1
Kebutuhan Informasi Manajer dan Pengguna Lainnya
Tren dari ukuran-ukuran memungkinkan para manajer untuk mengevaluasi ketepatan
keputusan yang dirancang untuk meningkatkan produktivitas, menurunkan biaya,
memperluas pangsa pasar, dan meningkatkan laba. Akurasi dalam alokasi biaya dan
penggunaan informasi nonkeuangan, baik oleh manajer maupun nonmanajer, telah menjadi
syarat yang fundamental bagi banyak organisasi. Hal tersebut dan isu-isu terkait lainnya telah
mengarah pada pengembangan perbaikan sistem informasi akuntansi manajemen yang
dikenal sebagai sistem informasi manajemen biaya berdasarkan aktivitas (activity-based cost
management information system). Para manajer, eksekutif, dan pekerja membutuhkan sebuah
sistem informasi yang bisa mengidentifikasi berbagai masalah, seperti kemungkinan
kelebihan beban biaya atau berbagai manfaat, seperti kemampuan seorang manajer di suatu
subunit untuk berinovasi dan meningkatkan efisiensi. Baik informasi keuangan maupun
nonkeuangan, diperlukan agar para pekerja dapat mengevaluasi dan memonitor pengaruh dari
keputusan yang dibuat dengan tujuan meningkatkan kinerja operasional dan unitnya.
Informasi kinerja operasional dan keuangan memungkinkan para pekerja untuk menilai
efektivitas usaha yang dilakukan untuk mencapai perbaikan. Para pekerja dan manajer harus
berkomitmen untuk melakukan perbaikan secara berkelanjutan atas aktivitas yang mereka
lakukan. Perbaikan berkelanjutan (continuous improvement) berarti mencari cara
meningkatkan efisiensi dan produktivitas dari aktivitas dengan mengurangi pemborosan,
meningkatkan kualitas, dan mengurangi biaya.
Tujuan lainnya adalah menyediakan informasi untuk pengambilan keputusan, berkaitan
dengan dua tujuan yang pertama. Sebagai contoh, informasi biaya produk, pelanggan, proses,
dan objek lainnya yang menjadi perhatian manajemen dapat menjadi dasar untuk
mengidentifikasi masalah dan alternatif solusinya. Observasi serupa dapat dilakukan untuk
informasi yang berkenaan dengan perencanaan, pengendalian, dan evaluasi. Pentingnya
pengambilan keputusan strategis (strategic decision making) yang didefinisikan sebagai
proses memilih di antara berbagai alternatif strategi dengan tujuan memilih satu atau
beberapa strategi yang paling masuk akal dalam memberikan jaminan pertumbuhan dan
kelangsungan hidup jangka panjang bagi perusahaan. .
Proses Manajemen
Proses manajemen didefinisikan sebagai aktivitas-aktivitas perencanaan, pengendalian,
dan pengambilan keputusan. Proses manajemen mendeskripsikan fungsi-fungsi yang
dilaksanakan oleh para manajer dan pekerja yang diberdayakan. Memberdayakan pekerja
untuk berpartisipasi dalam proses manajemen berarti memberikan mereka kesempatan yang
2
lebih besar untuk berpendapat tentang operasional perusahaan. Jadi, pemberdayaan karyawan
(employee empowerment) adalah pemberian wewenang kepada orang-orang operasional
untuk merencanakan, mengendalikan, dan membuat keputusan tanpa otorisasi yang eksplisit
dari pihak manajemen tingkat menengah atau yang lebih tinggi.
Pemberdayaan karyawan mengikuti konsep bahwa karyawan yang paling dekat dengan
suatu pekerjaan dapat memberikan masukan yang berharga dalam hal ide, rencana, dan
pemecahan masalah. Pekerja diperkenankan menghentikan produksi untuk mengidentifikasi
dan memperbaiki masalah. Masukan mereka diminta dan digunakan untuk memperbaiki
proses produksi.
Perencanaan
Aktivitas manajerial yang disebut perencanaan adalah formulasi terperinci dari kegiatan
untuk mencapai suatu tujuan akhir tertentu. Perencanaan memerlukan penetapan tujuan dan
pengidentifikasian metode untuk mencapai tujuan tersebut. Sebagai contoh, suatu perusahaan
bertujuan menaikkan profitabilitasnya dengan meningkatkan kualitas produknya secara
keseluruhan. Melalui peningkatan kualitas produk, perusahaan akan mampu mengurangi
limbah dan pengerjaan ulang, mengurangi jumlah keluhan konsumen dan perbaikan produk
dalam masa garansi, mengurangi biaya untuk melakukan inspeksi, dan lain-lain sehingga
meningkatkan profitabilitas. Untuk mencapainya Manajer harus mengembangkan suatu
rencana yang ketika diimplementasikan akan mengarah pada pencapaian tujuan yang
diinginkan. Contohnya, manajer pabrik dapat memulai program evaluasi pemasok untuk
mengidentifikasi dan memilih pemasok yang mau dan mampu menyediakan komponen-
komponen yang tanpa cacat.
Pengendalian.
