Teater Bumi
i
Laporan Akhir
Rare Kampanye Bangga (Pride Campaign)
Kawasan Lindung Sungai Lesan
Indonesia
Teater Bumi
ii
DAFTAR ISI
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
Gambar 52. Pelatihan Pembuatan Boneka.................................................................... 73
Gambar 53. Kegiatan kampung ..................................................................................... 74
Gambar 54. Pelatihan Profesional Writing di Bandung .................................................. 75
Gambar 55. Study Banding di Taman Nasional Tanjung Puting Kalteng ....................... 75
Gambar 56. Perbandingan Pengetahuan Mengenai Kawasan (Pre dan Post) ............... 77
Gambar 57. Perbandingan Pengetahuan Mengenai BP Lesan (Pre dan Post) .............. 78
Gambar 58. Perbandingan Perubahan Sikap Mendukung Konservasi Kawasan ........... 80
Gambar 59. Proses Perencanaan Kampung Partisipatif di Merapun dan Merabu ......... 82
Gambar 60. ”Si Mori” Berkunjung ke Sekolah ................................................................ 83
Gambar 61. Thesa Ajak Jaga Hutan .............................................................................. 84
Gambar 62. Anak-anak dan Kalender ........................................................................... 85
Gambar 63. PKK dan Kaos Kampanye.......................................................................... 85
Gambar 64. Jam Dinding Kampanye ............................................................................. 87
Gambar 65. Lokakarya Penyusunan Renstra Lesan 2005 ............................................. 87
Gambar 66. Camat Kecamatan Kelay ........................................................................... 92
Gambar 67. Bupati Ajak Lestarikan Hutan Lesan .......................................................... 138
Gambar 68. Bupati Lepas Lelah di Hutan Lesan ........................................................... 139
Gambar 69. Andil Hutan Lesan – Berau Raih Raksaniyata............................................ 140
Gambar 70. Bupati Berau Ajak Jaga Lingkungan .......................................................... 141
Gambar 71. Bupati Berau Ajak Pertahankan Kawasan Kelay ........................................ 142
Gambar 72. Berburu Pemburu Gaharu di Lesan ........................................................... 143
Gambar 73. Orangutan Menghitung Hari di Hutan Lesan .............................................. 144
Gambar 74. Ketika Sungai Kian Keruh di Lesan ............................................................ 145
Gambar 75. Hutan Sungai Lesan untuk Anak Cucu kita ................................................ 146
Gambar 76. DPRD Sambut Positif Program TNC di Kawasan Lesan ............................ 147
v
DAFTAR TABEL DAN LAMPIRAN
vi
RINGKASAN EKSEKUTIF
Kawasan Lindung Sungai Lesan seluas 12.192 ha (versi RTRWK Berau 2004) atau
11.342,61 (versi Surat Gubernur ke Menhut 2005) merupakan suatu kawasan konservasi,
habitat penting bagi orangutan Kalimantan. Hutan ini bukan hanya menjadi tempat hidup
primata endemik dan langka ini saja akan tetapi juga menjadi kawasan penting bagi
masyarakat yang hidup di sekitarnya. Mengingat pentingnya kawasan ini bagi masyarakat
sekitar kawasan dan aset kebanggaan Kabupaten Berau, maka Kampanye Bangga
difasilitasi The Nature Conservancy telah diimplementasikan untuk mendorong adanya
dukungan publik terhadap konservasi kawasan. Kampanye mensasar populasi 55.320 jiwa
yang mencakup 7 kampung sekitar kawasan dan Tanjung Redeb ibukota Kabupaten Berau.
Kampanye bangga berlangsung selama 12 bulan yaitu April 2008 – April 2009.
Kampanye Bangga di Kawasan Lindung Sungai Lesan dalam penjangkauan target audiens
menggunakan beberapa material komunikasi dan program penjangkauan. Beberapa
material komunikasi yang digunakan diantarnya lagu konservasi, poster, kaos, stiker, fact
sheet, puppet dan lain-lain. Beberapa program sekolah dengan mensasar target audiens
kedua (anak-anak) yaitu pertunjukan panggung boneka dan kostum di sekolah, lokakarya
guru, lomba gambar, seminar PLH dan kemah pelajar. Beberapa program media
diantaranya program dialog interaktif dan PSA, liputan Si Bolang Trans 7 dan liputan
Teropong Indosiar, liputan Kaltim Post dan Tribun Kaltim dan sebagainya. Program
penjangkauan masyarakat lainnya berupa pertemuan kampung, festival seni budaya dalam
rangka HUT RI, kunjungan Bupati Berau dan lain-lain. Program terpenting tentunya untuk
penguatan kapasitas tim kampanye yaitu loka latih public speaking, pelatihan pembuatan
boneka, pelatihan teater serta pendampingan kelembagaan kampung dan masyarakat.
Hasil dari kampanye yaitu telah meningkatkan 46.5% pengetahuan masyarakat mengenai
status dan fungsi kawasan yaitu “hutan lindung” atau “kawasan lindung”; 51,5% target
audiens telah mendengar/mengenal Badan Pengelola (BP) Lesan, hanya saja pada lokasi
target kampanye baru mampu meningkatkan pengetahuan mengenai tugas dan fungsi BP
Lesan yaitu untuk mengatur pengelolaan Kawasan Hutan Sungai Lesan sebesar 21,6%.
Hasil yang berorientasi pada perubahan sikap yaitu meningkat 22,3% dukungan publik
terhadap konservasi Kawasan Lindung Sungai Lesan. Keterlibatan audiens kampanye
dalam upaya perlindungan dan pelestarian Kawasan Lindung Sungai Lesan juga meningkat
dari 71,1% (pre survey Q63) menjadi 88% (post survey Q65). Selanjutnya perubahan yang
berorientasi pada perubahan perilaku yaitu terbangunnya inisiatif dari pemerintah kampung
dan masyarakat untuk melakukan penyusunan tata guna lahan (land use planning) di Sido
Bangen dan penyusunan perencanaan partisipatif masyarakat kampung (P3MK) di kampung
Merapun, Muara Lesan dan Merabu (kampung kontrol kampanye).
Sebagai tindak lanjut dari Kampanye Bangga di Kawasan Lindung Sungai Lesan,
direkomendasikan beberapa hal terkait kelembagaan/pengelolaan yaitu perlunya
mengaktifkan kembali BP Lesan sebagai kunci berjalannya operasional pengelolaan di
lapangan, perlunya unit pengelo kawasan (UP) serta perlunya diupayakan berbagai sumber
pendanaan untuk keberlanjutan operasional pengelolaan, penetapan status kawasan serta
perlunya mendorong marketing dan promosi kawasan lebih luas. Terkait partisipasi
masyarakat dalam pengelolaan kawasan, maka sebagai representasi keterwakilan
masyarakat dalam pengelolaan Pekoka (Petugas Konservasi Kampung) perlu diaktifkan dan
diperkuat kapasitasnya. Dan dalam rangka mengurangi ancaman terhadap kawasan, maka
proses tata ruang kampung dan perencanaan kampung perlu difasilitasi prosesnya sampai
pada tahap optimal dan mendapatkan kesepakatan dan dukungan dari berbagai pihak
vii
pemerintah dan pihak-pihak yang memiliki kepentingan khususnya di 4 kampung sekitar
Kawasan Lindung Sungai Lesan. Terkait dengan program pendidikan konservasi, maka di
tingkat lokal perlu diperkuat dan dijadikan bagian dari strategi penjangkauan yang bersinergi
dengan program Pemerintah Daerah; dengan mengacu pada pendekatan sosial marketing
RARE Pride Campaign, dalam rangka meningkatkan dukungan publik terhadap konservasi
di Kecamatan Kelay khususnya dan Kabupaten Berau umumnya, maka sangat mungkin
program kampanye bangga ini diadopsi dan diaplikasikan dalam skala yang lebih luas.
viii
1 LATAR BELAKANG KAWASAN
1.1 Pendahuluan
Kesadaran dan dukungan yang lemah dari masyarakat lokal membuat beberapa kawasan
dunia yang sangat penting bagi keanekaragaman hayati terancam keberadaannya.
Program peningkatan kesadaran yang terarah dapat membangun konstituen yang
diperlukan untuk membuat perubahan pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat yang
berpihak pada kelestarian ekosistem atau spesies yang terancam. Kampanye bangga
yang merupakan perpaduan pendidikan konservasi secara tradisional dan teknik
pemasaran sosial yang bertumpu pada perubahan perilaku mampu membangkitkan
dukungan dan aksi konservasi dari publik. Penggunaan spesies kunci dan dipadukan
dengan berbagai kegiatan yang menarik dan edukatif menjadi kunci terjadinya perubahan
sikap dan perilaku yang luas dan berdampak menurunnya ancaman terhadap kawasan
konservasi.
Kawasan Lindung Sungai Lesan di Kabupaten Berau Kalimantan Timur merupakan suatu
kawasan konservasi habitat penting bagi orangutan Kalimantan. Hutan ini bukan hanya
menjadi tempat hidup primata endemik dan langka ini saja akan tetapi juga menjadi
kawasan penting bagi masyarakat yang hidup di sekitarnya. Ketergantungan masyarakt
kepada kawasan sekitarnya bukan hanya hasil hutan berupa kayu akan tetapi juga hasil
hutan non kayu dan jasa lingkungan lainnya. Menjaga keutuhan kawasan ini bukan hanya
akan menyelamatkan orangutan akan tetapi juga mempertahankan keberlangsungan
hidup masyarakat yang ada di sekitar kawasan.
Mengingat pentingnya kawasan ini tidak saja bagi masyarakat sekitar kawasan tetapi aset
kebanggaan Kabupaten Berau, maka Kampanye Bangga difasilitasi The Nature
Conservancy telah diimplementasikan. Sasaran kampanye mencakup 7 kampung sekitar
kawasan dan Tanjung Redeb ibukota Kabupaten Berau atau mensasar populasi 55.320
jiwa. Kampanye bangga dengan dukungan berbagai relawan dan mitra telah berlangsung
selama 12 bulan yaitu April 2008 – April 2009.
1
117 º03'00"E 117 º06'00"E 117 º09'00"E 117 º12'00"E
PEMERINTAH DAERAH
#
S KABUPATEN BERAU
#
S
PETA USULAN KAWASAN LINDUNG
SUNGAI LESAN
l ay
USULAN Keterangan
KAWASAN LINDUNG SUNGAI LESAN S
# Desa / Kampu ng
1 75 000 mN
lu
y Ja lan
ge
S
.N Ja lan Lo ggin g
Su nga i
Usula n Kawa sa n Lin dun g Sung ai Lesa n
2 25000
225000
0 1º30 '0 0"N
1 50000
150000
Peta Lokasi
U s u la n K a w a s a n L i n d u n g
1 65 000 mN
S Le s a n
Masyarakat asli Merapun berasal dari suku Dayak Lebo‟, tetapi di kampung ini juga ada
masyarakat pendatang yang berasal dari Bugis, Jawa maupun Melayu. Sido Bangen
merupakan desa bentukan transmigrasi HPHTI dengan perusahaan HTI Belantara
2
Pusaka. Menurut informasi kepala kampung (Bina Swadaya, 2006) tercatat ada 13 suku
dengan jumlah penduduk sekitar 695 jiwa. Luas wilayah Sidobangen yaitu 626,79 km2.
Masyarakat asli desa Lesan Dayak adalah suku Dayak Gaai. Masyarakat pendatang di
Kampung Lesan Dayak adalah orang Berau yang menikah dengan masyarakat Lesan
Dayak, Toraja (2 orang guru SD), suku Dayak Punan, suku Dayak Kenyah dan orang
Timor. Kampung Lesan Dayak terdiri atas 2 RT dengan luas wilayah sekitar 900 ha.
Kampung Muara Lesan merupakan kampung dengan mayoritas penduduknya adalah
orang Berau (suku Melayu) dengan luas wilayah sekitar 34.599 km2. Sedangkan
masyarakat yang dominan di desa Panaan adalah suku Dayak Lebo‟, Merasa dan Long
adalah suku Dayak Kenyah. Sebagian besar dari masyarakat yang hidup di kampung ini
adalah masyarakat peladang. Masyarakat di sekitar kampung di kawasan Hutan Lindung
Sungai Lesan umumnya berpendidikan sekolah dasar, tetapi ada juga yang berpendidikan
SMP, SMA bahkan sarjana (pendatang).
Kawasan Lindung Sungai Lesan merupakan habitat penting bagi orangutan Kalimantan.
Hasil survey The Nature Conservancy tahun 2006 di dalam Hutan Lindung Sungai Lesan
memiliki kerapatan sarang orangutan 1613,6/km dengan kepadatan populasi orangutan
1.5/km2 – 4,64/km2 atau sekitar 150 ekor dari luas kawasan. Hasil evaluasi habitat orang
utan di Kalimantan Timur pada 14 kawasan hutan menunjukkan proporsi habitat orang
utan berkisar antara 25-30% dengan daya dukung 31-344 individu, sedangkan di Berau
dilaporkan telah punah (Meijaard et al. 2001), oleh karenanya Kawasan Lindung Sungai
Lesan menjadi penting keberadaannya.
3
Dalam kawasan HLSL terdapat Sub Daerah Aliran Sungai (DAS) Lesan dan DAS Letak
yang merupakan Sub DAS Kelay yang keberadaannya sebagai penyangga dan sumber
air yang menghidupi masyarakat yang hidup di sepanjang kawasan DAS Kelay. Jika sub-
sub DAS yang terdapat di dalam kawasan ini sehat, maka kehidupan di sepanjang DAS
Kelay juga akan terpelihara.
Hasil survei The Nature Conservancy tahun 2003/2006 diketahui terdapat 45 jenis pohon
pakan primata yaitu jenis pohon Jambu-jambu, Kayu Kacang, Resak, Kayu Arang, Meranti
Merah, Kapur, Keranji, Medang, Kenari, Rengas, Meranti Pandan, Pasang, Meranti
Kuning dan lain-lain. Kawasan HLSL yang merupakan hutan Dipterocarpaceae yang
masih sehat ini memiliki pohon-pohon yang diameternya lebih dari 1 m, paling unik yaitu
ditemukannya ulin yang hidup cukup berkelompok dengan usia ratusan tahun dengan
ukuran diameter hampir mencapai 1 meter.
Satwa dalam kawasan berjumlah sekitar 52 jenis mamalia (18 jenis kekelawar), 118 jenis
burung, 12 amphibi, dan 5 jenis reptil. Beberapa jenis satwa ini diantaranya Orangutan
(Pongo pygmaeus), Owa-owa (Hilobates moulleri), Monyet ekor panjang (Macaca
fascicularis), Bekantan (Nasalis larvatus), Kangkareng hitam (Anthrococerus malayanus),
Biawak (Varanus salvator), Tupai pohon besar (Ratufa affinis sandakanensis) dan bangau
storm (Ciconia Stormi).
Keberadaan masyarakat tradisional seperti suku Dayak Gaai, Dayak Lebo dan Suku
Berau an berbagai suku pendatang yang telah menyatu dengan masyarakat lokal
merupakan kekayaan sosial budaya lain. Aktivitas seperti berladang, berburu, menangkap
ikan dan aktivitas rutin lainnya masyarakat yang tinggal yang di sekitar kawasan
merupakan hubungan keterikatan yang terpisahkan antara hutan dan kehidupan
masyarakat lokal dalam pemanfaatan kawasan ini. Jika dilihat dari inisiatif masyarakat
Dayak Gaai di desa Lesan Dayak yang menyumbangkan hutan adat mereka menjadi
Kawasan Lindung Sungai Lesan, maka hal ini menunjukkan bentuk komitmen yang tinggi
masyarakat lokal demi kelestarian hutan dan demi kehidupan di masa mendatang.
1.2.4 Aksesibilitas
Kawasan Lindung Sungai Lesan dapat dicapai melalui jalan darat dilanjutkan dengan
transportasi air. Jalan darat berjarak sekitar 110 km dari Tanjung Redeb (ibukota
Kabupaten Berau) sampai ke tepian Sungai Kelai di desa Muara Lesan atau (2-2,5 jam
dari Tanjung Redeb) atau sekitar 120 km ke Kampung Long Beliu (2-3 jam dari Tanjung
Redeb), kemudian disambung dengan naik perahu mesin tempel (ketinting) melalui Sungai
Kelai dan Lesan (waktu tempuh 1-1,5 jam ke kawasan). Alternatif lain adalah dengan
menggunakan perahu motor (ketinting atau long boat) dari Tanjung Redeb langsung ke
Kawasan Lindung Sungai Lesan melewati Sungai Kelai (waktu tempuh 6 jam).
4
bulanan >200 mm) terjadi pada bulan Nopember, Desember, Januari dan Maret
sedangkan sisanya merupakan bulan lembab (curah hujan antara 100 s/d 200 mm per
bulan). Curah hujan terendah biasanya terjadi pada bulan Juli sampai September. Rata-
rata jumlah hari hujan per tahun mencapai 161 hari atau rata-rata tiap bulan terjadi 13 hari
hujan. Jumlah hari hujan di bawah rata-rata biasanya terjadi pada bulan Mei sampai
September.
1.2.7 Topografi
Keadaan topografi kawasan sangat penting untuk menentukan status dari kawasan,
seperti diketahui kelas kelerengan di atas 40% merupakan kategori utama untuk menjadi
hutan lindung. Berdasarkan data RePPProT (1987) pada kawasan ini terdapat 10.664 ha
atau sekitar 87 % areal memiliki kelas kemiringan lereng (slope) lebih dari 40%. Dari data
tersebut juga dapat disimpulkan bahwa kemiringan lahan pada kawasan sangat ekstrim.
Kelas kemiringan lahan seperti ini merupakan indikator dari tingkat bahaya erosi akan
sangat berat sehingga kawasan hutan di daerah tersebut sudah seharusnya dijadikan
hutan lindung. Secara rinci luas areal dan kemiringan seperti pada di bawah ini.
Tabel 2. Kelas Kemiringan Lahan (Slope)
Luas
Land System Kelas Lereng Kategori
Ha %
MPS > 60 3,060 25 Sangat curam
MPT 41 – 60 3,233 27 Sangat curam
PDH 41 – 60 4,372 36 Sangat curam
SST 26 – 40 1,085 9 Curam
TWH 16 – 25 443 4 Agak curam
Grand Total - 12,192 100 -
(Sumber:RePProTahun 1987)
Keterangan:
5
MPS : Sistem Lahan Maput Step, Pegunungan ultrabasik dengan lereng sangat curam (M23,
DESAUNETTES) dan mempunyai kelas kemiringan antara 40-75%, jenis dan macam tanah dominan
terdiri dari Podsolik Kandik (Typic Kandiudult).
MPT : Sistem Lahan Maput, Perbukitan sedimen (H33, H32, DESAUNETTES) dengan kelas lereng agak
curam sampai sangat curam antara 26-60 %. Jenis dan macam tanah adalah Podsolik Kandik (Typic
Kandiudult), Podsolik Haplik (Pleudult), Cambisol Eutrik (Oxyaquic Eutropepts).
PDH : Sistem Lahan Pendereh, Pegunungan sedimen (M34, M44, DESAUNETTES), jenis dan macam tanah
dominan terdiri dari Podsolik Kandik (Kandiudult), Podsolik Haplik (Paleudult).
SST : Sistem Lahan Sungai Seratai, Perbukitan batuan ultrabasik dalam kelompok (H82, DESUNETTES)
dengan kelas kemiringan lebih dari 45 %, jenis tanah dominan adalah Podsolik Kandik (Kandiudult),
Podsolik Haplik (Paleudult).
TWH : Sistem Lahan Teweh, perbukitan sedimen (P08, P07, P03, DESUNETTES) dengan kelas lereng
bervariasi antara 9-25%, jenis dan macam tanah dominan adalah Podsolik Haplik (Tropudults)dan
Kamisol Dystrik ( Dystropepts).
Kelas tegakan yang dijumpai di Hutan Sungai Lesan terdiri dari Belukar, Hutan Bekas
tebangan yang masih sehat, Hutan Bekas tebangan terganggu, Hutan Bekas tebangan
sangat terganggu, Hutan Tanaman Industri dengan Perkebunan Karet, Alang-alang dan
Belukar. Ringkasan masing-masing penggunaan lahan di kawasan, yang diperoleh dari
hasil penafsiran citra landsat serta hasil pengecekan di lapangan tahun 1999-2000,
ditunjukkan pada tabel berikut.
Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa kondisi hutan kawasan ini masih sangat baik
(85% hutan bekas tebangan sehat). Data di atas diambil tahun 2000 dan pada saat ini
diperkirakan kondisi hutan semakin baik karena selama 2000-2005 tidak ada aktivitas
yang cukup berat di kawasan ini, selain pengambilan hasil hutan non kayu atau non
timber forest product (NTFP) dan perburuan terbatas oleh masyarakat sekitar. Namun
6
tidak tertutup kemungkinan di masa mendatang akan terjadi kerusakan hutan (khususnya
di sebelah Selatan dan Timur) akibat pembalakan liar (illegal logging) atau konversi hutan
menjadi perkebunan.
7
beragama Islam. Mayoritas masyarakat kampung Lesan Dayak mayoritas beragama
Kristen Protestan (terutama yang berasal dari suku Dayak), sedangkan penduduk
pendatang ada yang beragama Islam. Kampung Muara Lesan merupakan kampung
dengan mayoritas penduduknya suku Berau (suku Melayu) beragam Islam. Masyarakat di
Panaan sebagian besar beragama Islam, Merasa dan Long Beliu sebagian besar
beragama Kristen Protestan.
Kampung Sekitar Kawasan Lindung Sungai Lesan memiliki beberapa lembaga dalam
masyarakat diantaranya adalah: PKK (Pendidikan Kesejahteraan Keluarga), Kelompok
Perempuan Gereja, Kelompok Ibu-ibu Pengajian (Salawat), LPM (Lembaga
Pemberdayaan Masyarakat), BPK (Badan Perwakilan Kampung), Koperasi, Lembaga
Adat dan Kelompok Tani.
Budaya yang ada dalam masyarakat Dayak di sekitar kawasan adalah seni tari, seni
musik, kerajinan tangan dan berbagai jenis bangunan, maupun yang bersifat ritual yang
menjadi suatu kegiatan rutin pada waktu-waktu tertentu. Budaya yang masih berjalan
adalah tradisi/upacara Pesta Panen yang dilakukan setelah panen padi sekitar bulan April
atau Mei. Selain itu, tradisi gosok arang yang dilakukan pada saat menunggal (menanam)
padi sekitar bulan September-Oktober. Kerajinan tangan seperti beledak, seraung (topi
bundar), kebo (ransel dari rotan), ganggang parang, lap (pengganti payung),locong (pisau
raut), tombak dibuat masih untuk memenuhi kebutuhan sendiri.
Masyarakat Kampung Sido Bangen yang bersifat heterogen dan mayoritas pendatang
memiliki beberapa seni pertunjukan diantaranya Jathilan (Kuda Kepang), gamelan, Tarian
Pagellu (Toraja), dan beberapa tarian lainnya. Seni tari, musik dan ritual lainnya di
kampung sekitar kawasan sudah mengalami degradasi sampai punah karena tidak
adanya generasi penerus (tidak diwariskan).
8
1.4 Kondisi Umum Ekosistem Kawasan
1.4.1 Tingkat Bahaya Erosi
Dari survey tingkat bahaya erosi1 diperoleh temuan bahwa Hutan Sungai Lesan
mempunyai tingkat bahaya erosi “sedang” sampai “sangat berat” seperti yang tertera pada
tabel berikut:
Tingginya nilai erosi dalam kawasan tersebut sangat sesuai dengan kriteria kelas bahaya
erosi untuk Hutan Lindung dan penyangga yaitu Kelas IV-V atau nilai erosi antara 60-180
ton/ha/thn dan di atas 180 ton/ha/ton. Dasar perhitungan ini menjadi pertimbangan
penting untuk perubahan status dari Kawasan Budi Daya Non Kehutanan menjadi Hutan
Lindung.
1
Analisis Tingkat Bahaya Erosi dilakukan dengan menggunakan teknik Universal Soil Loss Equation (USLE)
sebagai alat untuk memprediksi bahaya erosi pada suatu tempat bila wilayah tersebut tidak lagi memiliki
hutan.
9
Sebagai tipe ekosistem hutan dataran rendah,
Hutan Lindung Sungai Lesan memiliki susunan
atau struktur vegetasi yang dari tumbuhan bawah
sampai vegetasi strata atas dengan kanopi yang
cukup rapat.
10
Tabel 5. Kerapatan Sarang Orangutan di Beberapa Lokasi
Dari perbandingan hasil ini, dapat disimpulkan bahwa areal hutan Sungai Lesan
merupakan habitat penting bagi keberlanjutan populasi orangutan di Berau dan di dunia.
Angka populasi ini cukup besar bila dibandingkan dengan beberapa kawasan konservasi
lainnya di Indonesia yang telah dijadikan sebagai tempat perlindungan orangutan
Kalimantan.
Pada tahun 1980-an di Kelai Hulu beroperasi HPH PT. Alas Helau yang memiliki ijin
konsesi seluas lebih dari 250.000.- ha yang terletak di sepanjang sungai Kelai dan sungai
Lesan. Pada saat itu Hutan Sungai Lesan termasuk dalam areal HPH PT Alas Helau.
Setelah dilakukan Tata Guna Hutan Kesepakatan (TGHK), sebagian kawasan Hutan
Sungai Lesan yakni seluas 4.462 ha dialihkan menjadi areal Hutan Tanaman Industri
milik PT. Belantara Pusaka (20/KPTS-11/98). PT. Belantara Pusaka ini menanam
beberapa jenis tanaman untuk kebutuhan industri kertas dan perkebunan karet.
Pada tahun 1998 seiring dengan adanya reformasi sistem pemerintahan terjadi pula
perubahan kebijakan pengelolaan kehutanan. Dalam hal ini terjadi penarikan ijin
pengelolaan hutan oleh PT. Alas Helau, dan selanjutnya areal konsesi PT Alas Helau
dijual kepada 5 (lima) perusahaan di bidang perkebunan dan kehutanan yaitu PT. Karya
Lestari, PT. Mahardhika Insan Mulya, PT. Wanabhakti Persada, PT. Amindo dan PT.
11
Aditya. Perusahaan-perusahaan tersebut mulai beroperasi sejak tahun 2001.
Pengelolaan areal oleh perusahaan-perusahaan tersebut diperkuat dengan Keputusan
Gubernur Kalimantan Timur Nomor 050/K.UU3/1999 tanggal 1 Nopember 1999 tentang
Penetapan Hasil Paduserasi antara Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRWP) dengan
TGHK Propinsi Kalimantan Timur dan oleh Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 79/Kpts-
III/2001 tanggal 15 Maret 2001 tentang Penunjukan Kawasan Hutan dan Perairan di
Wilayah Propinsi Kalimantan Timur. Dalam Keputusan Menteri Kehutanan ini juga
disebutkan tentang perubahan fungsi sebagian kawasan menjadi Kawasan Budidaya Non
Kehutanan (KBNK).
Pada tahun 2001 The Nature Conservancy (TNC) mulai mengembangkan program di
Berau berdasarkan nota kesepakatan (Memorandum of Understanding) dengan
Pemerintah Daerah Kabupaten Berau. Kegiatan TNC selain membantu pemerintah dalam
penyusunan rencana tata ruang, juga melakukan berbagai kegiatan survei satwa liar yang
dilindungi terutama Orangutan. Dari survei sarang Orangutan yang dilakukan oleh TNC
bersama tim dari unsur pemerintah dan universitas, di beberapa bagian hutan
Kecamatan Kelai ditemukan jumlah sarang Orangutan yang cukup banyak terutama di
kawasan Sungai Lesan.
Pada acara Lokakarya Ekspose Potensi Orangutan di Berau (1-2 Oktober 2003) muncul
kesepakatan berupa komitmen untuk menyelamatkan habitat dan populasi Orangutan,
yang antara lain dilakukan melalui pembentukan Working Group Orangutan. Tim ini
bertugas menindaklanjuti upaya-upaya penyelamatan habitat Orangutan di Berau
utamanya kawasan Sungai Lesan. Tindak lanjut hasil lokakarya ini, Fakultas Kehutanan
Universitas Mulawarman yang bertindak selaku tim kajian pengelolaan kawasan Sungai
Lesan mengajukan Usulan Penetapan Kawasan Lesan sebagai Kawasan Lindung kepada
DPRD Berau dan Bupati Berau melalui surat nomor 620/J.17.1.24/PG-2003 tanggal 2
Desember 2003. Setelah mendapatkan rekomendasi dari berbagai pihak seperti dari: surat
dari Lembaga Adat dan Pemerintah Kampung Lesan Dayak yang memberitahukan
tentang kawasan tersebut sebagai Wilayah Hutan Adat Lesan Dayak, Sekretariat Daerah
12
a) Konsultasi publik atau musyawarah desa bagi para pihak di Berau yang melibatkan
masyarakat sekitar kawasan, instansi pemerintah terkait, serta pihak swasta yaitu PT.
Mardhika Insan Mulia dan PT. Karya Lestari,
b) Analisa peta Citra Landsat yang menghasilkan temuan berupa kondisi kawasan hutan
di sebelah Utara, Selatan dan Barat di luar Hutan Sungai Lesan saat ini telah kritis.
Kondisi ini berimplikasi pentingnya pelestarian Hutan Sungai Lesan mengingat Hutan
Sungai Lesan menjadi satu daerah penyangga (bufferzone).
c) Penentuan titik ikat batas kawasan
d) mendorong Pemerintah Kabupaten Berau untuk mengusulkan penetapan kawasan ke
Menteri Kehutanan.
Untuk menguatkan status kawasan tersebut, Pemerintah Kabupaten Berau melalui surat
Nomor 522.51/622/DKB-II tanggal 4 Agustus 2005 telah mengajukan Permohonan
Rekomendasi untuk Peninjauan Kembali Status Kawasan Habitat Orangutan di Sungai
Lesan Kecamatan Kelai, Kabupaten Berau, Propinsi Kalimantan Timur kepada Gubernur
Kaltim. Rekomendasi dari Gubernur ini diperlukan untuk memperkuat usulan perubahan
status kawasan ke Menteri Kehutanan RI.
Rekomendasi dari Gubernur tersebut sudah diperoleh dalam bentuk Surat Gubernur
Kalimantan Timur No. 521/9038/EK tanggal 10 Nopember 2005, tentang Perubahan
Kawasan. Dalam surat ini Gubernur mendukung perubahan status kawasan dari Kawasan
Budidaya Non Kehutanan di Kelompok Hutan Sungai Lesan menjadi Kawasan Konservasi
Habitat Orangutan. Dalam surat ini luasan kawasan konservasi yang direkomendasikan
mencapai 11.342,61 hektar dari luasan 12.192 hektar yang diusulkan oleh Bupati Berau.
Menciutnya luasan kawasan konservasi ini disebabkan oleh adanya temuan dari telaah
ulang oleh Dinas Kehutanan Propinsi Kalimantan Timur yang menemukan bahwa
sebagian wilayah konservasi yang semula diusulkan merupakan wilayah IUPHHKT PT.
Belantara Pusaka.
Saat ini proses pengajuan rekomendasi ke Menteri Kehutanan RI masih dalam proses di
Departemen Kehutanan. Dalam proses pengajuan ke Menteri Kehutanan ini, suatu
dinamika telah terjadi di masyarakat dimana saat ini masyarakat menginginkan agar status
kawasan yang ditetapkan oleh Menteri Kehutanan nantinya merupakan suatu bentuk
status yang mampu melindungi hutan yang ada namun tetap menjamin akses masyarakat
terhadap sumberdaya hutan yang ada. Selama ini masyarakat sekitar kawasan juga
mengklaim sebagian wilayah kawasan konservasi tersebut merupakan wilayah kampung
mereka dan mereka telah memanfaatkan berbagai sumberdaya hutan seperti madu,
binatang buruan, tanaman obat-obatan dan lain-lain. Masyarakat merasa khawatir bila
status kawasan tersebut nantinya ditetapkan sebagai kawasan konservasi yang aturan
pengelolaannya relatif kaku (seperti suaka alam), mereka nantinya akan kehilangan akses
terhadap sumberdaya hutan yang ada. Dinamika aspirasi yang berkembang di masyarakat
tersebut sudah seharusnya menjadi bahan pertimbangan bagi Menteri Kehutanan dalam
menentukan status kawasan ini agar pengelolaan hutan yang lestari dapat diwujudkan.
Tingginya interaksi masyarakat dengan Hutan Sungai Lesan maka diperlukan adanya
suatu pola pengelolaan hutan yang mampu mewadahi kepentingan konservasi dengan
kepentingan sosial ekonomi masyarakat, dan hal ini nampaknya sulit dipenuhi bila status
kawasannya berupa Suaka Alam. Oleh karena itu masyarakat mengharapkan status
kawasan ini berupa Hutan Lindung yang aturan pengelolaannya relatif lebih longgar.
Untuk menjamin kelestarian Hutan Lindung ini, salah satu hal yang perlu dikembangkan
adalah pengembangan kesepakatan dalam pemanfaatan sumberdaya hutan secara lestari
13
antara masyarakat dan Badan Pengelola Kawasan Lindung. Hal-hal yang perlu diatur
secara jelas dalam kesepakatan ini guna menjamin kelestarian hutan lindung ini antara
lain: hak dan kewajiban bagi masyarakat dan Badan Pengelola, jenis-jenis sumberdaya
hutan yang bisa dimanfaatkan, cara-cara dan prosedur pemanfaatan/pemanenan
sumberdaya hutan, jumlah sumberdaya hutan yang bisa dimanfaatkan, lokasi atau zonasi
yang boleh dimanfaatkan dan lain-lain.
Salah satu wacana yang berkembang dalam berbagai diskusi tentang status kawasan ini
adalah kawasan ini ditetapkan sebagai “Hutan Lindung dengan fungsi Plus”, dalam hal ini
Hutan Lindung diarahkan untuk mampu mengembangkan fungsi untuk perlindungan
kawasan bawahnya, fungsi perlindungan untuk habitat Orang Utan dan fungsi sosial
ekonomi bagi masyarakat. Dengan status Hutan Lindung Plus ini, kelestarian fungsi
ekologis akan berjalan, sekaligus fungsi sosial ekonomi hutan bagi masyarakat yang
selama ini sudah berjalan juga dapat terjamin.
