4.10. Menyajikan hasil analisis pengaruh pola hidup terhadap kelainan pada struktur dan fungsi
organ sistem koordinasi yang menyebabkan gangguan sistem saraf dan hormon pada
manusia berdasarkan studi literatur
4.10.1. membuat laporan pengaruh pola hidup terhadap kelainan pada struktur dan
fungsi organ sistem koordinasi yang menyebabkan gangguan sistem saraf dan
hormon pada manusia berdasarkan studi literatur
C. Tujuan Pembelajaran
Setelah diskusi kelompok, pengamatan system koordinasi manusia dan pengamatan bahaya
penggunaan senyawa psikotropika dan dampaknya terhadap kesehatan diri, lingkungan, dan
masyarakat, siswa mampu:
1) Menyebutkan organ penghasil hormone dan hormone yang dihasilkannya
2) Menjelaskan fungsi hormone
3) Mengelompokkan sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi
4) Melakukan percobaan sederhana untuk mempelajar gerak refleks pada kaki
5) Menjelaskan tiga fungsi sistem saraf
6) Mengidentifikasikan bagian-bagian dari sel saraf
7) Menjelaskan proses pengantaran impuls
8) Menganalisa perbedaan sistem saraf dengan sistem hormon.
9) Menyebutkan struktur mata dan fungsi indra penglihatan
10) Menjelaskan mekanisme penghataran impuls pada indra penglihatan
11) Menyebutkan struktur dan fungsi indra pendengaran.
12) Menjelaskan mekanisme penghantaran impuls pada indra pendengaran
13) Menyebutkan struktur dan fungsi indra peraba
14) Menyebutkan struktur dan fungsi indra perasa
15) Menyebutkan struktur dan fungsi indra penciuman
16) Menjelaskan pengaruh obat-obatan terhadap kerja sistem saraf
17) menganalisis penyebab terjadinya berbagai gangguan yang terjadi pada system
regulasi (saraf, endokrin, indra)
18) Mengumpulkan data informasi berbagai jenis NAPZA melalui browsing di internet
19) membuat laporan pengaruh pola hidup terhadap kelainan pada struktur dan fungsi organ
sistem koordinasi yang menyebabkan gangguan sistem saraf dan hormon pada manusia
berdasarkan studi literatur
20) membuat poster bahaya narkoba dengan berbagai media.
D. Materi Pembelajaran
Hormon adalah getah yang dihasilkan oleh suatu kelenjar dan langsung diedarkan oleh
darah. Kelenjar tersebut tidak memiliki saluran, maka disebut sebagai kelenjar buntu. Hormon
diperlukan dalam jumlah sedikit tetapi pengaruhnya sangat besar.
1. Macam Kelenjar Endokrin
Kelenjar yang berbeda akan menghasilkan hormon yang berbeda pula. Hormon yang
dihasilkan oleh kelenjar endokrin akan mempengaruhi berbagai aktivitas tubuh. Berbagai
macam hormon yang dihasilkan dari kelenjar endokrin dan peranannya pada aktivitas manusia.
a. Kelenjar Hipofise
Letaknya : terdapat dalam lekukan tulang sela tursika dibagian depan tulang baji.
Fungsinya terjadi pertumbuhan tulang panjang.
Bagian dari Hipofise (master of gland) yaitu :
a. Lobi anterior (bagian depan)
Menghasilkan macam hormon :
(1) Hormon somatotrop (STH : Somatotrop Hormone = GH : Growth Hormone)
berfungsi untuk pertumbuhan.
(2) Luteotropic Hormone (LTH) = prolaktin = hormon laktogen, untuk merangsang
kelenjar susu
(3) Thyroid Stimulating Hormone (TSH) yang berfungsi merangsang sekresi kelenjar
tiroid
(4) Adrenocorticotropic Hormone (ACTH) = hormon adrenotropin , berfungsi
mengendalikan kelenjar korteks adrenal
(5) Gonadotropic Hormone = hormon kelenjar kelamin yang berupa :
(a) Folikel Stimulating Hormone (FSH) pada pria berfungsi mempengaruhi
spermatogenesis dan pada wanita berfungsi merangsang folikel dalam
ovarium.
(b) Luteinizing Hormone (LH) = Interstitial Cell Stimulating Hormone (ICSH),
pada pria berfungsi merangsang sel interstitial Leydig dalam testis agar
menghasilkan testosteron sedangkan pada wanita berfungsi merangsang
ovulasi/pemasakan sel telur.
b. Lobi intermedia (bagian tengah)
Berfungsi mengatur perubahan warna kulit. Pada katak mengandung melanosit
stimulating hormone (MSH)
c. Lobi posterior (bagian belakang)
Menghasilkan macam hormon : (a) Hormon vasopresin dan petresin yang
mempengaruhi tekanan darah dan (b) Hormon oksitosin berfungsi membantu proses
kelahiran (pada wanita)
Sistem saraf termasuk sistem saraf pusat dan sistem saraf perifer (sistem saraf tepi).
Sistem saraf pusat terdiri dari otak dan sumsum tulang belakang dan sistem saraf perifer terdiri
atas sistem saraf somatik dan sistem saraf otonom. Sistem saraf mempunyai tiga fungsi
utama, yaitu menerima informasi dalam bentuk rangsangan atau stimulus; memproses
informasi yang diterima; serta memberi tanggapan (respon) terhadap rangsangan.
1. Struktur Saraf
Sistem saraf pada manusia terdiri dari sel saraf yang biasa disebut dengan neuron dan sel
gilial. Neuron berfungsi sebagai alat untuk menghantarkan impuls (rangsangan) dari panca
indra menuju otak dan kemudian hasil tanggapan dari otak akan dikirim menuju otot.
Sedangkan sel gilial berfungsi sebagai pemberi nutrisi pada neuron.
1.1. Sel Saraf (Neuron)
Unit terkecil penyusun sistem saraf adalah sel saraf atau bisa juga disebut neuron. Sel saraf
adalah sebuah sel yang berfungsi untuk menghantarkan impuls (rangsangan). Setiap satu sel
saraf (neuron) terdiri atas tiga bagian utama yang berupa badan sel saraf, dendrit, dan akson.
Berikut adalah gambar dan bagian-bagian struktur sel saraf (neuron) beserta penjelasannya:
1. Dendrit adalah serabut sel saraf pendek dan bercabang-cabang. Dendrit merupakan
perluasan dari badan sel. Dendrit berfungsi untuk menerima dan mengantarkan
rangsangan ke badan sel.
2. Badan Sel adalah bagian yang paling besar dari sel saraf. Badan sel berfungsi untuk
menerima rangsangan dari dendrit dan meneruskannya ke akson. Badan sel saraf
mengandung inti sel dan sitoplasma.
3. Nukleus adalah inti sel saraf yang berfungsi sebagai pengatur kegiatan sel saraf (neuron).
4. Neurit (Akson) adalah tonjolan sitoplasma yang panjang (lebih panjang daripada dendrit),
berfungsi untuk menjalarkan impuls saraf meninggalkan badan sel saraf ke neuron atau
jaringan lainnya. Jumlah akson biasanya hanya satu pada setiap neuron.
5. Selubung Mielin adalah sebuah selaput yang banyak mengandung lemak yang berfungsi
untuk melindungi akson dari kerusakan. Selubung mielin bersegmen-segmen. Lekukan di
antara dua segmen disebut nodus ranvier.
6. Sel Schwann adalah jaringan yang membantu menyediakan makanan untuk neurit
(akson) dan membantu regenerasi neurit (akson).
7. Nodus ranvier berfungsi untuk mempercepat transmisi impuls saraf. Adanya nodus
ranvier tersebut memungkinkan saraf meloncat dari satu nodus ke nodus yang lain,
sehingga impuls lebih cepat sampai pada tujuan.
8. Sinapsis adalah pertemuan antara ujung neurit (akson) di sel saraf satu dan ujung dendrit
di sel saraf lainnya. Pada setiap sinapsis terdapat celah sinapsis. Pada bagian ujung
akson terdapat kantong yang disebut bulbus akson. Kantong tersebut berisi zat kimia yang
cenderung rentan dan lebih peka terhadap stres. Mudah terombang-ambing antara marah,
cemas, atau tertekan. Pada tahap lebih lanjut, penderita kehilangan responsibilitas dan
mobilitas serta kontrol terhadap fungsi tubuh.
5.4. Gegar Otak
Kehilangan sementara fungsi otak yang disebabkan oleh luka relatif ringan pada otak
dan tak selalu berkaitan dengan ketidaksadaran. Orang yang kena gegar otak mungkin tak
ingat apa yang terjadi sesaat sebelum atau setelah luka. Gejala gegar otak antara lain cadel
berbicara, kebingunan berat, koordinasi otot terganggu, sakit kepala, pusing, dan mual.
5.5. Epilepsi
Epilepsi adalah kelainan kronik yang dicirikan oleh serangan mendadak dan berulang-
ulang yang disebabkan oleh impils berlebihan sel-sel saraf dalam otak. Serangan dapat berupa
sawan, hilang kesadaran beberapa saat, gerak atau sensasi aneh bagian tubuh, tingkah laku
aneh, dan gangguan emosional. Serangan epilepsi umumnya berlangsung hanya 1-2 menit.
Kemudian diikuti oleh kelemahan, kebingungan, atau kekurangtanggapan.
5.6. Narkolepsi
Narkolepsi adalah gangguan tidur yang ditandai dengan serangan tidur tiba-tiba dan
tak terkendali di siang hari, dengan gangguan tidur di malam hari. Penderita bisa mendadak
tertidur di mana saja dan kapan saja bahkan saat berdiri atau berjalan. Tidur berlangsung
beberapa detik atau menit dan bahkan lebih dari sejam.
5.7. Afasia
Afasia adalah kerusakan dalam pengungkapan dan kepahaman bahasa yang
disebabkan oleh kerusakan lobus frontal dan temporal otak. Afasia bisa disebabkan oleh luka
kepala, tumor, stroke, atau infeksi.
5.8. Dementia
Kemunduran kapasitas intelektual – yang kronis dan biasanya kian memburuk – yang
berkaitan dengan kehilangan sel saraf secara meluas dan penyusutan jaringan otak. Dementia
paling biasa terjadi di kalangan lansia meskipun dementia ini dapat menyerang segala usia.
Kondisi dementia dimulai dengan hilangnya ingatan, yang mula-mula tampak sebagai
ketidakingatan atau kelupaan sederhana. Ketika memburuk, lingkup kehilangan ingatan
meluas hingga penderita tak lagi ingat akan keterampilan, sosial, dan hidup yang paling dasar
sekalipun.
Sistem Indera
Tubuh manusia mempunyai berbagai organ indera. Masing-masing organ indera
dikhususkan untuk mendeteksi adanya rangsang tertentu. Mata mendeteksi adanya cahaya.
Hidung dan lidah mendeteksi adanya molekul-molekul zat kimia. Telinga mendeteksi adanya
getaran atau gelombang udara. Kulit mendeteksi adanya panas, dingin, sentuhan, dan
tekanan. Organ indera bisa menentukan adanya rangsang tertentu karena ada sel-sel reseptor.
Reseptor adalah bagian saraf yang menanggapi rangsang. Reseptor tertentu peka terhadap
rangsang tertentu.
1. Indera Penglihatan
Mata merupakan indera penglihatan yang dibentuk untuk menerima rangsangan
berkas-berkas cahaya pada retina. Kemudian, rangsangan ini dialihkan ke pusat penglihatan
melalui serabut-serabut nervus optikus untuk ditafsirkan.
a. Struktur Mata
Mata manusia berbentuk agak bulat, dilapisi oleh tiga lapis jaringan yang berlainan, yaitu
lapisan luar, lapisan tengah, dan lapisan dalam mata.
1) Lapisan luar mata (lapisan sklera)
Lapisan sklera sangat kuat dan berwarna putih. Di lapisan ini terdapat kornea yang
bening, yang menerima cahaya masuk ke bagian dalam mata dan membelokkan berkas
cahaya sedemikian rupa sehingga dapat difokuskan.
2) Lapisan tengah mata (lapisan koroid)
Lapisan koroid berpigmen melanin dan mengandung banyak pembuluh darah. Lapisan
ini berfungsi untuk menghentikan refleksi berkas cahaya yang menyimpang di dalam mata.
Lapisan koroid membentuk iris.
3) Lapisan dalam mata (retina)
Retina terdiri atas reseptor cahaya yang sesungguhnya, yaitu berbentuk batang dan
kerucut. Pada bagian lapisan retina yang dilewati berkas saraf ke otak tidak memiliki reseptor
dan tidak peka terhadap sinar. Oleh karena itu, daerah ini disebut bintik buta.
Struktur mata mulai dari depan ke belakang, adalah
sebagai berikut.
1) Kornea merupakan bagian depan mata yang transparan dan tembus cahaya. Kornea
berfungsi membantu memfokuskan bayangan pada retina.
2) Iris adalah tirai berwarna di depan lensa yang bersambung dengan selaput koroid. Iris
berfungsi mengecilkan atau membesarkan ukuran pupil. Iris menentukan warna mata.
3) Pupil merupakan bintik tengah iris mata dan merupakan celah dalam iris yang dilalui cahaya
untuk mencapai retina.
4) Aqueus humor merupakan cairan yang berasal dari badan siliari dan diserap kembali ke
dalam aliran darah pada sudut antara iris dan kornea melalui vena halus yang dikenal
sebagai saluran schlemm.
5) Lensa adalah sebuah benda transparan bikonveks (cembung pada kedua sisi). Lensa
terletak persis di belakang iris.
6) Vitreus humor merupakan cairan berwarna putih seperti agar-agar. Cairan ini berfungsi
untuk memberi bentuk dan kekokohan pada mata. Selain itu, berfungsi juga untuk
mempertahankan hubungan antara retina dengan selaput koroid.
b. Reseptor Mata
Reseptor penglihatan mata ialah sel batang dan sel kerucut, yaitu sel-sel yang tersusun rapat
di bawah permukaan retina.
1) Sel batang
Sel batang berfungsi untuk penglihatan dalam cahaya suram, tetapi tidak mampu
membedakan warna. Agar cahaya dapat diserap, pada sel batang terdapat pigmen yang
disebut rodopsin. Untuk pembentukan rodopsin diperlukan vitamin A. Jika kamu kekurangan
vitamin A, rodopsin yang dihasilkan sedikit sehingga kamu tidak bisa melihat dalam gelap atau
yang disebut buta senja.
2) Sel kerucut
Sel kerucut sangat peka terhadap intensitas cahaya tinggi sehingga berperan untuk
penglihatan pada siang hari dan dapat membedakan warna. Satu sel kerucut hanya menyerap
satu macam warna. Pada mata terdapat tiga sel kerucut yang masing-masing menyerap warna
merah, hijau, dan biru.
c. Otot pada Mata
Mata memiliki enam otot penggerak mata, empat di antaranya lurus, sementara yang
dua lagi agak serong. Aksi otot-otot ini memungkinkan bola mata diputar ke segala arah.
Biasanya, sumbu kedua mata mengarah serentak pada satu titik yang sama. Jika mata tidak
dapat mengarah secara serentak lagi, mata mengalami kelainan yang disebut juling.
b. Telinga Tengah
Telinga tengah disebut juga rongga timpani merupakan bilik kecil yang mengandung
udara. Rongga ini terletak di sebelah dalam membran timpani atau gendang telinga. Di sebelah
depan telinga tengah terdapat saluran eustachius yang menghubungkan rongga dengan faring.
Saluran ini berfungsi untuk menjaga keseimbangan tekanan udara antara udara luar dengan
udara di dalam telinga tengah.
c. Telinga Dalam
Rongga telinga dalam terdiri atas berbagai rongga yang menyerupai saluran-saluran
dalam tulang temporalis. Rongga-rongga ini disebut labirin tulang dan dilapisi membran
membentuk labirin membranosa. Labirin tulang terdiri atas tiga bagian, yaitu vestibula, saluran
setengah lingkaran yang bersambung dengan vestibula, dan kokhlea. Kokhlea adalah sebuah
tabung berbentuk spiral yang membelit dirinya seperti rumah siput.
Dalam setiap belitan terdapat saluran membranosa yang mengandung ujung-ujung akhir saraf
pendengaran. Cairan dalam labirin membranosa disebut endolimfa dan di luar labirin
membranosa disebut perilimfa.
d. Saraf Pendengaran
Saraf pendengaran (nervus auditorius) terdiri atas dua bagian, salah satunya berkaitan
dengan bagian vestibuler rongga telinga dalam yang berhubungan dengan keseimbangan.
Serabut-serabut saraf ini bergerak menuju nukleus vestibularis yang berada pada titik
pertemuan antara pons dan medula oblongata, kemudian bergerak ke cerebellum. Bagian
kokhleris pada nervus auditorus adalah saraf pendengar yang sebenarnya. Cedera pada saraf
kokhlearis akan mengakibatkan ketulian saraf. Sedangkan, cedera pada saraf vestibularis akan
menimbulkan vertigo.
a. Epidermis
Epidermis tersusun atas epitelium berlapis dan terdiri atas dua lapisan, yaitu lapisan
tanduk dan zona germinalis. Lapisan tanduk (lapisan epidermal) terletak paling luar dan
tersusun atas tiga lapisan sel yang membentuk epidermis, yaitu stratum korneum, stratum
lusidum, dan stratum granulosum. Zona germinalis terletak di bawah lapisan tanduk, terdiri
atas sel berduri dan sel basal. Sel berduri adalah sel dengan fibril halus yang menyambung sel
satu dengan yang lain. Sedangkan, sel basal terus-menerus memproduksi sel epidermis baru.
b. Dermis
Lapisan dermis tersusun atas jaringan fibrus dan jaringan ikat yang elastis. Pada
permukaan dermis tersusun papila-papila kecil yang berisi pembuluh darah kapiler. Ujung akhir
saraf sensoris terletak di dalam dermis. Kelenjar keringat yang berbentuk tabung berbelit-belit
terletak di sebelah dalam dermis, salurannya melalui dermis dan epidermis, kemudian
bermuara ke pori-pori kulit. Pada kulit terdapat beberapa jenis reseptor, antara lain rasa nyeri,
rasa panas, rasa dingin, rasa sentuhan, dan rasa tekanan. Kulit dan jaringan di bawahnya
bekerja sebagai tempat penyimpanan air dan jaringan adiposa tempat menyimpan lemak. Hal
ini sangat diperlukan agar panas tubuh tidak cepat keluar dari tubuh (untuk menghangatkan
tubuh).
Lidah merupakan indera perasa. Selain membantu proses pencernaan, lidah juga dapat
merasakan rasa makanan. Permukaan lidah kasar karena terdapat tonjolan yang disebut
papila. Papila ini berfungsi untuk mengecap. Ada empat macam rasa kecapan, yaitu rasa
manis, pahit, asam, dan asin. Umumnya, makanan memiliki ciri harum dan ciri rasa. Ciri harum
merangsang ujung saraf penciuman, bukan pengecapan. Agar dapat dirasakan, semua
makanan harus menjadi cairan dan harus bersentuhan dengan ujung saraf yang mampu
menerima rangsangan berbeda-beda. Reseptor rasa manis dan asin terdapat di ujung lidah,
rasa pahit di pangkal lidah, dan untuk rasa asam ada di sisi lidah bagian dalam.
5. Indera Penciuman
Indera penciuman terdapat di rongga hidung. Sel-sel sensori penerima rangsang berupa bau
terdapat di lapisan epitel dalam rongga hidung dan dilindungi oleh mukus (lendir). Di akhir
setiap sel sensori terdapat silia atau rambut pembau. Rasa penciuman dirangsang oleh gas
yang terhirup. Rasa penciuman ini sangat peka, tetapi kepekaan ini mudah hilang bila
dihadapkan pada suatu bau yang sama untuk waktu yang lama. Rasa penciuman akan
melemah bila kamu sedang flu karena terdapat penumpukan cairan yang menghalangi silia
untuk membaui sesuatu.
Dermatitis atopik atau eksema adalah peradangan kronik kulit yang kering dan gatal.
Pada umumnya dimulai di awal masa kanak-kanak. Eksema dapat menyebabkan gatal yang
tidak tertahankan, peradangan, dan gangguan tidur. Eksema merupakan penyakit tidak
menular. Sebagian besar anak akan sembuh dari eksema sebelum usia 5 tahun. Sebagian
kecil anak akan terus mengalami eksema hingga dewasa. Penyakit ini tidak dapat
disembuhkan, namun penanganan yang tepat akan mencegah dampak negatif penyakit ini
terhadap anak yang mengalami eksema dan keluarganya.
4. Anosmia
Anosmia adalah hilangnya atau berkurangnya kemampuan untuk membaui,
merupakan kelainan yang paling sering ditemui. Penciuman dapat dipengaruhi oleh beberapa
perubahan di dalam hidung, di dalam saraf yang berasal dari hidung menuju ke otak atau di
dalam otak. Misalnya, jika rongga hidung tersumbat karena pilek, penciuman bisa berkurang
karena bau tidak sampai ke penerima bau. Kemampuan membaui akan mempengaruhi rasa
sehingga pada penderita pilek, rasa dari makanan terasa kurang enak. Sel-sel penciuman
kadang mengalami kerusakan sementara oleh virus flu. Beberapa penderita tidak dapat
membaui atau merasa dengan baik setelah mengalami flu. Kadang, hilangnya penciuman atau
pengecapan berlangsung selama berbulan-bulan, bahkan bersifat menetap.
5. Otitis
Radang telinga atau otitis adalah peradangan sebagian atau seluruh mukosa telinga
tengah, tuba eustachius (saluran yang menghubungkan telinga tengah dan rongga mulut),
antrum mastoid, dan sel-sel mastoid. Sebagian besar anakanak pernah mengalami radang
telinga dan tidak sedikit yang mengalami gangguan pendengaran akibat penanganan yang
terlambat. Bila terjadi proses radang pada telinga tengah, tentu akan terjadi gangguan dalam
penghantaran bunyi/suara ke telinga dalam. Akibatnya, kamu seperti menjadi tuli. Penyebab
terjadinya radang pada telinga tengah, antara lain:
a) Perubahan tekanan udara yang tiba-tiba.
b) Alergi.
c) Infeksi.
d) Sumbatan pada telinga.
6. Tuli
Tuli merupakan gangguan pendengaran karena kerusakan saraf pendengaran, infeksi
bakteri, atau jamur. Tuli merupakan gejala utama radang telinga (otitis). Gendang telinga
terlihat utuh, namun tertarik/retraksi, suram, kuning kemerahan, atau keabu-abuan. Penderita
tuli tidak dapat mendengar dengan jelas apa yang diucapkan oleh orang lain. Akibatnya, ketika
berkomunikasi dengan temannya yang lain, terkadang tidak nyambung. Dalam kondisi yang
sudah parah, penderita tuli tidak dapat mendengar sama sekali apa yang diucapkan oleh orang
lain. Penderita tuli akan sulit bersosialisasi dengan orang lain. Oleh karena itu, penderita tuli
dapat dibantu dengan alat bantu pendengaran. Alat ini biasanya dipasang di telinga bagian
luar. Dengan alat ini, penderita tuli dapat mendengar dengan jelas.
7. Buta Warna
Istilah buta warna dapat diartikan sebagai suatu kelainan penglihatan yang disebabkan
ketidakmampuan sel-sel kerucut pada retina mata untuk menangkap suatu spektrum warna
tertentu sehingga warna objek yang terlihat bukan warna yang sesungguhnya. Penyebab buta
warna adalah faktor keturunan, gangguan terjadi biasanya pada kedua mata, namun tidak
memburuk. Penyebab lainnya adalah kelainan yang didapat selama kehidupannya, misalnya
kecelakaan/trauma pada mata, umumnya kelainan hanya terjadi pada salah satu mata saja
dan bisa mengalami penurunan fungsi seiring berjalannya waktu.
8. Katarak
Katarak adalah perubahan lensa mata yang tadinya bening dan tembus cahaya
menjadi keruh sehingga menyebabkan gangguan pada penglihatan. Pada umumnya, katarak
merupakan proses penuaan pada mata. Paparan sinar ultraviolet jangka panjang, penggunaan
obat-obatan dan penyakit tertentu, misalnya diabetes, juga dapat mempercepat timbulnya
katarak. Katarak juga dapat merupakan bawaan lahir, artinya semenjak dilahirkan sudah
menderita katarak.
Beberapa gejala umum katarak, antara lain:
a) Pandangan menjadi kabur atau ukuran kacamata yang sering berubah.
b) Warna-warna tampak kusam.
c) Susah melihat di tempat yang terang akibat silau.
d) Kesulitan saat membaca atau mengemudi di malam hari.
Penderita katarak dapat dibantu dengan menggunakan kacamata yang sesuai. Akan tetapi, jika
penglihatan penderita katarak tidak dapat diperbaiki dengan kacamata, harus dilakukan operasi
katarak. Operasi katarak dapat dilakukan oleh dokter mata.
9. Hipermetropi
Hipermetropi (rabun dekat) adalah suatu keadaan dimana lensa mata tidak dapat
menyembung atau bola mata terlalu pendek sehingga bayangan benda jatuh di belakang
retina. Penderita hipermetropi akan merasa tidak jelas pada saat melihat benda dari jarak
dekat, meskipun untuk jarak jauh masih lumayan jelas. Keadaan ini akan diperparah lagi jika
sudah menginjak usia tua. Kesulitan yang hebat akan dialami saat melihat dari jarak dekat atau
membaca. Penderita hipermetropi dapat ditolong dengan lensa cembung atau positif. Dengan
menggunakan kacamata yang berlensa cembung, penglihatan penderita hipermetropi menjadi
normal kembali.
10. Miopi
Miopi (rabun jauh) adalah suatu keadaan dimana lensa mata terlalu cembung atau
bola mata terlalu panjang sehingga bayangan mata jatuh di depan retina. Miopi biasanya
terjadi pada anak-anak remaja usia 8 sampai 14 tahun. Faktor yang menyebabkannya adalah
keturunan membaca sambil tiduran, menonton televisi dari jarak yang terlalu dekat, atau
menggunakan komputer terlalu lama. Penderita rabun jauh dapat ditolong dengan lensa
cekung atau negatif. Dengan menggunakan kacamata yang berlensa cekung, penderita miopi
dapat melihat dengan jelas dan normal.
11. Presbiopi
Presbiopi adalah hilangnya kemampuan mata untuk melakukan akomodasi karena
umur. Karenanya, presbiopi disebut juga sebagai mata tua. Pada umumnya, penderita
presbiopi berumur di atas 60 tahun. Gejala yang nampak biasanya dimulai dengan hilangnya
kemampuan membaca pada jarak normal, namun tidak mempengaruhi penglihatan jarak
jauhnya. Hilangnya daya akomodasi mata akibat menurunnya kemampuan mata untuk
mengubah bentuk lensa mata. Salah satu cara untuk mengatasi presbiopi adalah dengan
menggunakan kacamata fokus ganda (bifokal). Bagian bawah lensa mata memiliki kuat lensa
yang lebih besar ibandingkan bagian atas karena pada saat melihat benda dekat diperlukan
kuat lensa yang lebih besar.
12. Astigmatisme
Astigmatisme adalah suatu keadaan dimana permukaan lensa mata tidak sama
sehingga fokus dan bayangan yang terbentuk tidak sama. Kelainan ini dapat ditolong dengan
lensa silindris.
NAPZA dapat dikelompokkan menjadi 3 macam, yaitu stimulan, depresan dan halusinogen.
Dampak buruk penyalahgunaan NAPZA : gangguan fisik ( gangguan jantung dan paru-paru),
psikologis (penurunan berfikir rasional), pemborosan ekonomi, rusaknya hubungan sosial
E. Kegiatan Pembelajaran
1. Pertemuan Pertama (2 JP)
a. Kegiatan Pendahuluan
1) Guru memberikan salam dan berdoa bersama
2) Guru mengabsen, mengondisikan kelas dan pembiasaan
3) Apersepsi: Guru menggali pengetahuan siswa tentang pengertian sistem
koordinasi terutama sistem hormon.
Menanya
1) Guru membimbing peserta didik dalam mengorganisasi hal-hal yang akan
dipelajari berdasarkan pertanyaan yang dimunculkan.
Mengumpulkan informasi/mencoba
1) Peserta didik mengumpulkan informasi melalui studi literatur mengenai
macam-macam hormon, lokasi kelenjar dan fungsi hormon bagi tubuh.
Menalar/mengasosiasi
1) Peserta didik berdiskusi /menganalisis tentang macam-macam hormon, lokasi
kelenjar dan fungsi hormon bagi tubuh sampai dengan menyusun laporan
hasil studi literatur.
Mengomunikasikan
1) Peserta didik menganalisis hasil tentang macam-macam hormon, lokasi
kelenjar dan fungsi hormon bagi tubuh.
c. Kegiatan Penutup
1) Guru membimbing siswa menyimpulkan tentang macam-macam hormon, lokasi
kelenjar dan fungsi hormon bagi tubuh ditulis sebagai rangkuman.
2) Memberi kesempatan peserta didik untuk merefleksi materi yang telah diterima.
3) Tindak lanjut/penugasan : Siswa diminta mencari informasi dan gambar-gambar
indera pada manusia, sebagai bahan diskusi minggu depan.
4) Mengakhiri pelajaran dengan mengucap salam dan atau doa.
c. Kegiatan Penutup
1) Mendorong siswa untuk melakukan, menyimpulkan, merefleksi, dan menemukan
nilai-nilai yang dapat dipetik dari aktivitas hari ini.
2) Guru mengajukan beberapa pertanyaan secara lisan untuk menguji wawasan
siswa mengenai organ penyusun sistem saraf beserta fungsinya
3) Memberikan penghargaan (pujian dalam lisan atau tulisan) kepada kelompok atau
individu berkinerja baik.
b. Kegiatan Inti
Mengamati
Siswa mengamati struktur alat indra ( perasa, pembau, peraba) melalui
literatur/browsing internet
Menanya
Siswa diberi kesempatan untuk mengajukan pertanyaan yang terkait dengan
materi alat indra(perasa,pembau,peraba).
Mengumpulkan informasi/mencoba
Guru membentuk kelompok yang anggotanya 4-5 orang secara heteogen
Setiap kelompok diberi lembar kerja.
c. Kegiatan Penutup
1) Siswa diminta menyimpulkan tentang indra perasa,pembau,pengecap
2) Guru mengulas kembali materi yang telah dipelajari
3) Guru menayakan indra perasa,pembau,pengecap .
4) Guru memberi tugas rumah ( buku paket hal 258)
5) Guru mengakhiri pelajaran dengan memberi motivasi untuk tetap belajar.
Mengomunikasikan
Peserta didik menyajikan hasil analisis tentang penyebab dan gejala kelaianan
system regulasi
c. Kegiatan Penutup
1) Resume: Guru membimbing siswa menyimpulkan tentang macam-macam
gangguan pada sistem regulasi
2) Refleksi: Memberikan pertanyaan berkaitan dengan macam kelainan, penyebab,
gejala pada sistem regulasi
3) Tindak lanjut: memberikan tugas mencari informasi tentang jenis NAPZA dan
dampak negatif penyalahgunaan NAPZA, sebagai bahan diskusi minggu depan
Pada kegiatan inti guru meminta siswa untuk melihat gambar tentang NAPZA dan
bahayanya bagi sistem koordinasi pada manusia.
Siswa mempresentasikan tugas yang telah dibuat yaitu tentang berbagai jenis NAPZA
dan bahayanya bagi sistem koordinasi manusia serta menyampaikan isi poster yang
telah dibuat, kelompok yang lain bisa menanggapinya.
Setelah presentasi semua tugas dan proyek dikumpulkan untuk diberi penilaian.
Guru menyampaikan kesimpulan dari presentasi siswa
a. Kegiatan Pendahuluan
1) Salam dan doa
2) Pengkondisian situasi kelas
3) Penyampaian Tujuan pembelajaran
4) Apersepsi dan motivasi dengan menanyakan tentang NAPZA dan bahayanya bagi
sistem koordinasi manusia
b. Kegiatan Inti
Mengamati
Mengamati dan mengumpulkan informasi dari tugas dan proyek yang telah
diberikan pada pertemuan sebelumnya
Menanya
Setelah ada kelompok yang presentasi, peserta didik dimotivasi untuk membuat
pertanyaan tentang:
- Apa saja jenis NAPZA
- Apa akibat dari pemakaian NAPZA terhadap sistem koordinasi manusia
- Bagaimana cara menghindari pemakain NAPZA
Mengumpulkan informasi/mencoba
Dari diskusi siswa dapat mendapatkan informasi tambahan selain apa yang
didapat saat mengerjakan tugas.
Menalar/mengasosiasi
Dari diskusi semua siswa bisa saling memberikan pemahaman yang berbeda
tetapi tetap saling mengharmati pendapat orang lain
(guru menilai kemampuan siswa dalam berdiskusi- Lembar observasi Sikap)
Mengomunikasikan
- Siswa membuat laporan hasil diskusi kelompok
- Perwakilan kelompok memaparkan hasil diskusi tentang pengaruh
psikotropika terhadap sistem koordinasi manusia
(Guru menilai ketrampilan menyaji dan berkomunikasi- Lembar Observasi Ketram-
pilan)
c. Kegiatan Penutup
2. Instrumen Penilaian
a. Pertemuan Pertama
Instrumen Penilain
Catatan:
Skor 1, jika tidak pernah berperilaku dalam kegiatan
Skor 2, Jika kadang-kadang berperilaku dalam kegiatan
Skor 3, jika sering berperilaku dalam kegiatan
Skor 4, jika selalu berperilaku dalam kegiatan
Pedoman Penskoran
Skor Maksimum tiap indikator :4
Jumlah Indikator :7
Jumlah skor maksimum : 4 x 7 = 28
b. Penilaian Ketrampilan
Pedoman Penskoran
Skor Maksimum tiap indikator :3
Jumlah Indikator :3
Jumlah skor maksimum :3x3=9
c. Penilaian Pengetahuan
No Soal Nilai
1 Hormon sangat penting bagi segala proses dalam tubuh. 10
Fungsi hormon tiroksin adalah ... .
A. mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
B. pengerutan rahim setelah melahirkan
C. membantu pengeluaran air dalam tubuh
D. pembentukan melanin kulit
E. merangsang pertumbuhan folikel
Kunci: A
Soal Uraian
2 Sistem saraf dan sistem endokrin merupakan bagian dari 10
regulasi dalam tubuh kita. Buat tabel, 2 perbedaan antara
sistem saraf dan sistem hormon!
Kunci : Perbedaan antara sistem saraf dan hormon :
Faktor pembeda Sistem saraf Sistem
hormon
Jalannya rangsang cepat Lambat
Media penghantaran Sel saraf Darah
Jumlahskor 20
Teknik Pengolahan nilai:
Jawaban benar pilihan ganda 1 X 10 = 10
Jawaban benar uraian 1 X 10 = 10
Nilai akhir ( 10 + 10 )/20 X 4 =4
b. Pertemuan Kedua
1. Teknik dan bentuk instrumen
Teknik Bentuk Instrumen
Pengamatan sikap Lembar pengamatan sikap
2. Contoh instrumen
a. Lembar pengamatan sikap
Hasil
No Aspek yang dinilai Keterangan
Penilaian *)
1 Menunjukkan rasa syukur kepada Tuhan
2 Memiliki rasa ingin tahu (curiosity)
3 Menunjukkan ketekunan dan tanggungjawab
dalam belajar dan bekerja baik secara individu
maupun berkelompok
4 Menyampaikan ide, informasi, dan argumentasi
5 Mengajukan pertanyaan
6 Menghargai pendapat orang lain
7 Partisipasi dalam kelompok belajar
8 Kerapihan laporan percobaan
*) 5=sangat baik, 4=baik, 3=cukup, 2=kurang, dan 1=sangat kurang.
c. Pertemuan Ketiga
1. Prosedur Penilaian:
No Aspek yang dinilai Teknik Penilaian Waktu Penilaian
1. Sikap
a. Terlibat aktif dalam - Penilaian melalui - Selama pembelajaran
2. Instrumen penilaian
1. Penilaian kognitif
kegiatan 1: kuis tertulis
1.Tuliskan bagian lidah yang peka terhadap rasa manis,pahit,asam,asin.
2. Apa fungsi dari rambut-rambut di rongga hidung,sebutkan nama reseptornya.
3. Mengapa kulit disebut sebagai alat peraba
4. Jelaskan 3 papil pengecap
5. Jelaskan 2 kelainaan pada sistem koordinasi ( alat indra perasa , pembahu, peraba)
Kunci jawaban
1. Manis pada ujung lidah,asam pada tepi belakang lidah,asin pada tepi depan kiri kanan
lidah,pahit pada pangkal lidah
2. Fungsi rambut-rambut di rongga hidung: menyaring debu,menyelidiki adanya bau
udara,pengatur suhu udara pernapasan,sel-sel sensori penerima zat kimia adalah
kemoreseptor
3. Papil peraba berbentuk seperti benang tersebar diseluruh permukaan lidah
Papil pengecap berbentuk V dekat pangkal lidah
Papil pengecap tersebar dibagian tepi
4. Karena pada kulit terdapat reseptor yang peka terhadap rangsangan fisik
5. a) tuli saraf :disebabkan karena kerusakan saraf auditori. Gangguan ini biasanya bersifat
permanen
b) tuli konduksi : disebabkan karena hal-hal penyumbatan teling oleh minyk serumen,
penebalan/ pecahnya membran timpani,pengapuran tulng pendengaran, keekakuan
hubungn stapes pada fenesta ovali. Gangguan ini bersifat sementara dan dapat diatasi
melalui pengobatan/ penggunaan alt bantu dengar.
Pedoman Penskoran
Bentuk Soal Penskoran
Essay / Uraian Setiap poin skor sama
𝐉𝐮𝐦𝐥𝐚𝐡 𝐒𝐤𝐨𝐫
𝑵𝒊𝒍𝒂𝒊 = 𝐱𝟏𝟎𝟎
𝟐𝟒
Dengan predikat:
PREDIKAT NILAI
Sangat Baik (SB) 80 ≤ AB ≤ 100
Baik (B) 70 ≤ B ≤ 79
Cukup (C) 60 ≤ C ≤ 69
Kurang (K) <60
d. Pertemuan Keempat
Penilaian antar Peserta Didik
Skor
No Sikap Indikator
Maks
1 Semangat 1. Aktif dalam berdiskusi 3
belajar 2. Antusias dalam menyimak pendapat 3
2 Santun 1. Tidak menyela pembicaraan siswa lain dalam 3
diskusi
2. Menggunakan bahasa yang santun saat 3
berpendapat/mengkritik pendapat orang lain
3. Mengucapkan terimakasih/bersikap menerima 3
pendapat orang lain
3 Kerjasama 1. Terbuka terhadap kritik/pendapat siswa lain 3
2. Mencari solusi terhadap perbedaan pendapat 3
3. Mendorong siswa lain agar aktif dalam 3
berdiskusi
3 Kritis 1. Memberi pendapat terhadap masalah yang 3
didiskusikan
2. Mencari solusi terhadap masalah yang 3
didiskusikan
Pedoman Penskoran
Skor Maksimum tiap indikator : 3
Jumlah Indikator : 10
Jumlah skor maksimum : 3 x 10 = 30
KRITERIA SIKAP
Jml
Nilai
Semangan
Kerjasama
No Nama Siswa Skor
Santun
Belajar
Kritis
1 2 1 2 3 1 2 3 1 2
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
d. PenilaianKetrampilan
Portofolio
No Nama Siswa Pengumpulan Sistematika Laporan Hasil
data Laporan
a. PenilaianPengetahuan
Tes Tertulis
Sub Topik : kelainan pada system regulasi
- Pilihan Ganda
Inikator soal : disajikan gambar suatu kelinan peserta didik dapat menentukan nama
penyakit dan penyebabnya.
No Soal Nilai
1 Perhatikan gambar dibawah ini ! 10
e. Pertemuan Kelima
2. Instrumen Penilaian Sikap ( Observasi )
No Sikap Indikator Skor Maks
1 Semangat 3. Aktif dalam berdiskusi 3
belajar 4. Antusias dalam menyimak pendapat 3
2 Santun 4. Tidak menyela pembicaraan siswa lain 3
dalam diskusi
5. Menggunakan bahasa yang santun saat 3
berpendapat/mengkritik pendapat orang
lain
6. Mengucapkan terimakasih/bersikap 3
menerima pendapat orang lain
3 Kerjasama 4. Terbuka terhadap kritik/pendapat siswa 3
lain 3
5. Mencari solusi terhadap perbedaan
pendapat 3
6. Mendorong siswa lain agar aktif dalam 3
berdiskusi
3 Kritis 3. Memberi pendapat terhadap masalah 3
yang didiskusikan
4. Mencari solusi terhadap masalah yang 3
KRITERIA SIKAP
Jml
Semangan Nilai
Kerjasama
No Nama Siswa Skor
Santun
Belajar
Kritis
1 2 1 2 3 1 2 3 1 2
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
2. Penilaian Ketrampilan
Penilaian Projek
Rubrik Penilaian Proyek
Kriteria Skor Indikator
Persiapan 3 Pemilihan alat dan bahan tepat
Skor maks 3 2 Pemilihan alat atau bahan tepat
1 Pemilihan alat dan bahan tidak tepat
Pelaksanaan 3 Penggunaan bahan sesuai dengan kebutuhan
Skor Maks 6 2 Penggunaan bahan kurang sesuai dengan
1 Penggunaan bahan tidak sesuai dengan
3 Langkah kerja dan waktu pelaksanaan tepat
2 Langkah kerja atau waktu kurang pelaksanaan tepat
1 Langkah kerja atau waktu tidak pelaksanaan tepat
Hasil Tugas 3 Hasil tugas sesuai dengan perencanaan
Skor maks 3 2 Hasil tugas kurang sesuai dengan perencanaan
1 Hasil tugas tidak sesuai dengan perencanaan
Laporan 3 Bahasa sesuai dengan kaidah penulisan
Skor maks 6 2 Bahasa kurang sesuai dengan kaidah penulisan
1 Bahasa tidak sesuai dengan kaidah penulisan
3 Hasil Projek sesuai dengan laporan
2 Hasil Projek kurang sesuai dengan laporan
1 Hasil Projek tidak sesuai dengan laporan
Skor maksimum 18
Sangat baik = lebih dari 15 sampai 18
Baik = 12 sampai 15
Cukup = lebih dari sampai 12
Kurang =5-8
Jumlah skor 20
Skor maksimum = 4 x 20 = 80
Dikonversi menjadi nilai capaian kompetensi menjadi : (4x20)/20 = 4
Nilai A jika : 3,67 – 4
Nilai A- jika : 3,34 – 3,66
Nilai B+ jika : 3,01 – 3,33
Nilai B Jika : 2,67 – 3.00
Nilai B- Jika : 2,34 – 2,67
Nilai C+ jika : 2,01 -2,33
Nilai C jika : 1,67 – 2.00
Nilai C- jika : 1,34 – 1,66
Nilai D+ Jika : 1,01 – 1,33
Nilai D Jika : kurang atau sama dengan 1
f. Pertemuan keenam
Ulangan Harian
Soal Ulangan Harian Sistem Koordinasi Manusia (terlampir)
Pengayaan
1. Bila seseorang yang tua yang jatuh di kamar mandi biasanya sakit stroke, dimana
adanya pengumpalan darah di otak. Bagaimana bisa, bila ada darah di otak
kemudian berpengaruh pada kerja saraf baik bagian kanan maupun kirinya ?
bagaimana cara menghilangkan darah di otak tersebut? Dampak dari operasi di otak
?
2. Kasus bila anak muda biasanya berkacamata minus, sedangkan bila tua
berkacamata plus. Bagaimana hubungan umur dengan kacamata yang dipakainya?
Bagaimana cara mengobati bila ada seseorang yang berkacamata?
3. Sumber Belajar
Buku Kurikulum 2013 Biologi Kelas XI, karangan Suparmin, Ririn Safitri, Bowo
Sugiharto, Mediatama
Buku Biologi SMA untuk Kelas XI, karangan Diah Ayulina Choirul, Muslim, Syalfinat
Manaf dan Endang Widi Winarni, Erlangga
www. Biologylife.edu
Disahkan Oleh
Kepala Sekolah
----------Selamat Mengerjakan----------
1. Saraf Pusat pada manusia terdiri atas Otak dan sumsum tulang belakang.
2. Fungsi Saraf Tepi pada manusia adalah menghantarkan rangsang dari
reseptor menuju saraf pusat dan menghantarkan respon rangsang dari
pusat saraf ke efektor.
3. Bagian tubuh yang berfungsi menangkap rangsang disebut reseptor
Contohnya panca indera.
4. Contoh rangsangan yang berasal dari luar tubuh adalah suhu, cahaya, dan
bau.
5. Serabut yang merupakan penjuluran sitoplasma dari sel saraf/neuron
disebut dendrit berfungsi untuk membawa rangsang menuju ke badan
sel.
6. Akson dibungkus oleh selubung lemak yang disebut myelin yang
berfungsi isolator & pemberi makan sel saraf.
7. Prinsip penghantaran rangsang dimulai dari saraf dalam keadaan
polarisasi dirangsang depolarisasi timbul aliran listrik timbul
impuls saraf penghantaran impuls melalui neuron
8. Impuls berjalan dari satu neuron ke neuron yang lain melalui sinapsis.
9. Gerak normal merupakan gerak yang harus melalui pusat saraf yakni otak
dengan contoh membaca, minum, makan dan menulis.
10. Skema rangsang dari Gerak refleks dimulai Rangsang Reseptor
neuron sensorik sumsum tulang belakang Neuron motorik
efektor.
11. Otak manusia dewasa terbagi atas otak depan, besar, tengah dan kecil.
12. Otak kecil atau cerebelum berfungsi untuk pusat keseimbangan.
13. Sumsum penghubung medula spinalis dan otak adalah sumsum lanjutan
berfungsi menghantarkan rangsangan dari sumsum tulang belakang ke
otak.
14. Sistem saraf Otonom atau disebut saraf tak sadar berfungsi mengatur
organ-organ yang gerakannya tak disadari manusia.
15. Kelenjar Hipofisis disebut master of glands karena mensekresikan
hormon-hormon yang mengontrol kelenjar endokrin lainnya.
16. Hormon prolaktin yang dihasilkan oleh kelenjar hipofisis bagian depan
berperan menginisiasi dan menjaga sekresi ASI.
17. Hormon Hipofisis bagian belakang menghasilkan Hormon ADH dan
hormon oksitosin.
18. Miksedema yang terjadi pada manusia dewasa disebabkan oleh
kekurangan hormon tiroksin.
19. Hormon insulin berperan untuk mengubah glukosa menjadi glikogen
berlawanan fungsinya dengan hormon glukagon.
20. Ovarium pada perempuan menghasilkan hormon estrogen untuk tanda
kelamin sekunder dan hormon progesteron berperan dalam
mempersiapkan dinding rahim untuk menerima embrio jika terjadi
vertilisasi.
Nama :
EVALUASI BIOLOGI KELAS XI IPA Kelas :
No. Absen:
MATERI SISTEM SARAF & HORMON
TAHUN PELAJARAN 2016/2017
15. Petinju Mike Tyson pada masa tuanya mengalami penyakit serius yakni
_______ __________________________ akibat masa jayanya dimana kepala
sering mendapatkan pukulan mematikan.
16. Teknologi berupa alat bantu melihat yang diletakkan di depan kornea
mata disebut dengan _________________________
17. Obar psikotropika merupakan obat ilmiah atau sintetis bukan narkotika
untuk mempengaruhi
_____________________________________________________________
18. Fungsi gurat sisi pada ikan berperan dalam
_________________________________
________________________________________________________________________
19. Aves misalkan burung pemangsa mampu mencari dan menangkap
mangsa dengan mudah karena indra _____________________________ dan
______________ __________________________ berkembang dengan baik.
20. Indra penglihatan pada serangga berkembang dengan baik berupa
___________ _____________________ yaitu mata yang memiliki beberapa
mata tunggal.
----------Selamat Mengerjakan----------
KUNCI EVALUASI
SISTEM REGULASI MANUSIA