Anda di halaman 1dari 3

Judul Jurnal : Studi Etnografi Reprentasi Suara Perempuan dalam Pemilu

Legislatif 2014 di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY)


Judul : Wajah Politik Perempuan
Tahun : 2017
Penulis : Anis Izdiha
Reviewer : Ilham Mulya Anggawa
Tanggal : 22 Oktober 2019
Volume : Vol.1 No.1
Tahun : 2017

 Latar Belakang
Terkait dengan identitas perempuan, bahwa Negara turut campur dalam pemberian hak
khusus bagi perempuan untuk berkecimpung di ranah budaya politik yang mana sebelum-
sebelumnya dominan laki-laki. Hasil studi menunjukan bahwa perempuan telah berusaha
menampakan wajah baru dalam mencapai tujuan politik. Strategi sistem kepemimpinan yang
melibatkan para pihak yang berkepentingan dalam mengeluarkan keputusan atau kebijakan
melalui mekanisme yang ditempuh, musyawarah untuk mencapai mufakat atau pemungutan
suara, dengan mengedepankan semangat keberasamaan.

Di sisi lain kerangka teoritis yang di kembangkan dalam analisis berpijak pada konsep
mengenai patriarkhi. Patriarkhi adalah sebuah system yang diatur oleh laki-laki yang
kekuasaannya di jalankan melalui institusi social, politik, ekonomi, dan agama. Sistem ini
bersifat hierarkis, agresif, dan muncul secara independen dari perubahan-perubahan social
seperti system kapitalisme yang membagi sector public. System memungkin laki-laki
menjadi lebih dominan dibanding dengan perempuan di sector public. Yang mana system ini
dulu cukup kental dianut oleh system pemerintahan Jawa kuno.

Di Indonesia diakui Negara melalui Undang-Undang Nomor 8 tahun 2012 tentang partai
politik yang mensyarakat keterwakilan perempuan 30% dalam system kepartaian. Kita ambil
contoh studi yang dilakukan melalui pendeketan etnografi terhadap 3 calon anggota
Legislatif, 2 yang sudah menjadi anggota Legislatif, dan 2 tokoh pergerakan tokoh politik
perempuandi DIY sejak Maret 2014 sampai Februari 2015.
 Tujuan
1. Untuk menegakkan hak persamaan gender dan tidak mendiskriminasi kaum
perempuan.
2. Tidak boleh mendiskrimnasi perempuan itu dengan peran kedudukan

 Hasil
Hasil program Aksi Beijing dengan fokus program “Perempuan dalam Kekuasaan dan
Pembuatan Keputusan” memulihkan beberapa rekomendasi penting dari program itu sebagai
berikut :
1. Membuat agenda yang jelas untuk mengakhiri semua perilaku diskriminasi hokum
terhadap perempuan, serta membangun kerangka kerja untuk memajukan kesetaraan
hukum.
2. Memulai langkah khusus dalam jangka pendek yang ditunjukan untuk mencapai
posisi 30% dalam kedudukan pembuatan keputusan di tingkat nasional dan 50%
dalam jangka Panjang.
3. Memobilisasi upaya nasional dan internasional untuk memfasilitasi akses yang besar
bagi perempuan terhadap kesempatan dalam politik dan ekonomi.
Kemudian dicapai angka 30% sebagai strategi jangka pendek untuk keterwakilan perempuan
di dalam Lembaga pembuatan kebijakan. Tujuannya adalah untuk menjamin kesetaraan akses
bagi partispasi aktif perempuan dalam struktur kekuasaan.

Di dalam penelitian ini perempuan politik adalah mereka yang akan mengikuti proses
pencalonan legislative. Proses pencalonan dimulai dari proses masuk ke dunia partai,
mengikuti proses pemilu, dan jika terpilih maka dirinya akan duduk di kursi parlemen di
DIY. Dalam hal usia, perempuan politik ada pada tataran usia produktif dengan interfal umur
35-52 tahun. Agama yang dianut beragam, informan dari penelitian ini terdiri dari seorang
yang beragama Katolik dan Islam namun yang penganut agama Islam tetap menjadi yang
dominan. Status hubungan di dalam keluarga hamper semuanya adalah mereka yang telah
menikah dan memiliki suami. Status kamin ini menjadi citra dari posisi dari dengan
kematangan dan kemandirian dari seorang perempuan yang telah berkeluarga.
 Metodologi
Metodologi penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif yakni data yang
dikumpulkan berupa kata-kata, gambar, dan bukan angka-angka. Walaupun kemudian
terdapat data yang berupa angka-angka, maka akan dijelaskan atau dideskripsikan melalui
kata-kata. Dengan demikian laporan penelitian ini berisi kutipan-kutipan data untuk
memberikan gambaran penyajian laporan yang berasal dari naskah wawancara, catatan
lapangan, foto, dokumentasi pribadi, catatan atau memo, dan dokumen resmi lainnya.

 Kesimpulan
Keterlibatan perempuan dalam politik cuma sebatas merespon adanya system, masuk ke
partai politik oleh alasan kuat kebijakan kuota, melakukan kampanye baik dengan strategi
individu maupun strategi kolektif, dan masuk ke dunia parlemen.

Sikap cenderung menghindari konflik pada saat kampanyedan pasrah menerima hasil
kekalahan dengan legowo menjadi salah satu cermin sikap politik permpuan yang masih kuat
di pengaruhi budaya. Tuhan menunjukan bahwa politik menjadi bagian dari ekspresi
beragama bagi seorang perempuan politik.

Anda mungkin juga menyukai