Anda di halaman 1dari 8

BAB 1.

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang .
Sekitar enam ribu ton ban bekas dihasilkan setiap tahun di Eropah
,Amerika dan Jepang Hal ini akan terus meningkat sejalan dengan meningkatnya
industri otomotif dunia .Upaya pemusnahan dengan cara pembakaran yang biasa
dilakukan ternyata menghasilkan dampak polusi yang berbahaya karena
berpengaruh buruk pada kesehatan manusia.(M.Juma ,2006) . Ban-ban bekas
tentunya akan mencemari lingkungan sekitarnya mengingat ban bekas tidak dapat
terurai dengan mudah secara biologis. Oleh karena itu,perlu dilakukan suatu usaha
yang serius untuk menangani dan mengolah limbah ban bekas tersebut agar tidak
menimbulkan masalah terhadap lingkungan. Ada dua cara utama yang dapat
dilakukan terhadap ban-ban bekas yakni : mendaur ulang dan menggunakan
kembali karet ban bekas serta mereklamasi bahan baku karet ( Zhao Shulan
,2009).
Daur ulang ban bekas membutuhkan teknik khusus karena ban bekas
adalah bahan termoset, yang tidak dapat diolah kembali seperti
termoplastik. Pengolahan ban bekas menjadi serbuk ban bekas adalah salah satu
teknik menarik untuk pemanfaatan ban-ban bekas. Salah satu cara yang
menjanjikan dalam 'mendaur ulang' serbuk ban bekas adalah dengan
mencampurkan ke dalam bahan termoplastik untuk mendapatkan bahan
termoplastik elastomer (TPE) dan pilihan sempurna untuk termoplastik adalah
polipropilena (PP) (Shu Ling Zhang,2010). Namun, pendekatan ini mempunyai
keterbatasan karena sifat yang tidak memadai dari campuran yang dihasilkan,
bahkan pada kadar karet rendah. Alasan utama adalah kesulitan dalam
kompatibilisasi dari dua bahan yang berbeda, khususnya jika salah satu komponen
terjadi ikatan silang. Kualitas campuran tergantung pada tingkat pemisahan fasa
dan ukuran partikel dari fasa terdispersi. Ketidaksesuaian yang besar dari kedua
bahan menghasilkan sifat mekanik rendah. Teknik kompatibilisasi sering
digunakan untuk meningkatkan kualitas campuran dan meningkatkan sifat
mekanik. (H.S.Liu,2001) Beberapa contoh bahan Termoplastik Elastomer (TPE),

Universitas Sumatera Utara


seperti Stirene-Butadiena-Rubber (SBR), polybutadiena, dan Etylene Propylene-
Diene-Rubber (EPDM). Jenis plastik yang banyak digunakan untuk membuat TPE
antara lain: Polyethylene (PE), Polyvinylchloride (PVC), dan Polypropylene (PP)
(Nakason, 2006).
Elastomer mempunyai sifat elastis tetapi tak lunak dengan panas
sedangkan termoplastik seperti PP (Polypropylene),mempunyai sifat keras dan
bisa dilunakkan dengan panas. Dengan dilakukan blending elastomer-termoplastik
kedua bahan tersebut akan saling berikat silang (cross-linking) yang akan
menghasilkan produk yang memiliki paduan sifat keduanya yaitu elastis dan bisa
lunak dengan panas.
Polipropilena merupakan jenis bahan baku plastik yang ringan, densitas
0,90 – 0,92, memiliki kekerasan dan kerapuhan yang paling tinggi dan bersifat
kurang stabil terhadap panas dikarenakan adanya hidrogen tersier. Polipropilena
mempunyai sifat kristalinitasnya yang tinggi menyebabkan daya regangannya
tinggi, kaku dan keras. (Alamika, S, 1983),agar polipropilena tidak keras dan
rapuh maka ditambahkan karet alam atau serbuk ban bekas sebagai filler.
Masalah utama dalam pengembangan campuran polimer adalah menaksir nilai
pencampuran (miscibility). Campuran polimer yang tidak dapat menyatu
(immiscible) disebabkan oleh karena lemahnya kekuatan tarik pada batas fasa,
yang bisa menimbulkan pemisahan fasa (Nakason, 2006).
Penambahan bahan pengisi seperti serbuk ban bekas ke dalam bahan
polipropilena mempunyai manfaat yang tinggi karena kekuatan dan kelenturan
plastik dapat ditingkatkan ,namun permasalahannya adalah serbuk ban bekas
tidak kompatibel dengan polipropilena ,sehingga harus ditambahkan bahan
penyerasi (compatibilizer agent) seperti AM-g-PP atau AM-g-KA . Akan terjadi
interaksi yang baik antara PP dan AM-g-PP disebabkan oleh struktur kimia AM-
g-PP yang juga mengandung gugus propilena sehingga campuran PP/AM-g-PP
lebih serasi.
Dalam pengembangannya bahan termoplastik elastomer harus mencapai
satu kombinasi sifat baik dan processability pada biaya dan sifat mekanis harus
diperhatikan, target utama harus mempertimbangkan satu keuntungan dari sifat