Dokumen Diskripsi
Nota Kesepakatan antara Pemkab Berau Kerjasama program konservasi dan pengelolaan
dengan The Nature Conservancy April 2002 sumberdaya alam secara lestari di Kabupaten
Berau
SK Gubernur Prop. Kaltim mengenai Forum multi stakeholder dalam rangka pelestarian
pembentukan Working Group Orangutan Orangutan melalui pengelolaan dan konservasi
sesuai SK No. 552.51/K.374/2002 tanggal 30 bersama kawasan habitat Orangutan
Oktober 2002
Surat Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Kelompok kerja yang akan menyiapkan draf
Alam (BKSDA) Kaltim No. 880/BKSDA- program kerja pengelolaan dan konservasi
2.2/2002 tanggal 4 September 2002 bersama kawasan habitat Orangutan di
Kabupaten Berau dan Kutai Timur
Keputusan Musyawarah Hukum Adat Beberapa kepala adat suku Dayak Gaai sebagai
Kampung Lesan Dayak tanggal 24 Oktober penduduk asli Sungai Kelai/Lesan membuat
2002 tentang Wilayah Adat Lesan Dayak kesepakatan dalam mendukung pengelolaan
hutan berbasiskan masyarakat secara lestari
Surat Departemen Energi dan Sumber Daya Usulan dari Dirjen Geologi dan Sumber Daya
Mineral No.1802/40.01/DJG/2003 tanggal 16 Mineral agar bekerjasama dengan The Nature
September 2003 Conservancy dalam menyusun pedoman
pengelolaan zona inti habitat orangutan pada
kegiatan pertambangan
Surat Dinas Perkebunan Kabupaten Berau No. Pemberitahuan bahwa mengacu pada draf
525/352/UT-2003 RTRWK Kabupaten Berau untuk kawasan Habitat
Orangutan tidak diperuntukkan bagi kegiatan
perkebunan skala besar
Surat PMD dan Perekonomian Sekda Sampai saat ini tidak ada usulan-usulan rencana
Kabupaten Berau No. 500/99-PM.IV/2003 investasi perkebunan oleh pihak lain di kawasan
14
Dokumen Diskripsi
tanggal 25 Agustus 2003 tersebut
Rumusan Lokakarya Kawasan Penting Sepakat untuk memasukkan kawasan hutan
Pelestarian Orangutan Kabupaten Berau sungai Lesan sebagai kawasan yang mempunyai
tanggal 1-2 Oktober 2003 nilai konservasi tinggi untuk selanjutnya di bentuk
tim kecil dari berbagai pihak di Berau yang akan
menindak lanjuti hasil lokakarya tersebut
Fakultas Kehutanan Universitas Mulawarman Usulan Pemanfatan Kawasan Hutan Muara Lesan,
1 Oktober 2003 Berau untuk Pendidikan dan Penelitian serta
Pelestarian Lingkungan
Institut Hukum Sumberdaya Alam ( IHSA) Peluang Pengembangan Kebijakan dan Hukum
1 Oktober 2003 Perlindungan Habitat Orangutan dengan skenario
usulan perubahan fungsi kawasan oleh
Pemerintah Daerah ke Menteri Kehutanan, melalui
proses yang harus dilakukan sebagaimana
ketentuan perundangan yang berlaku ( SK
MenteriKehutanan No. 32/Kpts-II/2001 tentang
Kriteria dan Standar Pengukuhan KawasanHutan.
Pusat Litbang Hutan dan Konservasi Alam Estimasi Populasi Orangutan dan Model
(Ahli Peneliti Utama Biologi Satwa Liar- Perlindungannya di Kompleks Hutan Muara Lesan
Primatolgist) 1 Oktober 2003 Berau Kalimantan Timur
Perda No. 4 tahun 2004 tentang Pengelolaan Pengelolaan lingkungan hidup dimaksudkan untuk
Lingkungan Hidup tanggal 29 Mei 2004 tercapainya kelestarian fungsi lingkungan hidup
yang menjamin kepentingan masyarakat
Kabupaten Berau masa kini dan yang akan
datang.
Perda Kabupaten Berau No. 3 tahun 2004 Tentang masuknya kawasan sungai Lesan
tentang Rencana Tata Ruang Wilayah sebagai Kawasan Konservasi Habitat Orangutan
Kabupaten Berau Tahun 2001 – 2011 tanggal sesuai tercantum dalam peta tata ruang
29 Mei 2004
Surat Keputusan Bupati No. 251 2004 Tentang pembentukan Badan Pengelola kawasan
Tanggal 7 Oktober 2004 lindung habitat Orangutan di sungai Lesan yang
dilengkapi dengan fungsi dan peran badan
pengelola, mekanisme pendanaan dan
mekanisme pertanggung jawaban
Keputusan Gubernur Kalimantan Timur Nomor Panitia khusus yang bertugas menyelesaikan
522.5/K.210/2005 tentang Pembentukan tim Ad masalah tata ruang wilayah Hutan Lindung Sungai
Hoc Pengelolaan Kawasan Hutan Lindung di Lesan di Kabupaten Berau dan Hutan Batu Kapur
Lintas Kabupaten Kutai timur dan Kabupaten di Sangkulirang Kabupaten Kutai Timur. Panitia
Berau. Ad hoc ini diketuai oleh Asisten Ekonomi
Pembangunan dan kesejahteraan Sosial Sekda
Propinsi Kalimantan Timur dan instansi terkait
(BPN, Bappeda dan Kehutanan) menjadi anggota
Surat Bupati Berau No. 522.51/622/DKB-II Permohonan rekomendasi kepada Gubernur
tanggal 4 Agustus 2005 tentang Permohonan Kalimantan Timur untuk penetapan Hutan Sungai
Rekomendasi untuk peninjauan kembali Lesan sebagai Kawasan Lindung Perlindungan
perubahan status kawasan habitat Orangutan habitat Orangutan.
di Sungai Lesan, Kecamatan Kelai, Kabupaten
Berau.
Surat DPRD Kabupaten Berau No. Dukungan dari DPRD untuk penetapan Hutan
170/234/DPRD.II/VIII/2005 tanggal 5 Agustus Sungai Lesan sebagai Kawasan Lindung
2005 tentang Dukungan terhadap Permohonan perlindungan habitat Orangutan.
Rekomendasi untuk peninjauan kembali
15
Dokumen Diskripsi
perubahan status kawasan habitat Orangutan
di Sungai Lesan, Kecamatan Kelai, Kabupaten
Berau.
Surat BAPPEDA Prop. Kaltim No. Luas area Hutan Sungai Lesan yang
522/651/B.PSDA & PW/Bapp tanggal 1 direkomendasikan oleh BAPPEDA Prop. Kaltim
September 2005 tentang Advis Teknis menjadi Kawasan Lindung perlindungan habitat
Orangutan adalah 12.344,284 hektar.
Surat Dinas Kehutanan Prop. Kaltim No. Luas area Hutan Sungai Lesan yang
522.21/5634/DK-VIII/2005 tanggal 18 Oktober direkomendasikan oleh Dinas Kehutanan Prop.
2005 tentang Ralat Kaltim menjadi Kawasan Lindung perlindungan
habitat Orangutan adalah 11.342,61 hektar. Selain
itu terdapat 885,45 yang merupakan konsesi
IUPHHKT PT. Belantara Pusaka yang bisa
dijadikan Kawasan Lindung dengan catatan ada
persetujuan dari PT Belantara Pusaka.
Surat Gubernur No. 521/9038/EK yang Rekomendasi untuk Perubahan Kawasan seluas
ditujukan kepada Menteri Kehutanan R I 11.342,61 Ha menjadi Kawasan Perlindungan
tanggal 10 November 2005 mengenai Habitat Orangutan dengan status Hutan Lindung.
Perubahan Kawasan seluas 11.342,61 Ha
Di sisi lain, Kawasan Lindung Sungai Lesan selain dituntut untuk mampu menjalankan
fungsi ekologisnya tersebut, juga dituntut untuk mampu menjalankan fungsi sosial
ekonomi karena selama ini masyarakat sekitar sudah memanfaatkan hutan sebagai
sumber pangan, obat-obatan dan sumber pendapatan mereka. Oleh karenanya
pelestarian Kawasan Lindung Sungai Lesan harus dilakukan dengan mengkombinasikan
pengembangan fungsi ekologis kawasan dengan fungsi sosial ekonominya.
Beberapa potensi yang bisa dikembangkan untuk mendukung aspek sosial ekonomi hutan
antara lain adalah:
Tanaman sumber pangan yang dihasilkan dari hutan antara lain berupa buah-buahan dan
madu. Produk buah-buahan dan madu ini sebagian dikonsumsi dan sebagian dijual.
Bahan kerajinan yang biasa dimanfaatkan oleh masyarakat selama ini antara lain rotan.
Rotan ini diperlukan untuk membuat anyaman dan berbagai barang kerajinan lainnya.
16
Meski demikian dengan semakin memudarnya ketrampilan menganyam rotan, konsumsi
rotan juga semakin menurun. Pemenuhan kebutuhan kayu diharapkan dapat
memanfaatkan sumber kayu dari kawasan lain dengan cara yang legal, mengingat di luar
Kawasan Lindung Habitat Orangutan ini masih terdapat beberapa kawasan yang memiliki
potensi kayu.
b) Wisata Alam
Kabupaten Berau merupakan salah satu kabupaten
yang menjadi kunjungan wisatawan mancanegara
karena terdapat kepulauan Derawan yang
mempesona dengan penyu, terumbu karang dan
spesies lainnya. Apabila wisatawan dapat
menikmati daerah pesisir, sebenarnya mereka juga
dapat dimanjakan dengan wisata di daerah
pedalaman. Sebagai kawasan yang berada di
tengah kawasan hutan yang luas, Kawasan Lindung
Sungai Lesan dan sekitarnya mempunyai beberapa
keistimewaan yang dapat menarik wisatawan, baik
wisatawan domestik maupun Internasional, yang
antara lain meliputi:
Kondisi hutan Dipterocarpaceae yang sehat
berupa hutan primer dan sekunder, masih
menyimpan kekayaan pohon-pohon dengan
diameter yang besar (>1 m) merupakan salah
Gambar 6. Wisata Sungai Lesan
satu pemandangan yang mulai langka di
Kalimantan.
Wisata sungai dengan pemandangan alam yang asri dan indah dengan berjenis
primata seperti bekantan, monyet, dan lutung serta berbagai jenis burung. Selain itu
wisata sungai juga bisa dikaitkan dengan panen ikan ketika musim “ikan naik raja”.
Wisata budaya dengan keberadaan masyarakat asli Dayak, dalam bentuk seni dan
kehidupan tradisional sehari-hari.
Terdapat habitat orangutan, dimana sangat mudah untuk menemukan sarang dan
kemungkinan dapat berjumpa orangutan.
Di sekitar kawasan terdapat wisata petualangan menyusur sungai dan memasuki gua-
gua pegunungan kapur (karst), dengan jutaan kelelawar dan burung walet serta air
telaga dari dalam gua dan air terjun.
Dari sisi aksesibilitas, lokasi Kawasan Lindung Sungai Lesan cukup potensial
dikembangkan karena kemudahan akses atau transportasi karena relatif dekat dari kota
Tanjung Redeb.
17
1.5.5 Ancaman Kawasan
Selama ini terdapat beberapa hal yang mengancam kelestarian Kawasan Lindung Sungai
Lesan, yakni:
Di Kawasan Lindung Sungai Lesan, ancaman konversi ini relatif tinggi mengingat: (a)
lokasi hutan tersebut cukup strategis dari sisi aksesibilitas dan kedekatan jarak dengan
kota Tanjung Redeb (b) Kawasan tersebut belum memiliki tata batas yang jelas di
lapangan (c) Di tengah tuntutan untuk menggali sumber pendapatan daerah, investasi di
sektor perkebunan dan pertambangan memang lebih menjanjikan secara cash economy
dibanding investasi kegiatan konservasi karena hasilnya bisa dipetik dalam waktu yang
relatif lebih pendek. Walaupun bila dinilai dari sisi nilai total valuasi ekonomi sumberdaya
hutan lebih menguntungkan karena hutan mempunyai nilai untuk menghindarkan banjir,
menjamin ketersediaan air dan lain-lain.
Suatu keuntungan dari status kawasan yang ada saat ini adalah Kawasan Lindung Sungai
Lesan sudah dimasukkan dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten (RTRWK)
18
Berau sebagai Kawasan Lindung. Namun pengalaman selama ini seringkali membuktikan
bahwa RTRWK seringkali hanya bersifat dokumentatif dan sering dirubah-rubah. Oleh
karenanya dalam hal ini Political Will dan konsistensi Pemerintah Kabupaten Berau untuk
mentaati RTRWK yang ada sangat diperlukan.
Klaim-klaim tersebut bila tidak segera diselesaikan akan dapat mengancam kelestarian
kawasan hutan tersebut. Untuk klaim dari masyarakat, ada kemungkinan diselesaikan
melalui mekanisme pengelolaan hutan secara collaborative management dimana pola
pengelolaan hutan juga mengakomodir kepentingan dan kebutuhan masyarakat. Namun
klaim dari perusahaan HTI, akan sulit untuk dikompromikan dengan kepentingan
konservasi karena pengelolaan HTI pasti akan merubah fungsi hutan yang ada. Oleh
karenanya dalam hal ini perlu ada ketegasan dari Pemerintah Kabupaten Berau dalam
mengawal penunjukkan kawasan tersebut menjadi Kawasan Lindung serta diperlukan
kerelaan dari para perusahaan untuk menjadikan kawasan itu sebagai Kawasan Lindung
guna kepentingan masyarakat luas dan kepentingan kelestarian lingkungan untuk jangka
panjang.
c) Penebangan Liar
Ancaman lain terhadap kelestarian kawasan ini adalah penebangan liar (illegal logging).
Dari hasil monitoring tahun 2008, pengambilan gaharu dalam kawasan marak dilakukan.
Penebangan liar walau belum banyak terjadi, namun melihat potensi kayu yang cukup
besar serta aksesibilitas yang relatif mudah membuat kawasan ini rentan terhadap adanya
penebangan liar. Apabila penebangan liar ini terjadi maka habitat akan rusak sehingga
kehidupan flora dan satwa liar akan terganggu. Dampak lain yang potensial timbul adalah
terjadinya kebakaran hutan karena penebangan liar akan mengganggu keseimbangan
alam di tingkat lokal dan meninggalkan limbah yang potensial menjadi sumber bahan
bakar terjadinya kebakaran hutan.
Untuk mengatasi penebangan liar ini, beberapa upaya yang perlu dilakukan antara lain:
(a) tindakan pengamanan yang melibatkan aparat penegak hukum dan masyarakat lokal
(b) meningkatkan fungsi kontrol sosial oleh masyarakat (c) tindakan penegakan hukum
secara konsisten (d) penyadaran publik dan kampanye (e) pengembangan usaha ekonomi
alternatif bagi masyarakat sehingga masyarakat tidak mudah tergiur untuk terlibat dalam
kegiatan penebangan liar.
d) Perburuan Satwa
Perburuan satwa dalam skala kecil yang biasa dilakukan oleh masyarakat adalah berburu
babi hutan, payau, monyet, kijang atau kancil. Perburuan ini sebagian dilakukan selain
untuk memenuhi kebutuhan konsumsi dan sumber pendapatan, juga dilakukan dalam
memberantas hama tanaman. Dalam melakukan perburuan ini alat yang digunakan
sebagian masih berupa alat tradisional seperti jerat, racun atau tombak.
19
Meski demikian perburuan ini di masa
mendatang perlu ditertibkan untuk
menghindarkan adanya kepunahan satwa
liar tersebut, apalagi beberapa jenis satwa
yang diburu merupakan jenis satwa yang
dilindungi menurut undang-undang. Selain
penertiban atau pengaturan perburuan, hal
lain yang perlu dilakukan adalah
penyadaran publik tentang jenis-jenis satwa
yang dilindungi. Dari hasil monitoring
sampai tahun 2008 sebagian besar
masyarakatnya tidak mengetahui jenis-jenis
satwa yang dilindungi sehingga ketika
Gambar 8. Tombak- Alat Berburu Tradisional berburu mereka menangkap semua satwa
yang bisa mereka tangkap.
e) Kebakaran Hutan
Adanya perubahan kondisi lingkungan di Kabupaten Berau akibat penebangan liar dan
konversi lahan/hutan, potensial meningkatkan ancaman kebakaran hutan dan lahan. Hal
ini terjadi karena penebangan dan konversi hutan akan mengakibatkan kelembaban hutan
menjadi berkurang sehingga api lebih mudah tersulut dan tidak terkendali. Selain itu
kegiatan penebangan liar akan meninggalkan limbah serasah yang potensial menjadi
sumber bahan bakar terjadinya kebakaran hutan dan lahan.
20
Upaya yang perlu dilakukan dalam mengantisipasi bahaya kebakaran hutan ini antara lain
berupa (a) penyadaran publik (b) penyiapan sumberdaya manusia yang trampil (c)
pengembangan sistem deteksi bahaya kebakaran (d) pengembangan kegiatan teknis
pencegahan kebakaran seperti patroli, pembuatan sekat bakar (e) pengembangan sistem
mobilisasi pemadaman kebakaran dan lain-lain.
21
Pelindung adalah salah satu komponen dalam struktur organisasi yang terdiri atas Bupati
dan Wakil Bupati Berau yang mempunyai tugas: memberikan nasehat dan perlindungan
kepada Pengarah, mengesahkan Badan Pengelola, mengesahkan Anggaran Dasar (AD)
dan Anggaran Rumah Tangga (ART), mengesahkan Rencana Pengelolaan Kawasan, dan
mengambil keputusan tentang Badan Pengelola.
Pengarah adalah bagian dari organisasi Badan Pengelola dan merupakan pengambil
keputusan dan menentukan kebijakan umum tentang kegiatan operasional di kawasan.
Ketua Pengarah adalah Dinas Kehutanan yang berfungsi sebagai Ketua Umum Badan
Pengelola. Anggota Pengarah terdiri dari unsur Dinas Kehutanan, Bappeda, Bapelda,
BKSDA, unsur Universitas Mulawarman, unsur Camat Kelay dan tokoh masyarakat dari 4
kampung.
Pengarah mempunyai tugas dan fungsi sebagai berikut: membentuk, mengangkat dan
memberhentikan pelaksana; membuat perencanaan dan pengelolaan kawasan bersama
dengan pelaksana; menyusun dan mengusulkan Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran
Rumah Tangga (ART) untuk disyahkan oleh Bupati; memonitor dan mengevaluasi
kegiatan pelaksana; mempertanggung jawabkan pelaksanaan kegiatan kepada pelindung;
melakukan penggalangan dana; mempertimbangkan dan memberikan arahan ke
pelaksana; mengkoordinasikan antara mitra kerja dengan pelaksana; dan melakukan
mediasi konflik antar para pihak.
Secara lengkap struktur organisasi Badan Pengelola Kawasan Lindung Sungai Lesan
adalah sebagai berikut:
Pelaksana merupakan kelompok pekerja profesional dan penuh waktu yang menjalankan
kegiatan operasional pengelolaan kawasan. Tugas pelaksana ini antara lain:
Membuat perencanaan dan pengelolaan kawasan bersama pengarah.
Melaksanakan program pengelolaan.
Menjalin kerjasama dengan pihak luar dan mitra kerja.
Membuat laporan dan pertanggung jawaban kepada pengarah.
Melaksanakan AD/ART.
Melakukan penggalangan dana bersama Pengarah.
Melakukan monitoring dan evaluasi kegiatan pengelolaan.
Dalam Badan Pelaksana ini komponen yang ada meliputi: Ketua, Wakil Ketua, Sekretaris,
Wakil Sekretaris, Bendahara, Wakil Bendahara, Seksi Penelitian dan Pengembangan,
seksi Perlindungan dan Pengawasan, Seksi Perencanaan, Monitoring dan Evaluasi, Seksi
Pendanaan, Seksi Penyadaran Lingkungan dan Seksi Pemberdayaan Masyarakat.
Kelompok Kerja. Dari struktural Badan Pengelola, pada akhir tahun 2005 posisi yang
sudah terisi baru pada posisi Pelindung dan Pengarah. Sedangkan posisi Pelaksana
belum terisi karena kegiatan Badan Pengelola masih fokus pada konsolidasi internal
Badan Pengarah serta pengembangan kebijakan makro pengelolaan kawasan. Mengingat
beberapa kegiatan operasional perlu segera dilaksanakan, sedangkan jabatan Pelaksana
belum terisi maka Badan Pengarah kemudian membentuk Kelompok Kerja Badan
Pengelola (Pokja BP) yang berfungsi sebagai caretaker (pelaksana operasional
sementara). Sebelum personil untuk berbagai jabatan dalam Unit Pelaksana tersedia,
kegiatan teknis operasional untuk sementara ditangani oleh Pokja BP dengan dukungan
The Nature Conservancy.
22
Tugas dan fungsi Kelompok Kerja Hutan Lindung Sungai Lesan, yaitu:
1. Menyusun proposal awal pelaksanaan kegiatan Badan Pengelola
2. Membuat sistem administrasi keuangan serta sekretariatan
3. Mempersiapkan dan mengkoordinasikan penyusunan rencana strategis
4. Mengkoordinasikan pembangunan stasiun riset Sungai Lesan
5. Melakukan koordinasi dalam monitoring kawasan
6. Penyusunan sistem informasi, data base dan publikasi tentang kawasan
7. Melakukan koordinasi dalam penguatan status kawasan di tingkat pusat
Unsur-unsur yang menjadi mitra kerja badan pengelola kawasan Hutan Lindung Sungai
Lesan antara lain Dinas Pariwisata, Dinas Perkebunan, Dinas Pemberdayaan Masyarakat,
Dinas Pertanian, HPH, Lembaga Swadaya Masyarakat, Badan Pertanahan Nasional,
Kepolisian, TNI, Forum Kampung, Perguruan Tinggi, pihak swasta, Lembaga penelitian,
dan institusi lainnya yang relevan.
Secara garis besar tujuan dari Program Pengamanan Berbasis Masyarakat ini adalah
sebagai berikut :
Menjadikan masyarakat sebagai pemeran utama dalam pengamanan kawasan
Menurunkan ancaman terhadap kawasan dengan pengawasan yang insentif dari
masyarakat
Masyarakat memahami pentingnya perlindungan dan pengamanan kawasan.
23
Petugas konservasi kampung ini memiliki tugas dan fungsi sebagai berikut:
Melakukan patroli terhadap kawasan, mencatat aktivitas illegal seperti, penebangan
liar, pengumpulan gaharu, perburuan satwa dilindungi, pembukaan lahan di dalam
kawasan.
Membantu pembuatan trail dan pemeliharaan, pembangunan dan pemeliharaan
perlengkapan, batas kawasan, memungut sampah di dalam kawasan, dan
pemindahan spesies unik (jika diperlukan).
Mendokomentasikan penyebaran orangutan dan spesies dilindungi lainnya di dalam
kawasan dengan mengikuti survey lapangan.
Membantu survey biologi lainnya.
Melakukan kegiatan-kegiatan pendukung pelaksanaan survey, seperti bangun tenda,
transportasi keperluan lapangan, perlengkapan survey, membersihkan alat survey,
meyakinkan alat lengkap dan aman.
Membantu mengkomunikasikan penggunaan lahan disekitar kawasan kepada
masyarakat melalui metode pemetaan partisipatif.
24
2 PENILAIAN KAWASAN
2.1 Matrik Stakeholders
Proses perencanaan ini dilakukan dengan pelibatan aktif para pemangku kepentingan di
kawasan target. Tahapan pertama dari proses perencanaan ini adalah dengan menyusun
matriks analisa stakeholder yang kemudian berpartisipasi dalam stakeholder workhsop
pada tanggal 17 November 2007. Tujuan stakeholders workshop adalah untuk
membangun kepemilikan program dan mendorong keikutsertaan masyarakat Kampung
target dalam memecahkan permasalahan yang ada di kawasannya. Pada tahap awal,
sangatlah penting untuk memahami permasalahan di kawasan dari sudut pandang
masyarakat target. Untuk itu, dilakukan lokakarya dengan pemangku kepentingan kunci
agar dapat mengidentifikasikan faktor langsung dan tidak langsung yang mempengaruhi
kawasan. Untuk mendapatkan peserta lokakarya yang dapat mewakili kepentingan dan
suara masyarakat Kampung target, diperlukan satu langkah untuk menyeleksi calon
peserta lolakarya berdasarkan isu kunci yang ada, minat dan motif, potensi kontribusi dan
konsekuensi yang muncul dari ketidakterlibatannya.
Berikut adalah matriks pemangku kepentingan beserta kepentingan yang dibawa, potensi
serta konsekuensi dari kehadiran pemangku kepentingan tersebut dalam perencanaan
program dan menghadiri pertemuan stakeholders.
Peserta/
No Nama Issu Kunci Minat/ motif Potensi kontribusi Konsekuensi
Stakeholder
1. Bappeda/ BP Ahyar RTRW, RPJP, Keterkaitan Data dan informasi Jaminan dukungan
Lesan Rencana dengan program wilayah (angka dan dan keterlibatan
Pembangunan pemerintah peta), pengendalian pemerintah lokal,
daerah lainnya daerah penggunaan ruang masuknya ide dan
(dalam perijinan pandangan
investasi), rencana pemerintah dalam
anggaran untuk program Pride
konservasi.
2. Dinas Said Pengembangan Peningkatan Integrasi pendidikan Meningkatnya
Pendidikan Dahrun pendidikan dan kapasitas guru, koservasi dalam dukungan untuk
Kabupaten kurikulum, HLSL sebagai sekolah (kurikulum), memperluas
Kekurangan tempat belajar Penguatan pemahaman dan
guru, ketrampilan siswa, kapasitas guru dan dukungan terhadap
dan sarana. pengembangan lembaga dinas pentingnya
pendidikan pendidikan, fasilitasi konservasi.
konservasi dan siswa visit ke lokasi,
lingkungan sekolah terbuka
hidup. untuk arena
pendidikan
lingkungan
3. Pemerintah Deddi Z, Prograam dan Memperoleh Dukungan teknis Jaminan dukungan
Kec. Kelay Triyanto dukungan keuntungan komitmen bupati, dan keterlibatan
pemerintah, Tata financial, potensi daya pengaruh pemerintah
batas antar dukungan terhadap lokal,masuknya ide
kampung, andil terhadap pemerintahan dan pandangan
dan manfaat bagi program kampung. pemerintah dalam
masyarakat. pemerintah program Pride
25
Peserta/
No Nama Issu Kunci Minat/ motif Potensi kontribusi Konsekuensi
Stakeholder
4. Pemerintah Davit, PAKampung, Taggung jawab Terlibat dalam Jaminan dukungan
Kampung Usman, peningkatan administratif, badan pengelola, dan keterlibatan
Wayan, ekonomi Pelibatan dalam ranger hutan, pemerintah lokal,
Joni AR masyarakat, pengelolaan, Perdes PSDA, meningkatknya
peran serta manfaat bagi keterbukaan ownership
masyarakat masyarakat, menerima program pemerintah
dalam promosi adat dan dan pihak luar Kampung dan
pengelolaan budaya, masyarakat lokal
hutan Kampung thd pengelolaan
menjadi di kenal HLSL
fihak luar
5. Badan Mursalim, Alternatif Suara Terlibat dalam Keterlibatan dalam
Permusyawara Matlah program yang masyarakat badan pengelola, program
han Kampung mendukung tersampaikan pengesahan Perdes
kesejahteraan dan diperhatikan. PSDA, memastikan
masyarakat komitmen kepala
kampung Kampung yang pro-
konservasi,
6. Lembaga Adat Yahong, Peran serta Memperkenalkan Mengangkat Keterlibatan dalam
Hatsong, masyarakat potensi kearifan kearifan tradisional program
Kasing Jiu dalam PSDH, tradisional, sebagai materi
Nilai tradisional peningkatan kampanye
pengetahuan
dan
pemahamanan
PSDA
7. Masyarakat – Turry, Pola Partisipasi Dukungan dan Keterlibatan dalam
Pemanfaat Surono, pemanfaatan masyarakat kerjasama dalam forum konservasi
Langsung SDA Syahril, SDA yang dalam PSDH, konservasi kawasan atau mitra
Saderi, berkelanjutan; peningkatan HLSL pengelola kawasan
Martin, keterlibatan pengetahuan HLSL
Yusman, dalam program dan pemahaman
Amin status dan
Tohir pengelolaan
HLSL;
peningkatan
pendapatan
8. Pekoka Bibin, Pengamanan Pengembangan Informasi progres Dukungan dan
(Petugas Anto, Afra, dan monitoring kapasitas, kawasan, dukungan keterlibatan dalam
Konservasi Abet, kawasan dukungan dalam program program Pride
Kampung) Tober, pengamanan
Andrianus dan monitoring
kawasan
9. PKK Elis, Leni, Pengaruh Pengembangan Dukungan/kerjasam Keterlibatan kaum
Rina, Keluarga dalam kapasitas, a kelompok perempuan dalam
Hendri, pemanfaatan peningkatan perempuan untuk program
Benadikta, SDA, gender kesejahteraan konservasi
Yahmi, keluarga,
Nunung, partisipasi
Sri perempuan
dalam PSDH
10. Tenaga Medis Lina, Tanaman obat, Dukungan Pengembangan Aspek kesehatan
Martinus, kualitas peningkatan dan tanaman obat, menjadi motivasi
Hamzah kesehatan perluasan penyuluhan tambahan untuk
rendah, layanan kesehatan upaya konservasi.
pelayanan kesehatan, lingkungan.
kesehatan tenaga medis,
kurang obat-obatan.
26
Peserta/
No Nama Issu Kunci Minat/ motif Potensi kontribusi Konsekuensi
Stakeholder
11. Kelompok Edian, Pengembangan Eksistensi Dukungan personal, Jaminan dukungan
Pemuda Parjono kapasitas pemuda, teknis, dan lainnya dan kerjasama
organisasi, pengemabangan program
kesenian dan kapasitas
olahraga di individu dan
daerah organisasi
12. Guru SMP Hermin Pengembangan Pengembangan Dukungan material Integrasi dengan
Tiwa, pendidikan, pendidikan dan peningkatan kurikulum,
David kurikulum konservasi dan kapasitas pelatihan guru,
Lebang, sekolah, lingkungan hidup keterlibatan
Van dukungan langsung
Hopen instansi
pendidikan
13. Guru SD Abram, Pengembangan Pengembangan Dukungan material Integrasi dengan
Kasim, pendidikan, pendidikan dan peningkatan kurikulum,
Paulus kurikulum konservasi dan kapasitas pelatihan guru,
sekolah, lingkungan hidup keterlibatan
dukungan langsung
instansi
pendidikan
14. Mahasiswa Ade Pengembangan Peningkatan Relawan kampanye, Keterlibatan
(Perguruan Soetra, kapasitas kapasitas, peningkatan langsung dalam
Tinggi) Abel organisasi, pengabdian pada kapasitas program
perguruan tinggi masyarakat dan
lokal lingkungan
Beberapa aspek yang membedakan FGD dengan diskusi umum adalah sebagai berikut:
Ada suatu rencana untuk suatu kondisi dan proses yag terkendali dimana interaksi
antara peserta FGD terjadi,
27
Menggunakan suatu proses yang terstruktur dalam mengumpulkan dan
menerjemahkan informasinya, dan
Peserta diseleksi atau dipilih berdasarkan karakteristik tertentu, tema atau isu yang
akan diangkat dan komposisi yang tertentu pula.
28
Tema 2: Tema 3:
Struktur Tema 1: Penebangan
Pembukaan Lahan Pencurian Hasil Hutan
Pertanyaan Liar (Illegal Logging)
(Alih fungsi lahan) Non Kayu
dan diajarkan kepada dan diajarkan kepada dll) di hutan?
anak-anak? anak-anak?
Apa kebiasaan /tradisi
yang masih
dipertahankan oleh
Bapak/Ibu ketika
beraktivitas di hutan
dan diajarkan kepada
anak-anak?
4. Pertanyaan Apa pendapat Apa pendapat Apa pendapat
Kunci Bapak/Ibu/Saudara Bapak/Ibu/Saudara Bapak/Ibu/Saudara
mengenai HLSL? mengenai HLSL? mengenai HLSL?
Apakah manfaat yang Apakah manfaat Apakah manfaat yang
diberikan kawasan yang diberikan diberikan kawasan
terhadap masyarakat di kawasan terhadap terhadap masyarakat di
sekitar kawasan? masyarakat di sekitar sekitar kawasan?
kawasan?
Manfaat apa saja yang Keuntungan apa saja Manfaat apa saja yang
Bapak/Ibu terima dari yang Bapak/Ibu Bapak/Ibu terima dari
kegiatan menebang rasakan dari adanya kegiatan pengambilan
kayu di hutan? kebun sawit? hasil hutan non kayu di
hutan?
Menurut Bapak/Ibu apa Jika hutan disini Menurut Bapak/Ibu apa
saja akibat langsung dibuka secara luas saja akibat langsung
kegiatan penebangan untuk perkebunan kegiatan pengambilan
hutan terhadap sawit, menurut hasil hutan non kayu
kehidupan kita manusia Bapak/Ibu apa saja terhadap kehidupan
dan kondisi lingkungan akibat yang dapat kita manusia dan
di masa depan? ditimbulkan? kondisi lingkungan di
masa depan?
Kerugian apa saja yang Kerugian apa saja
Bapak dapat yang Bapak dapat Kerugian apa saja yang
bayangkan jika bayangkan jika Bapak dapat
kawasan HLSL tidak kawasan HLSL tidak bayangkan jika
ada lagi disini? ada lagi disini? kawasan HLSL tidak
ada lagi disini?
Apa yang harus Tolong ceritakan Apa yang harus
dilakukan masyarakat pada kami, cara-cara dilakukan masyarakat
untuk mengatasi yang dilakukan untuk mengatasi
kegiatan ini? Apa yang perusahaan ketika kegiatan ini? Apa yang
menjadi kendala untuk membuka lahan menjadi kendala untuk
melakukan tindakan untuk kebun kelapa melakukan tindakan
atau keterlibatan sawit? atau keterlibatan
Bapak/Ibu/Saudara Bapak/Ibu/Saudara
terlibat dalam Menurut pendapat terlibat dalam
mengatasi masalah ini? Bapak/Ibu apa saja mengatasi masalah ini?
peran yang dapat
dilakukan untuk
mengawasi
pembukaan lahan
oleh perusahaan
(HPH atau sawit)?
29
Tema 2: Tema 3:
Struktur Tema 1: Penebangan
Pembukaan Lahan Pencurian Hasil Hutan
Pertanyaan Liar (Illegal Logging)
(Alih fungsi lahan) Non Kayu
5. Pertanyaan Pengetahuan apa saja Pengetahuan apa Pengetahuan apa saja
Penutup yang diperlukan oleh yang diperlukan oleh yang diperlukan oleh
masyarakat agar masyarakat agar masyarakat agar
{khususnya yang dapat dapat {khususnya yang
melakukan mengawasi melakukan pencurian
penebangan liar) tidak pembukaan lahan? hasil hutan non kayu)
melakukan tidak melakukan
penebangan lagi? kegiatan pencurian
hasil hutan non kayu
ini?
