Anda di halaman 1dari 25

Proses Thermal Spraying

P  Th l S i
Hot Dipping
pp g
PVD dan CVD
P
Proses Elektrokimia
 El kt ki i
PROSES ELEKTROKIMIA
y Elektro Plating
y Elektroless Plating
y Convertion Coating
ELEKTRO PLATING
ELEKTRO PLATING

y Electroplating (electrochemical plating) merupakan salah
satu cara pelapisan
l i permukaan
k b d yang berlangsung
benda  b l
dalam larutan elektrolit. 
y Anoda merupakan sumber berfungsi sebagai bahan
pelapis
l i terhadap
t h d benda. Arus
b d  A searahh (DC) dialirkan
(DC) di li k kek
anoda dan katoda. Larutan elektrolit yang digunakan dapat
berupa larutan asam, basa atau larutan garam. Arus searah 
akan mengalir melalui larutan ini sehingga ion ion dari 
akan mengalir melalui larutan ini sehingga ion‐ion dari 
anoda akan berpindah ke katoda. 
y Untuk mendapatkan hasil optimum, anoda dan katoda 
(benda) yang digunakan harus pada kondisi bersih saat 
proses elektroplating mulai berlangsung.
Prinsip Elektro Plating
Prinsip Elektro Plating
Prinsip elektroplating didasarkan pada hukum Faraday yang 
menyebutkan bahwa :
y massa yang dilepaskan ke larutan elektrolit proporsional terhadap 
besar arus lewat larutan elektrolit 
y massa yang dilepaskan proporsional terhadap electrochemical 
equivalent (ratio of atomic weight to valence).
V =C⋅ I ⋅t
Dengan : 
V  = volume massa yang dilepaskan (cm3)
C  = konstanta plating, tergantung pada electrochemical 
 k   l i     d   l h i l 
equivalen dan kerapatan (cm3/A‐s)
I = arus listrik (A)
t = waktu yang dibutuhkan (s)

y Hasil (arus x waktu) merupakan muatan listrik yang lewat larutan dan


j
C menunjukkan jjumlah bahan yyang menempel
g p p pada substrat.
y Umumnya untuk proses electroplating, tidak semua energi listrik yang 
terbentuk digunakan untuk proses pelapisansubstrat  tetapi sebagian 
terbentuk digunakan untuk proses pelapisansubstrat, tetapi sebagian 
energi tersebut digunakan untuk membebaskan hidrogen (H2) dari 
substrat (katoda). Jumlah massa aktual yang menempel pada katoda 
dibagi dengan jumlah massa teoritis yang terlepas dari anoda disebut 
efisiensi katoda (cathode efficiency). Dengan memperhitungkan 
efisiensi katoda (cathode efficiency)  Dengan memperhitungkan 
efisiensi ini, maka persamaan (1‐1) akan berubah menjadi: 

y Dengan  :
V =E ⋅ C ⋅ I ⋅ t
E = efisiensi katoda
Harga efisiensi E dan konstanta plating C untuk berbagai bahan 
ditunjukkan pada tabel.