Universitas Sumatera Utara


kekakuan, kekuatan dan lainya. Umumnya serbuk ban bekas digabungkan ke
dalam termoplastik elastomer bertujuan untuk memperbaiki sifat-sifat mekanik
dan sifat-sifat fisis serta morfologi dan terutama untuk memanfaatkan bahan
limbah ban bekas dan mengurangi kerusakan lingkungan.
Adesi antara serbuk ban bekas dan matrik polimer biasanya sangat lemah
karena adanya struktur ikatan silang pada serbuk ban bekas .Beberapa cara
mengatasinya ialah dengan cara serbuk ban bekas didevulkanisasi atau
devulkanisasi sebahagian dengan metode termomekanik dan termokimia (Shu
Ling Zhang,2009). Salah satu kriteria utama untuk elastomer termoplastik adalah
perpanjangan putus lebih dari 100%. Dalam rangka mencapai target, harus
ditambahkan kompatibiliser pada polipropilena dan serbuk ban bekas dalam
sistem campuran dan untuk lebih meningkatkan adesi antar muka maka bahan PP
,serbuk ban bekas dan bahan kompatibiliser dicampur bersama-sama ( Shu Ling
Zhang,2010).
Umumnya ada dua metode kompatibilisasi yakni : kompatibilisasi secara
fisis dan kompatibilisasi secara kimia.Kompatibilisasi secara fisis yaitu dengan
terlebih dahulu dibuat blok atau grafting kopolimer yang dipilih komponen yang
kompatibel dengan setiap komponen dalam campuran .Kompatibilisasi dapat
menurunkan tegangan antar muka antara dua fase dengan mengurangi ukuran
,morfologi yang stabil dan memberikan adesi yang sangat baik antara fase.
Sementara kompatibilisasi secara kimia adalah berdasarkan pada reaksi kimia
selama proses pencampuran .(T.Laosee,1998)
Limbah ban banyak digunakan sebagai tikar karet, penjaga jalan rel,
bumper pelindung, dan untuk bahan bangunan dan konstruksi (Topcu dan
Sarıdemir, 2008; Turatsinze et al, 2005.). Limbah ban juga dapat digunakan
sebagai bahan kapal pemecah gelombang,bumper dermaga / pelindung, atau
bahkan untuk membangun terumbu buatan dalam industri pertanian laut
(Chapamn dan Clynick, 2006). Ada juga yang digunakan sebagai penahan erosi
.kursi ,tali, ayunan, tempat pot bunga dan lain-lain. Limbah ban dapat digunakan
dalam banyak alternatif daur ulang. Namun, pasar tampaknya lebih kecil
dibandingkan dengan jumlah ban yang dihasilkan setiap tahun. Oleh karena itu

