Anda di halaman 1dari 4

NGASAK SAHANG

Keterampilan Seni Musik

Dosen Pengampu: Onny Nur Pratama, M.Pd

Nama Kelompok:

Nurhadi Ramadhan 170141260

Lola Anjasfani 170141259

Fitria Sumarni 170141258

Septi Amelia 170141263

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

MUHAMMADIYAH BANGKA BELITUNG

2019
A. Sejarah Ngasak Sahang

Tanaman lada (Piper nigrum Linn) berasal dari daerah Ghat Barat, India.
Demikian juga, tanaman lada yang sekarang banyak ditanam di Indonesia ada
kemungkinan berasal dari India. Sebab pada tahun 110 SM – 600 SM banyak
koloni Hindu yang datang ke Jawa. Mereka itulah yang diperkirakan membawa
bibit lada ke Jawa. Pada abad XVI, tanaman lada di Indonesia baru
diusahakan secara kecil-kecilan (Jawa). Tetapi pada abad XVIII, tanaman tersebut
telah diusahakan secara besar-besaran.

Lada adalah termasuk salah satu jenis tanaman yang telah lama diusahakan.
Dan hasilnya pun telah lama pula diperdagangkan dipasaran Eropa. Sehingga
perdagangan lada di Indonesia akhirnya dikenal di seluruh penjuru dunia. Lada
yang dipasarkan ke Eropa tersebut dibawa para pedagang lewat pusatpusat
perdagangan seperti Persia dan Arabia, Timur tengah dan Mesir. Di muka telah
diutarakan, bahwa tanaman lada telah lama diusahakan. Hal ini bisa dibuktikan,
bahwa semenjak tahun 372 SM, orang Yunani telah mengenal 2 jenis lada, yakni
lada hitam dan lada panjang atau cabe. Pada tahun 1290 telah diadakan pula
hubungan dagang lada antara Jawa dan Cina.

Laju perdagangan lada Indonesia ini lebih pesat lagi, setelah Colombus pada
1492 bisa menemukan India Barat, di Kepulauan Timur yang banyak rempah-
rempahnya. Dana kemudian disusul Vasco da Gama yang menemukan jalan baru,
lewat ujung Afrika pada tahun 1498. Pada abad pertengahan, lada merupakan raja
perdagangan dan merupakan rempah-rempah yang maha penting dan berharga
pada waktu itu. Bahkan bagi kerajaan Genua dan Venesia, lada menjadi sumber
kekayaan, sebagai halnya minyak tanah di Indonesia dewasa ini. Karena pada
waktu itu lada dianggap sangat berharga sehingga pada abad XIV dan XV, di
Jerman lada tersebut dipergunakan sebagai nilai tukar seperti halnya uang. Lada
juga dipergunakan untuk membayar gaji pegawai, pajak dan lain sebagainya.
B. Latar belakang Tema Ngasak Sahang
Ngasak sahang adalah kegiatan yang dilakukan oleh para petani yang menanam
sahang. Kegiatan ini dilakukan saat panen sahang kemudian sahang yang sudah
dipanen di isi ke dalam suyak, setelah suyak sudah terisi penuh baru di isi ke
dalam karung.
Biasanya orang-orang yang memanen sahang sangat ramai dan membutuhkan
waktu beberapa hari untuk menyelesaikan panen buah sahang yang sudah matang.
Setelah karung terisi penuh kemudian di jahit dengan menggunakan jarum karung
yang besar. Kemudian semua sahang tersebut di bawa ke sungai untuk di rendam
dan di tunggu beberapa minggu. Setelah beberapa minggu di rendam sahang
tersebut di ijak-ijak terlebih dahulu diluar air. Kemudian sahang tersebut
dimasukkan ke dalam tangguk secukupnya atau tergantung muatan tangguknya.
Setelah itu sahang tersebut digasok terlebih dahulu di dalam air. Kemudian di
pisahkan sampah batang dengan biji sahang. Kemudian biji sahang tersebut di isi
di dalam karung lalu sediakan terpal untuk menjemur sahang. Kemudian di
ratakan supaya sahang kering secara merata. Setelah sahang tersebut kering
sahang tersebut langsung di masukkan di dalam karung dan karung tersebut di
jahit kemudian di simpan pada tempat kering.

Sistem :

1. Alat musik
- Rebana
- Plastik
- Senar drum
- Pulpen
- Kertas
2. Posisi
- Nurhadi Ramadhan (Rebana)
- Lola Anjas Fani (Plastik)
- Fitria Sumarni (Senar Drum)
- Septi Amelia (Pulpen dan Kertas)
3. Vocal
- Nurhadi Ramadhan (Vokal)
- Lola Anjas Fani (Back Vokal)
- Fitria Sumarni (Back Vokal)
- Septi Amelia (Back Vokal)

Anda mungkin juga menyukai