Anda di halaman 1dari 90

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM

SILVIKA

Disusun oleh:

Nama : Artalina Sianturi


NPM : E1B017060
Kelompok : I (Satu)
Dosen : 1. Yansen, Ph. D
2. Guswarni Anwar, Ph. D
Co-ass : 1. Dara Mustika
2. Daniel Sianturi

JURUSAN KEHUTANAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2018

ARTALINA SIANTURI E1B017060


1|
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan karunia-
Nya saya bisa menyelesaikan laporan akhir Silvika ini dengan baik. Saya tidak lupa
mengucapkan terimakasih kepada Bapak/Ibu dosen beserta co-ass yang telah membantu saya
dalam memberikan wawasan maupun berupa materi kuliah sebelum dan sesudah kuliah
lapangan dilaksanakan.
Dan harapan saya semoga laporan ini menambah wawasan kepada saya terlebih kepada
pembaca dan dapat memperbaiki isi laporan ini baik pembahasan maupun hasil lebih baik
lagi.
Terlepas dari semua itu, saya menyadari masih banyak keterbatasan maupun
kekurangan dari laporan ini, baik dari susunan maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka saya membuka saran maupun kritik dari pembaca untuk memperbaiki
isi laporan ini lebih baik lagi.

Bengkulu, Desember 2018

Artalina Sianturi

ARTALINA SIANTURI E1B017060


2|
DAFTAR ISI

Halaman Judul ...........................................................................................................................1


Kata Pengantar ......................................................................................................................... 2
Daftar Isi ...................................................................................................................................3
Bab I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang dan Tinjaun Pustaka ...................................................................4-6
1.2 Tujuan Praktikum .................................................................................................6-7
Bab II Metodologi
2.1 Waktu dan Tempat.................................................................................................8
2.2 Alat dan Bahan......................................................................................................8
2.3 Cara Kerja...........................................................................................................8-11
Bab III Hasil dan Pembahasan
3.1 Hasil .................................................................................................................12-32
3.2 Pembahasan ......................................................................................................32-34
Bab IV Penutup
4.1 Kesimpulan ......................................................................................................35-36
4.2 Saran .....................................................................................................................36
Daftar Pustaka ........................................................................................................................37
Lampiran ............................................................................................................................38-90

ARTALINA SIANTURI E1B017060


3|
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Hutan merupakan yang sangat unik dalam dunia ini. Sebagai sebuah ekosistem, hutan
selalu berusaha mencapai kondisi keseimbangan. Dalam proses pencarian keseimbangan
(homeostasis) tersebut, hutan tumbuh secara dinamis mengikuti setiap perubahan yang
terjadi. Semua faktor pendukung hutan saling berinteraksi guna mencapai sebuah
keseimbangan.
Interaksi tersebut bisa dalam berbagai bentuk kegiatan seperti proses rantai makanan,
simbiosis, bahkan saling meniadakan atau kompetisi secara ekstrim. Bahkan sering kali
menurut pandangan antroposentris, kegiatan yang terjadi di dalam hutan cenderung kejam,
tidak pandang bulu, bahkan mengerikan. Sebagai contoh, misalnya bila terjadi rumpang
akibat sebuah pohon besar tumbang, maka terjadi persaingan antar tumbuhan anakan untuk
sesegera mungkin mencapai kondisi ukuran ideal untuk tumbuh. Kompetisi yang terjadi
cenderung saling mengerdilkan individu lain atau bahkan mematikan. Tetapi kondisi
demikian alah hal yang wajar terjadi dalam perebutan sumber daya yang ada di wilayah
tersebut. Siapa pun yang mampu tumbuh lebih cepat, maka akan menang dan terus hidup.
Sedangkan yang tidak mampu tumbuh dengan cepat dan baik maka akan mati. Untuk
mengatasi kejamnya interaksi antar makhluk hidup yang ada di hutan, maka setiap jenis
mahluk hidup berusaha mengisi relung yang paling baik buat dirinya melalui proses evolusi
(seleksi dan adaptasi) yang panjang. Sehingga, setiap jenis mempunyai strategi yang berbeda
untuk mempertahankan populasinya disebuah hutan (Soekotji, W. 1976).
Pepohonan yang membentuk tajuk hutan akan menentukan iklim di dekat permukaan
tanah dan juga di bawah tajuk yang kemudian disebut dengan iklim mikro. Hal ini disebakan
adanya pepohonan dalm hutan yang berfungsi sebagai penyaring sinar matahari dan angin
untuk membentuk kehidupan di hutan. Pada hutan yang tajuknya rapat, hanya tunas-tunas
pepohonan beserta tumbuh-tumbuhan merambat tertentu yang tahan terhadap keteduhan, dan
rumput-rumput sajalah yang mampu hidup di lantai hutan. Bentuk tumbuh-tumbuhan di lantai
hutan membawa pengaruh yang unik terhadap iklim mikro. Tumbuh-tumbuhan yang tajuknya
rapat akan saling menaungi dan mempengaruhi iklim mikro daerah yang ditumbuhinya,
karena tumbuhan ini mampu mengurangi radiasi sinar matahari yang mencapai tanah.
Akibatnya temperatur yang ada di bawah pohon beberapa derajat di bawah temperatur yang
ada di bawah pohon beberapa derajat di bawah temperatur di luar naungan pohon. Di

ARTALINA SIANTURI E1B017060


4|
samping itu juga tumbuhan tersebut mengurangi kecepatan angin yang terhembus. Tetapi jika
ada tajuk yang terbuka karena tumbannya satu pohon maka akan terjadi perubahan yang
drastis karena sinar matahari dapat masuk dan mengubah iklim mikro di dalam hutan.
Dalam hutan tropis pohon-pohon akan membentuk beberapa stratum yang tersusun satu
di atas yang lain dari beberapa tajuk pohon. Namun di hutan sering kali ditemui terdapat satu
stratum. Sementara yang dipelajari tiga stratum bahkan lebih dan bercirikan dengan adanya
susunan dari pohon-pohon yang diatur dalam tiga tingkatan yang jelas. Hutan sering
dianggap menjadi lapisan atau strata berbeda dan strata (lapisan, atau tingkat) sering mudah
dilihat dalam hutan atau pada suatu diagram propil tetapi kadang tidak dapat. Pemakaian
umum istilah stratifikasi untuk mengacu pada lapisan total tingginya pohon, yang kadang-
kadang diambil seperti lapisan tajuk pohon. Pandangan yang klasik lapisan pohon yang selalu
hijua dataran rendah tropis hutan hujan adalah bahwa ada lima srata yaitu strata A sampai
dengan E (Djajapertundja, 2002).
Tumbuhan bawah berfungsi sebagai penutup tanah yang menjaga kelembaban sehingga
proses dekomposisi dapat berlangsung lebih cepat. Dengan adanya proses dekomposisi ini
akan membantu proses penyediaan unsur hara untuk tanaman pokok. Siklus hara dapat
berlangsung sempurna jika guguran daun yang jatuh ke tanah sebagai seresah akan
dikembalikan lagi ke pohon dalam bentuk unsur hara yang sudah diuraikan oleh bakteri.
Tumbuhan yang berakar bawah tidak akan bersaingan dengan tumbuhan pokok karena
tumbuahan pokok memiliki perakaran yang khusus artinya tumbuhan pokok memiliki akar
yang lebih dalam dan unsur hara yang diperlukan pun berbeda-beda (Hadiawani, 1995).
Tanah sangat mempengaruhi tumbuh-tumbuhan di ekosistem daratan. Terdapat
komponen utama penyususn tanah, yaitu udara (25%), air (25%), mineral (45%), bahan
organik (5%). Bahan mineral diperoleh terutama oleh batuan induk, sedangkan bahan organik
dari organisme yang masih hidup maupun yang sudah mati. Tanah mmenyediakan unsur hara
yang dibutuhkan tumbuhan. Unsur hara esensial makro meliputi karbon, hydrogen, oksigen,
nitrogen, fosfor, sulfur, kalium, kalium, kalsium dan magnesium, sedangkan unsur hara
mikro meliputi klorine, besi, mangan, boron, zink, tembaga, molybdenum, dan kobalt
(Wiryono, 2009). Tipe tanah sangat mempengaruhi hubungan pH dengan ketersediaan
nutrisi.
Tanaman kadang terjadi penyakit yang disebabkan oleh hama dan jamur. Tumbuhan
yang berada pada tanah kering biasanya akan menyerang bagian batang dan daun. Daun
merupakan bagian dari organ tumbuhan yang sangat penting sebagai tempat untuk

ARTALINA SIANTURI E1B017060


5|
berfotosintesis dan respirasi. Dengan peran tersebut daun akan berpotensi diserang oleh
berbagai penyakit. Hama yang menyerang daun memiliki bentuk infeksi yang bervariasi.
Serangga menjadi sangat penting keberadanya di hutan karena serangga merupakan
salah satu yang menungkatkan laju daur nutrien sistem hutan. Jika pada suatu ekosistem
hutan terjadi ledakan jumlah serangga herbivora maka secara signifikan akan meningkatkan
kadar nitrogen pada ekosistem. Namun terkadang serangga herbivor ini gagal menyerang
terhadap tumbuhan yang menjadi target sasaran karena tumbuhan dilindungi oleh metabolit
sekunder. Pada metabolit sekunder ini terdapat tannin., tannin merupakan salah satu bentuk
pertahanan metabolit sekunder. Serangga secara nyata mempengaruhi panjang usia daun,
waktu gugur daun, dan kualitas seresah daun terutama pada bibit tumbuhan yang masih
muda. Cara mudah untuk membandingkan area kerusakan daun adalah motode langsung
dalam satu kali pengamatan (Irwan, 2003).

1.2 Tujuan Praktikum


Acara I
Praktikum ini bertujuan untuk melihat proses suksesi ekosistem hutan dengan
membandingkan unit vegetasi pada lahan terbuka atau baru berkembang dengan unit vegetasi
hutan dewasa.
Acara II
Praktikum ini bertujuan untuk mendata faktor-faktor fisik dalam kawasan hutan yang
tertutup vegetasi dan membandingkan dengan faktor lingkungan fisik pada areal yang lebih
terbuka.
Acara III
Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui klasifikasi pohon didalam hutan yang
sesungguhnya atas dasar kedudukan di dalam hutan.
Acara IV
Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui jumlah atau sebaran dari suatu jenis dalam
tingkatan-tingkatan hidupnya per satuan luas.
Acara V
Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui bentuk-bentuk adaptasi tumbuhan bawah
terhadap iklim mikro dalam hutan cahaya yang rendah.

ARTALINA SIANTURI E1B017060


6|
Acara VI
Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui bentuk-bentuk bunga dan kemungkinan
bentuk atau agen polinasi, bentuk-bentuk buah dan kemungkinan penyebaran, serta efektitas
bank biji di lantai hutan.
Acara VII
Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui spesific leaf area (SLA) jenis-jenis
tumbuhan di hutan dan menghubunkannya dengan karakteristik tumbuhan tersebut secara
umum.
Acara VIII
Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui tingkat predasi daun pada tumbuhan bawah
hutan.

ARTALINA SIANTURI E1B017060


7|
BAB II
METODOLOGI

2.1 Waktu dan Tempat


Waktu : Minggu, 4 November 2018
Tempat : Taman Hutan Raya Rajolelo Bentiring Bengkulu Tengah
2.2 Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang digunakan pada saat praktikum, yaitu alat tulis, plastik packing,
kamera, meteran, tali rafia, spidol permanen, parang, papan ujian, kertas, milimeter, buku penuntun
praktikum, jas hujan, logistik, obat-obatan, alat ukur.
2.3 Cara Kerja
Acara 1
1. Pada areal terbuka atau baru berkembang (semak-semak) buatlah petak ukur dalam
satu wilayah dengan cara Nested Sampling 20x20 m untuk pohon dan tiang (diameter
di atas 10 cm) ; 5x5 m untuk tingkat sapihan (diameter di bawah 10 cm, tetapi tinggi
atas 3 m) dan 2x2 m untuk anakan (tinggi sampai dengan 3 m). Petak yang kecil
berada dalam petak yang besar. Antara regu satu dengan yang lainnya diharapkan
membuat plot yang bersambung dengan jarak antar petak 20 meter. Catat jenis
tumbuhan yang diamati (spesies, genus tau family). Jika tidak diketahui cukup dengan
membuat spesies a, b, c dst. Catat juga sifat tumbuhannya (berkayu, herba, rumput-
rumputan).
2. Menggambar proyeksi horizontal dan proyeksi vertikal dari setiap tingkatan yang ada.
Kemudian mengukur diameter batang, tajuk serta tinggi batang bebas cabang dan
tinggi totalnya.
3. Mengukur dan mendata faktor fisik di lokasi pengamatan, yang terdiri dari intensitas
cahaya matahari, kelembaban dan temperatur udara, pH tanah serta intensitas angin.
4. Membandingkan data yang dikumpilkan dengan data yang dikumpulkan untuk
praktikum dalam kawasan hutan.

Acara II
1. Pada kawasan hutan buatlah plot 20x20 m. Antara regu satu dengan yang lainnya
diharapkan membuat plot yang bersambung dengan jarak antara petak ukur 20 meter.

ARTALINA SIANTURI E1B017060


8|
2. Di dalam plot yang telah dibuat tersebut, ukuran dan catat faktor fisik dilokasi
pengamatan, yang terdiri dari intensitas cahaya matahari, kelembaban dan temperatur,
pH tanah serta intensitas angin.

Acara III
1. Lakukan pengamatan pohon-pohon dan tiang (diameter di atas 10 cm) pada plot
20x20 m yang telah dibuat untuk pengamatan iklim mikro hutan. Catat jenisnya
(spesies, genus atau family). Jika tidak diketahui dengan membuat spesies a, b, c dst.
2. Menggambar proyeksi horizontal dan proyeksi vertikalnya pada kertas millimeter
blok dari setiap tingkatan yang ada, kemudian mengukur diameter batang, tajuk serta
tinggi batang bebas cabang dan tinggi totalnya.
3. Untuk menentukan suatu pohon termasuk ke dalam kelas dominan, kodominan,
intermediet, tertekan atau mati, maka dekatilah pohon-pohon yang termasuk ke dalam
petak ukur lalu diletak lebar tajuknya, sehingga bias dilihat darimana pohon itu
mendapatkan sinar matahari, catat jenis pohon serta ukurannya.

Acara IV
1. Dalam petak ukur 20x20 m pengamtan tingkat pohon dan tiang pada acara III buatlah
Nasted Sampling 5x5 m untuk tingkat sapihan (diameter di bawah 10 cm tetapi tinggi di
atas 3 m) dan 2x2 m untuk anakan (tinggi sampai dengan 3 m). Petak yang kecil berada
dala petak yang besar. Catat jenis tumbuhan yang diamati (spesies, genus atau family).
Jika tidak diketahui cukup dengan membuat spesies a, b, c, dst. Catat juga sifat
tumbuhanny (berkayu, herba, rumput-rumputan).
2. Menggambar proyeksi horizontal dan proyeksi vertikalnya dari setiap tingkatan yang ada,
kemudan mengukur diameter batang, tajuk serta tinggi batang bebas cabang dan tinggi
totalnya.

Acara V
1. Perhatikan dan ambil gambar tumbuh-tumbuhan bawah yang berada dalam petak
20x20 m yang telah anda buat.
2. Tuangkan hasil pengamatan anda tersebut untuk menilai apakah ada bentuk-bentuk
karakteristik tumbuhan bawah yang merupakan adaptasi hidup di bawah naungan,
misalya ukuran daun dan penyusunan daun (melinkar, tidak saling menaungi).

ARTALINA SIANTURI E1B017060


9|
Acara VI
1. Perhatikan dan ambil gambar bunga dan buah, bank yang masih di pertumbuhan atau
sudah jatuh ke tanah dalam petak 20x20 m yang telah anda buat.
2. Analisis bentuk, warna dan kkarakteristik lainny adari bunga dan buah tersebut, dan
kemudian apa kemungkinan bentuk polinasi (polinasi sendiri atau lewat agen
penyebaran).
3. Mengukur dimensi (panjang dan lebar) buah dan biji.
4. Sampel tanah tpsoil pada 5 (lima) lokasi do plot 20x20 m. Empat di pojok dan satu di
tengaj. Kumpulkan tanah-tanah tersebut dalam satu tempat dan bawa ke laboratorium.
5. Setelah dilaboratoriumkan, setelah dibersihkan dari tumbuhan, tanah yang ada kumpulkan
anda bagi dua. Satu (1) bagian langsung disebut di satu tray percobaan. Bagian tray
tersebut menjadi 6 bagian. Satu bagian tanah lagi anda masukkan ke dalam oven selama
24 jam. Sama seperti tadi, setelah itu dimasukkan ke tray dan satu tray dibagi 6 bagian.
6. Siram percobaan anda, tetapi jangan kebanyakan air. Amati selama 3 minggu. Foto
perkembangan percobaan anda setiap minggu. Foto-foto ditampilakan dalam laporan.
Pada minggu ketiga, hitung jumlah tumbuhan yang tumbuh pada setiap bagian tray
percobaan anda dan kemudian dimasukkan ke oven untuk ditimbangi berat keringnya.
Jadi anda punya dua perlakuan (oven dan tidak dioven) dan masing-masing perlakukan
anda punya 6 ulangan. Variabel yang ada amati ada 2, yakni jumlah yang tumbuh dan
berat kering. Analisis hasilnya dengan menggunakan uji t.

Acara VII
1. Pilih 5 individu dari jenis yang berbeda dari tumbuhan atas dan 5 individu dari jenis yang
berbeda dari tumbuhan bawah dari petak 20x20 m yang telah anda buat.
2. Dari individu-individu tersebut pilih 10 daun yang sudah berkembang penuh, sehat,
minimum perkembangan efifit dan tidak ada predator daun.
3. Daun-daun tersebut disimpan di plastik sampel dan dibawa ke laboratorium.

Acara VIII
1. Pilih 10 individu dari jenis yang berbeda dari tumbuhan bawah yag terdapat predasi
daun pada petak 20x20 m yang telah anda buat.

ARTALINA SIANTURI E1B017060


10 |
2. Amati daun-daun pada individu-individu tersebut. Hitung jumlah daun yang terserang
herbivora (misalnya berlobag, mati tengah, dll) dan hitung total daun pada individu
tersebut.
3. Amati predator apa yang menyerang daun pada tumbuhan tersebut (semut, ular, larva,
dll).
4. Amati daun-daun tersebut dan masukkan ke dalam plastik sampek. Pisahkan masing-
masng individu. Daun-daun tersebut dibawak ke laboratorium.
5. Setiap daun tersebut herbivor yang telah dikoleksi tersebut difoto dengan kamera
digital. Daun yang difoto harus disertai dengan standar panjang yang diketahui.
Persentasi luas daun yang terserang kemudian dianalisis dengan program computer
ImageJ.

ARTALINA SIANTURI E1B017060


11 |
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil
3.1.1 Acara I ( Suksesi Ekosistem )
a. Plot 20 m x 20 m
Tinggi
D Tajuk (m)
No Jenis (m) Faktor Fisik
(cm)
TT TBC U S T B
- Intensitas Cahaya (9:41
WIB)
154,2 𝑤⁄𝑚2

- Kelembaban
1 Spesies A 9 1 12,8 2 1 2 1,5 72 %
- Temperatur udara
33,4 oC
- pH
4,6

b. Plot 5 m x 5 m
T D Tajuk (m)
No Spesies Herbal Berkayu Rumput
(cm) (cm) U S T B
1 Indicaceae 3,5 4,5 - ● - 1 0,5 1 0,5
2 A 4 5 - ● - 0,5 1 1 0,5
3 B 4,5 5 - ● - 0,8 0,4 1 0,5
4 C 5 5,5 - ● - 0,9 1 1 0,5
5 D 4 5 - ● - 1 1,5 1 0,5

c. Plot 2 m x 2 m
No 1 2 3 4 5
Spesies A B C D E
Tinggi (m) 2,7 2,5 1,8 2,4 1,8

ARTALINA SIANTURI E1B017060


12 |
3.1.1 Denah, Proyeksi vertikal dan proyeksi horizontal
Denah U Proyeksi Horizontal
20 m 20 m

20 m
20 m

5m 5m
2m 2m

5m 2m 5m 2m
Ket :
= 2m P = Pohon/tiang = Anakan
= Pancang

ARTALINA SIANTURI E1B017060


13 |
Proyeksi vertikal

Tinggi Total
Tinggi bebas cabang
9
1m

Tiang 1

ARTALINA SIANTURI E1B017060


14 |
3.1.2 Acara II ( Iklim Mikro Hutan )
a. Tempat pertama
No Faktor Fisik Nilai
1 Intensitas Cahaya ( 9:41 WIB ) 154,2 𝑤⁄𝑚2

2 Kelembaban 72 %
3 Temperature Udara 33,4 oC
4 pH Udara 4,6

b. Tempat kedua
No Faktor Fisik Nilai
1 Intensitas Cahaya ( 12 : 24 WIB ) 5,1 𝑤⁄𝑚2

2 Kelembaban 70 %
3 Temperature Udara 32,8 oC
4 pH Udara 4,6

3.1.3 Acara III ( Proyeksi Penampang dan Klasifikasi Pohon Hutan )


Plot 20 m x 20 m
Pohon / Tinggi (m) D Tajuk (m)
No Jenis
Tiang TT TBC (cm) U S T B
1 Ketapang 22 15 28 6 8 10 7
2 Pohon Spesies A 17 13 22 5 6 5,5 7
3 Spesies B 24 13 26 9 8 7 9,5
4 Spesies A 13 3 16 2 2 3 2
5 Spesies B 12 4 17,5 3 1,5 2 2
6 Spesies C 11 3,5 15 2 3 1,5 3
Tiang
7 Spesies D 10 5 14 1,5 2 3 4
8 Spesies E 14 7 17 3 4 4 3
9 Spesies F 13 5 14 2 3 3,5 3

ARTALINA SIANTURI E1B017060


15 |
4. Denah, Proyeksi vertikal dan proyeksi horizontal
Denah U Proyeksi Horizontal
20 m 20 m

20 m
20 m

Ket :
= 2m P = Pohon
T = Tiang

ARTALINA SIANTURI E1B017060


16 |
Proyeksi vertikal

Tinggi total
22 TBC

2m

18

14

10

T6 T5 T4 P1 P3 P2 T3 T1 T2

ARTALINA SIANTURI E1B017060


17 |
ARTALINA SIANTURI E1B017060
18 |
3.1.4 Acara IV ( Stratifikasi Hutan )
a. Plot 20 m x 20 m
Pohon / Tinggi (m) D Tajuk (m)
No Jenis
Tiang TT TBC (cm) U S T B
1 Ketapang 22 15 28 6 8 10 7
2 Pohon Spesies A 17 13 22 5 6 5,5 7
3 Spesies B 24 13 26 9 8 7 9,5
4 Spesies A 13 3 16 2 2 3 2
5 Spesies B 12 4 17,5 3 1,5 2 2
6 Spesies C 11 3,5 15 2 3 1,5 3
Tiang
7 Spesies D 10 5 14 1,5 2 3 4
8 Spesies E 14 7 17 3 4 4 3
9 Spesies F 13 5 14 2 3 3,5 3

b. Plot 2 m x 2 m
No Anakan Tinggi (m) Jumlah
1 2
1 Spesies A 2 1 3
3 1,7
1 2,2
2 Spesies B 2
2 1,8
1 1,5
3 Spesies C 2
2 2,1

4 Spesies D 1 1,5 1

1 2,3
5 Spesies E 2 1,9 3
3 0,9
1 2,5
6 Spesies F 2
2 1,8

ARTALINA SIANTURI E1B017060


19 |
Denah, Proyeksi vertikal dan proyeksi horizontal

Denah U Proyeksi Horizontal


20 m 20 m

20 m
20 m

5m 5m

2m 2m
5m 2m 5m 2m
Ket :
= 2m P = Pohon/tiang = Anakan
= Pancang

ARTALINA SIANTURI E1B017060


20 |
Proyeksi vertikal
a. Tiang dan pohon

Tinggi total
22 TBC

2m

18

14

10

T6 T5 T4 P1 P3 P2 T3 T1 T2

ARTALINA SIANTURI E1B017060


21 |
a. Sapihan

Tinggi total
TBC

1m

S6 S1 S2 S5 S7 S3 S4

ARTALINA SIANTURI E1B017060


22 |
Proyeksi vertikal

a. Anakan
Tinggi total
0,5 m

A1 C2 C1 E1 A2 E2 A3 B1 F1 E3 D B2
F2

ARTALINA SIANTURI E1B017060


23 |
3.1.5 Acara V ( Karakteristik Tumbuhan Lantai Hutan )
No Gambar Karakteristik
 Daun lebar
 Daun berwarna hijau pekat
 Permukaan daun halus
1
 Tangka daun pendek
 Daun yang lebar untuk menyerap cahaya
matahari yang maksimal
 Daun tipis
 Daun berwarna hijau namun tidak terlalu pekat
2  Daun majemuk
 Permukaan daun kasar
 Tangkai daun memanjang
 Daun tipis
 Daun berwarna hijau muda
 Tangkai daun pendek
3  Permukaan daun halus
 Daun memanjang
 Ukuran daun untuk memaksimalkan
pengumpulan cahaya matahari
 Daun tipis
 Daun berwarna hijau muda
 Permukaan daun halus
4  Daun majemuk
 Tangkai daun memanjang
 Daun yang memanjangkan tangkai daun
mengejar arah matahari

 Daun lebar
 Dun berwarna hijau pekat
5  Permukaan daun halus
 Tangkai dun pendek
 Daun yang lebar untuk menyerap cahaya

ARTALINA SIANTURI E1B017060


24 |
matahari yang maksimal
 Daun lebar
 Daun berwarna hijau pekat
 Permukaan dan halus
6
 Tangkai daun pendek
 Daun yang lebar untuk meyerap cahaya matahari
yang maximal
 Daun tipis
 Daun berwarna hijau muda
 Tangkai daun memanjang
7  Permukaan daun halus
 Tangkai daun pendek
 Daun yang memanjang
 Ukuran daun untuk pengumpulan cahaya
 Daun lebar
 Daun berwarna hijau pekat
 Permukaan daun kasar
8
 Tangkai daun pendek
 Daun yang lebar untuk menyerap cahaya
matahari yang maksimal
 Daun lebar
 Daun berwarna hijau muda
 Permukaan daun kasar
9
 Tangkai daun pendek
 Daun yang lebar untuk menyerap cahaya
matahari yang maximal
 Daun lebar
 Daun berwarna hijau muda
 Permukaan daun kasar
10
 Tangkai daun pendek
 Daun yang lebar untuk menyerap cahaya
matahari yang maximal

ARTALINA SIANTURI E1B017060


25 |
 Daun lebar
 Daun berwarna hijau muda
 Permukaan daun kasar
11
 Tangkai daun memanjang
 Daun yang lebar untuk menyerap cahaya
matahari yang maksimal

3.1.6 Acara VI (Ekologi Bunga, Buah dan Bank Biji )


a. Bunga
No Gambar Identifikasi Polinasi Dispersal
- Bunga kelipatan 5
- Memiliki putik
- Mahkota berwarna putih
- Saat kuncup berbentuk
1 tangkai Serangga Angin
- Bunga bercabang banyak
menyerupai terompet
- Bunga berkumpul diujung
ranting

b. Buah tidak ada


c. Bank biji
Minggu Tanah yang dijemur Tanah yang tidak dijemur
ke 1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6
1 - - - - - - - - - - - -
2 - - - - - - - - - - - -
3 - - - - - - - 3 3 2 1 1
4
5
6

ARTALINA SIANTURI E1B017060


26 |
3.1.7 Acara VII ( Fungsi Ekologi Daun )
a. SLA Per daun
Perhitungan SLA
No Individu 𝟐
Luas Daun (cm2) B.kering (g) SLA ( 𝒄𝒎 ⁄𝒈)
1 1 66,097 0,55 120,176
2 2 59,406 0,60 99,010
3 3 80,085 0,88 91,006
4 4 83,404 0,81 102,968
5 5 94,959 0,84 113,046
TAA
6 6 120,151 1,19 100,967
7 7 98,504 0,99 99,499
8 8 100,837 0,91 110,810
9 9 173,992 1,53 113,720
10 10 190,118 1,53 124,260
11 1 29,571 0,19 155,637
12 2 35,093 0,29 121,010
13 3 36,366 0,36 101,017
14 4 29,496 0,25 117,984
15 5 43,925 0,29 151,466
TAB
16 6 26,539 0,26 102,073
17 7 38,224 0,25 152,896
18 8 25,718 0,22 116,900
19 9 36,729 0,29 126,652
20 10 24,795 0,24 103,313
21 1 15,035 0,24 62,646
22 2 31,147 0,29 107,403
23 3 14,282 0,19 75,168
24 4 44,568 0,36 123,800
25 TAC 5 33,064 0,27 122,459
26 6 36,323 0,38 95,587
27 7 38,445 0,42 91,536
28 8 30,582 0,22 139,009
29 9 18,240 0,13 140,308

ARTALINA SIANTURI E1B017060


27 |
30 10 13,437 0,15 89,580
31 1 28,163 0,19 148,226
32 2 31,427 0,26 120,873
33 3 31,661 0,18 175,894
34 4 27,921 0,25 111,684
35 5 25,126 0,23 109,243
TAD
36 6 24,455 0,21 116,452
37 7 28,438 0,24 118,492
38 8 34,939 0,27 129,404
39 9 44,917 0,39 115,172
40 10 49,761 0,48 103,669
41 1 20,661 0,10 206,610
42 2 24,223 0,11 220,209
43 3 23,380 0,10 233,800
44 4 26,865 0,17 158,029
45 5 25,074 0,18 139,300
TAE
46 6 35,884 0,14 256,314
47 7 32,817 0,13 252,438
48 8 32,058 0,11 291,436
49 9 33,493 0,13 257,638
50 10 31,663 0,12 263,858
51 1 17,805 0,09 197,833
52 2 22,000 0,09 244,444
53 3 23,672 0,09 263,022
54 4 24,202 0,11 220,018
55 5 36,709 0,13 282,377
TBA
56 6 26,932 0,16 168,325
57 7 21,648 0,11 196,800
58 8 33,312 0,12 277,600
59 9 49,712 0,21 236,724
60 10 51,347 0,23 223,248
61 1 43,869 0,25 175,476
TBB
62 2 36,012 0,25 144,048

ARTALINA SIANTURI E1B017060


28 |
63 3 32,514 0,20 162,570
64 4 19,037 0,12 158,642
65 5 41,765 0,26 160,635
66 6 40,080 0,25 160,320
67 7 43,779 0,29 150,962
68 8 30,545 0,20 152,725
69 9 35,693 0,20 178,465
70 10 29,861 0,21 142,195
71 1 17,721 0,10 177,210
72 2 22,485 0,10 224,850
73 3 26,547 0,15 176,980
74 4 34,059 0,20 170,295
75 5 25,599 0,17 150,582
TBC
76 6 28,592 0,16 178,700
77 7 32,395 0,18 179,972
78 8 33,507 0,20 167,535
79 9 43,067 0,24 179,446
80 10 33,838 0,25 135,352
81 1 19,376 0,10 193,760
82 TBD 2 17,799 0,09 197,767
83 3 23,737 0,13 182,592
84 4 29,153 0,16 182,206
85 5 22,886 0,10 228,860
86 6 20,516 0,12 170,967
87 TBD 7 28,731 0,13 221,008
88 8 47,876 0,16 299,225
89 9 35,334 0,28 126,193
90 10 47,144 0,23 204,974
91 1 18,800 0,08 235,000
92 2 20,931 0,09 232,567
93 TBE 3 9,677 0,06 161,283
94 4 7,627 0,20 38,135
95 5 20,630 0,12 171,917

ARTALINA SIANTURI E1B017060


29 |
96 6 23,381 0,13 179,854
97 7 34,485 0,21 164,214
98 8 25,270 0,16 157,938
99 9 33,213 0,19 174,805
100 10 18,743 0,11 170,391

b. SLA per individu


𝟐
No Individu ̅ SLA ( 𝒄𝒎 ⁄𝒈)
𝒙

1 Tumbuhan Atas A 107,546


2 Tumbuhan Atas B 124,894
3 Tumbuhan Atas C 104,749
4 Tumbuhan Atas D 123,502
5 Tumbuhan Atas E 211,944
6 Tumbuhan Bawah A 235,1
7 Tumbuhan Bawah B 166,709
8 Tumbuhan Bawah C 174,776
9 Tumbuhan Bawah D 193,792
10 Tumbuhan Bawah E 172,068

Catt :
TA = Tumbuhan Atas
TB = Tumbuhan Bawah

ARTALINA SIANTURI E1B017060


30 |
3.1.8 Acara VIII ( Herbivori )
a. Presentase serangan pada daun per individu
Daun yang
No Individu Daun total Persen Serangan
diserang
1 Spesies A 7 2 28,571
2 Spesies B 7 3 42,857
3 Spesies C 2 1 50,000
4 Spesies D 8 5 62,500
5 Spesies E 6 2 33,333
6 Spesies F 6 4 66,667
7 Spesies G 5 3 60,000
8 Spesies H 7 2 28,571
9 Spesies I 7 1 14,286
10 Spesies J 3 1 33,333

b. Persentase Serangan setiap daun


Persentase Kerusakan Daun (cm)
No Individu Luas Rata
Luas Daun %Serangan
Serangan Rata
1 1 19,298 2,305 11,944
Spesies A 15,306
2 2 29,817 5,566 18,667
3 1 25,991 5,753 22,135
4 Spesies B 2 29,698 6,408 21,577 16,693
5 3 48,606 3,095 6,368
6 Spesies C 1 189,199 52,455 27,725 27,725
7 1 15,408 0,542 3,518
8 2 17,756 1,516 8,538
9 Spesies D 3 15,290 1,778 11,629 6,742
10 4 12,083 0,105 0,869
11 5 10,232 0,937 9,158
12 1 48,052 3,073 6,395
Spesies E 5,152
13 2 38,140 1,491 3,909
14 Spesies F 1 2,515 1,864 74,115 48,081

ARTALINA SIANTURI E1B017060


31 |
15 2 8,502 5,291 62,232
16 3 12,951 2,445 18,879
17 4 22,657 8,405 37,097
18 1 14,331 0,579 4,040
19 Spesies G 2 15,709 0,256 1,630 2,068
20 3 22,856 0,122 0,534
21 1 44,478 3,604 8,103
Spesies H 4,799
22 2 49,928 0,746 1,494
23 Spesies I 1 22,892 0,585 2,555 2,555

4.1 Pembahasan
Hutan merupakan yang sangat unik dalam dunia ini. Sebagai sebuah ekosistem, hutan
selalu berusaha mencapai kondisi keseimbangan. Dalam proses pencarian keseimbangan
(homeostasis) tersebut, hutan tumbuh secara dinamis mengikuti setiap perubahan yang terjadi.
Semua faktor pendukung hutan saling berinteraksi guna mencapai sebuah keseimbangan. Hal
ini mendasari mahasiswa melakukan praktikum untuk mengetahui komponen apa saja yang
terdapat di dalam hutan ini.
Praktikum ini dilaksanakan pada tanggal 4 November 2018 berlokasi di Taman Hutan
Raya, Bengkulu Tengah. Praktikum ini didampigi oleh dosen beserta co-ass dalam proses
pengamatan terhadap ekosistem yang ada pada hutan tersebut.
Praktikum ini dibagi menjadi delapan acara, meliputi suksesi ekosistem, iklim mikro
hutan, proyeksi penampang dan klarifikasi pohon hutan, stratifikasi hutan, klarifikasi
tumbuhan lantai hutan, ekologi bunga, buah dan bank biji, fungsi ekologi daun, dan yang
terkhir adalah herbivori. Adapun alat dan bahan yang digunakan pada saat praktikum, yaitu alat
tulis, plastik packing, kamera, meteran, tali rafia, spidol permanen, parang, papan ujian, kertas,
milimeter, buku penuntun praktikum, jas hujan, logistik, obat-obatan, alat ukur.
Hal pertama yang dilakukan praktikan dalam praktikum ini adalah membuat plot dengan ukuran
20x20 m, 5x5 m dan 2x2 m. Pada acara pertama ini kami unit vegetasi pada lahan terbuka atau baru
bekembang dengan vegetasi hutan vegetasi dewasa. Pada lokasi ini kami mendapat kelembaban udara
72%, temperatur udara 33,4ºC, dan pH tanah 4,6 artinya pH tanah pada lokasi ini adalah asam. Pada
plot 20x20 m ini kami menemukan satu pohon degan tinggi 9 m berdiameter 12,8. Secara keseluruhan
kami mengamati pohon, sapihan, dan anakan pada ketiga plot tersebut. Sama hal nya seperti acara
pertama, yaitu kami melaukan pengamtan terhadap faktor fisik pada dua tempat. intensitas cahaya,
kelembaban, temperatur udara, dan pH tanah. Intensitas cahaya pada hutan tempat pertama berbeda

ARTALINA SIANTURI E1B017060


32 |
dengan intensitas cahaya di hutan kedua yaitu 154,2:5,1 dan tentunya pada lokasi pertama temperatur
udara lebih tinggi diandingkan dengan lokasi kedua. Perbedaan hasil ini disebabkan oleh karena
perbedaan lokasi dengan kawasan terbuka dan tertutup.
Menurut Djajapertundja (2002) Pepohonan yang membentuk tajuk hutan akan
menentukan iklim di dekat permukaan tanah dan juga di bawah tajuk yang kemudian disebut
dengan iklim mikro. Tajuk ini lah yang menyebabkan kurangnya intensitas cahaya yang
masuk pada hutan di lokasi kedua. Pepohonan dalam hutan berfungsi sebagai penyaring sinar
matahari. Bentuk tumbuh-tumbuhan yang tajuknya rapat ini yang mempengaruhi iklim mikro
hutan.
Selanjutnya pada acara ketiga kami melakukan pengamatan terhadap penampang pada
hutan. Disini kami akan membuat proyeksi penampang dan klarifikasi pohon hutan. Kami
mengamati pada tingkat pohon dan tiang. Pada plot 20x20 m kami menemukan tiga jenis
pohon yaitu ketapang dan dua diantaranya merupakan spesies A dan spesies B, kami menamai
tingkat pohon ini pakai huruf karena tidak mengenal jenis pohon tersebut dan berhubung co-
ass tidak mendampigi kami pada saat praktikum.
Untuk mengetahui jumlah atau sebaran dari suatu jenis dalam tingkat persatuan luas,
kami melakukan stratifikasi hutan. Hutan memiliki tingkatan penyusun hutan mulai lantai
hutan hingga ke kanopi. Disini sapihan lebih mendominasi daripada pohon. Struktur vertikal
sangat dipengaruhi oleh bentuk hidup tumbuhan penyususun (ukuran, cabang, dan daun).
Iklim mikro di kanopi berbeda dengan iklim mikro di lantai hutan. Menurut Wiryono
(2009) bahwa sifat tanah sangat mempengaruhi tumbuh-tumbuhan di ekosistem daratan.
Terdapat komponen utama penyususn tanah, yaitu udara (25%), air (25%), mineral (45%),
bahan organik (5%). Tipe tanah juga sangat mempengaruhi hubungan pH dengan ketersediaan
nutrisi. Ada 11 spesies yang kami temukan yang ada pada lantai hutan. Tumbuhan yang hidup
di lantai hutan ini kebanyakan berdaun lebar, berdaun tipis dan memanjang, hal ini yang
membantu daun untuk berfotosintesis, memperbanyak daun dan mendapatkan sinar matahari.
Dalam ilmu ekologi, biji memiliki peranan penting dalam kesinambungan populasi
tumbuhan. Perkembangan biji didahului dengan adanya perkembangan organ bunga dan buah.
Disini kai menemukan jenis bunga hanya satu saja, berwarna putih, berbentuk tangkai bunga
bercabang banyak dan menyerupai terompet yang berkumpul diujung ranting. Serbuk dari
kepala sari bunga ke stigma dibantu oleh serangga dan oleh angin. Disini kami tidak
menemukan buah dan biji. Di lokasi 20x20 m ini kami mengambil lima topsoil, empat di
pojok dan satu di tengah setelah itu dilakukan dua perlakuan terhadap dua tray yaang

ARTALINA SIANTURI E1B017060


33 |
berbeda(dioven dan tidak dioven) dan diamati setiap minggunya selama enam minggu.
Tumbuhan hanya hidup di tanah yang tidak dijemur.
Pada praktikum yang kami lakukan kami mengambil 100 jenis daun, 50 diantaranya
adalah tumbuhan atas dan sisanya adalah tumbuhan bawah. Pengambilan daun ini dilakukan
untuk mengetahui lebar daun dengan aplikasi ImageJ, dan mencari SLA dengan
menggunakan alat ukur timbangan. Karakteristik daun yang kami temukan disini adalah
kebanyakan berdaun lebar, memanjang dan berdaun tipis.
Daun merupakan bagian dari organ tumbuhan yang sangat penting sebagai tempat untuk
berfotosintesis dan respirasi. Pada tumbuhan kadang terjadi penyakit yang disebabkan oleh
hama dan jamur. Tumbuhan yang berada pada tanah kering biasanya akan menyerang bagian
batang dan daun. Dengan peran tersebut daun akan berpotensi diserang oleh berbagai
penyakit. Hama yang menyerang daun memiliki bentuk infeksi yang bervariasi. Menurut
Irwan (2003) serangga secara nyata mempengaruhi panjang usia daun, waktu gugur daun, dan
kualitas seresah daun terutama pada bibit tumbuhan yang masih muda. Pada plot 20x20 m ini
kami mengumpulkan 10 daun yang terserang oleh hama
Serangga menjadi sangat penting keberadanya di hutan karena serangga merupakan
salah satu yang menungkatkan laju daur nutrien sistem hutan. Jika pada suatu ekosistem hutan
terjadi ledakan jumlah serangga herbivora maka secara signifikan akan meningkatkan kadar
nitrogen pada ekosistem. Namun terkadang serangga herbivor ini gagal menyerang terhadap
tumbuhan yang menjadi target sasaran karena tumbuhan dilindungi oleh metabolit sekunder.
Pada metabolit sekunder ini terdapat tannin., tannin merupakan salah satu bentuk pertahanan
metabolit sekunder. Tumbuhan merupakan produsen dan penyedia makanan segar utama di
hutan, tumbuhan harus beradaptasi untuk dapat terus bertahan hidup walaupun selalu
dimakan. Karena banyak hewan yang bergantung pada tanaman dalam mencari makanan. Hal
ini akan sangat mempengaruhi proses fotosintesis tanaman dan produktivitas tanaman.
Semakin besar tingkat predasi maka tingkat fotosintesis dan produktivitas akan menurun
begitu pun sebaliknya. Menurut Irwan (2003) bahwa serangga herbivor terkadang gagal
menyerang terhadap daun yang menjadi target sasaran karena tumbuhan dilindungi oleh
metabolit sekunder. Pada metabolit sekunder ini terdapat tannin.Tannin merupakan salah satu
bentuk pertahanan metabolit sekunder. Dengan adanya literatur ini dapat diketahui bhwa
keungkinan besar daun yang tidak terserang ditemui adanya tannin yang membantu
melindungi daun maupun tumbuhan.

ARTALINA SIANTURI E1B017060


34 |
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Acara I
Setelah melakukan praktikum ini dapat disimpulkan bahwa proses suksesi sekunder
membutuhkan waktu yang cukup lama, karena kehidupan pohon yang ada sangat sedikit,
sebagian besarnya adalah anakan dan sapihan dan berbeda dengan yang ada di hutan tertutup.

Acara II
Setelah melakukan praktikum ini dapat disimpulkan bahwa kondisi areal tertutup
kelembabannya 70%, intensitas cahaya 5,1, temperatur udara 32,8 dan pH tanah 4,6. Hal ini
menyebabkan pada kondisi areal tertutup lebih dingin dibandingkan dengan areal terbuka.

Acara III
Setelah melakukan praktikum ini dapat disimpulkan bahwa pada proyeksi vertikal dan
horizontal pada pohon ketapang bersifat Co dominan, spesies A dan B bersifat dominan
sedangkan untuk spesies tiang A, B, C, D, E, F bersifat Co dominan.

Acara IV
Setelah melakukan praktikum ini dapat disimpulkan bahwa jumlah dan jenis tumbuhan
yang yang ada pada ukuran 20x20 madalah sebanyak 8 spesies (pohon/tiang), plot 5x5 m
tergolong sapihan terdapat 7 spesies, dan untuk plot 2x2 m tergolong anakan terdapat 6
spesies.

Acara V
Setelah melakukan praktikum ini dapat disimpulkan bahwa spesies yang didapat pada
lantai hutan adalah 11 spesies dan saling membutuhkan cahaya.

Acara VI
Setelah melakukan praktikum ini dapat disimpulkan bahwa pada plot 20x20 m di dapat
satu jenis bunga berwana putih dengan polinasi serangga dan dispersal oleh angin. Tidak
terdapat buah maupun biji pada plot ini sedangkan untuk kemampuan sendbank tanah yang
tidak dijemur lebih cepat membantu biji dalam berkecambah di banding tanah yang di jemur.

ARTALINA SIANTURI E1B017060


35 |
Acara VII
Setelah melakukan praktikum ini dapat disimpulkan bahwa tumbuhan yang di bawah
rata-rata memiliki SLA yang besar daripada tumbuhan yang ada di atas dan tumbuhan bawah
sehingga tumbuhan bawah melakukan modifikasi terhadap daun.

Acara VIII
Setelah melakukan praktikum ini dapat disimpulkan bahwa daun tanaman di hutan tidak
dapat melakukan fungsinya, yaitu berfotosintesis. Hal ini diakibatkan karena daun mengalami
kerusakan, kerusakan ini biasanya disebabkan karena adanya predator yang memangsa atau
memakan bagian daun.

