Metode Pelaksanaan
Metode Pelaksanaan
1. Penjelasan Umum
Pelaksanaan pekerjaan dilapangan dilakukan sepenuhnya oleh kontraktor pelaksana yang telah ditunjuk
dan diawasi langsung konsultan pengawas dan Departemen Pekerjaan Umum. Pelaksanaan pekerjaan
dilakukan berdasarkan atas gambar-gambar kerja dan spesifikasi tekhnik umum dan khusus yang telah
tercantum dalam dokumen kontrak, rencana kerja & syarat-syarat (RKS) dan mengikuti perintah atau
petunjuk dari konsultan, sehingga hasil yang dicapai akan sempurna dan sesuai dengan keinginan
pemilik proyek.
2. Pekerjaan Persiapan
Pekerjaan Galian
1. Pekerjaan galian adalah pekerjaan pemotongan tanah dengan tujuan untuk memperoleh bentuk
serta elevasi permukaan sesuai dengan gambar yang telah direncanakan. Adapun prosedur
pekerjaan dari pekerjaan galian, yaitu :
2. Lokasi yang akan dipotong (cutting) haruslah terlebih dahulu dilakukan pekerjaan clearing dan
grubbing yang bertujuan untuk membersihkan lokasi dari akar-akar pohon dan batu-batuan.
3. Untuk mengetahui elevasi jalan rencana, surveyor harus melakukan pengukuran dengan
menggunakan alat ukur (theodolit). Apabila elevasi tanah tidak sesuai maka tanah dipotong
kembali dengan menggunakan alat berat (motor grader), sampai elevasi yang diinginkan.
4. Memadatkan tanah yang telah dipotong dengan menggunakan Vibrator Roller.
5. Melakukan pengujian kepadatan tanah dengan tes kepadatan (ujiDdensity Sand Cone test) di
lapangan.
c. Galian Struktur
Pada pekerjaan galian struktur ini mencakup galian pada segala jenis tanah dalam batas pekerjaan yang
disebut atau ditunjukkan dalam gambar untuk struktur. Pekerjaan galian ini hanya terbatas untuk galian
lantai pondasi jembatan.
Perlu diingat sebelum pekerjaan galian maupun timbunan harus didahului dengan pekerjaan clearing dan
grubbing, maksudnya adalah agar lokasi yang akan dilakerjakan tidak mengandung bahan organik dan
benda-benda yang mengganggu proses pemadatan. Timbunan dilaksanakan lapis demi lapis dengan
ketebalan tertentu dan dilakukan proses pemadatan.
1. Timbunan Biasa
Pada timbunan biasa ini material atau tanah yang biasa digunakan berasal dari hasil galian badan jalan
yang telah memenuhi syarat.
2. Timbunan Pilihan
Pada pekerjaan timbunan ini tanah yang digunakan berasal dari luar yang biasa disebut borrowpitt.
Tanah ini digunakan apabila nilai CBR tanah dari timbunan kurang dari 6%.
Proses pemadata tanah dimaksudkan untuk memadatkan tanah dasar sebelum melakukan proses
penghamparan material untuk memenuhi kepadatan 95%, dengan menggunakan alat berat seperti
Vibrator Roller, Dump Truck, Motor Grader.
1. Mengangkut material dari quary menuju lokasi dengan menggunakan Dump Truck.
2. Menumpahkan material pada lokasi tempat dimana akan dilaksanakan pekerjaan penimbunan.
3. Meratakan material menggunakan Motor Grader sampai ketebalan yang direncanakan. Sebagai
panduan operator Grader dan vibro maka dipasang patok tiap jarak 25 m yang ditandai sesuai
dengan tinggi hamparan.
4. Memadatkan tanah denga menggunakan Vibrator Roller yang dimulai sepanjang tepi dan
bergerak sedikit demi sedikit ke arah sumbu jalan dalm keadaan memanjang, sedangkan pada
tikungan (alinyemen horizontal) harus dimulai pada bagian yang rendah dan bergerak sedikit
demi sedikit ke arah yang tinggi, pemadatan tersebut dipadatkan dengan 6 pasing (12 x lintasan)
hingga didapatkan tebal padat 20 cm hingga didapat elevasi top subgrade yang sesuai dengan
rencana.
1. Bagian dari konstruksi perkerasan yang menyebarkan beban roda ke tanah dasar. Dengan nilai
CBR 20% dan Plastisitas indeks (PI) ≤ 10%.
