46
46
Oleh:
SETIYA PUTRI AMBARWATI
K 7406028
1. X Aksel 1 68
2. X Aksel 2 64
B. Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat
dikemukakan sebagai berikut:
1. Belum diterapkannya beberapa model pembelajaran yang dapat
mempermudah pemahaman siswa terhadap materi melalui kegiatan yang
menarik dan dapat meningkatkan konsentrasi siswa.
2. Guru masih dominan dalam pembelajaran karena masih menerapkan model
pembelajaran berpusat pada guru (teacher centered) dari pada berpusat pada
siswa (student centered).
3. Proses pembelajaran yang diterapkan belum menggunakan sarana dan
prasarana secara optimal.
4. Hasil belajar siswa dipengaruhi oleh model pembelajaran yang digunakan,
padahal penerapan metode pembelajaran konvensional kurang efektif dalam
kegiatan belajar mengajar.
C. Pembatasan Masalah
Pembatasan masalah perlu dilakukan guna memperoleh kedalaman kajian
untuk menghindari perluasan masalah. Subjek dari penelitian ini adalah siswa
kelas X Aksel 2 SMA Negeri 1 Surakarta tahun pelajaran 2009/2010. Objek dari
penelitian ini meliputi:
1. Model pembelajaran yang digunakan adalah Model Quantum Learning
dengan Metode Peta Pikiran (Mind Mapping).
2. Hasil belajar siswa yaitu berkenaan dengan nilai kognitif mata pelajaran
ekonomi yang dicapai siswa melalui tes hasil belajar formatif.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas,
rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: ”Apakah penerapan model
Quantum Learning dengan metode Peta Pikiran (Mind Mapping) pada mata
pelajaran ekonomi dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas X Akselerasi
SMA Negeri 1 Surakarta?”.
Definisi operasional dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Model Quantum Learning merupakan kiat, petunjuk, strategi, dan seluruh
proses belajar yang dapat mempertajam pemahaman dan daya ingat, serta
membuat belajar sebagai suatu proses yang menyenangkan dan bermanfaat.
2. Metode Peta Pikiran (Mind Mapping) merupakan metode pembelajaran yang
memadukan dan mengembangkan potensi kerja otak yang terdapat di dalam
diri seseorang.
3. Hasil belajar merupakan salah satu indikator siswa dalam menguasai dan
memahami pelajaran yang dilihat dari aspek kognitif, afektif dan psikomotoris
namun ranah kognitiflah yang paling banyak dinilai oleh para guru di sekolah
karena berkaitan dengan kemampuan para siswa dalam menguasai materi
pengajaran.
E. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian disini adalah untuk menjawab permasalahan yang telah
dirumuskan dalam rumusan masalah di atas. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk
meningkatkan hasil belajar siswa melalui model Quantum Learning dengan
metode Peta Pikiran (Mind Mapping) pada mata pelajaran ekonomi kelas X
Akselerasi SMA Negeri 1 Surakarta.
F. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Manfaat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Memberikan sumbangan pemikiran bagi penelitian yang dapat dijadikan
dasar penelitian lebih lanjut.
b. Memberikan manfaat untuk mendukung teori-teori di bidang pendidikan
tentang penggunaan model Quantum Learning dengan metode Peta Pikiran
(Mind Mapping) .
2. Manfaat Praktis
a. Bagi siswa :
Siswa termotivasi sehingga senang belajar Ilmu Pengetahuan Sosial,
khususnya mata pelajaran Ekonomi dan dapat memperoleh pengalaman
belajar.
b. Bagi Guru
Memberikan masukan bagi guru untuk menerapkan model Quantum
Learning dengan metode Peta Pikiran (Mind Mapping) dalam proses belajar
mengajar di kelas sebagai upaya meningkatkan hasil belajar siswa.
c. Bagi Sekolah
1) Penelitian ini dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam merealisasikan
tujuan pembelajaran bagi siswa dan juga sebagai bahan pertimbangan
untuk menentukan kebijakan selanjutnya.
2) Memberikan sumbangan dalam rangka perbaikan pembelajaran dan
peningkatan mutu proses pembelajaran.
d. Bagi Peneliti
Menambah wawasan dan pengetahuan peneliti tentang penggunaan model
Quantum Learning dengan metode Peta Pikiran (Mind Mapping) serta
pengaruh dan perkembangan siswa setelah penggunaan model Quantum
Learning dengan metode Peta Pikiran (Mind Mapping).
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
Ilmu pengetahuan yang ada sekarang tidak lepas dari pengetahuan yang
ada sebelumnya. Penelitian ilmiah pada hakikatnya merupakan alat untuk
mendapatkan pengetahuan baru ataupun menguji pengetahuan yang telah ada.
Agar dapat diketahui bagaimana hubungan dan dimana posisi pengetahuan yang
diperoleh dari penelitian, dalam kaitannya dengan pengetahuan yang telah ada,
perlu dilakukan kajian terhadap bahan pustaka yang relevan dengan topik
masalah.
C. Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran merupakan arahan penalaran untuk dapat sampai pada
penelitian jawaban sementara atas masalah yang telah dirumuskan. Untuk
mengetahui keberhasilan siswa selama mengikuti proses belajar mengajar perlu
dilakukan evaluasi hasil belajar yang dilaksanakan secara kontinyu. Untuk
mencapai hasil belajar yang optimal diperlukan langkah-langkah nyata untuk
mencapainya.
Pembelajaran konvensional yang diterapkan seperti guru masih dominan
dalam pembelajaran karena masih menerapkan model pembelajaran teacher
centered dari pada student centered, aktivitas siswa hanya meliputi mencatat
disertai tanya jawab dari guru seperlunya kemudian dilanjutkan dengan
pengerjaan latihan soal atau tugas, dan proses pembelajaran yang diterapkan
belum menggunakan sarana dan prasarana secara optimal berdampak pada
pencapaian hasil belajar siswa yang rendah. Hal ini ditandai dengan pencapaian
hasil nilai rata-rata kelas dibawah batas tuntas keberhasilan belajar yaitu 64
sementara nilai batas tuntas keberhasilan belajar yaitu 75. Siswa yang dinyatakan
tidak tuntas di kelas tersebut berjumlah 16 siswa dari 28 siswa atau jika
diprosentasekan sebesar 57,14%.
Permasalahan rendahnya hasil belajar siswa tersebut dapat diatasi dengan
pemilihan model dan metode pembelajaran yang tepat. Model dan metode
pembelajaran yang dipilih harus mampu meningkatkan motivasi belajar siswa dan
tidak menimbulkan kejenuhan. Oleh karena itu, guru harus membuat variasi atau
kombinasi model dan metode mengajar inovatif yang pada akhirnya dapat
meningkatkan hasil belajar siswa.
Beberapa dekade terakhir ini mulai dikembangkan model pembelajaran
yang lebih bervariatif, yaitu model Quantum Learning. Model Quantum Learning
merupakan model pembelajaran yang membuat proses belajar menjadi sederhana
(simple), menyenangkan (fun), dan efektif. Dalam penerapan model Quantum
Learning, ada tiga metode yang dapat digunakan yaitu peta pikiran (mind
mapping), membaca cepat (speed reading), dan mengoptimalkan daya ingat
(super memory system).
Pembelajaran ekonomi akan lebih menarik jika disajikan dalam suatu
bentuk pembelajaran interaktif yang menyenangkan dalam upaya meningkatkan
hasil belajar siswa. Salah satunya adalah dengan model Quantum Learning yang
menggunakan metode peta pikiran (mind mapping) agar dalam mempelajari
materi, siswa tidak terpaku pada hafalan yang sifatnya sesaat. Dengan variasi
simbol, warna, dan bentuk yang ada pada peta pikiran (mind mapping) diharapkan
siswa dapat lebih mudah mengingat dan memahami materi sehingga pembelajaran
bermakna dapat tercapai.
Model Quantum Learning dengan metode Peta Pikiran (Mind Mapping)
akan menimbulkan rasa kegembiraan karena diskusi kelompok yang membahas
materi pelajaran dalam bentuk peta pikiran dan permainan (games) yang bersifat
menyenangkan sehingga terkadang peserta didik tidak merasa secara tidak
langsung sedang melakukan pembelajaran. Dengan model Quantum Learning
dengan metode Peta Pikiran (Mind Mapping), siswa akan merasakan suasana yang
lebih menyenangkan, minat dan motivasi siswa untuk belajar pun meningkat
sehingga hasil belajar dapat dimaksimalkan. Oleh karena itu, dengan
diterapkannya model pembelajaran ini diharapkan mampu meningkatkan hasil
belajar siswa.
Pembelajaran konvensional
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Setting Penelitian
Penelitian ini merupakan suatu penelitian tindakan kelas. Penelitian
tindakan kelas merupakan penelitian reflektif yang dilakukan oleh pendidik,
hasilnya dimanfaatkan sebagai alat pengembangan prestasi, kurikulum, sekolah,
ketrampilan mengajar, dan sebagainya. Penelitian tindakan kelas menghubungkan
antara teori dan praktek, yang secara kolaboratif pendidik dapat melakukan
penelitian terhadap proses dan produk pembelajaran secara reflektif di kelas.
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Surakarta yang beralamat di
Jalan Kol. Sutarto 62 Surakarta. Kelas yang dipilih adalah kelas X Aksel 2.
Alasan pemilihan sekolah dan kelas X Aksel 2 karena:
a. Terdapat permasalahan rendahnya hasil belajar siswa kelas X Aksel 2 pada
mata pelajaran Ekonomi.
b. Sekolah SMA Negeri 1 belum pernah digunakan sebagai obyek penelitian
sejenis sehingga terhindar dari kemungkinan adanya penelitian ulang.
2. Waktu Penelitian
Waktu yang direncakan untuk kegiatan penelitian ini adalah mulai bulan
November 2009. Kegiatan tersebut meliputi persiapan sampai penyusunan laporan
penelitian, dengan jadwal sebagai berikut:
B. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini yaitu kelas X Aksel 2 karena:
a. Terdapat permasalahan rendahnya hasil belajar siswa kelas X Aksel 2 SMA
Negeri 1 Surakarta.
b. Kelas X Aksel 2 belum pernah digunakan sebagai obyek penelitian sejenis
sehingga terhindar dari kemungkinan adanya penelitian ulang pada subjek,
waktu dan objek yang sama.
C. Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas. Berdasarkan tujuan
penelitian, penelitian ini tidak menguji hipotesis secara kuantitatif, tetapi lebih
bersifat mendeskripsikan data, fakta dan keadaan yang ada.
Menurut Rochiati Wiriaatmadja (2006: 13), ”Penelitian tindakan kelas
adalah bagaimana sekelompok guru dapat mengorganisasikan kondisi praktek
pembelajaran mereka, dan belajar dari pengalaman mereka sendiri”. Guru dapat
mencobakan suatu gagasan dalam praktek pembelajaran mereka dan melihat
pengaruh nyata dari upaya tersebut.
Kegiatan penelitian diawali dari permasalahan yang dialami guru di dalam
kelas. Permasalahan ini muncul dalam proses pembelajaran yang sedang
berlangsung dan menimbulkan dampak yang kurang baik terhadap siswa maupun
pembelajaran itu sendiri. Adanya permasalahan dalam kelas ini oleh guru
direfleksikan dalam suatu tindakan perbaikan yang terencana dan terukur dengan
pengamatan maupun ukuran kuantitatif melalui peningkatan hasil belajar yang
dicapai siswa.
Pengertian dan karakteristik Penelitan Tindakan Kelas (PTK) itu sendiri
perlu diketahui, untuk lebih memahami apa yang disebut Penelitan Tindakan
Kelas (PTK). Menurut Suharsimi Arikunto (2009: 2-3) ada tiga kata yang
membentuk pengertian Penelitian Tindakan Kelas, maka ada tiga pengertian yang
dapat diterangkan:
1. Penelitian; menunjuk pada suatu kegiatan mencermati suatu objek dengan
menggunakan cara dan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data
atau informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu suatu hal yang
menarik minat dan penting bagi peneliti.
2. Tindakan; menunjuk pada sesuatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan
dengan tujuan tertentu. Dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus kegiatan
untuk siswa.
3. Kelas; dalam hal ini tidak terikat pada pengertian ruang kelas, tetapi dalam
pengertian yang lebih spesifik. Seperti sudah lama dikenal dalam bidang
pendidikan dan pengajaran, yang dimaksud dengan istilah kelas adalah
sekelompok siswa dalam waktu yang sama, menerima pelajaran yang sama
dari guru yang sama pula.
Menggabungkan batasan pengertian tiga kata inti, yaitu (1) penelitian, (2)
tindakan, dan (3) kelas, segera dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas
merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan,
yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersamaan.
Tindakan tersebut diberikan oleh guru atau dengan arahan dari guru dilakukan
oleh siswa.
Hopkins dalam Rochiati Wiriaatmadja (2006: 25) mengatakan bahwa
karakteristik penelitian tindakan kelas bersifat emansipatoris dan membebaskan
karena penelitian ini mendorong kebebasan berpikir dan berargumen pada pihak
siswa, dan mendorong guru untuk bereksperimen, meneliti, dan menggunakan
kearifan dalam mengambil keputusan (judgment). Kasihani Kasbolah (2001: 15-
17) menyebutkan karakteristik Penelitan Tindakan Kelas (PTK) meliputi:
1. Penelitian tindakan kelas dilaksanakan oleh guru.
2. Munculnya penelitian tindakan kelas karena ada permasalahan praktik faktual
permasalahan yang timbul dalam kegiatan pembelajaran sehari-hari yang
dihadapi oleh guru.
3. Adanya tindakan-tindakan yang perlu dilakukan untuk memperbaiki proses
belajar mengajar di kelas yang bersangkutan.
4. Penelitian tindakan kelas bersifat kolaboratif.
Suharsimi Arikunto (2009: 108-109) menyebutkan karakteristik Penelitan
Tindakan Kelas (PTK) meliputi:
1. Problema yang diangkat adalah problema yang dihadapi oleh guru di kelas.
2. Penelitan Tindakan Kelas (PTK) akan dapat dilaksanakan jika pendidik sejak
awal memang menyadari adanya persoalan yang terkait dengan proses dan
produk pembelajaran yang dihadapai di kelas.
3. Tindakan (aksi) tertentu untuk memperbaiki proses belajar mengajar di kelas.
Berdasarkan kedua pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa Penelitan Tindakan
Kelas (PTK) memiliki karakteristik dimana guru dan siswa saling bekerja sama
dalam memperbaiki proses belajar mangajar di kelas sehingga permasalahan
pembelajaran di kelas dapat terselesaikan dengan baik.
1. Observasi
Observasi merupakan proses perekaman dengan mengamati semua
peristiwa dan kegiatan yang terjadi selama penelitian tindakan kelas berlangsung.
Menurut Kart Popper dalam Rochiati Wiriatmadja (2006: 104) observasi adalah
tindakan yang merupakan penafsiran dalam teori. Sedangkan menurut Nana
Syaodih (2008: 220), observasi (observation) atau pengamatan merupakan suatu
teknik atau cara mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan
terhadap kegiatan yang sedang berlangsung. Observasi dapat dilakukan dengan
dua cara, yaitu:
a. Observasi partisipatif
Dalam observasi partisipatif, pengamat ikut serta dalam kegiatan yang sedang
berlangsung sehingga pengamat ikut sebagai peserta rapat atau peserta
pelatihan.
b. Observasi nonpartisipatif
Dalam observasi nonpartisipatif, pengamat tidak ikut serta dalam kegiatan
sehingga pengamat hanya berperan mengamati kegiatan, tidak ikut dalam
kegiatan.
Observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi
nonpartisipatif karena peneliti atau pengamat berperan pasif dalam aktifitas
pembelajaran dan hanya melakukan pengamatan langsung. Data yang
dikumpulkan dalam pengamatan adalah penerapan model Quantum Learning
dengan metode Peta Pikiran (Mind Mapping) dengan berpedoman pada lembar
observasi yang telah dipersiapkan.
2. Wawancara
Menurut Denzim dalam Goetz dan LeCompte dalam Rochiati Wiriatmadja
(2006: 177) wawancara merupakan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan secara
verbal kepada orang-orang yang dianggap dapat memberikan informasi atau
penjelasan hal-hal yang dianggap perlu. Jenis wawancara yang dilakukan dalam
penelitian ini adalah wawancara terstruktur, dimana bahan wawancara telah
dipersiapkan terlebih dahulu. Wawancara dilakukan oleh interviewer kepada guru
mata pelajaran ekonomi dan siswa terhadap kegiatan belajar mengajar, yang
dimaksudkan untuk memperoleh informasi tentang berbagai hal yang berkaitan
dengan pelaksanaan pembelajaran ekonomi, penentuan tindakan dan respon yang
timbul sebagai akibat dari tindakan yang dilakukan.
4. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan upaya untuk memberikan gambaran bagaimana
sebuah penelitian tindakan kelas dilakukan. Kegiatan ini dilaksanakan dengan
mengambil gambar kegiatan para siswa dan guru dalam pelaksanaan pembelajaran
saat penelitian dilaksanakan.
F. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian merupakan tahapan-tahapan yang ditempuh dalam
penelitian dari awal sampai akhir secara urut. Prosedur penelitian ini melalui suatu
siklus, dengan tahap kegiatan sebagai berikut:
1. Perencanaan Tindakan
Kegiatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah:
a. Menyiapkan perangkat pembelajaran yang meliputi: silabus mata pelajaran
ekonomi dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
b. Merancang penataan kelas yang sesuai dengan model Quantum Learning.
Kelas ditata sesuai dengan ciri dalam model Quantum Learning seperti:
1) Letak tempat duduk siswa yang ditata sesuai dengan keinginan siswa agar
siswa merasa nyaman dalam belajar.
2) Pemberian tanaman hias di setiap sudut ruangan agar kelas terasa asri dan
dapat memberikan kesegaran dalam belajar.
3) Pemberian pengharum ruangan pada AC yang telah tersedia.
4) Pemberian poster-poster motivasi yang ditempel pada dinding kelas agar
lebih memotivasi siswa dalam belajar.
Penataan kelas dilakukan sebelum penerapan skenario pembelajaran agar
ketika proses pembelajaran berlangsung siswa sudah berada pada lingkungan
yang nyaman untuk belajar.
c. Rancangan skenario penerapan model Quantum Learning dengan metode Peta
Pikiran (Mind Mapping) yang akan dilaksanakan selama 4 pertemuan (4 X 45
menit) adalah sebagai berikut:
Pertemuan Pertama:
1) Guru membuka kelas dengan memberi salam dan siswa menjawab salam.
2) Guru meminta siswa untuk mengeluarkan contoh uang yang mereka bawa.
3) Guru bertanya kepada siswa apa pendapat mereka tentang definisi uang.
4) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran pada hari ini.
5) Guru menjelaskan materi tentang pengertian uang dan fungsi uang melalui
peta pikiran (mind mapping) yang ditayangkan dalam slide.
6) Guru membagi siswa ke dalam kelompok dimana satu kelompok terdiri
dari 4 orang. Jumlah siswa dalam satu kelas berjumlah 28 orang sehingga
kelompok yang ada berjumlah 7 kelompok.
7) Siswa diminta duduk bergabung dengan anggota kelompoknya masing-
masing.
8) Guru membagikan kertas HVS pada masing-masing kelompok.
9) Guru meminta siswa secara berkelompok untuk membuat peta pikiran
pada kertas yang sudah dibagikan dengan materi kelompok meliputi:
Kelompok 1 : Jenis Uang
Kelompok 2 : Definisi Jumlah Uang yang Beredar
Kelompok 3 : Faktor-faktor yang Mempengaruhi Jumlah Uang
Beredar
Kelompok 4 : Hubungan antara Jumlah Uang yang Beredar dan
Inflasi
Kelompok 5 : Definisi Permintaan dan Penawaran Uang serta
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan Uang
Kelompok 6 : Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penawaran
Uang
Kelompok 7 : Skedul Penawaran Uang
10) Selama proses pembelajaran kelompok ini berlangsung, pembelajaran
dilakukan dengan iringan musik klasik.
11) Guru memantau masing-masing kelompok dan memberikan bimbingan
kepada siswa mengenai peta pikiran yang mereka buat.
12) Masing-masing kelompok diberi pekerjaan rumah untuk memindahkan
peta pikiran yang mereka buat di kertas ke dalam bentuk slide.
Pertemuan Kedua dan Ketiga:
1) Masing-masing kelompok melalui perwakilannya diminta
mempresentasikan peta pikiran yang mereka buat.
2) Guru memberikan tanggapan terhadap presentasi siswa, tanggapan bisa
berupa pelurusan dari penjelasan siswa yang kurang tepat dan tambahan
materi dari apa yang siswa belum jelaskan.
3) Guru memberikan permainan (games) berupa permainan acak kata (word
square) sebagai evaluasi awal dan penyegaran (refresh) untuk mengetahui
pemahaman siswa terhadap materi yang telah disampaikan. Pelaksanaan
permainan (games) ini pun dengan diiringi musik klasik.
4) Guru dan siswa secara bersama menyimpulkan pelajaran pada bab ini
5) Siswa sesuai dengan kelompoknya masing-masing diberi pekerjaan rumah
untuk merangkum materi Bab Uang dalam bentuk peta pikiran berupa
hasil ketikan (print out).
Pertemuan Keempat:
1) Guru memberikan tes sebagai evaluasi hasil belajar.
2) Guru dan siswa bersama-sama merayakan keberhasilan proses belajar
dengan memberikan penghargaan kepada kelompok terbaik.
d. Menyusun instrumen penelitian dan menetapkan indikator ketercapaian.
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi.
Lembar observasi tersebut digunakan untuk mengetahui penerapan model
Quantum Learning dengan metode Peta Pikiran (Mind Mapping).
2. Pelaksanaan Tindakan
Tahap ini merupakan implementasi rancangan strategi dan skenario
pembelajaran yang telah dibuat. Tindakan dalam penelitian ini berupa
pembelajaran mata pelajaran ekonomi dengan model Quantum Learning dengan
metode Peta Pikiran (Mind Mapping) agar dapat menarik minat belajar siswa yang
pada akhirnya dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Setiap tindakan yang
dilaksanakan tersebut selalu diikuti dengan pemantauan dan evaluasi serta analisis
dan refleksi.
3. Pengamatan/ Observasi
Observasi dilakukan pada waktu tindakan sedang berjalan, jadi keduanya
berlangsung dalam waktu bersamaan. Peneliti pada tahap ini mengadakan
pemantauan apakah tindakan yang dilakukan dapat mengatasi masalah yang ada.
Pemantauan dilakukan untuk mengumpulkan data yang akan diolah untuk
menentukan tindakan yang akan dilakukan selanjutnya. Hal yang diobservasi
yaitu suasana belajar saat berlangsungnya kegiatan belajar mengajar, peran serta
siswa dan hasil belajar siswa.
Peneliti dalam hal ini bertindak sebagai partisipan pasif dimana peneliti
berada dalam lokasi penelitian namun tidak berperan aktif. Peneliti hanya
mengamati dan mencatat segala aktivitas dalam proses pembelajaran.
4. Refleksi
Kegiatan refleksi mencakup analisis, interpretasi dan evaluasi atas
informasi yang diperoleh dari kegiatan pengamatan. Peneliti bekerja sama dengan
guru sebagai kolaborator dalam melakukan refleksi. Peneliti dan guru
mengadakan diskusi untuk menentukan langkah-langkah perbaikan dalam
pelaksanaan tindakan. Setelah itu, dilakukan penarikan kesimpulan apakah
penelitian yang dilakukan berhasil atau tidak sehingga dapat disusun langkah-
langkah berikutnya dalam pelaksanaan tindakan.
Secara rinci urutan masing-masing tahap dapat digambarkan dalam bagan berikut:
Perencanaan
Pengamatan
Perencanaan
Pengamatan
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
b. Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan siklus I dilaksanakan sebanyak 4 kali
pertemuan dan masing-masing pertemuan selama 45 menit. Namun, karena
pada kalender terdapat libur perayan Natal, maka waktu pelaksanaan
tindakan kurang berjalan sesuai rencana. Pelaksanaan tindakan I
dilaksanakan pada tanggal 16, 19, 23, dan 30 Desember 2009.
Materi pada pelaksanaan tindakan I ini adalah uang. Pada awal
pelaksanaan tindakan diberikan suatu pengarahan tentang model Quantum
Learning dengan metode Peta Pikiran (Mind Mapping) kepada siswa. Hal
ini bertujuan agar pelaksanaan model pembelajaran tersebut berjalan lancar.
Pengarahan tersebut berisi langkah-langkah model Quantum Learning
dengan metode Peta Pikiran (Mind Mapping), yang meliputi :
mendengarkan penjelasan materi yang disampaikan guru, diskusi kelompok
membahas materi dan merangkum materi dalam bentuk peta pikiran,
prsesentasi dan tanya jawab, serta pengerjaan soal dalam games word
square secara berkelompok. Dengan adanya pengarahan tersebut maka
siswa akan mendapatkan gambaran yang jelas mengenai model Quantum
Learning dengan metode Peta Pikiran (Mind Mapping), sehingga siswa
dapat melaksanakan dengan baik kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan
pada masing-masing tahapannya. Selain itu, guru juga memberikan
penjelasan tentang aspek-aspek yang dinilai selama model Quantum
Learning dengan metode Peta Pikiran (Mind Mapping) dilaksanakan, yaitu:
kerja sama dalam diskusi pembuatan materi dalam bentuk peta pikiran,
ketepatan hasil peta pikiran yang telah dibuat, kemampuan menjelaskan
dalam presentasi materi yang dibuat dengan peta pikiran, kemampuan
bertanya/mengeluarkan pendapat, kemampuan dalam menjawab soal dalam
permainan (games) dan terakhir nilai dari tes hasil belajar siswa. Guru juga
menjelaskan bahwa akan ada penghargaan bagi kelompok terbaik sehingga
akan menambah antusiasme siswa untuk bekerja sama dalam kelompok.
Pertemuan pertama, guru mempresentasikan materi pengantar
dengan menggunakan peta pikiran kemudian menempatkan siswa kedalam
kelompok yang telah dibentuk untuk mendiskusikan materi pelajaran dan
merangkumnya dalam bentuk peta pikiran. Pertemuan kedua dilaksanakan
dengan mengadakan presentasi dan tanya jawab dari masing-masing
kelompok siswa. Pertemuan ketiga dilaksanakan dengan melanjutkan
presentasi dan tanya jawab yang belum terselesaikan pada pertemuan
sebelumnya dan dilanjutkan dengan pengerjaan soal pada games word
square secara berkelompok. Pertemuan keempat dilaksanakan dengan
memberikan tes hasil belajar untuk mengetahui keberhasilan pencapaian
belajar siswa.
Tabel 4. Urutan pelaksanaan tindakan pada Siklus I
No. Uraian Kegiatan Keterangan
Pertemuan Pertama (Rabu, 16 Desember 2009)
1) Guru membuka kelas dengan memberi salam
dan siswa menjawab salam
2) Guru menciptakan situasi pembelajaran yang
kondusif untuk membangkitkan minat siswa
dengan mengecek kehadiran dan kondisi
siswa. Siswa yang tidak masuk berjumlah dua
orang yaitu Annisa Nurhafika dan Diniar Putri
Santosa dikarenakan sakit dan ada kepentingan
lain.
3) Guru menjelaskan kepada siswa bahwa mulai
hari ini proses belajar mengajar dilakukan
dengan model Quantum Learning dengan
metode Peta Pikiran (Mind Mapping). Siswa
memperhatikan penjelasan guru dengan
seksama karena ini merupakan hal baru bagi
mereka.
4) Guru meminta siswa untuk mengeluarkan Tumbuhkan
contoh uang yang mereka bawa dan
mengamatinya.
5) Guru bertanya kepada siswa apa pendapat Tumbuhkan
mereka tentang definisi uang. Siswa secara
aktif merespon pertanyaan yang guru ajukan
dengan berusaha menjawab pertanyaan
tersebut dengan baik. Pertanyaan tersebut
dijawab oleh tiga siswa yaitu Aulia Desy
Parwati, Amira Hanan Humaira, dan Miko
Hadi Wijaya.
6) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran pada Tumbuhkan
hari ini.
7) Guru menjelaskan materi tentang pengertian Tumbuhkan
uang dan fungsi uang melalui peta pikiran
(mind mapping) yang ditayangkan dalam slide.
Materi yang disampaikan sebagai penjelasan
kepada siswa sebagai tindak lanjut dari
pertanyaan pra pembelajaran yang dilakukan di
awal pembelajaran. Pada saat guru
menyampaikan materi, hanya sebagian besar
siswa saja yang memperhatikan, sebagian kecil
siswa khususnya enam siswa yang duduk di
deretan kursi paling belakang kurang
memperhatikan penjelasan yang guru
sampaikan. Mereka tidak fokus sehingga
terkadang ngobrol dengan teman sebangku dan
menggambar di buku tulis mereka.
8) Guru membagi siswa ke dalam kelompok
dimana satu kelompok terdiri dari 4 orang.
Jumlah siswa dalam satu kelas berjumlah 28
orang sehingga kelompok yang ada berjumlah
7 kelompok. Pembagian siswa dilakukan
secara acak berdasarkan posisi tempat duduk
karena pada dasarnya semua kemampuan
siswa sama dan masing-masing siswa memiliki
kesempatan yang sama untuk mengembangkan
diri.
9) Siswa diminta duduk bergabung dengan
anggota kelompoknya masing-masing. Posisi
duduk siswa dirubah sesuai dengan keinginan
siswa untuk mempermudah diskusi kelompok
yang berlangsung dan tercipta kenyamanan
dalam belajar.
10) Guru membagikan kertas HVS dan petunjuk
pembuatan peta pikiran pada masing-masing
kelompok.
11) Guru meminta siswa secara berkelompok Amati
untuk membuat peta pikiran pada kertas yang Namai
sudah dibagikan dengan materi kelompok
meliputi:
Kelompok 1 : Jenis Uang
Kelompok 2 : Definisi Jumlah Uang yang
Beredar
Kelompok 3 : Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Jumlah Uang
Beredar
Kelompok 4 : Hubungan antara Jumlah Uang
yang Beredar dan Inflasi
Kelompok 5: Definisi Permintaan dan
Penawaran Uang serta Faktor-
faktor yang Mempengaruhi
Permintaan Uang
Kelompok 6 : Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Penawaran
Uang
Kelompok 7 : Skedul Penawaran Uang
12) Selama proses pembelajaran kelompok ini Amati
berlangsung, pembelajaran dilakukan dengan Namai
iringan musik klasik. Secara keseluruhan,
proses diskusi berjalan dengan lancar.
Sebagian besar kelompok aktif berdiskusi
tentang materi dan peta pikiran yang mereka
buat. Namun, ada satu kelompok yaitu
kelompok 4 yang kurang antusias dalam proses
diskusi sehingga yang bekerja hanya sebagian
dari anggota kelompok saja sementara
sebagian anggota kelompoknya lagi bersikap
acuh.
13) Guru memantau masing-masing kelompok dan
memberikan bimbingan kepada siswa
mengenai peta pikiran yang mereka buat.
14) Guru memberi tugas (pekerjaan rumah) kepada Amati
masing-masing kelompok untuk memindahkan Namai
peta pikiran yang mereka buat di kertas ke
dalam bentuk slide yang pada pertemuan
selanjutnya akan dipresentasikan.
15) Guru menutup pelajaran.
Pertemuan Kedua (Sabtu, 19 Desember 2009)
1) Guru membuka kelas dengan memberi salam
dan siswa menjawab salam.
2) Guru menciptakan situasi pembelajaran yang
kondusif untuk membangkitkan minat siswa
dengan mengecek kehadiran dan kondisi
siswa. Semua siswa hadir dalam proses
pembelajaran.
3) Guru menyampaikan rencana kegiatan yang
akan dilakukan dalam pembelajaran.
4) Guru bersama peneliti menjelaskan tata cara
presentasi kelompok dimana masing-masing
kelompok mempunyai waktu presentasi dan
tanya jawab selama 10 menit.
5) Masing-masing kelompok melalui Demonstrasikan
perwakilannya diminta mempresentasikan
peta pikiran yang mereka buat.
6) Presentasi kelompok dari kelompok 1 – Demonstrasikan
kelompok 4. Namun, karena ternyata
kelompok 4 belum siap maka presentasi
kelompok 4 digantikan oleh kelompok 5.
Siswa sangat antusias dalam bertanya kepada
masing-masing kelompok yang presentasi.
Namun, karena terbatasnya waktu hanya lima
orang siswa yang mendapat kesempatan
bertanya yaitu Aulia Desy Parwati, Diniar
Putri Santosa, Elisabeth Dea Resitarani, Dyah
Rizky Pratiwi, dan Naomi Ratna Sari.
7) Guru memberikan tanggapan terhadap
presentasi siswa, tanggapan bisa berupa
pelurusan dari penjelasan siswa yang kurang
tepat dan tambahan materi dari apa yang
siswa belum jelaskan.
8) Guru menginformasikan bahwa presentasi
akan dilanjutkan pada pertemuan selanjutnya.
9) Guru menutup pelajaran.
Pertemuan Ketiga (Rabu, 23 Desember 2009)
1) Guru membuka kelas dengan memberi salam
dan siswa menjawab salam.
2) Guru menciptakan situasi pembelajaran yang
kondusif untuk membangkitkan minat siswa
dengan mengecek kehadiran dan kondisi
siswa. Semua siswa hadir dalam proses
pembelajaran.
3) Guru menyampaikan rencana kegiatan yang
akan dilakukan dalam pembelajaran.
4) Presentasi kelompok dari kelompok 4, 6, dan Demonstrasikan
7. Presentasi berjalan lancar, tidak jauh
berbeda dengan presentasi pada pertemuan
sebelumnya. Siswa cukup aktif mengikuti
proses diskusi, dengan waktu yang terbatas
maka jumlah siswa yang memiliki
kesempatan bertanya sebanyak tiga orang
yaitu Aulia Desy Parwati, Dyah Rizky
Pratiwi, dan Diona Ayu Melinda.
5) Guru memberikan tanggapan terhadap
presentasi siswa, tanggapan bisa berupa
pelurusan dari penjelasan siswa yang kurang
tepat dan tambahan materi dari apa yang
siswa belum jelaskan.
6) Guru memberikan permainan (games) berupa Demonstrasikan
permainan acak kata (word square) sebagai
evaluasi awal dan penyegaran (refresh) untuk
mengetahui pemahaman siswa terhadap
materi yang telah disampaikan. Pelaksanaan
permainan (games) ini pun dengan diiringi
musik klasik. Dalam pelaksanaan permainan (
games) ini siswa sangat antusias, hal ini
terlihat dari kekompakan mereka dalam
kerjasama kelompok untuk menyelesaikan
soal-soal yang ada.
7) Guru dan siswa secara bersama
menyimpulkan pelajaran pada bab ini.
8) Siswa sesuai dengan kelompoknya masing- Ulangi
masing diberi pekerjaan rumah untuk
merangkum materi Bab Uang dalam bentuk
peta pikiran berupa hasil ketikan (print out).
9) Guru meminta soft file peta pikiran (tugas 1
dan tugas 2) yang dibuat oleh semua
kelompok dikumpulkan dalam satu keping
CD.
10) Guru menginformasikan bahwa pada
pertemuan selanjutnya akan diadakan tes
formatif.
11) Guru menutup pelajaran
Pertemuan Keempat (Rabu, 30 Desember 2009)
1) Guru membuka kelas dengan memberi salam
dan siswa menjawab salam.
2) Menciptakan situasi pembelajaran yang
kondusif untuk membangkitkan minat siswa
dengan mengecek kehadiran dan kondisi
siswa. Semua siswa hadir dalam proses
pembelajaran.
3) Guru meminta siswa mengumpulkan tugas
yang telah diberikan.
4) Guru menyampaikan aturan pengerjaan soal
dalam tes formatif.
5) Guru bersama peneliti membagikan soal dan
meminta agar siswa mengerjakan secara
mandiri untuk menunjukkan apa yang telah
siswa pelajari selama proses pembelajaran
berlangsung.
6) Guru bersama peneliti mengawasi dengan
baik agar tes hasil belajar dapat
mencerminkan kemampuan mereka dan
memberikan kesempatan kepada siswa untuk
mengerjakan soal dengan tertib dan tenang.
Selama tes berlangsung, siswa mengerjakan
soal tersebut secara mandiri.
7) Guru bersama peneliti meminta lembar jawab
siswa.
8) Guru mengumumkan dan memberikan Rayakan
penghargaan kepada kelompok terbaik.
Penghargaan yang diberikan oleh guru berupa
ucapan selamat dan sertifikat kepada
kelompok yang berhasil menjadi kelompok
terbaik. Kelompok dengan predikat terbaik
diberikan kepada kelompok 7 dengan anggota
kelompoknya yang terdiri dari Annisa
Nurhafika, Diniar Putri Santosa, Miko Hadi
Wijaya, dan Setiya Wahyu Nugraha.
9) Guru meminta siswa mempersiapkan diri
untuk materi selanjutnya.
