Anda di halaman 1dari 12

PEMBAHASAN

A. Memahami Karakter Individu

Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki penduduk

terbanyak di dunia setelah China. Selain itu juga, Indonesia memiliki beragam

kebudayaan, adat istiadat, suku, bahasa, dan agama. Sehingga jika kita melihat

Indonesia maka yang kita lihat adalah aneka ragam seni yang ada, yang menjadi

ciri khas tersendiri bagi negara kita. Namun, dengan banyaknya keanekaragaman

yang ada, banyak pada generasi milenial ini tidak bisa menghargai perbedaan

yang ada, seperti ketika kita sedang belajar teman kita menyetel musik disamping

kita, anak-anak yang menghidupkan petasan di sekitaran masjid ketika sedang

shalat tarawih, dan masih banyak lagi lainnya. Untuk itu kita harus bisa merubah

kebiasaan-kebiasaan buruk generasi milenial saat ini menjadi generasi yang

memiliki sikap toleran yang tinggi dalam menghadapi banyak perbedaan yang

ada. Caranya yaitu dengan kita memahami karakter setiap teman sehingga kita

memiliki rasa kepedulian yang tinggi antar sesama.

B. Karakter Individu

Manusia merupakan makhluk yang memiliki kesempurnaan tertinggi

karena ia dipersiapkan untuk menerima beban kewajiban. Di sisi lain, manusia

memiliki kelemahan yang paling mendasar dan ang menyebabkan dosa adalah

kepicikan dan kesempitan pikiran.1

1
Aina Noor Habibah: “Karakteristik Sifat Manusia Menurut Penafsiran Sayiid Qutb dan
Hamka”(Yogyakarta: Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, 2008), vi.
Setiap individu yang lahir ke dunia dengan suatu hereditas tertentu. Ini

berarti, bahwa karakteristik individu diperoleh melalui pewarisan/pemindahan

dari cairan-cairan “germinal” dari pihak orang tuanya.2

Dengan demikian, maka ragam karakter manusia di dunia ini banyak

sekali. Tidak hanya juga melalui hereditas, lingkungan pun mengambil peranan

penting dalam pertumbuhan dan perkembangan karakter seseorang.

Warisan atau keturunan memiliki peranan dalam pertumbuhan dan

perkembangan anak. Ia lahir ke dunia membawa ragam warisan yang berasal dari

ibu bapaknya atau nenek dan kakeknya. Warisan (keturunan atau pembawaan)

tersebut yang terpenting antara lain: bentuk tubuh, raut muka, warna kulit,

intelegensi, bakat, sifat-sifat atau watak dan penyakit.3

Ragam warisan dibawa anak ketika sedang didalam kandungan, sebagian

besarnya berasal dari kedua orang tuanya dan selebihnya berasal dari nenek dan

kakeknya. Karena tidak selamanya karakter yang dimiliki seorang anak berasal

dari kedua orang tuanya. Misalkan anak yang memiliki sifat pemarah. Itu tidak

dimiliki oleh kedua orang tuanya tetapi kakeknya.

Karakter tersebut juga dapat dibentuk yaitu dengan meningkatkan moral,

intelektual, emosional, dan sosial sebagai wujud integritas membangun jati diri.

Menurut Paul Gunaidi(2005) pada umumnya terdapat lima penggolongan

kepribadan yang dikenal dalam kehidupan sehari-hari, yaitu sebagai berikut.

2
Dalyono M, Psikologi Pendidikan, Jakarta, 2009, hal. 120. PT RINEKA CIPTA
3
Ibid. hal. 120.
1. Tipe Sanguin

Seseorang yang termasuk tipe ini memiliki ciri-ciri antara lain: memiliki

banyak kekuatan, bersemangat, mempunyai gairah hidup, dapat membuat

lingkungannya gembira dan senang. Akan tetapi, tipe ini pun memiliki

kelemahan, antara lain cenderung impulsive, bertindak sesuai

informasinya atau keinginannya.orang bertipe ini sangat mudah

dipengaruhi oaleh lingkungannya dan rangsangan dari luar dirinya, kurang

bisa menguasai diri atau penguasaan dirinya lemah, cenderung mudah

jatuh kedalam percobaan karena godaan dari luar dapat dengan mudah

memikatnya dan dia dapat masuk terperosok kedalamnya.

2. Tipe flegmatik

Seseorang yang termasuk tipe ini memiliki ciri antara lain: cenderung

tenang, gejolak emosinya tidak tampak, misalnya dalam kondisi sedih atau

senang, sehingga turun naik emosinya tidak tampak.

3. Tipe Melankolik

Seseorang yang termasuk tipe ini memiliki ciri antara lain: terobsesi

dengan karyanya yang paling bagus atau paling sempurna, mengerti

estetika keindahan hidup, perasaannya sangat kuat dan sensitif.

4. Tipe Kolerik

Seseorang yang termasuk tpe ini memiliki ciri antara lain: cenderung

berorientasi pada pekerjaan dan tugas, memiliki sisiplin kerja yang sangat

tinggi, mampu malakukan tugas dengan setia dan bertanggung jawab atas

tugas yang diembannya.


5. Tipe Asertif

Seseorang yang termasuk tipe ini memiliki ciri antara lain: mampu

menyatakan pendapat, ide, dan gagasannya secara tegas, kritis, tetapi

perasaannya halus sehingga tidak menyakiti perasaan orang lain.4

Hidup dalam suatu massa dimana ilmu pengetahuan berkembang dengan

pesatnya ntuk digunakan secara konstruksif maupun detruktif, suatu adaptasi

kreatif merupakan satu-satunya kemungkinan bagi suatu bangsa yang sedang

berkembang, untuk dapat mengikuti perubahan-perubahan yang terjadi, untuk

menghadapi problema-problema yang semakin kompleks. Sebagai pribadi,

maupun sebagai kelompok atau suatu bangsa, kita harus memikirkan, membentuk

cara-cara baru atau mengubah cara cara lama secara kreatif, agar kita dapat

survive dan tidak hanyut atau tenggelam dalam persaingan antarbangsa dan

negara.5

Dengan memahami kepribadian kita sendiri, kita dapat

mengembangkannya menjadi kepribadian yang kental yang memiliki ciri khas

sehingga kita akan unggul pada bidang tertentu. Dan dengan memahami

kepribadian orang lain, kita dapat mengerti bahwa setiap jiwa memiliki

kemampuan dan keunggulannya masing-masing. Jika kepribadian tersebut terus

dikembangkan, maka dengan begitu, Indonesia akan menjadi negara yang maju

karena memiliki sumber daya manusia yang professional dibidangnya masing-

masing.

4
Sjarkawi, Pembentukan Kepribadian Anak, Jakarta, 2011, hal. 11-12. BUMI AKSARA
5
Munandar Utami, Pemngembangan Kreatifitas Anak Berbakat, Jakarta, 2012, hal. 31. PT
RINEKA CIPTA
Proses pengembangan kepribadian tidak akan berhasil tanpa adanya

dukungan dari luar, yaitu dari keluarga, guru, dan lingkungan sekitar. Untuk itu

dukungan dari luar menjadi sangat penting dalam perkembangan kepribadian sang

anak. Karena anak akan merasa lebih semangat dan sangat termotivas jika

mendapat dukungan dari luar.

Dengan memahami konsep pengelolalan lingkungan merupakan hal yang

sangat penting bagi guru. Pemahaman konsep lingkungan belajar ini sangat

membantu dalam menerjemahkan cara-cara pengelolalaan lingkungan belajar

secara kebutuhan.6

Peran guru sebagai sumber belajar, merupakan peran yang sangat penting.

Peran sebagai sumber belajar berkaitan erat dengan penguasaan materi pelajaran.

Kita bisa menilai baik atau tidaknya seorang guru hanya dari penguasaan materi

pelajaran.7

Guru memang berperperan penting dalam proses belajar mengajar. Tetapi

kita tahu bahwa peran aktif siswa juga sangat penting dalam proses penerimaan

materi yang disampaikan. Siswa yang aktif dalam belajar maka ia akan dapat

menerima materi pelajaran, tetap sebaliknya, siswa yang kurang aktif atau bahkan

tidak aktif maka ia akan sulit untuk menerima materi.

6
Mariyana Rita, dkk, Pengelolaan Lingkungan Belajar, Jakarta, 2010, hal 16. KENCANA
PRENADA MEDIA GROUP
7
Modul Paikem, “Peran Guru Profesional Dalam Proses Pembelajaran Dan Landasan Teoritis
Strategi Paikem”. Bahan Ajar PLPG, 4.
C. Pendidikan Karakter

Kata karakter berasal dari bahasa inggris yaitu character yang berarti;

watak, sifat, peran, akahlak, dan huruf.8

Dengan kata lain dapat kita simpulkan bahwa seseorang yang memiliki

karakter yang baik maka sudah pasti dia memiliki akhlak yang baik, sebaliknya,

seseorang yang karakternya buruk maka akhlaknya juga pasti buruk.

Karakter adalah watak, tabiat, akhlak, atau kepribadian seseorang yang

terbentuk dari hasil internalisasi berbagai kebajikan (virtues) yang diyakini dan

digunakan sebagai landasan untuk cara pandang, berpikir, bersikap, dan bertindak.

Terminologi karakter sedikitnya memuat dua hal yaitu values (nilai-nilai) dan

kepribadian. Sebagai suatu cerminan dari kepribadian yang utuh, karakter

mendasarkan diri pada tata nilai yang dianut masyarakat. Tata nilai yang

mendasari pemikiran serta perilaku individu ini ditanamkan dengan proses

internalisasi nilai yang sesuai dengan budaya yang dianut oleh masyarakat. Proses

internalisasi inilah yang kemudian membentuk karakter seorang individu.

Mounier mengajukan dua cara interpretasi dengan melihat karakter sebagai dua

hal, yaitu sebagai sekumpulan kondisi yang diberikan begitu saja atau telah ada

begitu saja, yang lebih kurang dipaksakan dalam diri kita. Karakter yang demikian

ini dianggap sebagai sesuatu yang telah ada dari awalnya (given).9

8
Jonathan, “Hubungan Karakter dan Kepribadian”. Pendidikan Karakter.8.
9
JanricoM.H. Manulu, “Pendidikan Karakter Terhadap Pembentukan Perilaku Mahasiswa”.
eJournal Psikologi. Vol. 2 No. 4,Kalimantan Timur 2014, 28-29.
Selain dari internalisasi karakter terdapat juga eksternalisasi karakter, yaitu

pembentukan karakter yang bersumber dari luar diri setiap individu. Eksternalisasi

ini bisa berupa lingkungan. Lingkungan yang baik akan membentuk karakter yang

baik, sedangkan lingkungan yang buruk akan membentuk karakter yang buruk

pula. Proses ini bisa kita pilah-pilah sehingga karakter yang ada pada diri kita

adalah karakter yang baik. Sementara karakter yang ada dalam diri kita harus kita

syukuri dan kita yakini sebagai kelebihan kita dan menjadi ciri khas yang ada

dalam diri kita.

D. Pembentukan Karakter

1. Kepemimpinan

Banyak definisi kepemimpinan yang dikemukakan para ahli, antara lain

Stephen Robinson (1996) yang mendefinisikan kepemimpinan adalah kemampuan

untuk mempengaruhi sesuatu kelompok agar tercapai tujuan yang diharapkan.10

Banyak di zaman sekarang ini anak muda yang kurang berinteraksi sosial.

Mereka lebih sibuk dengan gadgetnya dibanding ngobrol dengan temannya,

mereka lebih sibuk dengan whatsappnya dibanding peduli dengan kerabatnya,

mereka lebih sibuk dengan gamenya dibanding bermain bola dengan temannya.

Itulah gambaran kondisi generasi muda di Indonesia sekarang ini.

Kemampuan softskill yang seharusnya lebih penting malah diabaikan. Di

zaman sekarang ini yang kita butuhkan adalah kader-kader yang memiliki jiwa

kepemimpinan yang tinggi. Yang bisa menyelesaikan masalah dengan cepat,


10
B. Hamzah Uno, Teori Motivasi &Pengukurannya, Jakarta, 2012, hal. 55. PUSTAKA
PELAJAR
tepat, dan tanggap. Yang mau bekerja keras siang malam tak kenal lelah. Ini

adalah sosok pemuda yang akan memimpin peradaban untuk Indonesia yang lebih

maju di masa depan.

Lima Kategori Pemimpin

Lima kategori kebiasaan yang mendasar dari perilaku sebagai pemimpin istimewa

adalah

(1) menantang proses berupa:

(a) mencari kesempatan;

(b) percobaan mengambil resiko.

(2) memberi inspirasi berupa:

(a) menggambarkan masa depan;

(b) membantu orang lain.

(3) memungkinkan orang lain untuk bertindak, berupa:

(a) mempercepat kerja sama;

(b) memperkuat orang lain.

(4) membuat model pemecahan, berupa:

(a) memberikan contoh;

(b) merencanakan keberhasilan kecil.

(5) memberikan semangat antara lain:

(a) mengakui konstribusi individu;


(b) merayakan prestasi kerja.11

Pemimpin yang istimewa adalah yang memiliki kelima kategori tersebut.

Sehingga permasalahan yang dihadapi akan dapat teratasi dan tujuan-tujuan pun

akan tercapai. Kepemimpinan juga berarti memiliki rasa sosial yang tinggi, maka

dengan banyaknya kader-kader yang memiliki jiwa kepemimpinan yang tinggi

akan menjawab tantangan bonus demografi di masa yang akan datang

2. Toleransi

Toleransi sangat diperlukan untuk menghormati dan menghargai

perbedaan. Di mana, hal-hal seperti perbedaan ras, etnis, agama, jenis kelamin,

orientasi seksual, filosofi, sudut pandang, pakaian, sikap, pendidikan, keyakinan

politik, jenis pekerjaan, latar belakang, nilai-nilai, kemampuan fisik, dan usia;

adalah sesuatu yang harus diberikan toleransi dari hati nurani yang paling bersih.

Sikap yang mempertentangkan semua perbedaan di atas, adalah sikap yang akan

menciptakan kerusakan sosial, dan ketidakharmonisan dalam kehidupan nyata

setiap pihak.12

Seperti yang sudah dijelaskan diatas bahwa perbedaan haruslah kita hargai

yaitu dengan bertoleransi. Karena toleransi adalah sikap menghargai setiap

perbedaan yang ada. Dengan kita memiliki sikap toleransi maka kehidupan yang

adil dan beradab akan dapat kita raih.

11
Ibid. hal. 57
12
Djajendra, “Toleransi Adalah Energi Untuk Kehidupan Yang Adil dan
Beradab”,(https://djajendra-motivator.com/?p=4406. Diakses 16 mei 2019)
3. Komunikasi

Apa itu komunikasi? Pengertian Komunikasi adalah suatu aktivitas

penyampaian informasi, baik itu pesan, ide, dan gagasan, dari satu pihak ke pihak

lainnya. Biasanya aktivitas komunikasi ini dilakukan secara verbal atau lisan

sehingga memudahkan kedua belah pihak untuk saling mengerti.13

Dengan memiliki kemampuan komunikasi yang baik, seseorang dapat

menyampaikan ide maupun gagasannya secara jelas dan mengurangi adanya salah

paham. Kemampuan komunikasi setiap individu berbeda-beda. Ada yang cara

menyampaikan sesuatu berdasarkan fakta. Ada yang menyampaikan sesuatu dari

hasil pemikirannya sendiri. Ada juga yang menyampaikan sesuatu dengan

menjelaskan gagasan utamanya saja, dan masih banyak yang lainnya. Itulah

ragam cara orang menyampaikan sesuatu.

E. Kemampuan istimewa manusia dalam memahami pikiran dan perasaan

orang lain

Dalam psikologi dikenal dengan adanya empathy, yaitu suatu kemampuan

untuk memahami isi pikiran dan perasaan orang lain. Kemampuan semacam ini

sekalipun tidak semua orang memilikinya, masih lebih mudah dicapai oleh

manusia.14

13
Maxmanroe, “Pengertian Komunikasi: Definisi, Fungsi, Jenis dan
Komponennya”(https://www.maxmanroe.com/vid/sosial/pengertian-komunikasi.html. Diakses 16
Mei 2019)
14
Fuad H. Nashori, Potensi-Potensi Manusia, Yogyakarta, 2005, hal. 176 BUMI AKSARA
Dengan memahami pikiran dan perasaan orang lain kita akan lebih

mengerti tentang kepribadiannya, cara berpikirnya, apa yang dia inginkan, dsb.

Sehingga kita bisa lebih bersifat pro dan toleran terhadap orang lain. Terdapat

kemampuan lain yang bersifat psiko-spiritual yaitu kemampuan istimewa untuk

memahami isi pikiran dan perasaan seseorang tanpa harus berhadapan langsung

dengan orang yang bersangkutan atau berhadapan langsung tanpa banyak

berkomuniasi lisan dengan orang yang pikiran dan perasaannya sedang diamati.

Atau yang disebut dengan telepati.


Daftar Pustaka
B. Hamzah Uno, 2012. Teori Motivasi &Pengukurannya, Jakarta: PUSTAKA
PELAJAR

Dalyono M, 2009. Psikologi Pendidikan, Jakarta: PT RINEKA CIPTA

Djajendra, “Toleransi Adalah Energi Untuk Kehidupan Yang Adil dan


Beradab”,(https://djajendra-motivator.com/?p=4406. Diakses 16 mei 2019)

Fuad H. Nashori, 2005. Potensi-Potensi Manusia, Yogyakarta: BUMI AKSARA

JanricoM.H. Manulu, (2014). Pendidikan Karakter Terhadap Pembentukan


Perilaku Mahasiswa. eJournal Psikologi. 2(4), 28-29.

Jonathan, “Hubungan Karakter dan Kepribadian”. Pendidikan Karakter.8.

Mariyana Rita, dkk, 2010. Pengelolaan Lingkungan Belajar, Jakarta: KENCANA


PRENADA MEDIA GROUP

Maxmanroe, “Pengertian Komunikasi: Definisi, Fungsi, Jenis dan


Komponennya”(https://www.maxmanroe.com/vid/sosial/pengertian-
komunikasi.html. Diakses 16 Mei 2019)

Modul Paikem, “Peran Guru Profesional Dalam Proses Pembelajaran Dan


Landasan Teoritis Strategi Paikem”. Bahan Ajar PLPG, 4.

Munandar Utami, 2012. Pemngembangan Kreatifitas Anak Berbakat, Jakarta: PT


RINEKA CIPTA

Noor Aina Habibah. (2008). Karakteristik Sifat Manusia Menurut Penafsiran


Sayiid Qutb dan Hamka(Yogyakarta: Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga),
vi.

Sjarkawi, 2011. Pembentukan Kepribadian Anak, Jakarta: BUMI AKSARA

Anda mungkin juga menyukai