Kebab Ayam Jamur Tiraam
Kebab Ayam Jamur Tiraam
LAPORAN
PROYEK USAHA MANDIRI
OLEH
WAHYUDI TRIDARMA
NBP. 1301331003
RINGKASAN
LAPORAN
PROYEK USAHA MANDIRI
Oleh
WAHYUDI TRIDARMA
NBP. 1301331003
Oleh :
WAHYUDI TRIDARMA
NBP. 1301331003
Menyetujui
Ketua Jurusan Dosen Pembimbing
Teknologi Pertanian
Mengetahui,
Direktur Politeknik Pertanian
Negeri Payakumbuh
Oleh :
WAHYUDI TRIDARMA
NBP. 1301331003
TIM PENGUJI
KATA PENGANTAR
berkat rahmat dan karunia-Nya lah penulis dapat menyelesaikan laporan Proyek
memberi semangat dan juga kepada Ibu Fidela Violalita, S.TP., MP selaku dosen
penulis sehingga laporan ini dapat diselesaikan. Ucapan terima kasih juga penulis
ucapkan kepada :
Payakumbuh
3. Ibu Dr. Ir. Susi Desminarti, M,Si selaku Ketua Program Studi Teknologi
Pangan
Mandiri ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu penulis mengharapkan
kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan laporan Proyek
Tanjung
Tanjung Pati,Januari
Pati, Juni 2015
2016
WT
WT
iii
DAFTAR ISI
Halaman
RINGKASAN ......................................................................................... i
I. PENDAHULUAN......................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ....................................................................... 1
1.2 Perumusan dan Pemecahan Masalah ....................................... 3
1.3 Tujuan .................................................................................... 3
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
31 Informasi nilai gizi kebab ayam jamur tiram per kemasan (245 g) ...... 86
32 Rekapitulasi finansial 8 x produksi kebab ayam jamur tiram ............. 93
vii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
banyak yang dapat dikembangkan dengan apa yang telah dipelajari diantaranya
proses produksi, pengujian produk dan pemasaran dari produk. PUM ini pada
sudah ada. Salah satu produk pangan yang dikembangkan adalah kebab.
Kebab adalah makanan yang terbuat dari daging sapi, digiling kasar diolah
3 x 17 cm, lalu dipanggang pada wajan anti lengket. Kebab dengan Tortila (roti
khas Meksiko), dicampur dengan sayuran dan aneka saus pilihan, kemudian
berfungsi untuk meningkatkan nilai gizi dan mencerahkan warna dari kulit kebab.
Menurut Ali, Rahayu, dan Sunarjono (2003), wortel merupakan jenis sayuran
2
yang mempunyai kandungan gizi cukup baik diperlukan oleh tubuh terutama
pembentuk vitamin A. Senyawa ini pula yang membuat umbi wortel berwarna
kuning kemerahan.
dengan daging ayam dan jamur tiram, karena daging sapi mempunyai harga yang
lebih mahal, sehingga dapat menghemat biaya produksi. Menurut Surisdiarto dan
Koentjoko (1990), kandungan protein dalam daging ayam sangat baik karena
mengandung semua asam amino essensial yang mudah dicerna dan diserap oleh
gram daging ayam terkandung 18,2 gram protein, 25 gram lemak, dan 55,9 gram
air.
juga dapat ditambahkan bahan pangan nabati seperti jamur tiram. Menurut
Direktorat Gizi Departemen Kesehatan RI (1981), didalam 100 gram jamur tiram
terkandung 10,5 gram protein, 1,7 gram lemak dan 56,6 gram karbohidrat.
Dari hasil uji coba yang telah dilakukan penambahan wortel yang paling
baik adalah sebanyak 20 % dari berat tepung terigu, serta penggantian daging sapi
dengan daging ayam dan jamur tiram yang paling baik adalah dengan
salah satu produk pangan dan mengaplikasikannya dalam PUM dengan judul
“Penambahan Wortel pada Pembuatan Kulit Kebab dengan Isian Daging Ayam
akan ditemui nantinya. Untuk itu masalah tersebut perlu dirumuskan agar mudah
bermutu baik.
2. Mengganti daging sapi dengan daging ayam dan jamur tiram dalam
paling tepat.
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari pelaksanaan Proyek Usaha Mandiri (PUM) ini adalah
sebagai berikut :
analisa finansial.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Kebab (kebap, kabab, kebob, kabob, kibob, kebhav, atau kephav) adalah
tusukan atau batang besi. Hidangan ini umum dijumpai dalam masakan Laut
Tengah, masakan Kaukasus, masakan Asia Tengah, masakan Asia Selatan, dan
Bahan baku yang digunakan dalam pembuatan kebab terdiri dari bahan
baku kulit, bahan baku daging dan bahan baku pengolahan kebab (Khairi, 2015).
Adapun bahan baku kulit pada pembuatan kebab ini adalah sebagai
berikut: tepung terigu, garam, baking powder, gula, minyak goreng, dan susu cair
(Khairi, 2015).
A. Tepung terigu
Jenis-jenis tepung terigu ada 3 yaitu terigu protein tinggi (12-13 %), terigu
protein sedang (10-11 %), dan terigu protein rendah (8-9 %). Adanya kandungan
glutenin dan gliadin dalam tepung terigu akan membentuk gluten karena adanya
mengembang bila dicampur dengan air. Gluten akan menentukan hasil produk
mempengaruhi baik tidaknya produk. Baik tidaknya produk akan ditentukan oleh
baik atau tidaknya jaringan, baik tidaknya jaringan akan ditentukan oleh kuat atau
6
tidaknya jaringan gluten, kuat atau tidaknya gluten akan dipengaruhi banyak
tidaknya kandungan protein yang akan ditentukan oleh jenis tepung yang
Protein yang terdapat di dalam tepung terigu terdiri dari gliadin, glutenin
dan mesonin yang tidak dapat larut di dalam air. Apabila ditambahkan air ke
berlangsung akan menyerap gliadin, mesonin dan sebagian protein yang dapat
larut, kemudian akan membentuk suatu bahan baru yang disebut gluten (US.
pembuatan kulit kebab. Komposisi kimia tepung terigu dapat dilihat pada Tabel 1.
B. Garam
Menurut U.S Wheat Associates (1981) dan Rahzarni (2009), garam biasa
atau garam dapur digunakan untuk membangkitkan rasa lezat bahan-bahan lain
yang digunakan untuk membuat cake dan produk-produk lainnya. Garam yang
memperkuat jaringan gluten, tekstur yang dihasilkan akan lebih lunak dan halus.
7
C. Baking powder
Baking powder adalah bahan peragi hasil reaksi asam dengan natrium
bikarbonat. Baking powder terdiri dari 3 bagian yaitu soda kue (Sodium
bicarbonate), garam asam (acid salt), dan bahan pengisi (filler). Baking powder
dalam adonan akan melepaskan gas hingga jenuh dengan gas karbondioksida, lalu
D. Minyak goreng
lemak. Menurut Ketaren (2008), minyak goreng merupakan salah satu bahan yang
termasuk dalam lemak, baik yang berasal dari lemak tumbuhan maupun dari
panas, menambah rasa gurih, menambah nilai gizi dan kalori dalam
makanan. Minyak goreng tersusun dari beberapa senyawa seperti asam lemak
dan trigliserida.
E. Susu
Susu adalah bagian yang sangat kecil dalam kelarutan protein cair, gula,
dan mineral. Susu dapat membuat struktur adonan makin kokoh, kuat dan stabil
serta memberi warna, meningkatkan rasa, nilai gizi, adanya kandungan kalsium
dalam susu akan memperkuat gluten adonan (Rahzarni, 2009). Komposisi susu
F. Gula pasir
Menurut Trimedona (2004), gula pasir merupakan hasil dari batang tebu
yang digiling dan dipres airnya kemudian cairannya yang manis diolah menjadi
gula, gula pasir atau sukrosa. Gula tersebut tergolong disakarida yang tersusun
menampakkan warna kerak yang lebih bagus pada hasil akhir produk. Gula juga
akan membentuk warna yang kecoklatan, sebagai pembentuk flavor karamel, dan
gula juga dapat membuat susunan dan butiran adonan menjadi halus (Rahzarni,
2009).
G. Wortel
Selain sebagai sumber vitamin dan mineral, wortel bermanfaat untuk kesehatan
keracunan makanan, serta mengatasi hipertensi dan rabun senja. Komposisi gizi
Adapun bahan baku daging pada pembuatan kebab ini adalah sebagai
berikut: daging sapi, bawang putih, jahe, ketumbar, youghurt, garam, cabai merah
A. Daging sapi
salah satu komoditi pertanian yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan tubuh
akan zat gizi protein, karena protein daging mengandung susunan asam amino
yang lengkap. Secara umum dapat dikatakan bahwa daging terdiri dari air dan
mengandung nitrogen, mineral, garam, dan abu. Lebih kurang 20 % dari semua
10
bahan padat dalam daging adalah protein. Komposisi kimia daging sapi dapat
B. Bawang putih
Kadar gizi umbi bawang putih (Allium sativum L.) terdiri dari zat organik
seperti protein, lemak dan karbohidrat. Disamping itu mengandung zat-zat hara
C. Jahe
officinale Rosc.) mengandung lemak, protein, zat pati, damar, asam organik,
11
oleoresin (gingerin), dan minyak atsiri. Komponen minyak asiri jahe adalah
D. Ketumbar
kalium, seng, tembaga, dan selenium yang baik. Ketumbar juga merupakan
sumber kalsium, zat besi, magnesium, dan mangan yang sangat baik. Komposisi
E. Yoghurt
Eropa Timur yang dikenal dengan sebutan Bulgaria. Yoghurt dapat dibuat dari
bahan baku susu sapi yang diolah dengan cara pengasaman atau fermentasi.
Proses fermentasi menghasilkan asam laktat menentukan rasa asam yang khas
Rasa asam laktat ini dapat dihasilkan hanya apabila kedua bakteri starter
F. Cabai merah
(Capsicum annuum L.) adalah sumber riboflavin, niasin, zat besi, magnesium, dan
kalium yang baik. Cabai merah juga merupakan sumber vitamin A, vitamin C,
vitamin E, (alfa tokoferol), vitamin K, vitamin B6, dan mangan yang sangat baik.
Cabai mengandung kapsaisin yang memberi rasa pedas dan hangat saat digunakan
G. Lada
Menurut Kurniawati dan Tim Redaksi Qanita (2010), lada (Piper nigrum
L.) atau merica adalah bumbu dapur yang banyak dipakai untuk memberi cita rasa
pedas dan aroma khas pada masakan. Lada mengandung minyak asiri, filandrena,
alkaloid piperina, dan kavisina. Kandungan zat lainnya dalam lada adalah
14
piperitina, piperidina, zat pahit dan minyak lemak. Serbuk lada yang mengandung
zat piperin sering kali menyebabkan orang bersin. Beberapa studi menunjukkan
kurkumin, juga nutrisi lainnya. Lada juga mengandung sedikit safrol, senyawa
Rasa pedas pada lada sebagian besar berasal dari senyawa piperin yang
ditemukan pada buah dan bijinya. Rasa dan aroma lada mudah menguap sehingga
lebih baik disimpan dalam wadah kedap udara agar cita rasa aslinya bertahan
lebih lama. Lada juga bisa berkurang rasa pedasnya jika terpapar cahaya, yang
mengubah piperin menjadi isokavisin yang hampir tanpa rasa. Karena aromanya
daging sapi dengan daging ayam dan jamur tiram. Selain itu untuk meningkatkan
cita rasanya juga ditambahkan tepung maizena, gula dan susu bubuk.
