang rata dan halus, biasanya
bertangkai, seringkali bilateral dan dapat menjadi besar. Dinding
kista tipis dan cairan di dalam kista jernih, serous dan berwarna
kuning.pada dinding kista tampak lapisan epitel kubik.(1,3)
2) Kistadenoma ovarii serosum
Berasal dari epitel permukaan ovarium, umumnya jenis ini tak
mencapai ukuran yang sangat besar, di bandingkan dengan
kistadenoma muscinosum. Pertumbuhan menjadi ganas apabila di
temukan pertumbuhan papilifer, proliferasi dan stratifikasi epitel,
serta anaplasia dan mitosis pada sel-sel.(1,3) Kista ini merupakan kista
jinak dengan potensi menjadi ganas dan jauh lebih sering
terjadi.(11,12)
6
3) Kistadenoma ovarii musinosum
Umumnya berbentuk multilokuler, ukurannya dapat mencapai
ukuran yang amat besar. Kista ini merupakan kista jinak dengan
potensi menjadi ganas.(11,12)
4) Kista endometroid
Terjadi karena lapisan didalam rahim (yang biasanya terlepas
sewaktu haid dan terlihat keluar dari kemaluan seperti darah); tidak
terletak dalam rahim tetapi melekat pada dinding luar ovarium.
Akibat peristiwa ini setiap kali haid, lapisan tersebut menghasilkan
darah haid yang akan terus menerus tertimbun dan menjadi kista. (1,3)
5) Kista dermoid
Terjadi karena jaringan dalam telur yang tidak dibuahi
kemudian tumbuh menjadi beberapa jaringan seperti rambut, tulang,
lemak. Kista dapat terjadi pada kedua indung telur dan biasanya
tanpa gejala. Timbul gejala rasa sakit bila kista terpuntir/pecah. (1,3)
b. Solid
1. Fibroma ovarii
2. Leiomioma
3. Fibroadenoma
4. Papiloma
5. Angioma
6. Limfangioma
7. Tumor brenner
8. Tumor sisa adrenal (maskulinovo-blastoma)
E. Etiologi
7
Ada beberapa faktor risiko yang diduga berperan dalam pembentukan kista
ovarium(10):
1. Pengobatan infertilitas
Pasien yang sedang diobati untuk infertilitas dengan induksi ovulasi
dengan gonadotropin atau bahan lainnya, seperti clomiphene citrate
atau letrozole, dapat membentuk kista ovary sebagai bagian dari
ovarian hyperstimulation syndrome.
2. Tamoxifen
Tamoxifen dapat mengakibatkan kista ovari benigna fungsional yang
biasanya timbul setelah penghentian terapi.
3. Hypothyroidism
Karena kemiripan antara subunit alpha thyroid-stimulating hormone
(TSH) dan hCG, hipotirodisme dapat menstimulasi pertumbuhan kista
ovarii.
4. Merokok
Risiko kista ovarii meningkat dengan merokok; resiko dari merokok
mungkin meningkat lebih jauh dengan penurunan indeks massa tubuh
(IMT)
F. Patofisiologi
Setiap hari, ovarium normal akan membentuk beberapa kista kecil yang
disebut Folikel de Graff. Pada pertengahan siklus, folikel dominan dengan
diameter lebih dari 2,8 cm akan melepaskan oosit mature. Folikel yang ruptur
akan menjadi korpus luteum, yang pada saat matang memiliki struktur 1,5 – 2
cm dengan kista ditengah-tengah. Bila tidak terjadi fertilisasi pada oosit,
korpus luteum akan mengalami fibrosis dan pengerutan secara progresif.
Namun bila terjadi fertilisasi, korpus luteum mula-mula akan membesar
kemudian akan mengecil secara perlahan selama kehamilan. Kista ovarium
yang berasal dari proses ovulasi normal disebut kista fungsional dan selalu
jinak. Kista dapat berupa folikular dan luteal yang kadang-kadang disebut kista
8
theca-lutein. Kista tersebut dapat distimulasi oleh gonadotropin, termasuk FSH
dan HCG.(1,3)
Kista neoplasia dapat tumbuh dari proliferasi sel yang berlebih dan tidak
terkontrol dalam ovarium serta dapat bersifat ganas atau jinak. Neoplasia yang
ganas dapat berasal dari semua jenis sel dan jaringan ovarium. Sejauh ini,
keganasan paling sering berasal dari epitel permukaan (mesotelium) dan
sebagian besar lesi kistik parsial. Jenis kista jinak yang serupa dengan
keganasan ini adalah kistadenoma serosa dan mucinous. Tumor ovarium ganas
yang lain dapat terdiri dari area kistik, termasuk jenis ini adalah tumor sel
granulosa dari sex cord sel dan germ cel tumor dari germ sel primordial. (1,3)
G. Manifestasi Klinis
9
8. Gangguan miksi karena adanya tekanan pada kandung kemih dan juga
9. Gangguan menstruasi.
H. Diagnosa
1. Pemeriksaan penunjang
Pemastian diagnosis untuk kista ovarium dapat dilakukan dengan
pemeriksaan.(1,14):
a. Ultrasonografi (USG)
Alat peraba (transducer) digunakan untuk memastikan keberadaan
kista, membantu mengenali lokasinya dan menentukan apakah isi
kista cairan atau padat. Kista berisi cairan cenderung lebih jinak, kista
berisi material padat memerlukan pemeriksaan lebih lanjut.(14)
b. Laparoskopi
Dengan laparoskopi (alat teropong ringan dan tipis dimasukkan
melalui pembedahan kecil di bawah pusar) dapat melihat ovarium,
menghisap cairan dari kista atau mengambil bahan untuk biopsi.(14)
c. Pemeriksaan Tumor Marker
CA 125 atau penanda tumor (tumor marker) merupakan suatu
protein yang konsentrasinya tinggi pada sel tumor. Meskipun CA 125
10
juga terdapat pada berbagai jenis kanker namun konsentrasi zat ini
paling tinggi ditemukan pada kanker ovarium. CA 125 umumnya
diukur dari sampel darah yang diambil dari orang yang dicurigai
menderita kanker atau untuk memonitor keberhasilan pengobatan.
