ISK adalah istilah umum yang menunjukkan keberadaan mikroorganisme (MO) dalam
urin. Bakteriuria bermakna (significant bacteriuria)'. Bakteriuria bermakna menunjukkan
pertumbuhan mikroorganisme (MO) mumi lebih daril 10s colony forming units (cfu/m7) pada
biakan urin. Bakteriuria bermaknatanpa disertai presentasi klinis ISK dinamakan bakteriuria
asimtomatik (covert bacteriuria). Sebaliknya bakteriuria bermakna disertai presentasi klinis
ISKdinamakan bakteriuria bermakna simtomatik. Pada beberapa keadaan pasien dengan
presentasi klinis ISK tanpa bakteriuria bermakna. Banyak faktor yang menyebabkan negatif
palsu pada pasien dengan presentasi klinis ISK.
EPIDEMIOLOGI
Infeksi saluran kemih (tSK) tergantung banyak faktor; seperti usia, gender, prevalensi
bakteriuria, dan faktor predisposisi yang menyebabkan perubahan struktur saluran kemih
termasuk ginjal. Selama periode usia beberapa bulan dan lebih dari 65 tahun perempuan
cenderung menderita ISK dibandingkanlaki-laki. ISK berulang pada laki-laki jarang
dilaporkan, kecuali disertai faktor predisposisi (pencetus). Prevalensi bakteriuri asimtomatik
lebih sering ditemukan pada perempuan. Prevalensi selama periode sekolah 1% meningkat
menjadi 5% selama periode aktif secara seksual. Prevalensi infeksi asimtomatik meningkat
mencapai 30 %, baik laki-laki maupun perempuan bila disertai faktor predisposisi seperti
terlihat pada Tabel 2.
Pola mikroorganisme (MO) bakteriuria seperti terlihat pada Tabel 3. Pada umumnya ISK
disebabkan mikro-organisme (MO) tunggal:
1. Escherichio coli merupakan MO yang paling sering diisolasi dari pasien dengan infeksi
simtomatik maupun asimtomatik
2. Mikroorganisme lainnya yang sering ditemukan seperti Proteus spp (33% ISK anak laki-
laki berusia 5 tahun), Klebsiella spp, dan Stafilokokus dengan koagulase negatif
3. Infeksi yang disebabkan Pseudomonas spp dan MO lainnya seperti Stafilokokus jarang
dijumpai, kecuali pasca kateterisasi.
Kepekaan terhadap ISK rekuren dari kelompok pasien dengan saluran kemih normal (ISK tipe
sederhana) lebih besar pada kelompok antigen darah non-sekretorik dibandingkan kelompok
sekretorik. Penelitan lain melaporkan sekresi IgA urin meningkat dan diduga mempunyai
peranan penting untuk kepekaan terhadap ISK rekuren.
PATOFISIOLOGI ISK
Pada individu normal, biasanya laki-laki maupun perempuan urin selalu steril karena
dipertahankan jumlah dan frekuensi kencing. Uretro listal merupakan tempat kolonisasi
mikroorganisme nonpathogenic fastidious Gram-positive dan grarn negatif. Hampir semua
ISK disebabkan invasi mikroorganisme asending dari uretra ke dalam kandung kemih. Pada
beberapa pasien tertentu invasi mikroorganisme dapat mencapai ginjal. Proses ini
dipermudah refluks vesikoureter.
Proses invasi mikroorganisme hematogen sangat jarang ditemukan di klinik, mungkin
akibat lanjut dari bakteriemia. Ginjal diduga merupakan lokasi infeksi sebagai akibat lanjut
septikemi atau endokarditis akibat Stafilokokus aureus. Kelainan ginjal yang terkait dengan
endokarditis (Stafilokokus aureus) dikenal Nephritis Lohlein. Beberapa peneliti melaporkan
pielonefritis akut (PNA) sebagai akibat lanjut invasi hematogen dari infeksi sistemik gram
negatif.
ISK bawah (sistitis). Presentasi klinis sistitis seperti sakit suprapubik, polakisuria, nokturia,
disuria, dan stranguria.
Sindrom uretra akut (SUA). Presentasi klinis SUA sulit dibedakan dengan sistitis. SUA
sering ditemukan pada perempuan usia antara 20-50 tahun.
