BATU GENERAL

Kota batu adalah sebuah kota di provinsi jawa timur, Indonesia, kota batu juga bagian dari malang raya.
Kenapa kok kota batu masuk bagian dari malang raya ? kenapa karena
Daerah yang sering disebut orang sekarang ini sebagai Malang sebenarnya adalah suatu
terminologi dari kawasan yang disebut Malang Raya. Secara administratif, Malang Raya adalah
kumpulan 3 kabupaten dan kota di Jawa Timur yang dahulu merupakan bekas wilayah
Karasidenan Malang saat penjajahan Belanda. Ke 3 kabupaten dan kota ini adalah Kota Malang,
Kabupaten Malang, dan Kota Batu.

Malang Raya menempati daerah bagian tengah selatan Jawa Timur yang dilintasi oleh
pegunungan dan terdapat beberapa gunung besar. Maka tak heran, daerah ini banyak menyimpan
potensi alam yang luar biasa yang cocok untuk pariwisata. Nah, sedikit penjalasan tadi membuka
pencerahan sedikit tentang Batu. Jadi, Batu adalah bagian dari Malang Raya. Sehingga, banyak
orang yang menyebutnya sebagai Batu, Malang.

Penyebutan ini tak lepas dari sejarah panjang Batu yang merupakan bagian dari Kabupaten
Malang. Dulunya, Batu adalah salah satu kecamatan yang ada di Kabupaten Malang. Meskipun
hanya berstatus kecamatan pada awalnya, namun perkembangan Batu sangatlah pesat.
Perkembangan ini ditunjang oleh banyaknya tempat wisata yang ada di Batu. Batu pun tumbuh
menjadi kecamatan yang paling maju dibandingkan dengan kecamatan-kecamatan lain di
Kabupaten Malang.

Perkembangan yang pesat ini membuat Batu dinaikkan statusnya menjadi Kota Administratif
pada 6 Maret 1993. Yang dulu SD pernah menyimak pelajaran IPS pasti tahu apa itu yang
disebut Kota Administratif. Tepat sekali. Kota Administratif adalah suatu wilayah, baik
kecamatan maupun gabungan kecamatan yang akan dipersiapkan sebagai kota otonom. Kota
Administratif juga memiliki walikota, namun tak memiliki perwakilan DPRD layaknya kota
lainnya.

Selama menjadi Kota Administratif, Kota Batu semakin tumbuh. Banyak wisatawan yang datang
sehingga pendapatan daerah ini semakin meningkat. Selepas reformasi, keberadaan kota
administratif dihapuskan. Kota Administratif yang belum siap untuk menjadi daerah otonom
sendiri dileburkan kembali ke kabupaten induknya. Salah satunya adalah Jember. Nah untuk
Batu sendiri, karena sudah mampu menjadi kota otonom, maka oleh pemerintah pusat dinaikkan
statusnya menjadi Kota Batu.

Sejak menjadi Kota Administratif, Alun-alun batu sudah terkenal dengan icon Apel di tengahnya
Tepat pada tanggal 17 Oktober 2001, Kota Batu resmi berpisah dari Kabupaten Malang. Sejak
resmi "merdeka", kota Batu semakin melesat. Memoles daerahnya. Membangun pesat industri
wisatanya. Para wisatawan, baik domestik maupun mancanegara datang. Pada 2016 kemarin,
sebanyak 3,9 juta wisatawan datang ke Batu
Good morning ladies and gentlemen , how r u today
First of all i would like 2 introduce myself my name is Dany imdadus salam you can call me Dany
i'm your guide today .
Now i'll also introduce our bus crew is mr erwin and co driver is mr zaenul
on behalf of merdeka tour and travel i would like to welcome you all to pasuruan city
Batu city is a city in East Java province, Indonesia, the city of rock is also part of Malang.

Why why is the batu city part of Malang? why because

The area that is often called by people today as Malang is actually from an area called Malang
Raya. Administratively, Malang Raya is a collection of 3 regencies and cities in East Java that
were formerly the former Karasidenan area during Dutch colonialism. These 3 regencies and
cities are Malang City, Malang Regency, and Batu City.

