1 PDF
1 PDF
Perkembangan penduduk lanjut usia maka pada tahun 2006 menjadi 19 juta
(lansia) di Indonesia menarik diamati. orang (8,90%) dan UHH juga
Dari tahun ke tahun jumlahnya meningkat (66,2 tahun). Pada tahun
cenderung meningkat. Kantor 2010 penduduk lansia mencapai 23,9
Kementerian Koordinator juta atau 9,77% dan UHH sekitar 67,4
Kesejahteraan Rakyat (KESRA) tahun. Sepuluh tahun kemudian atau
melaporkan, jika tahun 1980 usia pada 2020 perkiraan penduduk lansia
harapan hidup (UHH) 52,2 tahun dan di Indonesia mencapai 28,8 juta atau
jumlah lansia 7.998.543 orang (5,54%) 11,34% dengan UHH sekitar 71,1
184
Andreany Kusumowardani, Hubungan Antara Tingkat Depresi 185
tahun. Meningkatnya jumlah lansia lansia, hal ini terjadi akibat dari
membutuhkan penanganan yang serius interaksi faktor biologi, fisik,
karena secara alamiah lansia psikologis, dan sosial. Nevid (2003)
mengalami penurunan baik dari segi menyebutkan depresi adalah salah satu
fisik, biologi maupun mentalnya dan gangguan mood, dimana terjadi
hal ini tidak terlepas dari masalah perubahan kondisi emosional,
ekonomi, sosial dan budaya, sehingga motivasi, fungsi dan perilaku motorik,
perlu adanya peran serta keluarga dan serta kognitif pada diri seseorang.
adanya peran sosial dalam Seseorang yang mengalami depresi
penanganannya. Menurunnya fungsi akan mengalami perubahan dalam
berbagai organ lansia menjadi rentan bentuk pemikiran, sensasi somatik,
terhadap penyakit yang bersifat akut aktivitas, serta kurang produktif dalam
atau kronis. Ada kecenderungan terjadi pengembangan pikiran, berbicara, dan
penyakit degeneratif, penyakit sosialisasi (Kaplan & Saddock, 1998).
metabolik, gangguan psikososial dan Berkurangnya interaksi sosial
meningkatnya penyakit infeksi dapat menyebabkan perasaan terisolir,
(Nugroho, 2000). sehingga lansia menyendiri atau
Salah satu gangguan kesehatan mengalami isolasi sosial. Kaplan &
yang dapat muncul pada lansia adalah Saddock (1997) menyatakan seseorang
gangguan mental. Gangguan mental yang menginjak usia lanjut akan rentan
yang sering muncul pada masa ini terhadap depresi apabila pada lansia
adalah depresi, gangguan kognitif, tersebut perasaan isolasinya meningkat.
fobia, dan gangguan pemakaian Dari observasi singkat yang
alkohol. Sejumlah faktor resiko dilakukan peneliti di Desa Sobokerto,
psikososial juga melibatkan lansia Kecamatan Ngemplak, Kabupaten
kepada gangguan mental. Faktor resiko Boyolali diperoleh informasi bahwa
tersebut adalah hilangnya peranan terdapat jumlah lansia yang cukup
sosial, hilangnya ekonomi, kematian banyak di daerah tersebut dan setiap
teman atau sanak saudaranya, tahunnya terjadi peningkatan. Sejauh
penurunan kesehatan, peningkatan ini belum pernah dilakukan penelitian
isolasi karena hilangnya interaksi untuk mengetahui level depresi dan
sosial, keterbatasan finansial, dan level interaksi sosial lansia di daerah
penuruann fungsi kognitif. tersebut. Oleh karena itu peneliti ingin
Pada lansia depresi lebih sering melakukan penelitian lebih lanjut
terjadi dibandingkan pada populasi mengenai level depresi dan level
umum. Berbagai hasil penelitian yang interaksi sosial lansia di Desa
dilakukan oleh Livingstone dkk, Sobokerto, Kecamatan Ngemplak,
menunjukkan adanya tendensi Kabupaten Boyolali.
peningkatan prevalensi gangguan
depresi pada lansia. Hal ini terjadi METODE PENELITIAN
karena merupakan hasil interaksi dari Pengelompokan jenis penelitian
berbagai faktor biologis, psikologis, bermacam-macam sesuai aspek
dan sosial (Agus, 2002). penelitian yang ditinjau. Penelitian ini
Soejono (2009) mengungkapkan adalah penelitian kuantitatif non-
bahwa depresi merupakan gangguan eksperimental jenis korelasional.
psikiatri yang paling sering terjadi pada Penelitian dengan metode korelasional
186 Jurnal Terpadu Ilmu Kesehatan, Volume 3, No 2, November 2014, hlm 106-214