15
H. Ayam
gizi yang lebih tinggi dibandingkan hewan lainnya. Kandungan protein dalam
daging ayam sangat baik kerena mengandung semua asam amino essensial yang
mudah dicerna dan diserap oleh tubuh. Kandungan gizi daging ayam dapat dilihat
I. Jamur tiram
sebesar 10-30 % dan mengandung asam amino esensial yang tidak bisa disintesis
dalam tubuh yaitu lisin, metionin, triptofan, threonin, valin, leusin, isoleusin,
histidin dan fenilalanin. Selain itu jamur tiram digunakan untuk mengatasi
berbagai macam penyakit seperti kandungan zat besi dan niasinnya dapat
bagi ibu hamil (Suriawira, 1986 ; Aditya dan Saraswati, 2012). Didalam 100
gram jamur tiram terkandung 367 kalori, 10,5-30,4 % protein, 56,6 % karbohidrat,
16
1,7-2,2 % lemak, 0,2 mg thianin, 4,7-4,9 mg riboflavin, 77,2 mg niasin, dan 314
J. Tepung Maizena
H. Susu bubuk
Susu bubuk adalah produk susu yang diperoleh dengan cara mengurangi
sebagian besar air melalui proses pengeringan susu segar atau susu rekombinasi
yang telah dipasteurisasi, dengan atau tanpa penambahan vitamin, mineral, dan
bahan tambahan pangan yang diizinkan. Umur simpan susu bubuk maksimal
adalah 2 tahun dengan penanganan yang baik dan benar. Susu bubuk rentan
2012b).
Menurut Khairi (2015), bahan baku pada pengolahan kebab ini adalah
sebagai berikut: kulit kebab, daging kebab, margarin, bawang bombai, selada,
A. Margarin
Margarin adalah lemak yang berasal dari lemak nabati yang melalui proses
creaming dan emulsi yang baik. Margarin mengandung 80-90 % lemak, 16 % air,
B. Bawang bombai
dimemarkan juga akan mengeluarkan enzim allinase yang akan mengubah trans-
menimbulkan rasa pedas dan merangsang keluarnya air mata. Iritasi pada mata
akibat bawang bombai yang dimemarkan akan melepaskan senyawa lain yang
(terutama quercetin), phenolic acid, sterols, saponin, pektin, minyak yang dapat
menguap (volatile oil), biotin, kromium, asam folat, serat, dan vitamin (C, B6, B1,
K). Kandungan gizi bawang bombai dapat dilihat pada Tabel 11.
C. Selada
mengandung vitamin, mineral, dan antioksidan. Hampir tidak ada batasan jumlah
karena permukaan daun selada yang lebar lebih mudah terkena residu pestisida.
Agar terbebas dari residu pestisida disarankan mengonsumsi daun selada yang
selada yang warna hijau yang warna hijau disisi luarnya lebih dominan. Daun
selada yang sudah dicuci dan disobek cepat kehilangan kandungan vitamin C dan
asam folat. Fungsi asam folat antara lain membantu pembentukan sel darah
merah dan sel darah putih dalam sumsum tulang. Kandungan gizi daun selada
D. Tomat
saponin, asam folat, asam malat, asam sitrat, asam pantothenat, asam salisilat,
merah bernama likopen), adenin, biotin, trigonelline, kholin, mineral (Ca, Mg, P,
K, Na, Fe, sulfur, klorin), vitamin (A, B1, B2, B6, C, E, K, niasin), histamin,
protein, lemak, gula (glukosa, fruktosa), dan serat. Setiap 100 g tomat yang
masak mengandung 32 kalori dengan 2 g serat. Jumlah likopen pada tomat sangat
pada tomat berperan sebagai anti inflamasi atau anti radang. Zat tomatin terbukti
likopena berkhasiat sebagai antioksidan. Secara kimia, struktur senyawa ini unik
melindungi tubuh dari efek perusakan dari radikal bebas dan berbagai penyakit
degeneratif.
E. Mentimun
merupakan sumber vitamin C, A, dan asam folat. Kulitnya yang keras kaya akan
serat dan mineral penting seperti silika, kalium, magnesium, dan molibdenum.
lemak, karbohidrat, vitamin (C, A, dan B), beta karoten, dan mineral (silika,
F. Saus sambal
Saus cabai atau yang biasa juga disebut saus sambal adalah saus yang
diperoleh dari bahan utama cabai (Capsicum sp) yang matang dan baik, dengan
atau tanpa penambahan bahan makanan lain dan digunakan sebagai penyedap
Saus cabe atau saus sambal adalah saus yang diperoleh dari bahan utama
cabe besar, cabe keriting, atau cabe rawit merah dengan atau tanpa dicampur
dengan bahan lainnya seperti bauh nanas, pepaya matang, mangga ubi merah atau
mangga. Bahan yang digunakan dalam pembuatan saus cabai antara lain cabai
merah besar, bawang putih, gula pasir, garam, minyak wijen, kecap inggris, air,
I. Mayonais
semi padat (semi solid) antara minyak nabati dengan cuka atau juice
lemon, dan kuning telur sebagai emulsifier. Disamping itu ditambahkan garam
21
dan gula secukupnya dan hasil akhir tidak kurang dari 60-75 % minyak nabati
(Evawati, 2005).
kuning telur. Secara fisik mayonais terdiri dari fase internal berupa butiran
minyak yang terdispersi dalam fase eksternal yang terdiri dari cuka, kuning telur
dan bumbu lainnya yang menimbulkan flavor dari mayonais yang dihasilkan
(Evawati, 2015).
kulit kebab, proses pengolahan daging kebab dan proses pengolahan kebab
(Khairi, 2015).
Adapun proses pengolahan kulit kebab ini terdiri dari: persiapan bahan,
(Khairi, 2015).
A. Persiapan bahan
suatu kegiatan yang spesifik dalam rangka mempersiapkan bahan makanan dan
B. Pencampuran
seragam diperoleh dari dua atau lebih komponen dengan mendispersikan dalam
yang lainnya (Fellows, 2000). Tujuan dari pencampuran ialah membuat dan
sebagian besar protein akan mengambil suatu bentuk zat yang disebut dengan
C. Pengistirahatan adonan I
E. Pengistirahatan adonan II
F. Pembentukan lembaran
dilakukan dengan cara memipihkan dan menggiling adonan dengan rolling pin
G. Pemanggangan
pemanggangan dengan panas basah (Elida, 2004). Pada pembuatan kulit kebab
di atas frying pan, dimana penghantar panasnya secara konduksi. Minyak atau
lemak yang dioles pada pan hanya untuk mencegah makanan tersebut melengket
pada alat. Sebelum dipanggang, pan dipanaskan terlebih dahulu, crust yang
terbentuk akan menumpuk pada dasar pan sehingga akan meningkatkan flavor.
terlebih dahulu pan dadar teflon, selanjutnya kulit kebab dipanggang hingga
Adapun proses pengolahan daging kebab ini terdiri dari: persiapan bahan,
A. Persiapan bahan
suatu kegiatan yang spesifik dalam rangka mempersiapkan bahan makanan dan
dengan formulasi yang ditentukan (Rahzarni, 2015). Bahan yang digunakan dalam
B. Pencampuran
C. Pendiaman
C. Pemanggangan
teflon dengan api kecil hingga daging matang, sebelum dilakukan pemanggangan
Adapun proses pengolahan kebab ini terdiri dari: persiapan bahan dan alat,
A. Persiapan bahan
suatu kegiatan yang spesifik dalam rangka mempersiapkan bahan makanan dan
dengan formulasi yang ditentukan (Rahzarni, 2015). Bahan yang digunakan dalam
B. Pemanggangan
dengan api kecil, sebelum dilakukan pemanggangan pan dadar teflon panaskan
terlebih dahulu. Kemudian kulit kebab dipanggang sebentar saja di atas pan atau
C. Penyajian
Penyajian makanan merupakan salah satu prinsip dari hygiene dan sanitasi
makanan. Penyajian makanan yang tidak baik dan etis, bukan saja dapat
dengan meletakkan kulit kebab di atas piring, kemudian ditata bawang bombai,
selada, mentimun, dan tomat di tengah kulit kebab dengan bentuk memanjang.
dan dipadatkan.
D. Pengemasan
pengemasan yang baik akan memberikan nilai estetika yang baik pula bagi produk
kemasan juga berfungsi untuk melindungi produk dari kontaminasi fisik dan
mikrobiologi.
mengemas suatu produk yang telah dilengkapi dengan tulisan, label dan
person, dan expire date. Tujuan pengemasan pangan adalah agar bahan pangan
terkait, kondisi apa yang ditampilkan dan apa yang disajikan. Baik buruknya mutu
dari suatu produk sangat dipengaruhi oleh cara penyajiannya. Dengan demikian
performance merupakan suatu hal yang sangat berpengaruh besar dalam suatu
28
kegiatan usaha. Pengendalian konsep mutu secara terpadu dapat dibagi menjadi
(Thaib, 2002a).
fungsional yang sampai saat ini terus berlanjut dalam penyempurnaan, termasuk
mikrobiologi, maupun nilai gizi yang ada pada produk yang akan dihasilkan.
2.3.1 Rendemen
ekonomis dan efektifitas suatu produk bahan pangan. Maka rendemen dapat
persentase perbandingan antara bobot bagian bahan yang akan dicari nilai
rendemennya dengan berat total keseluruhan bahan dikalikan seratus persen. Nilai
rendemen ini berbanding lurus dengan nilai ekonomisnya, Semakin besar nilai
rendemen suatu bahan, maka dapat dikatakan nilai ekonomis bahan pangan
tersebut semakin tinggi. Sebaliknya, jika nilai rendemennya rendah maka nilai
Analisa kimia yang dilakukan pada kebab yang dihasilkan meliputi uji
Air merupakan komponen penting dalam bahan pangan karena air dapat
mempengaruhi kenampakan, tekstur dan cita rasa dari produk yang dihasilkan.
Kadar air dalam suatu bahan pangan dapat ditentukan dalam metode pengeringan
(Termogravimetri). Prinsip dari metode ini yaitu menguapkan air yang ada pada
bahan pangan dengan cara pemanasan dalam oven pada suhu 105-110 oC sampai
B. Kadar Abu
Abu adalah zat anorganik sisa hasil pembakaran suatu bahan organik.
Kandungan abu dan komposisinya tergantung pada macam bahan dan cara
Penentuan kadar abu dapat dibagi dengan dua cara yaitu pengabuan kering dan
pengabuan basah. Pengabuan kering menggunakan tanur dengan suhu yang tinggi
yaitu sekitar 500-600 oC. Bahan yang mempunyai kandungan zat yang mudah
menguap dan berlemak dilakukan dengan menggunakan suhu rendah dulu sampai
asam hilang, baru dinaikkan suhu sesuai dengan yang dikehendaki. Sedangkan
proses pengabuan. Berbagai bahan kimia yang sering digunakan dalam pengabuan
ini adalah asam sulfat, campuran asam sulfat dan kalium sulfat atau campuran
pengabuan (furnace), tanpa terjadi nyala api, sampai terbentuk abu berwarna putih
keabuan dan berat konstan tercapai. Residu yang didapatkan merupakan total abu
dari suatu sampel. Penentuan kadar abu yaitu abu dalam bahan ditetapkan dengan
C. Kadar Protein
total untuk mewakili jumlah protein yang ada pada suatu produk pangan sehingga
kebutuhan tubuh (Trimedona, 2014). Kadar protein didalam bahan pangan atau
kjeldahl, sampel yang akan dianalisa harus dihancurkan (destruksi) dahulu secara
sempurna, sehingga seluruh karbon dan hidrogen teroksidasi dan nitrogen diubah
menambahkan asam kuat pekat (asam sulfat) ke dalam contoh dan proses
pemanasan pada suhu tinggi, sehingga dihasilkan larutan berwarna jernih yang
yang berisi larutan asam borat. Ion borat ini kemudian dititrasi dengan
D. Kadar Lemak
setiap gram lemak yang dimakan menghasilkan 9 kalori, sedangkan protein dan
dapat dilakukan dengan metoda solven extraction dan metoda folch. Ekstraksi
lemak dengan pelarut (solven extraction) adalah suatu cara ekstraksi yang
melarutkan lemak dalam pelarut yang bersifat non-polar, yaitu senyawa yang
dapat melarutkan minyak. Ekstraksi minyak dengan metoda folch yaitu selain
E. Kadar Karbohidrat
(Winarno, 2004).
aroma, tekstur dan kenampakan terhadap 20 panelis. Salah satu metode yang
hedonik yaitu uji yang meminta tanggapan pribadi panelis tentang kesukaan atau
Uji mikrobiologi merupakan salah satu uji yang penting, karena selain
dapat mendugadaya tahan simpan suatu makanan, juga dapat digunakan sebagai
Uji mikrobiologi yang akan dilakukan adalah adalah uji Total Plate Count
(TPC). Uji ini bertujuan mengetahui jumlah mikroorganisme yang ada pada
produk yang akan diuji. Kelayakan produk makanan yang akan dikonsumsi yang
atau Recommended Dietary Allowances (RDA) adalah taraf konsumsi zat-zat gizi
kebutuhan hampir semua orang sehat. Angka kecukupan gizi berbeda dengan
AKG yang dianjurkan didasarkan pada patokan berat bahan untuk masing-
masing kelompok umur, gender, aktivitas fisik, dan kondisi fisiologis tertentu
penduduk yang dihadapi mempunyai rata-rata berat badan yang berbeda dengan
patokan yang digunakan, maka perlu dilakukan penyesuaian. Bila berat badan
berat badan idealnya. AKG yang dianjurkan tidak digunakan untuk perorangan
(Almatsier, 2001).
