SKRIPSI
LUTHER PHINDO
1110102000049
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Farmasi
LUTHER PHINDO
1110102000049
Kata kunci : Ekstrak etanol 96% kulit batang nangka, asam glikolat, niasinamida,
gel masker peel-off.
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan kita berbagai
macam nikmat, sehat, iman islam, rezeki, kekuatan, petunjuk,serta rahmat kasih
sayangNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Formulasi
dan Evaluasi Fisik Masker Peel off yang Mengandung Ekstrak Etanol 96% Kulit
Batang Nangka, Asam Glikolat dan Niasinamida. Shalawat serta salam semoga
tercurah selalu kepada nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabat
hingga akhir zaman.
Penulisan skripsi ini dilakukan dalam rangka memenuhi tugas akhir
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Farmasi pada Fakultas
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Program Studi Farmasi UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta. Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai
pihak, dari masa perkuliahan sampai pada penyusunan skripsi akan sangatlah sulit
untuk menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan
terimakasih yang tak terhingga kepada :
1. Ibu Nelly Suryani, PhD., Apt selaku pembimbing I yang telah memberikan
waktu, motivasi, pikiran dan bimbingan selama penelitian dan penyusunan
skripsi.
2. Ibu Afriani Rahma, M.Farm., Apt (alm) selaku pembimbing II yang telah
sempat memberikan waktu, motivasi, pikiran dan bimbingan selama
penelitian penyusunan skripsi dan semoga ibu tempatkan disyurganya
Allah.
3. Bapak Yardi, Ph.D., Apt selaku ketua Prodi Studi Farmasi Fakultas
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Seluruh Staf dan keluarga besar UIN Syarif Hidaytullah Jakarta pada
umumnya dan segenap pengajar farmasi pada khususnya yang telah
memberi bimbingan dan bantuan selama saya menempuh pendidikan di
Prodi Studi Farmasi FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Penulis menyadari skripsi ini jauh dari sempurna, namun demikian penulis
berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi masyarakat.
Wassalamu’alaikumWr. Wb
Penulis
Tabel 2.1 Hasil Uji Parameter Spesifik dan Non Spesifik Ekstrak ................. 9
Tabel 2.1 Hasil Penapisan Fitokimia ............................................................. 10
Tabel 3.1 Formulasi Sediaan Masker Peel Off .............................................. 20
Tabel 4.1 pH Sediaan Masker Peel-Off........................................................... 26
Tabel 4.2 Pengujian pH Stabilitas .................................................................. 27
Tabel 4.3 Pengujian Daya Sebar Pada Suhu (40±20C) ................................. 29
Tabel 4.4 Pengujian Stabilitas Waktu Mengering........................................... 30
Tabel 4.5 Pengujian pH Cycling Test ............................................................ 31
Tabel 4.6 Pengujian Waktu Sediaan Mengering ............................................ 32
Tabel 4.7 Pengujian Daya Sebar .................................................................... 33
terhadap cahaya dan larut dalam air, tidak toksik meskipun dalam jumlah besar
serta bersifat higroskopik ringan (suka air). Mekanisme asam glikolat adalah
mengatur pembentukan stratum korneum baru dengan mengurangi kohesi seluler
antarkeratinosit sehingga sel mudah terlepas dan mengurangi ketebalan stratum
korneum (Budiningsih, 2005).
Selain itu niasiamida merupakan vitamin yang memiliki aktivitas
menghambat transfer melanosom ke keratinosit. Niasinamida juga mampu
meningkatkan fungsi penghalang lapisan kulit sehingga meningkatkan resistensi
kulit terhadap lingkungan dari senyawa yang dapat merusak seperti surfaktan,
pelarut, dan dapat mengurangi iritasi, inflamasi, dan kekasaran di mana dapat
menyebabkan penuaan pada kulit (Bissett, 2009).