y Tebal lapisan yang terbentuk pada katoda dapat dihitung dengan 
persamaan berikut:
V ((1‐3)
3)
d =
y Dengan  :  A
d = tebal lapisan (cm)
V = volume lapisan yang menempel pada katoda (cm3)
A = luas permukaan katoda yang mendapatkan lapisan (cm2)
Karakteristik Elektroplating
y Suhu kerja lebih rendah dari 1000C, sehingga tidak menimbulkan 
distorsi atau perubahan struktur pada substrat.
y Proses ini dapat diatur sedemikian sehingga dapat modifikasi 
kekerasan substrat, internal stress dan sifat
kekerasan substrat, internal stress dan sifat‐sifat lapisan.
sifat lapisan.
y Lapisan cukup padat dan melekat kuat dengan substrat. Ikatan 
lapisan dengan substrat dapat mencapai 1000 Mpa.
y Tebal lapisan proporsional dengan arus listrik dan lama pelapisan
y Arus yang masuk ke benda tidak homogen sehingga lapisan 
cenderung lebih tebal pada bagian ujung dan sudut tertentu.
y Laju pelapisan jarang melampaui 75 μm/jam  tetapi dapat 
Laju pelapisan jarang melampaui 75 μm/jam, tetapi dapat 
dipercepat dengan membuat sirkulasi larutan elektrolit.
y Tidak ada batasan pada tebal yang terbentuk, tergantung pada 
waktu dan arus yang digunakan.
waktu dan arus yang digunakan
y Luasan yang tidak perlu dilapisi dapat dilindungi dengan 
menggunakan masker pelindung.
y Uk
Ukuran tangki
ki yang tersedia
  di akan
k mempengaruhi hi dimensi
di i benda.
b d
y Proses dimungkinkan untuk menggunakan system otomatisasi.
Metode dan Aplikasi Electroplating
y Barrel plating
p
Pelapisan p
dilakukan dalam barrel berputar p
pada p
posisi
horizontal atau dengan kemiringan tertentu (350). 
Cara ini dilakukan terhadap benda‐benda kecil.
y Rack plating
Pelapisan dilakukan terhadap benda relative besar  berat dan 
Pelapisan dilakukan terhadap benda relative besar, berat dan 
bentuknya rumit yang sulit dilakukan dengan cara barrel plating. Rack 
dibuat dari heavy‐gage copper wire yang dibentuk sedemikian 
sehingga mampu memegang benda yang dialiri arus listrik. Benda 
dapat digantung dengan bantuan kait (hook), diklip atau ditaruh 
dalam sebuah keranjang (basket). Untuk menghindari pelapisan 
terhadap tembaga yang digunakan, maka rack tersebut perlu diisolasi, 
p g y g g p
kecuali pada lokasi yang berkontakan dengan benda.
Strip Plating
y Strip plating  merupakan cara electroplating produksi
tinggi dimana benda berupa lembaran (strip) kontinu yang 
ditarik dan dilewatkan larutan elektrolit dengan bantuan
rol penggulung. 
Contoh specimen yang dilakukan dengan metode ini
adalah pelapisan kawat (wire), dan juga lembaran
lembaran‐
lembaran tipis (sheet). Pelapisan dapat dikontrol / diatur
pada lokasi tertentu saja, misalnya hanya panjang tertentu
saja dari substrat.
Bahan pelapis (coating materials) yang umum dipilih
adalah: zinz, nickel, tin, copper dan chromium. Sedang
substrat yang paling umum digunakan adalah baja. Logam
baja  Logam
khusus seperti emas, silver, dan platinum dapat juga dipilih
untuk bahan pelapis pada elemen tertentu. Demikian juga 
dengan emas dapat dilapiskan pada kontak kontak listrik
dengan emas dapat dilapiskan pada kontak‐kontak listrik.
Bahan Pelapis
y Copper plating
Copper plating memiliki aplikasi cukup penting dalam
proses electroplating. Cara ini
electroplating  Cara ini banyak digunakan sebagai
lapisan dekoratif pada baja, Zn, paduan Zn seperti
kuningan dan pada PCB (printed circuit boards). Tembaga 
sering juga digunakan lapisan dasar pada baja sebelum 
gj g g p p j
dilapisi dengan nikel atau chrom.
y Chromium plating 
Chrome plate digunakan
p g sebagai
g lapisan
p dekoratif dan
banyak digunakan pada industri otomotif, peralatan kantor
dan peralatan rumah tangga. Chrom juga menghasilkan 
lapisan paling keras dari semua proses electroplating yang 
ada. Sering digunakan untuk mengurangi laju keausan 
d  S i  di k   t k  i l j  k  
permukaan seperti pada piston dan silinder hidrolis, ring 
piston, komponen mesin pesawat terbang dan pada mesin‐
mesin tekstil.
mesin tekstil
BACK
y Zinc plating
Zinc plating dilakukan pada produk baja seperti mur‐baut, 
kawat baja, kontak saklar listrik, dan alat‐alat lainnya. 
p y g g g p
Lapisan yang mengandung Zn ini akan dapat menurunkan 
laju korosi. Galvanizing merupakan salah satu alternatif 
zinc plated terhadap substrat baja.
y Nickel plating
p g
Nickel plating diperuntukkan untuk menurunkan laju
korosi dan sebagai lapisan dekoratif pada baja, kuningan, 
cetakan Zn dan logam‐logam lainnya. Cara ini banyak juga
di
digunakan
k pada d komponen
k otomotif. Lapisan
if   i Ni sering
i  i
juga digunakan sebagai lapisan dasar pada lapisan Cr. 
y Tin plating
Tin plating banyak ditemukan dalam praktek untuk
proteksi korosi pada kaleng bahan makanan dan
minuman. Lapisan tin ini dapat meningkatkan mampu
solder komponen‐komponen
ld  k k li t ik
listrik.
ELEKTROLESS PLATING
ELEKTROLESS PLATING
y Elektroless plating terjadi berdasarkan reaksi kimia dalam suatu
larutan (aquous solution), tanpa
solution)  tanpa aliran arus listrik dari luar. 
luar  
Proses ini menggunakan suatu “reducing agent” dan substrat
bertindak sebagai katalis saat reaksi terjadi. Logam yang dapat
mengalami
g electroless p
plating sangat
g g terbatas. Tembaga g ((Cu) )
misalnya dapat dilapiskan terhadap baja. Lapisan yang 
dihasilkan amat tipis dan kadang‐kadang memiliki daya ikat
rendah dengan substrat sehingga penggunaan cara ini dalam
industri
d sangat terbatas.
b
y Bahan pelapis yang digunakan adalah nikel dan paduannya (Ni‐
Co, Ni‐P dan Ni‐B). Nickel plating dengan cara ini dapat 
menghasilkan bahan dengan tahan korosi dan keausan tinggi. 
h ilk  b h  d   h  k i d  k  i i 
Tembaga dapat juga dilapiskan pada lubang‐lubang yang 
terdapat pada PCB dan pada bahan plastik untuk maksud 
lapisan dekoratif  Permukaan substrat harus dalam kondisi 
lapisan dekoratif. Permukaan substrat harus dalam kondisi 
bersih saat proses akan dimulai.
Karakteristik Lapisan Electroless
a a te st ap sa ect o ess
y Peralatan cukup sederhana dan cukup ekonomis karena 
tidak memerlukan sumber listrik dari luar.
y Tebal lapisan uniform (termasuk pada bentuk‐bentuk 
rumit)
y Laju pelapisan tergantung pada temperatur kerja  sekitar 
Laju pelapisan tergantung pada temperatur kerja, sekitar 
20 μm/jam.
y Tebal lapisan dapat mencapai 125 – 200 μm.
y L k i 
Lokasi yang tidak perlu mendapat pelapisan dapat 
  id k  l   d   l i  d  
dilindungi dengan menggunakan masker.
y Ukuran tangki yang digunakan membatasi ukuran 
g y g g
substrat.
y Proses ini dapat diterapkan terhadap substrat logam dan 
non logam.
non‐logam.
BACK
CONVERSION COATING
y Conversion coating berhubungan dengan proses 
pelapisan dimana lapisan tipis dari oksida, pospat atau 
chrom akan terbentuk pada permukaan substrat 
(logam) berdasarkan reaksi kimia atau reaksi 
elektrokimia. Pencelupan (immersion) dan 
p ( )
penyemprotan (spraying) merupakan dua metode 
yang umum digunakan. Bahan yang umum mendapat 
perlakuan conversion coating adalah baja (termasuk 
l k   i   ti   d l h b j  (t k 
baja galvanic), Zinc dan Aluminium.
Penggunaan Conversion Coating
y Proteksi korosi
y Penurunan keausan
y Peningkatan tahanan listrik
y Persiapan permukaan pada proses metal forming
y Persiapan permukaan untuk painting
y Keperluan dekoratif
y Identifikasi elemen (part identifikasion)
Kategori Conversion Coating
y Chemical treatment
Cara ini dilakukan dengan mencelupkan substrat ke 
d l  l
dalam larutan kimia, sehingga terbentuk lapisan tipis 
 ki i   hi   b k l i   i i  
(non‐metallic) pada permukaan substrat.
y Anodizing
Pelapisan terjadi karena reaksi elektrokimia,
dimaksudkan untuk mendapatkan lapisan oksida yang 
lebih tebal dan kuat pada permukaan substrat.
Chemical Treatment
y Cara ini dilakukan dengan mencelupkan substrat ke
dalam larutan kimia, sehingga terbentuk lapisan tipis
(non‐metallic) pada
(non metallic) pada permukaan substrat. Reaksi
seperti ini dapat terjadi secara alami, misalnya oksida
baja dan aluminium. Oksida ini justru merusak
permukaan baja, sedangkan
baja  sedangkan oksida aluminium (Al2O3) 
yang terbentuk pada permukaan aluminium justru
akan melindungi Aluminium tersebut terhadap korosi. 
P l i
Pelapisan terjadi
j di karena
k reaksi
k i kimia
ki i saja, paling 
j   li  
umum digunakan phosphate dan chromate convertion
coating.
g
Phosphate Coating
y Phosphate coating merupakan transformasi
permukaan substrat menjadi lapisan pelindung yang 
mengandung phosphate setelah substrat tersebut
dicelupkan ke dalam larutan phosphate salts. Larutan
phosphate ini dapat berupa Zn, Mg, dan Ca yang 
dicampur dengan phosphoric acid (H3PO4). Substrat
)  Substrat
yang umum digunakan adalah logam baja dan Zn, 
termasuk baja galvanic. Phosphate coating sering
di
digunakan
k dalam
d l persiapan
i permukaan
k substrat
b
untuk pengecatan pada industri otomotif dan alat‐alat
berat.
Chromate Coating
y Chromate coating akan mengkonversi permukaan
substrat dalam bentuk lapisan chromate setelah
dicelupkan ke dalam larutan chromic acid, chromate 
salts atau
l l
larutan k
kimia l
lainnya. Substrat
b yang umum
digunakan adalah aluminium, cadmium, tembaga, 
magnesium, dan zinc beserta paduannya. Proses
chromate biasanya
h  bi mempunyaii lapisan
l i l bih tipis
lebih i i (≤ 
(  
0,0025mm) dibandingkan dengan lapisan yang 
diperoleh dengan proses phosphate. Penggunaan
chromate coating biasanya
h t   ti  bi untuk
t k maksud:
k d
y Proteksi terhadap korosi
y Lapisan dasar untuk cat
y Dekoratif
BACK
Anodizingg
y Pelapisan terjadi karena reaksi elektrokimia, paling umum
dilakukan pada aluminium dan paduannya. Anodizing 
dimaksudkan untuk mendapatkan lapisan oksida yang 
lebih tebal dan kuat pada permukaan substrat. Lapisan
tersebut dapat mengandung aluminium dan magnesium, 
tit i
titanium, zinc. Anodizing dengan
  i  A di i  d aluminium
l i i d
dan
paduannya telah banyak diperdagangkan dengan
menjadikan aluminium sebagai anoda dalam suatu tangki
b i i larutan
bersisi l t elektrolit
l kt lit (biasanya
(bi asam sulphuric
l h i 10–20%).
%)
y Dengan mengalirkan arus listrik tegangan tinggi melalui
larutan elektrolit, maka oksigen yang terbentuk pada
anoda akan mengoksidasi aluminium dan selanjutnya
terlarut dalam larutan. Proses ini berlangsung pada suhu
kira‐kira 0,50C, dengan tegangan 25V (kadang‐kadang
dapat dinaikkan sampai 70V).
Perbandingan Elektroplating dan Anodizing
g p g g

Item ELEKTRO PLATING ANODIZING


Operasional Dalam Larutan elektrolit Dalam larutan elektrolit
Katoda
atoda Substrat
Subst at Larutan elektrolit
a uta e e t o t
Anoda Bahan pelapis Bahan yang terlarut dalan 
larutan elektrolit
Pembentukan lapisan Adhesi ion dari anoda  Reaksi kimia antara 
menempel pada katoda substrat dengan oksida 
dalam larutan
Karakteristik Anodizing
a a te st od g
y Peralatan‐peralatan yang digunakan cukup banyak
y Sebagian lapisan berasal atau tumbuh dari substrat sendiri
y Tebal lapisan uniform
y Bahan‐bahan bantu yang dimasukkan ke dalam larutan 
(yang tidak perlu dilapisi) harus diberi masker untuk 
mencegah kelarutan bahan‐bahan tersebut.
mencegah kelarutan bahan‐bahan tersebut
y Hard anodizing coating dapat diterapkan terhadap 
aluminium dan paduannya dengan teknik khusus, 
misalnya selective or brush techniques.
misalnya selective or brush techniques
y Proses dapat dirancang / dioperasikan secara otomatis.
y Anodizing umumnya dilakukan untuk maksud dekoratif
dan perlindungan terhadap korosi.
korosi
y Tebal lapisan anodizing bervariasi antara 0,0025 dan 
0,075mm. Lapisan lebih tebal lagi (sampai 0,25mm) dapat 
dicapai dengan proses khusus (hard anodizing) untuk 
mendapatkan high resistance terhadap keausan dan korosi.

Anda mungkin juga menyukai