BAKTERI
Disusun oleh :
1. Wima Artantyo (18230003)
2. Finsa Achmadani P. (18230007)
3. Efrem Leo (18230008)
2
Bakteri adalah yang paling berkelimpahan dari semua organisme.
Mereka tersebar (berada di mana-mana) di tanah, air, dan sebagai simbiosis dari
organisme lain. Banyak patogen merupakan bakteri. Kebanyakan dari mereka
kecil, biasanya hanya berukuran 0,5-5 μm, meski ada jenis dapat menjangkau
0,3 mm dalam diameter (Thiomargarita). Mereka umumnya memiliki dinding
sel, seperti sel hewan dan jamur, tetapi dengan komposisi sangat berbeda
(peptidoglikan). Banyak yang bergerak menggunakan flagela, yang berbeda
dalam strukturnya dari flagela kelompok lain.
Seperti prokariota (organisme yang tidak memiliki selaput inti) pada
umumnya, semua bakteri memiliki struktur sel yang relatif sederhana. Struktur
bakteri yang paling penting adalah dinding sel. Bakteri dapat digolongkan
menjadi dua kelompok yaitu Gram positif dan Gram negatif didasarkan pada
perbedaan struktur dinging sel. Bakteri Gram positif memiliki dinding sel yang
terdiri atas lapisan peptidoglikan yang tebal dan asam teichoic. Sementara
bakteri Gram negatif memiliki lapisan luar, lipopolisakarida - terdiri atas
membran dan lapisan peptidoglikan yang tipis terletak pada periplasma (di
antara lapisan luar dan membran sitoplasmik).
Banyak bakteri memiliki struktur di luar sel lainnya seperti flagela dan
fimbria yang digunakan untuk bergerak, melekat dan konjugasi. Beberapa
bakteri juga memiliki kapsul atau lapisan lendir yang membantu pelekatan
bakteri pada suatu permukaan dan biofilm formation. Bakteri juga memiliki
kromosom, ribosom dan beberapa spesies lainnya memiliki granula makanan,
vakuola gas dan magnetosom.
Beberapa bakteri mampu membentuk endospora yang membuat
mereka mampu bertahan hidup pada lingkungan ekstrim.
3
BAB II
Struktur Dan Klasifikasi Bakteri
4
Gambar-gambar bakteri
b. Basil (Bacillus) adalah kelompok bakteri yang berbentuk batang atau
silinder, dan mempunyai variasi sebagai berikut:
1. Basil tunggal, bakteri yang hanya berbentuk satu batang tunggal. Contoh:
Salmonella typhosa penyebab penyakit tipus, Escherichiacoli bakteri yang
terdapat pada usus dan Lactobacillus.
2. Diplobasil yaitu berupa dua sel bakteri basil berdempetan.
3. Streptobasil yaitu bakteri berbentuk basil yang bergandengan memanjang
berbetuk rantai, misalBacillus anthracis penyebab penyakit antraks,
Streptpbacillus moniliformis, Azotobacter, bakteri pengikat nitrogen.
5
Bentuk bakteri
Struktur DNA
Bagian-bagian dari struktur bakteri ini meliputi:
1. Dinding sel
Dinding sel ini tersusun atas mukopolisakarida dan peptidoglikan (murein)
yaitu susunan yang terdiri dari polimerbesar dan terbuat dari N – asetil
glukosamin dan asam N – asetil muramat yang saling berikatan silang
dengan ikatan kovalen.
2. Kapsul
6
Merupakan selaput licin terdiri dari polisakarida terletak di luar dinding sel,
bakteri yang patogen memiliki kapsul berfungsi mempertahankan diri dari
antitoksin yang dihasilkan sel inang.
3. Flagel
Flagel merupakan cambuk getar yang berfungsi untuk bergerak, flagel
melekat pada membran luar di dinding sel. Berdasarkan letak dan jumlah
flagel yang dimiliki maka bakteri dibedakan menjadi:
a. Monotrik, yaitu bakteri yang memiliki sebuah flagel pada satu
ujungnya.
b. Lopotrik, yaitu bakteri yang pada satu ujungnya memiliki lebih dari
satu flagel.
c. Amfiktrik, yaitu bakteri yang pada kedua ujungnya hanya terdapat satu
buah flagel.
d. Periktirk, yaitu bakteri yang memiliki flagel pada seluruh permukaan
tubuhnya.
7
Sitoplasma merupakan tempat berlangsungnya reaksi metabolik.
7. DNA
DNA berfungsi untuk mengontrol sintesis protein dan pembawaan sifat.
8. Ribosom
Ribosom tersusun atas protein dan RNA, sebagai tempat sintesis protein.
2.2 Cara Perkembangbiakan Bakteri
Bakteri berkembang biak dengan cara rekombinasi genetik dan
membelah diri.
a. Rekombinasi genetik adalah pemindahan secara langsung bahan genetik
(DNA) di antara dua sel bakteri melalui proses berikut:
8
Gambar Transduksi
2. Konjugasi adalah bergabungnya dua bakteri (+ dan –) dengan
membentuk jembatan untuk pemindahan materi genetik.
Gambar Kojugasi
9
Gambar Pembelahan diri secara biner (langsung)
Bakteri umumnya berkembang-biak secara vegetative atau aseksual
dengan membelah diri. Setelah selesai pembelahan, sel-sel akan dapat tetap
bergandengan satu sama lain, dan dengan demikian terbentuklah koloni
bakteri. Koloni mempunyai bentuk yang berbeda-beda, dan bentuk koloni itu
dapat dijadikan salah satu tanda pengenal jenis bakteri yang bersangkutan.
Ada koloni yang terdiri dari sepasang sel seperti terdapat pada marga
Diplococous, ada yang berbentuk kubus terdiri dari delapan sel (pada marga
Sarcina), ada yang berbentuk rantai (pada Streptococus), ada yang seperti
setandan buah anggur (pada Staphylococus).
Bakteri berkembangbiak dengan cepat. Dalam keadaan yang serba
mengungtungkan (keadaan optimal), bebrapa jenis bakteri dapat membelah
setiap 20 menit, sehingga dalam waktu sehari saja, suatu sel bakteri dapat
berkembang menjadi berjuta-juta sel. Karena dalam praktet banyak hal yang
menghambat kehidupan bakteri, bahkan banyak pula faktor-faktor yang
menyebabkan kematiannya, perkembangan bakteri tidak pernah mencapai
keadaan seperti tersebut diatas.
Kondisi lingkungan yang mendukung dapat memacu pertumbuhan dan
reproduksi bakteri. Faktor-faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap
pertumbuhan dan reproduksi bakteri adalah suhu, kelembaban, dan cahaya.
1. Suhu
10
Berdasarkan kisaran suhu aktivitasnya, bakteri dibagi menjadi 3
golongan:
a. Bakteri psikrofil, yaitu bakteri yang hidup pada daerah suhu antara
0°– 30°C, dengan suhu optimum 15°C.
b. Bakteri mesofil, yaitu bakteri yang hidup di daerah suhu antara 15° –
55°C, dengan suhu optimum 25° – 40°C.
c. Bakteri termofil, yaitu bakteri yang dapat hidup di daerah suhu tinggi
antara 40° – 75°C, dengan suhu optimum 25° – 40°C. Pada tahun
1967 di Yellow Stone Park ditemukan bakteri yang hidup dalam
sumber air panas bersuhu 93° – 94°C.
2. Kelembaban
Pada umumnya bakteri memerlukan kelembaban yang cukup tinggi, kira-
kira 85%. Pengurangan kadar air dari protoplasma menyebabkan kegiatan
metabolisme terhenti, misalnya pada proses pembekuan dan pengeringan.
3. Cahaya
Cahaya sangat berpengaruh pada proses pertumbuhan bakteri. Umumnya
cahaya merusak sel mikroorganisme yang tidak berklorofil. Sinar
ultraviolet dapat menyebabkan terjadinya ionisasi komponen sel yang
berakibat menghambat pertumbuhan atau menyebabkan kematian.
Pengaruh cahaya terhadap bakteri dapat digunakan sebagai dasar
sterilisasi atau pengawetan bahan makanan.
Jika keadaan lingkungan tidak menguntungkan seperti suhu tinggi,
kekeringan atau zat-zat kimia tertentu, beberapa spesies dari Bacillus yang
aerob dan beberapa spesies dari Clostridium yang anaerob dapat
mempertahankan diri dengan spora. Spora tersebut dibentuk dalam sel yang
disebut endospora. Endospora dibentuk oleh penggumpalan protoplasma yang
sedikit sekali mengandung air. Oleh karena itu endospora lebih tahan terhadap
keadaan lingkungan yang tidak menguntungkan dibandingkan dengan bakteri
aktif. Apabila keadaan lingkungan membaik kembali, endospora dapat
11
tumbuh menjadi satu sel bakteri biasa. Letak endospora di tengah-tengah sel
bakteri atau pada salah satu ujungnya.
a. Bakteri Autotrof
Bakteri autotrof adalah bakteri yang dapat membuat bahan organik dari
bahan-bahan anorganik. Untuk membuat bahan organik, diperlukan energi.
Beberapa bakteri memperoleh energi dari cahaya sehingga disebut bakteri
fotoautotrof. Bakteri fotoautotrof juga memiliki pigmen untuk fotosintesis. Jika
pada tumbuhan hijau kita kenal pigmen klorofil, pada bakteri pigmen untuk
fotosintesis disebut bakterioklorofil (yang bewarna hijau) dan bakteriopurpurin
(bewarna ungu atau merah).
b. Bakteri Heterotrof
Bakteri heterotrof tidak dapat membuat bahan organik. Bakteri ini
memperoleh makanan dari bahan-bahan organik yang ada di sekitarnya dengan
cara menguraikan sisa-sisa tubuh organisme lain. Di dalam tanah, hasil
penguraian bahan-bahan organik adalah bahan-bahan anorganik yang berupa
mineral-mineral. Mineral-mineral tersebut diperlukan oleh tubuh sebagai unsur
hara. Untuk menguraikan bahan-bahan organik tersebut, beberapa bakteri
heterotrof menggunakan energi yang diperoleh dari reaksi pemecahan senyawa
kimia. Bakteri tersebut dinamakan bakteri kemoheterotrof. Bakteri heterotrof
dapat pula mengakibatkan pembusukan pada makanan kita. Upaya mengawetkan
makanan adalah dengan cara mencegah pertumbuhan bakteri heterotrof pada
bahan makanan, misalnya pengeringan, pemanasan, pengasapan, pembekuan,
pendinginan, dan pengalengan. Bakteri heterotrof lainnya ada yang bersifat
patogen, yaitu dapat menyebabkan penyakit baik pada manusia, hewan, maupun
tumbuhan. Contohnya adalah Bacillus anthracis penyebab penyakit antraks hewan
ternak dan manusia.
12
2. Berdasarkan Kebutuhan Oksigennya
Bakteri melakukan respirasi untuk menghasilkan energi. Untuk
keperluan reaksi respirasi, biasanya diperlukan senyawa oksigen. Berdasarkan
kebutuhan oksigennya, bakteri dikelompokkan menjadi tiga, yaitu bakteri
aerob, bakteri anaerob, dan bakteri mikroaerofil.
a. Bakteri Aerob
Bakteri aerob adalah bakteri yang hanya tumbuh apabila ada oksigen.
Jika tidak ada oksigen, bakteri ini akan mati. Contoh bakteri aerob adalah
Thiobacillus.
b. Bakteri Anaerob
Bakteri anaerob dibedakan menjadi anaerob obligat dan anaerob
fakultatif. Bakteri anaerob obligat adalah bakteri yang tumbuh tanpa adanya
oksigen bebas. Jika ada oksigen bebas, bakteri akan mati, contohnya
Clostriduium. Bakteri anaerob fakultatif adalah bakteri yang dapat tumbuh,
baik ada oksigen maupun tanpa oksigen bebas, contoh Eschericia Coli dan
Salmonella.
c. Bakteri Mikroaerofil
Bakteri mikroaerofil adalah bakteri yang tumbuh jika ada oksigen
bebas dalam jumlah sedikit (> 0,2 atmosfer), contohnya Spirillum minus.
a. Bakteri Psikrofil
Bakteri Psikrofil hidup dan tumbuh pada suhu rendah,yaitu antara 0 –
30. Bakteri ini banyak terdapat di dasar lautan, di daerah kutub, dan juga pada
bahan makanan menyebabkan kualitas bahan makanan tersebut menurun
danatau menjadi busuk.
b. Bakteri Mesofil
Bakteri jenis ini hidup dan tumbuh pada suhu 25 – 40 C. Bakteri
mesofil banyak terdapat pada tanah, air, dan tubuh vertebrata. Salah satu
contoh bakteri mesofil adalah Escherichia coli.
c. Bakteri Termofil
13
Bakteri yang mampu hidup dan tumbuh pada suhu 45 -75 C disebut
bakteri termofil. Bakteri ini dapat ditemukan di tempat-tempat yang bersuhu
tinggi, misalnya tempat pembuatan kompos. Selain itu,bakteri termofil juga
ditemukan pada suhu, tanah, dan air laut.
d. Bakteri Hipertermofil
Bakteri hipertermofil hidup dan tumbuh pada suhu di atas 75 C,
misalnya di mata air panas. Beberapa bakteri bahkan dapat hidup pada suhu di
atas 100 C. Bakteri-bakteri termofil dan hipertermofil sekarang banyak dicari
oleh para ahlui bioteknologi karena dapat menghasilkan enzim-enzim penting
yang digunakan dalam industri makanan dan obat-obatan.
Adakala suatu perlu diwarnai dua kali setelah zat warna yang pertama
(ungu) terserap, maka sediaan dicuci dengan alkohol, kemudian ditumpangi
dngan zat warna yang berlainan, yaitu dngan zat warna merah. Jika sediaan
itu kemudian kita cuci dengan air lau dengan alkohol maka dua kemungkinan
dapat terjadi. Pertama, zat tambahan terhapus, sehingga yang tampak ialah
zat warna asli (ungu). Dalam hal ini sediaan (bakteri) kita sebut gram positif.
Kedua zat warna tambahan (merah) bertahan hingga zat warna asli tidak
14
tampak. Dalam hal ini sediaan (bakteri) jika kita katakana gram negatif
(Dwioseputro, 1984).
1. Struktur dinding selnya tipis, sekitar 10-45mm, berlapis tiga atau multi layer
2. Dinding slnya mengandung lemak lebih banyak (11-22%), peptidoglikan
terdapt dalam lapisan kaku,, sebelh dalam dengan jumlah sedikit 10% dari
berat kering, tidak mengandung asam laktat.
3. Kurag rentan terhadap senyawa penisilin.
4. Tidak resisten terhadap gangguan fisik. (Waluyo,2004)
15
Perbedaan Bakteri gram Positif dan Negative
16
BAB III
Peranan Dan Manfaat Bakteri
c. Bakteri nitrogen
17
Bakteri nitrogen adalah bakteri yang mampu mengikat nitrogen bebas
dari udara dan mengubahnya menjadi suatu senyawa yang dapat diserap oleh
tumbuhan. Karena kemampuannya mengikat nitrogen di udara, bakteri-bakteri
tersebut berpengaruh terhadap nilai ekonomi tanah pertanian. Kelompok
bakteri ini ada yang hidup bebas maupun simbiosis. Bakteri nitrogen yang
hidup bebas yaitu Azotobacter chroococcum, Clostridium pasteurianum, dan
Rhodospirillum rubrum. Bakteri nitrogen yang hidup bersimbiosis dengan
tanaman polong-polongan yaitu Rhizobium leguminosarum, yang hidup
dalam akar membentuk nodul atau bintil-bintil akar. Tumbuhan yang
bersimbiosis dengan Rhizobium banyak digunakan sebagai pupuk hijau
seperti Crotalaria, Tephrosia, dan Indigofera. Akar tanaman polong-polongan
tersebut menyediakan karbohidrat dan senyawa lain bagi bakteri melalui
kemampuannya mengikat nitrogen bagi akar. Jika bakteri dipisahkan dari
inangnya (akar), maka tidak dapat mengikat nitrogen sama sekali atau hanya
dapat mengikat nitrogen sedikit sekali. Bintil-bintil akar melepaskan senyawa
nitrogen organik ke dalam tanah tempat tanaman polong hidup. Dengan
demikian terjadi penambahan nitrogen yang dapat menambah kesuburan
tanah.
d. Bakteri usus
Bakteri Entamoeba coli hidup di kolon (usus besar) manusia, berfungsi
membantu membusukkan sisa pencernaan juga menghasilkan vitamin B12,
dan vitamin K yang penting dalam proses pembekuan darah. Dalam organ
pencernaan berbagai hewan ternak dan kuda, bakteri anaerobik membantu
mencernakan selusosa rumput menjadi zat yang lebih sederhana sehingga
dapat diserap oleh dinding usus.
e. Bakteri fermentasi
18
No. Nama produk atau makanan Bahan baku Bakteri yang berperan
19
bongkrek, terdapat pada tempe bongkrek. Leuconostoc mesenteroides,
penyebab pelendiran makanan.
b. Bakteri denitrifikasi
c. Bakteri patogen
Merupakan kelompok bakteri parasit yang menimbulkan penyakit pada
manusia, hewan dan tumbuhan.
1) Bakteri penyebab penyakit pada manusia:
a. Salmonella typhosa menyebabkan penyakit Tifus
b. Shigella dysenteriae menyebabkan penyakit Disentri basiler
c. Vibrio comma menyebabkan penyakit Kolera
d. Haemophilus influenza menyebabkan penyakit Influensa
e. Diplococcus pneumonia Pneumonia menyebabkan penyakit (radang paru-
paru)
f. Mycobacterium tuberculosis menyebabkan penyakit TBC paru-paru
g. Clostridium tetani menyebabkan penyakit Tetanus
h. Neiseria meningitis menyebabkan penyakit Meningitis (radang selaput
otak)
i. Neiseria gonorrhoeae menyebabkan penyakit Gonorrhaeae (kencing
nanah)
j. Treponema pallidum menyebabkan penyakit Sifilis atau Lues atau raja
singa
k. Mycobacterium leprae menyebabkan penyakit Lepra (kusta)
l. Treponema pertenue menyebabkan penyakit Puru atau patek.
20
2) Bakteri penyebab penyakit pada hewan:
a. Brucella abortus menyebabkan penyakit Brucellosis pada sapi
b. Streptococcus agalactia menyebabkan penyakit Mastitis pada sapi (radang
payudara)
c. Bacillus anthracis menyebabkan penyakit Antraks
d. Actinomyces bovis menyebabkan penyakit Bengkak rahang pada
sapi
e. Cytophaga columnaris menyebabkan penyakit Penyakit pada ikan.
3) Bakteri penyebab penyakit pada tumbuhan:
a. Xanthomonas oryzae menyebabkan penyakit Menyerang pucuk batang
padi
b. Xanthomonas campestris menyebabkan penyakit Menyerang tanaman
kubis
c. Pseudomonas solanacaerum menyebabkan Penyakit layu pada famili
terung-terungan
d. Erwinia amylovora menyebabkan Penyakit bonyok pada buah-buahan.
21
Produksi ragi, bakteri dan alga dari media murah mengandung garam nitrogen
anorganik, cepat saji, dan menyediakan sumber protein dan senyawa lain yang sering
digunakan sebagai makanan tambahan untuk manusia dan hewan. Beberapa
kelompok mikroorganisme dapat digunakan sebagai indikator kualitas makanan.
Mikroorganisme ini merupakan kelompok bakteri yang keberadaannya di makanan di
atas batasan jumlah tertentu, yang dapat menjadi indikator suatu kondisi yang
terekspos yang dapat mengintroduksi organisme berbahaya dan menyebabkan
proliferasi spesies patogen ataupun toksigen.
22
DAFTAR PUSTAKA
23