Anda di halaman 1dari 11

PENGARUH LINGKUNGAN TERHADAP DENYUT JANTUNG

LARVA IKAN GURAMI

Oleh :
Nama : Trino Fauzi
NIM : B0A017021
Kelompok :4
Rombongan :I
Asisten : Dini Darmawati

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI DASAR II

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS BIOLOGI
PROGRAM STUDI DIII PENGELOLAAN SUMBERDAYA PERIKANAN
PURWOKERTO
2018
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ikan gurami (Osphronemus gouramy) adalah salah satu komoditas budidaya air
tawar yang tergolong dalam famili ikan Labirin (Anabantidae). Ikan ini tersebar di
kawasan tropis mulai dari India sampai Semenanjung Malaya dan Indonesia. Ikan
gurami memiliki nilai ekonomi dan harganya di pasar cukup tinggi. Produksi ikan
gurami mengalami peningkatan setiap tahunnya, namun belum dapat memenuhi
permintaan pasar. Banyak ditemukan kendala dalam usaha budidaya ikan gurami, salah
satu kendalanya adalah pertumbuhannya yang relatif lambat dibandingkan dengan ikan
air tawar lainnya. Ikan gurami dapat mencapai ukuran konsumsi dengan berat badan
minimal 500 gram dari benih yang berukuran 1 gram memerlukan waktu pemeliharaan
lebih dari satu tahun (Sarwono & Sitanggang, 2007).
Menghadapi suhu lingkungannya, hewan homeotermik melakukan regulasi suhu
(termoregulasi), suhu tubuhnya konstan walaupun suhu lingkungannya berfluktuasi.
Kehilangan panas lebih sedikit dibandingkan dengan laju produksi panas internalnya,
sehingga suhu tubuhnya lebih ditentukan oleh suhu internalnya. Perubahan suhu
memiliki pengaruh besar terhadap berbagai proses fisiologis. Pengaruh itu sendiri
misalnya pengaruh suhu terhadap konsumsi oksigen. Konsumsi oksigen pada organisme
dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal
antara lain spesies, stadium, bobot, aktivitas, jenis kelamin, dan reproduksi. Faktor
eksternal yang berpengaruh adalah salinitas, konsentrasi oksigen terlarut, suhu, cahaya,
status makan, dan karbondioksida (Karim, 2007).
Faktor penting dalam ekosistem perairan. Kenaikan suhu air dapat menimbulkan
kehidupan ikan dan hewan air lainnya terganggu. Air memiliki beberapa sifat termal
yang unik sehingga perubahan suhu dalam air berjalan lebih lambat daripada udara.
Suhu kurang mudah berubah walaupun di dalam air daripada di udara, namun suhu
merupakan faktor pembatas utama, oleh karena itu organisme akuatik sering memiliki
toleransi yang sempit. Pengukuran frekuensi denyut jantung dan lamanya kontraksi
jantung dapat dijadikan acuan seberapa jauh organisme mengalami adaptasi dalam
menghadapi kondisi yang tidak menguntungkan pada lingkungannya (Radiopoetra,
1977).
B. Tujuan

Tujuan dari praktikum pengaruh lingkungan terhadap denyut jantung larva ikan
gurami adalah untuk mempelajari pengaruh temperatur lingkungan dan zat kimia
terhadap jantung larva ikan gurami (Osphronemus gouramy).
II. MATERI DAN CARA KERJA

A. Materi

Alat yang digunakan pada praktikum kali ini adalah mikroskop, pipet tetes, cavity
slide, handcounter, beaker glass, dan termometer.
Bahan yang digunakan pada praktikum kali ini adalah air es, air panas, alkohol
5%, dan larva ikan gurami (Osphronemus gouramy).

