MEMBRAN SEL
Disusun Oleh:
Dosen Pembimbing:
Fakultas Kedokteran
Universitas Andalas
Tahun 2019
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum. Wr. Wb
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, yang mana telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis. Maka dalam kesempatan ini penulis menguturkan
rasa hormat dan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang membantu dalam
pembuatan makalah ini. Sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul
Dalam proses penulisan makalah ini masih dari jauh dari kesempurnaan baik materi
maupun cara penulisannya. Namun demikian, penulis telah berupaya dengan segala
kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki sehingga dapat selesai dengan baik dan oleh
karenanya, penulis dengan rendah hati dan dengan tangan terbuka menerima saran, kritik dan
Akhirnya penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
ii
DAFTAR TABEL
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
BAB I
PENDAHULUAN
Sel itu sendiri tersusun atas organel-organel yang memiliki peran masing-masing
untuk melaksanakan proses kehidupan sel. Beberapa diantara organel tersebut adalah membran
sel dan dinding sel yang terletak di permukaan sel. Sel hewan dan sel tumbuhan memiliki
membran plasma. Akan tetapi dinding sel hanya terdapat pada sel tumbuhan.
Maka dengan itu makalah ini kami buat untuk mengetahui tentang membran sel secara
khusus dan mendetail.
1
1.3 Tujuan
1. Mengetahui Pengertian Membran Sel
2. Mengetahui Perkembangan Model Membran Sel
3. Mengetahui Struktur Membran Sel
4. Mengetahui Fungsi dari Memberan Sel
5. Mengetahui Transport Melalui Membran
2
BAB II
PEMBAHASAN
Membran sel atau sering juga disebut membran plasma (plasma membrane, cell
membrane, plasmalemma) adalah salah satu bagian terluar yang dimiliki oleh setiap sel hidup,
baik itu tumbuhan, hewan, bakteri atau organisme lainnya. Membran sel membatasi semua
organel isi sel dengan lingkungan luar sel. Membran sel terbuat dari lapisan ganda lipid khusus,
yang dikenal sebagai fosfolipid.
Pengamatan ini kemudian menghasilkan model selaput plasma yang disebut Model
Danielli-Harvey dan disempurnakan lagi sebagai model Danielli-Davson. Kelemahan
dari teori ini adalah ketebalan selaput plasma yang tidak jelas.
3
b. Model Robertson
Pengamatan dengan mikroskop elektron terhadap myelin dan beberapa selaput sel
lainnya, menunjukkan gambaran dua garis sejajar seperti rel kereta api. Dari situlah
Roberton mengusulkan konsep struktural yang baru, yaitu selaput kesatuan. Dalam
konsep tersebut digambarkan lapisan lipida sebagai dua membran lipida (dwilembar
lipida) yang bagian hidrofiliknya bersinggungan dengan lapisan molekul protein. Dengan
model ini diduga bahwa lapisan lipida membentuk ketebalan 3,5nm dan lapisan molekul
protein setebal 2nm. Model Roberton dapat menjelaskan tebal selaput plasma yang
umumnya mencapai 7,5 nm.
Membran sel membatasi isi sel dengan lingkungannya. Disusun oleh senyawa-senyawa
lipida, protein dan karbohidrat, senyawa penyusun itulah yang menyebabkan membran sel
bersifat hidrofobik dan hidrofolik.
4
Table 1 Komposisi Membran Plasma pada Berbagai Organela
5
keanekaragaman komposisi penyusunnya. Molekul-molekul lipid dari membran sel
tersusun dari 3 jenis, yaitu:
a) Fosfolipid
Fosfolipid adalah jenis lipid yang paling berlimpah di membran sel. Banyak jenis
protein yang terjebak di dalam lapisan bilayer atau berikatan dengan salah satu
permukaan untuk menjalankan fungsi protein. Contohnya, beberapa protein
membentuk jembatan dalam lapisan bilayer yang lainnya memompa zat untuk
memompa membran. Struktur membran ini mempunyai fungsi membangun,
memodifikasi, dan memperkuat sel. Molekul fosfolipid tersebut memiliki kepala
sebagai ujung polarnya, dan dua ekor sebagai ujung nonpolarnya.
b) Kolesterol
Kolesterol adalah bentuk steroid yang paling umum, kolesterol ini disusun menjadi
banyak molekul seperti garam empedu (yang membantu untuk mencerna lemak) dan
vitamin D (dibutuhkan untuk menjaga gigi dan tulang tetap kuat). Kolestrol akan
berperan dalam menghambat pergerakan fosfolipid sehingga mencegah fosfolipid
menjadi terlalu cair, namun saat suhu lingkungan dingin kolestrol akan bekerja
dengan menghambat interaksi antar lemak sehingga menjaga membran dari beku
dan mempertahankan struktur membran cukup cair. Kolestrol terdapat pada
membran sel hewan, sedangkan pada membran sel tumbuhan fungsinya digantikan
oleh sterol
c) Glikolipid
Glikolipid ialah molekul karbohidrat yang menempel pada lemak, sedangkan
glikoprotein ialah molekul karbohidrat yang menempel pada molekul protein.
Glikolipid dan glikoprotein berfungsi sebagai tanda pengenal bagi sel.
Ketiga jenis lipid tersebut amfifatik, yang berarti molekulnya memiliki ujung
hidrofobik atau nonpolar (menjauhi air) dan ujung hidrofilik atau polar (menyenangi
air). Apabila molekul-molekul lipid yang bersifat amfifatik tersebut dikitari oleh
lingkungan air, maka molekul-molekul tersebut cenderung akan menyusun diri
sedemikian rupa sehingga bagian ekor yang hidrofobik terlindung dari air.
6
2. Struktur dan Fungsi Protein Membran Sel
Protein pada membran sel terdiri dari beberapa bentuk, antara lain adalah:
a) Protein Integral
Terletak di dalam fosfolipida bilayer, ada yang menembus seluruh lapisan dan ada yang
tidak. Protein amphiphatik dengan bagian polarnya menghadap air.
b) Protein Perifer
Bukan berupa amphiphatik, sebagian besar terletak pada permukaan sitoplasma dari
membran sel dan melekat pada bagian polar integral.
Protein membran sel mempunyai fungsi yang sangat luas, antara lain fungsi sebagai
pembawa (carrier) senyawa yang melewati membran sel, menerima isyarat (signal) hormonal
dan meneruskan isyarat tersebut kebagian sel sendiri atau ke sel lainnya. Protein membran sel
juga berfungsi sebagai pangkal pengikat komponen-komponen sitoskeleton dengan senyawa-
senyawa ekstra seluler. Molekul-molekul protein permukaan luar memberikan ciri-ciri
individual tiap sel dan macam protein dapat berubah sesuai dengan diferensiasi sel. Protein-
protein tersebut banyak yang berfungsi sebagai enzim (biokatalisator).
Semua sel eukariota memiliki molekul karbohidrat pada permukaan luarnya. Senyawa-
senyawa tersebut dapat berupa oligosakarida dan polisakarida. Berat keseluruhan karbohidrat
di dalam selaput berkisar antara 2-10% dari berat total selaput. Membran sel merupakan
membran yang asimetris, molekul polipeptida yang tersembul dari kedua lembaran dwilapis
lipida tersebut berbeda. Istilah selubung sel atau glikokalis pada sel-sel eukariota di gunakan
untuk menyebutkan daerah permukaan luar selaput sel yang mengandung banyak karbohidrat.
Karbohidrat merupakan senyawa penting untuk membran sel terutama di tinjau dari fungsinya.
Di duga karbohidrat berfungsi dalam proses pengenalan sel dengan sel atau sel dengan
substansi antar sel.
Membran sel memiliki fungsi utama sebagai pengatur keluar masuknya zat dari dan ke
dalam sel. Adapun selain fungsi utama tersebut, membran sel ternyata memiliki beberapa
fungsi lain.
7
1. Memperkokoh sel
Membran sel memiliki fungsi sebagai penahan sitoskeleton. Fungsi tersebut membuat
sel mempunyai bentuk tertentu sehingga dapat membantu sel untuk bergabung dengan
sel-sel lainnya dalam membentuk jaringan. Fungsi membran sel dalam memperkokoh
sel sangat vital bagi tersusunnya jaringan yang kemudian bersatu menjadi organ dan
sistem organ
2. Mencegah agar sel tidak pecah
Sitoplasma yang dimiliki sel hidup dikelilingi oleh membran sel. Sitoplasma terdiri atas
cairan yang didalamnya terlarut molekul-molekul kecil berukuran 0,001-0,1 mikron.
Bila membran sel tak ada, maka cairan dan organel sel yang terdapat dalam sitoplasma
akan tercerai berai sehingga tidak akan dapat menjalankan fungsinya dalam mendukung
metabolisme sel.
3. Membran sel menjaga komponen-komponen sel tetap terisolasi dari lingkungan luar
Komponen intraseluler dari lingkungan ekstraseluler yang terpisahkan oleh fungsi
membran sel telah membuat berbagai ancaman yang akan masuk ke dalam sel
(misalnya seperti infeksi virus) dapat dikendalikan secara penuh. Terutama pada jamur,
bakteri, dan tumbuhan, fungsi membran sel ini lebih optimal karena membran sel
dibantu dengan adanya dinding sel. Dinding sel yang terdapat pada sel ketiga organisme
tersebut menyediakan dukungan mekanik bagi sel dalam menghalang ancaman-
ancaman dari lingkungan luar sel.
4. Sebagai reseptor dari rangsangan luar
Fungsi membran sel selanjutnya adalah sebagai reseptor terhadap rangsangan yang
muncul dari luar sel. Membran sel memiliki peran penting sebagai media komunikasi
sel dengan lingkungannya. Melalui mekanisme ini, fungsi inti sel dan organel sel yang
terdapat dalam sitoplasma dapat menyesuaikan lingkungan luar sel sehingga mampu
bertahan hidup.
5. Sebagai tempat pertukaran zat atau transpor molekul Membran sel mampu mengatur
zat apa saja yang boleh masuk dan keluar dari sel. Kemampuan ini diperoleh karena
membran sel bersifat semi permeabel atau selektif permeabel. Sifat selektif permeabel
tersebut dimiliki karena struktur membran sel yang terdiri atas gabungan 2 lapisan
utama yaitu fosfolipid dan protein (lipoprotein). Sifat selektif permeabel yang dimiliki
membran sel sangat penting bagi transportasi (pengangkutan) bahan-bahan yang
diperlukan sel dalam melangsungkan metabolismenya. Transpor melalui membran sel
dilakukan secara aktif maupun pasif.