10) Guru menutup pelajaran
2. Siklus II
a.Perencanaan Tindakan
Kegiatan perencanaan tindakan Siklus II dilaksanakan pada hari
Rabu, 30 Desember 2009 di ruang guru SMA Negeri 1 Surakarta. Guru
bersama peneliti mendiskusikan rancangan tindakan yang akan dilakukan
dalam penelitian ini. Peneliti dan guru sepakat bahwa pelaksanaan tindakan
pada Siklus II akan dilaksanakan dalam 4 kali pertemuan, yakni pada tanggal
31 Desember 2009, 6, 7, dan 9 Januari 2010. Tahap perencanaan tindakan II
meliputi kegiatan sebagai berikut :
1) Menyiapkan perangkat pembelajaran
Peneliti dibantu guru menyiapkan silabus mata pelajaran ekonomi kelas
X, guru bersama peneliti menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) dan mendiskusikan skenario pembelajaran ekonomi menggunakan
model Quantum Learning dengan metode Peta Pikiran (Mind Mapping).
Skenario pembelajaran yang direncanakan sebagai berikut:
Pertemuan 1 (Kamis, 31 Desember 2009)
Alokasi waktu : 1 x 45 menit
a) Penyajian materi pengantar dengan menggunakan peta pikiran.
b) Pembentukan kelompok diskusi, dari 28 siswa dibagi kedalam 4
kelompok sehingga masing-masing kelompok beranggotakan 7 siswa.
c) Diskusi kelompok membahas materi dan membuat ringkasan materi
dalam bentuk peta pikiran.
d) Pemberitahuan bahwa pertemuan yang akan datang akan diadakan
presentasi dari masing-masing kelompok, siswa diminta
mempersiapkan diri.
Pertemuan 2 (Rabu, 6 Januari 2010)
Alokasi waktu : 1 x 45 menit
a) Presentasi materi oleh kelompok 1 dan kelompok 2.
b) Diskusi melalui sistematika tanya jawab pada kelompok yang
presentasi.
c) Tanggapan dari guru baik pelurusan maupun tambahan materi dari apa
yang sudah dijelaskan siswa.
Pertemuan 3 (Kamis, 7 Januari 2010)
Alokasi waktu : 1 x 45 menit
a) Presentasi materi oleh kelompok 3 dan kelompok 4.
b) Diskusi melalui sistematika tanya jawab pada kelompok yang
presentasi.
c) Tanggapan dari guru baik pelurusan maupun tambahan materi dari
apa yang sudah dijelaskan siswa.
d) Pelaksanaan Games Word Square.
e) Pemberitahuan bahwa pertemuan yang akan datang akan diadakan tes
hasil belajar, siswa diminta mempersiapkan diri.
Pertemuan 4 (Sabtu, 9 Januari 2010)
Alokasi waktu : 1 x 45 menit
a) Pelaksanaan tes hasil belajar.
b) Pengumuman kelompok terbaik.
c) Pemberian peghargaan kepada kelompok terbaik.
2) Menyiapkan instrumen penelitian
Peneliti menyusun instrumen penelitian, yaitu berupa pedoman
wawancara dan lembar observasi tentang penerapan model Quantum
Learning dengan metode Peta Pikiran (Mind Mapping).
3) Menyiapkan materi sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi
dasar.
Standar Kompetensi : Memahami konsep perbankan dan kebijakan
moneter
Kompetensi Dasar :
a) Menjelaskan pengertian bank
b) Menjelaskan jenis – jenis bank
c) Menjelaskan layanan bank dan manfaatnya
d) Menjelaskan kebijakan moneter
4) Menyiapkan media pembelajaran yang digunakan sesuai dengan skenario
pembelajaran.
5) Mendesain alat evaluasi berupa soal tes formatif untuk mengetahui
tingkat hasil belajar siswa setelah penerapan pembelajaran model
Quantum Learning dengan metode Peta Pikiran (Mind Mapping).
b. Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan siklus II dilaksanakan sebanyak 4 kali
pertemuan dan masing-masing pertemuan selama 45 menit. Pelaksanaan
tindakan siklus II dilaksanakan pada tanggal pada tanggal 31 Desember
2009, 6, 7, dan 9 Januari 2010 dengan materi bank dan kebijakan moneter.
Pertemuan pertama, guru mempresentasikan materi pengantar dengan
menggunakan peta pikiran kemudian menempatkan siswa kedalam kelompok
yang telah dibentuk untuk mendiskusikan materi pelajaran dan
merangkumnya dalam bentuk peta pikiran. Pertemuan kedua dilaksanakan
dengan mengadakan presentasi dan tanya jawab dari masing-masing
kelompok siswa. Pertemuan ketiga dilaksanakan dengan melanjutkan
presentasi dan tanya jawab yang belum terselesaikan pada pertemuan
sebelumnya dan dilanjutkan dengan pengerjaan soal pada games word
square secara berkelompok. Pertemuan keempat dilaksanakan dengan
memberikan tes hasil belajar untuk mengetahui keberhasilan pencapaian
belajar siswa.
B. Pembahasan
Penerapan model Quantum Learning dengan metode Peta Pikiran (Mind
Mapping) merupakan penelitian tindakan kelas yang bertujuan untuk
meningkatkan hasil belajar ekonomi siswa. Penelitian yang dilakukan dengan
menerapkan dua siklus pembelajaran dengan model yang sama pada tiap
siklusnya, yaitu model Quantum Learning dengan metode Peta Pikiran (Mind
Mapping). Setiap siklus yang diterapkan pada proses pembelajaran mampu
meningkatkan hasil belajar siswa. Peningkatan hasil belajar siswa dapat dilihat
pada grafik berikut:
100
90
80
70 Siklus II
60
50
40 Siklus I
30
20 Sebelum Penerapan
10 Tindakan
0
Sebelum Siklus I Siklus II
Penerapan
Tindakan
A. Simpulan
Model Quantum Learning dengan metode Peta Pikiran (Mind Mapping)
pada penelitian ini telah dilakukan dalam dua siklus. Tiap siklus dilaksanakan
dalam 4 kali pertemuan, dimana masing-masing pertemuan berlangsung selama
45 menit. Penerapan model Quantum Learning dengan metode Peta Pikiran (Mind
Mapping) telah dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini terbukti dari
pencapaian nilai rata-rata siswa dan jumlah siswa yang mencapai batas
ketuntasan. Pada siklus I nilai ulangan harian siswa berkisar antara 73 - 98 dengan
nilai rata-rata kelas sebesar 91 sehingga terjadi peningkatan nilai rata-rata kelas
dari sebelum diadakannya tindakan yaitu sebesar 27 (nilai sebelum siklus 64 dan
nilai siklus I 91). Jumlah siswa yang mencapai batas tuntas sebanyak 27 orang
dari 28 siswa. Pada siklus II nilai ulangan harian siswa berkisar antara 75 - 100
dengan nilai rata-rata kelas sebesar 94 sehingga terjadi peningkatan nilai rata-rata
kelas dari siklus I ke siklus II sebesar 3 (nilai siklus I 91 dan nilai siklus II 94).
Dibandingkan dengan sebelum diadakannya tindakan, nilai rata-rata siswa pada
siklus II mengalami peningkatan angka sebesar 30 (nilai sebelum penerapan 64
dan nilai siklus II 94). Jumlah siswa yang mencapai batas tuntas sebanyak 100 %.
Pada penerapan model Quantum Learning dengan metode Peta Pikiran
(Mind Mapping), siswa diajak untuk turut serta dalam semua proses pembelajaran,
tidak hanya mental tetapi juga melibatkan fisik. Dengan variasi pembelajaran
yang terdiri dari diskusi kelompok, presentasi, dan permainan (games) membuat
siswa merasakan suasana belajar yang lebih menyenangkan dan materi yang
disajikan dalam bentuk peta pikiran menjadi lebih mudah dipahami siswa
sehingga hasil belajar dapat dimaksimalkan.
B. Implikasi
Penelitian ini memberikan suatu gambaran yang jelas bahwa keberhasilan
suatu proses pembelajaran tergantung pada beberapa faktor yang saling berkaitan
satu sama lain. Faktor-faktor tersebut berasal dari pihak guru maupun siswa.
Faktor dari pihak guru antara lain kemampuan guru dalam mengembangkan dan
menjelaskan suatu materi, kemampuan guru dalam mengembangkan model dan
metode pembelajaran, kemampuan guru dalam mengelola kelas pada saat proses
pembelajaran berlangsung, serta kemampuan guru dalam meningkatkan minat dan
semangat siswa untuk mengikuti proses pembelajaran. Sedangkan faktor yang
berasal dari siswa antara lain minat dan antusias belajar siswa serta keaktifan
siswa dalam mengikuti proses pembelajaran.
Hasil penelitian dapat diketahui bahwa penerapan model Quantum
Learning dengan metode Peta Pikiran (Mind Mapping) dapat meningkatkan hasil
belajar siswa. Hal ini dapat digunakan sebagai pertimbangan bagi guru untuk
menerapkan model pembelajaran ini dalam kegiatan pembelajaran sehari-hari
yang disesuaikan pula dengan materi pembelajaran.
Pelaksanaan tindakan yang kemudian dilakukan refleksi terhadap proses
pembelajaran, dapat dideskripsikan terdapatnya peningkatan kualitas baik proses
maupun hasil dari pembelajaran ekonomi. Untuk meningkatkan hasil belajar
siswa, guru dapat menerapkan berbagai model dan metode pembelajaran yang
baru, inovatif dan menyenangkan yang dapat memacu siswa untuk ikut aktif
terlibat dalam proses pembelajaran.
C. Saran
Berkaitan dengan simpulan di atas, maka peneliti dapat mengajukan saran-
saran sebagai berikut:
1. Bagi Sekolah :
a. Kepala Sekolah lebih memberikan kesempatan kepada guru-guru mata
pelajaran untuk mengikuti workshop yang berhubungan dengan model dan
metode pembelajaran inovatif.
b. Sekolah mengadakan pertemuan MGMP pada tingkat sekolah yang
diadakan rutin untuk mendiskusikan permasalahan pendidikan dan
pembelajaran.
2. Bagi Guru:
a. Guru meningkatkan kemampuannya dalam mengembangkan dan
menyampaikan materi serta dalam mengelola kelas dengan menerapkan
pembelajaran inovatif, sehingga proses dan hasil pembelajaran dapat terus
meningkat seiring dengan peningkatan kemampuan yang dimilikinya.
b. Guru mengembangkan model dan metode pembelajaran yeng mendorong
siswa untuk aktif dan lebih mudah dalam memahami materi pembelajaran.
c. Guru yang belum menerapkan model Quantum Learning dengan metode
Peta Pikiran (Mind Mapping) dapat menerapkan model tersebut dalam
pembelajaran ekonomi dengan variasi pembelajaran yang menarik
sehingga dapat meningkatkan minat, perhatian dan motivasi siswa untuk
memahami materi yang disajikan yang pada akhirnya dapat meningkatkan
hasil belajar siswa.
d. Guru lebih optimal dalam memanfaatkan sarana dan prasarana yang sudah
disediakan oleh pihak sekolah sebagai alat bantu dalam pengembangan
media pembelajaran.
e. Kerjasama guru dan siswa selama proses pembelajaran harus diperhatikan
sehingga suasana pembelajaran menjadi lebih kodusif dan siswa dapat
lebih mudah memahami materi pembelajaran.
3. Bagi siswa :
a. Siswa meningkatkan kerja sama dalam arti yang positif, baik dengan guru
maupun dengan siswa yang lain dalam proses belajar mengajar.
b. Siswa meningkatkan ketrampilan berkomunikasi yang baik dimana hal ini
pada akhirnya akan sangat bermanfaat bagi siswa dalam menjalani
kehidupan di masa yang akan datang.
c. Siswa harus berperan aktif dalam proses pembelajaran.
d. Siswa membuka diri dan tidak menganggap pusat informasi adalah guru,
namun bisa berasal dari teman, buku, televisi maupun internet.
DAFTAR PUSTAKA
Bobbi DePorter, Mark Reardon, dan Sarah Singer Nourie. 2007. Quantum
Teaching Mempraktikkan Quantum Learning di Ruang-ruang Kelas.
Bandung: PT Mizan Pustaka.
Nana Sudjana. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Teti Rostikawati. 2009. Mind Mapping dalam Metode Quantum Learning: Mind
Mapping dalam Metode Quantum Learning Pengaruhnya Terhadap
Prestasi Belajar dan Kreatifitas Siswa. Jurnal. Tersedia pada
http://pkab.wordpress.com/2008/04/02/metode-quantum-learning/.
Diunduh tanggal 11 Oktober 2009.
Waridjan. 1991. Tes Hasil Belajar Gaya Objektif. Semarang: IKIP Semarang
Press.