B. Cara Kerja

1. Larva ikan gurami diambil


2. Diamati jantungnya, dihitung denyut jantungnya selama 15 detik
( ∑ x 4 = dJ/menit) (kontrol)
3. Ditetesi air panas, setelah itu ditetesi air es dan dilanjut dengan alkohol 5%
4. Diamati dan dihitung denyut jantungnya
III. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Tabel 3.1 Pengamatan denyut jantung larva ikan gurami


Kel Air dingin Air panas Alkohol Kontrol
Suhu dJ/meni Suhu dJ/meni % dJ/meni Suhu dJ/meni

t t t t
1 25 108 65 188 5 204 29 152
2 23 180 64 228 5 104 27 204
3 23 152 86 176 5 164 28 156
4 21 124 83 212 5 212 29 172

Perhitungan:

1. Kontrol = dJ Per menit = dJ × 4

= 43 × 4

= 172

2. Air dingin = dJ Per menit = dJ × 4

= 31 × 4

= 124

3. Air Panas = dJ Per menit = dJ × 4

= 53 × 4

= 212

4. Alkohol = dJ Per menit = dJ × 4

= 53 × 4

= 212
B. Pembahasan

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan didapat hasil bahwa larva ikan
gurami (Osphronemus gouramy) memiliki jantung yang akan berdenyut lebih cepat
ketika diberi perlakuan air dingin, air panas dan alkohol 5%, denyut jantung larva ikan
gurami akan meningkat dibandingkan keadaan normal pada saat kondisi temperatur atau
suhu yang tinggi serta adanya zat kimia. Hasil sesuai dengan pustaka, menurut Affandi
(2002), mahluk hidup memerlukan suatu sistem transportasi untuk melakukan
pengangkutan dan penyebaran enzim, alat nutrisi, oksigen, karbondioksida, garam-
garam, antibodi (kekebalan) dan senyawa N dari tempat asal ke seluruh bagian tubuh.
Ikan mempunyai organ sirkulasi darah dalam tubuh yang disebut jantung.
Jantung merupakan pembesaran otot yang spesifik di pembuluh darah atau suatu
struktur maskular berongga yang bentuknya menyerupai kerucut dan diselimuti oleh
kantung perikardial (perikardium). Pada ikan jantung terletak di perikardial disebelah
posterior insang. Kontraksi otot jantung ikan yang ditimbulkan sebagai sarana
mengkonversi energi kimiawi menjadi energi mekanik dalam bentuk dan aliran darah.
Berdasarkan strukturnya, jantung pada organisme akuatik (ikan, ampibia, reptil)
mempunyai tiga kamar utama yang terdiri dari dua atrium dan satu ventrikel. Jantung
ikan terdiri dari dua ruang yaitu atrium (auricle) dan yang berdinding tipis, venrtikel
yang berdinding tebal dan serta terdapat ruang tambahan yang disebut sinus venosus
(Affandi, 2002).
Menurut Affandi (2002), menyatakan bahwa bagian-bagian pada jantung, yaitu :
1. Sinus Venosus
Sinus venosus adalah ruang tambahan yang berdinding tipis, hampir tidak
mengandung jaringan otot dinding. Dinding kaudalnya bersatu dengan bagian depan dari
septum transversum, yang memisahkan rongga pericardial dari rongga pleuroperitoneal.
Darah venus dari seluruh tubuh, masuk ke sinus venous melalui sepasang doctus cuvieri
yang masuk di bagian lateral, dan sepasang sinus hepaticus yang masuk pada dinding
posterior dari sinus venosus. Vena coronaria yang datang dari dinding otot jantung, juga
masuk dari sinus veriosus selanjutnya darah melalui lubang sinus atrial masuk ke dalam
atrium.
2. Atrium
Atrium adalah ruang tunggal yang dindingnya relatif tipis, terletak anterior dari
sinus venosus. Darah melalui lubang atrioventikular diteruskan ke rongga ventrikel.
Lubang ini dijaga oleh klep atau katup atrioventrikular, supaya aliran darah tidak
