Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

SISTEMATIKA PHANEROGAMAE
FAMILI OXALIDACEAE

“Demi Memenuhi Tugas Terstruktur Sistematika Phanerogamae”


Dosen Pengampu : Riza Linda, S. Si., M. Si

Disusun Oleh :
Ferdian Wira Pratama
H1041171023
Kelas A

PROGRAM STUDI BIOLOGI


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tumbuhan berbiji meliputi semua tumbuhan yang menghasilkan biji.
Tumbuhan ini memiliki arti penting bagi organisme lain di bumi. Bahan makanan
manusia dan hewan banyak yang berasal dari tumbuhan berbiji. Semua tumbuhan
berbiji adalah heterospora, yang berarti memiliki dua jenis sporangia berbeda.
Megasporangia menghasilkan megaspora yang akan menjadi gametofit betina,
dan mikrosporangia menghasilkan mikrospora yang akan menjadi gametofit
jantan. Megaspora terbentuk dalam megasporangium yang dilindungi oleh
integumen, yang secara keseluruhan struktur tersebut disebut ovulum atau bakal
biji. Perkembangan megaspora inilah yang akan membentuk sel telur (ovum), jika
ovum dibuahi oleh sel sperma maka akan tumbuh menjadi zigot. Zigot
berkembang menjadi embrio sporofit. Keseluruhan bakal biji akhirnya
berkembang membentuk biji.
Dalam sistem klasifikasi 5 kingdom, tumbuhan berbiji digolongkan menjadi
dua golongan, yaitu tumbuhan berbiji terbuka (Gymnospermae) dan tumbuhan
berbiji tertutup (Angiospermae). Semua Angiospermae digolongkan dalam divisio
tunggal, yaitu Anthophyta. Divisio ini terdiri atas dua kelas yaitu
Monocotyledonae (monokotil) dan Dicotyledonae (dikotil).
Monocotyledonae (monokotil) mencakup semua tumbuhan berbunga yang
memiliki kotiledon tunggal (berkeping biji tunggal), batang bagian atas tidak
bercabang. Umumnya berdaun tunggal, kecuali pada golongan palma (kelapa,
palem) dengan tulang daun melengkung atau sejajar. Sedangkan Dicotyledonae
(dikotil) mencakup semua tumbuhan berbunga yang memiliki 2 kotiledon
(berkeping biji dua). Daun dengan pertulangan menjari atau menyirip.Batangnya
berkambium, oleh karena itu mengalami pertumbuhan sekunder. Akar berupa akar
tunggang ujung akar lembaga tidak dilindungi selaput pelindung. Jumlah bagian-
bagian bunga berkelipatan 4 atau 5. Salah satu contoh dari kelas ini adalah familia
Oxalidaceae.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana ciri-ciri famili Oxalidaceae?
2. Bagaimana ciri-ciri contoh spesies dari famili Oxalidaceae?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui ciri-ciri famili Oxalidaceae?
2. Untuk mengetahui ciri-ciri contoh spesies dari famili Oxalidaceae?
BAB II
ISI

Berasal dari kata Oxis “yunani”, yang berarti asam merupakan jenis
tumbuhan yang termasuk kedalam suku belimbing-belimbingan. Habitus dari
famili tumbuhan ini berupa terna, ada pula berupa semak tetapi juga ada
tumbuhan famili ini memiliki habitus perdu hingga pohon. Famili ini tidak
memiliki daun penumpu, umumnya tumbuhan ini memiliki jenis daun majemuk
menjari (palmatus) atau menyirip (pinnatus) kadang terlihat daun tunggal. Bunga
pada famili ini berkelamin ganda (banci) dan bentuk bunga nya simetris radial
(aktinomorf). Kelopak bunga pada famili ini terbagi atas 5 helai dan jumlah
helaian mahkota bunga (corolla) berjumlah 5. Umumnya jenis buah pada famili
ini adalah buah kendaga (rhegma) yaitu buah belah dengan masing-masing ruang
buah mengeluarkan biji (memecah) dan masing-masing ruang terbentuk dari satu
daun buah, terkadang jenis buah buni. Famili Oxalidaceae terbagi atas 3 marga
yaitu marga Averhoa, Biohpytum, dan Oxalis (Dahuri, 2003).