Presentasi klinis SUA sarlgat niskin (hanya disuri dan sering kencing) disertai cfu/ml urin
<105; sering disebut sistitis abakterialis. Sindrom uretra akut (SUA) dibagi 3 kelompok
pasien, yaitu:
a). Kelompok pertama pasien dengan piuria, biakan urin dapat diisolasi E.coli dengan cfu/ml
urin 103-105. Sumber int'eksi berasal dari kelenjar peri-uretral atau uretra sendiri. Kelompok
pasien inimemberikan respon baik terhadap antibiotik standar seperti ampisilin.
b). Kelompok kedua pasien lekosituri 10-50/lapang pandang tinggi dan kultur urin steril.
Kultur (biakan) khusus ditemukan Chlamydia trachomatis atau bakteri anaerobik.
c). Kelompok ketiga pasien tanpa piuri dan biakan urin steril.
ISK rekuren. Infeksi saluran kemih (ISK) rekuren terdiri 2 kelompok, yaitu:
a). Re-infeksi (re-infectons). Pada umumnya episode infeksi dengan interval >6 minggu
dengan mikroorganisme (MO) yang berlainan.
b). Relapsing infection Setiap kali infeksi disebabkan mikroorganisme yang sama. disebabkan
sumber infeksi tidak mendapat terapi yang adekuat.
KOMPLIKASI ISK
Komplikasi ISK tergantung dari tipe yaitu ISK tipe sederhana (uncomplicated) dan tipe
berkomplikasi (complicated).
l. ISK sederhana (uncomplicated). ISK akut tipe sederhana (sistitis) yaitu non-obstruksi dan
bukan perempuan hamil merupakan penyakit ringan (self limited disease ) dan tidak
menvebabkan akibat lanjut jangka lama
2. ISK tipe berkomplikasi (complicated).
ISK selama kehamilan. ISK selama kehamilan dari umur kehamilan; seperti terlihat
Tabel 7.
ISK pada diabetes melitus. Penelitian epidemiologi klinik melaporkan bakteriuria dan
ISK lebih sering ditemukan pada DM dibandingkan perempuan tanpa DM.
Basiluria asimtomatik (BAS) merupakan risiko untuk pielonefritis diikuti penurunan laju
filtrasi glomerulus (LFG). Komplikasi emphysematous cystitis, pielonefritis yang terkait
spesies kandida dan infeksi Gram-negatif lainnya dapat dijumpai pada DM.
Pielonefritis emfisematosa di sebabkan MO pembentuk gas seperti E. coli, Candida spp dan
Klostridium tidak jarang dijumpai pada DM. Pembentukan gas sangat intensif pada parenkim
ginjal dan jaringan nekrosis disertai hematom yang luas. Pielonefritis emfisematosa sering
disertai syok septik dan nefropati akut vasomotor (AVH). Abses perinefrik merupakan
komplikasi ISK pada pasien dengan DM (47% ), nefrolitiasis (41%) dan obstruksi ureter (20%).
MANAJEMEN ISK
lnfeksi Saluran Kemih (lSK) Bawah
Prinsip manajemen ISK bawah meliputi intake cairan yang
banyak, antibiotika yang adekuat, dan kalau perlu terapi simtomatik untuk alkalinisasi urin :
Hampir 80% pasien akan memberikan respon setelah 48 jam dengan antibiotika
tunggal; seperti ampisilin 3 gram, trimetoprim 200mg
Bila infeksi menetap disertai kelainan urinalisis (lekosuria) diperlukan terapi
konvensional selama 5- 10 hari
.Pemeriksaan mikroskopik urin dan biakan urin tidak diperlukan bila semua gejala
hilang dan tanpa lekosiuria.
REFERENSI
Balasoiu D, Van Kissel KC, Van Kats-Renaud HJ, Collet TJ, Hoepelman AI.
Granulocyte function in woman with diabetes and asymptomatic bacteriuria. Diabetic Care.
1997 ;20:.392-5
Bass PF, Jarvis JAW and Mitchell CK. Urinary tract infections. PrimaLry care: clinics
in office practice. Volume 30 WB Saunders; 2005
Batalla MA, Ballodimus MC, Bradley RF. Bacteriuria in diabetes
mellitus. Diabetologic. 191 l;7 : 297 -9
Evans DA, Hennekens CH, Miao L et a1. Bacteriuria and subsequent mortality ln
woman Lancet. 198211:156-8