kembali ke rongga atrium.
3. Ventrikel
Ventrikel adalah ruang berdinding tebal berotot, menerima darah hanya dari atrium
saja dan memompakan darah melalui aorta ventral ke insang. Ruang ini dibentuk oleh
dua lapisan otot yaitu lapisan otot luar disebut kortikal dan lapisan otot dalam disebut
spongi. Bagian ini menerima darah dari atrium melalui atrioventricular. Ujung anterior
dari ventrikel tumbuh memanjang dan berdinding tebal, di dalamnya terdapat suatu seri
klep semilunar.
Menurut Affandi (2002), menyatakan bahwa denyut jantung dibagi menjadi dua
tipe yaitu neurogenik dan jantung miogenik. Jantung neuregonik adalah jantung pada
hewan tingkat rendah (invertebrata) yang aktivitasnya diatur oleh sistem saraf sehingga
jika hubungan saraf dan jantung diputuskan maka jantung akan berhenti berdenyut.
Jantung miogenik denyutnya akan selalu ritmis meskipun hubungan dengan saraf
diputuskan. Bahkan bila jantung tekak diambil selagi masih hidup dan ditaruh dalam
larutan fisiologis yang sesuai akan tetap berdenyut. Jantung miogenik terdapat pada
jaringan otot khusus yang membuat simpul (nodal tissue) yang merupakan penggerak
jantung. Letak simpul pada ikan dan ampibi pada simpul venosus. Pada vertebrata yang
lebih tinggi, simpul yang mengeluarkan implus yang ritmik itu letaknya pada atrium
yang letaknya dekat vena cava yang disebut simpul sinoatrial. Menurut Chao et al
(2017), menyatakan bahwa detak jantung larva dibawah co-exposure lebih lambat dari
paparan tunggal.
Faktor faktor yang mempengaruhi detak jantung ikan diantaranya adalah ukuran
jantung, suhu, cairan isoosmotik dengan jantung. Fungsi larutan fisiologis diantaranya
untuk mengetahui daya tahan maksimal detak jantung diluar tubuh yang dimanipulasi
sehingga mirip dengan di dalam tubuh ikan diantaranya seperti zat nutrisi, natrium
oksigen dan lain-lain. Peranan jantung sangat penting dalam hubunganya dengan
pemompaan darah keseluruh tubuh melalui sistem sirkulasi darah, sirkulasi darah adalah
sistem yang berfungsi dalam pengangkutan dan penyebaran enzim, zat nutrisi, oksigen,
karbondioksida, garam-garam, antibodi dan senyawa N dari tempat asal keseluruh
bagian tubuh sehingga diperlukan tekanan yang cukup untuk menjamin aliran darah
sampai ke bagain-bagian jaringan tubuh (Affandi, 2002).
IV. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil praktikum yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa faktor yang
mempengaruhi denyut jantung larva ikan gurami (Osphronemus gouramy) yaitu suhu
atau temperatur yang tinggi maka denyut jantung akan meningkat serta pemberian zat
kimia seperti alkohol juga akan mengakibatkan denyut jantung larva ikan gurami akan
meningkat dari keadaan normal.
DAFTAR PUSTAKA

Affandi R., & Usman ,M.T., 2002. Fisioloogi Hewan Air. Pekanbaru: UNRI Press.
Chao, Shu, ju., Chin, Pao, Huang., Pei, Chung, Chen., & Chihpin, Huang., 2017.
Teratogenic responses of zebrafish embryos to decabromodiphenyl ether (BDE-
209) in the presence of nano-SiO2 particles, Chemosphere, 178, pp: 449-457.
Karim, M.Y., 2007. Pengaruh Salinitas dan Bobot Terhadap Konsumsi Kepiting Bakau.
Jurnal Sains dan Teknologi, 7(2), pp: 85-92.
Sarwono., & Sitanggang., 2007. Zoologi Umum. Jakarta: Erlangga.
Radiopoetra., 1977. Zoologi Umum. Jakarta: Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai