Anda di halaman 1dari 10

Laporan Best Pratice Model Pengelolaan

Komponen Pengembangan Sekolah

SMK : Negeri 3 Cimahi


Kecamatan : Cimahi Utara
Kabupaten/Kota : Cimahi
Provinsi : Jawa Barat

TAHUN 2019

KOMPETENSI KEAHLIAN:

1. Tata Boga
2. Tata Busana
3. Akomodasi Perhotelan
4. Otomatisasi dan Tata Kelola Perkantoran
5. Multimedia
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Pembuatan Laporan Bantuan SMK Yang Direnovasi / Direvitalisasi

Diselenggarakan Oleh :
Direktur Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan

Yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama : Drs. Mulyono,. M.Pd
NIP : NIP. 196009081985031019
(KTP/SIM/KTM/Kartu Pelajar)

Alamat Baros Cimahi


Menyatakan bahwa
1. Laporan Bantuan SMK Yang Direnovasi / Direvitalisasi adalah betul-betul hasil karya
saya

Surat pernyataan ini saya buat dengan sungguh-sungguh.

Cimahi, Oktober 2019

Meterai Rp.6000,-

Drs. Mulyono,. M.Pd


LEMBAR PENGESAHAN PROPOSAL BANTUAN
SMK YANG DIRENOVASI/DIREVITALISASI
SMK NEGERI 3 CIMAHI

Mengetahui;

Kepala Dinas Pendidikan Kepala SMKN 3 Cimahi


Provinsi Jawa Barat

Dr. Ir. Hj. Dewi Sartika M.Si. Drs. Mulyono,. M.Pd


NIP. 196301221986032004 NIP. 196009081985031019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Alloh SWT atas limpahan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya, kami dapat menyusun proposal permohonan Bantuan SMK yang
Direnovasi/Direvitalisasi. Sholawat dan salam semoga tercurahkan kepada Nabi
Muhammad SAW, para keluarga, para sahabat, dan para penerusnya sampai akhir zaman.
Laporan ini penulis susun berdasarkan pengalaman pribadi penulis dalam
menemukan solusi bagi permasalahan yang terjadi di SMKN 3 Cimahi. Melalui laporan best
practice ini penulis ingin berbagi sedikit pengalaman penulis dalam mengatasi permasalah
internal dan eksternal yang penulis hadapi selama menjadi kepala sekolah di SMKN 3
Cimahi. Penulis memberikan penghargaan dan ucapan terima kasih kepada semua pihak,
baik para rekan kerja guru di sekolah maupun para orang tua siwa yang telah menjadi bagian
penting dari terlaksananya best practice ini.
Tujuan yang ingin kami capai dari pelaksanaan kegiatan bantuan dimaksud adalah
berusaha menoptimalkan pelayanan terhadap peserta didik sesuai standar sarana dan
prasarana yang telah dipersyaratkan BNSP dalam bidang sarana prasarana.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh sebab itu
penulis berharap saran dan masukan dari berbagai pihak agar dapat dijadikan sebagai bahan
penyempurnaan di masa yang akan datang.
Semoga laporan ini dapat memberikan manfaat dan sumbangan yang berarti bagi
peningkatan kualitas pendidikan.
Abstrak

Siswa Sekolah Menengah Kejuruan diprogram untuk berkomitmen pada ketrampilan


khusus (specific) tertentu sehingga ia dapat lebih berkonsentrasi pada usaha untuk mengasah
dan mengembangkan ketrampilan itu. Semakin khusus ketrampilan alumni SMK, semakin
mudah ia mengembangkan ketrampilan itu.
Seiring perkembangan jaman, keterampilan alumni SMK harus selalu ditingkatkan
(upgrade) mengikuti kebutuhan Dunia industri. Perkembangan Dunia Industri begitu masif
seiring dengan perkembangan teknologi yang begitu cepat. Sekolah Menengah Kejuruan
yang tidak menyesuaikan dengan perkembangan Dunia Industri akan menyebabkan
tamatannya sulit untuk diterima bekerja. Mengantisipasi agar tamatan Sekolah Menengah
Kejuruan tidak menganggur, sekolah harus senantiasa berusaha membuat inovasi
menyelaraskan kompetensi lulusannya dengan kebutuhan dunia industri.
Menjembatani antara kebutuhan pihak industri dengan kompetensi lulusan SMK.
Pemerintah melalui Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) membuat standarisasi
pengelolaan sekolah berupa delapan standar nasional pendidikan untuk SMK/MAK.
Pengelolaan sekolah di SMKN 3 Cimahi selalu berusaha untuk selalu berpatokan
kepada delapan standar nasional pendidikan untuk SMK/MAK. Komponen delapan standar
nasional pendidikan untuk SMK/MAK yang masuk skala prioritas pertama untuk dilakukan
revitalisasi di SMKN 3 Cimahi adalah komponen standar sarana dan prasarana.
Animo masyarakat di sekitar Kota Cimahi untuk menyekolahkan anaknya di SMKN
3 Cimahi tiap tahun selalu meningkat signifikan. Sementara sarana dan prasarana untuk
jurusan tertentu seperti Multimedia dan Tata Busana jauh dari kondisi ideal untuk
penyelenggaraan sistem pembelajaran sesuai standar yang dibutuhkan oleh Dunia Industri.
Berkaca dari permasalahan tersebut di atas. SMKN 3 Cimahi memprioritaskan
revitalisasi sarana dan prasarana di jurusan Multimedia dan Tata Busana untuk mengatasi
kesenjangan anatara kebutuhan industry dan dunia kerja berupa pembangunan ruang
Laboratorium dan ruang kelas sesuai standar kebutuhan yang dipersyaratkan oleh Dunia
Industri, nantinya bermuara kepada terbangunnya MoU kerjasama dengan pihak industry
untuk menyelenggarakan teaching factory diantaranya adalah dunia industri
menyelenggarakan pembelajaran di lingkungan sekolah.
Daftar isi
Daftar table
Daftar gambar
Lampiran
BAB I
Pendahuluan

A. Latar Belakang
Mengacu pada Undang-Undang Nomor 20 tentang Sistem Pendidikan Nasional
Nasional Bab I Ketentuan Umum Pasal 1 ayat 8 menyatakan bahwa jenjang pendidikan
formal di Indonesia terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan
tinggi. Jenis pendidikan yang dapat diperoleh oleh peserta didik dapat bervariasi sesuai
dengan minat dan bakatnya, jenis pendidikan mencakup pendidikan umum, kejuruan,
akademik, profesi, vokasi, keagamaan, dan khusus.
Penyelenggara pendidikan kejuruan untuk jenjang pendidikan menengah formal
dibebankan kepada Sekolah Menengah Kejuruan dan Madrasah Aliah Kejuruan, sebagai
lanjutan dari SMP/MTs atau bentuk lain yang sederajat atau lanjutan dari hasil belajar yang
diakui sama/setara SMP/MTs.
Siswa Sekolah Menengah Kejuruan diprogram untuk berkomitmen pada ketrampilan
khusus (specific) tertentu sehingga ia dapat lebih berkonsentrasi pada usaha untuk mengasah
dan mengembangkan ketrampilan itu. Semakin khusus ketrampilan alumni SMK, semakin
mudah ia mengembangkan ketrampilan itu.
Keterampilan yang dimiliki oleh siswa di Sekolah Menengah Kejuruan merupakan
bekal untuk masuk ke dunia kerja. Hal ini sesuai dengan yang tercantum dalam Undang-
Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003 pasal 15, dikatakan bahwa
pendidikan menengah kejuruan bertujuan untuk menyiapkan peserta didik terutama untuk
bekerja dalam bidang tertentu.
Semakin banyak lulusan Sekolah Menengah Kejuruan terserap dunia kerja formal akan
meringankan kerja pemerintah dalam mempercepat pembangunan nasional. Atau
sebaliknya apabila tamatan Sekolah Menengah Kejuruan kebanyakan menganggur akan
semakin membebani pemerintah dalam mempercepat pembangunan nasional.
Usaha untuk meningkatkan daya saing lulusan Sekolah Menengah Kejuruan agar
terserap Dunia Industri, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengeluarkan Instruksi Presiden
(Inpres) Nomor 9 Tahun 2016 tentang Revitalisasi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
dalam rangka Peningkatan Kualitas dan Daya Saing Sumber Daya Manusia (SDM)
Indonesia. Inpres tersebut dikeluarkan pada tanggal 9 September 2016 di Jakarta dan
ditujukan kepada 12 Menteri Kabinet Kerja (termasuk Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan), 34 Gubernur, dan Kepala Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP).
Perkembangan Dunia Industri begitu masif seiring dengan perkembangan teknologi
yang begitu cepat. Sekolah Menengah Kejuruan yang tidak menyesuaikan dengan
perkembangan Dunia Industri akan menyebabkan tamatannya sulit untuk diterima bekerja.
Mengantisipasi agar tamatan Sekolah Menengah Kejuruan tidak menganggur. Sekolah
harus senantiasa berusaha membuat inovasi menyelaraskan kompetensi lulusannya dengan
kebutuhan dunia industri.
Pemerintah melalui Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) membuat standarisasi
pengelolaan sekolah berupa delapan standar nasional pendidikan untuk SMK/MAK. Terdiri
dari : Standar Kompetensi Lulusan, Standar Isi, Standar Proses, Standar Pendidikan dan
Tenaga Kependidikan, Standar Sarana dan Prasarana, Standar PengelolaanStandar
Pembiayaan Pendidikan,Standar Penilaian Pendidikan.
Pengelolaan sekolah dalam mewujudkan Link and Match antara Tamatan Sekolah
dengan kebutuhan Dunia Industri akan mudah teralisisasi apabila selalu mempertimbangkan
pengembangan delapan standar nasional pendidikan untuk SMK/MAK yang telah
ditetapkan oleh Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP)
Pengembangan Komponen standar sarana dan prasarana merupakan skala prioritas
pertama di SMKN 3 Cimahi untuk jurusan Multimedia dan Tata Busana yang perlu untuk
direvitalisasi.
Dunia Industri dinamis bergerak sejalan dengan perkembangan teknologi yang
bergulir begitu cepat. Pengadaan laboratorium dan ruang kelas sesuai standar yang
digunakan oleh Dunia Industri merupakan sesuatu kebutuhan yang keberadaanya tidak bisa
ditawar lagi.
Keberadaan laboratorium yang sesuai dengan standar yang digunakan oleh industry
akan bermuara kepada peningkatan kompetensi keterampilan siswa. Tamatan (output) dari
SMKN 3 Cimahi lebih mudah terserap oleh Dunia Industri karena sudah sesuai kebutuhan.
Pihak sekolah memiliki bargaining position yang kuat untuk mengajukan kepada pihak
industri agar menyelenggarakan pendidikan di lingkungan sekolah berupa model
pembelajaran teaching factory Production Based Education and Training (PBET),
keuntungan bagi sekolah nantinya bisa menjamin kompetensi yang dimiliki oleh siswa
sesuai kebutuhan industry karena keterampilan yang diperoleh didapat dengan adanya
pengetahuan pembuatan produk nyata yang dibutuhkan dunia kerja (industri dan
masyarakat), berupa pengerjaan order pesanan yang diterima industri untuk di kerjakan oleh
siswa di lingkungan sekolah tempat siswa belajar.
Berdasarkan permasalahan tersebut di atas. Pengelola SMKN 3 Cimahi sebagai
sekolah yang dapat bantuan revitalisasi dari Direktur Pembinaan Sekolah Menengah
Kejuruan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan memprioritaskan untuk pengadaan Laboratorium Multimedia dan ruang praktik
Tata Busana sesuai dengan kebutuhan dunia industri.

B. Identifkasi Masalah Laporan Best Pratice Model pengelolaan komponen


pengembangan sekolah
Berdasarkan pemaparan pada latar belakang, maka penulis menarik beberapa
permasalahan pokok di SMKN 3 Cimahi yaitu :
1. Kesenjangan antara kompetensi tamatan SMKN 3 Cimahi dengan kompetensi
keterampilan yang dibutuhkan oleh pihak Industri.
2. Keterbatasan infrastruktur sarana prasarana sekolah untuk mengakomodasi pengalaman
belajar sesuai yang dipersyaratkan oleh dunia kerja.

C. Tujuan Laporan Best Pratice Model pengelolaan komponen pengembangan


sekolah

D. Manfaat Laporan Best Pratice Model pengelolaan komponen pengembangan


sekolah

Anda mungkin juga menyukai