Pengendalian adalah aktivitas manajerial untuk memonitor implementasi rencana dan
melakukan perbaikan sesuai kebutuhan. Pengendalian biasanya dicapai dengan menggunakan
umpan balik. Umpan balik (feedback) adalah informasi yang dapat digunakan untuk
mengevaluasi atau memperbaiki langkah-langkah yang dilakukan dalam
mengimplementasikan suatu rencana. Balikan adalah tahap penting dari fungsi pengendalian.
Balikan dapat berupa informasi keuangan atau nonkeuangan. Sebagai contoh; desain ulang
alat peluncur pada Duffy Tool and Stamping dapat menghemat lebih dari $14,000 per tahun
(balikan keuangan). Selain itu, desain ulang tersebut juga menghilangkan waktu mematikan
mesin dan meningkatkan jumlah unit yang diproduksi per jam (balikan operasional). Balikan
keuangan dan nonkeuangan sering disajikan dalam bentuk laporan formal yang disebut
3
laporan kinerja yang membandingkan data aktual dengan data yang direncanakan atau
benchmark.
Pengambilan Keputusan.
Proses pemilihan di antara berbagai alternatif disebut pengambilan keputusan. Fungsi
manajerial ini berkiatan erat dengan perencanaan dan pengendalian. Peran utama dari sistem
informasi akuntansi manajemen adalah menyediakan informasi yang memudahkan proses
pengambilan keputusan.
Jenis Organisasi
Penggunaan informasi akuntansi bagi manajer tidak terbatas pada perusahaan manufaktur.
Apa pun bentuk organisasinya, manajer harus memiliki kemampuan yang cukup dalam
menggunakan informasi akuntansi.
4
bersifat subjektif
4. Penekanan pada masa yang 4. Berorientasi historis
akan datang
5. Evaluasi dan keputusan internal 5. Informasi mengenai
didasarkan atas informasi yang perusahaan secara
sangat terperinci keseluruhan
6. Sangat luas dan multidisiplin 6. Lebih independen
5
berdasarkan aktivitas menekankan pada perhitungan biaya berdasarkan aktivitas (activity-
based costing/ABC) dan analisis nilai proses.
6
3. Perspektif Lintas Fungsional
Pengelolaan rantai nilai berarti akuntan manajemne harus memahami banyak fungsi
bisnis, mulai dari manufaktur, pemasaran, distribusi, hingga pelayanan konsumen. Ketika
pendekatan rantai nilai digunakan dan nilai bagi pelanggan diutamakan, maka dapat
dilihat bahwa fungsi-fungsi itu saling berkaitan.
6. Efisiensi
Kualitas dan waktu memang hal yang penting, namun peningkatan dimensi tersebut
tanpa peningkatan laba akan membuat kinerja menjadi sia-sia atau bahkan lebih fatal.
Pengukuran efisiensi finansial dan nonfinansial diperlukan. Biaya harus ditetapkan,
diukur, dan dialokasikan secara tepat agar pengukuran efisiensi menjadi bernilai.
8
SOX meliputi pembentukan Public Company Accounting Oversight Board (PCAOB),
peningkatan independensi auditor, pengetatan peraturan tata kelola perusahaan,
oengendalian atas manajemen dan penilaian manajemen/auditor atas pengendalian
internal di perusahaan.
4. Sertifikasi
a. CMA
Pada tahun 1974, Institute of Management Accountants (IMA) mensponsor I
sertifikasi baru yang disebut Certificate in Management Accounting. Sertifikasi ini
dirancang untuk memenuhi kebutuhan khusus para akuntan manajemen. Salah satu
tujuan dari CMA adalah membuat akuntansi manajemen menjadi disiplin ilmu yang
diakui, profesional, dan terpisah dari profesi akuntan publik.
Salah satu kunci dari persyaratan untuk mendapatkan CMA adalah lulus ujian
kualifikasi yang menekankan pada empat bidang, yakni (1) ilmu ekonomi, keuangan,
dan manajemen, (2) akuntansi dan pelaporan keuangan, (3) pelaporan manajemen,
analisis, dan isu-isu perilaku, dan (4) analisis keputusan dan sistem informasi.
b. CPA
Certificate in Public Accounting adalah sertifikasi yang paling tua dan paling
dikenal dalam akuntansi. CPA bertujuan menyediakan kualifikasi minimal profesional
bagi auditor eksternal. Tanggung jawab auditor eksternal adalah menyediakan
jaminan tentang keandalan laporan keuangan perusahaan. Akuntan public
bersertifikasi diizinkan untuk menjadi auditor eksternal yang sebelumnya telah lulus
ujian negara dan mendapat lisensi dari negara tempat melakukan praktik.
c. CIA
CIA atau Certificate in Intenal Auditing muncul pada tahun 1974 akibat
banyaknya auditor internal memerlukan suatu sertifikasi khusus serta pemeriksaan
internal berbeda dengan pemeriksaan eksternal dan akuntansi manajemen. Seorang
auditor internal bersertifikasi harus telah lulus ujian komprehensif yang didesain
untuk memastikan kompetensi teknis dan memiliki pengalaman kerja selama dua
tahun.
10
DAFTAR PUSTAKA
Mowen, Hansen. 2012. Akuntansi Manajerial Buku 1 Ed 8. Jakarta : Salemba Empat
11