Polimer yang digunakan sebagai basis dalam sediaan masker peel-off
adalah polivinil alkohol (PVA). PVA dapat menghasilkan gel yang cepat
mengering dan membentuk lapisan film yang transparan, kuat, plastis dan melekat
baik pada kulit (Rekso, 2007). Namun, salah satu yang berpengaruh terhadap
karakteristik fisik masker peel-off yang dihasilkan adalah variasi konsentrasi
ekstrak etanol 96% yaitu F(1) 1%, F(2) 3%, F(3) 5% dan F(0) tanpa ekstrak, yang
ditambahkan ke dalam formula. Berdasarkan latar belakang di atas, maka akan
dilakukan penelitian mengenai formulasi dan evaluasi fisik masker peel-off yang
mengandung ekstrak etanol 96% kulit batang nangka, asam glikolat dan
niasinamid yang memiliki karakteristik fisik masker peel-off yang baik.
variasi konsentrasi ekstrak etanol 96% F(1) 1%, F(2) 3%, F(3) 5% dan F(0) tanpa
ekstrak etanol 96% kulit batang nangka
1.4 Hipotesis
Masker peel-off yang mengandung konsentrasi ekstrak etanol 96% kulit
batang nangka, asam glikolat dan niasinamid memiliki karakteristik fisik yang
baik.
H3(PMo13O40)
+ atau
H3PO4(MoO3)13
H2(PMo13O40)
++ +
Pereaksi Folin-
Ciocalteu Kompleks
Senyawa Fenolat molybdenum-
Kuinon blue
Gambar 2.4 Reaksi Folin Ciocalteu dengan Senyawa Fenol (Folin, 1944)
kompleks berwarna biru yang dapat diukur pada panjang gelombang maksimum.
Pereaksi ini mengoksidasi fenolat atau gugus hidroksi fenolik mereduksi asam
heteropoli (fosfomolibdat-fosfotungstat) yang terdapat dalam pereaksi Folin
Ciocalteau menjadi suatu kompleks molibdenum tungsten. Senyawa fenolik
bereaksi dengan reagen Folin Ciocalteau hanya dalam suasana basa agar terjadi
disosiasi proton pada senyawa fenolik menjadi ion fenolat. Untuk menciptakan
kondisi basa digunakan Na2CO3 15%. Warna biru yang terbentuk akan semakin
tua, setara dengan konsentrasi ion fenolat yang terbentuk; artinya semakin besar
konsentrasi senyawa fenolik maka semakin banyak ion fenolat yang akan
mereduksi asam heteropoli (fosfomolibdat-fosfotungstat) menjadi kompleks
molibdenum-tungsten sehingga warna biru yang dihasilkan semakin tua (Alfian,
2012).
Penentuan kadar fenolat total digunakan standar asam galat. Hal ini
dikarenakan asam galat lebih stabil untuk membuat standar. Selain itu asam galat
juga merupakan senyawa fenolat dan memiliki aktivitas antioksidan yang kuat
(Nurhayati, 2012). Asam galat merupakan turunan dari asam hidroksibenzoat
yang tergolong asam fenol sederhana (Singleton, 1965). Asam galat merupakan
senyawa polifenol yang terdapat di hampir semua tanaman, kandungan fenol asam
organik ini bersifat murni dan stabil (Vermerris, 2006).
Asam glikolat merupakan asam yang diperoleh dari tebu. Tanaman tebu
(Saccharum officinarum L) adalah satu anggota familia rumput-rumputan
(Graminae) yang merupakan tanaman asli tropika basah, namun masih dapat
tumbuh baik dan berkembang di daerah subtropika, pada berbagai jenis tanah dari
daratan rendah hingga ketinggian 1.400 m diatas permukaan laut. Batang tebu
mengandung air gula yang berkadar sampai 20%, yang menjadi sumber dari asam
glikolat (Budiningsih, 2005).
2.4. Niasinamida
Niasinamida berupa serbuk kristal putih atau hampir putih atau kristal tak
berwarna dan tidak berbau. Larut dalam 1 : 1,5 air, 1:10 air mendidih, 1:5,5 dalam
alkohol dehidrasi, dan larut dalam gliserol. Vitamin ini sangat stabil terhadap
panas, cahaya, oksigen dan kelarutannya dalam air juga mempermudah formulasi
niasinamida sebagai bahan pelembab (Draelos, 2000). Larutan 5% dalam air
memiliki pH 6,0-7,5 (Sweetman, 2009). Namun, untuk mencegah hidrolisis
menjadi asam nikotinat yang dapat menyebabkan merah, maka dalam formulasi
dapat dipilih pH 4-7 (Bissett, 2009).