2. Material pondasi bawah relatip murah dibandingkan dengan lapisan perkerasan diatasnya.
3. Mengurangi tebal lapisan diatasnya yang lebih mahal.
4. Lapisan perkerasan, agar air tanah tidak berkumpul dipondasi.
5. Lapisan pertama, agar pekerjaan dapat berjalan lancar.
6. Lapisan untuk mencegah partikel-partikel halus dari tanah dasar naik kelapis atas. Tebal rencana
lapisan pondasi bawah ini adalah 20 cm.
Lapisan pondasi agregat kelas B yang digunakan dalam proyek ini memiliki komposisi sebagai berikut :
1. Split 5/7
2. Split 3/5
3. Split 2/3
4. Abu Batu
Untuk mengetahui apakah tebal penghamparan base B dan % kemiringan telah sesuai dengan yang
direncanakan maka digunakan waterpass agar dapat menemukan elevasinya.
Peralatan
Dalam pelaksanaan pekerjaan lapis pondasi atas digunakan alat alat sebagai berikut :
Wheel Loader berfungsi untuk mengambil tumpukan agregat dari tempat pengambilan material,
selanjutnya dimasukkan kedalam dunp truck.
Dump truck berfungsi untuk mengangkut material agregat base B ke lokasi pekerjaan.
Motor grader berfungsi untuk memadatkan material base B.
Water tank truck berfungsi untuk menyiram agregat base B setelah penghamparan.
Agregat baru pecah kelas B yang sesuai dengan persyaratan (table agregat base B)
2 in 50 100 100
1 in 25 65 - 81 70 - 85
3/8 in 9.5 42 - 60 30 - 65
#4 4.75 27 - 45 25 - 55
# 10 2 Nop-25 15 - 40
# 40 0.425 6 – 16 8 – 20
Ketentuan ketentuan pelaksanaan pekerjaan yang sesuai dengan spesifikasi adalah sebagai berikut :
Penghamparan lapis pondasi agregat, baik kelas A maupun kelas B tidak boleh mempunyai
ketebalan kurang dari dua kali ukuran maksimum bahan.
Penghamparan lapis pondasi kelas A maupun kelas B tidak boleh lebih dari 20 cm dalam
keadaan loose, hal ini dapat mempengaruhi proses pemadatan sehingga pemadatan yang
dilakukan tidak mencapai keadaan optimal.
Permukaan lapis pondasi agregat harus rata sehingga air tidak dapat menggenang akibat
permukaan yang tidak rata. Deviasi maksimum untuk kerataan permukaan adalah 1 cm.
Toleransi terhadap tebal total lapis pondasi agregat adalah 1 cm dari tebal rencana.
Lapis pondasi yang terlalu kering atau terlalu basah untuk pemadatan yaitu kurang dari 1% atau
lebih dari 3% pada kadar air optimum, diperbaiki dengan cara menggali dan mengganti dengan
bahan yang memenuhi syarat kadar air tersebut.
Artikel Terkait:
Perkerasan Jalan
Jalan Raya
Transportasi
Reactions:
Posting Lebih BaruPosting LamaBeranda
3 COMMENTS:
blok yang anda buat ini sangat membantu kami dan terima kasih atas panduan dan penjelasan teknisnya.
I. PEKERJAAN PERSIAPAN
1. Penyediaan Fasilitas seperti :
1. Direksikeet/Kantor Lapangan
2. Gudang
3. Bengkel
4. Laboratorium
5. Mobilisasi
7. Rambu-rambu Lalulintas
2. Pra Konstruksi
Kegiatan Pra Konstruksi dilakukan sebelum pekerjaan-pekerjaan konstruksi dilakukan. Kegiatan-
kegiatan tersebut yaitu diantaranya :
a. PCM (Pre Construction Meeting)
Urutan atau langkah dari pelaksanaan pekerjaan ini adalah sebagai berikut :
Pekerjaan pembongkaran ini dimaksudkan untuk pembongkaran pada pasangan batu lama yang sudah
rusak sehingga harus diganti.
Sebelum melakukan pekerjaan pembongkaran harus dibuat gambar request dan diserahkan kepada
direksi untuk diketahui dan disetujui.
Pembongkaran dilakukan dengan menggunakan tenaga manusia dengan menggunakan alat bantu.
2. Galain Biasa
Galian Biasa harus mencakup seluruh galian yang tidak diklarifikasikan sebagai galian batu, galian
struktur, galian sumber bahan dan galian perkerasan beraspal. Pekerjaan pada paket ini dilakukan untuk
pekerjaan perataan dan perapihan pada permukaan bahu jalan dan pekerjaan lainnya.
Adapun asumsi pekerjaan, bahan dan alat yang digunakan beserta metoda pelaksanaannya adalah
sebgai berikut :
3. Alat yang digunakan : penggalian menggunakan alat bantu biasa berupa cangkul, singkup, belincong
dan roda dorong dan untuk pembuangan hasil galian menggunakan Dump Truck kap. 3-4 m3.
Sebelum melakukan pekerjaan pembongkaran harus dibuat gambar request dan diserahkan kepada
direksi untuk diketahui dan disetujui
Tanah digali dengan menggunakan alat bantu biasa berupa cangkul, singkup, belincong dan roda
dorong.
3. Baja Tulangan U 24
Pekerjaan ini mencangkup pengadaan dan pemasangan baja tulangan untuk jalan masuk ke jalan desa.
Tahapan Pekerjaan :
a. Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat dahulu request dan diserahkan kepada direksi untuk
disetujui.
b. Baja tulangan dipotong dengan alat berbanding set dan dirangkai sesuai gambar rencana.
c. Baja Tulangan harus dipasang sedemikian rupa sehingga beton yang menutupi bagian luar baja tidak
terekspos langsung dengan udara atau terhadap air tanah atau yang lainnya.
4. Beton K-250
Pekerjaan ini untuk Plat Dekert (Plat pada saluran) untuk jalan masuk desa. Pelaksanaannya adalah
sebagai berikut : Agregat Kasar dipilih sedemikian sehingga ukuran partikel terbesar tidak lebih dari ¾
dari jarak minimum antara baja tulangan dengan kayu acuan.
2. Bahan material yang digunakan adalah agregat kasar, agregat halus dan air.
4. Prosedur pekerjaan :
a. Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat dahulu request dan diserahkan kepada direksi untuk
disetujui.
b. Menyerhakan hasil pengujian material (mix design) Beton K-250 yah akan digunakan dan harus sesuai
dengan Spesifikasi Teknik yang disyaratkan.
5. Tahapan Pekerjaan :
Bahan material yang akan digunakan Agregat Kasar, Agregta Halus dan Semen.
Material tersebut dicampur dengan menggunakan concrete mixer dan diberi air yang telah disediakan
dengan alat water tank truck.
Sebelum pemasangan harus dibuatkan bekisting dengan menggunakan kayu perancah dan profil
terlebih dahulu untuk memudahkan pemasangan sesuai dengan gambar.
Setelah bekisting dan tulangan ssudah dipasang, maka pengecoran dilaksanakan dan pemadatannya
menggunakan alat concrete vibrator agar beton padat dan karakteristik (kuat tekan) beton tercapai.
Dalam proses pengecoran harus dibuatkan benda uji kubus beton untuk dilakukan pengetesan
dilaboratorium.
Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat dulu request dan diserahkan kepada direksi untuk disetujui.
Galain dilakukan dengan menggunakan excavator ukuran bucket 0,3 m3.
Tanah hasil galian diangkut dengan menggunakan dump truck untuk dibuang
kelokasi yang telah ditentukan. Para pekerja melakukan perapihan hasil galian
2. Bahan matrial yang digunakan batu belah, pasir pasang dan semen.
4. Prosedur pekerjaan :
Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat dulu request dan dan diserahkan kepada direksi untuk
disetujui.
Menyerahkan hasil pengujian material (mix design) mortar yang akan digunakan dan harus sesuai
Spesifikasi Teknik yang disyaratkan.
Melakukan peninjauan lapangan bersama-sama direksi apakah lokasi pekerjaan sudah me memenuhi
syarat untuk dilaksanakan pekerjaan tersebut.
5. Tahapan Pekerjaan :
Bahan material yang digunakan batu belah yang sudah dicuci/dibersihkan , pasir pasang dan semen.
Matrial tersebut dicampur dengan mengunakan concerte mixer dan diberi air bersih dengan alatn water
tank truck.
Komposisi campuran pasir, semen dan air sesuai dengan spesifikasi teknik.
Sebelum pemasangan harus dibuatkan profil terlebih dahulu untuk memudahkan pemasangan sesuai
dengan gambar.
Pemasangan dilakuan oleh tukang batu yang dibantu oleh para pekerja.
membuat benda uji kubus mortar untuk dilakukan pengetesan dilaboratorium untuk mengetahui
karakteristik yang disyaratkan dalam spesifikasi teknik.
7. Pekerjaan Pasangan Batu
a. Pasangan batu dilaksanakan untuk pembuatan tembok penahan tanah (TPT) pada lokasi-lokasi tertentu
untuk mencegah kelongsoran.
b. Bahan material yang digunakan batu belah, pasir pasang dan semen.
d. Prosedur pekerjaan :
Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat dulu gambar request dan diserahkan kepada direksi untuk
disetujui.
Menyerahkan hasil pengujian material (job mix design) yang akan digunakan harus sesuai Spesifikasi
Teknik yang disyaratkan.
Melakukan peninjauan lapangan bersama-sama direksi apakah lokasi pekerjaan sudah memenuhi syarat
untuk dilaksanakan pekerjaan tersebut.
Tahapan Pekerjaan :
Bahan material yang digunakan batu belah, pasir pasang dan semen.
Matrial tambahan yaitu suling-suling dari pipa PVC dan ijuk untuk saringan suling-suling.
Sebelum pemasangan harus dibuatkan profil terlebih dahulu untuk memudahkan pamasangan sesuai
dengan gambar.
Pemasangan dilakuan oleh tukang batu yang dibantu oleh para pekerja.
8. Timbunan Biasa
Pekerjaan ini dilaksanakan sebagai timbunan dasar sebelum timbunan pilihan dilaksanakan yang mana
diperlukan untuk mengisi celah pada pekerjaan pasangan batu atau pekerjaan TPT selesai dilaksanakan.
Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat request dan diserahkan kepada direksi untuki untuk
disetujui.
Material dihampar dengan tenaga manusia.
Hamparan timbunan disiram air dengan menggunakan Water Tank Truck (sebelum pemadatan) dan
dipadatkan lapis demi lapis dengan menggunakan stamper.
Selama pemadatan sekelompok pekerja akan merapihkan tepi hamparan dan level permukaan dengan
menggunakan alat Bantu.
9. Timbunan Pilihan
Pekerjaan Timbunan Pilihan digunakan sebagai timbunan pada pekerjaan Tembok Penahan
Tanah setelah timbunan biasa terlebih dahulu sudah dilaksananakan.
Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat request dan diserahkan kepada direksi untuki untuk
disetujui
Hamparan timbunan disiram air dengan menggunakan Water Tank Truck (sebelum pemadatan) dan di
padatkan lapis demi lapis dengan menggunakan vibratory roller atau stamper.
Selama pemadatan sekelompok pekerja akan merapihkan tepi tepi hamparan dan level permukaan
dengan menggunakan alat bantu
Pada awal pelaksanaan kegiatannya juga dapat dilaksanakan pekerjaan Galian Perkerasan Beraspal
Tanpa Cold Milling Machine dimana pekerjaan ini merupakan galian pada perkerasan lama.
Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat request dan diserahkan kepada direksi untuki untuk
disetujui
Permukaan hotmix digali dengan menggunakan alat Jack Hammer & Air Compressor dan dibantu
dengan alat bantu berupa cangkul, singkup, belincong dan lain sebagainya.
Selanjutnya tanah bekas galian dimuat kedalam Dump Truk dan diangkut ke luar lokasi pekerjaan.
Hasil galian dirapihkan oleh sekelompok pekerja sesuai dengan ukuran gambar rencana.
Pekerjaan ini dilaksanakan sebagai lapis pondasi pada pekerasan jalan. Lapis Pondasi agrergat kelas
B merupakan lapisan bawah dari lapis pondasi pada perkerasan jalan dengan ketebalan sesuai gambar
rencana.
Metoda kerja dari pekerjaan ini adalah sebagai berikut :
Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat request dan diserahkan kepada direksi untuki untuk
disetujui
Sebelum gmelaksanakan pekerjaan ini terlebih dahulu dibuatkan pengujian material (job mix design)
agregat kelas B yang akan digunakan pada saat pelaksanaan sesuai spesifikasi teknik yang disyaratkan.
Material agregat kelas B dicampur di base camp dengan menggunakan wheel loader dengan komposisi
sesuai job mix design yang telah disetujui kemudian material agregat kelas B dibawa kelokasi pekerjaan
menggunakan dump truck.
Material agregat kelas B dihampar dengan alat motor grader dan denagn ketebalan padat sesuai gambar.
Hamparan pondasi agregat disiram dengan air dengan menggunakan water tank truck dan dipadatkan
dengan menggunakan vibratory roller dan pemadatan teraknir dengan alat pneumatic tire roller.
Selama pemadatan, sekelompok pekerja merapihkan tepi hamparan dan level permukaan dengan
menggunakan alat bantu.
Setelah pelaksanaan pekerjaan ini dilakukan pengetesan kepadatan lapangan dengan test sencon untuk
mengetahui kepadatan yang disyaratkan dalam spesifikasi teknik.
Pekerjaan ini dilaksanakan sebagai lapis pondasi pada pekerasan jalan. Lapis Pondasi agrergat kelas
A merupakan lapisan atas dari lapis pondasi pada perkerasan jalan dengan ketebalan seusia dengan
gambar rencana.
Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat request dan diserahkan kepada direksi untuki untuk
disetujui
Sebelum gmelaksanakan pekerjaan ini terlebih dahulu dibuatkan pengujian material (job mix design)
agregat kelas A yang akan digunakan pada saat pelaksanaan sesuai spesifikasi teknik yang disyaratkan.
Material agregat kelas A dicampur di base camp dengan menggunakan wheel loader dengan komposisi
sesuai job mix design yang telah disetujui kemudian material agregat kelas A dibawa kelokasi pekerjaan
menggunakan dump truck.
Material agregat kelas A dihampar dengan alat motor grader dan denagn ketebalan padat sesuai
gambar.
Hamparan pondasi agregat disiram dengan air dengan menggunakan water tank truck dan dipadatkan
dengan menggunakan vibratory roller dan pemadatan teraknir dengan alat pneumatic tire roller.
Selama pemadatan, sekelompok pekerja merapihkan tepi hamparan dan level permukaan dengan
menggunakan alat bantu.
Setelah pelaksanaan pekerjaan ini dilakukan pengetesan kepadatan lapangan dengan test sencon untuk
mengetahui kepadatan yang disyaratkan dalam spesifikasi teknik.
13. Lapis Pondasi Agregat Kelas B untuk Pekerjaan Minor
Pekerjaan ini terdiri dari pengembalian kondisi dari perkerasan aspal dan pondasi yang telah rusak.
Ukuran dari pekerjaan minor ini adalah kurang dari 40 x 40 cm dan dengan total volume setelah
penggalian kurang dari 10 m3 per kilometer. Pekerjaan ini dilaksanakan untuk perbaikan lapis pondasi
pada perkerasan jalan sebelum pekerjaan perkerasan jalan hotmix dilaksanakan. Lapis pondasi agregat
kelas B merupakan lapisan pondasi bawah dari lapis pondasi pada perkerasan jalan.
Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat request dan diserahkan kepada direksi untuki untuk
disetujui
Lokasi perbaikan pondasi dibentuk dan di gali sesuai dengan ukuran rencana perbaikan pondasi.
Material agregat kelas B dihampar dengan tenaga manusia dan dengan ketebalan bervariasi.
Hamparan pondasi agregat disiram air dengan menggunakan Water Tank Truck (sebelum pemadatan)
dan di padatkan dengan menggunakan stamper.
Selama pemadatan sekelompok pekerja akan merapihkan tepi hamparan dan level permukaan dengan
menggunakan alat bantu.
Setelah pekerjaan lapis pondasi agregat kelas B untuk pekerjaan minor selesai dilaksanakan, maka
dilanjutkan dengan pekerjaa lapis pondasi agregat kelas A untuk pekerjaan minor. Lapisan pondasi ini
merupakan lapisan pondasi atas dari lapis pondasi pada perkerasan jalan.
Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat request dan diserahkan kepada direksi untuki untuk
disetujui
Material agregat kelas A dihampar dengan tenaga manusia dan dengan ketebalan bervariasi.
Hamparan pondasi agregat disiram air dengan menggunakan Water Tank Truck (sebelum pemadatan)
dan di padatkan dengan menggunakan stamper.
Selama pemadatan sekelompok pekerja akan merapihkan tepi tepi hamparan dan level permukaan
dengan menggunakan alat bantu.
Setelah pekerjaan perbaikan pondasi untuk pekerjaan minor selesai dilaksanakan maka lapisan pondasi
ditutup dengan menggunakan material hotmix campuran aspal panas.
Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat request dan diserahkan kepada direksi untuki untuk
disetujui
Material campuran aspal panas dihampar dengan tenaga manusia dan dipadatkan dengan Tendem
Roller.
Selama pemadatan, pekerja akan merapihkan tepi hamparan dengan menggunakan alat bantu.
Untuk pekerjaan lapis perkerasan jalan hotmix dapat dilaksanakan setelah pekerjaan perbaikan pondasi
agregat pada badan jalan selesai dilaksanakan. Lapisan pondasi agregat ini ditutup dengan
menggunakan material hotmix laston lapis pondasi (AC-Base) dimana untuk perekatan ke agregat antara
lapis pondasi agregat dengan laston lapis pondasi (AC-Base) menggunakan Lapis Resap Pengikat yang
disiramkan dengan menggunakan aspal sprayer.
Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat request dan diserahkan kepada direksi untuki untuk
disetujui
Permukaan yang akan dilapis dibersihkan dari debu dan kotoran dengan Air Compressor.
Bahan dasar berupa aspal dan kerosene dicampur dan dipanaskan sehingga menjadi campuran aspal
cair.
Campuran aspal cair disemprotkan dengan Asphalt Sprayer ke atas permukaan yang akan dilapisi.
Untuk mengetahui kadar lapis perekat per m2 dilakukan paper test dilokasi pekerjaan
Setelah pekerjaan lapis resap pengikat dilaksanakan maka dilanjutkan dengan penghamparan Laston
Lapis Pondasi (AC-Base) setebal 6 cm. Lapisan ini digunakan sebagai lapisan penutup permukaan pada
struktur lapis pondasi agregat. Untuk bahan perekatannya dengan lapis pondasi agregat dengan
menggunakan Lapis Resap Pengikat.
Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat request dan diserahkan kepada direksi untuki untuk
disetujui
Menyerahkan hasil pengujian m aterial (Job Mix design) material hot mix laston –Lapis Pondasi (AC-
Base) yang akan digunakan dan komposisi harus sesuai Spesifikasi teknik yang disyaratkan.
Sebelum pelaksanaan pekerjaan AC-Base dilakukan trial agar bisa diketahui ketebalan dan densitynya.
Material hot mix AC-Base dimuat langsung kedalam dump truck dan diangkut ke lokasi pekerjaan.
Material AC-Base dihampar dengan alat asphalt finisher dan dipadatkan dengan alat tandem roller
dengan lintasan minimum sesuai spesifikasi teknik, kemudian dipadatkan kembali dengan
menggunakan alat pneumatic tire roller dengan lintasan sesuai hasil trial dan dipadatkan finishing
dengan alat tandem roller.
Selama pemadatan, sekelompok pekerja akan merapihkan tepi hamparan dengan menggunakan alat
bantu.
Setelah penghamparan dan pemadatan selesai dilaksanakan pengambilan sample dengan core driil
untuk ditest dilab agar diketahui ketebalan dan densitynya.
Sebelum laston Lapis Aus AC-WC Levelling dihampar pada existing jalan, untuk merekatkan antara
permukaan lama dengan yang baru (AC-WC-Levelling) digunakan bahaan lapis perekat yang
disemprotkan dengan menggunakan apal spayer.
Metoda kerja :
Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat request dan diserahkan kepada direksi untur disetujui
Permukaan yang akan dilapis dibersihkan dari debu dan kotoran lainnya dengan air compressor.
Bahan dasar berupa aspal dan karosene dicampur denagn komposisi sesuai spesifikasi dan dipanaskan
sehingga menjadi campuran aspal cair.
Campuran aspal cair disemprotkan dengan Asphalt Sprayer ke atas permukaan yang akan dilapisi.
Untuk mengetahui kadar lapis perekat per m2 dilakukan paper test dilokasi pekerjaan.
Setelah lapisan perbaikan pekerjaan AC - Base (Patching) dan lapis perekat selesai dilaksanakan maka
dilanjutkan dengan penghamparan lapisan penutup perkerasan hot mix dengan menggunakan Laston
Lapis Aus (AC-WC Leveling) dengan ketebalan sesuai dengan yang tercantum dalam gambar maupun
spesifikasi teknik.
Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat request dan diserahkan kepada direksi untuki untuk
disetujui
Menyerahkan hasil pengujian m aterial (Job Mix design) material hot mix laston –Lapis Aus (AC-WC
Levelling) yang akan digunakan dan komposisi harus sesuai Spesifikasi teknik yang disyaratkan.
Sebelum pelaksanaan pekerjaan AC-WC Levelling dilakukan trial agar bisa diketahui ketebalan dan
densitynya.
Material hot mix AC-WC Levelling dimuat langsung kedalam dump truck dan diangkut ke lokasi
pekerjaan.
Material AC-WC Levelling dihampar dengan alat asphalt finisher dan dipadatkan dengan alat tandem
roller dengan lintasan minimum sesuai spesifikasi teknik, kemudian dipadatkan kembali dengan
menggunakan alat pneumatic tire roller dengan lintasan sesuai hasil trial dan dipadatkan finishing
dengan alat tandem roller.
Selama pemadatan, sekelompok pekerja akan merapihkan tepi hamparan dengan menggunakan alat
bantu.
Setelah penghamparan dan pemadatan selesai dilaksanakan pengambilan sample dengan core driil
untuk ditest dilab agar diketahui ketebalan dan densitynya.
Pekerjaan ini dilaksanakan pada akhir seluruh pekerjaan dari paket ini berupa pengecatan Marka Jalan
dengan Termoplastik. Pekerjan ini dilaksanakan diatas permukaan jalan AC-WC Leveling yang telah
selesai dilaksanakan.
Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat request dan diserahkan kepada direksi untuki untuk
disetujui
Glass Bit diberikan / ditebarkan dengan tenaga manusia segera setelah cat marka di semprotkan.
Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat request dan diserahkan kepada direksi untuk disetujui.
Areal patok pengarah di gali sampai kedalaman tertentu sesuai dengan rencana kedalaman patok.
Patok yang telah jadi dan diterima dilokasi pekerjaan, untuk pemasangannya dilakukan dengan
menggali tanah lalu memasang patok dan menimbunkan kembali tanah agar patok dapat berdiri dengan
benar.
Pengecatan patok dapat dilakukan sebelum atau sesudah patok pengarah dipasang
Setelah pekerjaan perkerasan aspal maupun perkerasan jalan beton selesai dilaksanakan, selanjutnya
dilaksanakan pekerjaan pelapisan pondasi agregat kelas B untuk pekerjaan bahu jalan. Pekerjaan ini
dilaksanakan untuk meningkatkan daya dukung pada bahu jalan dan keamanan bagi pengguna jalan.
Sebelum melaksanakan pekerjaan ini dilakukan terlebih dahulu pengujian material (Quality control)
Agregat klas B yang akan digunakan dan pada saat pelaksanaan sesuai Spesifikasi Teknik yang
disyaratkan.
Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat request dan diserahkan kepada direksi untuk disetujui.
Material Agregat Kelas B dicampur di Base camp dengan menggunakan wheel loader dengan komposisi
sesuai Quality control yang telah disetujui kemudian mater agregat B dibawa ke lokasi pekerjaan
menggunakan dump truck.
Material agregat kelas B dihampar secara manual oleh pekerja dengan lebar dan ketebalan padat sesuai
gambar rencana.
Hamparan pondasi agregat disiram air dengan menggunakan Water Tank Truck (sebelum pemadatan)
dan dipadatkan dengan menggunakan vibratory roller dan finishing dengan Pneumatic Tyre Roller.
Selama pemadatan, sekelompok pekerja akan merapihkan tepi hamparan dan level permukaan dengan
menggunakan alat bantu.
Setelah dilaksanakan pekerjaan ini dilakukan pengetesan kepadatan lapangan dengan test sencon untuk
mengetahui kepadatan yang disyaratkan dalam Spesifikasi teknis
GSF-Aceh. Pekerjaan dilakukan dengan tenaga ahli, Pekerjaan dilaksanakan pada saat
awal dimulainya kontrak. Survey dilakukan terhadap kondisi fisik existing yang akan
dikerjakan (sesuai dengan dokumen kontrak)
B. METODE PELAKSANAAN
MOBILISASI
Survey Lapangan :
Pekerjaan dilakukan dengan tenaga ahli, Pekerjaan dilaksanakan pada saat awal
dimulainya kontrak. Survey dilakukan terhadap kondisi fisik existing yang akan dikerjakan
(sesuai dengan dokumen kontrak)
Mobilisasi Personil ,
Mobilisasi personil kontraktor yang cakap dan berpengalaman baik staf kantor maupun
maupun pelaksana yang diusulkan.
Hal-hal yang perlu mendapatkan perhatian dan pertimbangan dalam menyusun suatu
metoda pelaksanaan ini yang antara lain meliputi :
1. Tenaga kerja yang diperlukan, baik tenaga lokal maupun tenaga yang
didatangkan/tenaga yang terampil (skill labour).
2. Alat dan peralatan yang tepat yang digunakan, apakah alat manual ataupun
peralatan alat berat/alat besar.
3. Faktor cuaca yaitu memanfaatkan hari-hari kerja yang efektif dalam pelaksanaan
pekerjaan.
Setelah kami mempelajari isi dokumen lelang (gambar dan spesifikasi teknis) serta
penjelasan dari panitia pada saat aanwijzing dikantor proyek, maupun dari peninjauan
kami kelapangan kerja, ada beberapa hal yang menjadi perhatian dan pertimbangan kami
dalam menyusun langkah-langkah metoda pelaksanaan dalam pekerjaan ini. Dari
pertimbangan hal-hal diatas, maka kami susunlah suatu metoda pelaksanaan yang tepat
untuk menunjang pelaksanaan pekerjaan dengan tahapan-tahapan dan tepat sasaran,
tepat guna, tepat waktu dan tepat mutu.
I. PEKERJAAN PERSIAPAN
Pekerjaan Mobilisasi dan Demobilisasi Peralatan serta Tenaga Kerja
a. Sesuai persyaratan dalam kontrak, maka Kontraktor diharuskan menyiapkan pondok
kerja serta mengadakan mobilisasi dan demobilisasi peralatan yang akan dipakai dalam
melaksanakan pekerjaan, maupun tenaga kerja yang dibutuhkan sesuai dengan
spesifikasi pekerjaan.
b. Biaya mobilisasi tersebut adalah biaya yang dibutuhkan untuk mendatangkan dan
mengambil alat maupun tenaga kerja dari atau kelokasi pekerjaan.
c. Sebelum pelaksanaan mobilisasi dan demobilisasi peralatan dan tenaga kerja,
Kontraktor harus minta persetujuan terlebih dahulu kepada Direksi.
II. PEMBERSIHAN LAPANGAN
Pembersihan lapangan dimaksudkan adalah membersihakan daerah milik jalan (damija)
sebelum dilakukan pekrjaan selanjutnya. Langkah-kangkah yang ditempuh adalah :
o Menentukan lebar damija yang akan dikerjakan dengan mengukur lebarnya. Dasarnya
adalah AS jalan.
o Buat patok-patok pembantu ditepi damija yang telah diukur, dan dihubungkan dengan
tali plastik.
o Membersihkan semak belukar dan penghalang-pengahalang lain pada daerah
tersebut. Material hasil pembersihan dikeluarkan dari bagian jalan (ditimbun/ dibakar/
dimanfaatkan)
V. PERKERASAN SIRTU
Kualitas gravel perlu ditentukan dengan baik sebelum pekerjaan pelapisan permukaan
jalan (gravelling) dimulai. Ini dipakai untuk membuat perencanaan proyek dengan baik,
dan untuk bernegosiasi dengan kontraktor lokal untuk pekerjaan graveling, dan untuk
menentukan waktu pekerjaan gravelling dalam periode waktu optimal dalam setahun
(musim kering/kemarau).
Meskipun proses disebut gravelling, material yang bervariasi dapat digunakan seperti
laterite, limestone dan gravel (sirtu). Hampir semua material yang cocok terdiri dari
campuran batu, pasir dan tanah liat. Partikel-partikel batu akan dicampur dan membentuk
rangka yang kuat yang dapat menopang beban jalan ke tanah. Pasir dan tanah liat akan
berfungsi sebagai pengikat yang membuat partikel-partikel batu berada pada tempatnya.
Material gravelling yang baik seharusnya mengandung 35-65% batu, 20-40% pasir dan
10-25% tanah liat. Bagaimanapun juga, dalam musim hujan, jika proporsi tanah liat tinggi
dalam campuran, akan membuat permukaan terlalu lunak dan licin. Daerah yang lebih
basah, akan lebih baik jika proporsi batu/pasir tinggi. Pada iklim yang lebih kering,
proporsi tanah liat yang tinggi dapat diterima.
Roller penggilas
Ada beberapa jenis roller penggilas, bervariasi dari drum tunggal atau dobel, ditarik atau
digerakkan sendiri atau dengan penarik untuk memegang penggilas. Hal yang perlu
diperhatikan dalam memilih peralatan pemadatan yang sesuai adalah: