Anda di halaman 1dari 7

MODUL3

MODEL - MODEL BELAJAR dan RUMPUN MODEL MENGAJAR

KEGIATAN BELAJAR 1
MODEL – MODEL BELAJAR

Berikut akan dibahas 4 model belajar yang dapat membantu anda dalam merancang dan
melaksanakan pembelajaran dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran, yaitu belajar
kolaboratif, belajar kuantum dan belajar kooperatif serta belajar tematik.
A. BELAJAR KOLABORATIF (Collaborative Learning)
1. Hakikat Belajar Kolaboratif
Belajar kolaboratif bukan sekedar bekerjasama antarsiswa dalam suatu kelompok
biasa, tetapi suatu kegiatan belajar dikatakan kolaboratif apabila dua orang atau lebih
bekerja bersama, memecahkan masalah bersama untuk mencapai tujuan tertentu. Dua
unsur yang penting dalam belajar kolaboratif adalah (a) adanya tujuan yang sama dan
(b)ketergantungan yang positif.
Pertama dalam mencapai tujuan tertentu, siswa bekerja sama dengan teman untuk
menetukan strategi pemecahan masalah yang ditugaskan oleh guru. Diskusi para pelajar
menimbulkan perasaan bahwa persoalan yang sedang didiskusikan bersama adalah milik
bersama. Setiap orang mengemukakan ide dan saling menanggapi, yang pada akhirnya
dapat mengembangkan pengetahuan bersama maupun pengetahuan masing-masing
individu.
Kedua ketergantungan yang positif, maksudnya adalah setiap anggota kelompok
hanya dapat berhasil mencapai tujuan apabila seluruh anggota bekerja sama.
Ketergantungan individu dapat dibantu dengan sejumlah cara, antara lain :
a. Beri peran khusus setiap anggota kelompok untuk memainkan peran sebagai
pengamat, pengklarifikasi, perekam dan pendorong.
b. Bagilah tugas menjadi sub-sub tugas yang diperlukan untuk melengkapi keberhasilan
tugas. Setiap anggota diberi suatu subtugas. Hasilnya, kemudian diputuskan bersama
oleh semua anggota kelompok.
Dalam menerapkan belajar kolaboratif ini, Anda harus memperhatikan prinsip-prinsip
belajar sebagai berikut :
a. Mengajarkan keterampilan kerjasama, memperaktikkan dan balikan diberikan dalam
hal seberapa baik keterampilan-keterampilan digunakan.
b. Kegiatan kelas ditingkatkan untuk melasanakan kelompok yang kohesif.
c. Individi-individu diberi tanggung jawab untuk kegiatan belajar dan perilaku masing-
masing.
2. Manfaat Belajar Kolaboratif
a. Meningkatkan pengetahuan anggota kelompok karena interaksi dalam kelompok
merupakan factor berpengaruh terhadap penguasaan konsep.
b. Pembelajar belajar memecahkan masalah bersama dalam kelompok.
c. Memupuk rasa kebersamaan antar siswa, setiap individu tidak dapat lepas dari
kelompoknya, mereka perlu mengenali sifat, pendapat yang berbeda dan mampu
mengelolanya.
d. Meningkatkan keberanian memunculkan idea atau pendapat untuk pemecahan
masalah bagi setiap individu yang diarahkan untuk mengajarkan atau member tahu
kepada teman kelompoknya jika mengetahui dan menguasai permasalahan.
e. Memupuk rasa tanggung jawab individu dalam mencapai suatu tujuan bersama
dalam bekerja agar tidak terjadi tumpang tindih atau perbedaan pendapat yang
prinsip.
f. Setiap anggota melihat dirinya sebagai milik kelompok yang merasa memiliki
tanggung jawab karena kebersamaan dalam belajar menyebabkan mereka juga
sangat memperhatikan kelompok.

B. BELAJAR KUANTUM (Quantum Learning)


1. Hakikat Belajar Quantum
Model belajar ini muncul untuk menanggulangi masalah yang paling sukar di
sekolah, yaitu “ kebosanan” . Istilah kuantum secara harfiah berarti “ kualitas sesuatu” ,
mekanis (yang berkenan dengan gerak). Agus Nggermanto (2002) mengatakan bahwa
quantum learning menjelaskan bagaimana cara belajar efektif sehingga mendapat hasil
yang sama dengan kecepatan cahaya.Metode membaca quantum adalah sebagai
quantum learning mencapai kecepatan cahaya.
Prinsipnya bahwa sugesti dapat mempengaruhi hasil belajar dan setiap detail
apapun memberikan sugesti positif atau negative.Beberapa teknik untuk memberikan
sugesti positif adalah sebagai berikut :
 Mendudukkan siswa secara nyaman.
 Memasang music latar di dalam kelas.
 Meningkatkan partisipasi individu.
 Menggunakan poster untuk memberikan kesan besar sambil menunjukkan informasi.
 Menyediakan guru-guru yang terlatih dalam senu pembelajaran sugesti.
Pembelajaran quantum mengedepankan unsure-unsur kebebasan, santai,
menakjubkan, menyenangkan dan menggairahkan. Indikator keberhasilan pembelajaran
quantum adalah siswa sejahtera.
2. Prinsip-Prinsip Utama Pembelajaran Quantum
a. Segalanya berbicara, segalanya sesuatu, lingkungan kelas hingga bahasa tubuh guru ,
dari kertas yang dibagikan sampai rancangan pembelajaran, semuanya mengirim
pesan tentang belajar.
b. Segalanya bertujuan, semua yang terjadi dalam penggubahan mempunyai tujuan,
yaitu para siswa mengembangkan kecakapan dalam mata pelajaran.
c. Berangkat dari pengalaman, proses belajar paling baik terjadi ketika siswa telah
mengalami informasi sebelum memperoleh label untuk sesuatu yang di pelajari.
d. Hargai setiap usaha, belajar mengandung resiko, belajar berarti melangkah keluar
dari kenyamanan, saat siswa mengambil, mereka patut mendapat pengakuan atas
kecakapan dan kepercayaan dirinya.Pemberian pengakuan tersebut harus kuat dan
konkret. Seperti kata “ bagus, baik, hebat dan memuaskan” .
e. Rayakan setiap keberhasilan; perayaan memberikan umpan balik tentang kemajuan
belajar dan meningkatkan asosiasi emosi yang positif.
3. Manfaat Belajar Kuantum
a. Suasana kelas menyenangkan sehingga siswa bergairah belajar.
b. Siswa dapat memanfaatkan segala sesuatu yang ada di sekelilingnya sebagai
pendorong belajar.
c. Siswa belajar sesuai dengan gaya belajar masing-masing.
d. Apapun yang dilakuan oleh siswa sepatutnya dihargai.
C. BELAJAR KOOPERATIF (Cooperative Learning)
1. Hakikat Belajar Kooperatif
Apabila anda telah memahami belajar kolaboratif maka disini anda akan melihat
perbedaannyan dengan belajar kooperatif.kooperatif berarti bekerja bersama untuk
menyelesaikan suatu tujuan. Belajar kooperatif adalah pembelajaran yang menggunakan
kelompok kecil sehingga siswa bekerja bersama untuk memaksimalkan kegiatan
belajarnya sendiri dan juga anggota lain. Idenya sangat sederhana, anggota kelas di
organisasikan ke dalam kelompok-kelompok kecil setelah menerima pembelajaran dari
guru. Kemudian, para siswa itu mengerjakan tugas sampai semua anggota kelompok
berhasil memahaminya.
2. Prinsip Utama Belajar Kooperatif
a. Kesamaan tujuan
Jika suatu kelas bekerja sama dalam suatu permainan, tujuan kelompok adalah
menghasilkan suatu permainan yang menyebabkan anak-anak lain senang atau
mengapresisasi kelompok itu. Namun, tujuan tiap anak mungkin tidak sama.
Seorang anak mungkin ingin menyenangkan gurunya, yang lain ingin menarik
perhatian kelas lain, yang lain betul-betul menganggap sebagai suatu kesempatan
untuk mengerjakan tugas sebaik-baiknya. Namun, makin sama tujuan makin
kooperatif.
b. Ketergantungan positif
1. Beri anggota kelompok peranan khusus untuk membentuk pengamat, peningkat,
penjelas atau perekam. Dengan cara ini, tiap individu memiliki tugas khusus dan
kontribusi tiap orang diperlukan untuk melengkapi keberhasilan tugas.
2. Bagilah tugas menjadi sub-sub tugas yang diperlakukan untuk melengkapi
keberhasilan tugas setiap anggota kelompok diberi sub tugas. Input diperlukan
oleh seluruh anggota kelompok.
3. Nilailah kelompok sebagai satu kesatuan yang terdiri dari individu-individu.
Anak-anak dapat bekerja berpasangan dengan penilaian tiap pasangan dengan
penilaian tiap pasangan.
4. Struktur tujuan kooperatif dan kompetitif dapat dikoordinasikan dengan
menggunakan kelompok belajar kooperatif, menghindari pertentangan satu sama
lain.
5. Ciptakan situasi fantasi yang menjadikan kelompok bekerja bersama untuk
membangun kekuatan imajinatif, dengan aturan yang di teatapkan oleh situasi.
Misalnya, “kamu di suatu pulau dan harus menciptakan rumah, petani dan
masyarakat yang mencukupi diri sendiri”.
3. Manfaat Belajar Kooperatif
a. Meningkatkan hasil belajar pembelajar.
b. Meningkatkan hubungan antarkelompok, belajar kooperatif memberikan kesempatan
kepada setiap siswa untuk berinteraksi dan beradaptasi dengan teman satu tim untuk
mencerna materi pelajaran.
c. Meningkatkan rasa percaya diri dan motivasi belajar, belajar kooperatif dapat
membina sifat kebersamaan, peduli satu sama lain dan tenggang rasa, serta
mempunyai rasa andil terhadap keberhasilan tim.
d. Menumbuhkan realisasi kebutuhan pembelajar untuk belajar berfikir, belajar
kooperatif dapat diterapkan untuk berbagai materi ajar, seperti pemahaman yang
rumit, pelaksaan kajian proyek dan latihan memecahkan masalah.
e. Memadukan dan menerapkan pengetahuan dan keterampilan.
f. Meningkatkan perilaku dan kehadiran di kelas.
g. Relative murah karena tidak memerlukan biaya khusus untuk menerapkannya.
D. BELAJAR TEMATIK
1. Hakikat Belajar Tematik
Belajar tematik di definisikan sebagai suatu kegiatan belajar yang di rancang
sekitar ide pokok (tema) dan melibatkan beberapa bidang studi yang berkaitan dengan
tema. Pendekatan ini dilakukan oleh guru dalam usahanya untuk menciptakan konteks
dalam berbagai jenis pengembangan yang terjadi sehingga apa yang dipelajari atau
dibahas disajikan secara utuh dan menyeluruh, bukan bagian-bagian dari satu konsep
yang utuh.
2. Prinsip Belajar Tematik
Belajar tematik menggunakan tema sentral dalam kegiatan belajar yang
berlangsung.semua kegiatan belajar dipusatkan sekitar tema tersebut. Para ahli
mengasumsikan bahwa belajar tematik merupakan suatu cara untuk mencapai
keterpaduan kurikulum.
3. Karakteristik Pembelajaran Tematik
Secara terperinci Barbara Rohde dan Kostelnik, et.al. (1991) mengemukakan
karakteristik pembelajaran tersebut sebagai berikut :
a. Memberikan pengalaman langsung dengan objek-objek yang nyata bagi pembelajar
untuk menilai dan memanipulasinya.
b. Menciptakan kegiatan dimana anak menggunakan semua pemikirannya.
c. Membangun kegiatan sekitar minat-minat umum pembelajar.
d. Membantu pembelajar mengembangkan pengetahuan dan keterampilan baru yang
didasarkan pada apa yang telah mereka ketahui dan kerjakan.
e. Menyediakan kegiatan dan kebiasaan yang menghubungkan semua aspek
perkembangan kognitif, emosi, sosial dan fisik.
4. Perlunya Pembelajaran Tematik, Khususnya di SD
a. Pada dasarnya siswa SD kelas awal memahami suatu konsep secara utuh,
global/tematis, makin meningkat kecerdasannya dan makin terperinci serta spesifik
pemahamannya terhadap konsep tertentu.
b. Siswa SD kelas awal mengembangkan kecerdasannya secara komprehensif, semua
unsur kecerdasan ingin dikembangkannya sehingga muncul konsep pentingnya
multiple intelligent untuk dikembangkan.
c. Kenyataan hidup sehari-hari menampilkan fakta yang utuh dan tematis.
d. Ada konteksnya.
e. Guru SD adalah guru kelas, akan lebih mudah mengajar satu konsep secara utuh,
akan sulit mengajar sub-sub konsep secara terpisah-pisah.
5. Manfaat Belajar Tematik
Pembelajaran ini juga membantu pembelajar melihat hubungan antara ide-ide dan
konsep-konsep. Dengan demikian, akan meningkatkan pemahaman pembelajar terhadap
apa yang dipelajari.
KEGIATAN BELAJAR 2
RUMPUN MODEL MENGAJAR

