Anda di halaman 1dari 3

Materi Kekuasaan dalam Psikologi Manajemen

3PA07
Kelompok 10 : Julia Shandy Putrinda 16517526
Sarah Destianti 15517519
Vira Pradita Nurazizah 16517121

A. Definisi Kekuasaan
Kekuasaan (power) adalah kemampuan yang dimiliki seseorang atau kelompok untuk
mempengaruhi individu lain ataupun kelompok lain. Kekuasaan yang dimiliki seseorang
akan menempatkan orang tersebut dalam suatu kedudukan yang lebih tinggi dibandingkan
dengan orang lain yang dipengaruhinya. Pada umumnya kekuasaan akan menciptakan
suatu hubungan yang vertical dalam suatu organisasi. Kekuasaan juga akan menentukan
siapa yang pantas dan seharusnya mengambil keputusan (decision making) dalam suatu
organisasi.

B. Sumber – sumber kekuasaan dalam organisasi


Kekuasaan berdasarkan kedudukan memiliki pengaruh potensial yang berasal dari
kewenangan yang sah karena kedudukannya dalam organisasi terdiri dari: Kewenangan
Formal dan Kekuasaan Pribadi.
1. Kewenangan Formal, yaitu kewenangan yang mengacu pada hak prerogatif, kewajiban
dan tanggung jawab seseorang berkaitan dengan kedudukannya dalam organisasi atau
sistem sosial. Kontrol terhadap sumber daya dan imbalan, merupakan kontrol dan
penguasaan terhadap sumber daya sedangkan imbalan terkait dengan kedudukan
formal. Makin tinggi posisi seseorang dalam hirarki organisasi, makin banyak kontrol
yang dipunyai orang tersebut terhadap sumber daya yang terbatas. Kontrol terhadap
hukuman merupakan kapasitas untuk mencegah seseorang memperoleh imbalan..
Kontrol terhadap informasi menyangkut kontrol terhadap akses terhadap informasi
penting maupun kontrol terhadap distribusinya kepada orang lain. Kontrol ekologis
menyangkut kontrol terhadap lingkungan fisik, teknologi dan metode pengorganisasian
pekerjaan.
2. Kekuasaan pribadi menjelaskan bahwa kelompok sumber kekuasaan berdasarkan
kedudukan akan berlimpah pada orang-orang yang secara hirarki mempunyai
kedudukan dalam organisasi. Pengaruh potensial yang melekat pada keunggulan
individu terdiri dari:
a) Kekuasaan keahlian (expert power) merupakan kekuasaan yang bersumber dari
keahlian dalam memecahkan masalah tugas-tugas penting. Semakin tergantung
pihak lain terhadap keahlian seseorang, semakin bertambah kekuasaan keahlian
(expert power) orang tersebut.
b) Kekuasaan kesetiaan (referent power) merupakan potensi seseorang yang
menyebabkan orang lain mengagumi dan memenuhi permintaan orang tersebut.
Referent power terkait dengan keterampilan interaksi antar pribadi, seperti pesona,
kebijaksanaan, diplomasi dan empati.
c) Kekuasaan karisma merupakan sifat bawaan dari seseorang yang mencakup
penampilan, karakter dan kepribadian yang mampu mempengaruhi orang lain untuk
suatu tujuan tertentu.

C. Jenis Kekuasaan berdasarkan sumbernya


Sumber kekuasaan biasanya dibagi menjadi dua kelompok besar (Robbins dan
Judge,2007), yaitu:
1. Sumber kekuasaan antar individu (interpersonal sources of power).
a) Kekuasaan Formal (Formal Power) adalah kekuasaan yang didasarkan pada posisi
individual dalam suatu organisasi. Kekuasaan ini dapat berasal dari:
o Kemampuan untuk memaksa (coercive power)
Kekuasaan ini timbul pada diri seseorang karena ia memiliki kemampuan untuk
memberikan hukuman (akibat negatif) atau meniadakan kejadian yang positif
terhadap orang lain. Pada suatu organisasi, biasanya seseorang tunduk pada
atasannya karena takut dipecat, atau diturunkan dari jabatannya. Kekuasaan ini
juga dapat dimiliki seseorang karena ia mempunyai informasi yang sangat
penting mengenai orang lain, yang mempunyai pengaruh sangat besar terhadap
orang tersebut.
o Kemampuan untuk memberi imbalan (reward power)
Kekuasaan ini timbul pada diri seseorang karena ia memiliki kemampuan untuk
mengendalikan sumber-daya yang dapat mempengaruhi orang lain, misalnya ia
dapat menaikkan jabatan, memberikan bonus, menaikkan gaji, atau hal-hal
positif lainnya.
o Kekuatan formal (legitimate power)
Kekuasaan ini timbul pada diri seseorang karena ia memiliki posisi sebaga
pejabat pada struktur organisasi formal. Orang ini memiliki kekuasaan resmi
untuk mengendalikan dan menggunakan sumber-daya yang ada dalam
organisasi. Kekuasaannya meliputi kekuatan untuk memaksa dan memberi
imbalan Anggota organisasi biasanya akan mendengarkan dan melaksanakan
apa yang dikatakan oleh pemimpinnya, karena ia memiliki kekuasaan formal
dalam organisasi yang dipimpinnya.
b) Kekuasaan Personal (Personal Power) adalah kekuasaan yang berasal dari
karakteristik unik yang dimiliki seorang individu. Kekuasaan ini dapat berasal dari:
o Kekuasaan karena dianggap ahli (Expert Power)
Kekuasaan ini timbul pada diri seseorang karena ia memiliki keahlian,
ketrampilan atau pengetahuan khusus dalam bidangnya. Misalnya seorang ahli
computer yang bekerja pada sebuah perusahaan, atau seorang karyawan yang
memiliki kemampuan menggunakan 2 atau 3 bahasa internasional, akan
memiliki expert power karena sangat dibutuhkan oleh perusahaannya.
o Kekuasaan karena dijadikan contoh (Referent Power)
Kekuasaan ini timbul pada diri seseorang karena ia memiliki sumber-daya,
kepribadian yang menarik, atau karisma tertentu. Kekuasaan ini dapat
menimbulkan kekaguman pada orang tersebut, dan membuat orang yang
mengaguminya ingin menjadi seperti orang tersebut. Misalnya seorang dengan
kepribadian menarik, sering dijadikan contoh atau model oleh orang lain dalam
berperilaku.
2. Sumber kekuasaan struktural (structural sources of power).
Kekuasaan ini juga dikenal dengan istilah inter-group atau inter-departmental power
yang merupakan sumber kekuasaan kelompok. Sumber Kekuasaan Struktural sering
disebut juga Inter-departmental Sources of Power (Inter-group Sources of Power).
Sumber dan penggunaan kekuasaan pada tingkat kelompok, khususnya departemen
yang ada di dalam suatu organisasi memiliki nilai yang tinggi dalam studi tentang
perilaku organisasi. Saunders, 1990 (Brooks, 2006) mengatakan bahwa kekuasaan pada
tingkat departemen atau kelompok dapat berasal dari 5 sumber yang potensial, yang
mungkin saja saling tumpang-tindih (overlap), yaitu:
a) Ketergantungan (Dependency).
Jika departemen A bergantung pada departemen B untuk informasi atau kerjasama
lainnya untuk dapat mengerjakan tugasnya dengan efektif, maka departemen B
memiliki sumber kekuasaan terhadap departemen A.
b) Kesentralan (Centrality).
Ini adalah ukuran tingkat pentingnya suatu departemen bekerja untuk tujuan utama
organisasi. Secara alternatif dapat dianggap sebagai suatu ukuran seberapa besar
departemen tersebut tidak dibutuhkan oleh organisasi tersebut. Semakin penting
departemen tersebut bagi organisasinya, maka akan semakin besar kekuasaannya.
c) Sumber Dana (Financial Resources).
Departemen yang menghasilkan sumber dana sendiri, khususnya jika mereka
mampu menghasilkan pendapatan lebih besar dibandingkan departemen lainnya,
akan mendapatkan keuntungan dari sumber kekuasaan ini.
d) Ketidak-berlanjutan (Non-sustainability).
Berhubungan dengan tingkat pentingnya departemen tersebut. Keberlanjutan
adalah suatu ukuran seberapa mudah fungsi dari departemen tersebut digantikan
oleh yang lain. Departemen yang mudah ditutup karena dapat digantikan
fungsinya, akan memiliki kekuasaan yang rendah.
e) Menghadapi ketidak-pastian (Copying with uncertainty).
Departemen yang memiliki kemampuan menurunkan ketidak-pastian bagi
departemen yang lain, akan memiliki kekuasaan yang lebih besar.Departemen
yang memiliki kekuasaan lebih tinggi akan memiliki daya tawar (bargaining
power) dan pengaruh (influencing power) yang lebih besar dibandingkan
departemen yang kekuasaannya lebih rendah.

D. Ada 5 konsep kekuasaan menurut John Brench dan Bertram raven, yaitu:
1. Kuasa paksaan (coercive power), yang mampu menghukukm seseorang yang tidak
melakukan perintah.
2. Reward power, yang diberi order untuk melakukan sesuatu dapat tunduk jika diberi
imbalan.
3. Legitimative power, seorang penguasa akan menuntut bawahannya agar taat
padanya.
4. Expert power, seseorang penguasa memang memiliki keahlian dalam bidang.
5. Referent power, sang penguasa memiliki karisma sehingga para pengikutnya ingin
menjadi seperti dia dan mau meakukan apa saja untuknya.

Anda mungkin juga menyukai