2.4 Pemasaran
efesiensi, efektivitas, dan tanggung jawab sosial terhadap produk yang dibuat.
internet marketing, dan menjalin hubungan baik dengan konsumen (Tadda, 2013).
Komunikasi ini dibentuk dalam suatu stuktur organisasi dimana tugas dan
tanggungjawabnya berbeda.
34
jenis yaitu:
namun sering kritis dalam menanggapi suatu hal yang bersifat kolektif, dan
produk yang sama, proses yang sama, dan berlokasi didaerah yang sama di
g. Team structure, yaitu stuktur organisasi ini menggunakan tim permanen atau
h. Network structure yaitu struktur organisasi yang terdiri dari sebuah inti pusat
2.6.1 Sanitasi
2015).
Bahan baku adalah segala macam bahan dari hasil pertanian ataupun yang
lainnya yang menjadi komponen dasar dalam pengolahan pangan atau produk
pangan. Sanitasi bahan pangan adalah suatu upaya untuk mencegah pangan dari
B. Sanitasi Pekerja
sabun dan air mengalir sebelum dan sesudah melakukan pekerjaan. Memakai
36
perhiasan pada saat bekerja dan kuku harus dipotong. Mikroorganisme yang
sering terdapat pada kulit adalah bakteri pembentuk spora dan stapilokoki
C. Sanitasi Alat
Sanitasi pada alat dapat dilakukan dengan cara mencuci peralatan sebelum
air mengalir hingga bersih dan sebelum berkerja alat yang telah dicuci
kontaminasi pada produk yang dapat dilakukan dengan cara menyapu dan
mengepel ruangan dengan desinfektan yang ada agar bakteri dan kuman yang ada
pada lantai mati. Selain itu pertukaran udara melalui ventilasi harus juga berjalan
suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki oleh lingkungan karena tidak
a. Open dump yaitu menempatkan sampah diareal tanah yang terbuka tanpa
makanan bagi tikus. Sampah dicincang menjadi ukuran kecil sambil dicampur
sejumlah energi.
Menurut Aswafi dan Yuantari (2014), sistem penanganan limbah cair ada
yang berbentuk kolam resapan (cesspool) dan bentuk bak pengurai (septic tank).
Cara kerja kolam limbah adalah kebalikan dari sumur. Air limbah yang
tidak diolah dimasukkan ke dalam suatu lubang di dalam tanah, sehingga air
dilapisi dengan pasangan batu bata atau batu tanpa diberi matriks perekat (adukan
dimasukkan ke dalam septic tank dan ditahan dan sedapat mungkin tidak bergerak
38
(mengalir) selama sekitar 24 jam pada septic tank rumah tangga. Selama periode
lumpur (sludge) yang terakumulasi pada da-sar tanki, sedangkan air hasil
pengolahan diresapkan ke tanah sekitar yang jauh dari sumber air minum.
Menurut Thaib (2002b), analisa finansial adalah suatu kegiatan usaha yang
akan dilaksanakan harus dikaji kelayakannya baik kelayakan secara teknis, sosial
atau tidak.
Menurut Novita dan Violalita (2014), biaya tidak tetap (biaya variabel)
adalah biaya yang berubah sebanding denga biaya produk. Biaya tidak tetap
terdiri dari biaya bahan baku, sedangkan biaya tetap adalah biaya yang jumlahnya
tidak berubah dengan perubahan kegiatan bisnis, dalam periode waktu atau
volume waktu tertentu. Contoh biaya tetap adalah sewa, biaya penyusutan dan
bunga modal.
antara lain Break Even Point (BEP), R/C ratio, dan Benefit Cost Ratio (B/C).
Break Even Point (BEP) merupakan titik dimana jumlah pendapatan sama dengan
pada BEP adalah menentukan jumlah penjualan minimum untuk mencapai titik
impas tersebut, atau laba sama dengan nol. R/C ratio merupakan perbandingan
antara total penjualan produk dengan total biaya produksi yang dikeluarkan dalam
value dari benefit dengan present value dari biaya. Kegiatan usaha dikatakan
layak apabila B/C ratio > 1,00. Bila B/C ratio< 1,00 maka kegiatan usaha
Pembuatan Kulit Kebab dengan Isian Daging Ayam dan Jamur Tiram”
3.2.1 Bahan
Terdapat dua bahan yang dibutuhkan yaitu bahan baku dan bahan
pengujian.
A. Bahan baku
Bahan baku yang digunakan dalam pembutan kebab terdiri dari bahan
baku kulit, bahan baku daging dan bahan baku pengolahan kebab. Adapun
bahan baku kulit pada pembuatan kebab ini adalah tepung terigu, garam, baking
powder, gula, minyak goreng, susu cair, bubur wortel. Bahan baku daging pada
pembuatan kebab ini adalah daging ayam, jamur tiram, tepung maizena, susu
bubuk, gula pasir, bawang putih, jahe, ketumbar, garam, cabe merah, dan lada.
Dan bahan baku pada pengolahan kebab ini adalah sebagai berikut: kulit kebab,
daging kebab, margarin, bawang bombai, selada, tomat, mentimun, saus sambal,
dan mayonais.
41
B. Bahan Pengujian
Bahan yang diperlukan untuk analisa atau pengujian produk adalah asam
(H3BO3), indikator conway, asam klorida (HCl) 0,02 N, kertas saring, petrolium
benzin, selenium, larutan pengencer, media Plate Count Agar (PCA) dan Acidified
3.2.2 Alat
A. Alat pengolahan
Alat-alat yang digunakan adalah kompor gas, tabung gas, oven, baskom,
food processor, blender, loyang, timbangan, teflon, dough sheeter, pisau, nampan,
B. Alat pengujian
spatula, kurs porselin, cawan penguap, labu kjedahl, alat destilasi, elemeyer, gelas
ukur, buret, labu destilasi, gelas piala, pipet tetes, tabung reaksi, penjepit,
desikator, oven, alat sokletasi, tanur, autoklaf, cawan petri, jarum ose, pipet dan
lampu spritus.
A. Persiapan bahan
pengayakan tepung terigu, dan pemilihan bahan yang kualitas bagus dan tidak
rusak, serta pemanasan susu cair sampai suhu 60 oC hingga menjadi suam-suam
kuku . Pada bahan modifikasi kulit kebab wortel yang dipilih yang masih segar
B. Pencampuran
dilakukan dengan memasukkan bahan kering terlebih dahulu yaitu tepung terigu,
43
garam, baking powder, gula pasir dalam wadah/mangkok, setelah itu dimasukkan
Selanjutnya ditambahkan susu cair panas sedikit demi sedikit sambil diuleni
C. Pengistirahatan adonan I
membuat adonan menjadi rileks sehingga menghasilkan kulit kebab yang bagus.
selama 30 menit.
mendapatkan ukuran yang seragam dan jumlah kulit kebab yang dihasilkan. Saat
membagi adonan jangan ditarik dengan tangan, tetapi adonan harus dipotong
E. Pengistirahatan adonan II
F. Pembentukan lembaran
bertujuan untuk memberikan adonan sesuai dengan jenis produk yang dihasilkan.
adonan dengan menggunakan alat dogh sheeter sehingga menjadi bulat, lebar, dan
G. Pemanggangan
kulit kebab dipanggang hingga matang dan terlihat ada efek-efek bercak coklat
sedikit gosong.
jamur tiram dengan menggunakan loyang cake dan dipanggang dalam oven. Hal
A. Persiapan bahan
pemilihan bahan yang kualitas bagus dan tidak rusak dan penghalusan bumbu-
bumbu bawang putih, jahe, ketumbar, cabe merah, dan lada. Pada bahan
modifikasi daging ayam yang dipilih harus dalam keadaan masih segar siap
dengan tulang, dan pemotongan (cutting). Dan pada jamur tiram yang dipilih yang
45
berwarna putih bersih dan masih baru dipanen yang kemudian dilakukan
B. Penggilingan
bubuk, gula pasir, garam, dan terakhir tepung maizena hingga adonan tercampur
merata.
C. Peloyangan
dilakukan dengan loyang cake. Adonan dimasukkan kedalam loyang yang yang
terlebih dahulu loyang diolesi dengan margarin supaya ketika masak adonan tidak
D. Pemanggangan
kebab dilakukan di dalam oven dengan suhu 180 oC dalam waktu 45-60 menit.
lebih kompak dan padat, serta bila ditusuk menggunakan lidi maka tidak lengket
lagi di permukaan lidi tersebut. Setelah itu daging kebab dikeluarkan dari loyang
E. Pendinginan
kebab tidak lengket pada pisau pemotong, selain itu supaya adonan lebih mudah
F. Pemotongan
Ukuran dari daging kebab yang telah dipotong yaitu 6 x 3 cm dan dengan
A. Persiapan bahan
dan tidak rusak, seperti mempersiapkan kulit kebab. Kulit kebab diperoleh
sebanyak 16 buah, dan daging kebab dihasilkan sebanyak 32 potong. Pada bahan
pemarutan. Dan pada tomat dilakukan sortasi, pembersihan dan pengirisan dengan
B. Pemanggangan
kebab dilakukan di atas pan dadar teflon dengan api kecil, sebelum dilakukan
dilakukan yaitu pada daging kebab yang telah dipotong sebanyak 32 potong,
48
Daging kebab dipanggang sebentar saja di atas pan atau wajan yang sudah dioles
C. Penyajian
kemudian ditata bawang bombai, selada, mentimun, dan tomat di tengah kulit
kebab dengan bentuk memanjang. Setelah itu disemprotkan saus sambal di atas
D. Pengemasan
nama produk, nama produsen, Angka Kecukupan Gizi (AKG), komposisi dan
contact person. Didalam satu kemasan terdapat satu buah kebab yang telah
dimodifikasi.
dilakukan, tujuannya yaitu untuk mengetahui nilai gizi dan kualitas produk yang
(pengujian kadar air, kadar protein, kadar abu, kadar lemak, dan karbohidrat) dan
49
3.4.1 Rendemen
yang dihasilkan dari formulasi yang dibuat dan besar keuntungan yang dapat
Analisa kimia yang dilakukan pada kebab yang dihasilkan meliputi uji
Prinsipnya adalah menguapkan air yang ada pada bahan pangan melalui
B. Kadar abu
Prinsipnya dengan mengoksidasikan semua bahan organik pada suhu tinggi, yaitu
sekitar 500-600 oC dan kemudian dilakukan penimbangan pada zat yang tertinggal
C. Kadar protein
G. Kadar lemak
kerjanya adalah ekstraksi lemak atau minyak oleh pelarut lemak atau minyak.
E. Kadar karbohidrat
menggunakan 5 skala yaitu suka, agak suka, netral, agak tidak suka dan tidak
suka.
Uji mikrobiologi yang akan dilakukan adalah uji Total Plate Count (TPC).
Uji TPC yang dilakukan adalah dengan menggunakan media PCA untuk total
Nilai angka kecukupan gizi (AKG) yang dihitung adalah jumlah kalori,
karbohidrat, protein dan lemak berdasarkan daftar komposisi bahan makanan per
seratus gramnya.
3.5 Pemasaran
Negeri Payakumbuh. Dalam hal pemasaran yang harus diperhatikan yaitu desain
produk, penentuan harga dan promosi. Desain produk sangat penting karena dapat
Stuktur organisasi yang dipakai dalam PUM yaitu Formal structure yaitu
hubungan pelaporan dan pengaturan formal posisi kerja dalam sebuah organisasi
Komunikasi ini dibentuk dalam suatu stuktur organisasi dimana tugas dan
dalam pelaksanaan Proyek Usaha Mandiri (PUM) dapat dilihat pada Lampiran 3.
1. Ketua PUM
2. Bendahara
4. Bagian produksi
5. Bagian sanitasi
6. Bagian pemasaran
a. Memasarkan produk.
3.7.1 Sanitasi
pekerja, sanitasi alat, sanitasi ruang dan produksi dan sanitasi produk.
B. Sanitasi pekerja
sabun dan air mengalir sebelum dan sesudah melakukan pekerjaan. Mengurangi
berbicara pada saat pengolahan, tidak memakai perhiasan pada saat berkerja,
C. Sanitasi alat
Sanitasi pada alat dapat dilakukan dengan cara mencuci peralatan sebelum
air mengalir hingga bersih dan sebelum berkerja alat yang telah dicuci
kontaminasi pada produk yang dapat dilakukan dengan cara menyapu ruangan.
Limbah adalah buangan yang kehadirannya pada suatu saat dan tempat
ekonomi. Penanganan limbah yang akan dilakukan yaitu pada limbah cair akan
dibuang melalui saluran pembuangan air sedangkan limbah padat seperti tulang
ayam akan dibuat olahan, tangkai jamur tiram dan plastik-plastik kemasan
Anggaran biaya dalam pembuatan kebab ini satu kali produksi meliputi
biaya tidak tetap, biaya tetap, total biaya, R/C ratio, total penjualan, BEP harga,
Biaya tidak tetap dalam pembuatan kebab ini meliputi biaya bahan baku,
Biaya bahan baku dalam pembuatan kebab dapat dilihat pada Tabel 20.
Asumsi :
Untuk mendapatkan 200 gram bubur wortel dibutuhkan 250 gram wortel segar.
Untuk mendapatkan 600 gram daging ayam dibutuhkan 1.000 gram ayam
Contoh perhitungan :
Tepung terigu
Jumlah bahan = 1 kg
= 1 kg x Rp. 8.000/kg
= Rp. 8.000
Biaya tenaga kerja dikeluarkan dalam pembuatan kebab dapat dilihat pada
Total biaya tenaga kerja = Rp. 8.000 + Rp. 3.125 + Rp. 9.875
= Rp. 21.000
Asumsi :
Contoh perhitungan :
1 jam
Waktu persiapan bahan = 8 menit x = 0,13 jam
60 menit
waktu
Jumlah =
jam kerja/HKO
0,13 jam
=
8 jam/HKO
= 0,017 HKO
= Rp. 1.000
57
C. Biaya lain-lain
Biaya lain-lain dari pembuatan kebab dapat dilihat pada Tabel 24 berikut.
Asumsi :
= Rp. 200
Transportasi
1 liter
Pemakaian = 200 ml x
1000 ml
= 0,20 liter
= Rp. 1.460
Bahan bakar
Total biaya tidak tetap = Biaya bahan + Biaya tenaga kerja + Biaya lain-lain
= Rp. 152.624
Biaya tetap dalam pembuatan kebab terdiri dari biaya peralatan, bunga
A. Biaya peralatan
Asumsi :
1 tahun = 12 bulan
= 240 hari
Contoh perhitungan :
Kompor gas
= Rp. 15.000
= Rp. 45.000
Rp. 1.185.750
=
240 hari
= Rp. 4.941
60
Asumsi :
Contoh perhitungan :
Kompor gas
61
= Rp. 20.000
Rp. 703.750
=
240
= Rp. 2.932
C. Biaya sewa
Biaya sewa dalam pembuatan kebab dapat dilihat pada Tabel 27 berikut:
Asumsi :
Biaya sewa
Biaya sewa =
jumlah hari produksi
Rp.1.200.000
=
240
= Rp. 5.000
Total biaya tetap = Biaya penyusutan peralatan + bunga modal + sewa tempat
= Rp. 12.873
62
= Rp. 165.497
1 kemasan = 1 buah
= 32 x Rp. 8.000
= Rp. 256.000
Total penjualan
R/C Ratio =
Total biaya produksi
Rp. 256.000
=
Rp. 165.497
= 1,55
Rp. 165.497
= = Rp. 5.172
32 kemasan
63
Rp. 165.497
=
Rp. 8.000
= 21 kemasan
3.8.8 Keuntungan
= Rp. 90.503
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
Bahan baku yang digunakan dalam pembutan kebab terdiri dari bahan baku
kulit, bahan baku daging dan bahan baku pengolahan kebab. Adapun bahan baku
kulit pada pembuatan kebab ini adalah tepung terigu, garam, baking powder, gula,
minyak goreng, susu cair, wortel. Bahan baku daging pada pembuatan kebab ini
adalah daging ayam, jamur tiram, tepung maizena, susu bubuk, gula pasir, bawang
putih, jahe, ketumbar, garam, cabe merah, dan lada. Dan bahan baku pada
pengolahan kebab ini adalah kulit kebab, daging kebab, margarin, bawang bombai,
tepung terigu. Tepung yang digunakan dalam pembuatan kulit kebab ini adalah
tepung yang berprotein rendah, karena pada pembuatan kulit kebab ini tidak
diharapkan daya kembang yang tinggi. Apabila menggunakan tepung terigu yang
berprotein tinggi maka kulit kebab yang dihasilkan akan menjadi keras. Menurut
Ani (2008) cit. Ayustaningwarno (2014), tepung terigu protein rendah (soft flour)
dibuat dari gandum lunak dengan kandungan protein gluten 8-9 %. Sifatnya,
memiliki daya serap air yang rendah sehinga akan menghasilkan adonan yang sukar
diuleni, tidak elastis, lengket dan daya pengembangannya rendah. Tepung ini
cocok untuk membuat kue kering, pastel, dan kue-kue yang tidak memerlukan
proses fermentasi. Jenis tepung lunak memiliki persentase gluten yang rendah,
adonan kurang elastis dan tidak baik menahan gas. Tetapi tepung lunak ini
65
memerlukan energi yang lebih kecil dalam pencampuran dan pengocokan adonan
diversifikasi pangan, meningkatkan nilai gizi dan mencerahkan warna dari kulit
kebab. Wortel yang ditambahkan dalam pembuatan kulit kebab adalah sebanyak
yang paling bagus. Menurut Sunarjono (2013), umbi wortel berwarna kuning
Selain provitamin A, wortel pun mengandung vitamin B dan C. umbi wortel ini
banyak digemari karena rasanya enak, gurih, renyah, dan sedikit manis.
cita rasa dan membangkitkan rasa lezat, garam yang digunakan yaitu garam halus,
karena garam halus lebih cepat menyatu ke adonan dan cepat mencair dibandingkan
dengan garam kasar, serta garam yang digunakan harus berkualias. Menurut
memberikan rasa gurih, memperkuat jaringan gluten, tekstur yang dihasilkan akan
adonan. Menurut U.S Wheat Associates (1981), baking powder dalam adonan akan
melepaskan gas hingga jenuh dengan gas karbondioksida, lalu dengan teratur
rasa gurih, menghaluskan tekstur dan flavor dari produk yang dihasilkan. Menurut
66
Rahzarni (2009), gula akan membentuk warna kecoklatan pada produk yang
dihasilkan, sebagai pembentuk flavor, dan gula juga dapat membuat susunan dan
lemak, sebagai pelembut dan meningkatkan elastisitas adonan. Minyak goreng yang
digunakan yaitu minyak yang jernih. Menurut Andarwulan et all., (2011), minyak
merupakan salah satu bahan yang termasuk dalam lemak. Lemak mempunyai sifat
fungsional yang sangat penting dalam bidang industri pangan. Lemak dapat
Susu cair dalam pembuatan kulit kebab berfungsi sebagai media pembentuk
Susu yang digunakan dalam pembuatan kulit kebab adalah susu UHT (Ultra High
sebagai penambah zat gizi, pembangkit selera dan aroma. Susu UHT dibuat dari
susu cair yang dipanaskan dengan suhu lebih dari 137 oC. Beberapa zat/ substansi
yang terkandung dalam susu mempunyai pengaruh pada adonan adalah lemak yang
gluten. Gula susu dapat mempengaruhi warna menjadi kecoklatan, terutama susu
Dalam pembuatan daging kebab, bahan utama yang digunakan dalam yaitu
daging ayam dan jamur tiram. Penggunaan daging ayam disini yaitu sebagai
pengganti daging sapi karena daging sapi harganya mahal. Daging ayam yang
digunakan harus yang masih segar karena ayam yang tidak segar maka akan
67
(2003), dari segi fisik ayam yang baik yaitu bila ditusuk dengan jari maka
dagingnya tidak berbekas, dan baunya khas. Menurut Direktorat Gizi Departemen
Kesehatan RI (1981), didalam 100 gram daging ayam terkandung 18,2 gram
Selain daging ayam juga ditambahkan bahan pangan nabati seperti jamur
tiram yang berfungsi untuk meningkatkan nilai gizi isiannya dan memiliki serat
yang cukup tinggi serta meningkatkan cita rasanya. Menurut Winarti (2010), jamur
tiram memiliki tekstur yang lembut, penampilannya menarik, dan cita rasanya
relatif netral sehingga mudah untuk dipadukan pada berbagai masakan. Rata-rata
nilai gizi jamur tiram adalah 19-35 % protein, 50-60 % karbohidrat, 1,56 % serat,
0,17 % lemak, 1,14 % abu, 8,9 mg kalsium, 1,9 mg besi, 17,0 mg fosfor, 0,15 mg
vitamin B1, 0,75 mg vitamin B2, dan 12,40 mg vitamin C. jamur tiram juga
mengandung asam folat (folic acid) yang dapat menyembuhkan anemia. Terdapat
sekitar 9 jenis asam amino esensial yang terdapat pada jamur dan 72% lemaknya
tidak jenuh. Jamur mempunyai antioksidan yang aktif untuk melawan radikal
bebas. Serat tidak larut (insoluble dietary fiber/IDF) pada jamur tiram 39,8 % yang
sangat baik untuk pencernaan, sisanya yaitu serat larut yang baik untuk kolesterol.
bumbu yang dapat meningkatkan cita rasa dan aroma pada daging kebab. Menurut
Kurniawati dan Tim Redaksi Qanita (2010), umbi bawang putih mengandung
sejumlah zat aktif, seperti enzim alinase, germanium, sativine, sinistrina, selenium,
scordinin, dan nicotinic acid. Bawang putih juga mengandung allicin, senyawa
68
yang bersifat antibiotik dan antifungi. Selain itu bawang putih juga merupakan
Jahe dalam pembuatan daging kebab berfungsi sebagai bahan bumbu dan
menambah rasa pedas serta hangat dila digunakan sebagai rempah. Menurut
Kurniawati dan Tim Redaksi Qanita (2010), rasa pedas jahe berasal dari kandungan
menambah cita rasa gurih dan pedas. Menurut Kurniawati dan Tim Redaksi Qanita
Rasanya hangat, gurih, pedas, manis-asam seperti jeruk. Ketumbar adalah sumber
vitamin C, fosfor, kalium, seng, tembaga, dan selenium yang baik. Ketumbar juga
merupakan sumber kalsium, zat besi, magnesium, dan mangan yang sangat baik.
bumbu. Selain sebagai bahan bumbu cabai merah juga mengandung gizi yang
dibutuhkan oleh tubuh dan dapat memberi rasa pedas. Menurut Kurniawati dan
Tim Redaksi Qanita (2010), cabai merah mengandung kapsaisin yang memberi rasa
pedas dan hangat saat digunakan sebagai rempah. Kapsaisin menimbulkan rasa
endorfin.
69
pelengkap rasa pedas dan aroma pada daging kebab yang dihasilkan. Lada yang
rasa pedas dan aroma yang khas. Rasa pedas pada merica disebabkan adanya zat
piperin, piperanin dan kavisin. Kurniawati dan Tim Redaksi Qanita (2010)
menyatakan bahwa rasa pedas pada lada sebagian besar berasal dari senyawa
piperin yang ditemukan pada buah dan bijinya. Rasa dan aroma lada mudah
menguap sehingga lebih baik disimpan dalam wadah kedap udara agar cita rasa
struktur adonan dari daging kebab. Subagjo (2007) menyatakan bahwa tepung
maizena (corn flour) didalam produk akan berfungsi sebagai bahan untuk
penambah rasa. Menurut Suryaningsih (2006), fungsi susu skim pada produk
adalah sebagai penambah cita rasa dan menambah nilai gizi, karena nilai gizi susu
skim cukup tinggi yaitu dalam 100 g susu skim mengandung energi sebesar 36 kkal,
memberikan rasa gurih dan flavor yang khas pada daging kebab. Menurut Rahzarni
(2009), gula pasir berfungsi sebagai pembentuk flavor, dan gula juga dapat
Dalam proses pengolahan kebab ini bahan baku utamanya adalah kulit
kebab dan daging kebab yang telah dihasilkan dari proses pengolahan sebelumnya.
loyang supaya daging kebab yang dihasilkan tidak lengket pada loyang. Menurut
dan menimbulkan rasa pedas. Menurut Dalimartha dan Adrian (2011), bawang
bagi kesehatan. Bawang bombai bila dimemarkan juga akan mengeluarkan enzim
air mata.
Selada dalam pengolahan kebab berfungsi sebagai bahan isian dan sebagai
sumber vitamin. Selada yang digunakan dipilih yang berwarna hijau dan
permukaannya agak lebar. Daun selada sebelum digunakan harus dicuci terlebih
(2003), daun selada menyimpan potensi karena mengandung vitamin, mineral, dan
antioksidan. Daun selada yang sudah dicuci dan disobek cepat kehilangan
kandungan vitamin C dan asam folat. Fungsi asam folat antara lain membantu
pembentukan sel darah merah dan sel darah putih dalam sumsum tulang
Tomat dalam pengolahan kebab berfungsi sebagai bahan isian dan juga
sebagai sayuran yang kaya akan vitamin dan serat. Tomat yang dipilih adalah yang
71
berwarna merah bentuknya bulat dan padat. Menurut Kurniawati dan Tim Redaksi
Qanita (2010), warna merah pada tomat menunjukkan kandungan likopena yang
Dalimartha dan Adrian (2011), tomat merupakan buah yang mengandung vitamin
(A, B1, B2, B6, C, E, K, niasin), histamin, protein, lemak, gula (glukosa, fruktosa),
dan serat. Setiap 100 g tomat yang masak mengandung 32 kalori dengan 2 g serat.
Mentimun dalam pengolahan kebab juga berfungsi sebagai bahan isian dan
sebagai sayuran sumber vitamin, mineral, serat dan asam folat. Menurut
dan asam folat. Kulitnya yang keras kaya akan serat dan mineral penting seperti
penambah cita rasa pada kebab. Menurut (SNI, 1992), saus cabai atau yang biasa
juga disebut saus sambal adalah saus yang diperoleh dari bahan utama cabai
(Capsicum sp) yang matang dan baik, dengan atau tanpa penambahan bahan
(mayonnaise) adalah salah satu jenis saus yang dibuat dari bahan utama minyak
nabati, telur ayam dan cuka. Mayonais umumnya digunakan sebagai perasa pada
pada pembuatan kulit kebab ini meliputi pemilihan bahan yang kualitas bagus dan
tidak rusak, pemanasan susu cair dengan suhu 40-60 oC hingga menjadi suam-suam
Menyortir harus dilakukan untuk memastikan produk yang seragam untuk diproses
lebih lanjut.
digunakan sesuai formulasi yang telah ditetapkan. Muchtadi dan Sugiyono (2013)
takaran yang kurang tepat akan menyebabkan produk yang diharapkan tidak
tercapai.
bahan tercampur secara merata. Pencampuran pada pengolahan kulit kebab diawali
dengan memasukkan bahan kering terlebih dahulu yaitu tepung terigu, garam,
73
baking powder, gula pasir ke dalam baskom, setelah itu masukkan bubur wortel dan
berbutir-butir. Selanjutnya ditambahkan susu cair panas sedikit demi sedikit sambil
diuleni hingga terbentuk adonan yang kompak, halus dan kalis. Muchtadi dan
Adonan kulit kebab yang telah tercampur secara merata, sehingga akan
menghasilkan adonan yang kompak, halus dan licin. Berat adonan yang didapat
menghasilkan tekstur adonan yang lembut dan agar adonan rileks sehingga
yang bertujuan untuk mendapatkan ukuran yang seragam dan jumlah kulit kebab
yang dihasilkan. Adonan dibagi menjadi 16 bulatan dengan berat kurang lebih 50
gram. Menurut Rahzarni (2009), prinsip kerja pemotongan yaitu membagi adonan
adonan mudah untuk dipipihkan dan juga supaya adonan menjai lembut dan elastis,
pada pembuatan kulit kebab ini dilakukan dengan memipihkan 16 bulatan adonan
kulit menggunakan alat dough moulder. Adonan kulit dipipihkan dengan ketebalan
pemanggangan dilakukan di atas teflon (wajan anti lengket) dengan prinsip panas
menggunakan api besar, karena jika menggunakan api kecil kulit kebab akan
Pemanggangan kulit kebab dilakukan hingga matang dan terlihat ada efek-efek
pencoklatan non enzimatis akibat reaksi dari protein yang ada di dalam bahan.
Menurut Winarno (2004), reaksi mailard adalah reaksi pencoklatan non enzimatis
yang terjadi karena adanya reaksi antara asam amino dengan gula pereduksi.
dan tidak dapat kembali pada struktur semula. Proses gelatinisasi terjadi pada
Selain reaksi gelatinisasi pati pada pemanggangan kulit kebab juga terjadi
denaturasi protein. Menurut Winarno (2004), bila susunan ruang atau rantai
polipeptida suatu molekul protein berubah maka dikatakan protein ini terdenaturasi.
dapat disebabkan oleh proses pemanasan pada suhu 55-75 oC. Pemanasan dapat
pembersihan dari kotoran seperti pemilihan bahan yang kualitas bagus dan tidak
rusak, penghalusan bumbu- bumbu bawang putih, jahe, dan cabe merah dengan
menggunakan blender sampai berbentuk bubur. Pada pembuatan daging kebab ini
digunakan ketumbar dan lada yang berbentuk bubuk karena lebih mudah dan
dilakukan terhadap semua bahan agar cita rasa setiap kali produksi konsisten, tidak
76
digunakan harus ditimbang dengan tepat sesuai dengan formulasi untuk mencapai
Proses selanjutnya yaitu penggilingan daging ayam dan jamur tiram dengan
menggunakan food processor sampai adonan tercampur merata, dan setelah itu
tercampur merata, setelah itu baru bahan-bahan kering seperti tepung maizena, susu
bubuk, garam dan gula. Muchtadi dan Sugiyono (2013), menyatakan bahwa
margarin agar adonan tidak lengket setelah matang. Menurut Kusnandar (2010),
dalam waktu 45-60 menit. Pemanggangan dilakukan sampai adonan masak dengan
kriteria adonan sudah lebih kompak dan padat, serta bila ditusuk menggunakan lidi
maka tidak lengket lagi di permukaan lidi tersebut. Menurut Rahzarni (2009),
pemanggangan adalah salah satu cara untuk membentuk adonan jadi menyatu.
(2014), reaksi maillard terjadi antara protein, asam amino, dan amin dengan gula,
pemanasan atau penyimpanan dalam waktu yang lama pada bahan pangan yang
berprotein.
kuarter dari protein tanpa menyebabkan pemutusan ikatan peptida dan perubahan
sekuen asam amino pada struktur protein. Protein yang telah mengalami proses
pendinginan setelah pemanggangan yaitu agar pada saat pemotongan, daging kebab
tidak lengket pada alat pemotong dan tidak hancur, alat pemotong yang digunakan
adalah pisau yang tajam, bebas karatan, dan bersih dari kotoran. Rahzarni (2009)
menyatakan pendinginan dilakukan pada udara terbuka sekitar 45-75 menit. Tujuan
Pemotongan ini bertujuan untuk memperkecil ukuran dan ketebalan bahan. Daging
kebab dipotong dengan ukuran kurang lebih 6 x 3 cm dengan ketebalan dari yang
setipis mungkin yaitu kurang lebih 0,5 cm. Menurut Rahzarni (2009), pemotongan
dan tidak rusak, seperti mempersiapkan kulit kebab. Dari satu formulasi kebab
diperoleh kulit kebab sebanyak 16 buah, dan daging kebab dari bahan baku daging
78
yaitu pada daging kebab kebab, daging kebab dipanggang sebentar saja di atas pan
atau wajan yang sudah dioles margarin hingga muncul warna bercak kecoklatan.
pengolahan kebab diawali dengan meletakkan kulit kebab di atas nampan, selada,
mentimun, dan tomat disusun di tengah kulit kebab dengan bentuk memanjang.
memanjang dan ditambahkan irisan bawang bombai. Setelah itu saus sambal dan
dipadatkan.
untuk meningkatkan daya tarik terhadap konsumen dan dilengkapi dengan label.
Kemasan yang digunakan dalam kebab ayam jamur tiram adalah selopan dengan
ukuran 3A, karena dengan menggunakan selopan produk dapat terlihat dari luar.
nama produk, nama produsen, Angka Kecukupan Gizi (AKG), komposisi dan
pelabelan merupakan hal penting dalam sebuah kemasan. Pada label dapat berisi
identitas produk, ukuran produk, jenis dan nama produk, nama dan alamat pabrik,
jamur tiram. Oleh karena itu untuk menjaga mutu produk maka dilakukan proses
pengawasan mulai bahan baku, proses pengolahan serta produk jadi. Pengawasan
mutu kebab ayam jamur tiram dilakukan dengan melakukan analisa terhadap kadar
air, kadar abu, kadar lemak, kadar protein, karbohidrat, uji mikrobiologi, uji
Gizi). Pengujian dilakukan dengan cara kebab ayam jamur tiram dihancurkan
secara keseluruhan terlebih dahulu, sampel yang diuji harus mewakili dari semua
rendemen.
berat produk yang dihasilkan dibagi dengan berat bahan baku. Rendemen yang
dihasilkan adalah 94,33 %, tingginya nilai rendemen kebab karena bahan yang
80
digunakan umumnya menggunakan kadar air tinggi seperti sayur- sayuran segar
seperti selada, mentimun dan tomat, ditambah lagi adanya pemakaian saus sambal
Analisa proksimat yang dilakukan terhadap produk kebab ayam jamur tiram
adalah analisa kadar air, kadar abu, protein, lemak, karbohidrat. Hasil analisa
A. Kadar Air
Hasil pengujian kadar air kebab ayam jamur tiram menunjukkan bahwa
persentase kadar air adalah 63,35 %. Kebab ayam jamur tiram termasuk makanan
ditambah lagi dengan penggunaan saus sambal dan mayonais. Menurut Kusnandar
mikroba (kapang, khamir dan bakteri). Untuk dapat tumbuh, mikroba memerlukan
air bebas karena mikroba tidak dapat menggunakan air yang terikat kuat dalam
matriks pangan. Mikroba dapat tumbuh lebih mudah dalam pangan yang
mengandung kadar air tinggi, tetapi akan sulit tumbuh pada pangan dengan kadar
air rendah.
81
B. Kadar Abu
Dari hasil uji kadar abu yang dilakukan terhadap kebab ayam jamur tiram
didapatkan sebanyak 2,05 %, nilai kadar abu suatu makanan erat sekali kaitannya
dengan adanya mineral yang terdapat di dalam suatu bahan pangan, ini menandakan
didalam 100 gram kebab terdapat 2,05 gram mineral. Menurut Andarwulan et all.,
(2011), bahan pangan mengandung kadar abu atau komponen anorganik dalam
jumlah yang berbeda. Abu tersebut disusun oleh berbagai jenis mineral dengan
komposisi yang beragam tergantung tada jenis dan sumber bahan pangan.
C. Kadar Protein
Dari hasil uji protein yang dilakukan terhadap kebab ayam jamur tiram
didapatkan kadar protein 7,45 %. Sumber protein dapat berasal dari bahan – bahan
yang digunakan mengandung protein yaitu protein pada daging ayam dan protein
yang bersumber dari jamur tiram. Menurut Direktorat Gizi Departemen Kesehatan
RI (1981), didalam 100 gram daging ayam terkandung 18,2 gram protein,
sedangkan jamur tiram mengandung 10,5 gram protein. Andarwulan et all., (2011)
globular yang umumnya mempunyai sifat dapat larut dalam air, protein serat yang
tidak larut dalam air, dan protein konyugasi yaitu protein yang berikatan dengan
D. Kadar Lemak
Dari hasil analisa lemak yang dilakukan kebab ayam jamur tiram
mengandung lemak sebanyak 4,80 %. Kandungan lemak pada kebab ayam jamur
kebab ayam jamur tiram banyak mengandung protein. Lemak berfungsi sebagai
cadangan energi dalam tubuh, serta di dalam makanan lemak juga berfungsi sebagai
peningkat cita rasa. Menurut Winarno (2004), lemak berfungsi untuk penambah
kalori serta memperbaiki tekstur dan cita rasa bahan pangan. Andarwulan et all.,
(2011) menyebutkan bahwa lemak atau minyak adalah salah satu komponen gizi
utama sebagai penyumbang energi dalam tubuh. Konversi energi dari lemak
mencapai 9 kkal/g jauh lebih efisien dibandingkan dengan protein dan karbohidrat
E. Karbohidrat
menunjukkan bahwa di dalam kebab terdapat 22,34 % energi yang berasal dari
karbohidrat. Karbohidrat pada kebab terdapat pada kulit kebab yaitu tepung terigu,
yaitu diperoleh dari pengurangan angka 100 dengan persentase komponen lainnya.
Menurut Ayustaningwarno (2014), uji hedonik adalah salah satu pengujian yang
kesukaan ini disebut skala hedonik seperti sangat suka, suka, agak suka, agak tidak
suka, tidak suka, dan lain-lain. Dalam analisis datanya, skala hedonik
ditransformasikan ke dalam angka dan dapat dilakukan analisa statistik. Uji hedonik
83
dilakukan dengan panelis yang belum terlatih dengan 20 jumlah panelis. Hasil uji
A. Warna
Dari Tabel 29, terlihat warna mempunyai nilai 4,35 yang berarti agak suka.
Panelis agak suka karena warna kulit kebab agak berwarna kuning kemerahan yang
disebabkan oleh penambahan bubur wortel. Selain itu warna kulit kebab juga
berasal dari proses pemanggangan di atas teflon yang menyebabkan kulit kebab
berwarna bercak kecoklatan akibat dari reaksi mailard. Menurut Winarno (2004),
reaksi mailard adalah reaksi pencoklatan non enzimatis yang terjadi karena adanya
B. Rasa
Rasa berdasarkan Tabel 29, mempunyai nilai 4,00 yang berarti agak suka
juga. Rasa berasal dari bahan yang digunakan yaitu ayam dan jamur tiram pada
menyebabkan rasa yang berbeda dari daging kebab pada umumnya, sehingga
menyebabkan panelis agak suka. Selain itu pada daging kebab menggunakan
rempah-rempah yang menyebabkan cita rasa yang khas pada daging kebab.
hasil pertanian yang digunakan sebagai sumber cita rasa dan aroma. Rempah-
rempah ini mengandung oleoresin sehingga cita rasa dan aromanya tajam serta
spesifik. Sedangkan Minantyo (2011) berpendapat bahwa bumbu dan rempah yang
makan.
C. Tekstur
Tekstur kebab ayam jamur tiram mempunyai nilai 3,75 berarti agak disukai.
Panelis memberikan penilaian tersebut karena kulit kebab teksturnya agak keras
dibandingkan dengan kulit kebab pada umumnya. Hal ini disebabkan oleh
serat yang tidak larut dalam air yaitu golongan selulosa. Winarno (2004)
menyatakan bahwa serat yang tidak larut dalam air tidak mudah dicerna oleh tubuh,
dan yang tergolong dalam serat tidak larut ini adalah selulosa (misalnya wortel, bit,
umbi-umbian, bekatul), hemiselulosa (didapat pada kulit ari yang menutupi beras
atau gandum), dan lignin (terdapat pada batang, kulit dan daun sayur-sayuran).
D. Aroma
Aroma mempunyai nilai 4,20 yang berarti agak suka. Aroma berasal dari
bumbu dan rempah yang ditambahkan pada daging kebab. Namun aroma daging
kebab juga dipengaruhi oleh aroma jamur tiram yang agak berbau kurang sedap.
Dengan proses pemasakan diharapkan aroma ini akan berkurang, ternyata masih
terasa bagi panelis yang melakukan uji organoleptik. Menurut Minantyo (2011),
bumbu rempah yang digunakan di dalam masakan akan berfungsi sebagai pemberi
E. Kenampakan
penggunaan wortel pada kulit kebab dapat mempengaruhi kenampakan dari kulit
kebab. Perbedaan kebab ayam jamur tiram dengan kebab pada umumnya yaitu dari
segi warna kulit kebab ayam jamur tiram agak berwarna kuning kemerahan yang
khamir dalam pengujian kebab ayam jamur tiram. Metoda yang digunakan untuk
total mikroba dan kapang khamir adalah metoda hitungan cawan yaitu Total Plate
Count (TPC). Hasil pengujian mikrobiologi kebab ayam jamur tiram dapat dilihat
Tabel 30. Hasil pengujian mikrobiologi pada kebab ayam jamur tiram
Jumlah mikroba
Pengamatan
koloni/g
Total mikroba 1,2 x 105
Total kapang khamir 1,1 x 105
Dari Tabel 30, dapat dilihat bahwa total mikroba kebab ayam jamur tiram
yang menggunakan media PCA (Plate Count Agar) adalah 1,2 x 105 koloni/ g.
Sedangkan untuk total kapang khamir menggunakan media APDA (Acidified Potato
Dextrose Agar) didapatlah jumlah mikroba sebanyak 1,2 x 105 koloni/ g.. Menurut
Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia Nomor
jamur tiram masih dalam batas yang diizinkan karena pengamatan mikroba
produk pangan, baik itu bahan, alat, maupun pekerja, serta tempat yang digunakan
untuk pengolahan
disebabkan beberapa hal yaitu, berasal dari bahan baku yang digunakan, berasal
dari pekerja, peralatan, ruangan dan udara di lingkungan pengolahan, berasal dari
kontaminasi silang seperti produk jadi yang bercampur dengan bahan baku, dan
Allowances (RDA) adalah taraf konsumsi zat-zat gizi esensial. Yang berdasarkan
pengetahuan ilmiah dinilai cukup untuk memenuhi kebutuhan hampir semua orang
sehat (Almatsier,2001). Angka Kecukupan Gizi (AKG) kebab ayam jamur tiram
untuk per kemasan (245 g) dengan diet 2000 kkal dapat dilihat pada Tabel 31.
Tabel 31. Informasi nilai gizi kebab ayam jamur tiram per kemasan (245 g)
Jumlah kalori
Zat gizi Jumlah (g) AKG (%)
(kkal)
Protein 12,27 49,08 24,54
Lemak 19,93 179,36 29,89
Karbohidrat 60,16 240,63 20,05
% AKG untuk diet 2000 kkal, kebutuhan gizi setiap orang mungkin lebih tinggi
atau lebih rendah
Dari Tabel 31, terlihat hasil angka kecukupan gizi yang dapat disumbangkan
oleh kebab dalam per kemasan (245 g) untuk diet 2000 kkal adalah untuk
87
protein 12,27 g (49,08 kkal) adalah 24,54 % dari kebutuhan sehari yaitu 100 %
(200 kkal/50 g). Menurut Widyakarya Pangan dan Gizi (1998) cit. Evawati (2014),
angka kecukupan protein yang dianjurkan (per orang per hari) adalah untuk pria
Angka kecukupan gizi yang dapat disumbangkan oleh kebab dalam per
kemasan (245 g) untuk diet 2000 kkal adalah untuk lemak 19,93 g (179,36 kkal)
adalah 29,89 % dari kebutuhan sehari yaitu 100% (600 kkal/66,67 g). Menurut
Evawati (2014) angka kecukupan gizi yang dianjurkan untuk lemak dengan diet
2000 kkal adalah 20-30 % dari kebutuhan energi total yaitu 400-600 kkal.
Angka kecukupan gizi yang dapat disumbangkan oleh kebab dalam per
kemasan (245 g) untuk diet 2000 kkal adalah untuk karbohidrat 60,16 g
(240,63 kkal) adalah 20,05 % dari kebutuhan sehari yaitu 100 % (1200 kkal/300 g).
Menurut Evawati (2014) angka kecukupan gizi yang dianjurkan dengan diet 2000
kkal adalah 60-70 % dari kebutuhan energi total yaitu 1200-1400 kkal.
Dengan mengkonsumsi satu buah kebab seberat 245 gram telah terpenuhi
dipengaruhi oleh tingginya kalori lemak yang dihasilkan dalam tubuh yaitu 9,
Andarwulan et all., (2011) menyebutkan bahwa lemak adalah salah satu komponen
gizi utama sebagai penyumbang energi dalam tubuh. Konversi energi dari lemak
mencapai 9 kkal/ g jauh lebih efisien dibandingkan dengan protein dan karbohidrat
4.4 Pemasaran
yaitu gedung kuliah, taman samping mushala dan disamping asrama putri, dan
tempat kedua yaitu menjajakan produk ke kantor-kantor dan tempat kerja lainnya
seperti Kantor Bupati, Puskesmas, dinas Pendidikan dan sebagainya. Selain itu, ada
juga dibawa ke Padang pada Hari Pangan Sedunia yang bertempat di Kantor Badan
Ketahanan Pangan Kota Padang. Menurut Hambali, Suryani dan Rivai (2007),
4.5.1 Sanitasi
Dalam pengolahan kebab ayam jamur tiram dilakukan dengan baik untuk
bahan baku, pekerja, ruang produksi, dan peralatan yang digunakan. Sebelum dan
sesudah produksi, Pekerja harus mencuci tangan dengan sabun yang dibilas dengan
menggunakan air bersih hingga bersih. Menurut Rauf (2013), sanitasi merupakan
higienis yang dirancang untuk mempertahankan lingkungan yang bersih dan sehat
Sanitasi bahan baku dilakukan dengan cara meletakan bahan di tempat yang
dengan air mengalir yang bersih seperti wortel, daging ayam, jamur tiram, selada,
mentimun, dan tomat. Menurut Minantyo (2011), bahan makanan basah yang tidak
dalam bentuk kering disimpan di dalam almari atau gudang bahan kering
(dry storsge).
B. Sanitasi Pekerja
Sanitasi pekerja yang dilakukan saat PUM yaitu mencuci tangan sebelum
dan sesudah pengolahan produk PUM. Saat melakukan pengolahan pekerja pada
umumnya menggunakan sarung tangan, hanya dibagian tertentu saja yang tidak
menggunakan sarung tangan seperti persiapan bahan – bahan baku, sedangkan pada
itu sanitasi pekerja yang diterapkan adalah tidak menggunakan perhiasan, tidak
banyak berbicara saat proses pengolahan dan pekerja memiliki kuku yang selalu
dipotong pendek. Sedangkan sanitasi pekerja yang kurang berjalan dengan baik
untuk laki-laki tidak ada menggunakan petutup kepala, tidak menggunakan masker
saat bekerja.
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa sanitasi pekerja saat PUM
cukup berjalan dengan baik. Menurut Rauf (2013), upaya yang paling utama untuk
terhadap higiene personal. Beberapa hal yang perlu diperhatikan terkait kebiasaan
penjamah makanan yang berdampak pada keamanan pangan yang berdampak pada
a. Pekerja yang sakit tidak boleh kontak dengan makanan, atau peralatan yang
c. Hindari menyentuh atau menggaruk bagian tubuh, seperti kepala, rambut dan
wajah.
e. Hindari merokok saat bekerja di dapur atau sedang menangani makanan dan
peralatan makanan.
h. Menutup luka. Jika ada luka pada jari pekerja, sebaiknya ditutup menggunakan
l. Setelah menyentuh bahan yang tidak steril seperti uang, sebaiknya menyentuh
C. Sanitasi Alat
Sanitasi alat yang dilakukan saat PUM yaitu mencuci alat dengan
dengan kain lap bersih. Menurut Elida (2015), Sanitasi alat ditujukan untuk
91
permukaan alat ataupun wadah. Rauf (2013), berpendapat bahwa tahap awal
cairan pembersih atau deterjen untuk menghilangkan kotoran yang tampak, sisa
minyak dan debu. Tahap ketiga, membilas dengan air untuk membersihkan sisa
Sanitasi ruangan produksi pada saat PUM dilakukan dengan cara menyapu,
mengepel dan membersihkan kotoran yang ada dalam ruangan produksi sebelum
dan sesudah produksi, dan melap kotoran yang menempel pada meja-meja sampai
bersih dengan kain lap yang bersih. Hal ini bertujuan untuk membunuh bakteri dan
kuman yang terdapat pada ruang tersebut . Menurut Elida (2015), sanitasi ruangan
produksi harus tetap dijaga agar tidak terjadinya kontaminasi pada produk yang
dapat dilakukan dengan cara menyapu dan mengepel ruangan dengan desinfektan
yang ada agar bakteri dan kuman yang ada pada lantai mati. Selain itu pertukaran
Limbah kebab ayam jamur tiram berupa limbah padat dan limbah cair.
Limbah padat seperti tulang ayam, tangkai jamur tiram dan plastik-plastik kemasan
Pembuangan Akhir) yang juga terletak di belakang labor pengolahan untuk dibakar
dan ada juga dikubur agar sanitasi dapat terjaga dengan baik. Menurut Roza (2003),
92
Open dump yaitu menempatkan sampah diareal tanah yang terbuka tanpa
Untuk limbah yang bersifat cair dapat berupa air pencucian bahan baku yang
langsung dibuang kedalam wastafel tempat pencuci piring dan dialir ke tempat
pembuangan limbah cair yaitu berupa kolam resapan (cesspool) yang terletak di
belakang labor pengolahan yang kemudian diserap oleh tanah. Menurut Aswafi
dan Yuantari (2014), cara kerja kolam resapan (cesspool) adalah kebalikan dari
sumur. Air limbah yang tidak diolah dimasukkan ke dalam suatu lubang di dalam
Dinding biasanya dilapisi dengan pasangan batu bata atau batu tanpa diberi matriks
produksi serta terpisah antara sampah kering dengan sampah basah. Tempat sampah
harus selalu tertutup, tidak terlalu berat, mudah dicuci dan ada penganannya. Selain
tempat sampah yang harus ada adalah tempat pembuangan air kotor karena
berfungsi untuk pembuangan limbah dari sisa pengolahan makanan yang berupa
cairan.
Perhitungan analisa finansial kebab ayam jamur tiram yang dilakukan yaitu
perhitungan biaya produksi, total periode produksi, total produksi, harga jual per
kemasan, total pendapatan, total penjualan, R/C ratio, BEP dan keuntungan. Analisa
finansial dihitung bertujuan untuk melihat kelayakan usaha dari kebab ayam jamur
tiram yang dapat dilihat dari total pendapatan dan keuntungan selama delapan kali
93
produksi. Rekapitulasi analisa finansial pembuatan kebab ayam jamur tiram dapat
Total biaya produksi selama delapan kali periode yang dikeluarkan dalam
pembuatan kebab ayam jamur tiram dipengaruhi oleh besarnya jumlah produksi
setiap proses yaitu 288 kemasan. Harga jual kebab dua macam yaitu Rp. 8000 dan
Rp.10.000. Kebab dengan harga jual Rp. 8000 dijajakan disekitar kampus dan
kantor – kantor di wilayah Lima Puluh Kota dan sekitarnya selama 7 kali periode,
sedangkan kebab dengan harga Rp. 10.000 dijual di Kantor Badan Ketahanan
Pangan Kota Padang pada Hari Pangan Sedunia untuk memenuhi permintaan pada
hari tersebut selama 1 kali peridoe PUM, maka didapat rata-rata keuntungan
94
penjualan dalam 8 kali periode yaitu Rp. 110.287 dengan R/C ratio 1,57. Artinya
dari modal 1 rupiah akan didapat keuntungan sebesar 0,57 rupiah. Dengan demikian
harga kebab yang dijual Rp.10.000 pada Hari Pangan Sedunia tersebut maka
pendapatan dan keuntungan akan makin tinggi jika dibandingkan dengan yang
idealnya yaitu rata-rata keuntungan yang idealnya dalam 8 kali periode yaitu Rp.
94.287 dengan R/C ratio 1,49. Artinya dari modal 1 rupiah akan didapat
keuntungan sebesar 0,49 rupiah. Thaib (2002), menyatakan bahwa R/C Ratio
merupakan perbandingan antara total penjualan produk dengan total biaya produksi
Biaya bahan baku pembuatan kebab ayam jamur tiram lebih rendah dari
kebab dipasaran, karena kebab yang ada dipasaran menggunakan daging sapi,
dimana harga daging sapi lebih mahal dari daging ayam. Semakin banyak bahan
yang diproduksi maka semakin besar biaya yang dikeluarkan, begitu juga dengan
Dari rekapitulasi finansial delapan kali periode produksi kebab ayam jamur
tiram, maka didapatlah R/C ratio 1,49 untuk yang idealnya dan 1,57 untuk
pelaksanaan penjualannya hal ini disebabkan oleh perbedaan harga yang telah
disebutkan diatas tadi, dengan BEP harga Rp 5.381 dan BEP produk 194 kemasan,
yang artinya dengan menjual kebab ayam jamur tiram seharga Rp. 5.187 didapatlah
keuntungan idealnya yaitu Rp. 754.292, didapat rata-rata keuntungan Rp. 94.287.
95
5.1 Kesimpulan
1. Pada pembuatan kebab ini dilakukan tiga proses pengolahan yaitu pengolahan
berat tepung terigu. Sedangkan pengantian daging sapi dengan daging ayam dan
4. Hasil pengujian analisa proksimat kebab adalah 63,35 % untuk kadar air, kadar
abu 2,05 %, kadar protein 7,45 %, lemak 4,80 %, dan karbohidrat 22,34 %
5. Total mikroba kebab 1,2 x 105 koloni/g untuk total bakteri, dan 1,1 x 105
6. Dari hasil uji organoleptik rata-rata kesukaan pada warna yaitu 4,30 (agak
disukai), rasa 4,00 (agak disukai), tekstur 3,75 (agak disukai), aroma 4,20 (agak
7. Angka kecukupan gizi (AKG) telah terpenuhi dari 1 kemasan kebab (245 g)
yaitu protein 25,54 %, lemak 29,89 % dan karbohidrat 20,05 % berdasarkan diet
2000 kkal.
8. R/C Ratio kebab selama 8 x periode adalah >1 yaitu 1,49 dengan BEP harga
yaitu Rp. 5.381 dan BEP produk adalah 194 kemasan, dengan keuntungan yang
5.2 Saran
sebanyak 20 % dari berat tepung terigu. Sedangkan dalam pembuatan daging kebab
perbandingan yang terbaik untuk daging ayam dan jamur tiram adalah 3 : 2.
Sebaiknya dalam pembuatan daging kebab ditambahkan air es, supaya terbentuk
Almatsier, S. 2001. Prinsip dasar ilmu gizi. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
334 hal.
Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia. 2009. Penetapan batas
maksimum cemaran mikroba dan kimia dalam makanan.
http://codexindonesia.bsn.go.id/uploads/download/Regulasi%20Pangan%2
0BPOM%20No%20HK.00.06.1.52.4011.pdf. (diakses tanggal 27 januari
2016).
Bangun, A, P. 2003. Vegetarian pola hidup sehat berpantang daging. Agro Media
Pustaka. Depok. 59 hal.
Dalimartha, S. dan F. Adrian. 2011. Khasiat buah dan sayur. Penebar Swadaya.
Jakarta. 172 hal.
Dirktorat Gizi Departemen Kesehatan RI. 1981. Daftar komposisi bahan makanan.
Departemen Kesehatan. Jakarta. 53 hal.
Evawati. 2005. Teknologi pengolahan lemak dan minyak. Buku Ajar. Politeknik
Pertanian Negeri Payakumbuh. Tanjung Pati. 54 hal.
-----------. 2014. Ilmu gizi pangan. Buku Kerja Praktek Mahasiswa. Politeknik
Pertanian Negeri Payakumbuh. Tanjung Pati. 58 hal.
-----------. 2015. Teknologi pengolahan lemak dan minyak. Buku Kerja Praktek
Mahasiswa. Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh. Tanjung Pati. 108
hal.
Hambali, E. A. Suryani dan M. Rivai. 2007. Membuat aneka bumbu instan pasta.
Penebar Swadaya. Depok. 96 hal.
Harni, M. dan S. Desminarti. 2015. Penilaian dengan inderawi. Buku Kerja Praktek
Mahasiswa. Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh.Tanjung Pati. 88
hal.
-------------, dan Sugiono, 2013. Prinsip proses dan teknologi pangan. Alfabeta.
Bandung. 320 hal.
Novita, R. dan F, Violalita. 2014. Perencanaan bisnis lanjutan (E’SHIP III). Buku
Kerja Praktek Mahasiswa. Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh.
Tanjung Pati. 85 hal.
100
Rahzarni. 2003. Penanganan dan pengolahan susu dan telur. Buku Ajar. Politeknik
Pertanian Negeri Payakumbuh. Tanjung Pati. 76 hal.
----------. 2009. Teknologi roti kue. Buku Ajar. Politeknik Pertanian Negeri
Payakumbuh.Tanjung Pati. 64 hal.
----------. 2015. Teknologi roti kue. Buku Kerja Praktek Mahasiswa. Politeknik
Pertanian Negeri Payakumbuh. Tanjung Pati. 86 hal.
Rauf, R. 2013. Sanitasi pangan dan HACCP. Graha Ilmu. Yogyakarta. 61 hal.
Roza, I. 2003. Teknologi penganan limbah. Buku Ajar. Politeknik Pertanian Negeri
Payakumbuh. Tanjung Pati. 82 hal.
Sunarjono, H. 2013. Bertanam 36 jenis sayur. Penebar Swadaya. Jakarta. 204 hal.
Suyanti. 2008. Membuat mie sehat bergizi dan bebas pengawet. Penebar Swadaya.
Depok. 68 hal.
----------. 2007. Membuat aneka olahan cabai. Penebar Swadaya. Depok. 75 hal.
101
Syah, D. 2012. Pengantar teknologi pangan. IPB press. Bogor. 566 hal.
Trimedona, N. 2004. Kimia dan analisa pangan I. Buku ajar. Politeknik pertanian
negeri payakumbuh. Tanjung pati. 46 hal.
----------------, 2014. Kimia dan analisa pangan I. Buku Kerja Praktek Mahasiswa.
Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh.Tanjung Pati. 88 hal.
----------------, dan Roza. I. 2014. Kimia dan analisa pangan II. Buku Kerja Praktek
Mahasiswa. Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh.Tanjung Pati.
87 hal.
U.S Wheat Assosiate. 1981. Pedoman pembuatan roti dan kue. Djambatan. Jakarta.
278 hal.
Winarno, F. G. 2004. Kimia pangan dan gizi. Gremedia Pustaka Utama. Jakarta.
251 hal.
Pencampuran
Wortel
Pemanasan
T = 60oC
4 Pengistirahatan
Sortasi
Susu cair adonan I
panas
Pembersihan
Pemotongan dan
pembagian adonan
Pengupasan
Pengistirahatan
adonan II
Pemotongan
Pembentukan
lembaran Penghalusan
2
Pemangangan Bubur wortel
Kulit kebab
Susu cair
103
Daging Jamur
Bawang ayam tiram
putih, jahe,
dan cabai
merah
Pembersihan Pembersihan
Pemisahan Pemotongan
Penghalusan daging dengan
tulang
Pemotongan
3 2
Penggilingan
4
5
Peloyangan
Tepung Ketumbar
maizena, dan lada
susu bubuk, bubuk
gula pasir,
Pemanggangan
dan garam
Daging kebab
Pendinginan
Pemotongan
104
Pengupasan Pemotongan
Pengirisan
Daging
kebab Pemarutan
Pemanggangan
2
5 3
4 1
Kulit kebab
7 6
Mayonais
e Kebab
Saus sambal
Pengemasan
105
A. Rendemen
3. Hasil produk dibagi dengan berat bahan awal kemudian dikali dengan 100%
B. Analisa Proksimat
a. Kadar air
5. Bahan yang akan diuji masukkan kedalam cawan dan timbang 5 gram.
penjepit.
7. Cawan dan bahan dikeringkan dalam oven selama 3 jam (sesuai dengan
bahan).
10. Cawan dan bahan dipanaskan lagi dalam oven selama 30 menit, dinginkan dan
a-b
KA (%) = x 100%
a
b. Kadar Abu
dalam tanur pengabuan, bakar selama 12-18 jam (semalam) sampai didapat
abu-abu. Pengabuan dilaksanakan dalam dua tahap pertama pada pada suhu
3. Tanur dimatikan dan tunggu suhunya turun sampai 2500C atau lebih rendah,
baru pintu tanur dibuka dengan hati-hati untuk menghindari kehilangan abu
yang halus/ringan.
Perhitungan :
2. Sampel dipanaskan mulai dari api kecil sampai asap hilang. Jika asap hilang
panaskan dengan api besar sampai mendidih dan cairan menjadi jernih.
(lebih kurang 50 ml) dan pindahkan kedalam labu destilasi, 20 ml NaOH 40%.
erlemeyer yang telah berisi asam borat 4% (15 ml) dan 3-5 tetes indikator
conway (warna merah muda) sampai tidak ada lagi gas amonia yang
kewarna semula. Untuk blanko lakukan hal yang sama dengan mengganti
d. Kadar Lemak
1. Gunakan labu lemak yang ukurannya sesuai dengan alat ekstraksi soklet,
saring.
3. Kertas saring yang beisi sampel diletakkan kedalam alat ekstraksi soklet,
5. Refluk dilakukan selama minimum 2 jam sampai pelarut yang turun kembali
6. Pelarut yang ada di dalam labu lemak didistilasi, dan ditampung pelarutnya.
Labu lemak yang berisi lemak hasil ekstraksi dipanaskan dalam oven pada
suhu 1050C
e. Kadar Karbohidrat
1. Setelah didapatkan kadar lemak dan kadar proteinnya, kadar karbohidrat dapat
Karbohidrat (%) = 100% - (kadar protein + kadar lemak + kadar air + kadar
abu)
109
C. Pengujian Organoleptik
Nama panelis :
Tanggal pengujian :
Jenis contoh :
di bawah.
Keterangan Nilai :
1. Suka =5
2. Agak suka =4
3. Netral =3
4. Agak tidak suka =2
5. Tidak suka =1
110
D. Pengujian Mikrobiologi
1. Tabung reaksi disiapkan yang berisi larutan pengencer steril dengan volume 9
(pengencer 10-1).
3. Tabung reaksi dikocok hingga homogen dan ambil 1 ml dari 10-1, masukkan
6. Media PCA (Plate Count Agar) untuk total mikroba dan APDA (Acidified
Potato Dextrose Agar) untuk total kapang khamir dituangkan sebayak 12-15
ml, media digoyangkan diatas meja dan setelah membeku inkubasi selama 24-
Rumus :
1
Jumlah mikroba (koloni/g) = jumlah mikroba x
f. pengencer
1
Jumlah kapang khamir (koloni/g) = jumlah mikroba x
f. pengencer
111
Ketua PUM
Bendahara
A. Hasil rendemen
= 3.920 g
3.920
= x 100%
4.155,8
= 94,33 %
a. Kadar Air
= 5,3247 – 3,4704
= 1,8543 (b)
a-b
KA (%) = x 100%
a
5,0601 g - 1,8543 g
= x 100 %
5.0601 g
b. Kadar Abu
= 20,1434 g – 20,0811 g
= 0,0623 g
0,0623
= x 100%
3,0462
= 0,02045 x 100 %
= 2,05 %
N HCl : 0,0505 N
8,7 x 0,0505 x 14
= x 100 %
515,7
= 1,193 x 6,25
= 7,45 %
d. Kadar Lemak
= 103,8413 g – 103,3553 g
= 0,486 g
0,486
= x 100 %
10,1227
= 0,048011 x 100 %
= 4,80 %
e. Kadar Karbohidrat
Kadar KH (%) = 100 % - (kadar air + kadar abu + kadar protein + kadar lemak) %
Penilaian
Panelis
Warna Rasa Tekstur Aroma Kenampakan
P1 3 5 4 4 5
P2 5 5 4 5 5
P3 4 3 4 4 3
P4 3 3 4 4 4
P5 4 5 5 4 3
P6 5 4 5 5 5
P7 4 4 4 4 4
P8 5 4 3 4 5
P9 5 2 3 4 5
P10 5 5 4 5 5
P11 5 4 4 5 5
P12 4 4 4 4 4
P13 5 4 3 4 5
P14 4 5 4 5 5
P15 4 3 4 4 5
P16 5 4 4 4 5
P17 4 3 3 3 4
P18 3 4 3 4 5
P19 5 5 4 4 4
P20 5 4 2 4 2
Jumlah 87 80 75 84 88
Rata-rata 4,35 4,00 3,75 4,20 4,40
116
Perhitungan :
a. Total mikroba
1
Jumlah mikroba (koloni/g) = jumlah mikroba x
f. pengencer
1
= 116 x
10⁻³
= 116 x 10⁻³
= 1,2 x 10⁵
32 x 10⁻⁴
Total kapang khamir =
112 x 10⁻³
320 x 10⁻³
=
112 x 10⁻³
1
Jumlah mikroba (koloni/g) = jumlah mikroba x
f. pengencer
1
= 112 x
10⁻³
= 112 x 10⁻³
= 1,1 x 10⁵
117
Jumlah gizi per 100 g bahan Jumlah Jumlah gizi per berat bahan
Jumlah
Bahan K P L KH per K P L KH
(g) (kal) (g) (g) (g) 100 g (kal) (g) (g) (g)
Tepung terigu 500 365 8,9 1,3 77,3 5 1825 44,50 6,50 386,50
Wortel 100 42 1,2 0,3 9,3 1 42 1,20 0,30 9,30
Garam 23 0 0 0 0 0,23 0 0 0 0
Baking powder 10 0 0 0 0 0,1 0 0 0 0
Gula 20 364 0 0 94 0,2 73 0 0 18,80
Minyak goreng 40 902 0 100 0 0,4 361 0 40 0
Susu cair 154,8 502 27 26 40 1,5 777 41,80 40,25 61,92
Daging ayam 300 302 18,2 25 0 3 906 54,60 75 0
Jamur tiram 200 367 10,5 1,7 56,6 2 734 21 3,40 113,20
Bawang putih 20 95 4,5 0,2 23,1 0,2 19 0,90 0,04 4,62
Jahe 2 51 1,5 1 10,1 0,02 1 0,03 0,02 0,20
Ketumbar 4 404 14,1 16,1 54,2 0,04 16 0,56 0,644 2,17
Cabe merah 20 31 1 0,3 7,3 0,2 6 0,20 0,06 1,46
Lada 2 359 11,5 6,8 64,4 0,02 7 0,23 0,14 1,29
Tepung maizena 130 343 0,3 0 85 1,3 446 0,39 0 110,50
Susu bubuk 20 36 3,5 0,1 5,1 0,2 7 0,70 0,02 1,02
Margarin 50 720 0,6 81 0,4 0,5 360 0,30 40,50 0,20
Bawang bombai 480 45 1,4 0,2 10,3 4,8 216 6,72 0,96 49,44
Selada 480 15 1,2 0,2 2,9 4,8 72 5,76 0,96 13,92
Tomat 480 20 1 0,3 4,2 4,8 96 4,80 1,44 20,16
Mentimun 480 12 0,7 0,1 2,7 4,8 58 3,36 0,48 12,96
Saus sambal 320 9,8 2 0,4 24,5 3,2 31 6,40 1,28 78,40
Mayonais 320 390 0,9 33,4 23,9 3,2 1248 2,88 106,88 76,48
Jumlah 4155,8 5375 110 294,40 595,30 41,56 7301,32 196,33 318,868 962,54
Jumlah kemasan 16
Jumlah per kemasan 245 g 456,33 12,27 19,93 60,16
Protein
Kebutuhan Protein = 10 - 15 %
= 49,08 kkal
= 200 kkal
=
49,08
% AKG x 100 %
200
= 24,54 %
118
Lemak
Kebutuhan Lemak = 20 - 30 %
= 179,36 kkal
30
Diet 2000 kkal = x 2000 kkal
100
= 600 kkal
179,36
% AKG = x 100 %
600
= 29,89 %
Karbohidrat
Kebutuhan Karbohidrat = 60 - 70 %
= 240,63 kkal
60
Diet 2000 kkal = x 2000 kkal
100
= 1200 kkal
240,63
% AKG = x 100 %
1200
= 20,05 %
119
Contoh perhitungan :
= 1,57 = 1,49
Rp. 1.549.708
=
288 kemasan
= Rp. 5.381
Rp. 1.549.708
=
Rp. 8.000
= 194 kemasan
= Rp. 882.292
= Rp. 754.292
121
Jahe
Ketumbar
Selada Tomat
124
Mayonnais
125
Penggilingan Peloyangan
c. Pengolahan kebab
Pengemasan
Pelabelan
132