A. RUMPUN MODEL SOSIAL


Model mengajar sosial diciptakan untuk membentuk masyarakat. Kegiatan terpenting
dalam pengelolaan kelas sebenarnya merupakan pengembangan hubungan kooperatif di
dalam kelas.
1. Partner dalam Belajar
Prosedur belajar kooperatif bertujuan membantu pebelajar belajar lintang bidang
studi dalam suatu kurikulum, mengembangkan rasa percaya diri, keterampilan sosial dan
solidaritas, serta tujuan belajar akademik untuk memperoleh informasi dan keterampilan
melalui inkuiri dari suatu disiplin akademik.
2. Investigasi Kelompok
Model ini dirancang untuk membimbing mendifinisikan masalah dan menggali
berbagai pandangan tentang masalah tersebut.Guru mengoordinasikan proses kelompok
dan mendisiplinkannya, serta membantu pembelajar mengorganisasikan informasi.
3. Bermain Peran
Dengan bermain peran, guru mengajak pebelajar untuk memahami pengertian
perilaku sosial, peranannya dalam interaksi sosial dan cara-cara memecahkan masalah-
masalah sosial dengan cara-cara yang lebih efektif.
4. Inkuiri Yurisprudensi
Pebelajar mempelajari kasus-kasus yang melibatkan masalah-masalah sosial
dalam suatu wilayah yang dikaitkan dengan kebijakan public. Pebelajar diajak
mengidentifikasi masalah-masalah kebijakan public, juga disediakan pilihan-pilihan
untuk pemecahannya.
5. Kepribadian dan Gaya Belajar
Perkembangan dapat terjadi secara optimal, apabila lingkungan menyediakan cara
kerja konseptual yang diperlukan untuk kebutuhan konseptual seseorang.
6. Inkuiri Sosial
Model ini dirancang dengan maksud khusus yaitu mengajarkan informasi,
konsep-konsep, cara berfikir dan studi tentang nilai-nilai sosial dengan memberi tugas-
tugas yang menggabungkan aspek kognitif dan sosial.

B. RUMPUN MODEL PEMROSESAN INFORMASI


1. Berfikir Induktif
Model ini memaparkan cara belajar pebelajar untuk mendapatkan dan
mengorganisasikan informasi, serta menciptakan dan menguji hipotesis yang
mendeskripsikan hubungan diantara serangkaian data. Pengorganisasian informasi
sangat penting dalam kurikulum yang mengajarkan berfikir induktif dan merupakan
model yang sangat penting untuk belajar dan mengajarkan berbagai bidang studi.
2. Pencapaian Konsep
Model ini memberikan cara yang efektif untuk penyajian informasi yang
terorganisasi dan topic-topik yang berskala luas kepada pebelajar pada setiap tahap
perkembangan. Model ini memberikan cara yang efektif untuk penyajian informasi yang
terorganisasi dan topic-topik yang berskala luas kepada pebelajar pada setiap tahap
perkembangan.
3. Inkuiri Ilmiah
Pebelajar dibawa ke proses ilmiah dan dibantu mengumpulkan dan menganalisis
data, mengecek hipotesis dan teori, serta mencerminkan hakikat pembentukan
pengetahuan.
4. Latihan Inkuiri
Model ini memberikan rancangan untuk mengajar pebelajar menghubungkan
alasan sebab akibat dan menjadi lebih baik serta tepat dalam mengajukan pertanyaan,
membentuk konsep, dan hipotesis serta mengujinya.
5. Mnemonic
Mnemonic merupakan suatu strategi untuk mengingat dan mengasimilasi
informasi. Guru dapat menggunakan mnemonic untuk membimbing penyajian materi.
Disini guru mengajar dengan suatu cara sehingga pebelajar dapat dengan mudah
menyerap informasi. Model ini juga dapat diterapkan untuk berbagai bidang studi dalam
kurikulum dan karakteristik pebelajar dari berbagai umur.
6. Sinektik
Model ini dirancang untuk membantu pebelajar memecahkan masalah dan
menulis kegiatan-kegiatan, serta menambahkan pandangan-pandangan baru pada topic-
topik dari suatu bidang ilmu yang luas. Di dalam kelas, model ini diperkenalkan kepada
pebelajar dengan serangkaian workshop sampai pebelajar dapat menerapkan prosedur-
prosedur secara individual maupun kelompok.
7. Pengorganisasi awal
Model ini dirancang untuk memberikan struktur kognitif kepada pebelajar untuk
memahami materi melalui kuliah, membaca, dan media yang lain. Model ini dapat
diterapkan hampir di semua materi dan untuk pebelajar berbagai umur.
8. Penyesuaian dengan pebelajar
Model ini dikembangkan dengan asumsi bahwa pebelajar yang belajar dengan
strategi intelektual yang lebih kompleks akan meningkatkan kemampuan mencapai
informasi dan konsep. Dengan menyajikan suatu program “ keterampilan berfikir “,
membantu pebelajar mempelajari informasi dan konsep-konsep, kemampuan untuk
menganalisis informasi dan hipotesi, kemampuan mensitesis ide-ide baru, dan
memecahkan masalah-masalah.

C. RUMPUN MODEL PERSONAL


1. Pengajaran Nondirektif
Guru nondirektif secara aktif membangun kerjasama dengan menyediakan
bantuan yang diperlukan oleh pebelajar untuk mencari jalan keluar dari permasalahan
yang dihadapi. Model ini digunakan dengan beberapa cara. Pertama , digunakan sebagai
model dasar untuk melaksanakan seluruh program pendidikan. Kedua, dikombinasikan
dengan model lain untuk menyakinkan bahwa kontak dilakukan dengan pebelajar.
Ketiga, digunakan ketika pebelajar merencanakan proyek belajar mandiri maupun
kooperatif. Keempat, digunakan secara periodic ketika memberikan konseling kepada
pebelajar, menemukan jalan keluar tentang apa yang dipikirkan dan dirasakan pebelajar
untuk dipahaminya.
2. Peningkatan Harga Diri
Guru menggali prinsip-prinsip yang dapat membimbing kegiatan-kegiatan
kerjasama dengan pebelajar untuk menyakinkan dan memberikan gambaran tentang
pribadi sipebelajar sebaik mungkin.

D. RUMPUN MODEL SISTEM PERILAKU


1. Belajar Tuntas dan Pembelajaran Terprogram
Pertama, materi yang dipelajari di pecah menjadi unit-unit dari yang sederhana
sampai ke kompleks. Materi-materi yang disajikan kepada pebelajar umumnya
dikerjakan secara individual, melalui media yang sesuai ( bacaan, tape, kegiatan-
kegiatan). Setelah suatu unit selesai dipelajari, pebelajar diberi tes untuk mengetahui
keberhasilan belajar.
2. Pembelajaran Langsung
Pernyataan tujuan pembelajaran disampaikan secara langsung kepada siswa,
serangkaian kegiatan yang jelas berkaitan dengan tujuan, monitoring yang cermat dari
kemajuan-kemajuan belajar, balikan tentang hasil belajar, serta taktik-taktik untuk
penilaian yang lebih efektif dikaitkan dengan serangkaian panduan untuk memperoleh
kegiatan belajar.

3. Belajar Melalui Simulasi: Latihan dan Latihan Mandiri


Dua jenis latihan pendekatan dikembangkan dari teori perilaku kelompok
cybernetic. Salah satu diantaranya model adalah model teori ke praktik dan yang lain
adalah simulasi. Pendekatan yang pertama, menggabungkan informasi tentang
keterampilan dengan demonstrasi, praktik, balikan dan latihan sampai suatu
keterampilan dicapai. Contohnya apabila tujuan keterampilan menghitung maka
dijelaskan dan didemonstrasikan, praktik diberikan dengan balikan korektif, dan
pebelajar diminta untuk menerapkannya dengan pelatihan dari teman sebaya atau
instruktur.

Anda mungkin juga menyukai