Anda di halaman 1dari 22

RINGKASAN

PERATURAN-PERATURAN

TERKAIT ISU AKTUALISASI

UU NO. 14 TAHUN 2008


UU NO. 25 TAHUN 2009
UU NO. 05 TAHUN 2014
PP NO. 11 TAHUN 2017
PER.LAN 12 TAHUN 2018
PER.PUPR 03 TAHUN 2019
SOP PPID BINA MARGA
SOP JELI

AKTUALISASI

SUBDIREKTORAT ANALISA DATA DAN


PENGEMBANGAN SISTEM
Oleh : Rizal Anggiawan

1
UNDANG-UNDANG NO.05 TAHUN 2014
Aparatur Sipil Negara

Aparatur Sipil Negara yang elanjutnya disingkat ASN adalah profesi bagi pegawai negeri sipil dan
pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang bekerja pada instansi pemerintah.

Pegawai Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya disebut Pegawai ASN adalah pegawai negeri sipil dan
pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang diangkat oleh pejabat pembina kepegawaian dan
diserahi tugas dalam suatu jabatan pemerintahan atau diserahi tugas negara lainnya dan digaji
berdasarkan peraturan perundang-undangan.

Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disingkat PNS adalah warga negara Indonesia yang memenuhi
syarat tertentu, diangkat sebagai Pegawai ASN secara tetap oleh pejabat pembina kepegawaian untuk
menduduki jabatan pemerintahan.

Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan Pegawai ASN yang profesional, memiliki
nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme.

Sistem Informasi ASN adalah rangkaian informasi dan data mengenai Pegawai ASN yang disusun secara
sistematis, menyeluruh, dan terintegrasi dengan berbasis teknologi

Jabatan Pimpinan Tinggi adalah sekelompok jabatantinggi pada instansi pemerintah

Jabatan Administrasi adalah sekelompok jabatan yang berisi fungsi dan tugas berkaitan dengan
pelayanan publik serta administrasi pemerintahan dan pembangunan

Jabatan Fungsional adalah sekelompok jabatan yang berisi fungsi dan tugas berkaitan dengan
pelayanan fungsional yang berdasarkan pada keahlian dan keterampilan tertentu.

Pejabat yang Berwenang adalah pejabat yang mempunyai kewenangan melaksanakan proses
pengangkatan, pemindahan, dan pemberhentian Pegawai ASN sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan

Lembaga Administrasi Negara yang selanjutnya disingkat LAN adalah lembaga pemerintah
nonkementerian yang diberi kewenangan melakukan pengkajian dan pendidikan dan pelatihan ASN
sebagaimana diatur dalam undang-undang ini.

2
Badan Kepegawaian Negara yang selanjutnya disingkat BKN adalah lembaga pemerintah
nonkementerian yang diberi kewenangan melakukan pembinaan dan menyelenggarakan Manajemen
ASN secara nasional sebagaimana diatur dalam undang-undang ini

Penyelenggaraan kebijakan dan Manajemen ASN berdasarkan pada asas:


a. kepastian hukum;
b. profesionalitas;
c. proporsionalitas;
d. keterpaduan;
e. delegasi;
f. netralitas;
g. akuntabilitas;
h. efektif dan efisien;
i. keterbukaan;
j. nondiskriminatif;
k. persatuan dan kesatuan;
l. keadilan dan kesetaraan; dan
m. kesejahteraan.

ASN sebagai profesi berlandaskan pada prinsip sebagai berikut:


a. nilai dasar;
b. kode etik dan kode perilaku;
c. komitmen, integritas moral, dan tanggung jawab pada pelayanan publik;
d. kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugas;
e. kualifikasi akademik;
f. jaminan perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas; dan
g. profesionalitas jabatan.

Pegawai ASN berfungsi sebagai :


a. Pelaksana kebijakan publik
b. Pelayan publik
c. Perekat dan pemersatu bangsa

Pegawai ASN bertugas :


a. melaksanakan kebijakan publik yang dibuat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan
b. memberikan pelayanan publik yang profesional dan berkualitas
c. mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

3
Pegawai ASN berperan sebagai perencana, pelaksana, dan pengawas penyelenggaraan tugas umum
pemerintahan dan pembangunan nasional melalui pelaksanaan kebijakan dan pelayanan publik yang
profesional, bebas dari intervensi politik, serta bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme

ANEKA (Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi)
Akuntabilitas adalah kata yang seringkali kita dengar, tetapi tidak mudah untuk dipahami. Ketika
seseorang mendengar kata akuntabilitas, yang terlintas adalah sesuatu yang sangat penting, tetapi
tidak mengetahui bagaimana cara mencapainya. Dalam banyak hal, kata akuntabilitas sering disamakan
dengan responsibilitas atau tanggung jawab. Namun pada dasarnya, kedua konsep tersebut memiliki
arti yang berbeda. Responsibilitas adalah kewajiban untuk bertanggung jawab, sedangkan akuntabilitas
adalah kewajiban pertanggungjawaban yang harus dicapai.
Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap individu, kelompok atau institusi untuk memenuhi
tanggung jawab yang menjadi amanahnya. Amanah seorang PNS adalah menjamin terwujudnya nilai
nilai publik. Nilai-nilai publik tersebut antara lain adalah:
1. Mampu mengambil pilihan yang tepat dan benar ketika terjadi konflik kepentingan, antara
kepentingan publik dengan kepentingan sektor, kelompok, dan pribadi;
2. Memiliki pemahaman dan kesadaran untuk menghindari dan mencegah keterlibatan PNS dalam
politik praktis;
3. Memperlakukan warga negara secara sama dan adil dalam penyelenggaraan pemerintahan dan
pelayanan publik;
4. Menunjukan sikap dan perilaku yang konsisten dan dapat diandalkan sebagai penyelenggara
pemerintahan.

Makna nasionalisme secara politis merupakan manifestasi kesadaran nasional yang mengandung cita-
cita dan pendorong bagi suatu bangsa, baik untuk merebut kemerdekaan atau mengenyahkan
penjajahan maupun sebagai pendorong untuk membangun dirinya maupun lingkungan masyarakat,
bangsa dan negaranya. Kita sebagai warga negara Indonesia, sudah tentu merasa bangga dan mencintai
bangsa dan negara Indonesia. Kebanggaan dan kecintaan kita terhadap bangsa dan negara tidak berarti
kita merasa lebih hebat dan lebih unggul daripada bangsa dan negara lain. Kita tidak boleh memiliki
semangat nasionalisme yang berlebihan (chauvinisme) tetapi kita harus mengembangkan sikap saling
menghormati, menghargai dan bekerja sama dengan bangsa-bangsa lain.

Nasionalisme dalam arti sempit adalah suatu sikap yang meninggikan bangsanya sendiri, sekaligus
tidak menghargai bangsa lain sebagaimana mestinya. Sikap seperti ini jelas mencerai beraikan bangsa
yang satu dengan bangsa yang lain. Keadaan seperti ini sering disebut chauvinisme. Sedang dalam arti
luas, nasionalisme merupakan pandangan tentang rasa cinta yang wajar terhadap bangsa dan negara,
dan sekaligus menghormati bangsa lain. Nasionalisme Pancasila adalah pandangan atau paham
kecintaan manusia Indonesia terhadap bangsa dan tanah airnya yang didasarkan pada nilai-nilai
Pancasila. Prinsip nasionalisme bangsa Indonesia dilandasi nilai-nilai Pancasila yang diarahkan agar

4
bangsa Indonesia senantiasa: menempatkan persatuan kesatuan, kepentingan dan keselamatan bangsa
dan negara di atas kepentingan pribadi atau kepentingan golongan; menunjukkan sikap rela berkorban
demi kepentingan bangsa dan negara; bangga sebagai bangsa Indonesia dan bertanah air Indonesia
serta tidak merasa rendah diri; mengakui persamaan derajat, persamaan hak dan kewajiban antara
sesame manusia dan sesama bangsa; menumbuhkan sikap saling mencintai sesama manusia;
mengembangkan sikap tenggang rasa.

Kode Etik adalah aturan-aturan yang mengatur tingkah laku dalam suatu kelompok khusus, sudut
pandangnya hanya ditujukan pada hal-hal prinsip dalam bentuk ketentuanketentuan tertulis. Adapun
Kode Etik Profesi dimaksudkan untuk mengatur tingkah laku/etika suatu kelompok khusus dalam
masyarakat melalui ketentuan-ketentuan tertulis yang diharapkan dapat dipegang teguh oleh
sekelompok professional tertentu.

Komitmen mutu berkaitan dengan tingkat efektivitas, efisiensi dan kreatifitas inovasi dari sebuah
pekerjaan. Efektivitas menunjukkan tingkat ketercapaian target yang telah direncanakan, baik
menyangkut jumlah maupun mutu hasil kerja. Efsiensi merupakan tingkat ketepatan realisasi
penggunaan sumberdaya dan bagaimana pekerjaan dilaksanakan, sehingga tidak terjadi pemborosan
sumber daya, penyalahgunaan alokasi, penyimpangan prosedur, dan mekanisme yang keluar alur.
Karakteristik ideal dari tindakan yang efektif dan efsien antara lain: penghematan, ketercapaian target
secara tepat sesuai dengan yang direncanakan, pekerjaan dapat diselesaikan dengan cepat dan tepat,
serta terciptanya kepuasan semua pihak: pimpinan, pelanggan, masyarakat, dan pegawai itu sendiri.

Korupsi adalah kejahatan luar biasa, tentunya memberantasnya membutuhkan semangat yang luar
biasa, semangat yang tak pernah berhenti karena berasal dari energy yang tak terbatas, energi yang
hadir pada orang-orang yang mampu mengintegrasikan raga, rasio, ruh dan rasa dalam satu fokus
‘pengabdian”, sehingga mereka selalu mengisi waktunya dengan belajar, bekerja, cinta dan pewarisan.
Dampaknya mereka tidak akan pernah kehabisan energi untuk selalu semangat.
Kesadaran diri anti korupsi yang dibangun melalui pendekatan spiritual, dengan selalu ingat akan tujuan
keberadaannya sebagai manusia di muka bumi, dan selalu ingat bahwa seluruh ruang dan waktu
kehidupannya harus dipertanggungjawabkan, dapat menjadi benteng kuat untuk anti korupsi.
Tanggung jawab spiritual yang baik pasti akan menghasilkan niat yang baik dan mendorong untuk
memiliki visi dan misi yang baik, hingga selalu memiliki semangat untuk melakukan proses atau usaha
terbaik dan mendapat hasil terbaik agar dapat dipertanggungjawabkan juga secara publik. Dampak
korupsi tidak hanya sekedar menimbulkan kerugian keuangan negara namun dapat menimbulkan
kerusakan kehidupan yang tidak hanya bersifat jangka pendek tetapi dapat pula bersifat jangka panjang.
Membahas fenomena dampak korupsi sampai pada kerusakan kehidupan dan dikaitkan dengan
tanggungjawab manusia sebagai yang diberi amanah untuk mengelolanya dapat menjadi sarana untuk
memicu kesadaran diri para PNS untuk anti korupsi.

5
UNDANG-UNDANG NO. 14 TAHUN 2008
Keterbukaan Informasi Publik

Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan:

Informasi adalah keterangan, pernyataan, gagasan, dan tanda-tanda yang mengandung nilai, makna,
dan pesan, baik data, fakta maupun penjelasannya yang dapat dilihat, didengar, dan dibaca yang
disajikan dalam berbagai kemasan dan format sesuai dengan perkembangan teknologi informasi dan
komunikasi secara elektronik ataupun nonelektronik.

Informasi Publik adalah informasi yang dihasilkan, disimpan, dikelola, dikirim, dan/atau diterima oleh
suatu badan publik yang berkaitan dengan penyelenggara dan penyelenggaraan negara dan/atau
penyelenggara dan penyelenggaraan badan publik lainnya yang sesuai dengan Undang-Undang ini
serta informasi lain yang berkaitan dengan kepentingan publik.

Badan Publik adalah lembaga eksekutif, legislatif yudikatif, dan badan lain yang fungsi dan tugas
pokoknya berkaitan dengan penyelenggaraan negara, yang sebagian atau seluruh dananya bersumber
dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dan/atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah,
atau organisasi nonpemerintah sepanjang sebagian atau seluruh dananya bersumber dari Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara dan/atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, sumbangan
masyarakat, dan/atau luar negeri.

Sengketa Informasi Publik adalah sengketa yang terjadi antara badan publik dan pengguna informasi
publik yang berkaitan dengan hak memperoleh dan menggunakan informasi berdasarkan
perundangundangan.

Mediasi adalah penyelesaian sengketa informasi publik antara para pihak melalui bantuan mediator
komisi informasi.

Ajudikasi adalah proses penyelesaian sengketa informasi publik antara para pihak yang diputus oleh
komisi informasi.

Pejabat Publik adalah orang yang ditunjuk dan diberi tugas untuk menduduki posisi atau jabatan
tertentu pada badan publik.

Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi adalah pejabat yang bertanggung jawab di bidang
penyimpanan, pendokumentasian, penyediaan, dan/atau pelayanan informasi di badan publik.

Pengguna Informasi Publik adalah orang yang menggunakan informasi publik

6
Pemohon Informasi Publik adalah warga negara dan/atau badan hukum Indonesia yang mengajukan
permintaan informasi publik

Keterbukaan informasi publik bertujuan untuk:


a. menjamin hak warga negara untuk mengetahui rencana pembuatan kebijakan publik, program
kebijakan publik, dan proses pengambilan keputusan publik, serta alasan pengambilan suatu
keputusan publik;
b. mendorong partisipasi masyarakat dalam proses pengambilan kebijakan publik;
c. meningkatkan peran aktif masyarakat dalam pengambilan kebijakan publik dan pengelolaan Badan
Publik yang baik;
d. mewujudkan penyelenggaraan negara yang baik, yaitu yang transparan, efektif dan efisien,
akuntabel serta dapat dipertanggungjawabkan;
e. mengetahui alasan kebijakan publik yang mempengaruhi hajat hidup orang banyak;
f. mengembangkan ilmu pengetahuan dan mencerdaskan kehidupan bangsa; dan/atau
g. meningkatkan pengelolaan dan pelayanan informasi di lingkungan Badan Publik untuk
menghasilkan layanan informasi yang berkualitas.

Hak Pemohon Informasi Publik sebagai berikut :


a. Setiap Orang berhak memperoleh Informasi Publik
b. Setiap Orang berhak:
a) melihat dan mengetahui Informasi Publik;
b) menghadiri pertemuan publik yang terbuka untuk umum untuk memperoleh Informasi Publik;
c) mendapatkan salinan Informasi Publik melalui permohonan
d) menyebarluaskan Informasi Publik
c. Setiap Pemohon Informasi Publik berhak mengajukan permintaan Informasi Publik disertai alasan
permintaan tersebut.
d. Setiap Pemohon Informasi Publik berhak mengajukan gugatan ke pengadilan apabila dalam
memperoleh Informasi Publik mendapat hambatan atau kegagalan.

Kewajiban Pengguna Infomasi Publik, sebagai berikut :


a. Pengguna Informasi Publik wajib menggunakan Informasi Publik sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
b. Pengguna Informasi Publik wajib mencantumkan sumber dari mana ia memperoleh Informasi
Publik, baik yang digunakan untuk kepentingan sendiri maupun untuk keperluan publikasi sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan

Hak Badan Publik, adalah sebagai berikut:


a. Badan Publik berhak menolak memberikan informasi yang dikecualikan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.

7
b. Badan Publik berhak menolak memberikan Informasi Publik apabila tidak sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
c. Informasi Publik yang tidak dapat diberikan oleh Badan Publik, adalah sebagai berikut:
a) informasi yang dapat membahayakan negara;
b) informasi yang berkaitan dengan kepentingan perlindungan usaha dari persaingan usaha tidak
sehat;
c) informasi yang berkaitan dengan hak-hak pribadi;
d) informasi yang berkaitan dengan rahasia jabatan; dan/atau
e) Informasi Publik yang diminta belum dikuasai atau didokumentasikan.

Kewajiban Badan Publik, adalah sebagai berikut:


a. Badan Publik wajib menyediakan, memberikan dan/atau menerbitkan Informasi Publik yang
berada di bawah kewenangannya kepada Pemohon Informasi Publik, selain informasi yang
dikecualikan sesuai dengan ketentuan.
b. Badan Publik wajib menyediakan Informasi Publik yang akurat, benar, dan tidak menyesatkan.
c. Badan Publik harus membangun dan mengembangkan sistem informasi dan dokumentasi untuk
mengelola Informasi Publik secara baik dan efisien sehingga dapat diakses dengan mudah.
d. Badan Publik wajib membuat pertimbangan secara tertulis setiap kebijakan yang diambil untuk
memenuhi hak setiap Orang atas Informasi Publik.
e. Pertimbangan tersebut, antara lain memuat pertimbangan politik, ekonomi, sosial, budaya,
dan/atau pertahanan dan keamanan negara.
f. Dalam rangka memenuhi kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sampai dengan ayat (4)
Badan Publik dapat memanfaatkan sarana dan/atau media elektronik dan nonelektronik.

8
UNDANG-UNDANG NO. 25 TAHUN 2009
Pelayanan Publik

Pelayanan publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan
pelayanan sesuai dengan peraturan perundangundangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas
barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik.

Penyelenggara pelayanan publik yang selanjutnya disebut Penyelenggara adalah setiap institusi
penyelenggara negara, korporasi, lembaga independen yang dibentuk berdasarkan undangundang
untuk kegiatan pelayanan publik, dan badan hukum lain yang dibentuk semata-mata untuk kegiatan
pelayanan publik.

Atasan satuan kerja penyelenggara adalah pimpinan satuan kerja yang membawahi secara langsung
satu atau lebih satuan kerja yang melaksanakan pelayanan publik

Organisasi penyelenggara pelayanan publik yang selanjutnya disebut Organisasi Penyelenggara


adalah satuan kerja penyelenggara pelayanan publik yang berada di lingkungan institusi penyelenggara
negara, korporasi, lembaga independen yang dibentuk berdasarkan undangundang untuk kegiatan
pelayanan publik, dan badan hukum lain yang dibentuk semata-mata untuk kegiatan pelayanan publik.

Pelaksana pelayanan publik yang selanjutnya disebut Pelaksana adalah pejabat, pegawai, petugas,
dan setiap orang yang bekerja di dalam organisasi penyelenggara yang bertugas melaksanakan
tindakan atau serangkaian tindakan pelayanan publik

Tujuan undang-undang tentang pelayanan publik adalah:


a. terwujudnya batasan dan hubungan yang jelas tentang hak, tanggung jawab, kewajiban, dan
kewenangan seluruh pihak yang terkait dengan penyelenggaraan pelayanan publik;
b. terwujudnya sistem penyelenggaraan pelayanan publik yang layak sesuai dengan asas-asas umum
pemerintahan dan korporasi yang baik;
c. terpenuhinya penyelenggaraan pelayanan publik sesuai dengan peraturan perundang-undangan;
d. terwujudnya perlindungan dan kepastian hukum bagi masyarakat dalam penyelenggaraan
pelayanan publik.

Penyelenggaraan pelayanan publik berasaskan:


a. kepentingan umum;
b. kepastian hukum;
c. kesamaan hak;
d. keseimbangan hak dan kewajiban;
e. keprofesionalan;

9
f. partisipatif;
g. persamaan perlakuan/tidak diskriminatif;
h. keterbukaan;
i. akuntabilitas;
j. fasilitas dan perlakuan khusus bagi kelompok rentan;
k. ketepatan waktu; dan
l. kecepatan, kemudahan, dan keterjangkauan.

Ruang lingkup pelayanan publik meliputi pelayanan barang publik dan jasa publik serta pelayanan
administratif yang diatur dalam peraturan perundang-undangan.

Pelayanan barang publik, meliputi :


a. pengadaan dan penyaluran barang publik yang dilakukan oleh instansi pemerintah yang sebagian
atau seluruh dananya bersumber dari anggaran pendapatan dan belanja negara dan/atau anggaran
pendapatan dan belanja daerah;
b. pengadaan dan penyaluran barang publik yang dilakukan oleh suatu badan usaha yang modal
pendiriannya sebagian atau seluruhnya bersumber dari kekayaan negara dan/atau kekayaan
daerah yang dipisahkan; dan
c. pengadaan dan penyaluran barang publik yang pembiayaannya tidak bersumber dari anggaran
pendapatan dan belanja negara atau anggaran pendapatan dan belanja daerah atau badan usaha
yang modal pendiriannya sebagian atau seluruhnya bersumber dari kekayaan negara dan/atau
kekayaan daerah yang dipisahkan, tetapi ketersediaannya menjadi misi negara yang ditetapkan
dalam peraturan perundang-undangan.

Pelayanan atas jasa publik, meliputi :


a. penyediaan jasa publik oleh instansi pemerintah yang sebagian atau seluruh dananya bersumber
dari anggaran pendapatan dan belanja negara dan/atau anggaran pendapatan dan belanja daerah;
b. penyediaan jasa publik oleh suatu badan usaha yang modal pendiriannya sebagian atau seluruhnya
bersumber dari kekayaan negara dan/atau kekayaan daerah yang dipisahkan; dan
c. penyediaan jasa publik yang pembiayaannya tidak bersumber dari anggaran pendapatan dan
belanja negara atau anggaran pendapatan dan belanja daerah atau badan usaha yang modal
pendiriannya sebagian atau seluruhnya bersumber dari kekayaan negara dan/atau kekayaan
daerah yang dipisahkan, tetapi ketersediaannya menjadi misi negara yang ditetapkan dalam
peraturan perundang-undangan.

Pelayanan publik harus memenuhi skala kegiatan yang didasarkan pada ukuran besaran biaya tertentu
yang digunakan dan jaringan yang dimiliki dalam kegiatan pelayanan publik untuk dikategorikan
sebagai penyelenggara pelayanan publik.

10
Pelayanan administrative, meliputi :
a. tindakan administratif pemerintah yang diwajibkan oleh negara dan diatur dalam peraturan
perundang-undangan dalam rangka mewujudkan perlindungan pribadi, keluarga, kehormatan,
martabat, dan harta benda warga negara.
b. tindakan administratif oleh instansi nonpemerintah yang diwajibkan oleh negara dan diatur dalam
peraturan perundang-undangan serta diterapkan berdasarkan perjanjian dengan penerima
pelayanan.

11
PERATURAN PEMERINTAH NO. 11 TAHUN 2017
Manajemen Pegawai Negeri Sipil

Manajemen Pegawai Negeri Sipil adalah pengelolaan pegawai negeri sipil untuk menghasilkan
pegawai negeri sipil yang profesional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik,
bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme.
Manajemen PNS meliputi:
a. Penyusunan dan penetapan kebutuhan
b. Pengadaan
c. Pangkat dan jabatan
d. Pengembangan karier
e. Pola karier
f. Promosi
g. Mutasi
h. Penilaian kinerja
i. Penggajian dan tunjangan
j. Penghargaan
k. Disiplin
l. Pemberhentian
m. Jaminan pension dan jaminan hari tua
n. Perlindungan

Pangkat merupakan kedudukan yang menunjukan tingkatan Jabatan berdasarkan tingkat kesulitan,
tanggung jawab, dampak, dan persyaratan kualifikasi pekerjaan yang digunakan sebagai dasar
penggajian. Pangkat sebagaimana dimaksud diatur dalam Peraturan Pemerintah yang mengatur
mengenai gaji, tunjangan dan fasilitas bagi PNS.
Jabatan PNS terdiri atas:
a. Jabatan administrasi
b. Jabatan Fungsional
c. Jabatan Pimpinan Tinggi

Manajemen ASN lebih menekankan kepada pengaturan profesi pegawai sehingga diharapkan agar
selalu tersedia sumber daya aparatur sipil Negara yang unggul selaras denganperkembangan jaman.
Kedudukan atau status jabatan PNS dalam sistem birokrasi selama ini dianggap belum sempurna untuk
menciptakan birokrasi yang professional. Untuk dapat membangun profesionalitas birokrasi, maka
konsep yang dibangun dalam UU ASN tersebut harus jelas. Berikut beberapa konsep yang ada dalam
UU No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara.

12
PERMEN PUPR NO. 03 TAHUN 2019
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

Direktorat Pengembangan Jaringan Jalan mempunyai tugas penyiapan perumusan kebijakan


penyelenggaraan jalan di bidang keterpaduan program perencanaan dan sistem jaringan jalan,
pengembangan teknik lingkungan dan keselamatan jalan serta pemantauan dan evaluasi kinerja
penyelenggaraan jalan

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Direktorat Pengembangan Jaringan Jalan


menyelenggarakan fungsi:
a. penyusunan kebijakan keterpaduan perencanaan dan sistem jaringan jalan;
b. pembinaan dan penyusunan pemrograman penyelenggaraan jalan nasional;
c. pembinaan teknik perencanaan dan teknik pemrograman jalan daerah, termasuk konektivitas
jaringan jalan;
d. pembinaan, penyusunan dan pengembangan teknik lingkungan dan keselamatan jalan;
e. pembinaan dan pelaksanaan pemantauan dan evaluasi kinerja penyelenggaraan jalan; dan
f. pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga direktorat.

Direktorat Pengembangan Jaringan Jalan terdiri atas:


a. Subdirektorat Keterpaduan Perencanaan dan Sistem Jaringan;
b. Subdirektorat Pemrograman;
c. Subdirektorat Analisa Data dan Pengembangan Sistem;
d. Subdirektorat Lingkungan dan Keselamatan Jalan;
e. Subdirektorat Pemantauan dan Evaluasi; dan
f. Subbagian Tata Usaha.

Subdirektorat Analisa Data dan Pengembangan Sistem mempunyai tugas melaksanakan analisa data
dan pengembangan sistem manajemen jalan dan jembatan. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 324, Subdirektorat Analisa Data dan Pengembangan Sistem menyelenggarakan
fungsi:
a. pengolahan, analisis, dan validasi data jalan dan jembatan nasional dan daerah;
b. pengendalian dan evaluasi sistem manajemen informasi jalan serta kualitas data jalan dan
jembatan;
c. pengembangan infrastruktur dan sistem manajemen penyelenggaraan jalan dan jembatan;
d. pembinaan data dan sistem manajemen informasi jalan; dan
e. koordinasi keterpaduan infrastruktur sistem manajemen internal dan eksternal direktorat
jenderal.

13
Subdirektorat Analisa Data dan Pengembangan Sistem terdiri atas:
a. Seksi Analisa Data; dan
Seksi Analisa Data mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan pengolahan, analisis, dan validasi
data jalan dan jembatan nasional dan daerah, pengendalian dan evaluasi sistem manajemen informasi
jalan serta kualitas data jalan dan jembatan.

b. Seksi Pengembangan Sistem.


Seksi Pengembangan Sistem mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan pengembangan
infrastruktur dan sistem manajemen penyelenggaraan jalan dan jembatan, pembinaan data dan sistem
manajemen informasi jalan serta koordinasi keterpaduan infrastruktur sistem manajemen internal dan
eksternal direktorat jenderal.

14
VISI DAN MISI KEMENTERIAN PUPR
Visi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat tahun 2015-2019 adalah:

“Terwujudnya Infrastruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat yang Handal dalam
Mendukung Indonesia yang Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong”

Misi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat yang merupakan rumusan upaya yang akan
dilaksanakan selama periode Renstra 2015 – 2019 dalam rangka mencapai visi serta mendukung upaya
pencapaian target pembangunan nasional, berdasarkan mandat yang diemban oleh Kementerian
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat sebagaimana yang tercantum di dalam Peraturan Pemerintah
Nomor 165 Tahun 2014 tentang Penataan Tugas dan Fungsi Kabinet Kerja, amanat RPJMN tahap ketiga
serta perubahan kondisi lingkungan strategis yang dinamis adalah sebagai berikut :

1. Mempercepat pembangunan infrastruktur sumberdaya air termasuk sumber daya maritim untuk
mendukung ketahanan air, kedaulatan pangan, dan kedaulatan energi, guna menggerakkan sektor-
sektor strategis ekonomi domestik dalam rangka kemandirian ekonomi;
2. Mempercepat pembangunan infrastruktur jalan untuk mendukung konektivitas guna meningkatkan
produktivitas, efisiensi, dan pelayanan sistem logistik nasional bagi penguatan daya saing bangsa di
lingkup global yang berfokus pada keterpaduan konektivitas daratan dan maritim;
3. Mempercepat pembangunan infrastruktur permukiman dan perumahan rakyat untuk mendukung
layanan infrastruktur dasar yang layak dalam rangka mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia
sejalan dengan prinsip ‘infrastruktur untuk semua’;
4. Mempercepat pembangunan infrastruktur pekerjaan umum dan perumahan rakyat secara terpadu
dari pinggiran didukung industri konstruksi yang berkualitas untuk keseimbangan pembangunan
antardaerah, terutama di kawasan tertinggal, kawasan perbatasan, dan kawasan perdesaan, dalam
kerangka NKRI;
5. Meningkatkan tata kelola sumber daya organisasi bidang pekerjaan umum dan perumahan rakyat
yang meliputi sumber daya manusia, pengendalian dan pengawasan, kesekertariatan serta
penelitian dan pengembangan untuk mendukung fungsi manajemen meliputi perencanaan yang
terpadu, pengorganisasian yang efisien, pelaksanaan yang tepat, dan pengawasan yang ketat.

Sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 15 Tahun 2015 tentang Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat dan Peraturan Presiden Nomor 135 Tahun 2018 tentang Perubahan atas Peraturan
Presiden Nomor 15 Tahun 2015 tentang Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat mempunyai tugas menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang pekerjaan umum dan perumahan rakyat untuk membantu Presiden dalam
menyelenggarakan pemerintahan negara.

15
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud di atas, Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat menyelenggarakan fungsi:

a. perumusan, penetapan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang pengelolaan sumber daya air,
penyelenggaraan jalan, penyediaan perumahan dan pengembangan kawasan permukiman,
pembiayaan infrastruktur, penataan bangunan gedung, sistem penyediaan air minum, sistem
pengelolaan air limbah dan drainase lingkungan serta persampahan, dan pembinaan jasa
konstruksi;
b. koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan, dan pemberian dukungan administrasi kepada seluruh
unsur organisasi di lingkungan Kementerian Pekerjaan Umum dan perumahan Rakyat;
c. pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung jawab Kementerian Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat;
d. pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat;
e. pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi atas pelaksanaan urusan Kementerian Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat di daerah;
f. pelaksanaan penyusunan kebijakan teknis dan strategi keterpaduan pengembangan infrastruktur
pekerjaan umum dan perumahan rakyat;
g. pelaksanaan penelitian dan pengembangan di bidang pekerjaan umum dan perumahan rakyat;
h. pelaksanaan pengembangan sumber daya manusia di bidang pekerjaan umum dan perrrmahan
rakyat;
i. pelaksanaan dukungan yang bersifat substantif kepada seluruh unsur organisasi di lingkungan
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat; dan pelaksanaan fungsi lain yang diberikan
oleh Presiden.

IProVe
Untuk mewujudkan Visium Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat yang bebas dari
KKN dan selaras dengan tujuan nasional, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
mempunyai nilai-nilai yang harus dilaksanakan seluruh pegawai dan menunjukan jati diri sebagai
Orang PUPR yaitu :
a. Integritas
Insan Kementerian PUPR melaksanakan tugas dengan jujur, bersikap dan berperilaku sesuai antara
perbuatan dan ucapan, konsisten, disiplin, berani dan tegas dalam mengambil keputusan, tidak
menyalahgunakan wewenang serta pro aktif dalam upaya pencegahan dan pemberantasan korupsi,
kolusi dan nepotisme serta tidak melibatkan diri dalam perbuatan tercela.
b. Profesional
Insan Kementerian PUPR melaksanakan tugas perumusan kebijakan, perencanaan dan program
kegiatan, pengalokasian anggaran dan pelaksanaan, serta pengawasan berdasarkan kompetensi yang

16
dimiliki, sesuai dan patuh dengan prosedur, bersungguh-sungguh, mandiri serta memiliki komitmen
terhadap pencapaian hasil pekerjaan yang optimal dan menghindari pertentangan kepentingan.
c. Mission Oriented
Insan Kementerian PUPR senantiasa berpijak pada visi dari Kementerian PUPR yang merupakan acuan
dalam melaksanakan tugas melalui organisasi unit kerjanya sebagai arah dalam mencapai sasaran dan
kesuksesan dalam mencapai misi pelaksanaan tugas dan fungsi organisasi tersebut.
d. Visioner
Insan Kementerian PUPR melaksanakan tugas untuk mencapai tujuan yang lebih besar, melihat jauh
ke depan, berbuat untuk kemajuan masyarakat, bangsa dan negara, serta memberikan makna dalam
setiap kegiatan.
e. Etika Akhlakul Karimah
Insan Kementerian PUPR memiliki budi pekerti, akhlak dan tingkah laku (tabiat) yang terpuji, baik dan
yang mulia sesuai dengan ajaran agama yang harus dimiliki oleh semua manusia yang hidup di dunia.
Dengan demikian keberadaan setiap karyawan Kementerian PUPR dapat bermanfaat dan memberikan
kenyamanan bagi lingkungan, masyarakat, bangsa dan negara

17
SOP PELAYANAN INFORMASI PUBLIK DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA TAHUN 2019

Latar Belakang
Undang-Undang No. 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik menjamin hak warga
negara atas informasi dan memberikan kewajiban kepada setiap lembaga publik untuk melakukan
pelayanan informasi, baik informasi yang diminta maupun tidak, melalui Pejabat Pengelola Informasi
dan Dokumentasi (PPID). Selain itu, Undang-Undang tersebut juga mewajibkan setiap badan publik
untuk membuat sistem pengelolaan informasi dan dokumentasi yang dapat memberikan pelayanan
informasi kepada masyarakat dengan prinsip cepat, mudah, dan berbiaya murah. Dengan terbukanya
akses informasi, diharapkan masyarakat dapat mengetahui rencana pembuatan kebijakan publik,
program kebijakan publik, proses pengambilan keputusan publik, serta alasan pengambilan suatu
keputusan publik. Keterbukaan informasi dimaksud tidak hanya merupakan suatu bentuk upaya
pemerintah untuk mendorong partisipasi masyarakat dalam proses pengambilan kebijakan publik,
namun juga sebagai upaya untuk mewujudkan penyelenggaraan negara yang baik, transparan, efektif
dan efisien, akuntabel, serta dapat dipertanggungjawabkan. Untuk mendukung terselenggaranya
pelayanan informasi publik dimaksud, diperlukan standar operasional prosedur yang mengatur
pelayanan informasi publik dalam rangka penyelenggaraan pelayanan publik.

Ruang lingkup
A. Maksud
Standar Operasional Prosedur ini dimaksudkan sebagai acuan bagi Pelaksana PPID Bina Marga dan
Pelaksana PPID balai besar/balai pelaksanaan jalan nasional dalam pelayanan informasi publik di
Direktorat Jenderal Bina Marga.
B. Tujuan
Standar Operasional Prosedur ini bertujuan untuk:
a. mendorong terimplementasikannya Undang-Undang No. 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan
Informasi Publik secara efektif sehingga hak-hak publik atas informasi yang berkualitas dapat
terpenuhi dengan baik;
b. memberikan standar bagi Pelaksana PPID Bina Marga dan Pelaksana PPID balai besar/balai
pelaksanaan jalan nasional dalam melaksanakan pelayanan informasi publik di Direktorat
Jenderal Bina Marga;
c. meningkatkan pelayanan informasi publik dan menjamin konsistensi pelayanan kepada
masyarakat, baik dari sisi mutu, waktu, maupun prosedur di Direktorat Jenderal Bina Marga;
d. mengurangi tingkat kesalahan dan kelalaian yang mungkin dilakukan oleh Pelaksana PPID Bina
Marga dan Pelaksana PPID balai besar/balai pelaksanaan jalan nasional dalam pelaksanaan
tugasnya dalam pelayanan informasi publik di Direktorat Jenderal Bina Marga;
e. meningkatkan akuntabilitas pelaksanaan tugas Pelaksana PPID Bina Marga dan Pelaksana PPID
balai besar/balai pelaksanaan jalan nasional dalam pelayanan informasi publik di Direktorat
Jenderal Bina Marga; dan

18
f. menciptakan ukuran standar kinerja yang diperlukan oleh Pelaksana PPID Bina Marga dan
Pelaksana PPID balai besar/balai pelaksanaan jalan nasional dalam memperbaiki kinerja
pelayanan informasi publik yang telah dilakukan

Definisi
1. Informasi Publik adalah informasi yang dihasilkan, disimpan, dikelola, dikirim, dan/atau diterima
oleh unit-unit kerja dan unit pelaksana teknis di bawah Direktorat Jenderal Bina Marga yang
berkaitan dengan penyelenggara dan penyelenggaraan tugas dan fungsi Direktorat Jenderal Bina
Marga yang berkaitan dengan kepentingan publik.
2. Pemohon Informasi Publik adalah warga negara dan/atau badan hukum Indonesia yang
mengajukan permintaan informasi publik melalui Pelaksana PPID Bina Marga dan Pelaksana PPID
balai besar/balai pelaksanaan jalan nasional dalam pelayanan informasi publik di Direktorat
Jenderal Bina Marga.
3. Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi selanjutnya disingkat PPID adalah pejabat yang
bertanggung jawab di bidang penyimpanan,pendokumentasian, penyediaan, dan/atau pelayanan
informasi di Direktorat Jenderal Bina Marga.
4. Pelayanan Informasi Publik adalah sebuah aktivitas dimana Pelaksana PPID Bina Marga dan
Pelaksana PPID balai besar/balai pelaksanaan jalan nasional mengelola informasi dan dokumentasi
publik yang berkaitan dengan penyelenggara dan penyelenggaraan tugas dan fungsinya untuk
disampaikan kepada publik.
Sehubungan dengan hal tersebut, Direktorat Jenderal Bina Marga menetapkan Standar Operasional
Prosedur Pelayanan Informasi Publik sebagai acuan dalam pelayanan informasi publik di Direktorat
Jenderal Bina Marga.

19
SOP APLIKASI JENDELA LAYANAN INFORMASI DAN IDE (JELI)

Latar Belakang
Data Jalan dan Jembatan Direktorat Jenderal Bina Marga selain digunakan untuk kebutuhan internal
Bina Marga juga digunakan untuk keperluan penelitian, baik dari Universitas, maupun dari
Kemenristek. Selain itu data dari Bina Marga juga diperlukan oleh Satminkal lain bahkan oleh
Kementerian Lain, seperti Kementerian Perhubungan dan Kementerian / Lembaga lainnya.
Ditjen Bina Marga dalam melaksanakan tugas dan fungsinya juga memerlukan supply data dari
Satminkal dan Kementerian / lembaga lainnya seperti data curah hujan, data rencana pengembangan
pelabuhan dan daerah pariwisata, rencana pembukaan lahan pertanian atau perkebunan yang tentu
memerlukan infrastruktur jalan dan jembatan agar memudahkan akses. Data-data tersebut akan
meningkatkan akurasi penyusunan program dan anggaran Ditjen Bina Marga sehingga menjadi efektif
dan tepat sasaran.
Selama ini proses permintaan data ke Direktorat Jenderal Bina Marga menggunakan surat resmi
sehingga perlu waktu lama untuk dapat sampai ke petugas pengelola data. Sering kali yang
bersangkutan harus datang ke Bina Marga untuk bertemu secara langsung dengan petugas untuk
menyampaikan maksud dan tujuan permohonan data. Hal ini sangat tidak efisien mengingat untuk
mencapai lokasi harus menghadapi kemacetan lalu lintas, banyak waktu terbuang di jalan, sedangkan
pada waktu kunjungan ke Kantor Bina Marga, data yang diperlukan belum tentu tersedia dan siap
dibawa, melainkan harus melewati beberapa proses.
Permasalahan tersebut diatas mendasari dibuatnya Aplikasi JELI (Jendela Informasi, Pelayanan dan
Ide), dimana semua informasi akan disediakan secara online dan terupdate, baik harian, mingguan,
bulanan, semesteran dan tahunan, serta lima tahunan. Tentu dengan memperhatikan ketentuan
mengenai informasi publik.

Ruang Lingkup
Ruang lingkup penyusunan Standar Operasional Prosedur (SOP) ini adalah Pelayanan permintaan data
pada Subdirektorat Analisa Data dan Sistem Direktorat Pengembangan Jaringan Jalan Direktorat
Jenderal Binamarga Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

Tujuan
a. Kemudahan dalam mengakses data yang dibutuhkan.
b. Menghemat waktu.
c. Data yang diberikan tetap terjaga dengan baik, karena memperhatikan ketentuan data konsumsi
publik sebelum dibagikan.
d. Dapat memberikan Ide, Kritik & Saran demi perkembangan yang lebih baik.

Manfaat
a. Kemudahan dalam mengakses data yang dibutuhkan.
b. Menghemat waktu.
22
c. Data yang diberikan tetap terjaga dengan baik, karena memperhatikan ketentuan data konsumsi
publik sebelum dibagikan.
d. Dapat memberikan Ide, Kritik & Saran demi perkembangan yang lebih baik

PELAYANAN APLIKASI JELI

 DASAR HUKUM
a. UU No. 38 Tahun 2004 tentang Jalan;
b. UU No. 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik;
c. UU No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan;
d. Peraturan Pemerintah No. 34 Tahun 2006 tentang Jalan;
e. Peraturan Presiden No. 85 Tahun 2007 tentang Jaringan Data Spasial Nasional (JDSN)
f. PP No. 112 Tahun 2006 tentang Tim Nasional Pembakuan Nama Rupa Bumi.
g. Peraturan Presiden No. 9 Tahun 2016 tentang Percepatan Pelaksanaan Kebijakan Satu Peta
pada Tingkat Ketelitian Peta Skala 1:50.000;
h. INPRES No. 6 Tahun 2001 tentang Pengembangan dan Pendayagunaan Telematika di
Indonesia;
i. INPRES No. 3 Tahun 2003 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan
eGovernment;
j. Permen. Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No. 17 Tahun 2016 tentang
Penyelenggaraan Teknologi Informasi dan Komunikasi di Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat;
k. Permen. Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No. 15 Tahun 2015 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat;
l. Permen. Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No. 25/PRT/M/2014 tentang
Penyelenggaraan Data dan Informasi Geospasial Infrastruktur Bidang Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat; Peraturan Komisi Informasi No.1 Thn 2010 tentang Standar Layanan
Informasi Publik;
m. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No. 248/KPTS/M/2015 tentang
Penetapan Ruas Jalan dalam Jaringan Jalan Primer Menurut Fungsinya sebagai Jalan Arteri
(JAP) dan Jalan Kolektor 1 (JKP-1);6
n. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No. 290/KPTS/M/2015 tentang
Penetapan Ruas Jalan Menurut Statusnya Sebagai Jalan Nasional;
o. Keputusan Direktur Jenderal Bina Marga No.48/KPTS/Db/2011 tentang Jalan Lintas perPulau
di Indonesia (serta perubahannya).

 ALAMAT DOMAIN
Alamat domain aplikasi JELI adalah di http://jeli.binamarga.pu.go.id

22
 PENGGUNA APLIKASI
Pengguna aplikasi ini adalah:
1) Admin System
2) Admin operasional
3) Approval (Kasie)
4) Staff Subdit Analisa Data dan Pengembangan Sistem
5) Eksekutif
6) User
User dibagi menjadi 3, yaitu :
a. Bina marga non ADPS
b. PUPR Non Bina Marga
c. Umum (Dosen, mahasiswa, guru, dll)

 JANGKA WAKTU
a. Jika data sudah tersedia, maka bisa langsung di download
b. Jika data belum tersedia, maka akan memakan waktu maksimal 5 hari.

 PERSYARATAN
a. Harus terdaftar pada aplikasi
b. Harus log in pada aplikasi
c. Khusus untuk user umum harus disertakan dengan dokumen pengantar

 BIAYA/RETRIBUSI
Tidak dipungut biaya/gratis

22

Anda mungkin juga menyukai