Hal-hal apa saja yang Hal-hal apa saja yang Hal-hal apa saja yang
dapat mendorong dapat mendorong dapat mendorong
orang agar tidak lagi orang agar tidak lagi orang agar tidak lagi
menebang kayu di dengan mudah melakukan pencurian
hutan? memberikan izin terhadap hasil hutan
untuk membuka non kayu di hutan?
lahan (HPH atau
Sawit)
30
Kelompok Tempat dan Waktu
No. Peserta Tim Fasilitator
Target Pelaksanaan
Pangestu
FGD6 Perempuan Sido Bangen, 13 13 orang Ebe; Hamzah; Abet
Desember 2007
FGD7 Perempuan Merapun, 20 Desember 15 orang Ebe; Hamzah; Afra;
2007 Abet; Ari
b). Kerugian yang akan diterima atau kerentanan kepada suatu bencana
Faktor ini juga dapat mendorong terjadinya suatu perubahan perilaku bagi suatu kelompok
sasaran. Jika suatu masyarakat berpikir bahwa mereka rentan kepada suatu bencana atau
mereka dapat mendapatkan bencana jika tidak mengambil suatu tindakan maka
perubahan perilaku dapat terjadi.
31
bisa, karena harus memikirkan anak cucu, entah anak saya, keluarga saya, kerabat,
termasuk yang satu kampung dengan kita” (FGD3), ”jika kita melihat di Wahau sudah tidak
ada hutan asli ... Jadi mau buat perahu saja susah” (FGD3).
Peserta FGD juga merasakan bahwa kondisi hutan sekarang membuat mereka tidak lagi
dapat mendapatkan beberapa manfaat langsung dari kawasan, bahkan ada kerugian
seperti banjir yang mereka terima: ”kalau dulu itu Bu jarang di banjir itu, satu tahun satu
kali banjir ... tapi kalau sekarang ini gak terhitung-hitung juga banjir itu ... sampai di bawah
kolong di rumah-rumah yang rendah”(FGD2), ”saya memang sebelumnya ngga pernah
saya melihat banjir begitu besar ... kalau sekarang banjirnya, baru saya menyaksikan
banjir yang begitu besar, biasanya biar banjir untuk rumah kami cuma setengah tiang”
(FGD7).
Hal yang pertama yang disoroti disini adalah lemahnya keterlibatan seluruh komponen
masyarakat dalam mengambil keputusan pemanfaatan dan pengelolaan sumberdaya
alamnya. Hal ini terlihat dari pernyataan beberapa peserta FGD, misalnya:
”masalahnya sekarang ini apa masyarakat itu tahu apa itu hutan lindung ... apa
manfaatnya, kapan itu dijadikan hutan lindung, ijinnya kapan ... adakah masyarakat
atau paling tidak kepala kampung atau tokoh-tohoh adat yang hadir waktu
memutuskan daerah hutan itu menjadi daerah konservansi. ... kalau memang itu
sudah disyahkan di pemerintahan disaksikan oleh masyarakat di sekitarnya paling
tidak mewakili kepala kampungnya tokoh adatnya sudah disahkan dan betul-betul
dijadikan hutan lindung” (FGD6), ”awalnya kan ada presentasi amdal .. dalam
presentasi itu kita baca sendiri ada pengawasan dari masyarakat, tapi mengapa saat
sudah berjalan, kita tidak dilibatkan ... artinya bersebelah tangan saja ... dia ciptakan
32
buku amdal yang melibatkan pengawasan masyarakat tapi pada saat pelaksanaan dia
diam saja, jadi seolah-olah inisiatif kita sendiri utk mengadakan pengawasan (FGD3),
”masyarakat tidak diberi tahu misalnya saat ada pelanggaran di mana harus melapor
... tidak ada mekanisme pengawasan ... kalau diterapkan lebih bagus, ... tapi
pelaksanaan itu hasilnya tidak diketahui masyarakat” (FGD3),
”saat investor atau perusahaan masuk, ada peran masyarakat saat mengeluarkan izin,
tapi bukan HPH karena HPH kan dari atas ... kalau di sini misalnya IPK paling tidak
ada pertemuan dengan masyarakat dan sebelum bekerja ada pembicaraan dan
perjanjian-perjanjian seperti harga dan sebagainya, setelah dilengkapi baru diberikan
rekomendasi. Jadi setelah semua disepakati semua masyarakat baru rekomendasi
keluar” (FGD3)
33
dilakukan untuk mendapatkan data base line (awal) yang pada akhir program dapat
digunakan untuk mengukur keberhasilan. Untuk melengkapi informasi yang dikumpulkan
dari FGD dan memverifikasi data yang ada dengan jumlah sampel yang lebih besar, maka
dilakukan survei di kawasan target. Survei Pra-Kampanye dilaksanakan 17-27 Januari
2008 di 7 kampung target kampanye (Long Beliu, Sido Bangen, Merapun, Muara Lesan,
Lesan Dayak, Merasa dan Panaan) dan di 2 kampung kontrol kampanye (Merabu dan
Mapulu), serta kota Tanjung Redeb (31 Januari-2 Februari 2008) .
Survei untuk mengukur tingkat pengetahuan, sikap dan perilaku ini, dilakukan terhadap
responden yang memiliki karakteristik masyarakat dengan usia berkisar antara 15 – 64
tahun yang tinggal di sekitar kawasan yang bergantung langsung dan tidak langsung
kepada kawasan. Sebagian besar masyarakat di tujuh Kampung target ini mendapatkan
manfaat langsung maupun tidak langsung dari kawasan. Kondisi sosial ekonomi
masyarakat Kampung target adalah sebagai berikut: masyarakat yang memiliki sandaran
ekonomi sebagai peladang, pengambil madu hutan dan sebagainya yang secara umum
memiliki tingkat pendidikan yang relatif tidak terlalu tinggi. Untuk kelompok kontrol dipilih
kampung Mapulu dan Merabu. Karakteristik masyarakat dan kondisi sosial ekonomi
masyarakat disini memiliki kesamaan dengan masyarakat Kampung target.
Jumlah sampel atau responden dihitung berdasarkan tingkat keyakinan (level of confident)
95% dengan interval kesalahan (confidence interval) +5%. Untuk jumlah responden per
Kampung didapatkan dengan metoda quota sampling technique dengan suatu asumsi
proporsi masyarakat kampung target jumlahnya tujuh persen dari total populasi
masyarakat total di Kabupaten Berau. Karena suara masyarakat di Kampung target
mempunyai nilai yang lebih tinggi daripada suara sembilan puluh tiga persen masyarakat
di Tanjung Redeb yang tidak berkaitan dengan kawasan, maka digunakan teknik kuota
dengan mengalokasikan sembilan puluh persen lebih sampel untuk masyarakat di tujuh
kampung tersebut. Populasi yang disasar melalui kampanye bangga Hutan Lindung
sungai Lesan ini berjumlah 55.320. Berdasarkan asumsi tersebut di atas, maka jumlah
total responden yang disurvei sebesar 382 orang dimana total responden di 7 Kampung
berjumlah 356 orang dan 26 orang di Tanjung Redeb. Jumlah enumerator yang terlibat
dalam survei ini yaitu 19 orang terdiri dari Pekoka Lesan, tenaga medis, guru,
mahasiswa/siswa dan relawan lainnya.
34
pertanyaan-pertanyaan mengenai pengetahuan terutama seputar pengetahuan mereka
mengenai hutan dan dampak rusaknya hutan terhadap kehidupan mereka. Kelompok
pertanyaan kedua berfokus kepada sikap dan persepsi responden terhadap hutan dan
upaya-upaya konservasi hutan dan ancaman yang ada. Kelompok pertanyaan terakhir
berkisar di perilaku responden; tindakan yang dilakukan oleh responden untuk suatu
upaya konservasi dan hal-hal yang dapat menjadi penghalang. Data hasil wawancara
diinput dan dianalisis dengan software Survey Pro 3.0. Lembar kuesioner yang digunakan
pada pra survey dapat dilihat pada Lampiran.
Gambar 13. Survei Pasca Kampanye di Lokasi Target dan Kontrol Kampanye
35
bersama dengan kesadaran penuh bahwa para stakeholder memang memerlukan
kawasan perlindungan tata air, tanah dan kenakeragaman hayati yang ada di Hutan.
Berdasarkan temuan dari pertemuan stakeholder (17 November 2007), hasil FGD (10, 12,
14 dan 20 Desember 2007) dan dan Survei Pra-Kampanye (31 Januari-2 Februari 2008)
maka diperoleh konsep model Kawasan Lindung Sungai Lesan sebagaimana tampak
pada gambar. Dengan konsep model ini, diperoleh gambaran bahwa keberadaan
kawasan Hutan Lindung Sungai Lesan sebagai kawasan konservasi di Kecamatan Kelay
sangat penting keberadaanya. Hanya saja keberadaanya semakin terancam dengan
adanya illegal logging, pembukaan lahan atau konversi lahan, perambahan kayu yang
berlebihan perkebunan, kebakaran dan perburuan satwa dilindungi.
Pembukaan lahan (konversi lahan) untuk perkebunan sawit yang sedang marak dilakukan
di sekitar kawasan pada saat ini benar-benar menjadi isu pro dan kontra. Di awal
negosiasi, alih fungsi lahan menjadi Kawasan Lindung Sungai Lesan mudah terjadi karena
perencanaan lahan yang kurang jelas di tingkat Kampung, sehingga ketika ada investor
yang datang dengan tidak adanya tata ruang jelas ini, maka masyarakat dengan mudah
setuju menerima tawaran untuk memberikan lahan kampong untuk dikelola perusahaan.
Padahal satu sisi, Masyarakat tidak dibekali pengetahuan yang cukup mendalam
mengenai keuntungan maupun kerugian alih fungsi lahan tersebut. Bagi pemda tentunya
hadirnya perusahaan ini merupakan pendapatan asli daerah (PAD) potensial. Tetapi bagi
masyarakat, kesulitan berladang dan mendapatkan hasil hutan lainnya, terjadinya banjir
yang lebih besar dan erosi memang dinilai sebagai dampak dari pembukaan lahan yang
tidak ramah lingkungan. Satu sisi, dengan posisi tawar masyarakat yang tidak kuat dalam
negosiasi juga membuat masyarakat telah menyadari bahwa keputusan alih fungsi lahan
mestinya melalui perencanaan yang partisipatif. Dalam beberapa kasus pemberian
rekomendasi kampung hanya melibatkan elit kampung yang akhirnya pemerintah
menerbitkan ijin kelola lahan bagi perusahaan.
Kesulitan untuk berladang, bahkan hasil ladang atau kebun yang semakin menurun
khususnya di Kampung Merapun yang telah dibuka menjadi perkebunan sawit telah
menjadi keresahan tetapi sayang posisi tawar masyarakat tidak begitu baik. Hal ini
diperparah dengan dengan kondisi awal, masyarakat tidak dibekali pengetahuan seluk-
beluk perkebunan sawit. Potensi aktivitas pembukaan ladang/kebun yang menjadi tradisi
lokal akhirnya akan merambat dalam kawasan (tata batas tidak jelas dengan kampung
atau karena kurangnya pengetahuan) juga akhirnya akan menjadi ancaman langsung bagi
keberadaan kawasan. Hal ini dipicu masalah keterbatasan lahan kelola masyarakat atas
lahan hutan telah hilang/tidak ada.
Kebakaran hutan yang potensial di dalam kawasan juga akan terjadi jika adanya
pembukaan ladang yang tidak diawasi, kurangnya penegakan hukum serta akibat
pembukaan lahan, selain tentunya karena faktor alam (misalnya kekeringan). Terjadinya
perburuan satwa yang dilindungi di sekitar kawasan disebabkan kurangnya penegakan
hukum dan kepedulian dan pengetahuan yang kurang mengenai satwa yang dilindungi.
Dengan adanya akses dengan masuknya perusahaan, kurangnya pengawasan,
pengetahuan dan fungsi BP Lesan serta kawasan yang rendah, ada pasar sebagai akibat
kebutuhan bahan baku bangunan juga akan berdampak langsung adanya kegiatan
penebangan liar dalam kawasan. Gaharu sebagai salah satu hasil hutan non kayu sering
dirambah oleh pihak luar secara illegal dalam kawasan (informasi dari Megan Fox -
Seorang Peneliti dan Abet (Pekoka) juga telah terjadi tahun 2008.
36
Kebutuhan
Kurangnya lahan
ekonomi
Kurangnya
Kurang pengetahuan
Gaji tidak lancar pengawasan
mengenai peran dan
(PEKOKA) terhadap kawasan
fungsi Badan
Ada kebutuhan Pengelola HLSL
bahan baku Kurang Penebangan
pembangunan pengetahuan liar
mengenai manfaat
Kurang kepedulian
Kurangnya hutan lindung
terhadap
lingkungan lapangan kerja
Pencurian hasil
Permintaan hutan non kayu
pasar
Pertambahan
populasi
penduduk
Konversi hutan/ Kawasan
Tradisi berladang Hutan Lindung
Lindung Sungai
Pembukaan
masyarakat Sungai Lesan
lahan Lesan
Kecemburuan
sosial
Kepercayaan/
Tata ruang Provokator mitos
kampung tidak Iklim dan
jelas cuaca
Rekomendasi dari
kampung Kurangnya
penegakan hukum
Kebakaran
Kebutuhan PAD
hutan
Dokumen Laporan Akhir Kampanye Bangga Kawasan Lindung Sungai Lesan, Berau, Kaltim (Ebe Agustina-The Nature Conservancy) 37
3 SPESIES FLAGSHIP: ORANGUTAN
3.1 Klasifikasi Taksonomi
Istilah orangutan berasal dari bahasa Melayu yang berarti manusia (orang) hutan.
Terdapat dua spesies orangutan yang ada saat ini, yaitu orangutan Kalimantan (Pongo
pygmaeus) dan orangutan Sumatera (Pongo abelii). Berikut ini adalah klasifikasi dari
spesies yang menjadi maskot kampanye Pride untuk Hutan Lindung Sungai Lesan:
Klasifikasi orangutan sumatera adalah sebagai berikut:
Kerajaan : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Mamalia
Ordo : Primata
Famili : Pongidae
Genus : Pongo
Spesies : Pongo pymaeus
Secara fisik, tampakan orangutan Kalimantan tidak berbeda jauh dengan orangutan
Sumatera. Perbedaan paling menonjol adalah warna rambut, dimana warna rambut
orangutan kalimantan lebih gelap dari warna rambut orangutan Sumatera. Orangutan
Kalimantan memiliki warna rambut coklat kemerahan. orangutan Kalimantan yang baru
lahir mempunyai kulit muka dan tubuh berwarna pucat dengan rambut berwarna coklat
sangat muda. Menginjak dewasa warnanya akan berubah sesuai dengan perkembangan
umur (Supriatna dan Wahyono, 2000).
38
Orangutan betina yang hidup di alam memiliki berat tubuh antara 30 – 50 kg dengan tinggi
sekitar 1,1 m. Orangutan jantan dewasa memiliki ukuran tubuh dua kali ukuran tubuh
betina. Berat tubuh orangutan jantan dewasa yang hidup di alam berkisar antara 50 – 90
kg dengan tinggi 1,2 – 1,5 m (Supriatna dan Wahyono, 2000).
Orangutan dapat hidup pada berbagai tipe hutan, mulai dari hutan dipterokarpus
perbukitan dan dataran rendah, daerah aliran sungai, hutan rawa air tawar, rawa gambut,
tanah kering di atas rawa bakau dan nipah, sampai ke hutan pegunungan. Di Borneo
orangutan dapat ditemukan pada ketinggian 500 m di atas permukaan laut (dpl).
Nasib orangutan juga diperburuk dengan ancaman perburuan untuk dijadikan satwa
peliharaan, bahkan sebagai sumber makanan bagi sebagian masyarakat. Kondisi yang
sangat mengkhawatirkan tersebut telah menempatkan orangutan sumatera ke dalam
kategori kritis/sangat terancam punah (critically endangered) di dalam daftar merah IUCN
(2007), sebuah badan dunia yang memantau tingkat keterancaman jenis secara global.
Meskipun orangutan di Kalimantan ditempatkan pada posisi terancam punah/endangered,
tidak berarti masa depan primata itu lebih cerah dibandingkan kerabatnya di Sumatera.
Hanya tindakan segera dan nyata dari semua pemangku kepentingan untuk melindungi
orangutan di kedua pulau tersebut yang dapat menyelamatkan satu-satunya kera besar
Asia dari ancaman kepunahan (Strategi dan Rencana Aksi Konservasi Orangutan
Indonesia 2007-2017 Dephut, 2007 dalam
http://rafflesia.wwf.or.id/library/books/bk_detil.php? booksid=172).
Pola penyebaran orangutan dalam suatu luasan hutan, sangat dipengaruhi oleh distribusi
jumlah dan kualitas sumber makanan utama menurut waktu dan tempatnya. Bagi hewan
39
pemakan buah seperti orangutan, suatu kawasan hutan dapat dibagi menjadi petak-petak
kecil dengan kualitas yang berbeda-beda. Petak-petak kecil yang paling sering
dimanfaatkan oleh orangutan adalah yang sumber makanannya beragam, produktivitas
buahnya tetap dan berurut sepanjang tahun (Meijaard, 2001). Bagian hutan yang
produktivitasnya tinggi adalah daerah yang memiliki kekayaan jenis tumbuhan yang tinggi
seperti daerah “ekoton”. Oleh karena itu, konsentrasi populasi orangutan umumnya juga
dijumpai di daerah-daerah ekoton seperti hutan aluvial, kaki pegunungan dan lain lain.
3.4 Populasi
Data Population and Habitat Viability Analysis (PHVA) tahun 1993 menyebutkan bahwa di
Kalimantan terdapat sekitar 10,200-15,500 orangutan yang hidup di alam. Namun data ini
diperoleh sebelum maraknya kejadian kebakaran hutan dan pembalakan liar. Data terakhir
pada tahun 2002 memperkirakan tersisa 3500 orangutan dan jumlahnya terus menurun
(Wich et al. 2003), dibandingkan dengan estimasi jumlah populasi pada tahun 1997 yang
sebesar 12,770 (Rijksen dan Meijaard 1999). Hasil PHVA pada tahun 2004
memperlihatkan jumlah populasi yang lebih besar dari data tahun-tahun sebelumnya, yaitu
sebesar 54,567 – namun jumlah ini bukan disebabkan oleh membaiknya usaha konservasi
tetapi lebih karena adanya perbaikan metode survei yang didukung oleh teknologi
penginderaan jauh (remote sensing) yang lebih canggih (Departemen Kehutanan, 2007).
40
3.6 Makanan
Orangutan merupakan satwa yang menyukai
segala jenis buah-buahan (frugivora). Namun,
primata ini juga mengkonsumsi daun, liana, kulit
kayu, serangga dan dan vertebrata kecil.
Hingga saat ini tercatat lebih dari 1000 jenis
tumbuhan, hewan kecil dan jamur yang menjadi
pakan orangutan. Buah mengandung
karbohidrat dan lemak yang merupakan sumber
utama untuk mendapatkan energi. Sedangkan
kebutuhan akan protein diperoleh dengan
mengkonsumsi serangga. Untuk memenuhi
kebutuhan mineral, primata ini juga kadang-
kadang memakan tanah
(http://savetheorangutan.org/?page_id=19)
Gambar 17. Orangutan Satwa Pemakan Buah
Makan (feeding), dimana jenis makanan dan
bagian-bagiannya serta cara makan meliputi (http://www.yelweb.org/content/suka-duka-
mengikuti-orangutan-di-ketambe) yaitu : 1) Buah yaitu buah muda, buah yang telah
masak dan bagian-bagiannya seperti: daging buah, bagian luar biji, bagian tengah biji dan
bagian alam dari biji; 2) Daun : Daun muda dan semua daun baik muda maupun tua; 3)
Kambium atau kulit kayu; 4) Stem : Tangkai daun tertentu dan jenis liana yang dimakan
seperti manusia makan tebu; 5) Serangga : Rayap, Semut, Ulat dan lain-lain; 6) Bunga
dari pohon atau semak di areal; 7) Minum, minum air dari lubang pohon atau alur dam
minum susu ibu untuk anak yang masih menyusu; 8) Makan tanah; dan 9) Makan Kukang
(Slow loris).
Harimau dan ular merupakan predator bagi orangutan remaja, di alam bebas. Untuk
orangutan dewasa, hanya manusia yang menjadi musuh utama menurunnya populasi asli
di alam.
Selain itu, orangutan merupakan satwa arboreal yang memiliki daerah jelajah yang luas
dan membutuhkan habitat yang sehat dengan struktur keanekaragaman jenis yang baik.
Sehingga, jika orangutan dijadikan fokus pengelolaan dan perlindungan, maka seluruh
keanekaragaman hayati yang ada dalam wilayah jelajahnya akan ikut terlindungi.
41
3.8 Orangutan dan Kehidupan Masyarakat
Secara umum jika dilihat sejarah keterkaitan budaya dan orangutan yang dijadikan
spesies maskot, suku dayak maupun suku-suku lainnya yang tinggal di sekitar Kawasan
Lindung Sungai Lesan tidak memiliki latar belakang budaya yang kuat atau berkaitan
langsung dengan orangutan. Dari ornamen pakaian adat, jenis ukiran pada rumah adat
atau lumbung, kesenian (lagu, musik dan tarian) dan lain-lain tidak dijumpai adanya
penunjuk orangutan sebagai salah satu bagian dari unsur budaya atau kearifan lokal
dalam berinteraksi dengan alam atau sebagai simbul konservasi. Bahkan ada informasi
bagi sebagian masyarakat khususnya Suku Dayak, orangutan menjadi salah satu pilihan
hewan buruan untuk dimakan yang disejajarkan dengan hewan dan jenis monyet-
monyetan lainnya yang bisa dikonsumsi.
Meskipun tidak ada keterkaitan sejarah budaya dan kearifan tradisional antara orangutan
dan masyarakat target kampanye, namun orangutan sebagai satwa yang dilindungi telah
menjadi salah satu hewan yang keberadaannya diakui penting oleh masyarakat. Bagi
Kabupaten Berau secara luas, orangutan adalah ikon daerah untuk isu hutan/terrestrial
dan penyu untuk wilayah pesisir/laut. Keterbukaan informasi melalui akses dan masuknya
lembaga-lembaga lingkungan yang bergerak di bidang konservasi keanekaragaman hayati
telah berdampak terbangunnya pengetahuan dan pemahaman peranan orangutan dalam
ekosistem.
Keberadaan orangutan dalam habitat aslinya dengan adanya alih fungsi lahan, illegal
logging dan berbagai aktivitas yang menyebabkan degradasi dan kerusakan hutan
menyebabkan banyaknya orangutan yang terancam. Dalam kurun 2 tahun terakhir di
sekitar Kawasan Lindung Sungai Lesan banyak orangutan yang masuk dalam ranah
domestik manusia. Rusaknya habitat membuat orangutan mencari sumber makanan lain
ke ladang atau perkebunan masyarakat. Konflik potensial orangutan dan manusia telah
menjadi isu di berbagai kampung di sekitar kawasan Hutan Lindung Sungai Lesan
tersebut.
42
Peraturan Pemerintah No. 8 Tahun 1999 tentang Pemanfaatan Tumbuhan dan Satwa
Liar;
UU No 24/1992 Tentang Penataan Ruang beserta Keppres No 32/1990 tentang
kawasan lindung, Diperbaharui dengan UU No. 26/2007 tentang Penataan Ruang;
UU No 5/1994 tentang Pengesahan United Nations Convention on Biological Diversity;
UU No 23/1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup;
UU No 25/2000 tentang Program Pembangunan Nasional (PROPENAS 2000 – 2004);
Tap MPR No IX/MPR/2001 tentang Pembaruan Agraria dan Pengelolaan Sumberdaya
Alam;
UU 32/2004 tentang Pemerintahan daerah dan UU No. 33/th 2004 tentang
perimbangan keuangan antara pemerintah dan daerah;
UU No 14/2000 tentang Paten; Agenda 21 Nasional, 1997 KLH melalui proses
konsultasi terbatas dan Inisiatif perumusan RUU Pengelolaan Sumberdaya Alam (RUU
PSDA).
Kebijakan sektoral lain yang mendukung konservasi orangutan di Indonesia saat ini yaitu:
UU No 41/1999 tentang Kehutanan; Sudah diperbarui dengan Perpu No 1 tahun 2004
dan ditetapkan menjadi UU No.19 Tahun 2004 tentang Kehutanan;
Keppres No 43/1978, Ratifikasi CITES;
Keppres No 48/1991 tentang Pengesahan Konvensi Lahan Basah (Ramsar); Inisiatif
perumusan RUU Pelestarian dan Pemanfaatan Sumberdaya Genetis;
RUU Pembalakan Liar dan Inpres No. 4/2005 tentang percepatan pemberantasan
pembalakan liar.
43
4 IMPLEMENTASI KAMPANYE BANGGA
Kegiatan kampanye merupakan aktivitas yang dilakukan untuk mendorong tercapainya
sasaran kampanye yaitu meningkatkan pengetahuan audiens mengenai fungsi dan nilai
penting Kawasan Lindung Sungai Lesan, meningkatkan pengetahuan mengenai Badan
Pengelola Lesan, meningkatkan dukungan dan aksi tindakan terhadap konservasi dan
pengelolaan kawasan. Beberapa aktivitas yang dilakukan dan material komunikasi yang
diproduksi dalam kampanye bangga sebagaimana pada matriks berikut.
Diperbanyak sesuai
kebutuhan
6. Kalender Sekolah Tahun Dicetak 500 eksemplar dengan
2009 ukuran mendekati ukuran A2 (70 x
53,2 cm) landscape.
7. Kaos (berkerah dan Berkerah (pemerintah dan Dirancang dalam 2 versi yaitu
oblong) tokoh), oblong untuk umum berkerah dan oblong (lengan
(mitra, masyarakat & panjang dan pendek)
relawan)
44
Sasaran & Jumlah
No. Program/Aktivitas/Media Diskripsi
Audiens/Produksi
45
Sasaran & Jumlah
No. Program/Aktivitas/Media Diskripsi
Audiens/Produksi
- Tanjung Redeb (dalam 2008
rangka Hari Anak - Tanjung Redeb (dalam rangka
Nasional), 250 orang Hari Anak Nasional), 25
- SDN 002 Muara Lesan, 30 November 2008
orang (dihadiri orangtua - SDN 002 Muara Lesan, 27
murid) November 2008
- SDN 010 Panaan, 50 - SDN 010 Panaan, 30
orang (dihadiri orangtua November 2008
murid)
2. Seminar Pelajar Sasaran: Remaja dan guru. Diselenggarakan 20 September
2008 di SMPN 2 Kelay (Merasa)
Peserta di SMPN 2 Kelay dan di SMPN 3 Kelay (Sido
(Merasa) 45 orang (42 siswa Bangen) 17 Oktober 2008.
dan 3 orang guru) dan di
SMPN 3 Kelay (Sido Seminar diisi dengan games,
Bangen) 44 orang (41 orang menyanyi dengan maskot,
siswa dan 3 orang guru) pemaparan materi dan diskusi dan
rencana tindak lanjut.
3. Lomba Gambar Anak-anak dan guru. Diselenggarakan di 8 sekolah
Kehidupan di Dalam dasar kampung:
Hutan Peserta: - SDN 001 Merasa, 22
- SDN 003 Lesan Dayak, 15 September 2008
orang (dihadiri orangtua - SDN 003 Lesan Dayak, 24
murid) September 2008
- SDN 001 Merasa 75 orang - SDN 004 Long Beliu, 28
- SDN 004 Long Beliu, 80 September 2008
orang - SDN Filial 005 Sido
- SDN 014 Sido Bangen/SDN 014 Kelay, 16
Bangen/SDN, 25 orang Oktober 2008
- SDN 005 Sido Bangen, - SDN 005 Sido Bangen, 20
100 orang (termasuk TK) Oktober 2008
- SDN 008 Merapun, 27 - SDN 008 Merapun, 22
orang Oktober 2008
- SDN 002 Muara Lesan, 15 - SDN 002 Muara Lesan, 27
orang (dihadiri orangtua November 2008
murid) - SDN 010 Panaan, 30
- SDN 010 Panaan, 23 November 2008
orang (dihadiri orangtua
murid)
4. Lokakarya Penyusunan Guru sekolah dasar dan guru Dilaksanakan di SDN 008
Materi Kampanye sekolah minggu. Merapun 11 April 2008, dan di
(Panggung boneka) SDN 005 Sido Bangen 17 April
Peserta di SDN 008 Merapun 2008
7 orang dan di SDN 005 Sido
Bangen 13 orang.
5. Kemah Anak-anak, Remaja, Diselenggarakan di dalam
Konservasi/Kemah Mahasiswa dan Guru. Kawasan Lindung Sungai Lesan
Pelajar 27 Februari-1 Maret 2009.
14 orang siswa, 7 orang Kemah diisi dengan berbagai
guru, 4 orang pembicara, 7 permainan lingkungan, diskusi,
orang mahasiswa/pelajar kunjungan ke kawasan, kreatifitas
Tanjung Redeb dan 4 orang hutan dan seni budaya serta
fasilitator dari TNC. cerdas cermat.
46
Sasaran & Jumlah
No. Program/Aktivitas/Media Diskripsi
Audiens/Produksi
C. Program Media
1. Dialog interaktif (live) Masyarakat umum Disiarkan langsung (live) setiap 2
(pendengar radio). minggu sekali pada hari Rabu jam
14.00 – 16.00 wita.
30 Episode.
Talkshow diisi dengan pemataran
Live talkshow khusus dengan materi, kuis dan diselingi lagu dan
menghadirkan audiens PSA.
pelajar/guru dilaksanakan 4
Maret 2009 dengan jumlah Program ini merupakan kerjasama
peserta 42 orang dan 18 dengan RSPD Berau (voluntary)
Maret 2009 dengan jumlah
partisipan 41 orang.
2. Iklan layanan masyarakat Masyarakat umum Disiarkan langsung (live) di RSPD
atau Public Service (pendengar radio). Berau bersama program dialog
Announcement (PSA) interaktif dan sesuai kebutuhan
Disiarkan minimal 2 kali
dalam seminggu.
3. Liputan Program Masyarakat umum di Liputan dilakukan di Kampung
Teropong Indosiar Kecamatan Kelay dan Berau. Lesan Dayak, Muara Lesan dan
Merasa
1 Episode.
4. Liputan Program Si Masyarakat umum di Televisi Trans 7 dalam program
Bolang (Bocah Petualang) Kecamatan Kelay dan Berau. anak-anak Si Bolang (Bocah
Trans 7 Petualang) berkunjung dan
2 Episode. melakukan liputan di Lesan Dayak
dan Kawasan Lindung Sungai
Lesan 20-25 Agutus 2008.
5. Liputan Berau Televisi Masyarakat umum Tanjung Liputan dilakukan bersamaan
Redeb dan Pemerintah dengan kunjungan Bupati Berau
Kabupaten. ke kawasan dan peresmian guest
house Badan Pengelola
1 Episode.
6. Liputan Kaltim Post dan Masyarakat umum dan Liputan mengenai potensi
Radar Tarakan Pengambil kebijakan (Bupati kawasan dan cerita kunjungan
dan DPRD). Bupati Berau
47
Sasaran & Jumlah
No. Program/Aktivitas/Media Diskripsi
Audiens/Produksi
melalui Gereja: di kampung target kampanye
Kotbah konservasi (Dewasa, Remaja, Pemuda Dilakukan di GKII Lesan Dayak &
Pertemuan/Ibadah dan anak-anak). Merapun
ibu-ibu Dilakukan di GKII Merasa
Cerita anak-anak Mensasar sekitar 2500 orang Dilakukan di GKII Long Beliu dan
cinta satwa (ibadah di 7 kampung Merasa
sekolah minggu) Dilakukan di GKII Long Beliu,
Pengumuman Merapun dan Merasa serta
(ibadah umum, Merabu (pasca Post Survey)
ibadah pemuda)
2. Penyuluhan/Sosialisasi di Masyarakat petani/peladang Rapat kampung yang dihadiri
kampung (Balai di kampung target kampanye seluruh warga di kampung
Pertemuan Kampung) (Dewasa dan Pemuda). Panaan dan Lesan Dayak
8. Rapat Dengar Pendapat DPRD Berau dan Pemda. Acara digelar 9 Juni 2008 di ruang
48
Sasaran & Jumlah
No. Program/Aktivitas/Media Diskripsi
Audiens/Produksi
(Hearing) DPRD rapat utama kantor DPRD
Peserta 45 orang. Kabupaten Berau
9. Kunjungan Lapangan Pemerintah Kecamatan dan Diselenggarakan 25 Juni 2008
Bupati Berau Kampung dan masyarakat dalam rangka peresmian guest
umum, dan swasta. hause BP Lesan dan peninjauan
perkembangan kawasan.
Undangan sekitar 175 orang.
E. Program Penguatan Kapasitas (Capacity Building)
1. Pelatihan/Kunjungan Pemuda dan Remaja Dilaksanakan 23-25 Mei 2008 di
Teater (relawan kampanye bangga) Lesan Dayak dan mengundang
guru/pemuda dari kampung Lesan
Peserta 32 orang dan saat Dayak dan Merasa.
pertunjukkan dihadiri seluruh
warga kampung di Lesan
Dayak (sekitar 50 orang).
2. Pelatihan Public Speaking Siswa SMP dan Guru. Lokalatih diisi dengan
penyampaian materi, diskusi dan
Peserta 35 orang. simulasi.
3. Pelatihan Pembuatan Mahasiswa (relawan), guru, Diadakan 7 Juni 2008 dengan
Boneka pelajar dan ibu-ibu. nara sumber Ibu Supriatin.
Peserta berasal dari MAPALA
17 orang peserta (Mahasiswa Pencinta Alam)
STIEM, Teater Bumi, siswa SMP
dan beberapa ibu-ibu dan guru.
49
Tabel 11. Kegiatan Tidak Terlaksana dan Material Komunikasi yang Tidak Diproduksi
5. Booklet tanya-jawab mengenai KLSL Disain telah tersedia tetapi karena keterbatasan
anggaran booklet tidak dicetak.
6. Puzzle hutan dan satwa Puzzle diganti dengan gambar yang dihasilkan
anak-anak melalui lomba gambar kehidupan dalam
hutan. Gambar hutan dan hewan yang dihasilkan
dijadikan material Kalender Sekolah.
50
Lagu kampanye yang diciptakan dan dinyanyikan Ibu Mastaniah dari Muara Lesan ini
direkam di Studio musik Dimensi di Tanjung Redeb 12 Agustus 2008. Untuk arrangement
musik versi rekaman studio ditangani oleh seniman lokal yang bernama Iwan „chesper‟–
musisi yang sudah cukup dikenal berbagai kalangan pencinta lagu dangdut dan lagu
daerah di kota Tanjung Redeb.
