PERCOBAAN VII
PEMURNIAN NaCl
OLEH :
NAMA : RASID
STAMBUK : F1C1 18 02O
KELOMPOK : V (LIMA)
ASISTEN : EXCELLORA ANDRIAN
LABORATORIUM KIMIA
KENDARI
2019
I. PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Sodium chloride atau Natrium chloride (NaCl) yang dikenal sebagai garam
memiliki tingkat osmotik yang tinggi. Garam dapur diperoleh dari bahan baku berupa
air laut, batuan garam, dan larutan garam alamiah. Ada banyak manfaat garam bagi
bergantung pada ketersediaan bahan baku air laut itu sendiri. Garam yang dihasilkan
dari air laut, mutunya biasanya tergantung dari mutu air laut yang diuapkan.
mana proses ini dilakukan untuk mereduksi pengotor yang terkandung dalam kristal
garam tersebut.
pengotor yang umum yaitu ion-ion Ca2+, Mg2+, Al3+, Fe3+, SO42+, I-, dan Br- yang
kesemuanya mudah larut dalam air. Untuk memperoleh NaCl dengan kemurnian
tinggi dari garam dapur maka dapat ditempuh metode rekristalisasi dengan pelarut
air. Metode ini berdasarkan perbedaan daya larut antara zat yang dimurnikan dengan
kotoran dalam suatu pelarut tertentu. Untuk mengurangi kehadiran ion-ion pengotor
perlu ditambahkan ion-ion tertentu yang mampu mengikat ion-ion pengotor menjadi
senyawa-senyawa yang kelarutannya dalam air menjadi sangat rendah, sehingga
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
D. Manfaat
NaCl merupakan garam yang paling banyak ditemukan di dunia. NaCl murni
berbentuk kristal kubik berwarna putih. NaCl dapat diperoleh dari air laut, batuan
garam, atau larutan garam alamiah. Umumnya NaCl mengandung pengotor berupa
magnesium sulfat, magnesium klorida, kalsium sulfat, kalsium klorida, dan air.
menggunakan air maupun larutan garam jenuh. Sedangkan pengotor yang terjebak di
magnesium bromida, dan senyawa runut lainnya. Garam adalah suatu kumpulan
senyawa kimia dengan penyusun terbesar adalah natrium klorida (NaCl) dan
magnesium klorida (MgCl2). Kadar atau kepekatan air tua yang masuk kedalam meja
kandungan NaCl garam, kandungan NaCl tergantung pada lokasi dimana air laut
yang diambil, dan jenis dasar tambak/meja garam akan mempengaruhi kualitas garam
Garam dibagi atas dua macam yaitu: (1) garam iodisasi atau garam konsumsi,
adalah garam yang di gunakan sebagai bahan baku produksi bagi industri garam
konsumsi beryodium (garam meja). Jenis garam ini untuk aneka pangan yang
memiliki kadar NaCl minimal 94,7% dan garam untuk pengasinan ikan; (2) garam
non-iodisasi atau garam industri adalah garam yang digunakan sebagai bahan baku
bagi industri bahan dasar garam dengan kadar 97%. Garam industri belum banyak di
produksi di dalam negeri sehingga sebagian besar berasall dari impor. Sementara
garam rakyat sendiri belum memenuhi kriteria kualitas garam konsumsi yakni 94,7%
CaO merupakan katalis aktif dan telah lama diteliti untuk reaksi
transestrifikasi karena harganya yang murah, memiliki kekuatan basa yang tinggi (H=
26,5) dengan begitu sedikit larut dalam methanol saja sangat berpengaruh. CaO
mempunyai aktifitas yang tinggi pada reaksi sintesis biodiesel karena menghasilkan
konversi biodiesel hingga 93% dengan waktu reaksi 1 jam. Kombinasi dari CaO dan
ZnO pada reaksi transesterifikasi minyak biji matahari memberikan hasil alkil ester
konversi > 90% pada suhu reasi 700°C. Keuntungan menggunakan katalis campuran
CaO dan ZnO dibandingkan CaO murni adalah tidak melarutnya fase aktif CaO pada
media reaksi karena adanya interaksi yang kuat antara sisi aktif dan support yang
banyak terminologi yang digunakan dalam bidang ini. Rekristalisasi statis (SRX)
yang telah banyak dipelajari mengacu pada proses rekristalisasi selama annealing.
Jika rekristalisasi terjadi selama deformasi pada suhu tinggi, maka dinamika
kekuatan dan kekerasan seringkali berubah menjadi tingkat yang lebih tinggi daripada
saat pemulihan. Rekristalisasi dapat dilakukan dengan dua langkah yang jelas yaitu
Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Halu
Oleo, Kendari.
1. Alat
Alat- alat yang digunakan pada percobaan pemurnian NaCl adalah timbangan,
gelas beker 250 mL, hot plate, gelas ukur 100 mL, batang pengaduk, pipet tetes, dan
corong.
2. Bahan
aquades 62,5 mL, garam dapur (NaCl) 20 gram, barium hidroksida (BaOH)2 encer,
amonium karbonat (NH4)2CO3, asam klorida (HCl), CaO 0,25 gram, kertas saring,
62,5 mL akuades
filtrat residu
filtrat Residu
-dinetralkan dengan larutan HCl encer
- ditimbang
- dihitung % rendamen
Rendamen 0%
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
Diketahui:
Berat praktek = (massa kertas saring + massa kristral) – (massa kertas saring)
= 10,10 g – 10 g
= 0,10 g
Ditanya: % Rendamen = …. ?
Penyelesaian:
berat kristal
% Rendamen = berat sampel × 100 %
0,10 gram
% Rendamen = × 100 %
20 gram
= 0,5 %
B. Pembahasan
Garam dapur atau natrium klorida atau NaCl merupakan zat padat berwarna
putih yang dapat diperoleh dengan menguapkan dan memurnikan air laut, juga dapat
dengan netralisasi HCl dengan NaOH berair. NaCl nyaris tak dapat larut dalam
alkohol, tetapi larut dalam air sambil menyedot panas, perubahan kelarutannya sangat
kecil dengan suhu. Natrium Klorida merupakan nama kimia dari garam dapur. Garam
dapur merupakan senyawa kimia yang tersusun dari 2 unsur, logam natrium (Na) dan
gas klor (Cl). Bila dipisahkan, kedua zat itu punya sifat yang berbeda.
Tahap awal yang dilakukan adalah proses pelarutan garam dapur yang
berbentuk padatan menjadi suatu larutan. Akuades yang digunakan untuk melarutkan
garam adalah akuades pada suhu 100°C. Hal ini ditujukan agar garam yang dilarutkan
dapat melarut dengan sempurna. Garam dapur yang dilarutkan dalam akuades panas
tersebut terurai menjadi ion-ionnya yakni, ion natrium (Na+) dan ion klorida (Cl-).
Garam dapur yang digunakan dalam percobaan ini merupakan garam yang belum
murni. Karena itulah dalam percobaan ini dilakukan pemurnian terhadap garam dapur
tersebut yang bebas dari zat pengotor. Garam dapur yang telah dilarutkan dalam
kertas saring. Filtrat hasil penyaringan akan digunakan untuk proses kristalisasi,
filtrat yang diperoleh dari tahap pertama ditambahkan 0,25 gram kalsium oksida
(CaO). Fungsi dari penambahan kalsium oksida ini adalah untuk mengendapkan zat-
zat pengotor seperti zat pengotor yang di dalamnya mengandung ion Ca2+, Fe3+, dan
(NH4)2CO3. Penambahan ini bertujuan agar larutan menjadi jenuh. Selanjutnya yaitu
penambahan HCL untuk menentralkan larutan yang semulanya basa tersebut agar
stabil kembali. Larutan diuapkan hingga membentuk kristal seberat 0,10 g, sehingga
dapat ditentukan dan di hitung nilai rendamen yang diperoleh dari percobaan ini yaitu
sebesar 0,5%.
V. KESIMPULAN
prinsip pemurnian NaCl dengan metode rekristalisasi adalah untuk memisahkan NaCl
dalam pelarut tertentu seperti CaO, Ba(OH)2, dan (NH4)2CO3. Zat-zat pengotor yang
telah terikat dalam pelarut yang sesuai dan mengendap sehingga dapat dipisahkan
Arwiyah, Muhammad Z. dan Mahfud E. 2015. Studi NaCl Di Dalam Air Baku Dan
Garam Yang Dihasilkan Serta Produktivitas Lahan Garam Menggunakan
Media Meja Garam Yang Berbeda. Jurnal Kelautan. 8(1).
Huang, K., Knut M., Qinglong Z. dan Roland L. 2017. The Double-Edge Effect of
Second-Phase Particles on the Recrystallization Behaviour and Associated
Mechanical Properties of Metallic Materials. Progress in Materials Science.
doi.org/10.1016/j.pmatsci.2017.10.004.
Jaya, N.T.S.P., Retno H. dan Widianingsih. 2016. Produksi Garam Dan Bittern Di
Tambak Garam. Jurnal Kelautan Tropis. 19(1).
Widiarti, N. dan Kusumastuti E. 2015. Modifikasi Katalis CaO dan SrO pada Reaksi
Transferfikasi Minyak Jelanta Menjadi Biodiesel. Jurnal MIPA. 38(1).