Niasinamida mampu meningkatkan fungsi penghalang lapisan kulit
sehingga meningkatkan resistensi kulit terhadap lingkungan dari senyawa yang
dapat merusak seperti surfaktan, pelarut, dan dapat mengurangi iritasi, inflamasi,
dan kekasaran dimana dapat menyebabkan penuaan pada kulit. Selain itu, vitamin
ini dapat meningkatkan kandungan air pada lapisan tanduk, antigaris halus,
noniritan pada kulit dan mata pada konsentrasi sampai dengan 10%, serta
digunakan dalam kosmetik pada konsentrasi hingga 7% (Rowe, 2009).
PVA adalah polimer yang paling umum digunakan sebagai membrane
karena salah satu sifatnya, yaitu hidrofilik. PVA dapat larut dalam air dengan
bantuan panas yaitu pada temperature diatas 900C, pada suhu kamar PVA
berwujud padat, lunak dalam pemansan, kemudian elastis seperti karet dan
mengkristal dalam proses. PVA memiliki berat molekul 85.000-146.000,
mempunyai temperature transisi gelas (Tg) sebesar 850C, dan temperature leleh
(Tm) sebesar 228-256 0C, (Perry, 1997).
PVA komersial mengandung pengotor berupa gugus keton yang terisolasi
yang mungkin membentuk ikatan asetal dengan gugus hidoksil dari rantai lain
sehingga molekul cabangnya membentu kikatan crosslink. Membran PVA
mempunyai sifat sangat mudah mengembang (swelling) jika berinteraksi dengan
air. Hal ini disebabkan karena gugus –OH sehingga membrane bersifat hidrofilik,
molekul-molekul air akan berinteraksi dengan membrane melalui pembentukan
hidrogen. Gugus hidroksil yang terdapat pada rantai polimer menyebabkan
membran PVA bersifat polar. Sifat hidrofilik dan kepolaran membrane akan
menentukan selektivitas dan fluks membrane pada proses pervaporasi campuran
organic-air, (Jie, 2003).
tak berwarna atau bubuk kristal putih. Zat ini tidak berbau atau hampir tidak
berbau (Rowe, 2009).
2.6.3. Gliserin
2.6.4. Tween 80
Gel sebaiknya memiliki pH yang sesuai dengan pH kulit yaitu 4,5-6,5 karena
jika gel memiliki pH yang terlalu basa akan menyebabkan kulit yang bersisik,
sedangkan jika pH terlalu asam maka yang terjadi adalah menimbulkan iritasi
kulit (Djajadisastra, 2004).
d. Uji Stabilitas
Stabilitas didefinisikan sebagai kemampuan suatu produk obat atau kosmetik
untuk bertahan dalam batas spesifikasi yang diterapkan sepanjang periode
penyimpanan dan penggunaan untuk menjamin identitas, kekuatan, kualitas dan
kemurnian produk. Definisi sediaan kosmetik yang stabil yaitu suatu sediaan
yang masih berada dalam batas yang dapat diterima selama periode waktu
penyimpanan dan penggunaan, dimana sifat dan karakteristiknya sama dengan
yang dimilikinya saat dibuat (Djajadisastra, 2004).
Ketidak stabilan fisika dari sediaan ditandai dengan adanya perubahan
warna, timbul bau, pengendapan suspensi atau caking, perubahan konsistensi dan
perubahan fisik lainya (Djajadisastra, 2004). Nilai kestabilan suatu sediaan
farmasetika atau kosmetik dalam waktu yang singkat dapat diperoleh dengan
melakukan uji stabilitas dipercepat. Pengujian ini dimaksudkan untuk
mendapatkan informasi yang diinginkan dalam waktu sesingkat mungkin dengan
cara menyimpan sediaan sampel pada kondisi yang dirancang untuk mempercepat
terjadinya perubahan yang yang biasa terjadi pada kondisi normal. Jika hasil
pengujian suatu sediaan pada uji dipercepat diperoleh hasil yang stabil, hal itu
menunjukkan bahwa sediaan tersebut stabil pada penyimpanan suhu kamar
selama setahun. Pengujian yang dilakukan pada uji dipercepat yaitu cycling test.
Uji ini merupakan simulasi adanya perubahan suhu setiap tahun bahkan setiap
harinya selama penyimpanan produk (Djajadisastra, 2004).
3.2.2 Bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain, PVA (Brataco,
Indonesia), ekstrak kulit batang nangka (Bogor, Indonesia), asam glikolat
(Brataco, Indonesia), niasinamida (Brataco, Indonesia), gliserin
(Brataco,Indonesia), Metil Paraben (Brataco,Indonesia), tween 80 (Brataco,
Indonesia), etanol 96% (Brataco, Indonesia), dan aquadest.
3.3.3.4 Pengujian pH
Pengukuran pH sediaan dilakukan dengan menggunakan pH meter.
Sejumlah gel masker peel-off dimasukan pada alat pH meter (Tranggono, 2007).
membentuk lapisan film dari gel masker peel-off dengan menggunakan stop watch
(Lestari, 2013).
Gel masker peel-off secara organoleptis pada F(1), F(2) dan F(3) yang
mengandung ekstrak berwarna coklat, sedangkan formula gel masker peel-off
yang tidak mengandung ekstrak kulit batang nangka F(0) terlihat jernih (tidak
berwarna). Adapun konsistensi warna yang dihasilkan pada F(3) warna coklatnya
lebih tua dibandingkan F(1) dan F(2). Hal ini dikarenakan meningkatnya
konsentrasi ekstrak etanol 96% kulit batang nangka yang ditambahkan pada
masker peel-off, juga meningkatkan warna coklat yang dihasilkan, sedangkan
pada F(0) tidak mengandung ekstrak etanol 96% kulit batang nangka terlihat
jernih. Keempat gel masker peel-off yang dihasilkan berbau etanol karena adanya
kandungan etanol dalam formula dengan konsentrasi yang cukup tinggi, yaitu
15%, dan keempat formula yang dihasilkan berbentuk gel (Septiani, 2011).
F (0) F (1)
F (2) F (3)
Gambar 4.2 Pengujian Homogenitas
F (0) ±4,055
F (1) ±4,175
F (2) ±4,380
F (3) ±4,495
Nilai pH dari keempat sediaan gel masker peel-off berkisar antara 4,055
sampai 4,495. Sediaan gel yang tidak mengandung ekstrak memiliki pH yang
lebih asam dibandingkan dengan sediaan yang mengandung ekstrak. Hal ini
mungkin dipengaruhi dari penambahan ekstrak dimana pH ekstrak kulit batang
nangka tersebut bersifat basa yaitu 6,23 dalam etanol. Dari data yang dihasilkan,
nilai pH keempat sediaan gel masih berada dalam rentang pH yang dibolehkan
oleh badan pom yaitu pH >3,5 untuk sediaan yang mengandung asam glikolat.
Sediaan topikal sebaiknya memiliki pH yang sesuai dengan pH kulit yaitu 4,5 –
6,5 karena jika gel memiliki pH yang terlalu basa maka dapat menyebabkan kulit
menjadi kering, sedangkan jika pH terlalu asam akan menimbulkan iritasi kulit.
Sediaan gel masker peel-off bersifat lebih asam dengan adanya kandungan asam
glikolat, namun sediaan gel masker peel-off tidak menyebabkan iritasi karena
penggunaannya tidak terlalu lama (±30 menit) dan yang dihasilkan juga
mendekati pH kulit (Tranggono, 2007).
Pengujian daya sebar setelah disimpan selama 21 hari pada suhu dingin
0
(4±2 C) dan suhu ruang (27±20C) masih relatif stabil, sedangkan pada suhu tinggi
(40±20C) daya sebarnya semakin meningkat. Hal ini disebabkan karena
penurunan viskositas pada sediaan. Data pengujian daya sebar dapat dilihat pada
Lampiran 7 hal 46.
Tabel 4.3 Pengujian Daya Sebar Pada Suhu (40±20C)
Diameter Daya Sebar Gel (Cm)
Beban
F0 F1 F2 F3
F(1) 26,21
Suhu Panas (40±20C)
F(2) 27,43
F(3) 29,01
F(0) 25,03
F(1) 25,59
Suhu kamar (27±20C)
F(2) 27,45
F(3) 28,33
F(0) 27,03
F(1) 28,14
Suhu Dingin (4±20C)
F(2) 29,30
F(3) 30,54
gel yang terus mengeras dan akhirnya mengakibatkan keluarnya air dari gel
(Brinker, 1990).
Sebelum uji cycling test nilai pH dari keempat sediaan gel masker peel-off
berkisar antara 4,055 sampai 4,495. Setelah pemeriksaan cycling test, nilai pH
dari keempat formula mengalami penurunan. Penurunan nilai pH selama
penyimpanan dapat terjadi karena pengaruh CO2, karena CO2 bereaksi dengan
fasa air sehingga menjadi asam (Septiani, 2011). Namun nilai pH dari keempat
sediaan gel tidak terlalu signifikan masih berada dalam rentang pH normal kulit
yang dibolehkan, sehingga gel yang dihasilkan stabil (Anonim, 2003). Data uji
cycling test dapat di lihat pada Lampiran 3 Hal 34.
5.1 Kesimpulan
Masker peel-off pada beberapa konsentrasi yang mengandung ekstrak
etanol 96% kulit batang nangka (Artocarpus heterophyllus), asam glikolat dan
niasinamida memiliki karakteristik fisik yang baik dan stabil pada suhu 4±20C dan
suhu 27±20C, namun tidak stabil pada penyimpanan suhu tinggi yaitu 40±20C.
Masker peel-off juga memiliki karakteristik daya sebar dan waktu kering yang
baik.
5.2 Saran
1. Perlu dilakukan pengujian stabilitas yang lebih lama
2. Perlu dilakukan evaluasi kimia dari masker peel-off yang mengandung
ekstrak etanol 96% kulit batang nangka
3. Perlu dilakukan penelitian mengenai uji efektivitas dan uji iritasi sediaan
masker peel-off ekstrak kulit batang nangka.
DAFTAR PUSTAKA
Budiningsih, Titi Tyas Edi Niken. 2005. ”Perbedaan Efektivitas antara Krim
Asam Laktat 10% dan Asam Glikolat 10 % untuk Perawatan Kulit Kering
pada wanita periode Klimakterium”. Laporan Penelitian tidak diterbitkan.
Undip.
Jie, L., Nguyen, Q., Zhou, J., Ping, Z., (2003), “Poly(vinyl alcohol)/ poly(vinyl
pyrrolidone) interpenetrting polymer network: syntethesis and
pervaporation Properties,” Journal of Applied Polymer Science,
Vol.89,2808-2814.
Li, Danhui. Zimei Wu. Nataly Martini. Jingyuan Wen. 2012. Advanced carrier
systems in cosmetics and cosmeceuticals. New Zealand: School of
Auckland. J. Cosmet. Sci. 62, 549-563
Perry, R.H. and Green, D.W., (1997), Perry’s Chemical Engineer’s Handbooj,
7thed, McGrawHill
Prajapati, Bhupendra. 2010. Crosslinked Chitosan Gel for Local Drug Delivery of
Clotrimazole. Gujarat: Ganpat University.
Rowe, R.C., Paul, J.S., dan Marian, E.Q. 2009. Handbook of Pharmaceutical
Excipients 6thed. Chicago, London: Pharmaceutical Press.
Septiani, S., N. Wathoni, dan S. R. Mita. 2011. Formulasi Sediaan Masker Gel
Antioksidan dari Ekstrak Etanol Biji Melinjo (Gnetum gnemon Linn.).
Jurnal Unpad.1(1): 4-24.
Setijati, M.G. (1995). Paket pelatihan Perawatan Kulit Wajah Tidak Bermasalah.
Bogor: P3GK.
Slavtcheff, C.S. 2000. Komposisi Kosmetik untuk Masker Kulit Muka. indonesia
Patent 2000/0004913.