Malang Raya occupies the southern central region of East Java which is crossed by mountains
and there are several large mountains. So no wonder, this area has a lot of incredible natural
potential that is suitable for tourism. Now, a little tracking has opened a little enlightenment
about Batu. So, Batu is a part of Malang. So, many people call it Batu, Malang.

This mention cannot be separated from the long history of Batu which is part of Malang
Regency. Formerly, Batu was one of the sub-districts in Malang Regency. Although only a sub-
district status at first, Batu's development was very rapid. This development is supported by the
many tourist attractions in Batu. Batu also grew to be the most developed sub-district
compared to other sub-districts in Malang Regency.

This rapid development made Batu elevated its status to become the Administrative City on
March 6, 1993. What used to be elementary school had listened to social studies certainly knew
what it was called the Administrative City. Precisely. Administrative City is a region, both sub-
districts and combined sub-districts that will be prepared as autonomous cities. The
Administrative City also has a mayor, but does not have a DPRD representative like other cities.

As long as it became the Administrative City, Batu City grew. Many tourists come so that the
region's income increases. After the reform, the existence of the administrative city was
abolished. Administrative City which is not ready to become an autonomous region itself is
merged back to its parent district. One of them is Jember. Well for Batu itself, because it has
been able to become an autonomous city, its status has been raised by the central government
to become Batu City.

Since becoming the Administrative City, the stone square is famous for the Apple icon in the
middle
Right on October 17, 2001, Kota Batu officially separated from Malang Regency. Since the
official "merdeka", the city of Batu has increasingly shot. Polish the area. Build the tourism
industry rapidly. Tourists, both domestic and foreign, come. In 2016 yesterday, as many as 3.9
million tourists came to Batu
Dan kota batu juga dijuluki sebagai kota apel.( tetapi faktanya sebagian orang menyebutnya atau
menganggap bahwa apel itu dari malang padahal sebenarnya surganya apel hanya ada di kota
batu ).(slimuran logo apel). itulah mengapa di di kota Batu banyak sekali wisata agro terutama
apel. kembali lagi ke materi. kenapa si kota apel bukan kota getuk atau jeyuk. Yak karena saat
itu Kota Batu kaya akan buah apel. Orang datang ke kota dingin ini pasti yang dicari
adalah buah apelnya.

Awal mulanya apel masuk di Kota Batu dibawa oleh orang Belanda dari Australia. Kemudian
dia menanamnya di Kota Batu. Sekitar tahun 1960 tanaman apel sudah banyak ditanam di Batu
untuk mengganti tanaman jeruk yang mati diserang penyakit. Sejak saat itu tanaman apel terus
berkembang hingga sekarang di dataran tinggi Kota Batu. Saat itu varietas yang dikembangkan
hanya ada dua jenis. adalah rome beauty dan greny smith.

setelah itu sekarang berkembang menjadi 5 jenis apel jenis apel yaitu Manalagi, Rome Beauty,
Granny Smith, Anna dan Wanglin. Masing-masing jenis apel memiliki ke-khasannya.

Dimulai dari Apel Manalagi. Apel ini memiliki rasa yang paling manis dan daging buahnya
sedikit keras. Warnanya hijau kekuningan. Sedangkan aromanya begitu harum (wangi)
dibandingkan jenis apel yang lain. Untuk daunnya berkembang melebar. Memiliki kandungan air
yang cukup sedikit.Manalagi merupakan jenis apel yang paling banyak ditanam di Kota Batu.
Apel Manalagi memiliki daya tahan cukup lama, sekitar satu bulan. Sehingga, apel jenis ini
cocok untuk oleh-oleh yang dibawa keluar kota.

Apel Rome Beauty memiliki warna kulit buah hijau bersembur warna merah. Rasanya segar
sedikit asam. Bentuknya sedikit bulat hampir sama dengan bentuk apel Manalagi. Hanya saja
memiliki lekukan di bagian ujung relatif dalam. Rome Beauty daging buahnya sedikit keras
tetapi jika masak di pohon, buahnya terasa lebih renyah. Jenis apel ini sering digunakan untuk
bahan pembuatan sari apel karena rasanya yang kuat.

Jenis lainnya adalah si apel hijau Green Smith. Jenis apel ini cocok untuk dibuat jus apel.
Kandungan air yang banyak dan memiliki rasa asam. Sesuai namanya, warna kulit dari jenis apel
ini adalah hijau.Terkadang terdapat bintik-bintik putih di kulitnya. Namun kini Apel Green
Smith sudah jarang ditemui di Desa Tulungrejo. Sebab sudah jarang petani setempat yang
menanamnya

Apel Anna mempunyai rasa kombinasi asam dan manis. Daging buahnya lunak (masir) tetapi
memiliki isi yang padat. Bentuk apel Anna seperti trapesium terbalik. Selain itu, apel Anna
memiliki aroma buah apel yang tajam. Kulitnya yang tipis, membuat apel Anna tidak dapat
bertahan lama seperti apel Manalagi. Jenis apel terakhir yang ada di Desa sidomulyo, Kota Batu
adalah Wanglin. Jenis apel ini memiliki warna yang hampir sama dengan Granny Smith. Akan
tetapi, pada apel Wanglin memiliki bintik-bintik hitam. Rasa yang dimiliki adalah manis dan
segarKandungan air pada apel Wanglin ini sangat banyak dan ketika digigit terasa renyah. Apel
Wanglin hasil dari persilangan apel Manalagi dan buah Pear. Namun, apel ini tergolong langka
karena di Desa Tulungrejo petani jarang menanamnya. Bila ada yang menanam, terkadang lebih
sering di konsumsi sendiri.

And the city of stone is also dubbed the city of apples (but in fact some people call it or assume
that the apple is from unfortunate when in fact the apple paradise is only in the city of stone).
(Slimuran apple logo). that's why in Batu there are a lot of agro tourism especially apples. back
to material. why is the city of apple not the city of getuk or jeyuk. Yak because at that time Batu
City was rich in apples. People come to this cold city, surely they are looking for apples.

At first the apple entered in the city of Batu brought by Dutch people from Australia. Then he
planted it in Batu City. Around 1960, many apple plants were planted in Batu to replace dead
oranges attacked by disease. Since then the apple plant has continued to grow until now in the
highlands of Batu City. At that time the varieties developed were of only two types. is Rome
Beauty and Granny Smith.

after that it has now developed into 5 types of apple types, namely Manalagi, Rome Beauty,
Granny Smith, Anna and Wanglin. Each type of apple has its specialties.

Starting from the Manalagi Apple. This apple has the sweetest taste and the flesh is a little hard.
The color is yellowish green. While the aroma is so fragrant (fragrant) than other types of apples.
For the leaves to grow wider. It has a fairly small water content. Analagi is the most widely
grown type of apple in Batu City. The Manalagi Apple has a long lasting resistance, about one
month. So, this type of apple is suitable for souvenirs brought out of town.

Apple Rome Beauty has a green fruit skin color sprayed with red. It tastes a little sour. The shape
is a little round almost the same as the Manalagi apple shape. It's just that it has a curve at the
end of the relatively deep. Rome Beauty is a little hard but if you cook it on a tree, the fruit feels
crisper. This type of apple is often used for making apple cider because of its strong taste.

The other type is the Green Smith green apple. This type of apple is suitable for apple juice. A
lot of water content and has a sour taste. As the name implies, the skin color of this type of apple
is green. Sometimes there are white spots on the skin. But now the Green Smith Apple is rarely
found in Tulungrejo Village. Because it is rare for local farmers to plant it

Apple Anna has a sour and sweet combination. The fruit flesh is soft (masir) but has a solid
content. Anna's apple shape is like an inverted trapezoid. In addition, Anna's apple has a sharp
apple aroma. His skin is thin, making Anna apples not last as long as Manalagi apples.

The last type of apple in Sidomulyo Village, Batu City is Wanglin. This type of apple has a color
similar to Granny Smith. However, in Wanglin apples have black spots. The taste that is owned
is sweet and fresh

The water content in Wanglin apples is very much and when bitten it feels crunchy. Wanglin
apples result from crossing Manalagi apples and Pear fruits. However, this apple is rare because
in the village of Sidomulyo farmers rarely grow it. If there is a plant, sometimes it is often
consumed alone.