Universitas Sumatera Utara


sangatlah penting untuk mengeksplorasi aplikasi baru ban bekas. (Chitsan
Lin,2008)
Untuk aplikasi yang lebih luas ban-ban bekas diolah dalam bentuk serbuk
sehingga dapat digunakan sebagai bahan pengisi (filler) dan anti degradasi dalam
kompon (Long,1985;dalam Ramadan) dan dapat diaplikasikan sebagai
pengolahan energi,material untuk teknik sipil ,roofing,lapangan olahraga (Turf)
,tempat bermain anak-anak. (Rachel Simon,2010).
Secara luas penelitian tentang bahan TPE antara serbuk ban bekas dan
polipropilena serta beberapa aplikasinya dapat dirujuk dari hasil riset terbaru
seperti ( Shu Ling Zhang,2010) ,yang meneliti sifat mekanik dari serbuk ban
bekas dengan Polipropilena ,sebagai bahan kompatibiliser digunakan SEBS-g-MA
dicampur dengan bitumen .Kekuatan tarik menurun dengan peningkatan jumlah
SEBS-g-MA,perpanjangan putus meningkat dengan peningkatan SEBS-g-MA.
( Shu Ling Zhang,2009) Meneliti campuran serbuk ban bekas/PP/Bitumen dengan
bahan kompatibiliser styrene-ethylene-butylene-styrene grafting maleic anhydride
(SEBS-g-MA) dan Maleic anhydride-grafting ethylene-propylene-diene monomer
(EPDM-g-MA). Diperoleh ada pengaruh bitumen dan kompatibiliser terhadap
sifat-sifat mekanik ,Sifat –sifat mekanik ,termal dan reologi tergantung pada
jumlah bitumen dan kompatibiliser yang digunakan.
Dari preparasi polipropilena (PP)/serbuk ban bekas dengan penambahan
dicumil peroksida (DCP) dan N, N’-m-phenylenebismaleimide (HVA-2)
diperoleh kekuatan tarik ,ketahanan swelling,morphology dan sifat-sifat termal
yang baik . Dengan penambahan DCP dan HVA-2 dapat memperbaiki ketahanan
swelling dan terjadi adesi antar muka antara matrik PP dan serbuk ban bekas.
Terjadi stabilitas termal dari PP/serbuk ban bekas /HVA-2 dengan bantuan
kopolimer antara serbuk ban bekas dan matrik PP (M.Awang ,2008).
Pencampuran antara PP/karet vulkanisasi dengan menambahkan
kompatibiliser SBES dan SEBS-g-MA menunjukkan adesi yang sangat baik
antara matrik dan fase disperse (T.Laosee,1998). (Ismail and Suryadiansyah,
2002b )melakukan percobaan dengan mencampur PP/Serbuk ban bekas yang
menunjukkan bahwa terjadi interaksi antarmuka antara PP/Serbuk ban bekas

Universitas Sumatera Utara


dengan penambahan dicumyl peroksida (DCP) ,trans polioktilena rubber (TOR)
bersama sulfur dan N,N’ -m-fenilenabisamlemida (HVA-2) sehingga
meningkatkan keseluruhan morfologi, sifat-sifat mekanik, ketahanan swelling dan
sifat-sifat termal campuran.
(S.-H. Zhu, C. Tzoganakis,2010) melakukan penelitian tentang preparasi
dari polipropilena (PP) dan serbuk ban bekas dengan agen penguat antarmuka
yakni degraded PP, hydrosilylated PP dan hydrosilylated PP grafting dengan karet
styrene butadiene. Dari penggabungan agen antarmuka diperoleh kemajuan
sifat-sifat mekanik dari TPVs dan ukuran partikel karet dibuat konstan.
Menurut ( Yang et al,2004 dalam Zhao Shulan ,2009) adanya
kemungkinan menggunakan komposit ban bekas yang diperkuat dengan batang
padi sebagai bahan bangunan, yang menunjukkan bahwa papan komposit tersebut
dapat digunakan sebagai satu pengganti untuk papan penyekat dan bahan flexural
lain dalam konstruksi. Serbuk ban bekas dapat dipakai pada lapangan balap yang
dapat meningkatkan kekenyalan jalur balapan, mengurangi resiko luka-luka pada
kuda sehubungan dengan kekerasan pada arena balapan . ( Zhao Shulan ,2009) .
( Nongnard Sunthonpagasit, Michael R. Duffey,2003) Telah meneliti
serbuk ban bekas dan menyatakan bahwa dengan ukuran serbuk ban bekas ¼”-20
mesh adalah baik digunakan untuk aplikasi dalam bidang olah raga ,keset kaki
,tanah berumput ,bahan untuk tempat bermain . Serbuk ban bekas dengan ukuran
40-80 mesh sangat berpotensial untuk menghasilkan komposit yang baik dengan
proses pencetakan .
Penelitian terhadap pengaruh efek serbuk ban bekas terhadap kekenyalan,
memakai toleransi, gelindingan bola dan pantulan bola pada hamparan rumput
Groenevelt & Grunthal (1998) menunjukkan dengan serbuk ban bekas 10~20%
kekerasan permukaan yang secara signifikan berkurang pada hamparan rumput
tempat olah raga. Serbuk ban bekas ini bisa mengubah karakteristik permukaan
dan meningkatkan toleransi pemakaian lapangan berumput yang dikembangkan
pada lalu lintas, dan serbuk ban bekas dengan ukuran kecil lebih efektif.(Zhao
Shulan,2009)
Pada penelitian ini digunakan polipropilena dikarenakan polimer ini

Universitas Sumatera Utara


mudah diproses. titik leleh relatif tinggi 180°C, densitas rendah dan termasuk
kelompok yang paling ringan diantara bahan polimer, tahan korosi, penghantar
panas dan listriknya rendah, biaya prosesnya relatif murah, mudah diperoleh di
pasaran, ramah lingkungan serta dapat didaur ulang.
Dari hasil keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa untuk mendapatkan
bahan TPE antara serbuk ban bekas dan polipropilena yang baik dimana kedua
bahan mempunyai sifat kepolaran yang berbeda harus ditambahkan bahan
kompatibiliser seperti anhidrida maleat polipropilena dan anhidrida maleat karet
alam serta dengan cara memperkecil ukuran serbuk ban bekas .

1.2.Permasalahan Dasar.
Serbuk ban bekas yang berasal dari limbah-limbah ban yang telah dibuang
dengan komposisi dan ukuran partikel yang berbeda dicampur dengan bahan
matrik polipropilena. Antara serbuk ban bekas dan polipropilena mempunyai sifat
kepolaran yang berbeda sehingga dapat mengurangi terjadinya adesi antara kedua
bahan sehingga melemahkan bahan TPE. Serbuk ban bekas yang digunakan
sebagai filler pada Termoplastik Elastomer (TPE) dimana adesi antara ban bekas
dan matrik polimer biasanya sangat lemah ,karena adanya struktur ikatan silang
pada ban bekas. Hal lain adalah disebabkan oleh perbedaan kepolaran bahan-
bahan tersebut dimana ban bekas merupakan bahan yang bersifat hidrofobik.
Untuk meningkatkan adesi antara matrik dan bahan pengisi dapat
dilakukan dengan :
1.Mengolah ban bekas menjadi serbuk ban bekas
2.Ukuran serbuk ban bekas harus sangat kecil sehingga interfacial dapat maksimal
3.Melakukan devulkanisasi terhadap serbuk ban bekas.
4.Penambahan bahan penyerasi (Compatibilizer agent) anhidrida maleat grafted
polipropilena (AM-g-PP) dan anhidrida maleat grafted karet alam (AM-g-KA)
5.Penambahan Kompon Karet alam SIR-20.
Penambahan anhidrida maleat grafted polipropilena, anhidrida maleat grafted
karet alam dan kompon SIR-20 diharapkan akan menghasilkan komposit yang
serasi dan diharapkan akan merubah karakteristik tegangan permukaan dan sifat

Universitas Sumatera Utara


kimia karet alam dan serbuk ban bekas. Penggunaan kompatibiliser anhidrida
maleat (MA) yang di-graft ke molekul KA pada campuran maleat karet alam
(MKA)/PP dapat memperkecil ukuran partikel KA yang terdistribusi dalam
matriks PP, sehingga dapat meningkatkan sifat mekanik campuran . Selanjutnya
serbuk ban bekas / polipropilena dan bahan kompatibiliser dicampur pada
internal mixer sebagai bahan termoplastik elastomer yang diharapkan dapat
digunakan sebagai bahan teknik otomotif (bumper,pembuang lumpur ) dan
pemanfaatan ban bekas dapat mengurangi limbah yang membahayakan
lingkungan.

1.3.Rumusan Masalah.
Dari latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah :
1.Bagaimana preparasi dan karakteristik AM-g-KA.
2.Bagaimana prosedur optimum proses penyediaan TPE berbasis serbuk ban
bekas ,kompon SIR-20,dan PP dengan AM-g-PP dan AM-g-KA .
3.Bagaimana peranan AM-g-PP dan AM-g-KA pada proses kompatibilisasi TPE
berbasis serbuk ban bekas ,kompon SIR-20 dan PP.
4.Bagaimana karakteristik sifat mekanis,morfologi,sifat kristal,sifat termal TPE
berbasis serbuk ban bekas ,kompon SIR-20 dan PP.

1.4.Tujuan Penelitian
1.Untuk mengetahui preparasi dan karakteristik AM-g-KA dibandingkan dengan
AM-g-PP komersial.
2.Untuk mengetahui prosedur optimum proses penyediaan TPE berbasis serbuk
ban bekas ,kompon SIR-20,dan PP dengan AM-g-PP dan AM-g-KA .
3.Untuk mengetahui peranan AM-g-PP dan AM-g-KA pada proses
kompatibilisasi TPE berbasis serbuk ban bekas ,kompon SIR-20 dan PP.
4.Untuk mengetahui karakteristik sifat mekanis,morfologi,sifat kristal,sifat termal
TPE berbasis serbuk ban bekas ,kompon SIR-20 dan PP

Universitas Sumatera Utara


1.5.Hipotesis Penelitian.
Pada penelitian ini akan dilakukan pencampuran polipropilena dengan
serbuk ban bekas dan bahan kompon SIR-20 sebagai bahan pengisi. Serbuk ban
bekas berukuran 60 mesh dan 1mm. Dengan dilakukannya proses devulkanisasi
terhadap serbuk ban bekas yaitu dengan penambahan dikumil peroksida
diharapkan tidak terjadi ikatan silang sehingga antara serbuk ban bekas dan
polipropilena akan lebih saling mengikat . Karet alam akan dibuat dalam bentuk
kompon yang diharapkan akan lebih mempermudah pelekatan antara karet alam
dan matrik polimer sehingga akan diperoleh bahan TPE yang lebih baik.
Sifat kepolaran serbuk ban bekas dan polipropilena berbeda ,sehingga
ikatan antar muka dari serbuk ban bekas dan polipropilena sangat lemah maka
dengan penambahan bahan kompatibiliser AM-g-PP maupun AM-g-KA
diharapkan akan meningkatkan kompatibilisasi antara bahan pengisi dan matrik
polimer ,hal ini dapat dilihat dari hasil karakterisasi komposit.

1.6. Manfaat Penelitian .


Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang besar
bagi dunia industri dan ilmu pengetahuan ,sebagai berikut :
1.Hasil dari disertasi ini adalah komposit termoplastik polipropilena yang
diperkuat dengan serbuk ban bekas dan karet alam yang dapat digunakan
sebagai bahan teknik otomotif (bumper,pembuang lumpur).
2.Memberikan nilai tambah terhadap ban-ban bekas dan dapat mengurangi limbah
ban-ban bekas yang semakin banyak mencemari lingkungan

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai