Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PENDAHULUAN

1.1 Masalah Utama


Perubahan Proses Pikir: Waham
1.2 Proses Terjadinya Masalah
1. Pengertian
Waham adalah suatu keadaan di mana seseorang individu mengalami
sesuatu kekacawan dalam pengoprasian dan aktivitas-aktivitas kognitif
(Damaiyanti, 2014)
Waham adalah keyakinan klien yang tidak sesuai dengan kenyataan
yang tetap di pertahankan dan tidak dapat berubah secara logis oleh orang
lain. Keyakinan ini berasal dari pemikiran klien yang sudah kehilangan
kontrol (Dermawan, 2013)
Waham adalah keyakinan tentang suatu isi pikiran yang tidak sesuai
dengan kenyataan atau tidak sesuai dengan intelegensi dan latar belakang
kebudayaan (Prabowo, 2014).

2. Rentang Respon
Rentang respon gangguan adaptif dan maladaptif dapat dijelaskan sebagai
berikut :

Respon adaptif Respon maladaptif

Pikiran Logis Distorsi Pikiran Gangguan Isi Pikir Waham


 Persepsi akurat.  Kadang-kadang isi pikir  Ketidakmampuan untuk
 Emosi konsisten dengan terganggu ilusi. mengalami emosi.
pengalaman.  Reaksi emosional  Ketidakmampuan isolasi
 Prilaku sesuai dengan berlebihan atau kurang. social.
hubungan social.  Perilaku ganjil atau tidak
lazim.

1
3. Etiologi
1. Faktor Predisposisi
a. Genetis : diturunkan, adanya abnormalitas perkembangan sistem
saraf yang berhubungan dengan respon biologis yang maladaptif.
b. Neurobiologis : adanya gangguan pada korteks pre frontal dan
korteks limbic
c. Neurotransmitter : abnormalitas pada dopamine, serotonin dan
glutamat.
d. Psikologis : ibu pencemas, terlalu melindungi, ayah tidak peduli.
2. Faktor Presipitasi
a. Proses pengolahan informasi yang berlebihan
b. Mekanisme penghantaran listrik yang abnormal.
c. Adanya gejala pemicu

4. Tanda dan Gejala


a. Data Subyektif
1) Klien mengatakan sebagai orang hebat.
2) Klien mengatakan memiliki kekuatan luar biasa
3) Klien merasa sudah mati
4) Klien merasa sakit atau rusak organ tubuh
5) Klien merasa diancam atau diguna-guna
6) Klien merasa curiga
7) Klien merasa orang lain menjauh
8) Klien merasa tidak ada yang mau mengerti

b. Data Obyektif
1) Marah-marah tanpa sebab
2) Banyak kata (logorrhoe)
3) Menyendiri
4) Sirkumtasial
5) Menyendiri
6) Mudah tersinggung

2
7) Sangat waspada
8) Tidak tepat menilai lingkungan/realitas
9) Merusak

5. Akibat Terjadinya Waham

Akibat dari waham pasien dapat mengalami kerusakan komunikasi


verbal yang di tandai dengan pikiran realistik, flight of ideas, kehilangan
asosiasi, pengulangan kata-kata yang di dengar dan kontak mata yang
kurang. Akibat yang lain yang di timbulkannya adalah beresiko
mencederai diri, orang lain dan lingkungan (Prabowo, 2014)

1.3 Pohon Masalah

Kerusakan Resiko tinggi mencederai


komunikasi verbal diri, orang lain dan
lingkungan

Perubahan isi Faktor pencetus:


pikir: waham
1. Proses pengolahan
informasi yang
berlebihan
2. Mekanisme
penghantaran listrik
Harga diri yang abnormal
rendah 3. Adanya gejala pemicu

Faktor penyebab:

1. Genetis
2. Neurobiologis
3. Neurotransmeter
4. Virus
5. psikologis

3
1.4 Masalah keperawatan dan data yang perlu dikaji
1. Masalah keperawatan :
a. Resiko tinggi mencederai diri, orang lain dan lingkungan
b. Kerusakan komunikasi : verbal
c. Perubahan isi pikir : waham
d. Gangguan konsep diri : harga diri rendah.
2. Data yang perlu dikaji :
a. Resiko tinggi mencederai diri, orang lain dan lingkungan
1). Data subjektif
Klien memberi kata-kata ancaman, mengatakan benci dan kesal
pada seseorang, klien suka membentak dan menyerang orang yang
mengusiknya jika sedang kesal, atau marah, melukai / merusak
barang-barang dan tidak mampu mengendalikan diri
2). Data objektif
Mata merah, wajah agak merah, nada suara tinggi dank eras, bicara
menguasai, ekspresi marah, pandangan tajam, merusak dan
melempar barang-barang.
b. Kerusakan komunikasi : verbal
1). Data subjektif
Klien mengungkapkan sesuatu yang tidak realistik
2). Data objektif
Flight of ideas, kehilangan asosiasi, pengulangan kata-kata yang
didengar dan kontak mata kurang
c. Perubahan isi pikir : waham ( ………….)
1). Data subjektif :
Klien mengungkapkan sesuatu yang diyakininya ( tentang agama,
kebesaran, kecurigaan, keadaan dirinya) berulang kali secara
berlebihan tetapi tidak sesuai kenyataan.
2). Data objektif :
Klien tampak tidak mempunyai orang lain, curiga, bermusuhan,
merusak (diri, orang lain, lingkungan), takut, kadang panik, sangat

4
waspada, tidak tepat menilai lingkungan / realitas, ekspresi wajah
klien tegang, mudah tersinggung.
d. Gangguan konsep diri: harga diri rendah
1). Data subjektif
Klien mengatakan saya tidak mampu, tidak bisa, tidak tahu apa-
apa, bodoh, mengkritik diri sendiri, mengungkapkan perasaan malu
terhadap diri sendiri
2). Data objektif
Klien terlihat lebih suka sendiri, bingung bila disuruh memilih
alternative tindakan, ingin mencedaerai diri/ ingin mengakhiri
hidup

1.5 Diagnosa keperawatan

1. Perubahan isi pikir : waham


2. Gagguan konsep diri : harga diri rendah

1.6 Rencana Keperawatan


1. Diagnosa I: Perubahan isi pikir : waham
Tujuan umum : Klien tidak terjadi kerusakan komunikasi verbal
Tujuan khusus :
a. Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat
Tindakan :
1) Bina hubungan. saling percaya: salam terapeutik, perkenalkan diri,
jelaskan tujuan interaksi, ciptakan lingkungan yang tenang, buat
kontrak yang jelas topik, waktu, tempat).
2) Jangan membantah dan mendukung waham klien: katakan perawat
menerima keyakinan klien "saya menerima keyakinan anda"
disertai ekspresi menerima, katakan perawat tidak mendukung
disertai ekspresi ragu dan empati, tidak membicarakan isi waham
klien.
3) Yakinkan klien berada dalam keadaan aman dan terlindungi:
katakan perawat akan menemani klien dan klien berada di tempat

5
yang aman, gunakan keterbukaan dan kejujuran jangan tinggalkan
klien sendirian.
4) Observasi apakah wahamnya mengganggu aktivitas harian dan
perawatan diri
b. Klien dapat mengidentifikasi kemampuan yang dimiliki
Tindakan :
1) Beri pujian pada penampilan dan kemampuan klien yang realistis.
2) Diskusikan bersama klien kemampuan yang dimiliki pada waktu
lalu dan saat ini yang realistis.
3) Tanyakan apa yang biasa dilakukan kemudian anjurkan untuk
melakukannya saat ini (kaitkan dengan aktivitas sehari - hari dan
perawatan diri).
4) Jika klien selalu bicara tentang wahamnya, dengarkan sampai
kebutuhan waham tidak ada. Perlihatkan kepada klien bahwa klien
sangat penting.
c. Klien dapat mengidentifikasikan kebutuhan yang tidak terpenuhi
Tindakan :
1) Observasi kebutuhan klien sehari-hari.
2) Diskusikan kebutuhan klien yang tidak terpenuhi baik selama di
rumah maupun di rumah sakit (rasa sakit, cemas, marah).
3) Hubungkan kebutuhan yang tidak terpenuhi dan timbulnya waham.
4) Tingkatkan aktivitas yang dapat memenuhi kebutuhan klien dan
memerlukan waktu dan tenaga (buat jadwal jika mungkin).
5) Atur situasi agar klien tidak mempunyai waktu untuk
menggunakan wahamnya.
d. Klien dapat berhubungan dengan realitas
Tindakan :
1) Berbicara dengan klien dalam konteks realitas (diri, orang lain,
tempat dan waktu).
2) Sertakan klien dalam terapi aktivitas kelompok : orientasi realitas.
3) Berikan pujian pada tiap kegiatan positif yang dilakukan klien
e. Klien dapat menggunakan obat dengan benar

6
Tindakan :
1) Diskusikan dengan kiten tentang nama obat, dosis, frekuensi, efek
dan efek samping minum obat.
2) Bantu klien menggunakan obat dengan priinsip 5 benar (nama
pasien, obat, dosis, cara dan waktu).
3) Anjurkan klien membicarakan efek dan efek samping obat yang
dirasakan.
4) Beri reinforcement bila klien minum obat yang benar.
f. Klien dapat dukungan dari keluarga
Tindakan :
1) Diskusikan dengan keluarga melalui pertemuan keluarga tentang:
gejala waham, cara merawat klien, lingkungan keluarga dan
follow up obat.
2) Beri reinforcement atas keterlibatan keluarga
2. Diagnosa II: gangguan konsep diri : harga diri rendah
Tujuan umum : Kien dapat mengendalikan waham.
Tujuan khusus
a. Klien dapat membina hubungan saling percaya.
1) Bina hubungan saling percaya dengan menerapkan prinsip
komunikasi terapeutik:
a) Sapa klien dengan ramah secara verbal dan nonverbal
b) Perkenalkan diri dengan sopan
c) Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang
disukai klien
d) Jelaskan tujuan pertemuan
e) Jujur dan menepati janji
f) Tunjukkan sikap empati dan menerima klien apa adanya
g) Beri perhatian kepada klien dan perhatikan kebutuhan dasar
klien
b. Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang
dimiliki.
1) Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien.

7
2) Hindarkan memberi penilaian negatif setiap bertemu klien.
3) Utamakan memberi pujian yang realistik.
c. Klien dapat menilai kemampuan yang digunakan.
1) Diskusikan kemampuan yang masih dapat dilakukan.
2) Diskusikan kemampuan yang dapat dilanjutkan penggunaannya.
d. Klien dapat merencanakan kegiatan sesuai dengan kemampuan yang
dimiliki.
1) Rencanakan bersama klien aktivitas yang dapat dilakukan setiap
hari.
2) Tingkatkan kegiatan sesuai dengan toleransi kondisi klien.
3) Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang dapat klien lakukan.
e. Klien dapat melakukan kegiatan sesuai kemampuannya.
1) Beri kesempatan pada klien untuk mencoba kegiatan yang telah
direncanakan.
2) Diskusikan pelaksanaan kegiatan dirumah
f. Klien dapat memanfaatkan sistem pendukung yang ada.
1) Beri pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara merawat
klien dengan harag diri rendah.
2) Bantu keluarga memberiakn dukungan selama klien dirawat.
3) Bantu keluarga menyiapkan lingkungan rumah.

8
DAFTAR PUSTAKA

Keliat, Budi Anna dkk.2011. Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta:


FIK, Universitas Indonesia
Yusuf, Ah, dkk. 2015. Buku Ajar Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta :
Salemba Medika.
http://io-note.blogspot.co.id/2016/12/laporan-pendahuluan-lp-keperawatan-
jiwa-waham.html

http://askep33.com/2015/12/14/laporan-pendahuluan-waham/

Anda mungkin juga menyukai