A. Marga Averrhoa
Jenis tumbuhan dari marga ini yang merupakan famili Oxalidaceae yang
sesungguhnya. Tumbuhan dengan marga ini memiliki berhabitus perdu dengan
tinggi rata-rata 5-10 meter. Arah tumbuh batang tumbuhan marga ini tegak
dengan banyak cabang. Permukaan batang kasar dan biasanya pada batang banyak
tonjolan. Jenis daun pada marga tumbuhan ini majemuk menyirip dengan jumlah
anak daun pada batang 25-45 helai. Bentuk bangun daun (circumscripto)
tumbuhan ini bulat telur (ovatus) dengan ujung daun meruncing (acuminatus) dan
pangkal daun membulat (rotundatus). Rata-rata panjang daun marga ini antara 7-
10 cm dengan lebar 1-3 cm dengan tangkai yang sangat pendek. Pertulangan
daunnya menyirip dengan warna daun marga ini antara hijau sampai hijau muda
(Lubis, 2008).
Bunga tumbuhan ini bersifat majemuk dan letak tumbuh bunga ini pada
tonjolan batang dan cabang. Kelopak bunga ini berjumlah 5 helai dengan daun
mahkota berbentuk lanset. Umumnya bunga berwarna merah hingga ungu. Jenis
buah tumbuhan ini adalah buah buni, yaitu buah berdaging yang terbentuk dari
bakal buah (ovarium) dengan diameter buah antara 4-6 cm. Warna buah pada saat
sebelum masak adalah hijau ketika masak warna buah hijau kekuningan. Biji
tumbuhan ini berbentuk lanset atau segi tiga, ketika masih muda berwarna hijau
dan ketika tua berwarna kuning kehijauan. Akar tumbuhan ini bersifat tunggang
(radix primaria) dengan warna coklat kehitaman. Contoh tumbuhan marga ini
Belimbing Manis (Averrhoa carambola).

B. Marga Biophytum
Umumnya tumbuhan dengan marga ini berhabitus herba, herba sendiri
merupakan tumbuhan berbunga dengan batang di atas permukaan tanah yang
tidak berkayu. Bentuk batang tumbuhan ini bulat dan tidak bercabang. Tipe daun
tumbuhan ini majemuk menyirip (pinnatus) yang berada dalam roset batang.
Ujung daun tumbuhan ini tumpul (obtusus) dengan tepi daun rata (integer) serta
pangkal daun yang tumpul. Warna daun tumbuhan ini hijau (Akas, 2008).
Bunga tumbuhan dari marga ini dengan tipe bunga majemuk. Letak tumbuh
bunga tumbuhan ini terletak pada ujung batang (terminal) dengan kelopak pada
bunga terbagi menjadi 5 helai dan mahkota daunnya juga demikian. Buah pada
tumbuhan ini berbentuk kotak hingga bulat dengan ukuran kecil berwarna hijau.
Ketika masih muda buah ini berwarna putih setelah mencapai tua berwarna tua
coklat. Akar tumbuhan ini merupakan akar tunggang dengan warna coklat.
Contoh tumbuhan dari marga ini adalah Krambilan (Biophytum sensitivum).