4.2 Saran
Saran saya dalam praktikum ini adalah tetap semangat.

ARTALINA SIANTURI E1B017060


36 |
DAFTAR PUSTAKA
Djajapertundja, S. 2002. Hutan dan Kehutanan Indonesia dari Masa ke Masa. Bandung: IPB
Press.
Hadiawani. 1995. Hubungan Tanah Air dan Tanaman. Semarang: IKIP Semarang Press.
Irwan, Z.D. 2003. Prinsip-Prinsip Ekologi dan Organisasi Ekosistem Komunitas dan
Lingkungan. Jakarta: Bumi Aksara.
Soekotji. 1974. Pengantar Ilmu Kehutanan. Yogyakarta: Fakultas Kehutanan UGM.
Wiryono. 2009. Ekologi Hutan. Bengkulu: UNIB Press.

ARTALINA SIANTURI E1B017060


37 |
LAMPIRAN
Acara I
a. Laporan sementara

ARTALINA SIANTURI E1B017060


38 |
b. Denah

ARTALINA SIANTURI E1B017060


39 |
c. Proyeksi vertikal dan horizontal

d. Pancang
Plot 5 m x 5 m

ARTALINA SIANTURI E1B017060


40 |
e. Pengolahan data

f. Pengukuran tinggi

ARTALINA SIANTURI E1B017060


41 |
Acara 2
a. Laporan sementara

ARTALINA SIANTURI E1B017060


42 |
b. Perhitugan faktor fisik
Perhitungan faktor fisik

ARTALINA SIANTURI E1B017060


43 |
Acara3
Laporan sementara

ARTALINA SIANTURI E1B017060


44 |
Denah

Proyeksi horizontal

ARTALINA SIANTURI E1B017060


45 |
Proyeksi vertikal dan horizontal

ARTALINA SIANTURI E1B017060


46 |
Acara IV
Laporan sementara

ARTALINA SIANTURI E1B017060


47 |
ARTALINA SIANTURI E1B017060
48 |
Denah

ARTALINA SIANTURI E1B017060


49 |
Proyeksi horizontal

Proyeksi vertikal pohon, tiang, dan sapihan

ARTALINA SIANTURI E1B017060


50 |
Anakan

ARTALINA SIANTURI E1B017060


51 |
Acara V
Laporan sementara

ARTALINA SIANTURI E1B017060


52 |
ARTALINA SIANTURI E1B017060
53 |
ARTALINA SIANTURI E1B017060
54 |
Acara VI
Lampiran sementara

ARTALINA SIANTURI E1B017060


55 |
Bank Biji
Pengamatan Bank biji selama 6 minggu

ARTALINA SIANTURI E1B017060


56 |
Acara VII
Laporan Sementara

ARTALINA SIANTURI E1B017060


57 |
ARTALINA SIANTURI E1B017060
58 |
ARTALINA SIANTURI E1B017060
59 |
ARTALINA SIANTURI E1B017060
60 |
Sebelum di oven
Individu Gambar Individu Gambar

1 1

2 2

3 3

Tumbuhan Tumbuhan
Atas Bawah
A A
4 4

5 5

6 6

ARTALINA SIANTURI E1B017060


61 |
7 7

8 8

9 9

10 10

Tumbuhan Tumbuhan
Atas 1 Bawah 1
B B

ARTALINA SIANTURI E1B017060


62 |
2 2

3 3

4 4

5 5

6 6

7 7

8 8

ARTALINA SIANTURI E1B017060


63 |
9 9

10 10

1 1

2 2

Tumbuhan Tumbuhan
Atas Bawah
C C

3 3

4 4

ARTALINA SIANTURI E1B017060


64 |
5 5

6 6

7 7

8 8

9 9

ARTALINA SIANTURI E1B017060


65 |
10 10

1 1

2 2

Tumbuhan 3 Tumbuhan 3
Atas Bawah
D D

4 4

5 5

ARTALINA SIANTURI E1B017060


66 |
6 6

7 7

8 8

9 9

10 10

Tumbuhan Tumbuhan
Atas 1 Bawah 1
E E

ARTALINA SIANTURI E1B017060


67 |
2 2

3 3

4 4

5 5

6 6

7 7

8 8

9 9

ARTALINA SIANTURI E1B017060


68 |
10 10

Setelah di oven
Individu Gambar Individu Gambar

1 1

Tumbuhan Tumbuhan
Atas Bawah
2 2
A A

3 3

ARTALINA SIANTURI E1B017060


69 |
4 4

5 5

6 6

ARTALINA SIANTURI E1B017060


70 |
7 7

8 8

9 9

10 10

ARTALINA SIANTURI E1B017060


71 |
1 1

Tumbuhan Tumbuhan
Atas 2 Bawah 2
B B

3 3

ARTALINA SIANTURI E1B017060


72 |
4 4

5 5

6 6

ARTALINA SIANTURI E1B017060


73 |
7 7

8 8

9 9

ARTALINA SIANTURI E1B017060


74 |
10 10

1 1

Tumbuhan Tumbuhan
Atas Bawah
C C

2 2

ARTALINA SIANTURI E1B017060


75 |
3 3

4 4

5 5

6 6

ARTALINA SIANTURI E1B017060


76 |
7 7

8 8

9 9

10 10

ARTALINA SIANTURI E1B017060


77 |
1 1

2 2

Tumbuhan Tumbuhan
Atas Bawah
D D

3 3

4 4

ARTALINA SIANTURI E1B017060


78 |
5 5

6 6

7 7

8 8

ARTALINA SIANTURI E1B017060


79 |
9 9

10 10

1 1

Tumbuhan Tumbuhan
Atas Bawah
E E

2 2

ARTALINA SIANTURI E1B017060


80 |
3 3

4 4

5 5

6 6

ARTALINA SIANTURI E1B017060


81 |
7 7

8 8

9 9

10 10

ARTALINA SIANTURI E1B017060


82 |
ARTALINA SIANTURI E1B017060
83 |
ARTALINA SIANTURI E1B017060
84 |
Daun yang diserang
No Individu Gambar

1 Spesies A

2 Spesies B

ARTALINA SIANTURI E1B017060


85 |
3

3 Spesies C 1

2
4 Spesies D

ARTALINA SIANTURI E1B017060


86 |
4

5 Spesies E

6 Spesies F
3

ARTALINA SIANTURI E1B017060


87 |
1

7 Spesies G 2

8 Spesies H

9 Spesies I 1

ARTALINA SIANTURI E1B017060


88 |
10 Spesies J 1

ARTALINA SIANTURI E1B017060


89 |
LAMPIRAN LAIN LAIN

ARTALINA SIANTURI E1B017060


90 |

Anda mungkin juga menyukai