Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN KEGIATAN

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA

DESA ............................................... KECAMATAN ....................................

KABUPATEN .................................

UNIVERSITAS LAMPUNG
2019

1
A. LATAR BELAKANG

1. Dasar Hukum

2. Undang-undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan


3. Peraturan Pemerintah Nomor 2 tahun 2018 tentang Standar Pelayanan Minimal
Bidang Kesehatan
4. Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2012 tentang Sistem Kesehatan Nasional
5. Peraturan Presiden Nomor 2 tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2015-2019
6. Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2017 tentang Gerakan Masyarakat Hidup Sehat
7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2007 tentang Pedoman
Pembentukan Kelompok Kerja Operasional (pokjanal) Pembinaan Posyandu
8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 11 tahun 2011 tentang Pedoman
Pengintegrasian Layanan Sosial Dasar di Pos Pelayanan Terpadu
9. Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor 411.42/1978/SJ tentang Revitalisasi
Posyandu
10. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 65 tahun 2013 tentang Pemberdayaan
Masyarakat bidang Kesehatan
11. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor HK.02.02/Menkes/52/2015 tentang Rencana
Strategis Kementerian Kesehatan 2015-2019
12. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 74 tahun 2015 tentang Upaya Peningkatan
Kesehatan dan Pencegahan Penyakit
13. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 39 tahun 2016 tentang Pedoman
Penyelenggaraan Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga
14. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 44 tahun 2016 tentang Kewenangan Desa
15. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 18 tahun 2018 tentang Lembaga
Kemasyarakatan Desa dan Lembaga Adat Desa

2. Gambaran Umum
Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia dibayangi oleh permasalahan
stunting yang masih mengancam. Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak
balita akibat dari kekurangan gizi kronis sehingga anak lebih pendek untuk usianya
(kekurangan gizi kronis pada 1000 hari kehidupan terjadi sejak bayi dalam kandungan
sampai anak berusia 2 tahun).
Stunting berdampak pada tingkat kecerdasan, kerentanan terhadap penyakit, dan
menurunkan produktifitas serta berakibat menghambat pertumbuhan ekonomi, dan
meningkatkan kemiskinan serta kesenjangan dimasa depan.
Hasil Riskesdas 2018 menunjukkan proporsi status gizi sangat pendek dan pendek
30,8% dan proporsi status gizi buruk dan gizi kurang 17,7%, sedangkan hasil
pemantauan status gizi tahun 2016 dilaporkan prevalensi stunting mencapai 27,5%,
melebihi ambang batas dari WHO sebesar <20%. Dengan kata lain 1 dari 3 anak
Indonesia mengalami stunting.
Hasil riset Bank Dunia menggambarkan kerugian akibat stunting mencapai 3—11%
dari Pendapatan Domestik Bruto (PDB). Dengan nilai PDB 2015 sebesar Rp11.000
Triliun, kerugian ekonomi akibat stunting di Indonesia diperkirakan mencapai Rp300-
triliun Rp1.210 triliun per tahun.
Besarnya dampak dan kerugian yang akan ditanggung akibat stunting, Pemerintah
berkomitmen untuk menekan angka stunting dengan berbagai program diantaranya

2
dengan intervensi gizi spesifik dan intervensi gizi sensitive, dan melibatkan lintas
sektor terkait.
Intervensi gizi spesifik terdiri dari makanan tambahan untuk mengatasi KEK pada ibu
hamil, tablet tambah darah untuk mengatasi anemia pada bumil, konsumsi garam
beriodium, ASI Eksklusif sampai usia 6 bulan, imunisasi, perilaku cuci tangan dengan
benar, Pemberian ASI sampai usia 2 tahun didampingi dengan MP ASI adekuat,
Pemberian Obat Cacing, Pemberian Makanan Tambahan, Pemberian Vitamin A, Tata
Laksanan Gizi Buruk, Penanggulangan Malaria, Pencegahan dan Pengobatan diare.
Semua kegiatan intervensi gizi spesifik dapat dilaksanakan di posyandu hingga
penguatan dan pengaktifan posyandu sangat diperlukan.
Menurut Permendagri Nomor 18 tahun 2018 Posyandu adalah Wadah pemberdayaan
masyarakat berbentuk Lembaga Kemasyarakatan Desa/Kelurahan (LKD) yang
diprakarsai oleh masyarakat dan dikelola oleh masyarakat bersama Pemerintah
Desa/Kelurahan guna memberikan kemudahan memperoleh pelayanan kesehatan
masyarakat. Posyandu bertugas membantu Kepala Desa dalam peningkatan
Pelayanan Kesehatan Masyarakat Desa. Pengurus LKD ditetapkan dengan
Keputusan Kepala Desa.
Posyandu aktif yaitu posyandu yang termasuk dalam dengan strata purnama dan
mandiri. Capaian posyandu aktif di tahun 2018 mencapai 61,12% dari 291,872.
Cakupan yang masih kurang baik dikarenakan pula karena kurangnya kapasitas
kader dalam pengelolaan Posyandu. Kader posyandu yang terlatih hanya 2—3 orang
per posyandu. Untuk itu diperlukan peningkatan kapasitas kader dalam
pemberdayaan masyarakat untuk pencegahan stunting
Berdasarkan temuan tim akreditasi Puskesmas di lapangan, selain kurangnya tenaga
kesehatan di Puskesmas juga kemampuan/ketrampilannya juga masih kurang karena
banyak tenaga honorer yang belum terlatih. Kenyataan Survey Mawas Diri (SMD) dan
Musyawarah Masyarakat Desa (MMD) tidak berjalan semestinya sehingga belum
banyak berdampak dalam penanggulagan masalah stunting di daerah lokus.
Untuk mendukung hal tersebut diatas, salah satunya adalah dengan melakukan
penguatan posyandu melalui pemberdayaan masyarakat diantaranya dengan
melakukan orientasi kader secara berjenjang dari tingkat provinsi hingga tingkat desa.
Di tingkat desa kerjasama antara aparat desa, kader posyandu, bidan desa dan
pemengang program promosi kesehatan Puskesmas setempat sangat diperlukan
untuk dapat melakukan pemberdayaan masyarakat desa melalui kegiatan SMD dan
MMD yang salah satunya bertujuan untuk menanggulangi dan mencegah stunting di
desa lokus.

B. PELAKSANAAN
1. Tahapan dan waktu pelaksanaan
Tahapan dan waktu pelaksanaan diatas sebagai berikut:

TAHAPAN Ags Sept Okt Nov Des


1 Persiapan √ √
2 Pelaksanaan Kegiatan √ √
3 Pelaporan √ √

3
2. WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN KEGIATAN

Waktu : Agustus – Oktober 2019


Tempat :

Rincian Pelaksanaan Kegiatan (Jelaskan rincian pelaksanaan tahapan kegiatan tersebut di desa
Anda)
1. Pertemuan Tingkat Desa
2. Pra SMD
3. SMD
4. MMD
5. Rencana Kegiatan

SUSUNAN PANITIA KEGIATAN

NO NAMA Jabatan

1 Ketua Pelaksana

2 Wakil Ketua

3 Sekretaris

4 Anggota

5 Anggota

Ketua Pelaksana Kegiatan

Nama Terang

4
LAMPIRAN 1

DOKUMENTASI KEGIATAN

5
LAMPIRAN 2

RENCANA KEGIATAN

(Isi tabel dengan rencana kegiatan yang dihasilkan dalam MMD khususnya yang berkaitan dengan kesehatan)
NO KEGIATAN TUJUAN SASARAN CARA/METODE WAKTU & BIAYA PELAKSANA INDIKATOR
TEMPAT KEBERHASILAN

6
LAMPIRAN 3

DAFTAR PESERTA

NO NAMA JABATAN DESA NO HP TANDA TANGAN

1 1

2 2

3 3

4 4

5 5

6 6

7 7

8 8

9 9

10 10

11 11

7
NO NAMA JABATAN DESA NO HP TANDA TANGAN NO

12 12

13 13

14 14

15 15

16 16

17 17

18 18

19 19

20 20

21 21

22 22

23 23

24 24

8
NO NAMA JABATAN DESA NO HP TANDA TANGAN NO

25 25

26 26

27 27

28 28

29 29

30 30

31 31

32 32

33 33

34 34

35 35

36 36

37 37

9
NO NAMA JABATAN DESA NO HP TANDA TANGAN NO

38 38

39 39

40 40

41 41

42 42

43 43

44 44

45 45

46 46

47 47

48 48

49 49

50 50

10

Anda mungkin juga menyukai