Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya kepada kita semua, sehingga makalah yang berjudul “Norma, Etika dan Moral”
dapat kami selesaikan dengan baik. Adapun penulisan makalah ini bertujuan untuk mengetahui
Olahraga Tradisional. Dalam menyusun makalah ini, tentunya berbagai hambatan telah penulis
alami. Oleh karena itu, terselesaikannya makalah ini bukan semata-mata karena kemampuan
penulis, melainkan karena adanya dukungan dan bantuan dari pihak-pihak terkait. Sehubungan
dengan hal tersebut, penulis dengan ketulusan hati menyampaikan ucapan terima kasih.
Besar harapan kami, agar makalah ini dapat memberikan manfaat pada kita semua,
khususnya mahasiwa UMSIDA adapun bila terdapat kesalahan dalam penulisan makalah ini,
kami mohon maaf. Dan penulis berharap adanya kritik dan saran yang membangun demi
kesempurnaan makalah berikutnya.
Norma atau kaidah sangat diperlukan oleh masyarakat dalam mengatur hubungan antar
anggota masyarakat. Norma menjadi panduan, tatanan dan pengendalian tingkah laku warga.
Norma juga menjadi criteria bagi masyarakat untuk mendukung atau menolak perilaku
seseorang. Oleh Karena itu, pola kelakuan yang telah sesuai dengan norma selalu mengandung
unsur pembelaan.
B. Kebiasaan (Folkways)
Adalah suatu aturan dengan kekuatan mengikat yang lebih kuat daripada usage, karena kebiasaan
merupakan perbuatan yang dilakukan berulang-ulang sehingga menjadi bukti bahwa orang yang
melakukannya menyukai dan menyadari perbuatannya.
E. Hukum (Law)
Adalah norma-norma yang dirumuskan dan diwajibkan secara jelas dan tegas serta berlaku bagi
semua masyarakat. Hukum merupakan norma yang tertulis dan dibukukan serta diberlakukan
secara resmi dalam bentuk kitab Undang-Undang Hukum Pidana. Pelanggaran terhadap norma
hukum dikenakan hukuman yang tegas sesuai peraturan hukum yang berlaku.
1. Norma Kesopanan
Adalah norma yang berpangkal dari tingkah laku yang berlaku di masyarakat seperti cara
berpakaian, cara bersikap, bergaul dan berbicara. Norma ini bersikap relatif artinya
penerapannya berbeda di berbagai tempat, lingkungan dan waktu.
2. Norma Hukum
Adalah himpunan petunjuk hidup atau perintah dan larangan yang mengatur tata tertib dalam
suatu masyarakat (negara). Sanksi norma hukum bersifat mengikat dan memaksa.
3. Norma Agama
Adalah suatu norma yang berdasarkan ajaran atau kaidah suatu agama. Norma ini bersifat mutlak
dan mengharuskan ketaatan bagi para pemeluk dan penganutnya.Yang taat akan mendapatkan
keselamatan di akhirat, sedangkan yang melanggar akan mendapatkan hukuman di akhirat.
4. Norma Kebiasaan
Merupakan hasil dari perbuatan yang dilakukan secara berulang-ulang dalam bentuk yang sama
sehingga menjadi kebiasaan.
5. Norma Kesusilaan
Di dasarkan pada hati nurani dan akhlak manusia. Norma kesusilaan bersifat universal, artinya
setiap orang di dunia ini memilikinya, hanya bentuk dan perwujudannya saja yang berbeda.
Suatu tindakan dikatakan baik jika tujuannya baik dan membawa akibat yang baik dan berguna.
Dari sudut pandang “apa tujuannya”, etika teleologi dibedakan menjadi dua yaitu:
Teleologi Hedonisme (hedone= kenikmatan) yaitu tindakan yang bertujuan untuk mencari
kenikmatan dan kesenangan.
Teleologi Eudamonisme (eudamonia=kebahagiaan) yaitu tindakan yang bertujuan mencari
kebahagiaan hakiki.
4. Etika Deontologi
Etika deontologi menekankan kewajiban manusia untuk bertindak secara baik. Jadi, etika
Deontologi yaitu tindakan dikatakan baik bukan karena tindakan itu mendatangkan akibat baik,
melainkan berdasarkan tindakan itu baik untuk dirinya sendiri.[4]
2.7. Pengertian Moral
Kata Moral berasal dari kata latin “mos” yang berarti kebiasaan. Moral berasal dari
Bahasa Latin yaitu Moralitas adalah istilah manusia menyebut ke manusia atau orang lainnya
dalam tindakan yang mempunyai nilai positif. Manusia yang tidak memiliki moral disebut
amoral artinya dia tidak bermoral dan tidak memiliki nilai positif di mata manusia lainnya.
Sehingga moral adalah hal mutlak yang harus dimiliki oleh manusia. Namun demikian karena
manusia selalu berhubungan dengan masalah keindahan baik dan buruk bahkan dengan
persoalan-persoalan layak atau tidak layaknya sesuatu.[5]
Moral secara ekplisit adalah hal-hal yang berhubungan dengan proses sosialisasi individu
tanpa moral manusia tidak bisa melakukan proses sosialisasi.
Moral dalam zaman sekarang mempunyai nilai implisit karena banyak orang yang mempunyai
moral atau sikap amoral itu dari sudut pandang yang sempit. Moral itu sifat dasar yang diajarkan
di sekolah-sekolah dan manusia harus mempunyai moral jika ia ingin dihormati oleh sesamanya.
Moral adalah nilai ke-absolutan dalam kehidupan bermasyarakat secara utuh. Penilaian terhadap
moral diukur dari kebudayaan masyarakat setempat. Moral adalah perbuatan/tingkah laku/ucapan
seseorang dalam berinteraksi dengan manusia. apabila yang dilakukan seseorang itu sesuai
dengan nilai rasa yang berlaku di masyarakat tersebut dan dapat diterima serta menyenangkan
lingkungan masyarakatnya, maka orang itu dinilai mempunyai moral yang baik, begitu juga
sebaliknya. Moral adalah produk dari budaya dan Agama. Moral juga dapat diartikan sebagai
sikap, perilaku, tindakan, kelakuan yang dilakukan seseorang pada saat mencoba melakukan
sesuatu berdasarkan pengalaman, tafsiran, suara hati, serta nasihat, dll.[6]
BAB III
PENUTUP
Simpulan
Dengan demikian norma, etika, dan moral memang sangat penting untuk diterapkan dan
dilaksanakan dalam kehidupan bermasyarakat. Norma sangat diperlukan oleh masyarakat dalam
mengatur hubungan antar anggota masyarakat. Etika Etika pada akhirnya membantu untuk
mengambil keputusan tentang tindakan apa yang perlu di lakukan dan yang perlu di
pahami bersama bahwa etika ini dapat diterapkan dalam segala aspek atau sisi
kehidupan. Sedangkan moral sebagai sikap, perilaku, tindakan, kelakuan yang dilakukan
seseorang pada saat mencoba melakukan sesuatu berdasarkan pengalaman, tafsiran, suara hati,
serta nasihat, dll. Dengan adanya ketiga hal tersebut kita sebagai masyarakat akan dapat hidup
dengan baik didalam masyarakat.
Daftar Pustaka