8
6. Sebagai media berlangsungnya reaksi-reaksi kimia.
7. Penyedia berbagai fungsi enzim karena protein yang menyusun strukturnya dapat
menjadi katalisator dalam reaksi tertentu.
8. Membran sel berfungsi seperti filter yang mencegah organisme patogen seperti virus
masuk ke dalam sel.
9. Sebagai pembatas antara isi sel dengan bagian luar sel.
10. Melindungi bagian sel yang terletak lebih dalam.
Transportasi melalui membran sel sangat penting bagi kelangsungan hidup sel.
Substansi tertentu misalnya, harus bergerak masuk ke dalam sel untuk menyokong agar sel itu
tetap hidup, demikian juga sebaliknya. Zat-zat buangan yang dihasilkan dari metabolisme sel
harus dikeluarkan dari dalam sel yang selanjutnya dibuang ke luar tubuh. Seperti sudah
digambarkan sebelumnya, membran plasma berfungsi sebagai dinding atau pembatas antara
zat hidup dan zat non-hidup, membran intraseluler diantara beberapa ruang sitoplasmik.
Zat-zat yang diperbolehkan memasuki ruang dalam sel, beberapa diantaranya disaring
dengan hanya melalui sebuah proses difusi sebagai respons terhadap perbedaan tingkat
konsentrasi di antara membran. Dalam hal ini, membran plasma bertindak sebagai sebuah
pagar yang dapat menutup dan membuka. Beberapa zat yang lain dibawa melalui membran
sehingga tetap terjaga tingkat konsentrasinya yang tinggi ketika berada dalam sel, membran
plasma berfungsi sebagai pompa molekul. Beberapa zat yang lainnya termasuk cairan dimana
zat tersebut berada, dapat dipersilakan masuk ke dalam sel oleh formasi vesikel dari membran
plasma. Salah satu konsekuensi terpenting dari kedudukan membran plasma sebagai sebuah
9
membran selektif permeabel adalah kapasitasnya untuk memisahkan ion-ion yang ada dan
karenanya menimbulkan adanya perbedaan potensial listrik diantara bagian-bagiannya.
Perbedaan potensial listrik ini merupakan sesuatu yang berbahaya untuk sesuatu yang dikenal
sebagai sel pengganggu, neuron dan sel tubuh, tetapi pada saat bersamaan juga memainkan
peranan penting dalam hal kemampuan setiap sel untuk merespon lingkungannya.
Impuls pada sel neuron. Perbedaan potensial antarbagian pada neuron menyebabkan
terjadinya mekanisme transpor ion (K+ serta Na+).
Pengaturan terhadap zat-zat tersebut tidak hanya terbatas pada pergerakannya dari luar
ke dalam sel oleh membran plasma. Berbagai sekat intraseluler juga harus berhubungan satu
sama lainnya. Tidak ada organel yang independen, masing-masing bergantung pada pertukaran
zat pada kedua arah diantara membran dimana mereka terikat. Secara umum terdapat dua
macam proses transpor melalui membran sel yaitu transpor pasif dan transpor aktif.
Transpor pasif yaitu gerakan sederhana suatu zat dengan perbedaan konsentrasi di
dalam dan di luar sel. Jika konsentrasi di luar sel lebih tinggi, maka terjadi gerakan molekul
dari luar menuju ke dalam, sebaliknya jika konsentrasi di dalam sel lebih tinggi, gerakan
molekul dari sel kelingkungan. Perbedaan konsentrasi sel dengan lingkungannya disebut
gradient konsentrasi. Transpor pasif dalam responnya terhadap gradien konsentrasi tidak
memerlukan energi.
10
Beberapa proses yang berlangsung yang menunjukkan transpor pasif :
2.5.1.1 Difusi
Difusi adalah perpindahan substansi tertentu dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi yang
lebih rendah. Zat berdifusi menurut kemiringan (gradien) konsentrasi, dan untuk ini tidak
memerlukan energi (ATP). Difusi dapat dibedakan menjadi difusi sederhana dan difusi
dipermudah (sering juga disebut difusi bersyarat atau difusi berfasilitas).
1) Difusi Sederhana/Bebas
Pada difusi sederhana molekul bergerak searah dengan gradien konsentrasi. Pada difusi
bebas, zat berdifusi langsung atau bebas tanpa memerlukan protein carrier (pembawa). Pada
umumnya metabolit yang dapat melintasi membran melalui difusi sederhana ini merupakan
metabolit dengan berat molekul yang kecil, seperti; air, O2, ethanol, CO2, senyawa-senyawa
lemak dan molekul-moekul kecil lain yang polar tak bermuatan dapat menembus secara
langsung pada sela-sela lipid. Selain itu juga protein juga punya saluran ditengahnya.
Mekanisme difusi bebas yaitu, molekul yang dilarutkan bersifat tetap, bergerak, dan
bertabrakan berulangkali setiap detik. Tabrakan molekul terjadi secara acak. Akhirnya
pergerakan secara acak tersebut membawa beberapa molekul ke daerah yang berbeda, sehingga
tidak ada perubahan pada konsentrasi antara dua wilayah. Perbedaan derajat konsentrasi antara
sisi luar dan dalam membran akan hilang pada saat difusi telah selesai. Difusi secara bebas dan
sederhana ini bukan merupakan mekanisme transpor yang terlalu penting pada membran
karena berjalan lambat.
11
2) Difusi Bersyarat/Berfasilitas
Pada prinsipnya difusi berfasilitas sama dengan difusi bebas, yaitu dalam hal diperlukan
adanya perbedaan konsentrasi dan dalam prosesnya tidak memerlukan energi. Sedangkan
perbedaannya adalah pada proses difusi dimana gerakan senyawa melewati membran jauh
lebih cepat karena adanya protein carrier pada membran. Pada difusi berfasilitas, difusi juga
dipengaruhi kejenuhan protein carrier terhadap zat itu. Protein carrier mengangkut senyawa-
senyawa yang tidak bisa melewati lapisan lipid secara langsung, misalnya ion-ion dan senyawa
lain yang polar bermuatan. Bilayer lipid sangat tidak permeabel terhadap semua ion sekalipun
ion kecil seperti H+ dan Na+, sehingga pengangkutan harus melalui protein carrier.
1) Tahap awal
Tahap pengenalan (recognition) dari molekul metabolit yang akan mengalami
transpor ke dalam sel dengan protein carrier.
2) Tahap pengikatan
Molekul carrier yang terdapat di dalam membran akan membentuk kompleks spesifik
dengan metabolit yang berada di luar membran.
3) Tahap gerakan
Gerakan dari kompleks tersebut ke bagian yang lebih dalam dari membran. Cara
geraknya dapat melalui mekanisme difusi, rotasi, osilasi dan gerakan lainnya.
4) Tahap pelepasan
12
Pada tahap ini terjadi pelepasan metabolit ke dalam sel melalui mekanisme asosiasi,
disosiasi, dan translokasi.
1) Ukuran partikel
Semakin besar ukuran partikel, maka semakin lambat partikel itu akan bergerak,
sehingga kecepatan difusi semakin rendah dan berlaku juga sebaliknya.
2) Ketebalan membran
Semakin tebal membran, maka semakin lambat kecepatan difusi.
3) Luas suatu area
Semakin luas areanya, maka semakin cepat kecepatan difusinya.
4) Jarak
Semakin besar perbedaan dua konsentrasi, maka semakin lambat kecepatan difusinya.
5) Suhu
Semakin tinggi suhu, partikel akan mendapatkan energi sehingga bergerak dengan lebih
cepat dan kecepatan difusi menjadi lebih cepat.
2.5.1.1 Osmosis
Osmosis adalah proses perpindahan pelarut dari larutan yang memiliki konsentrasi
rendah atau pelarut murni melalui membran semipermeabel menuju larutan yang memiliki
konsentrasi lebih tinggi hingga tercapai kesetimbangan laju pelarut. Pada proses osmosis,
molekul-molekul pelarut bermigrasi dari larutan encer ke larutan yang lebih pekat hingga
dicapai keadaan kesetimbangan laju perpindahan pelarut di antara kedua medium itu.
Osmosis adalah perpindahan air melalui membran permeabel selektif dari bagian yang
lebih encer ke bagian yang lebih pekat. Osmosis merupakan suatu fenomena alami, tapi dapat
13
dihambat secara buatan dengan meningkatkan tekanan pada bagian dengan konsentrasi pekat
menjadi melebihi bagian dengan konsentrasi yang lebih encer.
Tekanan yang diterapkan untuk menghentikan proses osmosis dari larutan encer atau
pelarut murni ke dalam larutan yang lebih pekat dinamakan tekanan osmoti larutan,
dilambangkandengan π.
Contoh-contoh Osmosis
1. Jika kita merendam wortel ke dalam larutan garam 10 % maka sel-selnya akan
kehilangan rigiditas (kekakuannya). Hal ini disebabkan potensial air dalam sel wortel
tersebut lebih tinggi dibanding dengan potensial air pada larutan garam sehingga air
dari dalam sel akan keluar ke dalam larutan tersebut. Jika diamati dengan mikroskop
maka vakuola sel-sel wortel tersebut tidak tampak dan sitoplasma akan mengkerut dan
membran sel akan terlepas dari dindingnya. Peristiwa lepasnya plasma sel dari dinding
sel ini disebut plasmolisis.
2. Penggunaan cairan infus yang harus isotonik dengan sel darah dalam tubuh, agar tidak
terjadi krenasi maupun plasmolisis. Ini juga merupakan contoh Osmosis.
3. Penyerapan air dan mineral dalam tanah oleh akar tanaman.
14
air yang di serap atau di ambil oleh tumbuhan. Air yang ada ditanah masuk karena adanya
perbedaan konsentrasi air dan akan masuk melalui akar dan akan melewati Epidermis – korteks
– endodermis – perisikel – xylem.
Penyerapan air oleh akar terjadi melalui mekanisme perbedaan tekanan antara sel-sel
akar dan air tanah. Ketika tekanan bagian dalam sel-sel akar lebih rendah dari tekanan di luar,
tumbuhan memasukkan air dari luar. Jadi, sel-sel akar mengambil air dari luar tidak setiap saat
dan terus menerus, melainkan hanya ketika sel-sel tersebut memerlukannya.
Molekul yang lebih kecil daripada pori membran akan meresap lebih mudah.
2. Kelarutan
Molekul yang mempunyai kelarutan yang tinggi meresap lebih cepat daripada molekul
yang memiliki kelarutan rendah seperti lipid.
Kadar resapan menjadi lebih cepat ketika luas permukaan membran untuk resapan lebih
besar.
4. Ketebalan membran
Kadar resapan sesuatu molekul yang tipis lebih cepat daripada yang tebal.
5. Suhu
Pergerakan molekul dipengaruhi oleh suhu. Kadar resapan akan menjadi lebih cepat
pada suhu yang tinggi dibandingkan dengan suhu yang rendah. Karena memang suhu
dapat mempercepat gerak molekul.
15
Osmosis Sel
Osmosis terjadi
dalam sel dan
tumbuhan dan hewan.
Pada gambar dibawah
ada 3 gambar ilustrasi
perbandingan sel
hewan dan tumbuhan
yang di tempatkan
pada larutan dengan
tekanan osmotik yang
berbeda
beda.Hipotonik,
isotonik dan
hipertonik. Pada larutan Hipotonik, karena larutan memiliki konsentrasi zat terlarut yang lebih
daripada sel, maka pelarutnya akan berpindah ke dalam sel dan menyebabkan sel
menggembung sedangkan hipertonik ialah kebalikannya. Dan pada isotonik tidak terjadi apa
apa karena konsentrasinya seimbang. Oleh karena itu banyak minuman yang berlabel minuman
isotonik karena memang baik untuk kesehatan.
Difusi Osmosis
16
gas dan molekul cairan. konsentrasi air lebih tinggi
Molekul-molekul gas selalu dari sel. Sel bertambah air
bergerak dan bertabrakan dan pada saat yang sama,
dengan membran. Jika membran banyak molekul penting, dan
dihilangkan gas akan bercampur partikel untuk pertumbuhan,
karena kecepatan acak. juga berpindah dari satu sel
ke sel lainnya.
Konsentrasi ion K+ dalam sel dipertahankan untuk selalu lebih tinggi daripada ai luar
sel. Sebaliknya konsentrasi ion Na+ di dalam sel diusahakan selalu lebih rendah daripada di
luar sel. Ion Na+ dan K+ dua-duanya dipompa melawan gradien konsentrasi, dan pemompaan
dapat terjadi akibat hidrolisis ATP.
17
Gambar 9 Gambar Ikatan ATP
18
Gambar 11 Gambar Kedua Transpor Aktif
a. Pengambilan asam amino, peptide, nukleosida dan kalium pada bakteri Escherchia coli.
Bahan tersebut baru dapat masuk ke dalam selnya jika ada pengangkut dan energi yang
cukup.
b. Ganggang laut dapat menimbun yodium dalam selnya melebihi konsentrasi dalam air
laut disekitarnya.
c. Pompa ion natrium dan Kalium.
19
1) Cytosis
Cytosis adalah transpor yang melibatkan membran pecah (lysis). Proses ini melibatkan
lisosom, berarti zat dicerna dan ditransfer dalam vesikula. Proses pengambilan
substansi oleh sebuah sel dari sekitar melalui membran plasma secara umum dinamakan
endositosis (endocytosis) dan pengeluarannya dinamakan eksositosis (exocyitosis). Hal
yang perlu diperhatikan dalam proses ini yaitu substansi yang dimasukkan atau
dikeluarkan berada dalam vesikel, terpisah jauh dari makromolekul lain yang terlarut
dalam sitosol.
2) Endositosis
Endiositosis merupakan proses pengambilan suatu substansi oleh sebuah sel dari
sekitarnya melalui membran plasma secara umum. Beberapa bentuk endositosis adalah:
a) Fagositosis
Fagositosis (bahasa Yunani; phagein = makanan) adalah proses pengambilan
partikel-partikel padat yang ukurannya agak besar, misalnya bakteri atau fragmen-
fragmen sel yang rusak. Pada amoeba, proses diawali dengan pembentukan
pseudopodia dari selnya yang kemudian mengelilingi makannya. Setelah itu
membran plasmanya robek sementara untuk membentuk vakuola makanan,
selanjutnya dinding vakuola bersatu dengan membran lisosom yang mengandung
enzim hidrolitik sehingga makannya dapat dicerna. Makanan yang tercerna diserap
dalam sitoplasma sedang ampas yang tidak berguna dikeluarkan dari sel dengan
proses eksositosis.
b) Pinositosis
Pinositosis (bahasa Yunani; pinein = minum) adalah proses pengambilan makanan
yang berbentuk cair dari sekitarnya yaitu partikel-partikel yang sangat kecil yang
larut dalam cairan itu. Membran plasma mengadakan invaginasi, membentuk
saluran panjang yang sempit dan pada ujungnya terbentuk vakuola. Vakuola
tersebut lama-kelamaan melepaskan diri sehingga isinya dapat diserap oleh
sitoplasma. Air dan karbohidrat tidak mampu merangsang terjadinya pinositosis.
3) Endositosisi dengan perantara reseptor Beberapa partikel, misalnya protein dan
lipoprotein diambil oleh sel secara selektif dengan lebih dahulu melekat pada reseptor
protein yang terdapat pada membran plasma dan selanjutnya membran plasma
mengadakan invaginasi bersama-sama dengan reseptor yang mengikat partikel yang
diperlukan. Partikel lipoprotein yang diambil oleh sel mengandung kolesterol dan
lemak untuk kepentingan membran.
20
4) Eksositosis Dalam proses eksositosis, membran suatu vesikel atau vakuola yang
terdapat dalam sitoplasma mula-mula menempel pada membran plasma. Kemudian
membran plasma membuka untuk sementara sehingga isi vesikel atau vakuola tersebut
dapat dikeluarkan dari dalam sel. Substansi yang dikeluarkan antara lain berupa sekresi
(misalnya hormon) atau partikel yang tidak tercerna.
5) Translokasi Kelompok
Merupakan mekanisme transporasi gula melintasi membran pada bakteri. Berdasar-kan
mekanisme ini gula dilepaskan ke dalam sel dalam bentuk phosphorilated derivate.
Mekanisme ini memerlukan transpor aktif, sehingga gula-fosfat tidak dapat lolos
kembali melewati membran. Mekanisme ini meliputi reaksi:
Enz I, Mg2+
Enz II
21
2.5.3 Anabolisme
Anabolisme meliputi tiga tahapan dasar. Pertama, produksi prekursor seperti asam
amino, monosakarida, dan nukleotida. Kedua, adalah aktivasi senyawa-senyawa tersebut
menjadi bentuk reaktif menggunakan energi dari ATP. Ketiga, penggabungan prekursor
tersebut menjadi molekul kompleks, seperti protein, polisakarida, lemak, dan asam nukleat.
2.5.4 Katabolisme
Katabolisme adalah reaksi penguraian senyawa kompleks menjadi senyawa yang lebih
sederhana dengan bantuan enzim. Penguraian senyawa ini menghasilkan atau melepaskan
energi berupa ATP yang biasa digunakan organisme untuk beraktivitas. Pada lintasan
katabolisme, molekul berukuran besar seperti polisakarida, lipid, asam nukleat dan protein
22
akan terombak menjadi beberapa molekul yang lebih kecil seperti monosakarida, asam lemak,
nukleotida, dan asam amino.
Katabolisme mempunyai dua fungsi, yaitu menyediakan bahan baku untuk sintesis
molekul lain, dan menyediakan energi kimia yang dibutuhkan untuk melakukan aktivitas sel.
Reaksi yang umum terjadi adalah reaksi oksidasi. Energi yang dilepaskan oleh reaksi
katabolisme disimpan dalam bentuk fosfat, terutama dalam bentuk ATP (Adenosin trifosfat)
dan berenergi elektron tinggi NADH2 (Nikotilamid adenin dinukleotida H2) serta FADH2
(Flavin adenin dinukleotida H2).
c. Ubikuinon
d. Sitokrom
e. Oksigen
a. Glikolisis
b. Dekarboksilasi oksidatif
c. Siklus Kreb’s
23
2.5.5 Konversi energi (Pembentukan ATP)
Organisme melakukan berbagai cara untuk tetap tumbuh, mempertahankan hidup, dan
melestarikan dirinya. Kemampuan untuk memanfaatkan energi dan menyalurkannya menjadi
kerja biologis seperti ini merupakan sifat-sifat dasar dari semua makhluk hidup. Semua
organisme termasuk tumbuhan memerlukan energi dalam setiap kegiatan (aktifitas) kehidupan.
Berdasarkan hukum I termodinamika, energi di alam semesta bersifat konstan, tidak dapat
dimusnahkan maupun diciptakan. Konversi energi yang paling umum adalah konversi energi
potensial menjadi energi kinetik sehingga energi dapat digunakan untuk melakukan kerja.
Sebagi contoh konversi energi yaitu pembentukan ATP, yang terlihat pada respirasi
aerob. Respirasi aerob adalah reaksi katabolisme yang membutuhkan suasana aerob sehingga
dibutuhkan oksigen, dan reaksi ini menghasilkan energi dalam jumlah besar. Respirasi Aerob
juga diartikan sebagai proses pembebasan energi yang terkandung dalam makanan menjadi
energi ATP yang dibutuhkan oleh tubuh kita untuk melaksanakan kinerjanya.
Respirasi aerob sebagian besar terjadi didalam mitokondria. Energi ini dihasilkan dan
disimpan dalam bentuk energi kimia yang siap digunakan, yaitu ATP. Pelepasan gugus posfat
menghasilkan energi yang digunakan langsung oleh sel untuk melangsungkan reaksi-reaksi
kimia, pertumbuhan, transportasi, gerak, dan reproduksi.
Proses respirasi aerob terjadi dalam empat tahapan yaitu glikolisis, dekarboksilasi
oksidatif, siklus krebs, dan transpor elektron.
1) Glikolisis
Tahap pertama respirasi aerob adalah glikolisis dengan pemecahan molekul
glukosa(6C) membentuk senyawa berupa Phosfogliseraldehid (PGAL), yaitu senyawa
beratom C-6 yang mendapat tambahan fosfat yang memerlukan energy dari 2 molekul
ATP. Glikolisis terjadi pada sioplasma. Selanjutnya respirasi aerob dimana molekul
24
PGAL kemudian akan membelah membentuk 2 senyawa 3 rantai karbon dan 1 fosfat
yang disebut 3GP atau 3-Phospoglycerade, kemudian masing-masing 3GP akan
berubah menjadi asam piruvat dengan melepaskan energi sebanyak 1 molekul ATP dan
pelepasan 1 atom hidrogen yang berpotensi energi tinggi, dimana selanjutnya hidrogen
yang dilepaskan ini akan ditangkap oleh kofaktor berupa NAD+ dan membentuk
senyawa 2NADH2. Hasil akhir dari tahap respirasi aerob glikolisis menghasilkan 2
molekul asam piruvat, 2 molekul ATP, dan 2 molekul NADH2. Selanjutnya senyawa
asam piruvat memasuki membran mitokondria untuk tahap berikutnya.
2) Dekarboksilasi Oksidatif
Sebelum masuk ke tahap respirasi aerob selanjutnya dalam mitokondria, asam piruvat
terlebih dahulu akan diubah menjadi senyawa Asetil Co-A dan berlangsung dalam
membrane mitokondria. Senyawa asam piruvat yang mengandung 3 atom karbon,
dioksidasi dengan bantuan enzim piruvat dehidrogenase untuk melepas 1 atom
karbonnya dan mengubahnya menjadi CO2. Bersamaan dengan terbentuknya CO2,
NAD+ akan direduksi dan membentuk NADH. Selanjutnya prosesRespirasi Aerobini
dengan terbentuknya senyawa dengan 2 atom karbon yang disebut acetyl group, yang
kemudian akan ditambahkan dengan koenzim A membentuk Acetyl Koenzim-A.
3) Siklus Kreb
Respirasi aerob siklus krebs diawali dengan masuknya Asetil CoA (beratom C2) yang
bereaksi dengan asam oksaloasetat (beratom C4) menghasilkan Asam Sitrat (beratom
C6). Secara bertahap Asam sitrat melepaskan satu per satu atom C nya hingga akhirnya
kembali menjadi asam oksaloasetat (beratom C4), peristiwa ini diikuti dengan respirasi
aerob oleh reaksi reduksi (pelepasan elektron & ion hidrogen) oleh NAD+ dan FAD+
menghasilkan 2 molekul NADH2, 2 molekul FADH2, dan 2 molekul ATP. Dari seluruh
rangkaian peristiwa respirasi aerob siklus krebs dihasilkan : 4 molekul CO2, 6 molekul
NADH2 , 2 molekul FADH2, dan 2 molekul ATP.
4) Transport Elektron
Sebanyak 10 molekul NADH2 dan 2 molekul FADH2 dihasilkan selama tahap respirasi
aerob glikolisis dan siklus Krebs. Seluruhnya akan memasuki reaksi redoks pada sistem
transpor elektron. Mula-mula molekul NADH2 memasuki reaksi dan dihidrolisis oleh
enzim dehidrogenase kembali menjadi ion NAD+ diikuti pelepasan 3 ATP, kemudian
diikuti molekul FADH2 yang dihidrolisis oleh enzim flavoprotein kembali menjadi ion
FAD+ dan menghasilkan 2 molekul ATP, keduanya juga melepaskan ion Hidrogen
diikuti elektron, peristiwa respirasi aerob ini disebut reaksi oksidasi. Selanjutnya
25
elektron ini akan ditangkap oleh Fe+++ sebagai akseptor elektron dan dikatalis oleh
enzim sitokrom b, c, dan a. Peristiwa respirasi aerob ini disebut reaksi reduksi. Reaksi
reduksi dan oksidasi ini berjalan terus sampai elektron ini ditangkap oleh Oksigen (O2)
sehingga berikatan dengan ion Hidrogen (H+) menghasilkan H2O (air). Hasil akhir dari
respirasi aerob sistem transpor elektron ini adalah 34 molekul ATP, 6 molekul H2O
(air). Dalam langkah ini, elektron energi tinggi digunakan untuk mengkonversi ADP
menjadi ATP. Rantai ini terdiri dari jaringan elektron pembawa protein yang hadir
dalam membran bagian dalam sel, mitokondria. Elektron ditransfer dari satu tempat ke
tempat lain oleh protein. Protein bertanggung jawab untuk fosforilasi oksidatif
(penambahan fosfat) dan transfer elektron menjelang akhir rantai. Ini adalah proses
metabolisme di mana nutrisi yang teroksidasi dan energi dilepaskan untuk
menghasilkan ATP.
Bakteri memanfaatkan dua kelompok reaksi yang secara mendasar berbeda untuk
membuat persediaan energi. Salah satu dari kelompok reaksi itu adalah Substrat level
fosforilation atau fosforilasi tingkat substrat. Substrat level fosforilation atau fosforilasi tingkat
substrat merupakan reaksi biokimia yang terjadi didalam sitoplasma pada pembentukan ATP.
Dalam substrats level fosfoliration ini, terdapat reaksi-reaksi penghasil ATP dari jalur
glikolisis, fermentasi arginin, dan sejumlah proses penghasilan ATP yang aneh dari
Clostridium.
Pada reaksi ini, gliserat 1,3 bifosfat diubah menjadi piruvat dan dihasilkan ATP.
Merupakan reaksi fosforilasi tingkat substrat untuk ADP menjadi 3PG dan ATP. Karena
dihasilkan 2 molekul ATP untuk setiap 1 glukosa, maka pada tahap ini, reaksi menjadi impas.
26
Reaksi pada kondisi standar cenderung lebih ke arah kiri untuk membentuk 3PG, di
dalam sel, konsentrasi 3PG dijaga pada konsentrasi yg selalu tinggi, sehingga reaksi cenderung
ke arah kanan.
Merupakan reaksi dehidrasi sederhana dari 2PG menjadi PEP. Mempunyai efek
naiknya energi hidrolisis ikatan fosfat (dari -15.6 kJ/mol dalam 2PG menjadi -61.9 kJ/mol
dalam PEP ). Energi bebas tersebut digunakan utk reaksi berikutnya fosforilasi tingkat
substrat utk ADP menjadi ATP.
Reaksi ini penting, karena menghasilkan ATP dari reaksi fosforilasi tingkat subtrat
ADP. Reaksi ini secara energetik sangat bagus, sehingga berfungsi untuk menarik dua reaksi
sebelumnya. Enzim yg mengkatalisis reaksi ini secara allosterik dinon aktifkan oleh : ATP,
alanine, and acetyl-CoA. Dan secara allosterik diaktifkan oleh F1,6 BP. Pada reaksi ini, hanya
terjadi pada bakteri yang memproduksi asetat, butirat, butanol, aseton, isopropanol.
27
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Membran sel adalah lipid penghalang dibagian luar sel yang terdiri dari dua lapisan
fosfolipid dengan protein tertanam.
2. Zat-zat yang termasuk dalam membran sel seperi fosfolipid. Kolesrol. Karbohidrat, &
protein membran.
3. Metabolisme adalah semua reaksi kimia yang terjadi di dalam organisme, termasuk
yang terjadi di tingkat sel.
4. Anabolisme adalah lintasan metabolisme yang menyusun beberapa senyawa organik
sederhana menjadi senyawa kimia atau molekul kompleks.
5. Katabolisme adalah reaksi penguraian senyawa kompleks menjadi senyawa yang lebih
sederhana dengan bantuan enzim.
6. Osmosis adalah proses perpindahan pelarut dari larutan yang memiliki konsentrasi
rendah atau pelarut murni melalui membran semipermeabel menuju larutan yang
memiliki konsentrasi lebih tinggi hingga tercapai kesetimbangan laju pelarut.
7. Difusi adalah peristiwa mengalirnya/berpindahnya suatu zat dalam pelarut dari bagian
berkonsentrasi tinggi ke bagian yang berkonsentrasi rendah. Perbedaan konsentrasi
yang ada pada dua larutan disebut gradien konsentrasi.
8. Reaksi hidrolisis ATP merupakan reaksi yang menghasilkan energi bebas yang
dibutuhkan untuk melakukan reaksi endergonik.Transpor aktif adalah pengangkutan
lintas membran dengan menggunakan energi ATP, melibatkan pertukaran ion Na+ dan
K+ (pompa ion) serta protein kontraspor yang akan mengangkut ion Na+ bersama
melekul lain.
9. Respirasi Aerob diartikan sebagai proses pembebasan energi yang terkandung dalam
makanan menjadi energi ATP yang dibutuhkan oleh tubuh kita untuk melaksanakan
kinerjanya
10. Fosforilasi tingkat substrat merupakan reaksi biokimia yang terjadi didalam sitoplasma
pada pembentukan ATP.
28
DAFTAR PUSTAKA
1. Smith, C. M., Marks, A. D., Lieberman, M. A., Marks, D. B., & Marks, D. B.
(2005). Marks’ basic medical biochemistry: A clinical approach. Philadelphia:
Lippincott Williams & Wilkins.
2. Alberts, B. (2004). Essential cell biology. New York, NY: Garland Science Pub.
3. http:/www.staffnew.uny.ac.id › biofisika-modul-1-struktur-fungsi-sel
4. Dadan Rosana, M.Si.
5. http://www.nslc.wustl.edu/courses/bio101/cruz/Organelles/Organelle.htm
6. Metabolismemikorobiologidownload.fa.itb.ac.id
7. Metabolisme karbohidrat 2www.slideshare.net
8. http://diarzahrahyulihardiyanti.blogspot.com/2013/09/makalah-membran-plasma-
biosel.html
9. http://www.sridianti.com/perbedaan-antara-osmosis-dan-difusi.html
10. http://bisakimia.com/2014/01/20/perbedaan-osmosis-dan-difusi/
11. http://garda-pengetahuan.blogspot.com/2012/10/pengertian-osmosis-dan-
contohnya.html
12. http://id.wikipedia.org
13. http://nandofiles.blogspot.com/p/proses-difusi-dan-osmosis-didalam-sel.html
14. http://belajarbiokimia.wordpress.com/2014/04/01/mengapa-hidrolisis-atp-
menghasilkan-energi-bebas-tinggi/
15. http://biologigonz.blogspot.com/2010/02/transport-aktif.html
16. http://www.sridianti.com/struktur-fungsi-membran-sel.html
17. http://www.biologi-sel.com/2012/11/anabolisme-dan-katabolisme-part2.html
18. http://bebas.vlsm.org/v12/sponsor/SponsorPendamping/Praweda/Biologi/0119%20Bi
o%203-1h.htm
29