Anda di halaman 1dari 7

1) Jelaskan mengenai stabilitasi politik dan keamanan sebagai dasar

pembagunan dalam kaitannya dengan Penerapan politik bebas aktif,


konfrontasi dengan Malaysia, kembali menjadi anggota PBB dan
memprakasai pembentukan ASEAN!

untuk menjaga stabilitas politik dan keamanan pemerintah melaksanakan


penerapan politik bebas aktif.
Sebagai Pemerintahan baru yang berupaya memperbaiki kesalahan
pemerintahan sebelumnya, Orde Baru berusaha mengembalikan kebijakan
politik luar negeri Indonesia sesuai UUD 1945, yaitu politik luar negeri bebas
dan aktif(Politik luar negri bebas aktif adalah politik yang tidak memihak
pada kekuatan-kekuatan negara lain yang tidak sejalan dengan nilai
pancasiladan tetap terus aktif dalam menjalankan kebijaksanaan luar negeri)

Upaya pemerintah Orde Baru untuk mengembalikan politik luar negeri


Indonesia yang bebas aktif sebagai berikut.

Penerapan Politik Bebas Aktif pada Orde Baru

1. Mengakhiri Konfontrasi dengan Malaysia


Hubungan Indonesia-Malaysia yang sempat memanas berusaha diperbaki
ketika Menteri Luar Negeri Indonesia, Adam Malik, mengadakan pertemuan
dengan Menteri Luar Negeri Malaysia, Tun Abdul Razak di Bangkok pada
tanggal 29 Mei-1 Juni 1966. Perundingan telah menghasilkan persetujuan
yang dikenal sebagai Persetujuan Bangkok. Adapun persetujuan Bangkok
mengandung tiga hal pokok, yaitu sebagai berikut.

1. Rakyat Sabah dan Serawak akan diberi kesempatan menegaskan lagi


keputusan yang telah diambil mengenai kedudukan mereka dalam
Federasi Malaysia.

2. Kedua pemerintah menyetujui memulihkan hubungan diplomatik.

3. Kedua pemerintah menghentikan segala bentuk permusuhan.


Setelah hubungan Indonesia-Malaysia membaik Indonesia kembali
melakukan kerja sama.

Dalam dunia pendidikan, Indonesia mengirim guru-guru untuk membantu


Malaysia mengambengkan pendidikannya dan melakukan pertukaran pelajar.
2. Kembali Menjadi Anggota PBB
Indonesia sempat keluar dari keanggotaan PBB pada tanggal 7 Januari 1965
saat Malaysia diterima sebagai anggota PBB. Indonesia kembali menjadi
anggota PBB pada tanggal 28 September 1966 dan tercatat sebagi anggota
tidak tetap ke-60 Dewan Keamanan PBB. Keaktifan Indonesia dalam PBB
ditunjukkan ketika Menteri Luar Negeri Indonesia, Adam Malik, terpilih
sebagai ketua Majelis Sidang Umum PBB pada sidang tahun 1974. Selain itu,
Indonesia ikut membantu PBB dalam menjaga perdamaian dunia melalui
peran aktifnya mengirimkan pasukan Garuda untuk bergabung dengan misi
perdamaian PBB.

3. Berperan dalam Pembentukan ASEAN


Indonesia menjadi salah satu pemrakarsa berdirinya ASEAN atau
Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara pada tanggal 8 Agustus 1967.
ASEAN adalah organisasi regional yang dibentuk atas prakarsa lima menteri
luar negeri negara-negara di kawasan Asia Tenggara. Kelima menteri tersebut
menandatangani naskah pembentukan ASEAN pada 8 Agustus 1967 di
Bangkok, Thailand. Hasil pembentukan ASEAN ini disebut Deklarasi
Bangkok.

2) Jelaskan mengenai peraturan 3 Oktober 1966, peraturan 10 Febuari


1967 dan peraturan 28 Juli 1967, UU No 1 tahun 1967, perundingan
Paris Club!

- Peraturan 3 Oktober 1966, kebijakan ini antara lain :


 Menerapkan anggaran belanja berimbang (balanced budget). Fungsinya adalah
untuk mengurangi salah satu penyebab terjadinya inflasi
 Menerapkan kebijakan untuk mengekang proses ekspansi kredit bagi usaha-
usaha sector produktif, seperti sector pangan, ekspor, prasarana dan industry
 Menerapkan kebijakan penundaan pembayaran utang luar negeri (re-
scheduling), serta berusaha untuk mendapatkan pembiayaan atau kredit luar
negeri baru
 Menerapkan kebijakan penanaman modal asing untuk membuka kesempatan
bagi investor luar negeri untuk turut serta dalam pasar dan perekonomian
Indonesia

- Peraturan 10 Februari 1967: tentang persoalan harga dan tariff


- Peraturan 28 juli 1967: Kebijakan ini dikeluarkan untuk memberikan
stimulasi kepada para pengusaha agar mau menyerahkan sebagian dari
hasil usahanya untuk sektor pajak dan ekspor Indonesia
- UU no.1 tahun 1967 tentang penanaman modal asing
- Perundingan paris club:
1. Utang luar negeri Indonesia yang harus dibayar tahun 1968,
ditangguhkan kurun waktu 1972 - 1978
2. utang utang yang jatuh tempo pada 1969 & 1970 juga mendapat
pertimbangan untuk ditunda dengan syarat syarat yang lunak dalam
pelaksanaannya

3) Jelaskan mengenai kebijakan dalam kaitannya dengan Dwi Dharma, Catur


Karya, partai politik di Indonesia (fusi partai politik), Dwifungsi ABRI,
NKK/BKK, P4!
- Dwi Dharma
Kabinet pertama pada masa peralihan kekuasaan adalah Kabinet Ampe
ra dengan tugasnya Dwi Dharma Kabinat Ampera yaitu menciptakan
stabilitas politik dan ekonomi sebagai persyaratan untuk melaksanakan
pembangunan nasional.

- Catur Karya (Program kabinet ampera)


 Memperbaiki kehidupan rakyat terutama di bidang sandang dan
pangan
 Melaksanakan pemilihan umum dalam batas waktu yang diteta
pkan, yaitu tanggal 5 Juli 1968
 Melaksanakan politik luar negeri yang bebas aktif untuk kepent
ingan nasional
 Melanjutkan perjuangan anti imperialisme dan kolonialisme dal
am segala bentuk dan manifestasinya

- Fusi Partai Politik


Fusi partai pada tahun 1973 merupakan salah satu kebijakan politik
pada masa orde baru di bawa pimpinan Presiden Soeharto. Fusi partai
merupakan kebijakan politik untuk menyederhanakan partai politik di
Indonesia dengan cara menggabungkan beberapa partai politik menjadi
tiga kekuatan sosial politik atas dasar adanya kesamaan tujuan dan
program. Berikut ini merupakan tiga kekuatan sosial politik hasil dari
kebijakan fusi partai tahun 1973:

1. PPP (Partai Persatuan Pembangunan) merupakan penggabungan partai-partai


politik Islam, yang terdiri dari NU, Parmusi, PERTI dan PSII.
2. PDI (Partai Demokrasi Perjuangan) merupakan pernggabungan partai-partai
selain 4 partai politik Islam, yang terdiri dari PNI, Partai Murba, Partai
Katolik, Parkindo dan IPKI.
3. Partai Golkar (Golongan Karya), dimana partai ini merupakan satu-satunya
partai yang tidak melebur atau menggabungkan diri.

Pelaksanaan fusi partai pada tahun 1973 ini menimbulkan beberapa masalah
baru, yaitu adanya konflik internal maupun eksternal pada setiap partai dan
partai politik yang tidak dapat menjalankan fungsi secara semestinya.

- Dwifungsi ABRI
Dwifungsi ABRI merupakan konsep pemikiran dari Jenderal AH.Nasution
pada pemerintahan Presiden Ir.Soekarno, yang didalamnya dimaksudkan agar
anggota ABRI diberi jabatan strategis dalam pemerintahan, dan ikut serta
dalam kehidupan pemerintahan(masuk dalam dunia politik) .Dalam
perkembangannya nanti, konsep dwifungsi ABRI memicu terjadinya
pemberontakan oleh gerakan Partai Komunis Indonesia.
*basically:pemerintah Orde Baru memberikan peran ganda kepada ABRI
yaitu peran Hankam dan sosial:
 menjaga keamanan dan ketertiban negara
 memegang kekuasaan dan mengatur negara
 Dampaknya: Anggota ABRI diizinkan memegang jabatan publik baik Bupati,
Gubernur
 Menjadi anggota MPR-DPR-DPRD tanpa ikut PEMILU

- NKK/BKK
Normalisasi Kehidupan Kampus/ Badan Koordinasi Kema-hasiswaan, sebuah
pe-nataan organisasi kema-hasiswaan, dengan cara menghapus organisasi
kemahasiswaan yang lama berupa Dewan Mahasiswa dan diganti dengan
format yang baru. NKK/BKK ini bertujuan untuk membatasi kegiatan politik
mahasiswa, bahkan mahasiswa dilarang untuk berpolitik di kampus.
Mahasiswa berpandangan bahwa kebijakan ini untuk membungkam kebebasan
kampus. Diterapkan pada masa pemerintahan orde baru yakni pada saat
Menteri Pendidikan Daoed Joesoef dan dilanjutkan pada masa ke-pemimpinan
Nugroho Notosusanto

- P4
Pada tanggal 12 April 1976, Presiden Suharto mengemukakan gagasan
mengenai pedoman untuk menghayati dan mengamalkan Pancasila yaitu
gagasan Ekaprasetia Pancakarsa. Gagasan tersebut selanjutnya ditetapkan
sebagai Ketetapan MPR dalam sidang umum tahun 1978 mengenai “Pedoman
Penghayatan dan Pengamalan Pancasila” atau biasa dikenal sebagai P4.
Tahun 1978 diselenggarakan penataran P4.Tujuan dari penataran P4
adalah membentuk pemahaman yang sama mengenai demokrasi Pancasila
sehingga dengan pemahaman yang sama diharapkan persatuan dan kesatuan
nasional akan terbentuk dan terpelihara. Melalui penegasan tersebut maka
opini rakyat akan mengarah pada dukungan yang kuat terhadap pemerintah
Orde Baru.

4) Jelaskan mengenai Program KB, panca usaha tani, trilogy


pembangunan, Ekstensifikasi dan Intensifikasi Pertanian!
- Program KB (keluarga berencana)
Program Pada masa Orde Baru dilaksanakan program untuk pengendalian
pertumbuhan penduduk yang dikenal dengan Keluarga Berencana (KB). Pada
tahun 1967 pertumbuhan penduduk Indonesia mencapai 2,6% dan pada tahun
1996 telah menurun drastis menjadi 1,6%.
Pengendalian penduduk dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas rakyat
Indonesia dan peningkatan kesejahteraannya. Keberhasilan ini dicapai melalui
program KB yang dilaksanakan oleh Badan Koordinasi Keluarga Berencana
Nasional (BKKBN).
Berbagai kampanye mengenai perlunya KB dilakukan oleh pemerintah, baik
melalui media massa cetak maupun elektronik. Pada akhir tahun 1970-an
sampai akhir tahun 1980-an di Televisi Republik Indonesia (TVRI) sering diisi
oleh acara-acara mengenai pentingnya KB. Baik itu melalui berita atau acara
hiburan seperti drama dan wayang orang “Ria Jenaka”.
Hal itu menandakan bahwa Orde Baru sangat serius dalam melaksanakan
program KB. Slogan yang muncul dalam kampanye- kampanye KB adalah
“dua anak cukup, laki perempuan sama saja”.
Program KB di Indonesia, diawali dengan ditandatanganinya Deklarasi
Kependudukan PBB pada tahun 1967 sehingga secara resmi Indonesia
mengakui hak-hak untuk menentukan jumlah dan jarak kelahiran sebagai hak
dasar manusia dan juga pentingnya pembatasan jumlah penduduk sebagai
unsur perencanaan ekonomi dan sosial.

- Panca usaha tani


Pada masa orde baru dilaksanakan revolusi hijau yaitu untuk meningkatkan
hasil panen. Salah satu langkah yang diambil adalah panca usaha tani, yaitu 5
usaha petani agar mendapatkan hasil yang maksimal dan berkualitas
yakni pemilihan bibit unggul, pengaturan irigasi, pemupukan, teknik
pengolahan tanah, dan pemberantasan hama. Seiring dengan perkembangan,
Panca Usaha Tani kemudian berubah menjadi Sapta Usaha Tani:dengan
penambahan 6. Pasca Panen dan 7. Pemasaran.pengairan yang teratur
menyemprot hama
- Trilogi pembangunan
Trilogi Pembangunan merupakan wacana pembangunan nasional yang
dicanangkan oleh pemerintahan orde baru di Indonesia sebagai landasan
penentuan kebijakan politik, ekonomi, dan sosial dalam melaksanakan
pembangunan negara.
Trilogi pembangunan terdiri dari tiga :
 Stabilitas Nasional yang dinamis
 Pertumbuhan Ekonomi Tinggi, dan
 Pemerataan Pembangunan dan hasil-hasilnya menuju
terciptanya keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia

- Ekstensifikasi dan Intensifikasi Pertanian


Pada masa Orde Baru, tepatnya sejak dilaksanakannya Pelita I di tahun 1969,
Revolusi Hijau diterapkan dan fokus pada peningkatan hasil pertanian (beras).
Pelaksanaannya ada 4 program yakni intensifikasi pertanian, ekstensifikasi
pertanian, diversifikasi pertanian, dan rehabilitasi.
Pertama, Intensifikasi pertanian adalah salah satu usaha untuk meningkatkan
hasil pertanian dengan cara mengoptimalkan lahan perhatian yang sudah
ada.Dalam melakukan intensifikasi pertanian, terdapat cara-cara yang penting
yang perlu saudara ketahui dalam melakukannya. Cara ini disebut dengan
Panca Usaha Tani.
Kedua, Ekstensifikasi Pertanian Adalah usaha meningkatkan hasil pertanian
dengan cara memperluas lahan pertanian baru,misalnya membuka hutan dan
semak belukar, daerah sekitar rawa-rawa, dan daerah pertanian yang belum
dimanfatkan. Selain itu, ekstensifikasi juga dilakukan dengan membuka
persawahan pasang surut.

Anda mungkin juga menyukai