Lagu untuk menjangkau anak-anak oleh Ebe Agustina dan tim kampanye membuat lirik
lagu “Mari Jaga Hutan” (diadopsi dari lagu rohani anak-anak populer). Dalam
penjangkauan audiens, lagu ini diperkenalkan melalui acara perayaan HUT RI di
Kecamatan Kelay, sound track dialog interaktif di radio (RSPD), kegiatan pekan seni dan
olahraga di Kecamatan Kelay, kunjungan sekolah dan juga dipopulerkan dari handphone
ke handphone oleh relawan kampanye bangga.
4.1.2 Poster
Pilihan menggunakan poster dalam kampanye bangga Kawasan Lindung Sungai Lesan
atas dasar pertimbangan bahwa poster merupakan cara menarik untuk
mengkomunikasikan pesan konservasi dan memamerkan spesies panji-panji (flagship
species). Illustrasi poster kampanye bangga Hutan Lindung Sungai Lesan dilukis oleh
51
Bapak Solikin (seorang guru lokal di Berau). Dalam poster ini menggambar orangutan
sebagai spesies panji-panji kehidupannya sangat tergantung pada kelestarian hutan,
dimana hutan yang oleh masyarakat target audiens kampanye juga adalah hutan yang
perlu dilestarikan untuk hidup anak cucu.
Poster kampanye bangga dirancang dengan ukuran A2 (59,6 x 83,6 cm) portrait dan
dicetak dalam jumlah 2.000 eksemplar. Poster berisi gambar ilustrasi orangutan yang
menggantung di sebuah pohon yang menggendong anaknya dengan latar hutan di
belakangnya. Judul besar poster yaitu Kawasan Lindung Sungai Lesan untuk Anak Cucu
Kita. Pesan kunci yang disampaikan dalam poster ini ditulis dalam 3 paragraf utama yaitu:
(1) Kawasan Lindung Sungai Lesan penting untuk kehidupan kita sekarang dan masa
datang; (2) Kawasan ini menjaga sumber air kita juga rumah bagi orangutan Kalimantan
dan satwa penting lainnya; (3) Peran kita untuk bersama mendukung penyusunan tata
guna lahan kampung penting untuk menjaga Kawasan Lindung Sungai Lesan dan
fungsinya bagi anak cucu kita.
Poster kampanye bangga Kawasan Lindung Sungai Lesan ini dipakai menjadi salah satu
media kampanye untuk menjangkau tidak saja orang dewasa, pemuda tetapi juga untuk
anak-anak. Poster dengan kemasan pesan yang tepat akan berdampak besar pada target
audiens yang metode pembelajarannya adalah membaca/menulis visual dan visual
nonverbal. Poster dipasang di tempat-tempat umum seperti ruang pelayanan kesehatan,
kantor kecamatan, sekolah, papan pengumuman kampung, kantor kepala desa, balai
kampung, rumah-rumah penduduk, gereja dan lain-lain. Poster yang didistribusikan ke
kantor pemerintah dan sekolah agar tahan lama diberi bingkai kaca dan plastik tim
kampanye (diplopori Yayas – BPS dan Ivan dkk – MAMALA STIEM).
4.1.3 Stiker
Dirancang berbentuk bulat dengan ukuran diamater 5 cm (ukuran kecil) dicetak 1.000
eksemplar dan 12 cm (ukuran besar) dicetak 2.000 eksemplar. Stiker hanya berisi gambar
ilustrasi orangutan dan slogan kampanye Kawasan Lindung Sungai Lesan untuk Anak
Cucu Kita. Stiker didistribusikan di rumah-rumah, toko atau warung serta kendaraan roda
dua maupun empat. Dalam setiap kunjungan sekolah dan penjangkauan audiens stiker
merupakan hadiah yang menarik bagi audiens. Sayang stiker tidak tahan lama jika terkena
air karena bahannya tidak dilapisi bahan anti air.
Hal menarik dan kreatif yang terjadi pada saat pendistribusian stiker terjadi di Tanjung
Redeb. Harijani yang akrab disapa Mba Ani salah seorang staff TNC dari divisi IFM
(Improve Forest Management) berinisiatif pada saat ke kantor sekalian mendistribusikan
52
stiker di angkot yang ditumpanginya. Jadi sesaat tiba di kantor dan sebelum membanyar,
maka Mba Ani akan meminta izin ke supir angkot dulu untuk menempel stiker kampanye
pada kaca pintu mobil. Untung saja para supir sangat kooperatif dan mau membantu
memperkenalkan kawasan ke penumpang angkotnnya.
4.1.4 Lembar Informasi (fachsheet)
Lembar informasi disusun teksnya oleh manager komunikasi dan tim, serta mendapatkan
masukan dari guru lokal mengenai substansinya. Disain lembar informasi dilakukan oleh
Saudara Latif dari Deel Production, beliau juga adalah seorang mahasiswa seni rupa dari
Makassar yang sedang dalam tahap penyelesaian studi. Lembar informasi yang dirancang
ukuran A4 portrait terdiri dari 4 halaman bolak-balik, dalam pengerjaannya banyak
didukung sumberdaya yang sifatnya kerelaan (voluntary).
Lembar pertama dari lembar informasi ini ilustrasi, judul dan pesan sama seperti isi poster;
Lembar kedua berisi Sekilas Kawasan Lindung Sungai Lesan, Fungsi dan Nilai Penting
Kawasan Lindung Sungai Lesan; Lembar ketiga berisi informasi Badan Pengelola Lesan
(BP Lesan), Sarana Prasarana Pendukung Kawasan Lindung Sungai Lesan; dan Lembar
keempat berisi Ancaman dan Akibat Kerusakan Hutan; Apa yang bisa dilakukan agar
kerusakan hutan dapat dihindari, Saya dapat berperan dalam pelestarian KLSL.
4.1.5 Lembar Kotbah Konservasi
53
Lembar kotbah disusun oleh Ibu Rospina (gembala GKII Lesan Dayak) dan Bapak Darpius
(Gembala GKKI Merapun) dengan merode diskusi curah pendapat (brain storming)
dengan tim kampanye. Curah pendapat bertujuan untuk menggali bersama sudut pandang
alkitab terhadap isu lingkungan dan pelestarian alam. Dari hasil diskusi, kedua tokoh
agama ini menyusun lembar kotbah konservasi dan menyampaikannya di pertemuan
ibadah raya minggu. Kotbah konservasi ini dilakukan Gereja Kemah Injili Indonesia (GKII)
di Kampung Lesan Dayak dan Merapun - kampung yang masyarakatnya dominan
memeluk agama kristen.
4.1.6 Kalender Sekolah Tahun 2009
Kalender dicetak 500 eksemplar dengan ukuran mendekati ukuran A2 (70 x 53,2 cm)
landscape. Kalender ini berisi pesan kunci kampanye, ilustrasi orangutan dan slogan
kampanye, foto kunjungan sekolah dan hasil karya lomba gambar anak-anak sekolah
dasar yang berjudul kehidupan di dalam Hutan Sungai Lesan.
Kalender ini selain berfungsi sebagai media pengulangan pesan kunci, menginformasikan
jenis-jenis hewan yang terdapat di sekitar kawasan hutan, juga bermanfaat untuk
memberikan umpan balik atas kunjungan kampanye bangga yang dikunjungi selama
implementasi kampanye. Kelender sekolah 2009 yang didistribusikan ke sekolah-sekolah
target kampanye ini antara disain dan hasil cetakan mengalami perbedaan warna.
Terdapat juga kesalahan pada beberapa tanggal hari libur nasional. Untung saja dengan
kerja keras tim kampanye dari MAPALA STIEM kalender bisa diperbaiki dan hasilnya
tetap terlihat sangat baik.
4.1.7 Kaos (Berkerah dan Oblong)
54
Kaos dirancang dalam 2 model yaitu berkerah dan oblong. Distribusi kaos yang berkerah
sebanyak 150 lembar ditujukan untuk para aparat pemerintah dan tokoh masyarakat yang
diyakini bisa membantu mempromosikan kawasan dalam aktivitas mereka. Kaos oblong
sebanyak 500 lembar (450 lembar lengan pendek dan 50 lembar lengan panjang)
didistribusikan kepada para relawan kampanye, peserta pertemuan atau workshop,
maupun sebagai hadiah dalam beberapa kegiatan kampanye bangga.
Yanti, Hamzah, Mariana Ica, Alvia, Tober, Noven dan beberapa relawan kampanye
lainnya di Sido Bangen pada saat proses pemilihan anggota DPRD justru menjadikan
kaos ini menjadi pakaian „seragam‟ panitia pemungutan suara. Bisa dipastikan bahwa
semua yang hadir di tempat pemungutan suara akan mendapatkan pengulangan pesan
kampanye bangga Kawasan Lindung Sungai Lesan. Lain halnya dengan Wayan Widuri
(kepala Kampung Sido Bangen), ketika berkunjung ke beberapa instansi pemerintah di
Tanjung Redeb juga menggunakan kaos kampanye bangga ini.
4.1.8 Standing Banner
Standing Banner dirancang portrait dengan ukuran 58,6 x 159,6 cm dengan tata letak dan
pesan kunci sama seperti pada poster. Standing Banner dicetak sebanyak 25 eksemplar
dan didistribusikan di bandara Kalimarau Tanjung Redeb Berau, kantor pemerintahan
(kabupaten, kecamatan dan kampung) dan beberapa tempat strategis lainnya di kampung
target kampanye (Balai pertemuan adat, gereja dan sekolah).
4.1.9 Cenderamata/Suvenir
Mug orangutan dicetak dan didistribusikan sejumlah 50 eksemplar sebagai hadiah para
peserta pertemuan review Rencana Strategis Pengelolaan Kawasan Lindung Sungai
Lesan yang digelar Badan Pengelola Kawasan Lindung Sungai Lesan (BP Lesan).
Pertemuan dihadiri tokoh dan aparat dari 4 kampung sekitar kawasan, instansi pemerintah
55
kabupaten dan mitra BP Lesan lainnya. Mug orangutan juga dijadikan hadiah dalam
beberapa kegiatan kampanye (kemah pelajar, kuis di radio dan lain-lain). Mug berisi
slogan dan pesan kunci kampanye sebagaimana yang tertulis pada poster.
Panggung boneka Terdiri dari 1 set panggung boneka disertai dengan 9 buah boneka
yaitu boneka Petric (turis USA), Beka (kekantan), wawa (owa-owa), poh (pohon), ibu Iba,
Bapak Aji, Bob (Penebang kayu), Ninuk dan Tita (keduanya kakak adik murid SD).
Panggung boneka ini dipakai dalam rangka kunjungan sekolah dan dalam beberapa event
dimana The Nature Conservancy diundang untuk mengisi acara seperti perayaan Hari
Anak dan lain-lain. Karakter dan ciri fisik dari tokoh panggung boneka yang dimainkan
saat kunjungan sekolah sebagaimana pada tabel.
56
No. Nama Tokoh Karakter/Sifat Ciri Fisik
suka jika dihinggapi satwa atau hewan batang coklat
lain untuk bergantung atau
melaksanakan aktivitas
5. Ibu Iba Banyak omong, ibu yang protektif, Rambut gimbal,
banyak mengatur suami dan anak, jika menggunakan ikat
bertemu orang baru kurang ramah kepala, mulut lebar, baju
warna pink
6. Bapak Aji Sosok ayah yang baik, lembut, giat Menggunakan peci,
bekerja di ladang, dan tidak suka warna baju merah muda,
ribut/suka damai menggunakan selempang
sarung, mata hitam
7. Bob (Penebang kayu) Menggunakan segala cara untuk Baju strip hitam dan
mendapatkan uang, suka merambah putih, kumis panjang
hasil hutan, ahli menebang kayu, bengis diplintir, rambut cagat
dan sangar, tidak suka mendengarkan atau berdiri, alis tebal
nasihat hitam
8. Ninuk Lembut, manja dan suka diperhatikan Menggunakan seragam
oleh orangtua dan kakaknya, jika belajar merah putih (sekolah
harus ditemani oleh orangtua dasar), kulit putih
9. Tita Mandiri, penyayang, taat kepada Menggunakan seragam
orangtua, rajin belajar dan suka merah putih (sekolah
membimbing adiknya, suka membantu dasar), kulit putih
orang tua
Kostum maskot ini dibuat dari kain berbulu, menggunakan bahan keras seperti helm pada
bagian kepala dan bagian perut atau badan dilapisi dengan busa agar lebih terlihat
bervolume. Kostum yang diberikan nama sapaan Si Mori ini didisain menyerupai
orangutan Kalimantan dengan tinggi/panjang kostum sekitar 165 cm dan hanya bisa
dikenakan orang dewasa saja. Kostum orangutan dipakai dalam kunjungan sekolah di 8
sekolah dasar target kampanye dan 2 sekolah menengah atas di Kecamatan Kelay.
Kostum orangutan juga sering dipakai dalam acara khusus di Tanjung Redeb.
57
4.2 Program Kunjungan Sekolah
4.2.1 Panggung Boneka
Pagelaran panggung boneka (Puppet) adalah salah satu media kampanye yang
digunakan untuk menyampaikan pesan-pesan konservasi dengan target audiens anak-
anak. Boneka sebagai salah satu media pada acara kunjungan sekolah merupakan media
ajar yang manarik yang berbeda dengan media konvensional lainnya yang biasa
digunakan.
Dalam kunjungan panggung boneka mengambil judul cerita „Petric, Bule Amerika berlibur
ke Kawasan Lindung Sungai Lesan‟. Adapun selain Petric si bule Amerika, dalam cerita ini
terdapat 8 tokoh lainnya yaitu Ninuk dan Tita sebagai murid sekolah dasar yang juga
kakab beradik; tokoh Ibu Iba yang bersuamikan Pak Aji dimana keduanya adalah
pasangan yang membantu Petric dalam perjalanannya ke KLSL; Tokoh Bob sang
penebang hutan yang selalu mencari kesempatan agar bisa mengambil kayu dan hasil
hutan yang bisa untuk diperjualbelikan dan mendapatkan uang; dan ada juga tokoh Si Poh
yang berarti Pohon yang mengalami kesulitan hidup karena adanya berbagai kerusakan di
sekitarnya akibat ulah manusia; juga ada tokoh Wawa dan Si Beka alias bekantan yang
juga sudah merasa terganggu dengan kerusakan hutan dan sulit mendapatkan
makanannya sehari-hari.
Dalam cerita panggung boneka yang dikemas sebagai rangkaian cerita lima bagian ini, ide
cerita sendiri dan pemberiaan nama para tokoh atas diskusi dengan para guru lokal dan
anak-anak lokal di Merapun, Sido Bangen dan Lesan Dayak. Melalui cerita boneka ini
tujuan yang diharapkan yaitu anak-anak mengenal paling tidak tiga satwa penting dalam
kawasan, tiga jenis tumbuh-tumbuhan dan arti penting kawasan bagi kehidupan
masyarakat. Di akhir cerita para anak-anak spontan saja ingin mengambil bagian, tidak
saja bercerita kepada teman-teman dan orang utan mengenai tokoh dan cerita panggung
boneka, mereka juga terlibat dalam mendistribusikan media kampanye dari rumah ke
rumah di kampung mereka. Poster dan stiker serta lembar informasi dengan semangat
dan bahasa sederhana anak-anak dapat disampaikan dengan tuntas kepada target
audiens „orang dewasa‟ di setiap kampung.
4.2.2 Seminar Pelajar
Seminar pelajar dengan mengambil topik Perlindungan dan Pelestarian Kawasan Lindung
Sungai Lesan di SMPN 2 Kelay di kampung Merasa dan SMPN 3 Kelay di Sido Bangen.
Maksud dari kunjungan ini adalah dalam rangka memperkenalkan kawasan lindung sungai
58
lesan kepada siswa seperti dimana letak kawasan, apa peran dan fungsi kawasan bagi
ekosistem, apa saja potensi hewan dan tumbuhan yang ada di dalam kawasan, apa saja
yang bisa dimanfaatkan siswa dalam kawasan ini dan bagaimana seorang siswa dapat
terlibat dalam upaya-upaya pelestarian kawasan ini demi masa depan mereka sendiri dan
anak cucu.
Menyampaikan pesan melalui permainan lingkungan, acara hiburan seperti menyanyi dan
lomba berjoget diiringi lagu kampanye, pertunjukkan kostum orangutan untuk
mempertontonkan spesies maskot kampanye, diskusi dengan narasumber dan antar
kelompok serta berpidato di depan para peserta seminar adalah beberapa pilihan metode
yang digunakan dalam acara seminar sehari yang digelar di SMPN 2 dan SMPN 3 Kelay
ini. Diskusi kritis, canda tawa dan debat antar kelompok kadang mewarnai seminar yang
didukung penuh oleh para guru ini. Menurut para guru, kunjungan-kunjungan seperti ini
harusnya rutin diadakan tidak saja oleh TNC tetapi lembaga-lembaga lain seperti TNC
yang bekerja di Kelay. Bahkan menurut para guru jika mereka yang mengajarkan tentang
lingkungan hidup kurang efektif dan kurang menarik perhatian siswa. Umumnya materi
pendidikan lingkungan hidup hanya terintegrasikan dalam beberapa mata pelajaran
sekolah.
4.2.3 Lomba Gambar Kehidupan di Dalam Hutan
Bagaimana perspektif hutan dalam „kacamata‟ anak-anak?. Salah satu jawaban dari
pertanyaan ini adalah tatkala kita melihat hasil goresan tangan anak-anak ini dalam media
kertas. Dari hasil-hasil gambar anak-anak dari kampung Merasa, Lesan Dayak, Long
Beliu, Sido Bangen, Merapun, Muara Lesan dan Panaan ini tidak hanya kita melihat hanya
sekedar di hutan terdapat sederetan hutan, gunung dan sungai; tetapi beberapa dari
gambar mereka sudah memperlihatkan hubungan suatu jaring-jaring kehidupan antar
komponen ekosistem di dalamnya. Dengan indah digambarkan dalam kehidupan hutan
ada unsur hutan atau pohon, ada hewan (orangutan, burung, babi), ada tanah dan sungai
59
dengan ikan di dalamnya, serta manusia yang sangat tergantung dengan hutan. Bak suatu
buku petunjuk, gambar anak-anak ini tidak saja menggambarkan suatu objek tetapi juga
ditambahkan keterangan singkat apa yang dimaksudkan anak tersebut melalui
gambarnya. Jika dari pertimbangan aspek teknis menggambar (pewarnaan, komposisi, dll)
gambar-gambar anak-anak lokal ini akan jauh dari dari sempurna, akan tetapi nilai
intrinsiknya anak-anak ternyata dengan kepekaannya telah memahami adanya kehidupan
yang penting di dalam hutan dan sekitarnya.
Lomba gambar yang digagas tim kampanye bangga KLSL yang dilaksanakan di setiap
sekolah di lokasi kampanye bangga pada bulan September, Oktober dan November ini
adalah salah satu cara untuk melihat sejauh mana pemahaman anak-anak atas
pentingnya KLSL bagi kehidupan sekarang dan yang akan datang. Anak-anak yang
antusias mengikuti lomba gambar padahal tidak dijanjikan akan mendapatkan hadiah ini,
dengan semangat kebersamaan „rame-rame‟ dan mendapatkan hiburan pertunjukkan
panggung boneka dan pertunjukkan badut orangutan telah menyemarakkan satu hari
dalam masa liburan dan belajar mereka di sekolah. Mudaha-mudahan saja hasil karya
anak-anak lokal ini selanjutnya dapat dimanfaatkan bagi kita menjadi salah satu bahan
ajar dalam kampanye-kampanye lingkungan untuk menjangkau anak-anak.
4.2.4 Lokakarya Panyusunan Materi Kampanye
60
lokakarya ini. Lokakarya selanjutnya diadakan di SDN 005 Sido Bangen 17 April 2008
diikuti 11 orang guru dan SDN 002 Muara Lesan 25 April 2008 3 orang guru.
Sumadiyono kepala SDN 005 Sido Bangen peserta lokakarya mengatakan bahwa bukan
hanya orang dewasa yang perlu mengenal Hutan Lindung Sungai Lesan, tetapi anak-anak
pun perlu diperkenalkan sejak dini. Pak Sumadiyono yang sudah mengabdi bertahun-
tehun sebagai guru SD di pedalaman Kelay ini mengatakan bahwa anak-anak perlu
mengenal apa itu hutan lindung, apa saja tumbuhan dan hewan yang ada di dalamnya,
apa fungsi dan manfaatnya dalam ekosistem, dan bagaimana cara-cara yang sederhana
bagi anak-anak dapat terlibat dalam upaya pelestarian Hutan Lindung Sungai Lesan. Ibu
Mastaniah dan guru-guru SDN 002 Muara Lesan juga dalam pertemuan dengan tim
kampanye sepakat sedini mungkin keberadaan HLSL perlu diperkenalkan kepada anak-
anak. Jika anak-anak mengenal kawasan hutan ini maka sedikit banyak akan menjadi
referensi pelajaran sekolah misalnya saja mata pelajaran sains. Kawasan Lindung Sungai
Lesan yang dekat dengan kampung juga bisa menjadi kawasan untuk tujuan kunjungan
belajar anak-anak, sembari berwisata juga mendapatkan ilmu pengetahuan.
4.2.5 Kemah Konservasi/Kemah Pelajar.
Kemah pelajar yang berlangsung 3 hari tersebut diisi dengan berbagai kegiatan yang sarat
dengan unsur edukasi dan hiburan. Beberapa kegiatan tersebut diantaranya berbagai
permainan lingkungan, pagelaran seni dan budaya lokal, tracking dan identifikasi hewan
dan tumbuhan dalam hutan, perlombaan kreatifitas hasil hutan serta cerdas-cermat antar
sekolah. Kerja keras dan kekompakkan tim fasilitator dari The Nature Conservancy, Teater
Bumi, Mahasiswa Pecinta Alam STIEM Berau dan Green OFA ini memang tidak sia-sia,
semua peserta merasa puas dan ingin kembali lagi ke Kawasan Lindung Sungai Lesan.
61
4.3 Program Media Massa
Melalui media secara efektif akan diperkenalkan potensi atau nilai penting Kawasan
(Hutan) Lindung Sungai Lesan dan manfaatnya bagi kehidupan. Melalui media ini audiens
akan mendapatkan informasi fungsi hutan di Sungai Lesan dari aspek ekologis (tata air,
oksigen, keunikan habitat, perlindungan satwa dan lain-lain) tetapi juga fungsi sosial hutan
(sumber kehidupan, kawasan budidaya, rekreasi, dan lain-lain) dan ekonomi (penghasilan
negara, perorangan dll). Beberapa program kampanye melalui media (cetak, audio visual,
visual) yaitu:
4.3.1 Dialog Interaktif (Live)
Radio efektif menjangkau audiens karena sifat radio yang bisa didengarkan sembari
melaksanakan aktivitas lain. Manfaat lain sangat mungkin penyampaian pesan-pesan
dapat dilakukan berulang-ulang. Asumsi dasarnya jika pesan selalu disampaikan maka
akan berdampak pada terjadinya kesadaran dan perubahan perilaku dan dukungan publik
terhadap kawasan Lindung Sungai Lesan. Dialog interaktif di radio membahas suatu topik
tertentu dan menghadirkan nara sumber dan kunjungan pendengar ke studio. Program ini
dilakukan langsung (live) setiap 2 minggu sekali pada hari Rabu jam 14.00 – 16.00 wita di
RSPD (Radio Siaran Pemerintah daerah) Berau. Waktu ini dipilih asumsinya akan lebih
menarik banyak pendengar.
Program dialog ini memungkinkan terjadinya dialog interaktif antara nara sumber dan
audiens (pendengar). Untuk menarik partisipasi audiens program ini dilakukan dengan
mendiskusikan topik yang menarik mengenai Kawasan Lindung Sungai Lesan yang belum
diketahui oleh audiens. Di beberapa episode juga diundang sekelompok siswa, guru dan
nara sumber berkompeten. Agar lebih diminati di akhir sesi acara selalu ada umpan balik
dari pendengar dengan menyediakan ruang tanya jawab dan kuis dimana setiap yang
menjawab mendapatkan hadiah. Pada saat pelaksanaan atau di beberapa hari sebelum
on air, dialog interaktif juga diberitakan/diumumkan di radio serta ada pemutaran lagu
kawasan Lindung Sungai Lesan untuk Anak Cucu berulang-ulang agar pesan lebih
melekat.
4.3.2 Iklan Layanan Masyarakat (PSA)
Pesan yang disampaikan melalui iklan atau PSA (Public Service Announcement) ini yaitu
kehidupan masyarakat di sekitar kawasan dan di Tanjung Redeb sangat bergantung
kepada Kawasan Lindung Sungai Lesan, Kawasan Lindung Sungai Lesan juga
merupakan habitat orangutan Kalimantan, Pembukaan kawasan hutan yang tidak
memperhatikan nilai ekologi membuat kehidupan masyarakat menjadi susah dan
62
Pemanfaatan yang berkelanjutan merupakan solusi yang tepat akan tetapi keterlibatan
semua pihak menjadi keharusan.
4.3.3 Liputan Program Teropong Indosiar
Liputan dilakukan di Kampung Lesan Dayak, Muara Lesan dan Merasa 23-25 Mei 2008.
Proses peliputan didampingi aparat kampung dan tokoh Adat Dayak Gaai, sebagian
warga Lesan Dayak dan staff TNC. Kehidupan keseharian masyarakat Dayak Gaai yang
diliput oleh Indosiar dalam kunjungan kali ini diantaranya adalah kegiatan menganyam
tikar tradisional, kegiatan menangkap ikan secara tradisional dengan cara menjala dan
memasang pukat, kegiatan piknik bersama warga kampung di kersik Sungai Kelay,
kegiatan gotong-royong membangun rumah dan membersihkan balai kampung, pagelaran
tarian daerah dan lain-lain.
Media nasional seperti Indosiar ini akan dapat menjangkau para pemangku kepentingan
terutama di level kabupaten, level propinsi dan nasional. Dengan demikian dukungan
terhadap program konservasi Kawasan Lindung Sungai Lesan dapat lebih kuat. Liputan
Indosiar disiarkan dalam satu episode.
Liputan yang dilakukan selama 5 (lima) hari di mengambil beberapa adegan aktivitas
anak-anak lokal bersama teman-teman dan atau dengan keluarga mereka di kampung.
63
Beberapa diantaranya yaitu aktivitas bermain ke hutan untuk berburu ayam hutan dan
berburu babi hutan; bermain di menara pengintaian satwa di dalam Kawasan lindung
Sungai Lesan, bermain dan mencari ikan di sungai Belkay dan Sungai Lesan, menombak
ikan dan beramai-ramai membakar dan makan ikan di kersik Sungai Kelay; bermain
perang-perangan dengan menggunakan batang daun pisang; bermain petak umpat;
mengikuti ritual adat berdoa untuk keselamatan hutan bersama tokoh adat kampung; dan
bermain-main dengan hewan peliharaan (landak) di kampung serta bermain gasing
bersama teman-teman sebaya di kampung. Hasil liputan Si Bolang ditayangkan dalam 2
episode di Trans 7.
Pengelolaan yang baik keberhasilannya dilihat dari adanya pengakuan masyarakat yang
merasakan manfaat keberadaan kawasan lindung ini. Lebih lanjut Bupati Berau
menegaskan bahwa dalam pengelolaan kawasan ini BP LESAN tidak saja harus bisa
memberdayakan dan memainkan peran masyarakat lokal, tetapi juga perusahaan-
perusahaan khususnya yang berada di sekitar kawasan dan perusahann swasta lainnya
juga harus diajak dan dilibatkan. Dengan adanya keterlibatan perusahaan untuk
mempertahankan Kawasan Lindung Sungai Lesan, maka hal ini juga akan berdampak
positif kawasan kebanggaan Berau ini akan semakin berkembang pengelolaannya. Dalam
kesempatan ini, Bupati juga meminta TNC yang memiliki jaringan luas dapat
mempromosikan kawasan ini di tingkat nasional dan dunia.
64
oleh Kaltim Post mengemukakan ajakan Bupati Berau agar menjaga kelestarian Hutan
Sungai Lesan demi generasi yang akan datang. Menurutnya kawasan ini memiliki satwa
langka yang dilindungi dan unik (tercatat 52 jenis mamalia, 18 jenis kekelawar, 118 jenis
burung, 12 amphibi, 5 jenis reptil) seperti orangutan, bangau storm (bangau badai),
monyet ekor panjang, owa-owa, bekantan dan lain-lain dan sejumlah pohon yang masih
perawan dimana 45 jenis diantaranya adalah jenis pohon pakan dan sarang orangutan.
Lebih tegas Bupati Berau dalam berita Kaltim Post ini mengatakan tidak menginginkan
kawasan ini dieksploitasi walau termasuk kawasan budidaya non kehutanan (KBNK) dan
meminta pengawasan instansi terkait serta masyarakat sekitar kawasan mengingat masih
maraknya penebangan liar yang dapat mengancam kelestarian Hutan Sungai Lesan.
Berita foto Kaltim Post edisi 13 November 2008 yang berjudul Lepas Lelah, dimana diulas
secara singkat bahwa masih utuhnya kawasan
Hutan Berau menjadi daya tarik tersendiri bagi
bupati Berau Makmur HAPK di kawasan Hutan
Lesan, misalnya. Bahkan, di kawasan itu tempat
persianggahan. Disini ada makanan ringan dan
segar. Dalam berita yang lain Bupati Berau juga
mengajak “Ayo Jaga Lingkungan” kepada
masyarakat. Dalam text line foto tertulis Nikmati
Lingkungan: Bupati dan rombongan menelusuri
Kawasan Hutan kelay menggunakan perahu (Kaltim
Gambar 39. Wartawan Kaltim Post dkk Post, July/November2008).
Berita lain yang diangkat oleh Kaltim Post edisi 6 November 2008 yaitu “Berau Raih Tropi
Raksaniyata 2008”, dimana dimana pada teks line tertulis “Hutan Lesan: Makmur HAPK
meninjau Kawasan Hutan yang utuh, ini merupkan andil terbesar dalam meraih
Raksaniyata”. Berita lainnya diterbitkan oleh Radar Tarakan 5 November 2008.
Liputan lain yang diangkat oleh Kaltim Post yaitu pernyataan Bupati Berau dalam suatu
pertemuan dengan pegiat konservasi di Berau yaitu “Kelay dan Segah Dipertahankan”
(Kaltim Post edisi 21 Maret 2009). Berita yang sama sebelumnya diangkat oleh Radar
Tarakan (koran yang satu grup perusahaan dengan Kaltim Post) dengan judul berita
“Lingkungan Segah dan Kelai Dipertahankan” (Radar Tarakan edisi 19 Maret 2009) .
Hasil liputan Tribun Kaltim yang ditulis wartawan Hayati Maulana Nur dalam 4 artikel
bersambung mengulas potensi kawasan, pengelolaan, ancaman dan upaya penyelamatan
65
kawasan. Keempat artikel ini yaitu Selamatkan Hutan Lesan (1) Memburu Pemburu
Gaharu (Rabu, 19 November 2008), Selamatkan Hutan Lesan (2) Orangutan Menghitung
Hari (Kamis, 20 November 2008), Selamatkan Hutan Lesan (3) Ketika Sungai Kian Keruh
(Jumat, 21 November 2009), dan Selamatkan Hutan Lesan (4) Hutan untuk Anak Cucu
Kita (Sabtu, 22 November 2009).
Dilakukan melalui kotbah konservasi pada saat ibadah umum, pertemuan/ibadah ibu-ibu
„Perkawan‟, ibadah anak sekolah minggu (cerita anak-anak cinta satwa) dan
Pengumuman (ibadah umum, ibadah pemuda). Lokasi target kampanye dimana dilakukan
penyuluhan melalui gereja yaitu di Gereja Kemah Injili Indonesia (GKII) di Lesan Dayak,
Merapun, Merasa, Long Beliu dan Merabu/Mapulu) (kampung kontrol) pasca Post Survey
KAP dilaksanakan.
Keterlibatan tokoh agama dan pengurus gereja dalam kampanye bangga menjadi hal
yang efektif mendorong pengenalan dan dukungan terhadap konservasi Kawasan Lindung
Sungai Lesan. Di Kampung Long Beliu salah seorang gembala dalam kegiatan
pertunjukkan boneka dan kostum orangután „Si Mori‟ menjadi relawan dengan menjadi
pemandu acara. Gembala ini juga memainkan gitar mengiringi anak-anak menyanyikan
lagu gereja yang teksnya diubah menjadi lagu kampanye agar mencintai orangután dan
satwa lainnya serta mengajak untuk melestarikan hutan sebagai tempat hidup satwa dan
demi kehidupan Marusia.
66
4.4.2 Penyuluhan/Pertemuan Kampung
Penyuluhan atau sosialisasi mengenai Kawasan Lindung Sungai Lesan untuk mensasar
para peladang, para aparat kampung, ibu-ibu dan para pemuda, maka pertemuan
kampung/rapat kampung merupakan media efektif. Efektif karena dari rapat kampung ini
bisa terjadi dialog antara masyarakat da n tim kampa nye bangga. Pertemuan dengan
masyarakat di Lesan Dayak dilaksanakan 17 September 2008 dan di Panaan 28
November 2008 yang dihadiri seluruh warga di kampung. Dalam pertemuan ini
disampaikan informasi mengenai status kawasan, potensi dan fungsi kawasan, badan
pengelola, ancaman terhadap kawasan dan berbagai hal mengenai peluang
pengembangan kawasan.
67
Gambar 43. Jangkau Target Audiens dari Pintu ke Pintu
Dalam proses kampanye dari pintu ke pintu, khusus tim kampanye di Kota Tanjung Redeb
ada beberapa anggota tim yang mengalami kendala. Beberapa kendala misalnya
umumnya di perkantoran ruang-ruang perkantoran tidak mudah dipasangi lembaran-
lembaran cetak yang sifatnya kampanye walaupun sudah dijelaskan bahwa ini untuk
tujuan sosial dan lingkungan. Hanya saja yang menarik untuk penjangkauan dari rumah ke
rumah di 7 kampung tim kampanye tidak mengalami kendala. Bahkan tempat ibadah umat
kristiani (gereja) bersedia memasang media kampanye di ruang pengumuman gereja dan
bahkan di dalam ruangan ibadah serta beberapa diantaranya dibagikan dalam pertemuan
ibadah jemaat.
4.4.4 Perayaan Hari Bumi di Kecamatan Kelay
Perayaan Hari Bumi perdana di pendopo Kecamatan Kelay 22 April 2008 terselenggara
atas kerjasama Pemerintah Kecamatan Kelay, The Nature Conservancy, World Education
dan SMPN 3 Kelay ini dibuka secara resmi oleh Camat Kelay Bapak Munawar Halil. Hadir
pada acara pembukaan Kapolsek Kelay, yang mewakili Danramil Kelay serta masyarakat
sekitar yang antusias sambut perayaan Hari Bumi ini. Pasca pembukaan oleh Camat
Kelay, perayaan Hari Bumi 2008 dilanjutkan dengan kegiatan lomba yaitu lomba pidato,
cipta dan baca puisi serta lomba menulis surat cinta untuk bumi. Adapun lomba pidato
mengambil tema „Bumi Memanggil‟, lomba cipta dan baca puisi dengan tema „Rintihan
Bumi‟ serta lomba menulis surat cinta untuk bumi dengan tema „Tangis dan Tawa Bumi.
Kegiatan lomba diikuti siswa-siswa Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama yang
berjumlah sekitar 36 orang untuk ketiga kategori lomba.
68
4.4.5 Perayaan HUT RI (Festival Seni dan Budaya)
Joget konservasi yang disambut antusias baik laki-laki maupun perempuan, tua muda
bahkan anak-anak ini dilaksanakan pada acara puncak perayaan HUT RI pada tanggal 17
Agustus 2008 setelah upacara bendera digelar. Joget yang satu ini memang bukan joget
biasa, karena untuk menjadi pemenang bukan sekedar dinilai dari betapa lincah dan
jagonya peserta dalam berjoget, tetapi juga seberapa kompak setiap pasangat berjoget
dan berputar sembari mempertahankan balon yang dijepit pasangan joget agar tidak
sampai terjatuh ke lantai. Akhirnya, joget di siang hari itu dari kelas dewasa dimenangkan
oleh pasangan Marten dan Kadek dari kampung Lesan Dayak dan dari golongan anaj-
anak pasangan Rita dan Fitri dari kampung Long Beliu. Para pemenang pun mendapatkan
hadiah menarik berupa merchandise kampanye bangga KLSL dengan menampilkan
gambar maskot orangutan. Pemberian hadiah berupa merchandise ini pun sebagai bentuk
pengulangan pesan konservasi “Kawasan Lindung Sungai Lesan untuk Anak Cucu Kita”.
69
atau legalitas kawasan, rencana pengembangan dan pengelolaan kawasan,
pengembangan ekonomi masyarakat, sosialisasi dan kampanye kawasan, pendanaan
berkelanjutan – fund raising bagi keberlanjutan pengelolaan kawasan, serta rencana
pengamanan kawasan di lapangan dengan membahas peran PEKOKA (petugas
konservasi kampung) sebagai kekuatan terdepan.
Phantom Sidi Priyandoko fasilitator lokakarya yang begitu piawai memandu diskusi
sehingga di hari kedua lokakarya menghasilkan beberapa hal penting demi kemajuan
pengelolaan kawasan ke depan. Beberapa yang menjadi catatan penting bahwa BP Lesan
dan audiens sepakat agar untuk istilah kawasan tetap menggunakan Hutan Lindung
Sungai Lesan sebagai semangat daerah menjadikan kawasan ini menjadi hutan lindung.
Perkecualian penggunaan istilah lain dengan alasan tertentu dapat dilakukan dengan
prasyarat atas sepengetahuan BP Lesan. Dalam kesempatan yang baik ini juga,
perwakilan dari setiap masyarakat yang hadir menyampaikan masukan-masukan dan
harapan agar ke depan BP Lesan dan mitranya lebih sering mengadakan koordinasi
dengan masyarakat dan membuka ruang komunikasi terbuka bagaimana peran dan
keterlibatan masyarakat dalam pengelolaan kawasan ke depan.
Kampanye Bangga Kawasan Lindung Sungai Lesan untuk anak cucu kita bertujuan untuk
meningkatkan pengetahuan, sikap dan dukungan masyarakat terhadap upaya-upaya
konservasi di kawasan Hutan Lindung Sungai Lesan. Bagaimanapun upaya-upaya
konservasi dengan menggerakan kapasitas masyarakat lokal dan membangun rasa
bangga masyarakat akan jauh lebih optimal dan berkelanjutan, karena telah tertanam
kesadaran konservasi hutan akan menjamin keberlanjutan kehidupan anak cucu di masa
depan. Inisiatif kampanye bangga yang ingin membangun kepemilikan masyarakat atas
Kawasan Lindung Sungai Lesan akan berhasil dengan dukungan berbagai komponen
masyarakat dari kalangan budayawan, seniman, pendidik, media, dan berbagai pihak
70
lainnya sesuai dengan kapasitas masing-masing. Penyampaian pesan-pesan konservasi
melalui berbagai media komunitas seperti radio dan seni budaya lokal.
Dalam dengar pendapat yang berlangsung sekitar 2 jam tersebut, banyak kritikan dan
masukan yang disampaikan anggota DPRD untuk perbaikan kinerja TNC ke depan.
Fakhrizal Nashr, TNC Berau Program Leader, menyampaikan terima kasih atas segala
masukan yang disampaikan anggota dewan yang hadir. Up date program melalui laporan
triwulan dijanjikan akan selalu disampaikan kepada DPRD agar setiap program bisa
diketahui dan dievaluasi capainnya oleh anggota dewan. Dalam kesempatan ini Ebe
Agustina menyampaikan rencana kampanye bangga bagi Kawasan Lindung Sungai
Lesan. Hal ini dilakukan sebagai update hal yang sekarang dilakukan di Lesan, dimana 2
tahun sebelumnya anggota DPRD Komisi 3 telah berkunjung ke kawasan. Harapannya
juga komunikasi dilakukan secara intensif baik formal maupun informal sesuai dengan
kebutuhan program. Implementasi program benar-benar akan optimal dengan kerjasama
dan dukungan semua pihak, tidak saja lembaga pemerintah kabupaten dan kampung
tetapi peran lembaga legislatif juga menjadi faktor kunci. (lihat Swara Kaltim edisi 11 Juni
2008 “DPRD Sambut Positif Program TNC).
71
Kunjungan Bupati Berau ke Kawasan Lindung Sungai Lesan dari sisi politis sangat
mempengaruhi pencitraan kawasan di masyarakat dan di kalangan Pemerintah
Kabupaten Berau. KLSL saat ini telah menjadi show window atau model pengelolaan
kawasan lindung satu-satunya yang ada di Kabupaten Berau. Walaupun statusnya adalah
KBNK (Kawasan Budidaya Non Kehutanan), tetapi Pemerintah Daerah bersama Badan
Pengelola berkomitmen mempertahankan kawasan ini untuk dilindungi. Pendanaan dari
anggaran belanja negara juga telah dianggarkan untuk membantu pengelolaan kawasan.
Dalam pernyataannya dalam suatu pertemuan dengan pegiat konservasi di Maret 2009
Berau, Bupati Berau bahkan menyatakan bahwa dia sangat sejalan dengan ide konservasi
hutan. Kabupaten Berau juga terbuka menerima jika ada lembaga lingkungan seperti TNC
yang bekerja di Berau untuk membantu pengelolaan hutan agar lestari. Pemerintah Berau
sangat terbantu dengan adanya mitra yang membantu pengelolaan hutan dan ke depan
Bupati Berau mengharapkan masyarakat lokal memiliki kemampuan mengelola hutan dan
sumberdaya alamnya.
Pelatihan dilaksanakan 23-25 Mei 2008 hasil kerjasama The Nature Conservancy dan
Teater Bumi. Pelatihan teater diikuti 32 orang pemuda-pemudi dari kampung Lesan Dayak
dan Merasa. Pelatihan ini bertujuan memberikan pembekalan dasar kepada para relawan
kampanye bangga Hutan Lindung Sungai Lesan dalam seni peran, seni suara, seni gerak,
dan berbagai seni lain yang pada dasarnya melebur dalam seni yang disebut teater ini.
Dessy Yanti dan Achmad dari Teater Bumi yang bertindak selalu fasilitator dalam lokalatih
teater ini memberikan pemahaman dasar bahwa ilmu teater dalam kehidupan sehari-hari
72
pun sangat bermanfaat. Sebagai contoh ketika berbicara di depan umum ilmu teater bisa
membantu dalam pengaturan intonasi suara dan pengucapan/artikulasi kata yang jelas
dan tegas.
4.5.2 Loka Latih Public Speaking
Diselenggarakan di SMPN 3 Kelay 17-18 April 2008, difasilitasi oleh Ebe Agustina.
Lokalatih hari pertama diadakan di lapangan terbuka dengan melibatkan 35 siswa dengan
materi utama simulasi berbicara di depan umum, hambatan dalam berbicara di depan
umum, tip dan trik mengatasi hambatan public speaking dan praktek kehidupan sehari-hari
yang memerlukan keahlian public speaking. Hari kedua lokalatih yang diadakan dalam
ruangan terbuka diisi dengan materi simulasi berpidato, serta cipta dan baca puisi
lingkungan.
Bukan saja pelajar yang antusias dengan adanya kegiatan loka latih public speaking ini,
kepala sekolah dan para guru pun sangat mendukung kegiatan ini. Syuriansyah kepala
sekolah yang memantau pelaksanaan loka latih walau sedang sibuk mempersiapkan ujian
akhir yang segera akan digelar bagi siswa kelas 3 rela selama dua hari meliburkan proses
belajar mengajar dan mewajibkan siswa mengikuti loka latih ini. Pria yang tampak
bersahaja khas seorang pendidik ini berharap pihak The Nature Conservancy sesekali
tatkala berada di Kelay agar dapat berkunjung ke sekolah mereka dan menjadi guru tamu
demi menambah wawasan anak-anak didiknya.
Pelatihan pembuatan boneka adalah salah satu cara untuk mengembangkan kapasitas
para relawan kampanye dalam merancang boneka sebagai media kampanye. Pelatihan
73
dilaksanakan 7-8 Juni 2008 dihadiri 20 peserta terdiri dari anggota MAPALA (Mahasiswa
Pencinta Alam) STIEM, Teater Bumi, siswa SMP dan beberapa ibu yang merupakan istri
dari staf The Nature Conservancy (TNC) di kantor TNC Berau. Untuk mempermudah dan
mempercepat penyelesaian boneka maka peserta pelatihan dibagi dalam beberapa
kelompok. Adapun setiap kelompok bertanggung jawab membuat satu tokoh
sebagaimana dalam skenario cerita panggung boneka yang telah di susun team dari guru-
guru di Merapun. Adapun boneka-boneka yang belum selesai pengerjaannya pada saat
pelatihan karena ditailnya cukup rumit maka pengerjaan dilanjutkan tim relawan kampanye
bangga.
Ibu Supriatin yang menjadi mentor sekaligus nara sumber pelatihan mengatakan bahwa
membuat boneka untuk tujuan kampanye lingkungan memang sedikit berbeda dengan
membuat boneka dengan tujuan komersil. Menurutnya, boneka yang dibuat untuk
kampanye dirancang sedapat mungkin sesuai dengan karakter tokoh yang terdapat pada
naskah cerita. Kekuatan boneka memang bukan sekedar bentuk fisiknya yang
menggambarkan karakter sang tokoh, tetapi juga kekuatannya pada cerita, dan keahlian
personal yang memainkannya pada saat pementasan yang tentu saja dilandasi
pemahaman yang kuat pesan apa yang ingin disampaikan melalui tokoh boneka yang
dimainkannya tersebut. Jika pesan yang ditampilkan dapat dimengerti dan terpatri dalam
benak anak-anak maka pesan-pesan konservasi dapat diteruskan juga kepada orang tua
dan anggota keluarga lainnya di rumah.
74
4.5.5 Pelatihan Profesional Writing
Tim kampanye Ebe Agustina dan Odang Darmansyah mengikuti pelatihan yang digelar
Keynote Speaker dilaksanakan di Hotel Preanger Bandung 10-11 Juli 2008. Nara sumber
yaitu Hernowo yang sekarang menjabat sebagai pimpinan redaksi Penerbit Mizan
berbagai kiat dan trik dalam menulis kepada peserta yang berjumlah 16 orang tersebut.
Selain mendapat pengetahuan dan cerita pengalaman dari Hernowo, tim juga
berkesempatan mendapatkan masukan dari nara sumber lain yang ahli dalam hal tulis-
menulis. Sebut saja Elvinaro Ardianto dosen Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas
Padjadjaran yang juga penulis buku teks, jurnal dan surat kabar. Demikian juga Bambang
Trim yang telah memiliki pengalaman banyak dalam menulis buku best seller. Dengan
adanya pelatihan ini maka tim akan memiliki kemampuan teknik penulisan berbagai
material dan publikasi kampanye bangga.
Gambar 55. Study Banding di Taman Nasional Tanjung Puting Kalimantan Tengah
Hal menarik yang dipelajari tim di Yayasan Orangutan Indonesia (YAYORIN) yaitu
pendidikan konservasi dijadikan core program. Program pendidikan yang diaplikasikan
oleh YAYORIN didasarkan pada pengalaman mereka dari hasil penelitian dan dan
75
pengalaman lapangan bekerja dengan isu pelestarian orangutan dan habitatnya.
YAYORIN sebagai salah satu lembaga swadaya masyarakat di Pangkalan Bun
Kalimantan Tengah didirikan pada tahun 1991 dan memiliki visi lembaga yaitu “kelestarian
hutan untuk kesejahtearan umat masa kini dan generasi mendatang”. Dalam program
pendidikan yang dijalankan dalam rangka meningkatkan pengetahuan dan kesadaran
publik dalam pelestarian orangutan dan habitatnya, YAYORIN memiliki beberapa sub
program pendidikan lingkungan hidup yaitu Mobile Education and Library Unit (MELU),
Kampung Konservasi (KAMKOV), dan Publikasi Media Cetak (Bulletin).
Sebagai salah satu kawasan habitat orangutan, pembelajaran lain juga diterima tim waktu
berkunjung ke Taman Nasional Tanjung Puting (TNTP) di Kalimantan Tengah dan Desa
Sekonyer dimana dengan pesona orangutan telah mengundang banyak wisatawan
domestik dan mancanegara berkunjung ke Taman Nasional Tanjung Puting (TNTP) di
Kalimantan Tengah. Menurut informasi dari rekan-rekan dari Orangutan Foundation
International (OFI) dan Yayasan Orangutan Indonesia (Yayorin) dengan adanya pariwisata
di TNTP ini telah memberikan pemasukan kepada daerah sekitar 200 juta per tahun.
Tentu saja dari sisi nominal akan sangat sedikit dibanding pendapatan dari sektor lain
tetapi dari sisi prestisi telah menjadi kebanggan daerah Kalteng.
76
5 HASIL SURVEY KAMPANYE BANGGA
5.1 Hasil yang Berorientasi Pada Perubahan Pengetahuan
Sasaran 1
Pada akhir kampanye, pengetahuan peladang di ke tujuh desa target mengenai status dan
fungsi kawasan Hutan Lindung Sungai Lesan meningkat sebesar 43% (dari semula hanya
32% responden menjadi 75%), yang menyatakan status kawasan sebagai “Hutan
Lindung” atau “Kawasan Lindung”.
Sasaran pengetahuan 1 ini dituliskan 32% (dikoreksi) seharusnya tertulis 33,5%. Dari hasil
perbandingan antara target kampanye dan kontrol berdasarkan hasil survey awal (Pre
survey) dan survey akhir (Post Survey), capaian aktual keberhasilan hasil kampanye yaitu
46.5% (melebihi target sasaran kampanye yang ditetapkan 43%). Adapun perbandingan
perubahan pengetahuan mengenai status kawasan yaitu Hutan Lindung atau Hutan
Lindung anatara target dan kontrol kampanye disajikan dalam tabel berikut:
100
91.3
80
60 52.1
Target
40.8
40 33.5 Kontrol
20
0
Pre Survey Post Survey
Gambar 56. Perbandingan Pengetahuan Mengenai Kawasan (Pre dan Post)
77
(Merapun dan Panaan). Kampung Merapun khususnya adalah pintu masuk atau akses
satu-satunya jika ingin ke Merabu/Mapulu melalui transportasi katinting di Sungai Lesan.
Selain itu, di kampung Merabu khususnya media komunikasi berupa poster dan Kalender
Sekolah 2009 Kampanye Bangga bangga dapat dilihat oleh masyarakat di ruang tamu
rumah Kepala Kampung Merabu (Bapak Asrani) ketika berkunjung atau lewat.
Sasaran 2
Pada akhir kampanye Pride, peladang di tujuh desa target yang mengetahui fungsi dan
tugas Badan Pengelola HLSL meningkat 30% (dari semula 37% menjadi 67%), terlihat
dari jumlah responden peladang yang menjawab bahwa tugas dan fungsi BP KLSL (BP
Lesan) adalah untuk mengatur pengelolaan kawasan hutan Sungai Lesan.
Pada lokasi target kampanye, capaian 21.6% dan pada kampung kontrol capaian 33%
sehingga capaian Kampanye Bangga Kawasan Lindung aktual menjadi -11,7%. Dengan
demikian target kampanye yang ditetapkan 30% untuk sasaran 2 ini belum tercapai.
60 58.6
53.3
50
40 37
30 Target
20 Kontrol
20
10
0
Pre Survey Post Survey
Gambar 57. Perbandingan Pengetahuan Mengenai BP Lesan (Pre dan Post)
Capaian kampanye pengetahuan masyarakat mengenai tugas dan fungsi BP Lesan hanya
mencapai 21,6% di lokasi target kampanye, karena dalam hal ini pesan mengenai BP
Lesan bagi audiens tidak spesifik diingat dan tidak ada pengulangan pesan misalnya
78
berupa kegiatan sosialisasi lanjutan. Penyampaian informasi mengenai BP hanya
dilakukan di kalangan elit kampung di 4 kampung desa dampingan TNC dan WE.
Penyuluhan mengenai BP Lesan khusus di Panaan dan 2 kampung lainnya hanya
dilakukan saat kunjungan kampanye. Terkait dengan sosialisasi BP Lesan, yang menjadi
masalah sebenarnya bahwa ketika melakukan sosialisasi di kampung menjadi tidak
maksimal tanpa kehadiran langsung dari BP Lesan. Bisa dimaklumi karena dari aspek
kelembagaan status BP Lesan saat kampanye sedang tidak aktif.
Capaian Kampanye Bangga yang meningkat 33,3% di lokasi/daerah kontrol selain karena
faktor tumpahan informasi, hal terpenting bahwa bukan karena pengetahuan mengenai
tugas dan fungsi BP Lesan telah meningkat tetapi karena telah terjadi kesalahan
metodologi pelaksanaan survey (pengambilan data survey) dan proses entry data ke
survey pro. Jika merujuk pada aturan pertanyaan dalam tabel di bawah mengenai BP
Lesan, harusnya ketika target audiens mengatakan tidak pernah mendengar BP Lesan,
maka pertanyaan lanjutan mengenai mengenai tugas dan fungsi BP Lesan tidak perlu
ditanyakan kembali (Pertanyaan 23A pada Pre Survey atau 24A pada Post Survey). Dari
hasil survey di lokasi kontrol, target audiens nyatanya yang pernah mendengar BP Lesan
sebelum dan sesudah kampanye masih tetap sama yaitu 19,7%. Menjadi hal yang
sedikit aneh jika audiens di lokasi kontrol baru 19,7% pernah mendengar BP Lesan
tetapi sudah mengetahui tugas dan fungsinya hingga mencapai 33,3%. Hal yang logis
jika audiens di lokasi target kampanye yang telah mendengar Badan Pengelola (BP
Lesan) 30,2% menjadi 81,6% (meningkat 51,4% setelah kampanye), juga telah
mengetahui fungsi dan tugas BP Lesan untuk mengatur pengelolaan kawasan dari 37%
menjadi 58,6 % (meningkat 21,6%).
23/24
Tabel 16. Perbandingan Target dan Kontrol yang Pernah Mendengar BP Lesan
79
Dari tabel yang tertera di atas dapat dilihat bahwa telah mencapai 51,5% target audiens
kampanye yang telah mendengar/mengenal BP Lesan, tetapi agar mereka mengetahui
fungsi dan tugasnya maka sangat diperlukan sosialisasi yang lebih intensif mengenai BP
Lesan tersebut. Penyuluhan paling efektif jika dilakukan sendiri oleh pengurus BP Lesan di
Masyarakat lokal.
Dari hasil perbandingan antara pre survey dan post survey di kampung target kampanye
(7 kampung) dan kontrol (2 kampung), maka diperoleh capaian aktual kampanye bangga
untuk perubahan sikap 22,3% (melebihi sasaran yang ditetapkan yaitu 20%).
100 92.1
80
67 67.6 70.4
60
Target
40 Kontrol
20
0
Pre Survey Post Survey
Gambar 58. Perbandingan Perubahan Sikap Mendukung Konservasi Kawasan (Pre dan Post)
80
Konservasi, jika dikomunikasi dengan cara-cara yang kreatif dan edukatif ternyata idenya
mampu diterima oleh masyarakat. Bukan hanya sekedar dipahami konservasi berarti
pelarangan memanfaatkan sumberdaya hutan. Sebelum pelaksanaan kampanye, target
audiens yang tidak memahami konservasi 66,9% (Q57 Pre Survey) dan setelah kampanye
yang tidak tahu menurun yang tidak tahu hanya menjadi 15,9% (Post Survey Q59) atau
menurun menjadi 51,1%. Konservasi selain dipahami sebagai upaya perlindungan dan
pelestarian, telah dipahami juga dapat memberikan manfaat langsung maupun tidak
langsung (jasa lingkungan dan lain-lain).
Hal lain bahwa Kawasan Lindung Sungai Lesan tidak saja berperan dalam ekosistem (tata
air/sumber air), tetapi juga didukung sebagai tempat untuk melestarikan orangutan dan
satwa penting lainnya. Target audiens yang menyatakan konsistensi dukungan ini
meningkat 10% yaitu dari 82,1% (Q81 Pre Survey) menjadi 92.1% (Q71 Post Survey).
Orangutan di akhir kampanye (Q93) juga telah dipilih 63.3% menjadi hewan atau satwa
yang dapat mewakili kehidupan atau menjadi kebanggaan masyarakat. Dimana sebelum
kampanye hanya dipilih oleh target audiens sebagai kebanggan/mewakili kehidupan
sebesar 39.7% (Q83 Pre Survey). Rupa-rupanyan dengan kampanye bangga tidak saja
23,6% dukungan diberikan terhadap konservasi orangutan, tetapi telah dianggap hal yang
penting menjaga kelestarian habitatnya demi anak cucu.
Hasil yang berorientasi pada perubahan telah tercapai, yaitu dengan terbangunnya inisiatif
dari pemerintah kampung dan masyarakat untuk melakukan penyusunan tata guna lahan
(land use planning) di Sido Bangen dan penyusunan perencanaan partisipatif masyarakat
kampung (P3MK) di kampung Merapun, Muara Lesan dan Merabu (kampung kontrol
kampanye). Proses fasilitasi ini dilakukan oleh divisi PAM (Protected area management)
TNC dan World Education.
81
Gambar 59. Proses Perencanaan Kampung Partisipatif di Merapun dan Merabu
Proses dan hasil rencana tata ruang wilayah (pemetaan partisipatif) yang masih dalam
tahap penyusunan di Sido Bangen telah menghasilkan sket peruntukan lahan kelola
masyarakat dan sedangkan P3MK menghasilkan dokumen Rencana Strategis
Pembangunan Kampung 5-10 tahun ke depan. Dalam dokumen perencanaan
pembangunan kampung sendiri bidang penataan wilayah tata ruang kampung menjadi
salah satu program. Untuk mendukung proses keberlanjutan dan implementasi Rencana
Pembangunan Kampung pada saat ini, TNC dan WE masih tetap berkomitmen melakukan
pendampingan penguatan kelembagaan masyarakat kampung.
82
6 ANALISIS KRITIS KAMPANYE BANGGA LESAN
6.1 Bentuk Pendekatan yang Efektif
Kampanye Bangga Kawasan Lindung Sungai Lesan ditujukan untuk meningkatkan
pengetahuan dan sikap dan terjadinya perubahan perilaku target kampanye. Dalam
kampanye bangga yang dilakukan di 7 kampung dan Tanjung Redeb, beberapa media
komunikasi dan kegiatan yang efektif dalam penjangkauan target audiens kampanye yaitu:
Dari hasil evaluasi bersama guru di akhir kunjungan sekolah, murid membutuhkan
kegiatan yang tidak hanya memberikan pengetahuan tetapi juga kegiatan atau aktivitas
yang menarik sehingga kegiatan belajar menjadi mudah dan menyenangkan. Anak-anak
dapat belajar secara audio visual melalui kegiatan kunjungan sekolah. Kegiatan ini juga
mampu meningkatkan jalinan antara guru dan murid karena kegiatannya yang dilakukan
bersama-sama misalnya guru yang membantu para murid untuk berlatih panggung
boneka atau mengajarkan lagu konservasi anak. Dampak bagi murid, dengan sukarela
mereka menyebarkan materi Kampanye Bangga di lingkungan tempat tinggal mereka dan
menceritakan mengenai kawasan lindung dan orangutan di kawasan tersebut.
83
meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai nilai dan potensi kawasan dan betapa
pentingnya kawasan sebagai habitat dan sumber air bagi masyarakat. Dalam suatu
kunjungan ke rumah Bapak Abraham (gembala GKII) dan keluarga di kampung Merasa,
beliau dan istri dengan bersemangat menceritakan bagaimana bersemangat dan
bangganya anaknya di sekolahnya terdapat kegiatan panggung boneka dan kunjungan Si
Mori, maskot kampanye. Demikian sang kakak juga senang bahwa di sekolahnya di
SMPN 3 Kelay diadakan seminar pelajar yang diisi dengan berbagai aktivitas permainan,
diskusi dan bernyani bersama.
Dari hasil survey setelah kampanye diperoleh informasi, target audiens kampanye
mendapatkan informasi melalui panggung boneka 66,9%, seminar sekolah 53,1% dan
lomba gambar 58.5%. Efektivitas media ini sendiri menjangkau audiens memang cukup
signifikan untuk mensasar orang tua (efektivitas panggung boneka mencapai 14,3% jika
dibandingkan dengan kegiatan atau media komunikasi atau media cetak lainnya).
Lagu juga efektif membangun kepemilikan. Bentuk kepemilikan dengan adanya lagu
konservasi ini dapat dilihat bahwa dengan gembira anak-anak akan selalu menyanyikan
lagu pada saat ada kesempatan. Tidak saja di sekolah tetapi juga di lingkungan sehari-
hari mereka. Bagi orang dewasa, dengan adanya lagu dangdut konservasi dengan
bangga selalu dinyanyikan dalam event di kampung bahkan yang memiliki telepon
genggam (handphone), dengan bangga menyebarkannya ke teman-teman dan
kenalannya. Kepemilikan yang terbangun dengan adanya lagu ini juga karena lagu
diiptakan dan dinyanyikan oleh masyarakat lokal (guru) yang juga dipercaya oleh
masyarakat. Pesan yang terkandung dalam lagu untuk menjaga hutan dan segala isinya
dengan kebersamaan ternyata efektif merubah perilaku anak-anak dan orang dewasa.
Hasil survey akhir kampanye diperoleh informasi dari masyarakat target kampanye bahwa
mereka mendapatkan pesan mengenai kawasan lindung 50.3% melalui lagu dangdut
kampanye “Cintailah Hutan Sungai Lesan” dan 66,7% melalui lagu anak-anak “Mari jaga
hutan”.
84
6.1.3 Poster dan Kalender Sekolah 2009
Poster sangat mudah dipahami oleh sebagian besar karena hanya mengandung gambar
orangutan sebagai mascot dan spesies kunci dalam kawasan. Poster ini juga hanya berisi
pesan kunci hal yang disampaikan kepada target audiens. Poster efektif menjangkau
audiens yang pembelajarannya visual (baik verbal maupun non verbal). Dalam Kampanye
Bangga Kawasan Lindung Sungai Lesan, poster ini menjadi efektif karena dengan jumlah
yang cukup besar sehingga di setiap rumah, sekolah dan kantor atau balai-balai
pertemuan di kampung target kampanye dapat dipasang poster ini. Pesannya singkat
yang hanya berisi informasi kawasan sebagai sumber air, rumah bagi orangutan dan
ajakan berpartisipasi dalam konservasi melalui penyusunan tata guna lahan akan mudah
diingat oleh audiens yang kemampuan belajarnya visual. Poster juga merupakan media
yang bias menjadi alat peraga ketika menjumpai audiens baik dalam diskusi formal
maupun informal.
Kalender Sekolah sangat digemari oleh anak-anak dan para orang tua dan guru,
khususnya orang tua/guru yang memiliki anak/anak murid terdapat foto dan hasil karyanya
terdapat dalam kalender tersebut. Rasa
kepemilikan yang tinggi terdapat kalender
membuat kalender dengan mudah akan
didistribusikan dan dipajang di rumah atau
sekolah. Bahkan jika ada yang tidak mendapatkan
kalender maka tim kampanye akan menuai proses
dari anak-anak, guru maupun orang tua. Dari hasil
survey poster efektif untuk menyampaikan
informasi mengenai Kawasan Lindung Sungai
Lesan sebesar 47,4% dan kalender 13,2%. Target
audiens kampanye mendapatkan informasi
mengenai kawasan 96,3% melalui media poster
Gambar 62. Anak-anak dan Kalender
dan 78,8% melalui kalender.
85
Lindung Sungai Lesan sekitar 28,2% dibandingkan kegiatan/media lainnya. Dari hasil
survey juga diketahui target audiens kampanye mendapatkan informasi mengenai
kawasan 70,9% melalui kaos kampanye.
Media nasional yang memiliki program lingkungan dalam kampanye bangga sangat
berdaya pikat luar biasa menarik partisipasi audiens terlibat di dalamnya. Segala
keperluan shooting seperti gasing, tombak, perahu, makanan tradisional bahkan para
pemain akan dengan sukarela disediakan oleh warga tanpa imbalan. Demikian dalam
kampanye selanjutnya audiens juga akan terlibat membantu kegiatan apa pun yang
dilakukan dalam rangka kampanye bangga Kawasan Lindung Sungai Lesan.
86
Dengan keterbatasan waktu dan sumberdaya yang memahami konteks konservasi dan
pandangan alkitab, pendeta/gembala yang diminta menyusun suatu materi kotbah
mengalami kesulitan. Materi kampanye yang diperoleh hanya 2 materi kotbah. Awalnya
untuk materi kampanye bangga dari 6 kampung target kampanye ditargetkan dapat
menghasilkan lembar kotbah minimal 6 buah lembar materi kotbah. Beberapa lembar
kotbah rencana akan dicetak menjadi satu paket dan didistribusikan di 6 kampung yang
mayoritas penduduknya beragama kristiani (kecuali Muara Lesan yang mayoritas
beragama Islam).
6.2.3 Cenderamata/Suvenir
Cenderamata atau suvenir hanya dicetak dalam
jumlah terbatas dan hanya didistribusikan
kepada audiens tertentu saja. Suvenir dianggap
tidak efektif karena suvenir tidak memuat pesan-
pesan konservasi yang menjadi pesan kunci dari
kampanye yang ingin dihasilkan. Bisa dipastikan
bahwa jika mendistribusikan suvenir kepada
audiens, tidak akan memberikan perubahan
pengetahuan, sikap dan perilaku sebagaimana
yang ingin dicapai melalui kampanye bangga ini.
Yang kita dapatkan hanya kepuasan atau
kesenangan dari audiens karena mendapatkan
suvenir sebagai kenang-kenangan. Sisi
Gambar 64. Jam Dinding Kampanye positifnya baik untuk menjaga hubungan dengan
mitra, relawan dan vendor.
87
kevakuman karena pindahnya anggota BP Lesan dan atau bergantinya Ketua yang
memerlukan beberapa adaptasi atau penyesuaian.
Sosialisasi peran dan fungsi BP Lesan yang dilakukan di lokasi target kampanye terbukti
tidak efektif memperkenalkan BP Lesan kepada audiens. Kampanye hanya mampu
meningkatkan 21,6% pengetahuan audiens mengenai tugas dan fungsi BP Lesan yang
telah di-SK-kan oleh Bupati Berau tersebut (ditargetkan sasaran dapat meningkat 30%).
Idealnya agar sosialisasi di kampung lebih maksimal maka lebih baik jika anggota BP
Lesan sendiri yang memperkenalkan diri dan rencana program pengelolaan kawasan
kepada masyarakat.
88
7 REKOMENDASI KAMPANYE BANGGA LESAN
89
merupakan unit manajemen pengelola kawasan representasi keterlibatan masyarakat
dalam unit manajemen pengelolaan kawasan.
7. Ancaman terhadap kawasan dengan adanya konversi lahan di sekitar kawasan di hari
mendatang akan semakin besar tantangannya. Upaya-upaya advokasi agar
masyarakat memiliki posisi tawar perlu diperkuat untuk merancang ruang-ruang kelola
dan sumberdaya yang masih dimiliki oleh masyarakat. Salah satu yang memerlukan
pendampingan intensif dan komitmen bagi lembaga swadaya masyarakat (TNC dan
WE) jika masih bekerja di sana yaitu tetap memfasilitasi proses tata ruang kampung
dan perencanaan kampung sampai mendapatkan dukungan dan pengakuan optimal
dari pihak pemerintah dan pihak-pihak yang memiliki kepentingan di setiap kampung.
Dari hasil survey akhir kampanye bangga diperoleh informasi 93.2% dari masyarakat
di 7 kampung target kampanye mengatakan program perencanaan kampung adalah
hal yang penting untuk dilakukan bagi masa depan kampung mereka.
90
DAFTAR PUSTAKA
Bina Swadaya. 2006. Laporan Studi Kelayakan Pengembangan Ekowisata di Habitat
Orangutan dalam Kawasan Hutan Lindung Sungai Lesan. Bina Swadaya, Jakarta.
Bismark, M. 2005. Estimasi Populasi Orangutan dan Model Perlindungannya di
Kompleks Hutan Muara Lesan Berau, Kalimantan Timur . Buletin Plasma Nutfah
Vol.11 No.2
Bunna, Agustina. 2008 dan 2009. Laporan Hasil Survey KAP (knowledge, attitude,
practice) Perencanaan Kampanye Bangga Kawasan Lindung Sungai Lesan. The
Nature Conservancy. Tanjung Redeb, Kalimantan Timur.
Bunna, Agustina. 2008. Project Plan Kampanye Bangga Kawasan Lindung Sungai Lesan.
The Nature Conservancy. Tanjung Redeb, Kalimantan Timur.
Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam Departemen Kehutanan
Republik Indonesia. 2007. Strategi dan Rencana Aksi Konservasi Orangutan
Indonesia 2007-2017. Jakarta.
Keraf, A.S. 2006. Etika Lingkungan. Penerbit Buku Kompas. Jakarta.
Mustasib, Harini E.K.S; B. Masy‟ud. 2007. Modul II : Sebuah Pengenalan terhadap
Keanekaragaman Hayati. Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan
Ekowisata, Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Mustasib, Harini E.K.S; B. Masy‟ud. 2003. Dasar-dasar Konservasi. Pusat Penerbitan
Universitas Terbuka.
Nardiyono. 2004. Laporan Hasil Survei Sarang Orangutan di Kawasan Aliran Sungai
Lesan, Kecamatan Kelay (tidak dipublikasikan). The Nature Conservancy. Berau
Nardiyono, 2006. Laporan Hasil Survei Sarang Orangutan di Kawasan Aliran Sungai
Lesan, Kecamatan Kelay (tidak dipublikasikan). The Nature Conservancy. Berau
Nardiyono. 2007. Laporan Hasil Survei Sarang Orangutan di Kawasan Lindung Sungai
Lesan, Kecamatan Kelay (tidak dipublikasikan). The Nature Conservancy. Berau.
The Nature Conservancy. Data Survey Sarang Orangutan TNC 2002/2004 (tidak
dipublikasikan.
The Nature Conservancy – Science Division. (tanpa tahun). Panduan Teknis Survey
Sarang Orangutan (Pongo pygmaeus) dengan Metode Line Transect (tidak
dipublikasikan). Kalimantan Timur.
Primack, R.B; J. Supriatna; M. Indrawan dan P. Kramadibata. 1998. Biologi Konservasi.
Yayasan Obor Indonesia. Jakarta.
Sunkar, A. 2007. Modul III : Pendekatan Ilmu-ilmu Sosial Terhadap Lingkungan
Pendidikan Konservasi RARE Pride Program. Jurusan Konservasi Sumberdaya
Hutan dan Ekowisata, Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor. Bogor.
www.unep.org/grasp. Orangutan factsheet (diakses Februari 2008).
http://savetheorangutan. org/?page_id=19. (diakses Februari 2008).
http://www.orangutan.or.id/orangutan. Fakta Tentang Orangutan (diakses Oktober 2008).
http://satudunia.net/node/2826. RSPO Ancam Habitat Orangutan (diakses Oktober 2008).
91
UCAPAN TERIMA KASIH
Kampanye Bangga Kawasan Lindung Sungai Lesan telah berjalan dengan lancar dan
berakhir dengan baik. Penghargaan dan terima kasih yang terdalam disampaikan kepada
rekan-rekan tim, relawan, mitra dan vendor yang telah banyak membantu kampanye ini,
mulai dari perencanaan, implementasi sampai pada tahap evaluasi kampanye.
1. Keluarga besar The Nature Conservancy atas segala dukungan, supervisi dan
bantuan teknis yang selalu diberikan dalam proses perencanaan, implementasi dan
evaluasi kampanye: Mas Fahri, Mas Fajar, Pak Odang, Mba Ani, Sugi, Ajang, Mas
Iwan, Fernny, Hari, Mas Joko, Pak Rahman, Pak Stanley, Mba Sophie, Aji, Pak Adang,
Mas Erwin, Yuli, Mas Niel, Pak Dicky, Mba Atin, Mas Faisal, Mba Etty, Mas Edy
Sudiono, Mas Taufik, Hardin dan teman-teman lain di kantor Berau dan Balikpapan.
2. Keluarga besar RARE Indonesia yang saya banggakan, selalu siap sedia memberikan
dukungan moril, menguatkan, membekali dengan berbagai „ilmu‟, menyemangati dan
meneguhkan komitmen bekerja dengan program ini serta mengorganiser sangat rapi
segala kebutuhan pelatihan, perencanaan, implementasi dan evaluasi kampanye serta
proses tindak lanjut study di IPB: Mas Hari, Mba Sari, Dek Galuh, Jeng Asty dan Mba
Nita.
3. Tim dosen Institut Pertanian Bogor yang banyak membekali, melengkapi, membimbing
dan memperjuangkan Program Magister Profesi Pendidikan Konservasi hadir di IPB:
Ibu Harini, Bapak Rinekso, Ibu Yeni, Ibu Ina dan Bapak Dones.
92
9. Teman-teman Pekoka Lesan yang tetap semangat walau „di tengah badai‟ dan siap
selalu mendukung kampanye ini dengan segenap hati dan kekuatan: Abet, Ari, Afra,
Tober, Kang Bibin, Mas Anto dan Pak Hendra.
10. Teman-teman yang mendedikasikan diri untuk mengelola program dialog interaktif di
RSPD Berau: Bang Redo, Bang Sulis, Bang Asri, „Toldo‟
11. Teman-teman „perawat‟ yang telah banyak membantu „merawat‟ dan „memberi vitamin‟
kepada kampanye ini sehingga lebih memiliki vitalitas dan energi: Hamzah, Ica,
Hendri, Yafet dan Sarlina.
12. Hamba Tuhan terkasih dan para guru sekolah minggu yang banyak membantu dalam
penjangkauan masyarakat dan anak-anak melalui gereja: Ibu Rospina, Pak Darpius,
Ibu Rosmina, Pak Abraham dan istri, Pak Deddy dan istri, Andriani, Kak Stone,
Mustakim, Lena dan Nora.
13. Teman-teman yang menyumbangkan bakat seni (suara, musik, lukis, disain) sehingga
kampanye ini menjadi „semarak‟, penuh hiburan dan elegan dalam penjangkauan
audiens: Ibu Mastaniah, Mas Edy Sudianto, Tessa, Mas Iwan Setiawan, Mas Solikhin
dan Mas Latif.
14. Teman-teman guru di Sido Bangen, Long Beliu dan Muara Lesan yang banyak
menyumbangkan ide untuk materi edukasi/pendidikan lingkungan serta membantu
menyebarkan pesan-pesan kampanye kepada anak-anak dan masyarakat luas: Ibu
Yanti, Ibu Alvia, Ibu Hermin, Pak David, Ibu Apridha, Pak Suryansyah, Pak
Sumadiyono, Pak Lukas Thony, Pak Kingsay, Ibu Sutariyah, Ibu Sukarti, Ibu Dewi, Ibu
Intin, Ibu Marlina, Ibu Martini, Pak Johan, Pak Velix, Pak Abdurahman, Ibu Suryantini,
Ibu Ludia, Pak Paulus, Ibu Wati, Ibu Asnawati dan Pak Mesak.
15. Teman-teman guru di Merasa yang selalu menyajikan makanan khas berselera untuk
makan siang, makan malam dan makan pagi yang sempurna dalam setiap kunjungan
kampanye di Merasa: Mba Ida, Pak Pantus, Pak Daniel, Ibu Agustina Rum, Pak Edi,
Pak Charles, Pak Yakobus, Pak Bayah dan lain-lain.
16. Teman-teman guru di Merapun yang selalu menyambut antusias kunjungan tim
kampanye dan menyumbangkan ide-ide kreatif untuk cerita panggung boneka: Pak
Ricky, Ibu Merlan, Pak Dodok, Ibu Sulis, Ibu Renita, Pak Makhasim, Ibu Iranosanti dan
Pak Abram.
17. Teman-teman di kampung sekitar Lesan dan Tanjung Redeb yang selalu siap sedia
memberikan dukungan pemikiran, berbagi ide-ide cerdas dan tenaga: Wasti Gun,
Samuel, Marten, Erni, Yusak, Kadek, Rustam, Noven, Edi Killa, Habib, Mba Wati,
Yayas, Refli, Roni dan lain-lain yang tidak tercatat di sini.
18. Rekan-rekan Magic 7 atas segala inspirasi, semangat, ketulusan, persahabatan dan
bantuannya selama 2 tahun berjalan dengan program kampanye ini: Ulie „Elja-Elang
Jawa‟, Edy “Cenni-Bubut Jawa”, Bang Jhon „Rangkong‟, Bang Saleh „Gurita‟, In‟am
„Maleo‟ dan Megiyanto „Macan Tutul‟. I Love you all, sister and brothers.....!!!
Terima kasih atas semuanya. Maaf jika ada tutur kata, sikap dan perilaku yang kurang
berkenan di hati Bapak-bapak, Ibu-ibu dan rekan-rekan selama proses kampanye bangga
ini berjalan.
Ebe Agustina
93
“Mori” dari Lesan
94
LAMPIRAN
Informasi apapun yang Bapak/Ibu/Saudara berikan akan sangat dirahasiakan dan tidak
akan diperlihatkan atau dibagikan kepada pihak-pihak lain selain untuk kepentingan
penyusunan program kampanye ini.
Partisipasi Bapak/Ibu/Saudara dalam survei ini adalah sukarela dan dapat memilih untuk
tidak menjawab semua pertanyaan yang bersifat pribadi. Dengan pendapat atau jawaban
dari Bapak/Ibu/Saudara sangat penting dalam perencanaan kegiatan ini. Oleh karenanya,
saya harap Bapak/Ibu/Saudara bersedia berpartisipasi terutama dalam memberikan
jawaban yang benar dan akurat.
Wawancara ini akan berlangsung sekitar 20 - 30 menit.
Bolehkah saya memulai wawancara ini sekarang?
DEMOGRAFI
Untuk memulai, saya ingin menanyakan kepada Bapak/Ibu/Saudara beberapa pertanyaan
mengenai diri Anda sendiri.
95
(3) Jenis Kelamin Responden (LANGSUNG DIISI): [ ] Laki-laki [ ] Perempuan
MEDIA PREFERENCE
(8) Saya akan membacakan sebuah daftar sumber yang mungkin memberikan informasi
tentang hutan di kawasan tempat tinggal Bapak/Ibu. Mohon Bapak/Ibu/Sdr dapat
memberitahukan pendapat Anda mengenai sumber-sumber tersebut, apakah "PALING
DAPAT DIPERCAYA", "DAPAT DIPERCAYA", 'AGAK DAPAT DIPERCAYA", "AGAK
TIDAK DAPAT DIPERCAYA", "TIDAK DAPAT DIPERCAYA" atau "TIDAK YAKIN/TIDAK
TAHU". (HANYA 1 JAWABAN UNTUK SETIAP PERNYATAAN)
Informasi dari radio
[ ] Paling dapat dipercaya [ ] Dapat dipercaya [ ] Agak dapat dipercaya
[ ] Agak tidak dapat dipercaya [ ] Tidak dapat dipercaya
[ ] Paling tidak dapat dipercaya [ ] Tidak yakin/Tidak tahu
Informasi di televisi
[ ] Paling dapat dipercaya [ ] Dapat dipercaya [ ] Agak dapat dipercaya
[ ] Agak tidak dapat dipercaya [ ] Tidak dapat dipercaya
[ ] Paling tidak dapat dipercaya [ ] Tidak yakin/Tidak tahu
Informasi di koran/majalah
[ ] Paling dapat dipercaya [ ] Dapat dipercaya [ ] Agak dapat dipercaya
[ ] Agak tidak dapat dipercaya [ ] Tidak dapat dipercaya
[ ] Paling tidak dapat dipercaya [ ] Tidak yakin/Tidak tahu
96
[ ] Paling dapat dipercaya [ ] Dapat dipercaya [ ] Agak dapat dipercaya
[ ] Agak tidak dapat dipercaya [ ] Tidak dapat dipercaya
[ ] Paling tidak dapat dipercaya [ ] Tidak yakin/Tidak tahu
Anggota BPK
[ ] Paling dapat dipercaya [ ] Dapat dipercaya [ ] Agak dapat dipercaya
[ ] Agak tidak dapat dipercaya [ ] Tidak dapat dipercaya
[ ] Paling tidak dapat dipercaya [ ] Tidak yakin/Tidak tahu
Tokoh agama
[ ] Paling dapat dipercaya [ ] Dapat dipercaya [ ] Agak dapat dipercaya
[ ] Agak tidak dapat dipercaya [ ] Tidak dapat dipercaya
[ ] Paling tidak dapat dipercaya [ ] Tidak yakin/Tidak tahu
Anggota keluarga
[ ] Paling dapat dipercaya [ ] Dapat dipercaya [ ] Agak dapat dipercaya
[ ] Agak tidak dapat dipercaya [ ] Tidak dapat dipercaya
[ ] Paling tidak dapat dipercaya [ ] Tidak yakin/Tidak tahu
Perusahaan/swasta
[ ] Paling dapat dipercaya [ ] Dapat dipercaya [ ] Agak dapat dipercaya
[ ] Agak tidak dapat dipercaya [ ] Tidak dapat dipercaya
[ ] Paling tidak dapat dipercaya [ ] Tidak yakin/Tidak tahu
97
Guru-guru
[ ] Paling dapat dipercaya [ ] Dapat dipercaya [ ] Agak dapat dipercaya
[ ] Agak tidak dapat dipercaya [ ] Tidak dapat dipercaya
[ ] Paling tidak dapat dipercaya [ ] Tidak yakin/Tidak tahu
Staff LSM
[ ] Paling dapat dipercaya [ ] Dapat dipercaya [ ] Agak dapat dipercaya
[ ] Agak tidak dapat dipercaya [ ] Tidak dapat dipercaya
[ ] Paling tidak dapat dipercaya [ ] Tidak yakin/Tidak tahu
Pers/jurnalis lokal
[ ] Paling dapat dipercaya [ ] Dapat dipercaya [ ] Agak dapat dipercaya
[ ] Agak tidak dapat dipercaya [ ] Tidak dapat dipercaya
[ ] Paling tidak dapat dipercaya [ ] Tidak yakin/Tidak tahu
(9) Adakah sumber dari informasi lain yang dapat Bapak/Ibu/Saudara percayai jika
mereka memberi tahu Anda sesuatu tentang lingkungan? Silakan sebutkan sumber
informasi tersebut (BOLEH LEBIH DARI 1 JAWABAN) ________________
98
[ ] RRI Samarinda [ ] RSPD [ ] Radio Serawak FM [ ] Radio Sangkakala
[ ] Radio MP3 [ ] Radio Gistara [ ] Radio Suara Kalbu
[ ] Lain-lain (sebutkan) ________________
(B) Jenis program radio apakah yang PALING Bapak/Ibu/Saudara sukai? Silakan pilih 2
jenis program radio yang disukai (PILIH 2 JAWABAN)
[ ] Musik Umum [ ] Musik Rohani [ ] Berita [ ] Olahraga
[ ] Bincang-bincang [ ] Ceramah Agama [ ] Kesenian/Musik daerah/tradisional
[ ] Tidak ada yang disukai [ ] Lain-lain (sebutkan) ________________
(C) Jam berapa biasanya Anda mendengarkan radio?(PILIH 2 JAWABAN)
[ ] Sebelum pukul 6 pagi [ ] Antara pukul 6 pagi - 10 pagi
[ ] Antara pukul 10 pagi - pukul 2 siang [ ] Antara pukul 2 siang - pukul 6 sore
[ ] Antara pukul 6 sore - pukul 9 malam [ ] Tidak tentu waktunya setiap hari
(12) Kegiatan apa yang Bapak/Ibu/Saudara sukai yang dapat dilakukan disini? (BOLEH
LEBIH DARI 1 JAWABAN)
[ ] Kegiatan pesta adat/budaya [ ] Kegiatan lomba kesenian tradisional (musik/tari)
[ ] Kegiatan lomba nyanyi/karaoke dangdut [ ] Kegiatan/lomba Olahraga
[ ] Teater/drama [ ] Pengajian/majelis taklim [ ] Kegiatan Gereja
[ ] Kegiatan bersama anak-anak [ ] Kegiatan membuat kerajinan/anyaman
[ ] Arisan [ ] Gotong royong [ ] PKK
[ ] Lain-lain (sebutkan) ________________
PENGETAHUAN
(14) Menurut pengetahuan Bapak/Ibu/Saudara, apakah status dari kawasan hutan di
Sungai Lesan - Kecamatan Kelay? (HANYA 1 JAWABAN)
[ ] Hutan Lindung [ ] Kawasan Lindung [ ] Hutan Wisata [ ] Hutan Penelitian
[ ] Hutan/wilayah adat [ ] Tidak ada status apapun [ ] Tidak tahu
[ ] Lain-lain (sebutkan) ________________
(15) Apa pendapat Bapak/Ibu/Saudara dengan penetapan kawasan hutan lindung Sungai
Lesan ini sebagai kawasan lindung oleh Bupati Berau?
[ ] Setuju, sangat mendukung [ ] Setuju, tetapi mengapa hanya melindungi orang utan
[ ] Setuju, tetapi kalau bisa yang terlibat dalam pengelola tidak hanya kepala kampung
[ ] Tidak setuju karena membatasi akses masyarakat untuk mengambil kayu bahan
bangunan dan perahu[ ] Tidak ada pendapat
[ ] Tidak tahu sudah ada penetapan oleh Bupati Berau
[ ] Tidak tahu karena tidak terlibat dalam prosesnya
[ ] Lain-lain (sebutkan) ________________
99
(A) Apa yang biasanya masyarakat lakukan di dalam hutan Sungai Lesan? (BOLEH
LEBIH DARI 1 JAWABAN)
[ ] Berladang/berkebun [ ] Mengambil madu [ ] Mencari ikan
[ ] Menebang pohon untuk kayu bakar [ ] Mengambil kayu untuk bahan rumah dan
atau perahu [ ] Mengambil bahan obat-obatan [ ] Memasang jerat binatang buruan [ ]
Mengambil bahan anyaman (rotan/daun yus) [ ] Mengambil buah-buahan [ ]
Berburu payau/kijang [ ] Tidak Tahu [ ] Lain-lain (sebutkan) ________________
(17) Bagaimana kondisi hutan dan sekitarnya dibandingkan lima tahun yang lalu?
[ ] Lebih baik [ ] Sama saja [ ] Lebih buruk (KE PERTANYAAN A) [ ] Tidak tahu
(A) Menurut Bapak/Ibu/Saudara, mengapa kondisi hutan seperti ini? (BOLEH LEBIH
DARI 1 JAWABAN)
[ ] Perluasan perkebunan kelapa sawit [ ] Pengambilan Kayu oleh perusahaan
[ ] Pengambilan kayu yang berlebihan [ ] Perambahan hutan oleh orang luar (illegal
logging) [ ] Pembukaan lahan yang berlebihan [ ] Pembukaan ladang karena lahan
semakin sempit [ ] Kebakaran hutan [ ] Pengambilan/pencurian hasil hutan non
kayu
[ ] Perburuan satwa dilindungi [ ] Tidak tahu
[ ] Lain-lain (sebutkan) ________________
(18) Jika kondisi hutan semakin rusak, apa saja dampak yang akan terjadi? (BOLEH
LEBIH DARI 1 JAWABAN)
[ ] Hasil tangkapan ikan sungai menjadi sedikit [ ] Madu hutan akar sukar didapat
bahkan akan hilang [ ] Longsor [ ] Banjir yang lebih sering [ ] Susah mendapatkan
bahan obat-obatan [ ] Sulit mendapatkan bahan anyaman/kerajinan
[ ] Orang utan turun ke perkampungan [ ] Desa jadi maju [ ] Tidak ada
dampaknya
[ ] Tidak tahu [ ] Lain-lain (sebutkan) ________________
(19) Menurut Bapak/Ibu/Saudara, jika hutan Sungai Lesan benar-benar hilang, manfaat
apa yang tidak akan didapat lagi bagi masyarakat disini? (BOLEH LEBIH DARI 1
JAWABAN)
[ ] Masyarakat tidak bisa hidup lagi disini [ ] Air bersih untuk minum [ ] Tidak ada
bahan obat-obatan [ ] Air yang mengairi sungai menjadi keruh [ ] Tidak ada lagi
ditemukan satwa liar seperti orang utan [ ] Tidak ada lagi pohon hutan untuk tempat
madu [ ] Tidak bisa lagi melihat adanya pohon-pohon besar [ ] Tidak tahu
[ ] Lain-lain (sebutkan) ________________
(21) Manfaat apa yang diberikan oleh perkebunan kelapa sawit, dalam jangka panjang?
(HANYA 1 JAWABAN)
100
[ ] Pendapatan untuk keluarga [ ] Pekerjaan tetap [ ] Tidak perlu bekerja di hutan
[ ] Tidak perlu membuka ladang/kebun lagi [ ] Pemanfaatan lahan tidak produktif
atau kritis
[ ] Menjaga hutan agar tidak rusak [ ] Tidak ada manfaat jangka panjang
[ ] Tidak tahu
[ ] Tidak ada [ ] Lain-lain (sebutkan) ________________
(22) Kerugian apa saja yang diberikan dari perkebunan kelapa sawit, dalam jangka
panjang? (HANYA 1 JAWABAN)
[ ] Hutan akan habis, madu habis [ ] Tanaman padi menjadi kering/kuning
[ ] Banjir melanda kampung [ ] Tanaman obat-obatan tidak bisa tumbuh
[ ] Ikan di sungai menjadi berkurang [ ] Sulit mencari rotan dan bahan anyaman/kerajinan
lainnya [ ] Tidak ada kerugiannya [ ] Pendapatan untuk keluarga tidak ada
[ ] Tidak/belum menjamin kesejahteraan keluarga [ ] Tidak tahu
[ ] Lain-lain (sebutkan) ________________
(A) Siapakah yang harus ikut terlibat dalam BPHLSL? (BOLEH LEBIH DARI 1 JAWABAN)
[ ] Masyarakat yang tinggal di sekitar kawasan [ ] LSM [ ] Pemerintah Kampung
[ ] Lembaga Adat [ ] BPK [ ] Tidak tahu [ ] Lain-lain (sebutkan) ________________
(B) Menurut Bapak/Ibu/Saudara apa fungsi dan tugas utama BPHLSL ini? (HANYA 1
JAWABAN)
[ ] Mengatur pengelolaan kawasan hutan Sungai Lesan
[ ] Mengatur pengawasan/pengamanan hutan Sungai Lesan
[ ] Membagi peruntukan kawasan hutan Sungai Lesan
[ ] Membatasi masyarakat untuk memanfaatkan kawasan hutan Sungai Lesan
[ ] Tidak tahu [ ] Lain-lain (sebutkan) ________________
(24) Dalam 6 bulan terakhir apakah Bapak/Ibu/Saudara pernah mendengar orang utan
masuk ke ladang atau kampung?
[ ] Ya (KE PERTANYAAN A) [ ] Tidak (KE PERTANYAAN BERIKUT)
(A) Menurut Bapak/Ibu/Saudara mengapa hal ini terjadi? (BOLEH LEBIH DARI 1
JAWABAN)
[ ] Hutan tempat tinggal orang utan sudah rusak
[ ] Makanan orang utan sudah tidak ada di hutan [ ] Terganggu oleh kegiatan manusia
di dalam hutan [ ] Orang utan mau berpindah sarang
[ ] Tidak dapat membuat sarang di hutan [ ] Tidak tahu
[ ] Lain-lain (sebutkan) ________________
SIKAP
(25) Apa pandangan Bapak/Ibu/Saudara mengenai hutan Sungai Lesan? (HANYA 1
JAWABAN)
[ ] Hutan yang dikelola secara adat [ ] Hutan warisan [ ] Hutan yang tidak boleh
dimanfaatkan oleh masyarakat [ ] Hutan Wisata [ ] Hutan Penelitian
[ ] Hutan untuk menjaga ketersediaan air [ ] Hutan sumber kayu bagi masyarakat
101
[ ] Hutan milik perusahaan swasta [ ] Hutan milik masyarakat disini
[ ] Tempat tinggal orang utan [ ] Tidak tahu [ ] Lain-lain (sebutkan) ________________
(26) Kalau ada orang yang mengatakan Hutan Lindung, apakah yang ada di pikiran
Bapak/Ibu/Saudara? (BOLEH LEBIH DARI 1 JAWABAN)
[ ] Hutan yang pemanfaatannya harus diatur dengan baik [ ] Kehidupan yang makin baik
[ ] Kehidupan yang makin sulit [ ] Hutan yang penuh larangan
[ ] Hutan Konservasi [ ] Hutan dimana tidak boleh mengambil kayu dan hasil bukan kayu
lainnya [ ] Hutan untuk tempat melindungi orang utan [ ] Tidak tahu
[ ] Lain-lain (sebutkan) ________________
(27) Sebutkan 2 kata pertama yang muncul di pikiran Anda, ketika saya menyebutkan
kata "konservasi" (HANYA 2 KATA ATAU JAWABAN) ________________
(28) Saya sekarang akan membacakan sejumlah pernyataan mengenai kegiatan yang
biasa dilakukan oleh masyarakat di sini. Mohon Bapak/Ibu/Sdr menilai apakah kegiatan
tersebut "penting", "tidak penting", atau "tidak yakin/tidak tahu" (HANYA 1 JAWABAN
UNTUK SETIAP PERNYATAAN)
Menyelamatkan hutan Sungai Lesan dari pengambilan kayu yang berlebihan
[ ] Penting [ ] Tidak penting [ ] Tidak yakin/Tidak tahu
Mendiskusikan dengan anggota masyarakat lainnya cara penyelamatan hutan Sungai
Lesan
[ ] Penting [ ] Tidak penting [ ] Tidak yakin/Tidak tahu
Menjaga kawasan hutan Sungai Lesan agar tidak diubah menjadi lahan perkebunan
kelapa sawit
[ ] Penting [ ] Tidak penting [ ] Tidak yakin/Tidak tahu
Memikirkan cara pemenuhan kebutuhan kayu yang lebih berkelanjutan
[ ] Penting [ ] Tidak penting [ ] Tidak yakin/Tidak tahu
Mendiskusikan akibat pembukaan hutan bagi kehidupan masyarakat disini
[ ] Penting [ ] Tidak penting [ ] Tidak yakin/Tidak tahu
Terlibat dalam upaya perlindungan hutan Sungai Lesan yang dilakukan oleh masyarakat
desa
[ ] Penting [ ] Tidak penting [ ] Tidak yakin/Tidak tahu
102
Kayu di hutan Sungai Lesan hanya boleh ditebang untuk kebutuhan kampung
(bangunan/perahu)
[ ] Sangat Setuju [ ] Setuju [ ] Netral [ ] Tidak Setuju
[ ] Sangat Tidak Setuju [ ] Tidak Tahu / Tidak Yakin
Perlunya penegakan hukum agar pemanfaatan hutan Sungai Lesan dapat lebih baik
[ ] Sangat Setuju [ ] Setuju [ ] Netral [ ] Tidak Setuju
[ ] Sangat Tidak Setuju [ ] Tidak Tahu / Tidak Yakin
Untuk mempertahankan fungsi hutan Sungai Lesan diperlukan peraturan daerah dan
hukum adat
[ ] Sangat Setuju [ ] Setuju [ ] Netral [ ] Tidak Setuju
[ ] Sangat Tidak Setuju [ ] Tidak Tahu / Tidak Yakin
Hutan Sungai Lesan perlu dilestarikan untuk melindungi kelangsungan hidup orang utan
dan satwa liar penting lainnya
[ ] Sangat Setuju [ ] Setuju [ ] Netral [ ] Tidak Setuju
[ ] Sangat Tidak Setuju [ ] Tidak Tahu / Tidak Yakin
Diri saya mempunyai pengetahuan yang cukup tentang peraturan pembukaan hutan untuk
kebun kelapa sawit
[ ] Sangat Setuju [ ] Setuju [ ] Netral [ ] Tidak Setuju
[ ] Sangat Tidak Setuju [ ] Tidak Tahu / Tidak Yakin
Pembukaan hutan Sungai Lesan untuk perkebunan kelapa sawit sebaiknya dihindari
[ ] Sangat Setuju [ ] Setuju [ ] Netral [ ] Tidak Setuju
[ ] Sangat Tidak Setuju [ ] Tidak Tahu / Tidak Yakin
Hutan Sungai Lesan memberi manfaat langsung bagi masyarakat sekitar
[ ] Sangat Setuju [ ] Setuju [ ] Netral [ ] Tidak Setuju
[ ] Sangat Tidak Setuju [ ] Tidak Tahu / Tidak Yakin
TINDAKAN/PRACTICE
(30) Apa upaya yang bisa dilakukan oleh Bapak/Ibu/Saudara untuk menjaga kehidupan
masyarakat yang ada disekitar hutan Sungai Lesan? (BOLEH LEBIH DARI 1 JAWABAN)
[ ] Menjaga hutan desa agar tidak rusak [ ] Membuat kawasan hutan adat yang
dikelola bersama [ ] Menetapkan kawasan berburu yang dilindungi [ ] Menanami
pohon di kawasan hutan Sungai Lesan yang rusak [ ] Mengajak orang lain untuk terlibat
dengan upaya penyelamatan hutan Sungai Lesan [ ] Mendiskusikan dengan tokoh
kampung mengenai upaya perlindungan hutan Sungai Lesan
[ ] Tidak tahu [ ] Lain-lain (sebutkan) ________________
(31) Saya sekarang akan membacakan sejumlah peryataan lainnya, dan saya minta
Bapak/Ibu/Sdr menanggapi apakah "mudah" , "sulit", atau "tidak yakin" Anda untuk
melakukan kegiatan itu . Bapak/Ibu/Sdr juga dapat "tidak menjawab' pernyataan tersebut
(HANYA 1 JAWABAN UNTUK SETIAP PERNYATAAN)
Memberi tahu dampak pembukaan hutan yang berlebihan kepada orang lain
[ ] Mudah [ ] Sulit [ ] Tidak yakin [ ] Tidak menjawab
Memberitahu warga kampung agar tidak mudah menjual hutan kampung kepada
perkebunan kelapa sawit
[ ] Mudah [ ] Sulit [ ] Tidak yakin [ ] Tidak menjawab
103
[ ] Mudah [ ] Sulit [ ] Tidak yakin [ ] Tidak menjawab
Ikut terlibat dalam kegiatan penanaman pohon di kawasan hutan Sungai Lesan yang
rusak di desa [ ] Mudah [ ] Sulit [ ] Tidak yakin [ ] Tidak menjawab
(33) Apabila Bapak/Ibu/Saudara diminta untuk memilih satu ide yang baik untuk dijadikan
slogan untuk kegiatan kampanye, mana yang akan dipilih? (HANYA 1 JAWABAN)
[ ] Hutan Sungai Lesan Untuk Hidup Anak Cucu Kami [ ] Hutan Sungai Lesan
Tabungan Masa Depan [ ] Hutan Sungai Lesan Untuk Generasi Penerus Kami
[ ] Kami Peduli Hutan Sungai Lesan, maka Kami Lindungi [ ] Hutan Sungai Lesan, Satu
untuk Selamanya [ ] Hutan Sungai Lesan untuk Hidup Kami [ ] Hutan Sungai Lesan,
Selamanya Kucintai [ ] Hutan Sungai Lesan Lestari, Hidup Kita Sejahtera
[ ] Hutan Sungai Lesan, Hutan terakhir yang kita miliki
(34) Saya akan membacakan beberapa satwa atau hewan yang sering dijumpai, tolong
Bapak/Ibu/Sdr pilih satu satwa/hewan yang dapat menjadi simbol kebanggaan atau
mewakili kehidupan masyarakat disini (HANYA 1 JAWABAN)
[ ] Orangutan [ ] Bekantan [ ] Beruang madu [ ] Burung Rangkong/Enggang
[ ] Burung Tiung [ ] Macan [ ] Banteng [ ] Burung Walet
[ ] Payau [ ] Babi [ ] Lain-lain (sebutkan) ________________
104
LAMPIRAN 2 : KUISIONER SURVEI PASCA KAMPANYE
Bapak/Ibu/Saudara yang saya hormati, saat ini saya sedang melakukan survei mengenai
kehidupan Bapak/Ibu/Saudara dan hutan di sekitar sini, melalui pengumpulan pendapat
dari Bapak/Ibu/Saudara. Tujuan pengumpulan pendapat ini adalah untuk mempelajari dan
mendapat masukan mengenai pelaksanaan program kampanye yang telah kami lakukan
di beberapa kampung di Kecamatan Kelay dan kota Tanjung Redeb. Saya sangat
berterima kasih jika Bapak/Ibu/Saudara bersedia meluangkan waktu untuk menjawab
beberapa pertanyaan di survei ini.
Informasi apapun yang Bapak/Ibu/Saudara berikan akan sangat dirahasiakan dan tidak
akan diperlihatkan atau dibagikan kepada pihak-pihak lain selain untuk kepentingan
evaluasi program kampanye ini.
Partisipasi Bapak/Ibu/Saudara dalam survei ini adalah sukarela dan dapat memilih untuk
tidak menjawab semua pertanyaan yang bersifat pribadi. Dengan pendapat atau jawaban
dari Bapak/Ibu/Saudara sangat penting bagi kami. Oleh karenanya, saya harap
Bapak/Ibu/Saudara bersedia berpartisipasi terutama dalam memberikan jawaban yang
benar dan akurat.
Wawancara ini akan berlangsung sekitar 20 - 30 menit.
105
DEMOGRAFI
MEDIA PREFERENCE
(8) Saya akan membacakan sebuah daftar sumber yang mungkin memberikan informasi
tentang hutan di kawasan tempat tinggal Bapak/Ibu. Mohon Bapak/Ibu/Sdr dapat
memberitahukan pendapat Anda mengenai sumber-sumber tersebut, apakah "PALING
DAPAT DIPERCAYA", "DAPAT DIPERCAYA", 'AGAK DAPAT DIPERCAYA", "AGAK
TIDAK DAPAT DIPERCAYA", "TIDAK DAPAT DIPERCAYA" atau "TIDAK YAKIN/TIDAK
TAHU". (HANYA 1 JAWABAN UNTUK SETIAP PERNYATAAN)
Informasi di televisi
[ ] Paling dapat dipercaya [ ] Dapat dipercaya [ ] Agak dapat dipercaya
[ ] Agak tidak dapat dipercaya [ ] Tidak dapat dipercaya
[ ] Paling tidak dapat dipercaya [ ] Tidak yakin/Tidak tahu
106
Informasi di koran/majalah
[ ] Paling dapat dipercaya [ ] Dapat dipercaya [ ] Agak dapat dipercaya
[ ] Agak tidak dapat dipercaya [ ] Tidak dapat dipercaya [ ] Paling tidak dapat
dipercaya [ ] Tidak yakin/Tidak tahu
Anggota BPK
[ ] Paling dapat dipercaya [ ] Dapat dipercaya [ ] Agak dapat dipercaya
[ ] Agak tidak dapat dipercaya [ ] Tidak dapat dipercaya
[ ] Paling tidak dapat dipercaya [ ] Tidak yakin/Tidak tahu
Tokoh agama
[ ] Paling dapat dipercaya [ ] Dapat dipercaya [ ] Agak dapat dipercaya
[ ] Agak tidak dapat dipercaya [ ] Tidak dapat dipercaya
[ ] Paling tidak dapat dipercaya [ ] Tidak yakin/Tidak tahu
Anggota keluarga
[ ] Paling dapat dipercaya [ ] Dapat dipercaya [ ] Agak dapat dipercaya
[ ] Agak tidak dapat dipercaya [ ] Tidak dapat dipercaya
[ ] Paling tidak dapat dipercaya [ ] Tidak yakin/Tidak tahu
107
Perusahaan/swasta
[ ] Paling dapat dipercaya [ ] Dapat dipercaya [ ] Agak dapat dipercaya
[ ] Agak tidak dapat dipercaya [ ] Tidak dapat dipercaya
[ ] Paling tidak dapat dipercaya [ ] Tidak yakin/Tidak tahu
Guru-guru
[ ] Paling dapat dipercaya [ ] Dapat dipercaya [ ] Agak dapat dipercaya
[ ] Agak tidak dapat dipercaya [ ] Tidak dapat dipercaya
[ ] Paling tidak dapat dipercaya [ ] Tidak yakin/Tidak tahu
Staff LSM
[ ] Paling dapat dipercaya [ ] Dapat dipercaya [ ] Agak dapat dipercaya
[ ] Agak tidak dapat dipercaya [ ] Tidak dapat dipercaya
[ ] Paling tidak dapat dipercaya [ ] Tidak yakin/Tidak tahu
Pers/jurnalis lokal
[ ] Paling dapat dipercaya [ ] Dapat dipercaya [ ] Agak dapat dipercaya
[ ] Agak tidak dapat dipercaya [ ] Tidak dapat dipercaya
[ ] Paling tidak dapat dipercaya [ ] Tidak yakin/Tidak tahu
(9) Adakah sumber dari informasi lain yang dapat Bapak/Ibu/Saudara percayai jika
mereka memberi tahu Anda sesuatu tentang lingkungan ? Silakan sebutkan sumber
informasi tersebut (BOLEH LEBIH DARI 1 JAWABAN).