Smolinske, S.C., 1992, Handbook of Food, Drug and Cosmetic Excipient, 295-
296, CRC Press, USA
Supriyanti, Florentina Maria Titin. 2009. Studi inhibisi ekstrak metanol kulit
batang Artocarpus sp. Dalam mencegah hiperpigmentasi kulit. Bandung:
FMIPA UPI
Sweetman, S.C. (2009). Martindale The Complete Drug Reference (36th ed.).
London: Pharmaceutical Press.
Vernanda Rianti Putri,. 2015. Pengaruh variasi konsentrasi surfaktan Pada ukuran
partikel Dan Efisiensi Penjerapan niosom Yang mengandung Ekstrak
Etanol 96% Kulit batang nangka (Artocarpus heterophyllus. Jakarta:
FKIK, UIN Syarif Hidaytullah.
Lampiran 1
Alur Penelitian
Evaluasi Fisika
Sediaan Gel Masker Peel Off
Pengujian pH
Lampiran 2
Lampiran 3
Kurva Pengujian Viskositas dan Rheologi
Lampiran 4
Sediaan
Lampiran 5
Suhu dingin
Hari Ke 1
40 C
Suhu dingin
Hari Ke 7
40 C
Suhu dingin
Hari Ke 14
40 C
Suhu dingin
Hari Ke 21
40 C
Suhu Ruang
Hari Ke 1
270C
Suhu Ruang
Hari Ke 7
270C
Suhu Ruang
Hari Ke 14
270C
Suhu Ruang
Hari Ke 21
270C
Suhu Ruang
Hari Ke 1
400C
Suhu Ruang
Hari Ke 7
400C
Suhu Ruang
Hari Ke 14
400C
Suhu Ruang
Hari Ke 21
400C
Bentuk Gel sedikit encer Gel sedikit encer Gel sedikit encer Gel sedikit encer
Lampiran 6
Lampiran 7
Lampiran 8
Kurva Stabilitas Viskositas dan Rheologi
Lampiran 9
Waktu Kering
Responden
F (0) F (1) F (2) F (3)
Lampiran 10
Jari – jari (r) daya menyebar gel pada beban 19 gram = 1,70 cm
Luas daya menyebar gel = π x r2 = 3,14 x 1,70 2 = 9,07 cm2
Tabel. Luas Daya Sebar
Luas Daya Sebar Gel (Cm2)
BEBAN
F0 F1 F2 F3
6,15 6,15 6,60 6,15
7,11 7,11 5,76 6,60
0 7,54 7,54 7,16 5,81
8,04 7,11 6,65 5,51
8,81 8,60 7,30 6,65
Rata-rata 7,53 7,30 6,69 6,14
9,07 8,04 7,11 6,38
10,69 8,60 8,04 7,54
19 10,75 9,18 8,09 6,24
10,17 9,07 7,54 6,65
10,75 8,55 9,07 7,16
Rata-rata 10,29 8,69 7,97 6.79
11,34 10,75 9,67 7,16
12,56 12,06 10,86 8,55
39 15,20 10,80 11,34 6,65
12,62 11,34 9,67 7,54
11,94 10,23 9,67 8,04
Rata-rata 12,73 11,04 10,24 7,59
12,00 11,40 10,17 9,73
13,13 12,31 14,51 9,67
59 15,90 15,27 12,00 8,19
12,62 11,94 10,17 8,29
11,94 11,40 11,45 9,73
Rata-rata 13,12 12,46 11,66 9,12
12,31 11,94 11,40 10,86
13,19 11,40 12,88 10,34
79 15,97 15,34 13,39 9,13
18,85 13,85 12,06 9,62
14,58 13,91 12,00 10,29
Rata-rata 14,98 13,29 12,35 10,05
13,20 13,26 12,88 12,06
15,27 15,90 13,91 12,75
99 20,42 21,31 14,51 10,40
22,13 14,51 13,32 10,75
19,70 15,27 14,05 12,12
Rata-rata 18,14 16,05 13,73 11,62
Lampiran 11
0
19 gr 39 gr
gr
59 gr 79 gr 99 gr
Lampiran 12
Sertifikat PVA
Lampiran 13
Bahan-bahan Penelitian
Lampiran 14
Alat-alat Penelitian
Refrigerator Oven