Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

MEKANIKA BAHAN
MENGENAI
“TEGANGAN DAN REGANGAN”

Dosen Pembimbing
Laily Fatmawati, S.T., M.Eng.

Disusun oleh :
NAMA : BAGUS PRASETYO PRIBADI
NIM : 1852010006

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MERDEKA MADIUN
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT Dzat penguasa alam semesta yang telah memberikan
taufiq, rahmat, hidayah serta inayahnya sehingga saya dapat beraktivitas untuk menyusun dan
menyelesaikan makalah yang berjudul “Tegangan Dan Regangan “ ini. Walaupun banyak isi
dari rangkuman karya ilmiah ini saya kutip langsung dari sumber. Tapi saya berharap
karya ilmiah ini dapat membantu dan menambah wawasan saudara-saudari yang ingin lebih
memahami atau mengetahui sekilas tentang “Tegangan Dan Regangan “. Penyusunan makalah
ini bertujuan untuk memenuhi tugas Mekanika Bahan tentang Tegangan Dan Regangan yang
diberikan oleh Ibu Laily Fatmawati, S.T., M.Eng., selaku Dosen Mekanika Bahan.
Makalah ini berisi informasi tentang “Tegangan Dan Regangan “. Yang kami harapkan
pembaca dapat mengertahui berbagai aspek yang berhubungan dengan Mekanika Bahan
yang akan kami bahas ini. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan
demi kesempurnaan makalah ini di masa yang akan datang.
Akhir kata, kami sampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah berperan
serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Tuhan Yang Maha Esa
senantiasa meridhoi segala usaha kita.Amin. Dan akhirnya semoga makalah ini bermanfaat
bagi kita semua terutama bagi pembaca.

Madiun, 25 Maret 2019


Penulis

Bagus Prasetyo P.
BAB 1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tegangan dan regangan adalah konsep yang penting dalam peninjauan baik kekuatan
maupuan kekakuan. Keduanya merupakan konsekuensi yang tidak dapat dipisahkan dari
bekerjanya suatu beban terhadap suatu bahan struktur. Menurut Macdonald (2001) Tegangan
dapat dianggap sebagai sebuah energi yang menahan beban, tegangan adalah gaya dalam
dibagi dengan luas penampang di mana gaya itu bekerja. Oleh karena itu, tegangan adalah gaya
dalam per satuan luas penampang. Hukum Hooke mengatakan bahwa benda yang diregangkan
akan mengalami tegangan dimana tegangan tersebut sebanding dengan pertambahan panjang
benda. Menurut Frick (1978) Tegangan dibagi menjadi dua yaitu tegangan normal dan tegangan
geser, tegangan normal yaitu tegangan yang bekerja dalam arah tegak lurus permukaan
potongan melintang batang dengan notasi σ (tau). Tegangan geser adalah tegangan yang terjadi
akibat ada dua arah gaya yang berlawanan dan tidak lurus bidang suatu benda.

Tujuan
1. Menjelaskan pengertian tegangan
2. Memaparkan jenis-jenis tegangan
3. Menjelaskan pengaplikasian dalam hitungan
BAB II
PEMBAHASAN
Pengertian
Tegangan dan regangan adalah konsep yang penting dalam peninjauan baik kekuatan
maupuan kekakuan. Keduanya merupakan konsekuensi yang tidak dapat dipisahkan dari
bekerjanya suatu beban terhadap suatu bahan struktur. Menurut Macdonald (2001) Tegangan
dapat dianggap sebahai sebuah energi yang menahan beban, tegangan adalah gaya dalam
dibagi dengan luas penampang di mana gaya itu bekerja. Oleh karena itu, tegangan adalah gaya
dalam per satuan luas penampang.

Jenis-jenis Tegangan
A. Tegangan Normal
Menurut Frick (1978) Tegangan dibagi menjadi dua yaitu tegangan normal dan tegangan
geser, tegangan normal yaitu tegangan yang bekerja dalam arah tegak lurus permukaan
potongan melintang batang dengan notasi σ.

a) Sebuah batang berbentuk silinder akan ditarik sebesar P


b) Batang panjangnya sebesar L
c) Maka setelah diberi gaya sebesar P batang sepanjang L akan bertambah sepanjang L + δ
d) Dari hasil tersebut didapatkan rumus

, dimana :
σ = Tegangan normal (Mpa)
P = Gaya normal (N)
A = Luas penampang (mm2)

B. Tegangan Geser
Menurut Frick (1978) Tegangan geser adalah tegangan yang terjadi akibat ada dua arah
gaya yang berlawanan dan tidak lurus bidang suatu benda.
Menurut Gere (2003) Tegangan geser adalah tegangan yang bekerja dalam arah tangensial
terhadap penampang.

Gambar 2.2 Tegangan geser


Sumber: Universitas Pembangunan Jaya

Akibat aksi gaya tarik P, batang dan pengapit akan menekan baut dengan cara tumpu sehingga
menimbulkan tegangan tumpu (bearing stress). Selain itu batang dan pengapit cenderung
menggeser baut dan memotong baut, sehingga timbul tegangan geser (shear stress) pada baut.

Rumus
A. Tegangan Normal

σ = Tegangan normal (Mpa)


N = Gaya normal (N)
P = Gaya normal (N)
A = Luas penampang (mm2)
B. Tegangan Geser

= Tegangan geser rata-rata (Mpa)


D = Gaya sejejer penampang (N)
A = Luas penampang baut (mm2)

Elastis dan Plastis


Jika sebuah benda diberi gaya tarik atau tekan, maka benda tersebut akan meregang
(memanjang atau memendek). Namun jika suatu ketika gaya tersebut dihilangkan, maka benda
tersebut akan kembali seperti semula, keadaan seperti ini disebut elastis, yaitu suatu keadaan
dimana benda kembali dari bentuk deformasinya ketika beban / gaya yang bekerja tersebut
dihilangkan. Contohnya adalah karet gelang, dalam kondisi elastis, besarnya gaya berbanding
lurus dengan besarnya deformasi.
Pada kondisi awal dimana beban bekerja, perpanjangan (deformasi) akan hilang jika
beban dihilangkan. Tapi jika beban terus ditingkatkan sehinga tegangan terus bertambah, maka
pada suatu titik atau batas tertentu, perpanjangannya tidak bisa hilang seluruhnya atau terjadi
regangan permanen. Keadaan dimana terjadi perpanjangan (deformasi) secara permanen adalah
titik leleh, dan tegangan yang mengakibatkannya disebut tegangan leleh.

Gambar 2.3 Grafik hubungan antara tegangan dan regangan


Sumber: kamustekniksipil.blogspot.com
Saat titik leleh ini tercapai, maka hubungan tegangan-regangan sudah tidak linear lagi,
perpanjangan (deformasi) dari benda sudah tidak elastis lagi, tetapi sudah dalam keadaan
plastis, dengan penambahan tegangan dalam keadaan plastis maka pada suatu titik tertentu
perpanjangannya (deformasi) akan mencapai batasnya dinamakan titik batas, dimana saat titik
ini tercapai, tidak ada kenaikan tegangan yang berarti tetapi regangan (deformasi) terus
bertambah, hal ini ditunjukkan dengan garis kurva turun setelah titik batas tercapai. Titik dimana
regangan sudah mencapai runtuh atau putus disebut titik putus / runtuh.

Tabel 2.1 Sifat mekanis baja struktural


Jenis Baja Tegangan putus Tegangan leleh Peregangan
minimum, fu (Mpa) minimum, fy (Mpa) minimum (%)
BJ 34 340 210 22
BJ 37 370 240 20
BJ 41 410 250 18
BJ 50 500 290 16
BJ 55 550 410 13
Sumber : SNI
BAB III
PENUTUP

Demikianlah yang dapat saya sampaikan mengenai materi yang menjadi bahasan
dalam makalah ini, tentunya banyak kekurangan dan kelemahan kerena terbatasnya
pengetahuan kurangnya rujukan atau referensi yang saya peroleh hubungannya dengan
makalah ini Penulis banyak berharap kepada para pembaca yang budiman memberikan kritik
saran yang membangun kepada saya demi sempurnanya makalah ini. Semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi penulis para pembaca khusus pada penulis.

Saran
Dalam pengaplikasiannya pada pembangunan suatu struktur perlu diperhatikan faktor
tegangan yang terjadi, sehingga ketika sebuah struktur tersebut digunakan tidak akan terjadi hal-
hal yang merugikan pengguna maupun pekerja.

Anda mungkin juga menyukai