C. Marga Oxalis
Tumbuhan dengan marga ini memiliki habitus berupa semak. Batang
tumbuhan ini tumbuh dengan tegak dengan bentuk bulat. Batang tumbuhan
memiliki sifat berkayu dengan permukaan yang halus serta warna hijau
kecoklatan. Daun tumbuhan ini bersifat majemuk dengan penyebaran yang
merata. Tepi daun (margo) ini rata dengan ujung dan pangkal daun membulat
(rotundatus) serta dengan pertulangan yang menyirip (Akas, 2008).
Bunga tumbuhan ini bersifat majemuk yang umumnya tumbuh di ketiak
daun. Memiliki 5 helai kelopak bunga dengan bentuk seperti bintang. Daun
mahkota bunga ini terbagi. Buah tumbuhan ini memiliki bentuk kotak hingga
segitiga dengan warna hijau dominan. Biji marga tumbuhan ini memiliki bentuk
bulat dengan ukuran yang kecil berwarna kuning pada umumnya. Akar tumbuhan
ini bersifat tunggang dengan warna coklat dominan. Contoh tumbuhan dengan
marga ini adalah Semanggi Gunung (Oxalis corniculata).
BAB III
EKOLOGI

3.1 Distribusi Famili


Famili Oxalidaceae umumnya tumbuh pada daerah dengan ketinggian hingga
500 meter di atas permukaan laut dengan daerah tropis. Daerah tropis dapat
diartikan sebagai suatu daerah yang terletak di antara garis isoterm di bumi bagian
utara dan selatan, atau daerah yang terdapat di 23,5 derajat lintang utara dan 23,5
derajat lintang selatan. Pada dasarnya wilayah yang termasuk iklim tropis dapat
dibedakan menjadi daerah tropis kering seperti stepa, savanna kering, dan gurun
pasir. Sedangkan daerah tropis lembab yang meliputi hutan hujan tropis (Suhirani,
2013).
Tumbuhan ini dapat ditemukan pada tempat yang banyak terkena sinar
matahari secara langsung tetapi dengan kondisi lingkungan yang cukup lembab.
Udara lembab merupakan udara yang mengandung uap air. Apabila semakin
banyak uap air maka derajat kelembaban udaranya tinggi dan begitu sebaliknya.
Famili Oxalidaceae memiliki penyebaran yang sangat luas karena umumnya
kelelawar yang menyebarkan (Suraida et al., 2010).

3.2 Jenis-Jenis Marga

A. Belimbing Manis (Averrhoa carambola)


1. Klasifikasi (Tjitrosoepomo, 1993)
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Geraniales
Famili : Oxalidaceae
Genus : Averrhoa
Spesies : Averrhoa carambola L.
2. Deskripsi
Belimbing Manis atau dikenal dengan nama latin Averrhoa carambola
merupakan tanaman dengan habitus pohon. Batang jelas terlihat, berkayu
(lignosus), berbentuk silindris, permukaan batang kasar dan berwarna coklat tua.
Percabangan dikotom dengan arah tumbuh cabang ada yang condong keatas, ada
yang mendatar. Daun (folium) tergolong daun majemuk menyirip gasal
(imparipinnatus) dimana daun majemuk tersebut terdiri atas ibu tangkai daun
(petiolus communis), tangkai anak daun (petiolus) dan anak daun (foliolum).
Daun majemuk beranak daun 9, bertangkai panjang, warna hijau muda, bentuk
daun bulat telur (ovatus), panjang daun 3- 8,5 cm dengan lebar daun 2-4 cm,
ujung daun meruncing (acuminatus), pangkal daun membulat, tepi rata,
pertulangan daun menyirip (Lubis, 2008).
Bunga (Averrhoa carambola) termasuk berbunga banyak (planta multiflora)
dengan tata letak bunga pada bagian ketiak daun (flos lateralis) dan merupakan
bunga majemuk berbatas. Adapun bagian-bagian dari bunga Averrhoa carambola
yaitu terdapat tangkai bunga (pedicellus), dasar bunga (receptacullum), kelopak
(calyx) dan mahkota (corolla). Berkelamin ganda (hermaphroditus), dimana
didalamnya terdapat benang sari dan putik yang susunan sebagian putik panjang
dan susunan sebagian benang sari pendek. Penyerbukan dapat dibantu dengan
perantara serangga (Dahuri, 2003).
Buah (fructus) dari tanaman ini, termasuk ke dalam golongan buah buni atau
bacca memanjang dengan 5 rusuk tajam. Bentuk biji pipih dan berwarna coklat
tua . Adapun klasifikasi dari tanaman ini yaitu (Syamsiah, 2016):
Gambar 2.1 A. Habitus Averrhoa carambola dan B. Daun (folium) Averrhoa
carambola

Gambar 2.2 A. Bentuk Bunga Averrhoa carambola dan B. Buah (fructus)


Averrhoa carambola

B. Krambilan (Biophytum sensitivum)


1. Klasifikasi (Tjitrosoepomo, 1993)
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Geraniales
Famili : Oxalidaceae
Genus : Biophytum
Spesies : Biophytum sensitivum
2. Deskripsi
Krambilan (Biophytum sensitivum) atau dalam bahasa Melayu dikenal dengan
Daun Hidup, Ki Payung Kalapaon (Sunda), Golofino (Ternate), dan Gogiolo
(Halmahera). Tumbuhan ini memiliki habitus herba, yaitu tumbuhan pendek yang
kandungan batangnya banyak air dan tidak berkayu. Umumnya batang ini
memiliki ketinggian antara 5-20 cm dengan bentuk batang bulat dan tidak
memiliki banyak cabang. Daun pada tumbuhan ini bersifat majemuk menyirip
yang tumbuh dalam roset batang. Umumnya anak daun berjumlah 4 sampai 10
pasang dengan ujung dan pangkal daun tumpul. Daun tumbuhan ini berwarna
hijau dengan tepi rata dan umumnya panjang tangkai 5-20 mm (Syamswisna,
2006).
Bunga tumbuhan ini bertipe majemuk yang tumbuh pada ujung batang.
Ukuran panjang kelopak kurang lebih 5 mm dengan jumlah helaian 5 yang
berwarna ungu. Panjang corolla kurang lebih 5 mm dengan warna kuning dan
pada ujungnya berwarna merah. Bentuk buah kotak hingga bulat dengan ukuran
kecil yang berwarna hijau. Ukuran biji sangat kecil dan apabila masih muda
warna biji putih dan setelah tua warna coklat. Tipe perakaran tumbuhan ini adalah
perakaran tunggang dan warna coklat (Aksar, 2009).

Gambar 2.3 A. Bentuk Daun Krambilan dan B. Bunga Krambilan

C. Semanggi Gunung (Oxalis corniculata)


1. Klasifikasi (Tjitrosoepomo, 1993)
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Geraniales
Famili : Oxalidaceae
Genus : Oxalis
Spesies : Oxalis corniculata
2. Deskripsi
Oxalis corniculata ini atau sering disebut Semanggi Gunung adalah tanaman
yang banyak dijumpai di sekitar pekarangan rumah. Bentuk hidupnya sebagai
tanaman herba berukuran kecil, membuatnya mudah hidup dimana saja, bahkan
pada lahan yang sempit (Adi, 2001).
Oxalis corniculata memiliki akar tunggang dilengkapi dengan bintil akar
bentuk simbiosis dengan bakteri rhizobium untuk fiksasi nitrogen, batang
berambut sebagai adaptasi terhadap kondisi lingkungan yang tidak
menguntungkan serta tegak merayap dengan panjang 0,1-1,4 cm dan merupakan
percabanganya berupa stolon yaitu cabang-cabang kecil panjang yang tumbuh
merayap, dari buku-bukunya keatas keluar tunas baru dan ke bawah tumbuh akar-
akar. Tangkai daun panjang 1,5-10 cm, pada pangkalnya melebar menjadi pelepah
dan anak daun berbentuk jantung serta merupakan daun majemuk beranak daun
tiga (Akas, 2008).
Oxalis corniculata berbunga dalam payung tunggal di ketiak dengan 2-8
bunga, daun mahkota kuning dengan pangkal hijau, panjang 3-8 mm, benang sari
di depan mahkota daun lebih pendek dari pada lima lainnya, tangkai putik
berambut, tangkai buah bengkok, buah tegak berbentuk garis dengan ujung
menyempit, panjang ± 2 cm dengan celah membujur, elastis membuka menutup
ruang. Perbanyakan dilakukan secara generatif, dengan biji (Akmalia, 2014).