________________
108
[ ] Tidak (TERUSKAN KE PERTANYAN NO. 12) [ ] Ya (LANJUT KE PERTANYAAN A -C)
(A) Stasiun radio manakah yang PALING SERING Bapak/Ibu/Saudara dengarkan?
Silakan pilih 3 stasiun radio yang PALING SERING didengarkan (PILIH SAMPAI 3
JAWABAN)
[ ] RRI Samarinda [ ] RSPD [ ] Radio Serawak FM [ ] Radio Sangkakala
[ ] Radio MP3 [ ] Radio Gistara [ ] Radio Suara Kalbu
[ ] Lain-lain (sebutkan) ________________
(B) Jenis program radio apakah yang PALING Bapak/Ibu/Saudara sukai? Silakan pilih 2
jenis program radio yang disukai (PILIH 2 JAWABAN)
[ ] Musik Umum [ ] Musik Rohani [ ] Berita [ ] Olahraga [ ] Bincang-
bincang [ ] Ceramah Agama [ ] Kesenian/Musik daerah/tradisional
[ ] Tidak ada yang disukai [ ] Lain-lain (sebutkan) ________________
(C) Jam berapa biasanya Anda mendengarkan radio? (PILIH 2 JAWABAN)
[ ] Sebelum pukul 6 pagi [ ] Antara pukul 6 pagi - 10 pagi [ ] Antara pukul 10 pagi
- pukul 2 siang [ ] Antara pukul 2 siang - pukul 6 sore [ ] Antara pukul 6 sore - pukul 9
malam [ ] Tidak tentu waktunya setiap hari
(12) Kegiatan apa yang Bapak/Ibu/Saudara sukai yang dapat dilakukan disini? (BOLEH
LEBIH DARI 1 JAWABAN)
[ ] Kegiatan pesta adat/budaya [ ] Kegiatan lomba kesenian tradisional (musik/tari)
[ ] Kegiatan lomba nyanyi/karaoke dangdut [ ] Kegiatan/lomba Olahraga [ ] Teater/drama
[ ] Pengajian/majelis taklim [ ] Kegiatan Gereja [ ] Kegiatan bersama anak-anak
[ ] Kegiatan membuat kerajinan/anyaman [ ] Arisan [ ] Gotong royong
[ ] PKK [ ] Lain-lain (sebutkan) ________________
PENGETAHUAN
(14) Menurut pengetahuan Bapak/Ibu/Saudara, apakah status dari kawasan hutan di
Sungai Lesan - Kecamatan Kelay? (HANYA 1 JAWABAN)
[ ] Hutan Lindung [ ] Kawasan Lindung [ ] Hutan Wisata [ ] Hutan Penelitian
[ ] Hutan/wilayah adat [ ] Tidak ada status apapun [ ] Tidak tahu
[ ] Lain-lain (sebutkan) ________________
(15) Apa pendapat Bapak/Ibu/Saudara dengan penetapan hutan di Sungai Lesan ini
sebagai Kawasan Lindung Sungai Lesan oleh Bupati Berau?
[ ] Setuju, sangat mendukung [ ] Setuju, tetapi mengapa hanya melindungi orang utan
[ ] Setuju, tetapi kalau bisa yang terlibat dalam pengelola tidak hanya kepala kampung
[ ] Tidak setuju karena membatasi akses masyarakat untuk mengambil kayu bahan
bangunan dan perahu[ ] Tidak ada pendapat
[ ] Tidak tahu sudah ada penetapan oleh Bupati Berau
[ ] Tidak tahu karena tidak terlibat dalam prosesnya
109
[ ] Lainnya (Sebutkan): _____________________________
(18) Bagaimana kondisi hutan dan sekitarnya (di Kawasan Lindung Sungai Lesan
sekarang) dibandingkan lima tahun yang lalu?
[ ] Lebih baik [ ] Sama saja [ ] Lebih buruk (KE PERTANYAAN A) [ ] Tidak tahu
(A) Menurut Bapak/Ibu/Saudara, mengapa kondisi hutan (di sekitar Kawasan Lindung
Sungai Lesan) seperti ini? (BOLEH LEBIH DARI 1 JAWABAN)
[ ] Perluasan perkebunan kelapa sawit [ ] Pengambilan Kayu oleh perusahaan
[ ] Pengambilan kayu yang berlebihan [ ] Perambahan hutan oleh orang luar (illegal
logging) [ ] Pembukaan lahan yang berlebihan
[ ] Pembukaan ladang karena lahan semakin sempit [ ] Kebakaran hutan
[ ] Pengambilan/pencurian hasil hutan non kayu [ ] Perburuan satwa dilindungi
[ ] Tidak tahu [ ] Lain-lain (sebutkan) ________________
(19) Jika kondisi hutan semakin rusak (di sekitar Kawasan Lindung Sungai Lesan) apa
saja dampak yang akan terjadi? (BOLEH LEBIH DARI 1 JAWABAN)
[ ] Hasil tangkapan ikan sungai menjadi sedikit [ ] Madu hutan akar sukar didapat
bahkan akan hilang [ ] Longsor [ ] Banjir yang lebih sering [ ] Susah mendapatkan
bahan obat-obatan [ ] Sulit mendapatkan bahan anyaman/kerajinan [ ] Orangutan
turun ke perkampungan/kebun [ ] Kampung menjadi maju
[ ] Tidak ada dampaknya [ ] Tidak tahu [ ] Lain-lain (sebutkan) ________________
(20) Menurut Bapak/Ibu/Saudara, jika hutan (di Kawasan Lindung) Sungai Lesan benar-
benar hilang, manfaat apa yang tidak akan didapat lagi bagi masyarakat di sini
(sekitarnya)? (BOLEH LEBIH DARI 1 JAWABAN)
[ ] Masyarakat tidak bisa hidup lagi di sini ÿ (sekitarnya) [ ] Air bersih untuk minum
ÿ (sulit diperoleh) [ ] Tidak ada bahan obat-obatan [ ] Air yang mengairi sungai
menjadi keruh [ ] Tidak ada lagi ditemukan satwa liar seperti orang utan
[ ] Tidak ada lagi pohon hutan untuk tempat madu [ ] Tidak bisa lagi melihat adanya
pohon-pohon besar [ ] Tidak tahu [ ] Lain-lain (sebutkan) ________________
110
(21) Apakah Bapak/Ibu pernah bekerja atau sedang bekerja di perusahaan perkebunan
sawit?
[ ] Ya (LANJUT KE PERTANYAAN A) [ ] Tidak (LANJUT KE PERTANYAAN NOMER
BERIKUT)
(A) Pekerjaan apa yang Bapak/Ibu lakukan? (PALING BANYAK 3 JAWABAN)
[ ] Pekerja harian/buruh lepas (Nebas, angkut bibit, dll) [ ] Pengawas, agar sesuai
peraturan [ ] Supervisor/Mandor [ ] Bekerja di pembibitan/pembenihan
[ ] Pemeliharaan tanaman sawit [ ] Lain-lain (sebutkan) ________________
(22) Manfaat apa yang diberikan oleh perkebunan kelapa sawit, dalam jangka panjang?
(HANYA 1 JAWABAN)
[ ] Pendapatan untuk keluarga [ ] Pekerjaan tetap [ ] Tidak perlu bekerja lagi di
hutan [ ] Tidak perlu membuka ladang/kebun lagi [ ] Pemanfaatan lahan tidak produktif
atau kritis [ ] Menjaga hutan agar tidak rusak [ ] Tidak ada manfaat jangka panjang
[ ] Tidak tahu [ ] Tidak ada [ ] Lain-lain (sebutkan) ________________
(23) Kerugian apa saja yang diberikan dari perkebunan kelapa sawit, dalam jangka
panjang? (HANYA 1 JAWABAN)
[ ] Hutan akan habis, madu habis [ ] Tanaman padi menjadi kering/kuning [ ] Banjir
melanda kampung [ ] Tanaman obat-obatan tidak bisa tumbuh [ ] Ikan di sungai
menjadi berkurang [ ] Sulit mencari rotan dan bahan anyaman/kerajinan lainnya []
Tidak ada kerugiannya [ ] Pendapatan untuk keluarga tidak ada [ ] Tidak/belum
menjamin kesejahteraan keluarga [ ] Tidak tahu [ ] Lain-lain (sebutkan)
________________
(25) Dalam 6 bulan terakhir apakah Bapak/Ibu/Saudara pernah mendengar orang utan
masuk ke ladang/(kebun) atau kampung?
[ ] Ya (KE PERTANYAAN A) [ ] Tidak (KE PERTANYAAN BERIKUT)
(A) Menurut Bapak/Ibu/Saudara mengapa hal ini terjadi? (BOLEH LEBIH DARI 1
JAWABAN)
[ ] Hutan tempat tinggal orang utan sudah rusak [ ] Makanan orang utan sudah tidak
ada di hutan [ ] Terganggu oleh kegiatan manusia di dalam hutan [ ] Orang utan
mau berpindah sarang [ ] Tidak dapat membuat sarang di hutan [ ] Tidak tahu
111
[ ] Lain-lain (sebutkan) ________________
SIKAP
(26) Apa pandangan Bapak/Ibu/Saudara mengenai hutan (di Kawasan Lindung) Sungai
Lesan? (HANYA 1 JAWABAN)
[ ] Hutan yang dikelola secara adat [ ] Hutan warisan [ ] Hutan yang tidak boleh
dimanfaatkan oleh masyarakat [ ] Hutan Wisata [ ] Hutan Penelitian [ ] Hutan
untuk menjaga ketersediaan air [ ] Hutan sumber kayu bagi masyarakat [ ] Hutan
milik perusahaan swasta [ ] Hutan milik masyarakat disini [ ] Tempat tinggal orang
utan [ ] Tidak tahu [ ] Lain-lain (sebutkan) ________________
(27) Kalau ada orang yang mengatakan "HUTAN LINDUNG", apakah yang ada di pikiran
Bapak/Ibu/Saudara? (BOLEH LEBIH DARI 1 JAWABAN)
[ ] Hutan yang pemanfaatannya harus diatur dengan baik
[ ] Kehidupan yang makin baik [ ] Kehidupan yang makin sulit
[ ] Hutan yang penuh larangan [ ] Hutan Konservasi [ ] Hutan dimana tidak boleh
mengambil kayu dan hasil bukan kayu lainnya [ ] Hutan untuk tempat melindungi
orang utan [ ] Tidak tahu [ ] Lain-lain (sebutkan) ________________
(28) Sebutkan 2 kata pertama yang muncul di pikiran Anda, ketika saya menyebutkan
kata "KONSERVASI" (HANYA 2 KATA ATAU JAWABAN) ________________
(29) Saya sekarang akan membacakan sejumlah pernyataan mengenai kegiatan yang
biasa dilakukan oleh masyarakat di sekitar Kawasan Lindung Sungai Lesan. Mohon
Bapak/Ibu/Sdr menilai apakah kegiatan tersebut "penting", "tidak penting", atau "tidak
yakin/tidak tahu" (HANYA 1 JAWABAN UNTUK SETIAP PERNYATAAN)
Menyelamatkan hutan Sungai Lesan dari pengambilan kayu yang berlebihan (misalnya
mengambil kayu gaharu)
[ ] Penting [ ] Tidak penting [ ] Tidak yakin/Tidak tahu
Menjaga kawasan hutan Sungai Lesan agar tidak diubah menjadi lahan perkebunan
kelapa sawit
[ ] Penting [ ] Tidak penting [ ] Tidak yakin/Tidak tahu
Memikirkan cara pemenuhan kebutuhan kayu yang lebih berkelanjutan (misalnya dengan
perencanaan/pengaturan tata ruang wilayah/kampung untuk pemenuhan kebutuhan kayu
untuk rumah, perahu dll)
[ ] Penting [ ] Tidak penting [ ] Tidak yakin/Tidak tahu
112
Terlibat dalam upaya perlindungan hutan Sungai Lesan yang dilakukan oleh masyarakat
kampung (misalnya pertemuan yang dilakukan oleh pemerintah kampung/kelurahan dan
pengelola kawasan hutan Lesan)
[ ] Penting [ ] Tidak penting [ ] Tidak yakin/Tidak tahu
(30) Saya sekarang akan membacakan sejumlah program untuk kemajuan kampung dan
masyarakat di sekitar Kawasan Lindung Sungai Lesan. Mohon Bapak/Ibu/Sdr menilai
apakah kegiatan tersebut "penting", "tidak penting", atau "tidak yakin/tidak tahu" (HANYA 1
JAWABAN UNTUK SETIAP PERNYATAAN)
Pengembangan usaha pertanian (sayuran, kacang tanah, kedelai, ternak ayam, dll)
[ ] Penting [ ] Tidak penting [ ] Tidak yakin/Tidak tahu
Perencanaan kampung untuk segala bidang (fisik, tata ruang, kelembagaan, SDM,
kesehatan, sosial dll) dengan melibatkan semua masyarakat (perencanaan partisipatif)
[ ] Penting [ ] Tidak penting [ ] Tidak yakin/Tidak tahu
Pemenuhan kebutuhan hasil hutan non kayu yang berkelanjutan (walet, madu, rotan, buah
dll)
[ ] Penting [ ] Tidak penting [ ] Tidak yakin/Tidak tahu
Hutan Sungai Lesan perlu dilestarikan untuk menjaga sumber air kita
[ ] Sangat Setuju [ ] Setuju [ ] Netral [ ] Tidak Setuju [ ] Sangat Tidak
Setuju [ ] Tidak Tahu/Tidak Yakin
113
[ ] Sangat Setuju [ ] Setuju [ ] Netral [ ] Tidak Setuju [ ] Sangat Tidak
Setuju [ ] Tidak Tahu/Tidak Yakin
Hutan Sungai Lesan yang lestari akan menjamin keberadaan ikan di sungai
[ ] Sangat Setuju [ ] Setuju [ ] Netral [ ] Tidak Setuju [ ] Sangat Tidak
Setuju [ ] Tidak Tahu/Tidak Yakin
Kayu di hutan Sungai Lesan boleh ditebang kapan saja (Mengacu pada SK Bupati
sebagaimana disebutkan sebelumnya)
[ ] Sangat Setuju [ ] Setuju [ ] Netral [ ] Tidak Setuju [ ] Sangat Tidak
Setuju [ ] Tidak Tahu/Tidak Yakin
Kayu di hutan Sungai Lesan hanya boleh ditebang untuk kebutuhan kampung
(bangunan/perahu)
[ ] Sangat Setuju [ ] Setuju [ ] Netral [ ] Tidak Setuju [ ] Sangat Tidak
Setuju [ ] Tidak Tahu/Tidak Yakin
Perlunya penegakan hukum agar pemanfaatan hutan Sungai Lesan dapat lebih baik
(misalnya adanya polisi hutan yang melakukan pemantauan dan penangkapan jika ada
pelanggaran)
[ ] Sangat Setuju [ ] Setuju [ ] Netral [ ] Tidak Setuju [ ] Sangat Tidak
Setuju [ ] Tidak Tahu/Tidak Yakin
Untuk mempertahankan fungsi hutan Sungai Lesan diperlukan peraturan daerah dan
hukum adat
[ ] Sangat Setuju [ ] Setuju [ ] Netral [ ] Tidak Setuju [ ] Sangat Tidak
Setuju [ ] Tidak Tahu/Tidak Yakin
Hutan Sungai Lesan perlu dilestarikan untuk melindungi kelangsungan hidup orang utan
dan satwa liar penting lainnya
[ ] Sangat Setuju [ ] Setuju [ ] Netral [ ] Tidak Setuju [ ] Sangat Tidak
Setuju [ ] Tidak Tahu/Tidak Yakin
Diri Saya (secara pribadi) mempunyai pengetahuan yang cukup tentang peraturan
pembukaan hutan untuk kebun kelapa sawit (Misalnya izin mesin, izin penebangan kayu,
aturan tenaga kerja dll)
[ ] Sangat Setuju [ ] Setuju [ ] Netral [ ] Tidak Setuju [ ] Sangat Tidak
Setuju [ ] Tidak Tahu/Tidak Yakin
Pembukaan hutan Sungai Lesan untuk perkebunan kelapa sawit sebaiknya dihindari
[ ] Sangat Setuju [ ] Setuju [ ] Netral [ ] Tidak Setuju [ ] Sangat Tidak
Setuju [ ] Tidak Tahu/Tidak Yakin
TINDAKAN/PRACTICE
114
(32) Apa upaya yang bisa dilakukan oleh Bapak/Ibu/Saudara untuk menjaga kehidupan
masyarakat yang ada hidup di sekitar hutan (Kawasan Lindung) Sungai Lesan? (BOLEH
LEBIH DARI 1 JAWABAN)
[ ] Menjaga hutan kampung agar tidak rusak [ ] Membuat kawasan hutan adat yang
dikelola bersama [ ] Menetapkan kawasan berburu yang dilindungi [ ] Menanami
pohon di kawasan hutan Sungai Lesan yang rusak (terdegradasi) [ ] Mengajak orang lain
untuk terlibat dengan upaya penyelamatan hutan Sungai Lesan (misalnya melalui
pendidikan, kampanye dll) [ ] Mendiskusikan dengan tokoh kampung mengenai upaya
perlindungan hutan Sungai Lesan (misalnya mengenai aturan kampung) [ ]
Mengembangkan usaha pertanian (sayuran, ternak dll) [ ] Mengembangkan usaha
kebun (karet, coklat, pisang, kacang tanah dll) [ ] Berladang secara menetap pada
lokasi yang dulu pernah dibuka
[ ] Tidak tahu [ ] Lain-lain (sebutkan) ________________
(33) Saya sekarang akan membacakan sejumlah peryataan lainnya, dan saya minta
Bapak/Ibu/Sdr menanggapi apakah "mudah" , "sulit", atau "tidak yakin" Anda untuk
melakukan kegiatan itu . Bapak/Ibu/Sdr juga dapat "tidak menjawab' pernyataan tersebut
(HANYA 1 JAWABAN UNTUK SETIAP PERNYATAAN)
Memberi tahu dampak pembukaan hutan yang berlebihan kepada orang lain (keluarga,
tetangga, teman dll)
[ ] Mudah [ ] Sulit [ ] Tidak yakin [ ] Tidak menjawab
Memberitahu warga kampung agar tidak mudah menjual hutan kampung kepada
perkebunan kelapa sawit (Mempertahankan wilayah penting kampung)
[ ] Mudah [ ] Sulit [ ] Tidak yakin [ ] Tidak menjawab
(saya) Ikut terlibat dalam kegiatan penyelamatan hutan Sungai Lesan (seperti memberi
pendapat dalam diskusi, masukan aturan-aturan kepada kepala kampung, dll)
[ ] Mudah [ ] Sulit [ ] Tidak yakin [ ] Tidak menjawab
Ikut terlibat dalam kegiatan penanaman pohon di kawasan hutan Sungai Lesan yang
rusak di desa
[ ] Mudah [ ] Sulit [ ] Tidak yakin [ ] Tidak menjawab
115
[ ] Membicarakan dengan guru [ ] Membicarakan dengan tokoh agama
[ ] Lain-lain (sebutkan) ________________
(35) Apabila Bapak/Ibu/Saudara diminta untuk memilih satu ide yang baik untuk dijadikan
slogan/kata-kata untuk kegiatan kampanye Kawasan Lindung Sungai Lesan, mana yang
akan dipilih?
[ ] Kawasan Lindung Sungai Lesan Untuk Anak Cucu Kita [ ] Hutan Sungai Lesan
Tabungan Masa Depan [ ] Hutan Sungai Lesan Untuk Generasi Penerus Kami
[ ] Kami Peduli Hutan Sungai Lesan, maka Kami Lindungi [ ] Hutan Sungai Lesan, Satu
untuk Selamanya [ ] Hutan Sungai Lesan untuk Hidup Kami [ ] Hutan Sungai Lesan,
Selamanya Kucintai [ ] Hutan Sungai Lesan Lestari, Hidup Kita Sejahtera [ ] Hutan
Sungai Lesan, Hutan terakhir yang kita miliki
(36) Saya akan membacakan beberapa satwa atau hewan yang sering dijumpai, tolong
Bapak/Ibu/Sdr pilih satu satwa/hewan yang dapat menjadi simbol kebanggaan
kampung/Kabupaten Berau atau mewakili kehidupan masyarakat disini (HANYA 1
JAWABAN)
[ ] Orangutan [ ] Bekantan [ ] Beruang madu [ ] Burung Rangkong/Enggang
[ ] Burung Tiung [ ] Macan [ ] Banteng [ ] Burung Walet [ ] Payau
[ ] Payau dan Babi [ ] Lain-lain (sebutkan) ________________
(37) Saya akan menyebutkan beberapa media dan kegiatan yang digunakan dalam
program kampanye bagi Kawasan Lindung Sungai Lesan selama ini. Tolong sebutkan
'Ya', 'Tidak' atau 'Tidak Tahu' apabila Bapak/Ibu mendapatkan informasi yang berkenaan
dengan Kawasan (Hutan) Lindung Sungai Lesan melalui media dan kegiatan tersebut.
(A) Poster
[ ] Ya [ ] Tidak [ ] Tidak tahu
(B) Stiker
[ ] Ya [ ] Tidak [ ] Tidak tahu
(C) Factsheet (lembar informasi)
[ ] Ya [ ] Tidak [ ] Tidak tahu
(D) Panggung boneka
[ ] Ya [ ] Tidak [ ] Tidak tahu
(E) Kalender Sekolah 2009
[ ] Ya [ ] Tidak [ ] Tidak tahu
(F) Kaos (Berkerah/oblong)
[ ] Ya [ ] Tidak [ ] Tidak tahu
(G) Media hiburan (jam dinding, handuk, gelas)
[ ] Ya [ ] Tidak [ ] Tidak tahu
(H) Standing Banner
[ ] Ya [ ] Tidak [ ] Tidak tahu
(I) Lagu kampanye cintailah Hutan Sungai Lesan untuk anak cucu (lagu dangdut)
[ ] Ya [ ] Tidak [ ] Tidak tahu
(J) Lagu konservasi anak-anak (Mari Jaga Hutan Kita Bersama)
[ ] Ya [ ] Tidak [ ] Tidak tahu
(K) Dialog interaktif dan iklan di radio
[ ] Ya [ ] Tidak [ ] Tidak tahu
(L) Kunjungan dan seminar pelajar di sekolah
[ ] Ya [ ] Tidak [ ] Tidak tahu
116
(M) Sosialisasi/penyuluhan dari rumah ke rumah atau dari kantor ke kantor
[ ] Ya [ ] Tidak [ ] Tidak tahu
(N) Lomba menggambar kehidupan di dalam hutan
[ ] Ya [ ] Tidak [ ] Tidak tahu
(O) Program kemah konservasi/kemah pelajar di kawasan hutan
[ ] Ya [ ] Tidak [ ] Tidak tahu
(P) Rapat /Pertemuan/diskusi masyarakat (berkelompok) di kampung
[ ] Ya [ ] Tidak [ ] Tidak tahu
(Q) Sosialisasi di gereja (kotbah konservasi, pengumuman saat ada ibadah, ibadah anak-
anak sekolah minggu)
[ ] Ya [ ] Tidak [ ] Tidak tahu
(R) Informasi langsung dari tokoh masyarakat (Aparat kampung, Adat, Guru,
Ulama/Gembala/Pendeta)
[ ] Ya [ ] Tidak [ ] Tidak tahu
(S) Pelatihan (penyusunan cerita panggung boneka, pertunjukkan panggung boneka,
teater, berpidato/public speaking)
[ ] Ya [ ] Tidak [ ] Tidak tahu
(T) Perayaan HUT RI di Kecamatan Kelay (misalnya dengan lomba joget konservasi,
Lomba pidato dll)
[ ] Ya [ ] Tidak [ ] Tidak tahu
(U) Liputan Televisi Nasional (Teropong Indosiar dan Si Bolang Trans 7)
[ ] Ya [ ] Tidak [ ] Tidak tahu
(V) Liputan media cetak (Tribun Kaltim dan Kaltim Post)
[ ] Ya [ ] Tidak [ ] Tidak tahu
(38) Dari media yang pernah dilihat atau didengar atau kegiatan yang dilakukan di atas,
sebutkan dua media atau kegiatan yang paling efektif bagi Bapak/Ibu/Saudara (i)?.
________________
117
LAMPIRAN 3 : NASKAH PANGGUNG BONEKA
Objektif:
Siswa Sekolah Dasar mengenal orangutan sebagai satwa yang dilindungi dan yang hidup
di hutan dan saat ini hidupnya terancam oleh kegiatan manusia.
Tujuan Khusus:
Setelah pembelajaran selesai anak-anak diharapkan dapat:
1. Menyebutkan nama Kawasan Hutan Lindung Sungai Lesan dengan benar
2. Menyebutkan minimal 3 fungsi Kawasan Hutan Lindung Sungai Lesan dengan benar
3. Menyebutkan minimal 2 alasan mengapa Kawasan Hutan Lindung Sungai Lesan
penting untuk dilindungi
4. Menyebutkan minimal 2 kegiatan manusia yang berpotensi merusak Kawasan Hutan
Lindung Sungai Lesan
5. Menyebutkan minimal 3 cara yang dapat dilakukan anak-anak untuk mendukung
kelestarian Kawasan Hutan Lindung Sungai Lesan.
Susunan Acara :
- Pembukaan: Pembawa acara memanggil Orangutan ”Si Mori’ dan
Memperkenalkannya kepada penonton.
- Diskusi & Tanya-Jawab: Pembawa acara membantu memperkenalkan orangután
bahwa rumahnya adalah di Kawasan Lindung Sungai Lesan, apa yang menjadi
makanannya, dan hal apa yang membuatnya sedih (hutan ditebang, dll).
- Menyanyi dan berjoget bersama: ”Mari Jaga Hutan” dan ”Cintailah Hutan Sungai
Lesan untuk Anak Cucu kita”
- Cerita Panggung Boneka
- Penutupan
118
“Petric Si Bule Amerika Berlibur ke Hutan Sungai Lesan”
Adegan 1
Narator : Suatu hari, di kampong ..........., ada 2 orang anak sekolah dasar pulang
Sekolah. Namanya tita dan Ninuk mereka adalah kakak beradik
Tita : Waduh hari ini panas banget ya..... Haus lagi mana lapar benget. Perut
keroncongan seperti genderang yang berbunyi nih...ampyuuun dieh.
Ninuk : Iya nih ka‟ dah lapar. Tadi disekolah bayak PR menghafal Biologi.
Hafalannya itu loh menghafal nama- nama satwa dilindungi di Kalimantan
Seperti Orang Utan, Landak, Enggang, Rusa dll.
Tita : Mending kamu dik.
Kakak malah dapat PR metematika. Banyak banget lo.... Aduh pusiiiing
Ninuk : Nanti minta diajari bapak sama ibu aja kak.
Tita : Oooh....iya, Nanti deh aku minta diajarin.
Tapi kok Bapak belum juga jemput kita ya...
Ninuk : Iya, kok lama ya..
Narator : Tiba – tiba dari sebuah jalan setapak tampak seorang laki – laki berambut
pirang tinggi, hidung mancung dan putih.
Siapakah dia?????
Adegan 2
Narator : Sementara Tita, Ninuk, dan Petric sedang menyebrang sungai, dirumah
rupa - rupanya bapak aji dan ibu iba sedang menunggu mereka.
119
Ibu Iba : Pak...Pak...Bapak kok belum jemput anak – anak sih, sudah siang ni pak
kasian mereka pak tidak ada yang jemput.
Pak Aji : Sebentar lagi toh buuu...
Bapak ini baru saja sampai dari ladang. perlu istirahat, makan dulu baru
jemput mereka.
Ibu Iba : Bapak ini bagaimana sih, tidak perduli sekali. Makan kan bisa nanti dasar
mikir diri sendiri saja.
Pak Aji : Bukan bagitu bu. Bapak pasti akan jempur mereka sebentar lagi ni juga
masih angkat kayu bakar kerumah.
Ibu Iba : Ya...sudahlah. Bapak tidak mau jemput juga tidak apa – apa. Dasar bapak
tidak perhatian sama anak.
Pak Aji : Baiklah bapak akan jemput mereka.
Narator : Tetapi dari balik pintu ada yang mengetuk pintu rumah dan memenggil-
menggil.
Adegan 3
Narator : Dikawasan hutan lindung sungai lesan,tampak pohon sedang melamun
sendiri.Rupa – Rupanya dia sedang bersedih.
120
Bekantan : Sudahlah tidak usah sedih lagi,banyak juga kok manusia yang peduli
dengan kita.Contohnya saja anak-anak SD di Merasa.
Pohon : Iya,,,aku percaya itu.Oh ya,kamu sudah makan belum
bekantan...???Makan saja buah ku.
Bekantan : Eh...Buah mu kan sudah tidak banyak,belum masak lagi...
Pohon : Oh iya,aku lupa.buahku memang sudah sedikit,terus belum masak
lagi.Ya,maaf dech....He...He...He...
Bekantan : Wawa ada kesini juga?aku dari pagi mencari dia.Mau ngajak maen
nich...???
Pohon : Wah...itu dia.biasanya siang begini dia dah kesini,dia sdh diatas,dan dah
tidur-tidur didahanku.Mana dia ya,,,????
Uwa-Uwa : Wuuk...Wuuk...Wuuk...
Bekantan : Eh...Itu dia.
Uwa-Uwa : Wuuk...Wuuk...Wuuk...Eh...kalian dah dari tadi ya nunggu
aku...???Maaf,,,tadi aku jauh banget cari makannaya.
Pohon : Iya...Kita dah nunggu dari tadi.Kamu kemana aja sich,kita jalan-jalan
ya...???
Uwa-uwa : Ya iya dunks,masa ya iya sih...Wuuk…Wuuk…Wuuk…Iya nih,,tapi aku
mesti cari makan lagi nih.Ayo bekantan kita pergi.
Bekantan : Ayo...Kita pergi Ketepi Sungai yuk...???
Uwa-uwa : O.K.Dech....Wuuk...Wuuk...Wuuk...
Adegan 4
Narator : Si poh tampak sendiri lagi dihutan…maklum saja hewan-hewan yang biasa
berkeliaran belum juga tampak.Tiba-tiba dari suatu sudut tertentu,tampak
Bob - si penebang kayu mengendap-endap...
Bob : Wah, enak banget nih,sepi lagi...bisa ambil kayu lagu nih...dijual lagi
nih...He..He..He..dapat duit lagi dong...Aeh...klo gtu aku tebang aja pohon
yang disana itu.( lalu mulai menebang Pohon ).
Narator : Tampak Petric & bapak aji mendengar orang yang sedang menebang
pohon dihutan lindung.
Petric : Hutab ini indah ya,,,???tapi kok sepertunya ada orang yang sedang
menebang pohon di hutan lindung ini.
P.Aji : Iya miaster,saya juga dengar...Kita cari yuk...
Petric : Mari kita cari klo begitu...oh...itu dia.Orang yang sedang tebang kayu.
P.Aji : Hoi....!!!Kenapa itu...???Kok tebang kayu disini...???Berhentik-Berhenti.
Bob : Enak saja,ganggu kesenagan aku saja.Memang apa urusan kalian,apalagi
si bule mata pelanduk,rambut monyet ini,Ha,,,ha,,,ha,,,saya tidak mau
diganggu.
Petric : Tidak bisa begitu,Bapak tidak boleh tebang kayu sembarangan dihutan
lindung.Bahaya....Bahaya sekali....
Bob : Bule ini sok tau lagi,Diam kamu,enak aja larang-larang orang.Apa kamu
mau kasih uang saja...???
P.Aji : Wah bapak ini,benar kata mister Petric.Klo kita mesti pelihara hutan lindung
demi anak cucu kita.
Bob : Apa,,,demi anak cucu...???Ha...ha...ha...perduli amat dengan anak
cucu...Sudah,sudah,kalian ini brengsek...
121
Petric : Benar...Benar...jangan sampai untuk anak cucu kita hutan habis semua
seperti diluar negeri tidak ada lagi hutan,tidak ada hewan lagi, tidak ada
pohon,Susah semua.
Bob : Banyak bacot lagi,,,,,aku pulang sja besok aku kembali lagi.
P.Aji : Eh...Eh....jangan pergi dulu....Tunggu...Tunggu...
Petric : Biar saja dia pergi bapak,Nanti kita lapor denagn petugas penjaga hutan
saja ya.
P.Aji : Benar,nanti kita lapor saja.
Petric : Mari kita jalan-jalan saja pak,lihat pohon-pohon dan hewan ya...Biar saya
ambil foto yang banyak ya.Saya senang....Sejuk sekali.
P.Aji : Baiklah,mari kita lanjutkan jalan-jalan.
Adegan ke 5
Narator : Petric kembali dari HLSL.Dia sangat senang bisa berjalan-jalan melihat
satwa seperti Uwa-Uwa,Bekantan,Burung dan Pohon-pohon besar.lalu dia
kembali kekampung dan menceritakan pengalamannya kepada TITA &
NINUK.
Petric : Hallo....Saya sangat senang disini,saya lihat hutan yang sangat
indah,sejuk,dan penuh dengan hewan da poho-pohon.
Tita : Oh...Jadi mister Petric sangat suka ya datang ke hutan kami.
Petric : Iya...Tentu saya sangat senang dan suka sekali...ketika kembali ke Amerika
saya akan perkenalkan hutan ini kepada teman-teman saya dan klo libur
kembali lagi kesini.
Ninuk : Mister,eh...om pirang.Klo datang lagi ajak kami ya kehutan juga bersama-
sama dengan mister dan anak-anak sekolah disini.
Petric : Baik,Baik.Tentu saya akan mengajak anak-anak sekolah disini.Sebelum
pulang saya akan berkunjung ke sekolah SD dulu ya.
T&N : Baiklah mister,kami akan menemanimu ya...
Petric : Ya...Ya...Terims kasih.Mari kita ke sekolah.
Adegan ke 6
Narator : Sesampai ke sekolah, Petric masuk ke kelas dimana anak-anak sedang
berkumpul.lalu dia menyapa anak-anak,yaitu...???
Petric : Hallo...anak-anak,apa kabar?Perkenalkan nama saya Petric.Saya dari
Amerika dan saya senag melihat Sungai.Masyarakat,Hutan,dan berbagai
hewannya yang bagus.Apakah anak-anak suka dengan Hutan...???
Anak-2 : Suka....
Petric : Apakah anak-anak sayang Orang Utan dan satwa lain yang ada
dihutan...???
Anak-2 : Senang....Sayang....
Petric : Baiklah,Saya akan pulang.Saya senang anak-anak suka juga sama
hutan,suka Orang utan,Uwa-uwa,Bekantan....dan saya akan senang datang
lagi suatu hari.Sampai jumpa....Saya akan pulang dan terima kasih.
Anak-2 : Sampai jumpa,Mister Petric....Da....Da....See...You...
122
Adegan 1
Narator : Suatu hari, di kampung Muara Lesan/Panaan, ada seorang anak sekolah
dasar pulang Sekolah bernama Tita.
Tita : Waduh hari ini panas banget ya..... Haus lagi mana lapar benget. Perut
keroncongan seperti genderang yang berbunyi nih...ampyuuun dieh.
Tadi disekolah banyak PR menghafal Biologi. Hafalannya itu loh menghafal
nama- nama satwa dilindungi di Kalimantan Seperti Orang Utan, Landak,
Enggang, Rusa dll.
Dari guru Matematika dapat PR metematika, banyak banget nih PR.... Aduh
pusiiiing
Nanti minta diajari bapak sama ibu aja biar nih PR cepat selesai.
Tapi kok Bapak belum juga jemput ya, laper banget nih... Bapak kemana
sih ya?
Narator : Tiba – tiba dari sebuah jalan setapak tampak seorang laki – laki bermbut
pirang tinggi, hidung mancung dan putih mendekati Tita. Siapakah
dia?????
Adegan 2
123
Narator : Sementara Tita dan Petric sedang menyebrang sungai, di rumah rupa -
rupanya bapak aji dan ibu iba sedang menunggu mereka.
Ibu Iba : Pak...Pak...Bapak kok belum jemput anak kita sih, sudah siang ni pak
kasian dia tidak ada yang jemput.
Pak Aji : Sebentar lagi toh buuu...
Bapak ini baru saja sampai dari ladang. perlu istirahat, makan dulu baru
jemput mereka.
Ibu Iba : Bapak ini bagaimana sih, tidak perduli sekali. Makan kan bisa nanti dasar
mikir diri sendiri saja.
Pak Aji : Bukan bagitu bu. Bapak pasti akan jempur mereka sebentar lagi ni juga
masih angkat kayu bakar kerumah.
Ibu Iba : Ya...sudahlah. Bapak tidak mau jemput juga tidak apa – apa. Dasar bapak
tidak perhatian sama anak sendiri.
Pak Aji : Baiklah bapak akan jemput mereka.
Narator : Tetapi dari balik pintu ada yang mengetuk pintu rumah dan memanggil-
manggil.
Tita Bapak,Ibu bukakan pintu sudah pulang aku sudah pulang nih.
B.Aji : Oh...Itu Tita bu, ayo bukakan pintu.
B.Iba : Ya sebentar, Ibu bukakan pintu. Syukurlah, kamu sudah pulang.Tapi kok di
belakang tita ada makhluk putih berhidung pelanduk ya, siapa itu Tita...???
Tita : Ini Mister Petric bu, aku ajak ke rumah karena dia tersesat.
B.Iba : Jadi si bule berambut rafia keriting ini yang ajak kamu jalan – jalan
sehingga gak pulang cepat ya...???
Tita : Enggak kok bu, Mister Petric ini baik.Dia hanya ingin lihat hutan.
Petric : Hallo ibu, Hallo bapak, Saya Petric dari Amerika. Saya tadi dari Tanjung
Redeb dan mau ke Hutan di Sungai Lesan.
P.Aji : Oh...Tuan Petric. Nanti saya antar bapak kalau ke sana ya. Baik mister,
makan dulu ya, nanti sore baru kita ke hutan.
Petric : Ya,Terima kasih.
B.Iba : Baiklah, si bule ini ajak makan dulu.
Tita : Iya,Bu...Ayo tuan mari kita makan.
Petric : Terima kasih banyak atas makan siangnya.
Narator : Tita dan Petric akhirnya menuju dapur untuk makan siang.
Adegan 3
Narator : Di kawasan hutan lindung sungai lesan, tampak Si Poh sedang melamun
sendiri. Rupa – Rupanya dia sedang bersedih.
124
Poh : Iya, tadi aku lagi melamun, sedih karena kehidupan kita di hutan sudah
mulai terganggu nih.
Uwa-uwa : Sudahlah tidak usah sedih lagi, banyak juga kok manusia yang peduli
dengan kita. Contohnya saja lihat anak- anak SD di Muara Lesan/Panaan
ini mereka peduli kita loh.
Poh : Iya,,,aku percaya itu.Oh ya, kamu sudah makan belum wa...???Makan saja
buah ku.
Bekantan : Eh...Buah mu kan sudah tidak banyak, belum masak lagi...masih kecut tau
Poh : Oh iya, aku lupa, buahku memang sudah sedikit, terus belum masak
lagi.Ya,maaf dech....He...He...He...
Uwa : Si mori ‟orangutan di Lesan ini ada kesini ga? aku dari pagi mencari
dia.Mau ngajak maen nich...???
Poh : Wah...itu dia.biasanya siang begini dia dah kesini,dia sudah di atas
dahanku dan tidur-tiduran di dahanku. Mana dia ya,,,????
Uwa-Uwa : Wuuk...Wuuk...Wuuk... eh aku lupa, aku sepertinya di kasih tau mah dia
hari ini di mau ke sekolah loh berkunjung ke SD Muara Lesan/Panaan.
Poh : Oya?...emang mau ngapain?
Uwa-Uwa : Dia sih mau kunjungan untuk memperkenalkan satwa dan tumbuhan bagi
anak-anak sekolah katanya.
Poh : Oh gitu, aku ikut diperkenalkan juga dong?
Uwa-uwa : Tentu aja poh...dia pasti memperkenalkan kamu dan teman-teman pohon
yang lain.
Poh : Wah bagus juga ya kalau aku ikut Si Mori. Kok aku ga di ajak ya?
Uwa-uwa : Ih gimana sih, kamu kan kan bisa berpindah Poh, masak dia mau bawa
kamu.
Poh : Iya ya, masak aku bisa jalan. Maaf deh aku lupa kalau aku bukan seperti
kamu Wa yang bisa berpindah dan jalan-jalan dari satu tempat ke tempat
lain...he...he....
Uwa-uwa : Oya Poh, aku kan masih lapar nih aku cari makan dulu ya, mungkin di
hutan yang agak jauh ada buah baru masak nih.
Poh : Ok deh, hati-hati ya. Salam ma Beka kalau ketemu. Si bekantan hidung
mancung teman kita itu loh...
Uwa-uwa : Ok. Nanti aku salamkan ma Beka. Aku pergi dulu ya,
bye....Wuuk...Wuuk...Wuuk...
Adegan ke 4
Narator : Si pohon tampak sendiri lagi di hutan…sementara itu di tepi hutan yang lain
tampak, Pak Aji dan Petric sedang naik katinting dan hampir tepi.
Aji : Kita sudah sampai nih tuan mister, apa anda tadi senang naik ketinting?
Petric : Ya senang dung, masak iya sih?...Saya senang airnya sejuk, senang liat
orang memancing ikan juga menjala ikan. Saya juga kagum dengan
masyarakat yang kerja keras di ladang dan menanam pohon karet, pohon
pisang, pohon buah, pohon coklat dan lain-lainnya. Senang dan indah
sekali semuanya.
Aji : Ya begitulah mister, sungai dan hutan penting banget buat hidup kami di
sini. Ok, kalau gitu kita jalan-jalan di hutan ya tuan mister.
Petric : baiklah, itu ide briliant dan good...good...good...tidak sabar lihat hutan,
pohon-pohon yang indah serta udara yang sejuk. Hm...indah sekali
Aji : Baiklah mari kita jalan-jalan mister.
125
Narator : tetapi dari kejauhan, Mister Petric dan Pak Aji mendengar ada yang
menangis. Siapa ya?
Adegan ke 5
Narator : Petric kembali dari Kawasan Hutan Sungai Lesan. Dia sangat senang bisa
berjalan-jalan melihat satwa seperti Uwa-Uwa, Bekantan, Burung dan
Pohon-pohon besar. Lalu dia kembali ke kampung dan menceritakan
pengalamannya kepada Tita
126
Adegan ke 6
Narator : Sesampai di sekolah, Petric masuk ke kelas dimana anak-anak sedang
berkumpul. lalu dia menyapa anak-anak di SD Muara Lesan/Panaan ini.
Katanya.
127
LAMPIRAN 4 : HASIL LOKAKARYA GURU DI MERAPUN
Tujuan Umum:
Agar anak-anak mengenal dan memahami kawasan Hutan Lindung Sungai Lesan.
Tujuan Khusus:
Setelah pembelajaran selesai anak-anak diharapkan dapat:
6. Menyebutkan minimal 5 hewan yang dilindungi di Hutan Lindung Sungai Lesan.
7. Menyebutkan minimal 5 tumbuhan penting di Hutan Lindung Sungai Lesan.
8. Memahami manfaat hewan dan tumbuhan di Hutan Lindung Sungai Lesan.
9. Mengetahui tindakan-tindakan manusia yang dapat melestarikan dan merusak Hutan
Lindung Sungai Lesan.
Waktu Pelaksanaan:
Rencana pelaksanaan panggung boneka di Merapun yaitu Akhir Mei 2008 pada hari
Selasa/Rabu/Kamis.
Tim Kerja:
1. Penyusun alur cerita panggung boneka oleh para guru SDN 008 Merapun dan Guru
Sekolah Minggu.
2. Tim Penyusun Skrip cerita : Ebe Agustina dan tim kampanye Bangga HLSL.
3. Tim Pembuat Boneka : Ebe Agustina dan tim kampanye Bangga HLSL.
4. Tim Teknis di Merapun : para guru SDN 008 Merapun dan Guru Sekolah Minggu.
Ide Cerita:
Cerita yang akan diangkat untuk memperkenalkan hewan dan tumbuh-tumbuhan HLSL
kepada siswa yaitu dengan menampilkan cerita hidupan satwa dan tumbuhan dan konflik
manusia dan hewan khususnya orangutan di Merapun.
Tokoh Cerita:
1. Orang Utan yang diberikan nama Keriu (nama lokal Dayak Lebo).
2. Uwat-uwat yang diberikan nama kelabat (nama lokal Dayak Lebo).
3. Bekantan yang diberikan nama Kara (dimodifikasi dari bahasa lokal).
4. Murid perempuan sekolah dasar yang dinamakan Ullis.
5. Murid laki-laki Sekolah dasar yang dinamakan Entong.
6. Bapak guru sekolah dasar yang dinamakan Kasim Lau.
7. Buah durian yang diberikan nama Dolly Durio.
128
129
Tabel 18. Karakter dan Ciri Fisik Tokoh Panggung Boneka
No. Nama Tokoh Karakter/Sifat Ciri Fisik
1. Keriu Ngambek jika diganggu Bulu-bulu berwarna
(sarang/pohon tempatnya coklat
ditebang) Tangan lebih
Jika lapar dan makanannya habis panjang dari kaki
di hutan, akan datang ke Hidung pesek
ladang/kebun untuk mendapatkan Cuping hidung lebar
makanan Tidak berekor
Sensitif dan peka Kulit kasar (pori
Suara/gaya bicara: „umbah... kasar)
umbah... atau uaok...uaok....
Melempar dahan/ranting (jika
diganggu)
Suka menggelantung
Makanan favorit adalah daun
muda, buah, kulit kayu, dan umbut
rotan
2. Kelabat Menjauh jika diganggu Hidung peseek
Jika diberi makan akan malu-malu Muka hitam
Suka membuang diri atau Ekor tidak ada
menggelantung Bulu-bulu abu-abu,
Sebagai jam weaker di pagi hari lembut
Ciri khas suara: uwaek... uwaek...
3. Kara Hidup berkelompok Hidung mancung
Muncul di pinggir sungai di pagi Perut buncit
atau sore hari Bulu badan pirang
Suka mengompoli jika kita lewat di Ekor panjang
malam hari di bawah pohon tempat
dia tidur „iseng‟ (kasus tertentu)
Suka makan daun muda
4. Ullis Suka mengganggu binatang dan Rambut sebahu
tumbuhan berponi
Ceriwis dan centil Memakai bando di
Kalau bicara suka bilang „please kepala
dech‟... Berbaju pink
Kalau sedang berbicara tangannya Memakai tas
suka bergerak selempang
5. Entong Suka menolong dan baik hati Berselempang
Punya kemampuan lebih (indra sarung
keenam) Berbaju kemeja
Menyayangi hewan putih lengan
Kolektor hewan dan tumbuhan panjang
Celana batik
panjang
6. Kasim Lau Suara keras Berkacamata
Humoris Memakai jam
Suka mengucapkan „selamat pagi‟ tangan
Suka memegang jenggot Kulit hitam dan tahi
Berpakaian rapi lalat di dagu kiri
Berkumis
Berjenggot
130
No. Nama Tokoh Karakter/Sifat Ciri Fisik
Baju abu-abu (PNS)
7. Dolly Durio Manis dan harum Berduri
Tidak suka dipetik jika belum Bentuk lonjong
masak Warna hijau
Apabila masak akan jatuh sendiri kekuning-kuningan
ke tanah
8. Penjaga Hutan Tegas Berkumis
Memakai selempang sarung Baju hitam berkulit
Memakai mandau yang diikat di sawo matang
pinggang Rambut gondrong
Memakai seraung (kelihatan sangar)
Sering sesekali menguap
9. Penebang Liar 1 Licik Membawa kapak
Penuh perhitungan Memakai kaos
Suka memegang dagu saat berfikir tangan
Banyak akal Memakai baju kaos
biru
Durasi Cerita:
131
Cerita panggung boneka ini memerlukan waktu 30 menit yang terdiri dari 4 bagian utama
yaitu:
1. Perkenalan (5‟)
2. Konflik/masalah (10‟)
3. Penyelesaian konflik/masalah (10‟)
4. Penutup
Alur Cerita:
Babak Pertama (5’)
(Monolog) buah durian ada di dalam kawasan Hutan Lindung Sungai Lesan.
Secara bergiliran pohon buah durian yang telah masak ini didatangi oleh keriu, kelabat
dan kara.
Mereka dengan senangnya makan buah durian harum manis ini.
Sayang, beberapa saat kemudian pohon durian ditebang oleh manusia (ada effect
suara chain saw).
Ketika keriu, kelabat dan kara mengetahui hal tersebut mereka menjadi sedih dan
akhirnya mereka berpisah.
Keriu memutuskan mencari makan ke kampung.
Di kampung Kara mencari pohon buah di ladang masyarakat, dan dia juga sampai ke
kebun sekolah yang sedang berbuah.
Keriu sangat gembira dan senang bisa mendapatkan makan di kebun ini karena dia
sudah sangat lapar sekali.
132
Entong dengan sabar membujuk Ullis agar jangan menangis, tetapi Ullis tidak berhenti
menangis sambil bercerita kalau Keriu-lah penyebab dahinya berdarah.
Karena tidak mau berhenti menangis, Entong dengan kekuatan indra keenamnya
membuat Ullis berhenti menangis dan lupa dengan apa yang terjadi padanya.
Entong lalu membawa Ullis ke UKS untuk mendapatkan pertolongan atas luka yang
dialaminya.
Tetapi sayangnya, Ullis masih ingat kalau dia tadi bolos pelajaran jadi takut diajak ke
UKS karena bertemu guru dan dia dimarahi.
Dengan kesabarannya, Entong berhasil meyakinkan Ullis agar kembali ke sekolah
ketika dia melihat luka di dahi Ullis cukup parah.
Sembari memapah Ullis ke sekolah, Entong masih sempat memperhatikan Keriu di
atas pohon yang melanjutkan makannya karena dia sangat kelaparan.
Entong pun iba melihat keriu harus ada di kebun, karena rumah yang nyaman dan
banyak makanan telah habis dirusak manusia.
133
LAMPIRAN 5 : NASKAH TEATER “TIKUS–TIKUS ALAM”
Sinopsis:
Alam yang indah memang merupkan suatu kebanggaan bagi siapa saja yang merasa
meilikinya. Pepohonan yang berhijauan, dan ratusan, Bahkan ribuan satwa yang
termasuk di dalamnya. Tapi manusia tetaplah makhluk Tuhan yang paling serakah. Yang
hanya mau menikmati kekayaan alam, tanpa mempedulikan kerusakan–kerusakan yang
dialami oleh alam karena kepentingan manusia itu sendiri. Jalan terbaik yang harus
dilakukan oleh para malaikat alam adalah memberikan hukuman yang setimpal kepada
para tikus – tikus alam yang selalu menggerogoti alam bumi pertiwi ini.
Disuatu sore, si Penjaga Hutan sedang duduk di pos jaga sambil menikmati secangkir kopi
kental.
P.H : “ Wah… benar – benar nikmat kopi ini. Apalagi sambil menikmati sejuknya angin
di tengah hutan yang sangat alami seperti ini. Ya… semoga saja, alam ini terus
terjaga, dan tidak terjadi perusakan – perusakan terhadap alam yang tercinta ini.
Sehingga anak cucuku kelak dapat juga merasakan apa yang aku rasakan
sekarang. Oh.. iya.. sampai lupa, aku harus pulang dulu kerumah, karena ada
pekerjaan yang harus aku selesaikan di rumah. Besok saja aku kembali ke hutan
ini untuk menjaga lagi” (pemain keluar panggung )
Tiba- tiba, dari arah yang berlawanan muncul dua orang pria, sambil membawa beberapa
alat untuk menebang pohon. Dengan mengendap – ngendap mereka memasuki hutan.
P.L 1 :” wah… dik, busyet bener! Lihatlah hutan yang kita masuki sekarang ini. Kita bisa
cepat kaya nih, kalau kita bekerja disini.
P.L 2 :”iya kak. Kayunya besar – besar, mahal – mahal, mana banyak lagi.”
P.L.1 :” iya sih, memang. Tapi kita harus hati – hati, soalnya ini hutan dijaga dengan
ketat. Dan kabarnya lagi, ini hutan bukan sembarang hutan. Ini hutan lindung.”
P. L 2 :” bodoh amat! Hutan ini dilindungi kek, diapain kek, aku tidak perduli. Yang aku tau
aku mau tebang pohon – pohon ini dan akan aku jual. Dan aku bisa cepat kaya.
Ayo ah… jangan banyak omong. Sekarang kita mulai bekerja, keburu si penjaga
sialan itu datang.”
P.L 1 :” baiklah… ini gergajinya.” (menyerahkan gergaji)
134
Paginya, si penjaga hutan tiba di hutan dan berjalan menuju kedalam hutan untuk
mengecek keadaan hutan tempat ia ditugaskan. Namun alangkah terkejutnya si penjaga
hutan melihat apa yang terjadi.
P.H :”hah… apa yang terjadi? Kenapa pohon – pohon ini ditebang, dan siapa yang
melakukannya? Oh… aku tahu ini pasti ulahnya para tikus – tikus alam yang tidak
bertanggung jawab. Kenapa mereka tidak bisa menyadari, kalau apa yang mereka
lakukan itu akan menimbulkan kerugian yang besar bagi masyarakat luas. Baiklah
tadi malam aku bisa mereka tipu mentah – mentah. Tapi malam ini aku tidak akan
membiarkan mereka lolos!”
P.H :” Maaf, anda berdua siapa? Dan apa yang kalian lakukan disini? Melihat dari
penampilan dan gerak – gerik kalian, tidak salah lagi pasti kalian yah yang
menebang pohon – pohon ini?”
P.L.1 :”Kalau iya, kenapa? Kenapa situ yang sewot!”
P.H :” Saya sangat tidak setuju terhadap apa yang kalian lakukan.”
P.L 2 :” Memangnya apa hak kamu melarang kami untuk menebang pohon – pohon ini.
Kami Cuma mau mencari makan di hutan ini. Kenapa tidak boleh?”
P.H :” Saya jelas mempunyai hak untuk melarang kalian beroperasi di hutan ini. Dan
asal kalian tahu, hutan ini tidak boleh di ganggu. Karena hutan ini sudah ditetapkan
sebagai hutan lindung.”
P.L 1 :” Bukan urusan mu!”
P.H :” ini urusan aku manusia bebal! Sekarang kalian pergi dari sini, atau saya akan
melaporkan kalian pada yang berwajib, karena kalian telah merusak kawasan yang
dilindungi ini.”
P.L 2 :” Tidak, kami tidak akan pergi dari sini. Dan kami tetap mau bekerja disini.”
P.H :”Oh… jadi kalian tidak dapat diberitahu baik – baik. Ok, kalian rasakan ini!”
(memukul kedua penebang liar tersebut dengan pentungan )
Kedua penebang liar itu pingsan, dan si penjaga hutan mengikat mereka dan segera
berlari untuk melaporkan pada pihak yang berwajib.
P.H :Aku harus melaporkan mereka pada polisi.” ( Pemain berlari keluar panggung)
Penjaga hutan tiba di kantor polisi, dan segera melaporkan apa yang terjadi.
P.H :”Selamat siang pak! Maaf, saya mengganggu bapa.”
Polisi :”Selamat siang. Anda ingin melaporkan apa?”
P.H :”Begini pak, di hutan lindung, tempat saya bekerja sekarang, terjadi pencurian
kayu. Dan saya sudah berhasil mengamankan para pencuri itu untuk sementara
waktu.”
Polisi :” Baiklah. Dimana mereka sekarang?”
P.H :” Mereka saya ikat di pos jaga saya pak.”
Polisi :”Ayo… kita harus kesana sekarang, sebelum mereka meloloskan diri.”
Mereka pergi menuju kedalam hutan dan mendapatkan kedua pencuri itu sudah mulai
sadarkan diri.
135
P.H :” Nah… ini mereka pak, silahkan tangkap mereka. Dan ini barang buktinya.”
(menyerahkan gergaji dan beberapa peralatan yang dibawa oleh penebang liar itu)
Polisi :”Terimakasih atas laporannya pak, mereka memang buronan polisi. Dan mereka
memang sangat berbahaya.”
P.H :”Sama – sama pak. Saya juga ikut senang karena mereka akhirnya tertangkap.
Semoga tidak ada lagi orang – orang yang seperti mereka.”
Polisi :”ayo ikut!” (Polisi dan penjaga hutan membawa kedua pencuri itu pergi)
136
LAMPIRAN 6 : KLIPING MONITORING MEDIA
137
KALTIM POST (2)
Dokumen Laporan Akhir Kampanye Bangga Kawasan Lindung Sungai Lesan, Berau, Kaltim (Ebe
Agustina-The Nature Conservancy)
KALTIM POST (3)
139
KALTIM POST (4)
141
TRIBUN KALTIM (6)
142
TRIBUN KALTIM (7)
144
TRIBUN KALTIM (9)
145
SWARA KALTIM (10)
Gambar 76. DPRD Sambut Positif Program TNC di Kawasan Sungai Lesan
(Sumber : Swara Kaltim, 11 Juni 2008)
146
LAMPIRAN 7 : TEKS LAGU KAMPANYE
147
LAMPIRAN 8 : LEMBAR KOTBAH KONSERVASI (1)
Di dalam kitab Kejadian 1 Allah menciptakan langit dan bumi beserta isinya. Manusia
sebagai makluk yang diciptakan menurut gambar dan rupa Allah diberikan mandat khusus
oleh Allah untuk mengelah semua yang diciptakan Tuhan tersebut. Tugas khusus manusia
ini tertera dalam Kejadian 1 : 28 yang berbunyi: "Beranakcuculah dan bertambah banyak;
penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-
burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi”. Selanjutnya sebagai
bentuk pemeliharaan Allah juga menciptakan segala kebutuhan jasmani manusia dari
tumbuh-tumbuhan sebagaimana dalam Kejadian 1 : 29 berbunyi: "Lihatlah, Aku
memberikan kepadamu segala tumbuh-tumbuhan yang berbiji di seluruh bumi dan segala
pohon-pohonan yang buahnya berbiji; itulah akan menjadi makananmu”. Selanjutnya
kepada hewan Allah menyediakan tumbuhan hijau sebagai makannnya (Kej 1:30) dan
agar hewan tetap bisa makan tumbuhan hijau harus dijaga juga oleh manusia.
Dari pembacaan dalam Kejadian 1 ayat 28 di atas ada 3 hal yang menjadi kata kunci yang
menunjukkan perihal amanat positif yang diperintahkan kepada kita manusia yaitu
“Takluk”, “Kuasa” dan “Segala”. Dimana dari ketiga kata ini bisa ditarik kesimpulan
bahwa Allah memberikan kuasa yang penuh dan mutlak kepada kita manusia untuk
menguasai (=„mengelola‟) bumi dengan segala isinya (tanah, air, tumbuh-tumbuhan,
hewan, dan lain-lain). Kuasa yang diberikan ini tentu saja satu paket dengan tanggung
jawab untuk menjalankannya dengan baik dan benar. Kalau hari-hari ini banyak
kesewenang-wenangan dalam memanfaatkan sumberdaya alam maka hal itu merupakan
penyimpangan dari mandat Allah untuk mengelola dan memelihara bumi dengan baik.
Misalnya saja pada saat ini banyak manusia yang menebang pohon-pohonan yang sangat
diperlukan satwa sebagai tempat hidup, tempat untuk mendapatkan makanan, tempat
berlindung, tempat berkembang biak dan bersosialisasi. Tindakan pengrusakan dalam
bentuk penebangan kayu secara berlebihan, pengeboman ikan dalam sungai,
penggusuran tanah yang berlebihan, dan lainnya jelas merupakan penggunaan „mandat‟
yang bersifat negatif.
Bagaimana pun, tumbuh-tumbuhan dan hewan pun memiliki hak untuk hidup, bertumbuh
dan berkembang serta untuk dimanfaatkan seperlunya untuk menopang kehidupan
manusia. Sekarang ini, banyak satwa-satwa yang ada di dalam hutan terpaksa masuk ke
ladang/kebun-kebun milik kita untuk mencari makan. Bahkan, tidak heran dengan
kemarahannya satwa ini bahkan menjadi musuh - dianggap hama bagi masyarakat karena
mengganggu tanaman. Jika kita berpikir bijak dan melihat ke belakang bukankah hadirnya
satwa dan mengganggu tanaman kita juga karena ulah manusia yang merusak rumah
satwa ini?. Jelas di sini bahwa akar masalahnya kita manusia telah lalai menjalankan
mandat Allah secara benar dan positif dalam pengelolaan sumberdaya alam. Bahkan
banyak kita jumpai banjir, longsor, gempa bumi yang dasyat sudah semakin sering
menimpa beberapa daerah di negara kita sebagai akibat dari kelalaian menggunakan
mandat Allah secara positif.
148
Dalam Mazmur 67 : 7 juga disebutkan tanah sebagai salah satu ciptaanNya adalah sarana
untuk memberkati kita. Tanah yang dikelola dengan baik tentu akan menghasilkan
tanaman yang baik. Tetapi jika tanah dibiarkan „tidur‟ (=tidak dikelola) maka „ekonomi pun
ikut tidur‟. Dari sini pembelajarannya yaitu sarana yang Tuhan berikan untuk kita kelola
harus dimanfaatkan dengan baik. Dalam kehidupan kita sehari-hari telah banyak kita
dengar tanah sebagai sarana untuk memberkati ini banyak diperlakukan dengan tidak baik
oleh manusia. Contohnya saja digunduli sampai tandus, tidak memiliki unsur hara, dan
tidak terlindungi. Jika ditanami padi di kemudian hari hasilnya tidak akan maksimal (padi
kering dan kuning).
Hutan Lindung Sungai Lesan sebagai salah satu ciptaan Tuhan yang maha indah. Di
dalam hutan ini terdapat satwa, tumbuhan, air, udara yang diperlukan untuk bernapas,
ikan yang diperlukan untuk makan sehari-hari, hasil hutan lainnya seperti madu, rotan,
obat-obatan, damar dan lain-lain. Hutan yang dekat dengan kampung kita ini,
keberadaanya sangat penting untuk kehidupan kita. Oleh sebab itu mari kita renungkan
manfaat dan fungsi hutan ini bagi kehidupan kita sekarang dan di masa mendatang.
Ancaman berupa penebangan liar, pembukaan lahan, kebakaran dan lainnya merupakan
beberapa masalah yang sedang dihadapi hutan ini. Mungkin hanya dengan menceritakan
kepada anak, suami, tetangga dan kerabat lainnya mengenai keberadaan hutan ini kita
telah menjalankan amanat Tuhan dengan positif dan mendukung upaya konservasi hutan
ini.
Salah satu contoh secara khusus bagi kita masyarakat Dayak, madu adalah sangat
penting. Sejak kecil pohon madu telah dirawat agar bisa dihinggapi madu. Dengan kayu
yang berisi madu maka inilah cara Tuhan memberkati kita memberkati kita umat-Nya.
Pohon madu yang tumbuh dari tanah sebagaimana firmannya dalam Mazmur 67 : 7 Tuhan
memberkati melalui tanah. Tetapi yang terjadi banyak kejadian pohon sumber bunga bagi
madu ditebang, membuat kita terjebak menyalakan atau mendikte Tuhan tidak
memberkati atau tidak adil. Padahal kita yang menggunakan kuasa-Nya secara negatif
dengan menggusur pohon-pohon untuk makanan madu. Walaupun pohon madu ada
tetapi sudah tidak menghasilkan lagi.
Jemaat Tuhan yang tahu berterima kasih atas udara yang bersih, ikan yang tersedia, air
yang terus mengalir dan menjadi sumber air minum, tesrsedianya tumbuh-tumbuhan
lainnya yang melimpah, serta selalu terdengarnya suara kicauan burung di pagi hari dan
lain-lain sudah selayaknya berterima kasih atas cipatan-Nya ini. Sudah sepantasnya juga
terlibat dalam menjaga dan memelihara ciptaan-Nya dengan baik. Jika melihat ada anak
Tuhan yang lalai menjalankan mandat mengelola alam, maka dengan dasar kasih yang
dari Tuhan bersedia memberikannya nasehat agar berbalik dan melakukan amanat Tuhan
dengan baik dan benar. Jika ada kesempatan anak Tuhan juga terlibat dalam aksi
pelestarian kawasan HLSL yang dilakukan oleh pengelola bersama masyarakat sekitar
hutan. Dengan berpedoman bahwa apa yang dilakukan segalanya untuk hormat dan
kemulian-Nya.
149
LAMPIRAN 9 : LEMBAR KOTBAH KONSERVASI (2)
Alkitab katakan dalam Kejadian 1 Allah menciptakan langit dan bumi beserta isinya.
Setelah Allah menciptakan dan memberikan kehidupan, maka Ia memberi kuasa kepada
manusia untuk memelihara dan merawat bumi dan isinya. Kejadian 1 : 28 manusia harus
memiliki rasa tanggung jawab dan ketaatan dalam menjalankan perintah Allah. Manusia
diberi tugas untuk mengatur bumi dan isinya yaitu menguasai ikan-ikan, burung-burung,
ternak, binatang melata, juga tumbuh-tumbuhan. Menguasai bukan berarti berbuat yang
sewenang-wenang, melainkan mengatur dan memeliharanya, dan boleh dipakai untuk
keperluan hidup manusia. Jadi Allah memberi kuasa dan manusia taat menjalankan kuasa
dengan kehendaknya.
Ketika Allah menciptakan manusia, semua kebutuhan manusia telah tersedia sebelumnya.
Allah telah membuat bumi untuk ditinggali, udara untuk bernafas, air untuk diminum dan
sebagainya. Allah bukan saja sang pencipta, melainkan juga penyedia kebutuhan manusia
dan pemelihara kehidupan. Allah membuat untuk sebuah taman yang disebut Taman
Eden. Kejadian 2 : 8. Di dalam taman itu ada berbagai tanaman untuk dimakan buahnya,
dan ada sungai yang mengalir. Allah memberi tugas kepada Adam dan Hawa untuk
menjaga dan merawat taman tersebut. Mereka bebas tinggal di taman itu. Satu hal yang
sangat penting bahwa tugas merawat dan memelihara itu tidak hanya diberikan kepada
Adam dan Hawa, tetapi kepada kita juga. Kita tidak boleh mengotori apalagi merusak alam
ciptaan Allah sebab Ia masih tetap merawat bumi dan isisnya. Kita masih melihat tumbuh-
tumbuhan hijau, sungai yang yang mengalir, matahari yang masih bersinar, burung yang
beterbangan sekalipun tidak bekerja. Semua ini menunjukkan bahwa sesungguhnya Allah
tidak berhenti bekerja. Ia masih mengatur dan memelihara ciptaan-Nya. Apalagi kita, kita
yang adalah ciptaan-Nya diberi tugas atau kuasa atas tumbuh-tumbuhan dan binatang
yang ada karena itu kita harus melakukan yang terbaik. Kita mulai dari lingkungan sekitar
kita, kita jaga supaya bersih, indah dan nyaman. Sebab Allah menciptakan segala sesuatu
baik adanya.
Kawasan Lindung Sungai Lesan salah satu tugas kita untuk menjalankan kuasa Allah.
Karena ketika kita menjalankan kuasa Allah dalam Kawasan Lindung Sungai Lesan ini kita
sendiri akan merasakan hasil-hasilnya bahkan sampai anak cucu kita. Tetapi sebaliknya
jika kita tidak menjalankan amanat-amanat atau kuasa Allah yang telah Allah berikan
kepada kita jangankan kita, anak cucu kita tidak akan merasakannya, sebaliknya terdapat
kerugian-kerugian besar. Karena itu kita harus memelihara ciptaan Tuhan.Dikatakan
dalam firman Tuhan, pohon-pohon, burung-burung, gunung-gunung memuji Tuhan apalagi
kita manusiakarena kita masih memiliki hutan lindung untuk anak cucu kita.
150