Nilai normal CA 125 bervariasi pada setiap laboratorium, namun
sebagaian besar laboratorium menggunakan angka dibawah 35 U/ml.
Beberapa keadaan yang dapat meningkatkan kadar CA 125 antara lain
kehamilan, endometriosis, mioma uteri, menstruasi normal, tumor
pada saluran tuba, tumor endometrium, kanker paru, kanker payudara
dan kanker pada saluran pencernaan.(13)
d. Pemeriksaan Patologi Anatomi
Merupakan pemeriksaan untuk memastikan tingkat keganasan
dari tumor ovarium. Pemeriksaan ini biasanya dilakukan bersama
dengan proses operasi, kemudian sampel difiksasi dan diperiksa
dibawah mikroskop (4)
I. Komplikasi
11
Terjadi pada torsi tangkai, atau trauma seperti pukulan di perut atau
terjatuh. Bila terjadi robekan disertai perdarahan maka akan terjadi nyeri
yang berlangsung terus menerus. Robekan dinding pada kistadenoma
musinosum dapat mengakibatkan implantasi sel-sel kista dimana sel
tersebut mengeluarkan cairan musin yang mengisi rongga perut yang
menyebabkan perlengketan dalam rongga perut.(1)
4. Perubahan keganasan
Dapat terjadi pada beberapa kista seperti kistadenoma overii
serosinosum, kistadenoma ovarii musinosum. Oleh sebab itu setelah
pengangkatan perlu pemeriksaan terhadap kemungkinan perubahan
keganasan.(1)
J. Penatalaksanaan
1. Observasi
Dapat dipakai prinsip bahwa tumor ovarium neoplastik memerlukan
operasi dan tumor non neoplastik tidak. Tumor non neoplastik biasanya
besarnya tidak melebihi 5 cm. Pada kista yang tidak memberikan
gejala/keluhan pada penderita dan yang besarnya tidak melebihi 5 cm
diameternya, kemungkinan besar tumor tersebut adalah kista folikel atau
kista korpus luteum. Tidak jarang tumor tersebut mengalami pengecilan
secara spontan dan menghilang, maka cukup dimonitor (dipantau) selama 1-
2 bulan. Jika selama waktu observasi dilihat peningkatan dalam
pertumbuhan tumor tersebut, perlu dicurigai bahwa kemungkinan tumor
besar itu bersifat neoplastik dan dapat dipertimbangkan untuk pengobatan
operatif. Apabila terdapat nyeri, maka dapat diberikan obat-obatan
simptomatik seperti penghilang nyeri NSAID (1,3,4)
2. Operasi
Jika kista membesar, maka dilakukan tindakan pembedahan, yakni
dilakukan pengambilan kista dengan tindakan laparoskopi atau laparotomi.
Laparoskopi digunakan pada pasien dengan kista benigna, kista fungsional
atau simpleks yang memberikan keluhan. Laparotomi harus dikerjakan pada
12
pasien dengan resiko keganasan dan pada pasien dengan kista benigna yang
tidak dapat diangkat dengan laparaskopi. Tindakan operasi pada tumor
ovarium neoplastik yang tidak ganas ialah pengangkatan tumor dengan
mengadakan reseksi pada bagian ovarium yang mengandung tumor, akan
tetapi jika tumornya besar atau ada komplikasi perlu dilakukan
pengangkatan ovarium, biasanya disertai dengan pengangkatan tuba. Jika
terdapat keganasan, operasi yang lebih tepat ialah histerektomi dan
pengangkatan tuba bilateral. (1,3,4)
Biasanya kista yang ganas tumbuh dengan cepat dan pasien
mengalami penurunan berat badan yang signifikan. Akan tetapi kepastian
suatu kista itu bersifat jinak atau ganas jika telah dilakukan pemeriksaan
Patologi Anatomi setelah dilakukan pengangkatan kista itu sendiri melalui
operasi. Biasanya untuk laparoskopi diperbolehkan pulang pada hari ke-3
atau ke-4, sedangkan untuk laparotomi diperbolehkan pulang pada hari ke-8
atau ke-9.(1,3,4)
Indikasi umum operasi pada tumor ovarium melalu screening USG
umumnya dilakukan apabila besar tumor melebihi 5cm baik dengan gejala
maupun tanpa gejala. Hal tersebut diikuti dengan pemeriksaan patologi
anatomi untuk memastikan keganasan sel dari tumor tersebut.(1,3,4)
K. Prognosis
13
BAB III
KESIMPULAN
Kista adalah pembesaran suatu organ yang di dalam berisi cairan seperti
balon yang berisi air. Pada wanita organ yang paling sering terjadi kista adalah
ovarium. Berdasarkan sifat kista dapat bersifat fisiologis dan patolgis.
Berdasarkan tingkat keganasannya, kista dibedakan menjadi dua macam, yaitu
kista non-neoplastik dan kista neoplastik Pemeriksaan untuk kista dapat di
lakukan dengan USG dan dengan Laparoskopi. Prognosis kista jinak sangat
baik.
14
DAFTAR PUSTAKA
15