Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena dengan
rahmat-Nya kami bisa menyelesaikan makalah ini. Makalah ini disusun agar
pembaca dapat memperluas ilmu dan mengerti tentang “Asuhan Kebidanan
Maternitas dengan Solusio Plasenta dan Rujukannya”. penyusun juga
mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing.
Penyusunan makalah ini kita ketahui belum sempurna. Oleh karena itu
semua kritik dan saran dan pendapat akan di terima dengan terbuka.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada
pembaca. Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Penyusun
mohon untuk saran dan kritiknya. Terima kasih.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyebab solusio plasenta tidak diketahui dengan pasti, tetapi pada kasus-
kasus berat didapatkan korelasi dengan penyakit hipertensi vaskular menahun,
15,5% disertai pula oleh pre eklampsia. Faktor lain diduga turut berperan sebagai
penyebab terjadinya solusio plasenta adalah tingginya tingkat paritas dan makin
bertambahnya usia ibu.
B. Tujuan Penulisan
C. Manfaat
PEMBAHASAN
Menurut Nita Norma ( tahun 2013 hal 213- 215 ) solusio plasenta di
klasifikasikan menjadi beberapa tipe :
Berdasarkan gejala klinis yang ditimbulkan :
a. Kelas 0 : Asimptomatik. Diagnosa ditegakkan secara retrospektif
dengan menemukan hematoma atau daerah yang mengalami pendesakan
pada plasenta. Ruptur sinus marginal juga dimasukkan dalam kategori ini.
3. Etiologi
Penyebab utama dari solusio plasenta masih belum diketahui dengan jelas.
Meskipun demikian,beberapa hal di bawah ini di duga merupakan factor-faktor
yang berpengaruh pada kejadiannya,antara lain sebagai berikut :
Hipertensi esensial atau preeklampsi.
Tali pusat yang pendek karena pergerakan janin yang banyak atau bebas.
Trauma abdomen seperti terjatuh terkelungkup,tendangan anak yang sedang
di gendong.
Tekanan rahim yang membesar pada vena cava inferior.
Uterus yang sangat kecil.
Umur ibu (< 20 tahun atau > 35 tahun
Ketuban pecah sebelum waktunya.
Mioma uteri.
Defisiensi asam folat.
Merokok,alcohol,dan kokain.
Perdarahan retroplasenta.
Kekuatan rahim ibu berkurang pada multiparitas.
Peredaran darah ibu terganggu sehingga suplay darah ke janin tidak ada.
Pengecilan yang tiba-tiba pada hidromnion dan gamely.
Perdarahan dapat terjadi dari pembuluh darah plasenta atau uterus yang
membentuk hematoma pada desidua,sehingga plasenta terdesak dan akhirnya
terlepas. Apabila perdarahan sedikit,hematoma yang kecil itu hanya akan
mendesak jaringan plasenta,pedarahan darah antara uterus dan plasenta belum
terganggu,dan tanda serta gejala pun belum jelas. Kejadian baru diketahui setelah
plasenta lahir,yang pada pemeriksaan di dapatkan cekungan pada permukaan
maternalnya dengan bekuan darah yang berwarna kehitam-hitaman.
Keadaan janin tergantung dari luasnya plasenta yang terlepas dari dinding
uterus. Apabila sebagian besar atau seluruhnya terlepas,akan terjadi anoksia
sehingga mengakibatkan kematian janin. Apabila sebagian kecil yang
terlepas,mungkin tidak berpengaruh sama sekali,atau juga akan mengakibatkan
gawat janin. Waktu sangat menentukan beratnyaa gangguan pembekuan
darah,kelainan ginjal,dan keadaan janin. Makin lama penanganan solusio plasenta
sampai persalinan selesai,umumnya makin hebat komplikasinya.
Komplikasi bisa terjadi pada ibu maupun pada janin yang dikandungnya dengan
criteria :
1. Komplikasi pada ibu
a. Perdarahan yang dapat menimbulkan : variasi turunnya tekanan darah
sampai keadaan syok,perdarahan tidak sesuai keadaan penderita
anemis sampai syok,kesadaran bervariasi dari baik sampai syok.
b. Gangguan pembekuan darah : masuknya trombosit ke dalam sirkulasi
darah menyebabkan pembekuan darah intravaskuler dan diserti
hemolisis,terjadinya penurunan fibrinogen sehingga hipofibrinogen
dapat mengganggu pembekuan darah.
c. Oliguria menyebabkan terjadinya sumbatan glomerulus ginjal dan
dapat menimbulkan produksi urin makin berkurang.
d. Perdarahan postpartum : pada solusio plasenta sedang sampai berat
terjadi infiltrasi darah ke otot rahim,sehingga mengganggu kontraksi
dan menimbulkan perdarahan karena atonia uteri,kegagalan
pembekuan darah menambah bertanya perdarahan.
e. Koagulopati konsumtif,DIC: solusio plasenta merupakan penyebab
koagulopati konsumtif yang tersering pada kehamilan.
f. Utero renal reflex
g. Ruptur uteri
2. Komplikasi pada janin
a. Asfiksia ringan sampai berat dan kematian janin,karena perdarahan
yang tertimbun dibelakang plasenta yang mengganggu sirkulasi dan
nutrisi kearah janin. Rintangan kejadian asfiksia sampai kematian
janin dalam rahim tergantung pada beberapa sebagian placenta telah
lepas dari implantasinya di fundus uteri.
b. Kelainan susunan system saraf pusat
c. Retardasi pertumbuhan
7. Cara Melakukan Deteksi Terhadap Kemungkinan Solusio Plasenta
Mengingat komplikasi yang dapt terjadi yaitu perdarahan banyak dan syok
berat hingga kematian,atonia uteri,kelainan pembekuan darah dan oliguria. Maka
sikap paling utama dari bidan dalam menghadapi solusio plasenta adalah segera
melakukan rujukan ke rumah sakit.
Perdarahan pervaginam disertai rasa nyeri di perut yang terus menerus, warna
darah merah kehitaman.
2. Rahim keras seperti papan dan nyeri dipegang karena isi rahim bertambah
dengan darah yang berkumpul di belakang plasenta hingga rahim teregang
(wooden uterus).
3. Palpasi janin sulit karena rahim keras
4. Fundus uteri makin lama makin naik
5. Auskultasi DJJ sering negatife
6. Kala uri pasien lebih buruk dari jumlah darah yang keluar
7. Sering terjadi renjatan (hipovolemik dan neurogenik)
8. Pasien kelihatan pucat, gelisah dan kesakitan
Keluhan dan gejala pada solusio plasenta dapat bervariasi cukup luas.
Sebagai contoh, perdarahan eksternal dapat banyak sekali meskipun pelepasan
plasenta belum begitu luas sehingga menimbulkan efek langsung pada janin, atau
dapat juga terjadi perdarahan eksternal tidak ada, tetapi plasenta sudah terlepas
seluruhnya dan janin meninggal sebagai akibat langsung dari keadaan ini.
Solusio plasenta dengan perdarahan tersembunyi mengandung ancaman
bahaya yang jauh lebih besar bagi ibu, hal ini bukan saja terjadi akibat
kemungkinan koagulopati yang lebih tinggi, namunjuga akibat intensitas
perdarahan yang tidak diketahui sehinga pemberian transfusi sering tidak
memadai atau terlambat
10. Pemeriksaan Penunjang Solusio Plasenta.
1) Memasang infus
2) Tampa melakukan pemeriksaan dalam
3) Menyertakan petugas dalam merujuk pasien
4) Mempersiapkan donor darah dari keluarga/masyarakat
5) Mentyertakan keterangan tentang apa yang telah dilakukan dalm
pemberian pertolongan pertama.
Section caesaria : indikasi section saesaria dapat dilihat dari sisi ibu dan
/atau anak. Tindakan section caesaria dipilih bila persalinan diperkirakan tidak
akan berakhir dalam waktu singkat (dengan dilatasi 3-4 cm kejadian solusio
plasenta pada nulipara).
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari uraian di atas penulis dapat menyimpulkan :
1) Pada solusio plasenta,darah dari tempat pelepasan akan mencari jalan
keluar antara selaput janin dan dinding rahim hingga akhirnya keluar
dari serviks hingga terjadilah perdarahan keluar atau perdarahan
terbuka.Terkadang darah tidak keluar,tetapi berkumpul di belakang
plasenta membentuk hematom retroplasenta. Perdarahan semacam ini
disebut perdarahan ke dalam atau perdarahan tersembunyi.
2) Indikasi section saesaria dapat dilihat dari sisi ibu dan /atau anak.
Tindakan section caesaria dipilih bila persalinan diperkirakan tidak
akan berakhir dalam waktu singkat (dengan dilatasi 3-4 cm kejadian
solusio plasenta pada nulipara).
3) Sikap paling utama dari bidan dalam menghadapi solusio plasenta
adalah segera melakukan rujukan ke rumah sakit.
B. Saran
Makalah ini diharapkan dapat memberikan informasi ilmiah sebagai
referensi dan sumber kepustakaan yang bermanfaat bagi mahasiswa
Jurusan DIV Kebidanan Universitas Megarezky Makassar.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/10719471/Solusio-plasenta
https://dokumen.tips/download/link/makalah-solusio-plasenta-55c3b81122299