Gambar 2.4 A. Bentuk Daun Oxalis corniculata dan B. Bentuk Bunga Oxalis
corniculata
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Familia Oxalidaceae merupakan suku belimbing-belimbingan. Berasal dari
kata Oxis “yunani”, yang berarti asam. Habitus berupa terna, ada pula yang
berupa semak, perdu atau bahkan berupa pohon. Daun majemuk menjari atau
menyirip, kadang terlihat seperti daun tunggal. Bunga banci dan aktinomorf.
Kelopak terbagi 5, Daun Mahkota 5. Buahnya : buah kendaga yang membuka
dengan membelah ruang, kadang berupa buah buni.

4.2 Saran
Tugas akhir mata kuliah Sistematika Phanerogamae dengan dosen
pengampu Ibu Riza Linda lebih kearah pembuatan herbarium masing-masing
famili karena belajar secara langsung dengan objeknya. Melihat permasalahan
secara objektivitas bukan subjektivitas.
DAFTAR PUSTAKA

Akmalia, Tri Siska, 2014, Identifikasi Tumbuhan Angiospermae dengan Kunci


Determinasi Berbasis Flash sebagai Media Belajar untuk Siswa Kelas X
SMA/MA (Skripsi S1 Pendidikan Biologi), UIN Sunan Kalijaga,
Yogyakarta

Adi, Yudianto Suroso, 2001, Keanekaragaman Hayati, Upi Edu, Bandung

Akas, Pinaringan Sujalu, 2008, Analisis Vegetasi Keanekaragaman Anggrek


Epifit di Hutan Bekas Tebangan, Hutan Penelitian Malinau (MRF) –
CIFOR, Media Konservasi, Vol. 13. 13, No. 3 Desember 2008, 1 – 9

Aqsar, Zeihan El, 2009, Hubungan ketinggian dan kelerengan dengan tingkat
kerapatan vegetasi menggunakan sistem informasi geografis di 8 taman
nasional gunung leuser (Skripsi S-1 F.Pertanian), Universitas Sumatra
Utara, Sumatera Utara

Dahuri, R, 2003, Keanekaragaman Hayati Laut Aset Pembangunan Berkelanjutan


Indonesia, PT Gramedia pustaka utama, Jakarta

Lubis, Ahdatika, 2008, Piperaceae dan Rubiaceae, http://repository.usu.ac.id.


SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA,
Medan, Diakses pada 10 Oktober 2019

Suahirani, Ira, 2013, Averrhoa carambola, http://suhairani19.academia.edu.


Diakses pada 11 Oktober 2019

Suraida, Try Susanti, dan Reza Amriyanto, 2010, Keanekaragaman Tumbuhan


Paku (Pterydophyta) di Taman Hutan Kenali Kota Jambi, Universitas
Lampung, Lampung

Syamsiah, 2016, Buku Ajar Taksonomi Tumbuhan Tinggi, UNM, Makassar

Syamswisna, 2006, Penggunaan Spesimen Herbarium Tumbuhan Tingkat Tinggi


(Spermatophyta) Sebagai Media Praktikum Morfologi Tumbuhan (Skripsi
S1 Pendidikan Biologi), FKIP Universitas Tanjungpura, Pontianak

Tjitrosoepomo, Gembong, 1993, Taksonomi Umum, 1993, Gajah Mada


University Press, Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai