Anda di halaman 1dari 36

I.

METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN


Metode pelaksanaan pekerjaan yang diuraikan dibawah ini akan dijelaskan mengenai tahapan dan
tata carapelaksanaan yang menggambarkan pelaksanaan pekerjaan dari awal sampai akhir, yang
disusun berdasarkan dokumenlelang, gambar teknis, dan spesifikasi. Penjelasan ini akan meliputi :
Program Mobilisasi
Pengendalian Mutu Pekerjaan
Uraian Tahapan Pelaksanaan Pekerjaan
II.1 Program Mobilisasi
Program mobilisasi yang akan diuraikan didalam bagian ini adalah untuk memberikan penjelasan
dan penjabaranmengenai hal-hal yang akan dilakukan oleh PT. Seneca Indonesia didalam masa
mobilisasi, program mobilisasi inimeliputi :
1. Lokasi dan Lahan untuk Base camp
Dalam melaksanakan pekerjaan
Peningkatan Kapasitas Jalan Indrapura Lima Puluh B
ini PT. Seneca Indonesiaakan menggunakan base camp PT. Seneca Indonesia yang terletak di
Sumatera Utara, Kp. Yaman, Labuhan Batu.Lokasi base camp terletak di Km. 225+000 dan lokasi
ini berjarak ± 6.9 jam dengan kecepatan rata-rata40km/jam. Untuk menunjang pekerjaan
dilapangan, PT. Seneca Indonesia akan menyewa lahan dekat denganlokasi pekerjaan. Pada lokasi
base camp ini telah tersedia fasilitas dan peralatan sebagai berikut :a.
Kantor Unit Produksib.Gudangc.Laboratoriumd.,Workshop / bengkele.Asphalt Mixing Plantf.Stone
Crusherg.Truck Scaleh.Generator Seti.
DllSedangkan untuk kantor proyek / kantor lapangan yang akan memonitor jalannya pelaksanaan
pekerjaan, makaPT. Seneca Indonesia akan mengadakan (penyewaan) lahan tambahan yang akan
dicari didekati lokasi proyek.
2. Laboratorium
Untuk melakukan pengendalian mutu pekerjaan dalam pelaksanaan paket proyek ini, maka PT.
SenecaIndonesia akan menggunakan laboratorium utama yang telah dimiliki yang berlokasi di Base
camp PT. SenecaIndonesia di Sumatera Utara , Kp. Yaman Labuhan Batu Km 255+000. Pada
Laboratorium tersebut telahtersedia peralatan untuk pengujian tanah, pengujian agregat, pengujian
aspal dan pengujian beton. Untukmenunjang kecepatan didalam memonitor mutu hasil pekerjaan di
lapangan, maka PT. Seneca Indonesiaakan mengadakan laboratorium tambahan yang akan
berlokasi di lahan kantor proyek. Pada laboratorium kedua ini akan dilengkapi dengan beberapa
peralatan laboratorium untuk pengujian tanah dan pengujianbeton, termasuk peralatan untuk
pengujian kepadatan tanah / lapis pondasi agregat di lapangan dengansand cone.
3. Daftar Mobilisasi Personil
Pelaksanaan pekerjaan paket proyek ini mengusulkan staf inti proyek yang terdiri dari :
General Super Intendent
Highway Engineer
Material Engineer.
Quantity enginner.
Petugas K3Tenaga kerja yang akan diadakan / dimobilisasi ke lapangan untuk melaksankan
pekerjaan paket pyoyek ini,akan terdiri dari :a.
Mandorb.
Pekerja terlatihc.
Pekerja BiasaSeluruh staf inti proyek tersebut beserta staf lainnya sesuai dengan usulan di dalam
Struktur Organisasi Kerja,akan dimobilisasikan ke lokasi proyek dalam kurun waktu 7 (tujuh) hari
sejak diterbitkan Surat Perintah MulaiKerja (SPMK). Sedangakan mobilisasi tenaga kerja akan
disesuaikan dengan kebutuhan yang tercermin dariRencana Kerja/Schedule.
4. Mobilisasi Peralatan
Daftar jenis peralatan yang akan dimobilisasi ke lapangan untuk menunjang pelaksanaan pekerjaan
utamapada paket proyek ini, sesuai dengan kebutuhan alat untuk melaksanakan pekerjaan.
. Pengukuran Lapangan dan Shop Drawing
Dalam periode mobilisasi ini, PT. Seneca Indonesia akan melakukan pengukuran berdasarkan data
titikdasar dan titik tetap ( Bench Mark ) kerangka dasar eksisting, selanjutnya diikuti dengan
pemasangan BenchMark, pengukuran poligon, pengukuran sipat datar, pengukuran situasi detail
dan staking out. Hasil dariPengukuran ini akan disajikan dalam bentuk gambar sesuai skala gambar
yang ditentukan dalam spesifikasiteknis, yang akan menghasilkan gambar kerja (shop drawings )
berupa gambar situasi, potongan memanjangdan usulan potongan melintang ( profil desain).
Gambar kerja tersebut akan dimintakan persetujuannya dariPengawas Proyek / Direksi. Gambar
kerja yang telah disetujui tersebut kemudian akan menjadi dasarpelaksanaan pekerjaan dilapangan
(Site Execution ).
6. Analisa Sumber Material (Quarry)
Uraian mengenai analisa sumber material ini dimaksudkan untuk memberi gambaran secara rinci
bagaimanabahan dan material dasar untuk pelaksanaan pekerjaan konstruksi ini diperoleh,
bagaimana dan dimanaproses pengelolahanpencampuran akan dilakukan serta bagaimana proses
pengangkutan material tersebutke lokasi proyek yang dikaitkan dengan pengendalian lalu lintas
(traffic management ).Pembahasan analisa sumber bahan ini akan dibatasi pada beberapa bahan/
material dasar utamayangdiperlukan antara lain :1.
BoulderBoulder yang akan digunakan diambil dari quarry silumajang dengan jarak rata-rata sekitar ±
24 km dariBase camp. Boulder / Batu Belah yang sudah terseleksi kualitasnya tersebut akan
diproses untuk dijadikanbatu pecah (agregat kasar, agregat halus dan abu batu) yang kemudian
akan digunakan sebagai campuran :1.
AC WC2.
AC BC / AC BC Leveling3.
AC Base4.
Agregat Kelas A5.
Agregat Kelas B6.
Agregat Kelas SPemecahan boulder menjadi batu pecah akan menggunakan mesin pemecah batu (
Stone crusher
) sedangkanuntuk pencampuran menjadi aspal panas (
hotmix
) adalah menggunakan Asphalt Mixing Plant.2.
Batu untuk pekerjaan pasanganMaterial batu yang akan digunakan untuk pekerjaan pasangan batu
dengan mortar (saluran) danpasangan batu (tembok penahan tanah) akan diambil dari lokasi quarry
didaerah Kulu Serono. Material yangtelah terseleksi sesuai persyaratan spesifikasi akan diangkat ke
lokasi proyek dengan menggunakan angkutandari suplier (diterima ditempat).
3.
Pasir pasangMaterial pasir yang akan digunakan untuk pekerjaan pasangan batu akan diambil dari
quarry di daerahTanjung Balai yang berjarak sekitar ± 79 km ke lokasi pekerjaan. Material tersebut
akan diangkut denganangkutan dari suplier ( diterima ditempat ).4.
Timbunan biasa dan timbunan pilihanMaterial timbunan biasa diambil dari lokasi quarry dengan
jarak angkut 15 km ke lokasi pekerjaan.Sedangkan untuk material timbunan pilihan akan diambil
dari quarry yang berjarak 60 km ke lokasipekerjaan.5.
AspalAspal yang akan digunakan untuk pelaksanaan pekerjaan campuran aspal adalah dari jenis
aspal minyakyang mempunyai titik lembek 48°C. Aspal Minyak tersebut akan diangkut dengan
menggunakan tangkiaspal langsung dari lokasi gudang supplier ke lokasi base camp utama PT.
Seneca Indonesia. Pengujian awalterhadap penetrasi dan titik lembek aspal akan selalu dilakukan
sebelum aspal tersebut dibongkar di basecamp, kemudian pemeriksaan kedua akan dilakukan lebih
detail di laboratorium, sebelum aspal tersebutdapat diterima.6.
Bahan Aditif Anti PengelupasanBahan Aditif Anti Pengelupasan yang akan digunakan untuk
campuran aspal panas akan diangkutlangsung dari lokasi gudang supplier ke lokasi base camp
utama PT. Seneca Indonesia (diterima ditempat).7.
Baja TulanganBaja tulangan akan didatangkan da di stock oleh supplier kelikasi penyimpanan
bahan dekat lokasikantor lapangan, yaitu setelah hasil pemeriksaan kwalitas baja tulangan tersebut
lolo uji.
II.2 Pengendalian Mutu Bahan Dasar dan Pekerjaan
Untuk memantau dan menjamin mutu bahan dan hasil pekerjaan, maka PT. Seneca Indonesia akan
mengusulkanlaboratorium utama di base camp Kp. Yaman Labuhan Batu dan laboratorium
penunjang yang akan diadakan di lokasiproyek. Laboratorium ini dilengkapi dengan minimal uji,
antara lain :a.
Pemeriksaan / pengujian tanah
Kepadatan laboratorium
CBR Laboratorium
Berat jenis tanah
Batas batas Atterberg
Analisa saringan
Kadar air
Kepadatan lapangan dengan metode kerucut (sand come)
Pemeriksaan / pengujian beton
Slump test
Cube/cylinder moulds
C. Untuk pemeriksaan / uji aspal
Pengujian metode Marshall
Ekstraksi dengan metode sentrifugal
Ekstraksi dengan metode Refluks
Berat jenis agregat kasar
berat jenis agregat halus
Pengeboran benda uji inti (core drill)
Termometer logam
Penetrometer
Titik lembek
Dan perlengkapan / peralatan lain.Pengendalian mutu bahan dan hasil pekerjaan di lapangan akan
dilakukan dengan berpedoman pada beberapareferensi (standar rujukan) sebagai berikut :
Spesifikasi Umum dan Spesifikasi Khusus (bila ada)
Standar AASHTO dan Standar Nasional Indonesia (SNI)
Prosedur pengendalian mutu dalam Sistem Manajemen Mutu PT. Seneca Indonesia sesuai ISO
9001 2008Pengendalian mutu ini akan dilakukan sejak pengadaan seluruh bahan dasar yang akan
digunakan dalam pekerjaan ini.Pengendalian mutu ini dijalankan untuk memeriksa dan menjamin
bahwa bahan-bahan yang digunakan dalampekerjaan ini telah memenuhi atau melebihi ketentuan
yang disyaratkan dalam spesifikasi. Pemeriksaan mutu bahantersebut akan dilakukan secara
intern
PT. Seneca Indonesia dengan melibatkan
Quality
Control (Material Engineer)
tingkat pusat dan di lapangan. Hasil pengendalian mutu secara intern ini, selanjutnya akan
diperiksakan secara externdengan melibatkan pihak external untuk mendapatkan persetujuan,
dalam hal ini adalah dari konsultan supervise danDireksi Pekerjaan.Untuk gambaran lebih jelas
mengenai pengendalian mutu ini, dapat di lihat dalam flow chart yang melampiri dokumenini.
II.3 Uraian Metode Kerja1.
a. Pekerjaan Umum ( Persiapan )
Memobilisasi GS, staf inti dan pelaksana serta peralatan konstruksi .
b.Melakukan koordinasi dengan pihak-pihak terkait didaerah dimana lokasi proyek berada,
khususnyadengan pihak kepolisian untuk menentukan waktu / jam kerja yang diijinkan dan yang
terbaik ditinjaudari segi kepadatan lalu lintas.
c.Menyiapkan peralatan komunikasi untuk petugas lapangan, agar dapat berkomunikasi dengan
base campsehingga selalu terpantau kondisi kepadatan lalu lintas dilapangan.
d.Menyiapkan kantor lapangan dan fasilitas penunjang.
e.Melakukan pengukuran lapangan dan pembuatan shop drawings.
f.Melakukan dokumentasi (photo) pada kondisi progres nol persen.g.
Bila diperlukan, melakukan pengujian tanah (soil investigations) untuk mengetahui secara teliti
kondisitanah yang sebenarnya , khususnya didalam mengantisipasi pelaksanaan pekerjaan
peebaran jalan.h.
Melakukan pengujian bahan dasar yang akan digunakan termasuk pembuatan job mix formula.i.
Menentukan tempat pembuangan hasil pembersihan dan tanah galian yang tidak dapat dipakai
untukkonstruksi.
2.Pengembalian Kondisi dan Pekerjaan Minor
Pelaksanaan pekerjaan pengembalian kondisi jalan (minor) akan dimulai dengan menginventariskan
kondisipermukaan existing jalan saat dilakukan Field Engineering. Dari hasil FE (
field engineering
) tersebut akandidapat lokasi-lokasi yang mengalami kerusakan yang perlu dikembalikan kondisinya
dengan menggunakancampuran aspal panas. Pelaksanaan pekerjaan ini akan dilakukan dalam
periode mobilisasi.
3.Pekerjaan Tanah
a.Setelah hasil pengukuran dan hasil pengujian tanah serta usulan shop drawings termasuk
didalamnyasistem pengendalian lalu lintas disetujui oleh Direksi Pekerjaan, maka pekerjaan tanah
untuk pondasipelebaran jalan dapat dimulai dengan terlebih dahulu melakukan pekerjaan
pembersihan dan pengupasantop soils
b.Tanah digali dengan excavator dengan ukuran dan kedalaman sesuai gambar kerja yang disetujui.
c.Material hasil galian tanah termasuk hasil pembersihan dan pengupasan top soils ini akan dibuang
kelokasipembuangan yang telah disiapkan dan disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
d.Setelah dimensi dan elevasi galian pada pelebaran jalan tercapai sesuai dimensi dan elevasi
rencana, makaakan dilakukan penyiapan dan pemadatan badan jalan (subgrade) pada lokasi galian
tersebut.
e.Pada lokasi pelebaran jalan dimana terdapat pekerjaan timbunan pilihan, maka sebelum
pekerjaanpenimbunan dengan timbunan pilihan dimulai, akan dilakukan trial section (penghamparan
danpemadatan) untuk mendapatkan persetujuan terhadap metode kerja penumbunan yang
akandilaksanakan. Bahan timbunan pilihan yang digunakan akan diangkut dengan dump truck dari
Quarry.
f.Bila diperlukan maka pada lokasi pekerjaan timbunan biasa juga akan dilakukan trial section
untukmendapatkan persetujuan terhadap metode kerja penimbunan yang akan dilaksanakan,
sebelum pekerjaanpenimbunan biasa tersebut dilakukan. Bahan timbunan biasa yang digunakan
akan diangkut dengan dumptruk dari lokasi pekerjaan.
g.Semua pekerjaan penimbunan akan dilakukan dengan penghamparan dan pemadatan lapis per
lapis,dengan ketebalan gembur setiap lapisan tidak lebih dari 20 cm.
h.Lapisan terkhir dari timbunan pilihan maupun timbunan biasa akan dilakukan uji kepadatan
denganmenggunakan alat Sand cone.
Pekerjaan Drainase
a.Pekerjaan Drainase akan dimulai dengan melakukan pengukuran situasi dan elevasi dasar
saluran,khususnya outlet dari existing saluran untuk menentukan ketinggian (arah dan kelandaian)
saluranrencana dengan menggunakan titik ikat yang disetujui dan diikuti dengan pemasangan patok
serta profilkemiringan galian.b.
Saluran drainase yang ada, untuk sementara direlokasi agar tetap berfungsi sebelum pekerjaan
drainaseyang permanen selesai dilaksakan, kondisi ini dimaksudkan untuk menjaga aliran air
disekitar lokasiproyek dalam mengantisipasi musim hujan. Dewatering kemudian akan dilakukan
terhadap salurandrainase lama yang dipindahkan, sebelum pekerjaan pelebaran jalan dilokasi
bekas saluran drainasetersebut dilaksanakan.c.
Untuk menjaga kestabilan pekerjaan pelebaran jalan, maka pekerjaan penggalian dan
penimbunanuntuk membentuk saluran drainase akan dilaksanakan secara bertahap dan
disesuaikan dengan progrespekerjaan tersebut diatas.d.
Pada daerah drainase yang telah tergali dan tebentuk serta elevasi dasar saluran telah sesuai
dengandimensi gambar kerja yang disetujui dan juga telah dipadatkan, maka sesuai lokasi yang
direncanakanakan dilanjutkan dengan pekerjaan pemasangan batu dengan mortar.e.
Untuk daerah saluran yang terbentuk dengan penimbunan, maka pekerjaan pemasangan batu kali
akandikerjakan apabila pekerjaan penimbunan tersebut telah memperhatikan sesetabilan.
Pekerjaan Struktur Perkerasan Pelebaran Jalan,
a.Lapisan strukur perkerasan pada pelebaran jalan, akan dimulai dari urutan pekerjaan
penghamparantimbunan pilihan, agregat kelas B, agregat kelas A, pekerjaan pengaspalan yang
terdiri dari lapis ACBase, AC Binder dan AC WC.b.
Proses pemadatan akan dilakukan untuk menyiapkan tanah dasar sebelum timbunan
pilihan,penyiapan badan jalan tersebut dilakukan dengan menggunakan alat pemadat mekanis
danperapihannyadibantu dengan tenaga manusia.c.
Pekerjaan penghamparan lapis material timbunan pilihan, lapis pondasi bawah (agregat kelas B)
danlapis pondasi atas (agregat kelas A), pada pekerjaan pelebaran akan dilakukan dengan
menggunakanmotor grader dan dipadatkan lapis per lapis dengan menggunakan Tandem Roller.
Untuk mendapatkankepadatan yang maksimum pada kadar air optimum yang direncanakan, maka
dilapangan akanditempatkan satu unit water tank untuk sewaktu waktu akan diperlakukan dalam
mengendalikan kadarair saat proses pemadatan.d.
Pekerjaan penghamparan dan pemadatan aspal panas (hotmix) diatas permukaan agregat A yang
telahdiprime coat akan dilaksanakan / dimulai dengan lapisan AC Base, dilanjutkan dengan AC
Binder danACWC.e.
Tack coat sebagai bonding akan dilakukan sebelum pekerjaan lapisan untul ACBC dan ACWC.
6.Pekerjaan Beton K-250
a.Sesuai gambar dalam dokumen tender, maka volume pekerjaan beton K-250 akan digunakan
sesuaigambar atau petunjuk Direksi dan atau pekerjaan lainnya sesuai hasil field engineering yang
telahdisetujui Direksi Pekerjaan.b.
Beton K-250 di produksi secara manual (concrete mixer). Material berupa pasir, semen dan
agregatkasar diterima dilokasi pekerjaan.c.
Secara umum tahapan pelaksanaan pekerjaan beton K-250 untuk pekerjaan diatas (butir a )
dapatdiuraikan secara berikut :
Pekerjaan akan dimulai dengan pembuatan shop drawings untuk kemudian
dimintakanpersetujuannya dari Direksi Pekerjaan.
Baja Tulangan yang telah dirakit (cutting and bending) di base camp akan dibawa kelokasipekerjaan
untuk dipasangkan sesuai shop drawings. Baja tulangan akan dipasangkan / diikatdengan
menggunakan kawat beton.
Pekerjaan dilanjutkan dengan pembuatan dan pemasangan bekisting yang terbuat dari balok
kayudan multiplex untuk membentuk dimensi struktur sesuai shop drawings.
Sebelum dilakukan pengecoran beton, maka semua hasil rakitan penulangan dan bekisting
akandibersihkan terlebih dahulu dan dimintakan persetujuannya dari Direksi Pekerjaan.
Untuk menjaga agar tidak terjadi pemisahan agregat (segredasi) dari beton, maka pengecoranbeton
akan dilakukan dengan menggunakan luncuran manual.
Selama proses pengecoran, beton akan diperiksa kekentalannya dengan uji slump dan
terhadapbeton yang lolos uji, akan dituangkan dan pemadatan beton akan dilakukan dengan
menggunakanconcrete vibrator sedemikian rupa agar tidak terjadi bleeding.
Untuk mengetahui kondisi kekuatan beton, maka atas persetujuan Direksi Pekerjaan, akandilakukan
pengambilan dan pembuatan benda uji kubus/silinder.
V. PEKERJAAN PENUNJANG
Pekerjaan penunjang merupakan pekerjaan sementara yangmempengaruhi kelancaran /
keberhasilanpennyelesaian
pekerjaan dan salah satunya adalah Manajemen Pengaturan Lalu Lintas.IV. 1. Manajemen
Pengaturan Lalu LintasPengaturan lalu lintas merupakan hal yang sangat penting untuk diperhatikan
dalam pelaksanaanpekerjaan jalan ini . untuk setiap tahapan pekerjaan dan sepanjang waktu
pelaksanaan, diupayakan tidakmengganggu aktifitas arus lalu lintas yang ada di jalan tersebut.
Terhambatnya aktifitas arus lalu lintas dilokasi pekerjaan dan daerah sekitarnya akan menimbulkan
kerugian bagi pengguna jalan dalam berbagaiaspek, safety bagi para pengguna jalan perlun
mendapat jaminan agar tidak menimbulkan kerugian bagiseluruh pihak.Manajemen pengaturan lalu
lintas dalam pelaksanaan pekerjaan dapat di lakukan dengan denganbewrbagai cara antara lain:1.
memasang berbagai jenis rambu rambu pengaman di sekitar lokasi pekerjaan secara tepat
danbenar, baik secara fungsi bentuk dan lokasi penempatan sesuai spesifikasi dan ketentuan yang
ada.
Menempatkan petugas pengatur lalu lintas secara efektif dan efisien untuk mengatur
danmengerahkan arus lalu lintas yang ada.
Mengatur secara tepat jadwal pelaksanaan setiap jenis pekerjaan yang ada. Pekerjaan
pekerjaanyang akan menimbulkan gangguan besar (friction) terhadap arus lalu lintas, di atur
jadwalnyasedemikian rupa sehingga pelaksanaan pekerjaan tidak terlalu mengganggu arus lalu
lintas yang adadan menimbulkan kepadatan arus lalulintas yang berarti.
Jika tidak memingkinkan melakukan pekerjaan pada siang hari, maka untuk pekrjaan tertentu
seperti
overlay
, akan dilakukan pada malam hari dengan memasang penerangan yang cukup, agar
tidakmengganggu arus lalu lintas.

TEKNIK PELAKSANAAN PEMBANGUNAN JALAN


RABU, NOVEMBER 30, 2011 ADI ATMADILAGA 3 COMMENTS

1. Penjelasan Umum

Pelaksanaan pekerjaan dilapangan dilakukan sepenuhnya oleh kontraktor pelaksana yang telah ditunjuk
dan diawasi langsung konsultan pengawas dan Departemen Pekerjaan Umum. Pelaksanaan pekerjaan
dilakukan berdasarkan atas gambar-gambar kerja dan spesifikasi tekhnik umum dan khusus yang telah
tercantum dalam dokumen kontrak, rencana kerja & syarat-syarat (RKS) dan mengikuti perintah atau
petunjuk dari konsultan, sehingga hasil yang dicapai akan sempurna dan sesuai dengan keinginan
pemilik proyek.
2. Pekerjaan Persiapan

Pekerjaan persiapan dilaksanakan sebelum pekerjaan fisik dimulai.


Adapun pekerjaan-pekerjaan yang dilaksanakan dalam pekerjaan persiapan tersebut, yaitu :

a. Pekerjaan pematokan dan pengukuran ulang


Pekerjaan pematokan dan pengukuran ulang dilaksanakan oleh kontraktor pelaksana dengan tujuan
pengecekan ulang pengukuran. Pemasangan patok pengukuran untuk profil memanjang dipasang pada
setiap jarak 25 meter.

b. Survey kelayakan struktural konstruksi perkerasan.


Kelayakan struktural konstruksi perkerasan dilaksanakan dengan pemeriksaan destruktif yaitu suatu cara
pemeriksaan dengan menggunakan alat Benkelman.

c. Pengadan direksi keet


Untuk pengadaan direksi keet ini pihak kontraktor pelaksana membuatnya disekitar lokasi proyek. Direksi
keet ini berfungsi untuk tempat beristirahat para pekerja dan penyimpanan material serta peralatan
pekerjaan.

d. Penyiapan badan jalan


Pekerjaan ini meliputi pembersihan lokasi, penutupan jalan dan lainnya. Sehingga pelaksanaan proyek ini
berjalan dengan lancar.

3. Pekerjaan Galian dan Timbunan


Gambar Struktur Pekerjaan Tanah

Pekerjaan Galian

1. Pekerjaan galian adalah pekerjaan pemotongan tanah dengan tujuan untuk memperoleh bentuk
serta elevasi permukaan sesuai dengan gambar yang telah direncanakan. Adapun prosedur
pekerjaan dari pekerjaan galian, yaitu :
2. Lokasi yang akan dipotong (cutting) haruslah terlebih dahulu dilakukan pekerjaan clearing dan
grubbing yang bertujuan untuk membersihkan lokasi dari akar-akar pohon dan batu-batuan.
3. Untuk mengetahui elevasi jalan rencana, surveyor harus melakukan pengukuran dengan
menggunakan alat ukur (theodolit). Apabila elevasi tanah tidak sesuai maka tanah dipotong
kembali dengan menggunakan alat berat (motor grader), sampai elevasi yang diinginkan.
4. Memadatkan tanah yang telah dipotong dengan menggunakan Vibrator Roller.
5. Melakukan pengujian kepadatan tanah dengan tes kepadatan (ujiDdensity Sand Cone test) di
lapangan.

Pekerjaan galian dapat diklasifikasikan menjadi beberapa bagian :

a. Galian Biasa Commond Excavation)


Dalam pekerjaan ini dilakukan penggalian untuk menghilangkan atau membuang material yang tidak
dapat dipakai sebagai struktur jalan, yang dilakukan menggunakan excavator untuk memotong bagian
ruas jalan sesuai dengan gambar rencana, sedangkan pengangkutan dilakukan dengan menggunakan
dump truck.
b. Galian Batuan / Padas
Pekerjaan galian batu (padas) mencakup galian bongkahan batu dengan volume 1 meter kubik atau
lebih. Pada pekerjaan galian batu ini biasa dilakukan dengan menggunakan alat bertekanan udara
(pemboran) dan peledekan.

c. Galian Struktur
Pada pekerjaan galian struktur ini mencakup galian pada segala jenis tanah dalam batas pekerjaan yang
disebut atau ditunjukkan dalam gambar untuk struktur. Pekerjaan galian ini hanya terbatas untuk galian
lantai pondasi jembatan.

Pekerjaan Timbunan dan Pemadatan

Perlu diingat sebelum pekerjaan galian maupun timbunan harus didahului dengan pekerjaan clearing dan
grubbing, maksudnya adalah agar lokasi yang akan dilakerjakan tidak mengandung bahan organik dan
benda-benda yang mengganggu proses pemadatan. Timbunan dilaksanakan lapis demi lapis dengan
ketebalan tertentu dan dilakukan proses pemadatan.

Proses penimbunan dapat diklasifikasikan menjadi 2, yaitu :

1. Timbunan Biasa
Pada timbunan biasa ini material atau tanah yang biasa digunakan berasal dari hasil galian badan jalan
yang telah memenuhi syarat.

2. Timbunan Pilihan
Pada pekerjaan timbunan ini tanah yang digunakan berasal dari luar yang biasa disebut borrowpitt.
Tanah ini digunakan apabila nilai CBR tanah dari timbunan kurang dari 6%.
Proses pemadata tanah dimaksudkan untuk memadatkan tanah dasar sebelum melakukan proses
penghamparan material untuk memenuhi kepadatan 95%, dengan menggunakan alat berat seperti
Vibrator Roller, Dump Truck, Motor Grader.

Adapun langkah kerja dari proses pemadatan tanah, yaitu :

1. Mengangkut material dari quary menuju lokasi dengan menggunakan Dump Truck.
2. Menumpahkan material pada lokasi tempat dimana akan dilaksanakan pekerjaan penimbunan.
3. Meratakan material menggunakan Motor Grader sampai ketebalan yang direncanakan. Sebagai
panduan operator Grader dan vibro maka dipasang patok tiap jarak 25 m yang ditandai sesuai
dengan tinggi hamparan.
4. Memadatkan tanah denga menggunakan Vibrator Roller yang dimulai sepanjang tepi dan
bergerak sedikit demi sedikit ke arah sumbu jalan dalm keadaan memanjang, sedangkan pada
tikungan (alinyemen horizontal) harus dimulai pada bagian yang rendah dan bergerak sedikit
demi sedikit ke arah yang tinggi, pemadatan tersebut dipadatkan dengan 6 pasing (12 x lintasan)
hingga didapatkan tebal padat 20 cm hingga didapat elevasi top subgrade yang sesuai dengan
rencana.

Pengujian Kepadatan Tanah


Pengujian Sand Cone
Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui nilai kepadatan dan kadar air dilapangan. Juga bisa sebagai
perbandingan pekerjaan yang akan dilaksanakan dilapangan dengan perencanaan pekerjaan.

Gambar Titik Pengambilan Sampel

Pekerjaan Lapis Pondasi Bawah


Lapisan perkerasan yang terletak antara lapis pondasi atas dan tanah dasar dinamakan lapis pondasi
bawah yang berfungsi sebagai :

1. Bagian dari konstruksi perkerasan yang menyebarkan beban roda ke tanah dasar. Dengan nilai
CBR 20% dan Plastisitas indeks (PI) ≤ 10%.
2. Material pondasi bawah relatip murah dibandingkan dengan lapisan perkerasan diatasnya.
3. Mengurangi tebal lapisan diatasnya yang lebih mahal.
4. Lapisan perkerasan, agar air tanah tidak berkumpul dipondasi.
5. Lapisan pertama, agar pekerjaan dapat berjalan lancar.
6. Lapisan untuk mencegah partikel-partikel halus dari tanah dasar naik kelapis atas. Tebal rencana
lapisan pondasi bawah ini adalah 20 cm.

Lapisan pondasi agregat kelas B yang digunakan dalam proyek ini memiliki komposisi sebagai berikut :

1. Split 5/7
2. Split 3/5
3. Split 2/3
4. Abu Batu

Teknik pelaksanaan pekerjaan penghamparan dan pemadatan dari Base B adalah :

 Pengangkutan material base B ke lokasi proyek dengan menggunakan Dump Truck.


 Setelah sampai di lokasi, campuran ditumpuk menjadi lima sampai enam tumpukan disepanjang
lokasi yang telah siap untuk dihampar base B.
 Penghamparan material base B dilakukan dengan menggunakan alat motor grader dengan
kapasitas 3,6 m. Setelah badan jalan terbentuk, kemudian dipadatkan dengan alat vibrator roller
dengan kapasitas 16 ton.
 Jika disuatu lokasi ada campuran material yang kurang baik ikatannya maka dapat ditambahkan
abu batu dengan bantuan tenaga manusia untuk mengikat material tersebut ketika dipadatkan
kebali dengan vibrator roller.

Untuk mengetahui apakah tebal penghamparan base B dan % kemiringan telah sesuai dengan yang
direncanakan maka digunakan waterpass agar dapat menemukan elevasinya.

Peralatan

Dalam pelaksanaan pekerjaan lapis pondasi atas digunakan alat alat sebagai berikut :

 Wheel Loader berfungsi untuk mengambil tumpukan agregat dari tempat pengambilan material,
selanjutnya dimasukkan kedalam dunp truck.
 Dump truck berfungsi untuk mengangkut material agregat base B ke lokasi pekerjaan.
 Motor grader berfungsi untuk memadatkan material base B.
 Water tank truck berfungsi untuk menyiram agregat base B setelah penghamparan.

Bahan dan Material

Agregat baru pecah kelas B yang sesuai dengan persyaratan (table agregat base B)

Tabel Gardasi Agregat Kelas A dan Kelas B

Nomor Mm Kelas A Kelas B

2 in 50 100 100

11/2 in 37.5 100 88 - 95

1 in 25 65 - 81 70 - 85

3/8 in 9.5 42 - 60 30 - 65

#4 4.75 27 - 45 25 - 55

# 10 2 Nop-25 15 - 40

# 40 0.425 6 – 16 8 – 20

# 200 0.075 0-8 2–8

Tabel Karakteristik Agregat Kelas A dan Kekas B

Sifat Material Sifat Kelas A Sifat Kelas B

Nilai Abrasi Agregat Kasar ( AASTHO T 96 - 87 ) 0 - 40% 0 - 40%

Plasticity Index ( AASTHO T 90 - 87 ) 0-6 4 – 10

Batas Cair ( AASTHO T 89 - 90 ) 0 – 25 -

CBR ( AASTHO T180 ) 90 min 35 min

Hasil Kali PI dengan % lolos ayakan no. 200 25 maksimum -


Pengawasan Pekerjaan
Pengawasan pekerjaan dilaksanakan olek konsultan pengawas. Hal ini dilakukan untuk menjamin
pekerjaan yang dilakukan oleh kontraktor sebagai pelaksana proyek, apakah sesuai dengan ketentuan
yang terdapat dalam spesifikasi.

Ketentuan ketentuan pelaksanaan pekerjaan yang sesuai dengan spesifikasi adalah sebagai berikut :

 Penghamparan lapis pondasi agregat, baik kelas A maupun kelas B tidak boleh mempunyai
ketebalan kurang dari dua kali ukuran maksimum bahan.
 Penghamparan lapis pondasi kelas A maupun kelas B tidak boleh lebih dari 20 cm dalam
keadaan loose, hal ini dapat mempengaruhi proses pemadatan sehingga pemadatan yang
dilakukan tidak mencapai keadaan optimal.
 Permukaan lapis pondasi agregat harus rata sehingga air tidak dapat menggenang akibat
permukaan yang tidak rata. Deviasi maksimum untuk kerataan permukaan adalah 1 cm.
 Toleransi terhadap tebal total lapis pondasi agregat adalah 1 cm dari tebal rencana.
 Lapis pondasi yang terlalu kering atau terlalu basah untuk pemadatan yaitu kurang dari 1% atau
lebih dari 3% pada kadar air optimum, diperbaiki dengan cara menggali dan mengganti dengan
bahan yang memenuhi syarat kadar air tersebut.

Artikel Terkait:
Perkerasan Jalan

 Desain Perkerasan Kaku Metode Bina Marga

Jalan Raya

 Rute Busway D.K.I. Jakarta 2014


 PEMILIHAN RUTE/PEMBEBANAN JARINGAN LALU LINTAS (ROUTE CHOICE/TRAFFIC
ASSIGNMENT)
 Model Pemilihan Moda Transportasi (Sistem Transportasi)
 Analisa Kategori/Klasifikasi Silang
 Bangkitan Pergerakan
 Sebaran Pergerakan
 Desain Perkerasan Kaku Metode Bina Marga
 ALAT - ALAT BERAT PADA PEKERJAAN GALIAN DAN TIMBUNAN (3)
 ALAT - ALAT BERAT PADA PEKERJAAN GALIAN DAN TIMBUNAN (2)
 ALAT - ALAT BERAT PADA PEKERJAAN GALIAN DAN TIMBUNAN (1)

Transportasi

 PERENCANAAN GEOMETRIS RUNWAY METODA ICAO


 SIMULASI GAPEKA (Grafik Perjalanan Kereta Api)
 Perubahan Gapeka (Grafik Perjalanan Kereta Api)
 Istilah Gerbong (Nomor Gerbong)
 Grafik Perjalanan Kereta Api (GAPEKA)
 Rute Busway D.K.I. Jakarta 2014
 PEMILIHAN RUTE/PEMBEBANAN JARINGAN LALU LINTAS (ROUTE CHOICE/TRAFFIC
ASSIGNMENT)
 Model Pemilihan Moda Transportasi (Sistem Transportasi)
 Analisa Kategori/Klasifikasi Silang
 Bangkitan Pergerakan

Posted in: Jalan Raya,Perkerasan Jalan,Transportasi

Reactions:
Posting Lebih BaruPosting LamaBeranda

3 COMMENTS:

nur iman says:

3 Mei 2013 23.03 Reply

bos boleh ga minta download file ini

muhammad syarief says:

6 Agustus 2013 20.40 Reply

blok yang anda buat ini sangat membantu kami dan terima kasih atas panduan dan penjelasan teknisnya.

Cv rakaju lab teknik says:

23 Juli 2015 07.17 Reply

CV.Rakaju Lab teknik


Jual alat Laboratorium Teknik Sipil kualitas Tanah, Beton, Aspal, Batuan dan material
konstruksilainnya.supplier peralatan Quality Control dan Geoteknik untuk peralatan kualitas Konstruksi
Jalan, Jembatan, Gedung-gedung, Dam, dan konstruksi teknik sipil lainnya, khusus untuk peralatan
kualitas Tanah, Beton, Aspal, Batuan dan material konstruksi lainnya yang bermanfaat untuk menjamin
kualitas konstruksi, sehingga dapat memperpanjang masa pakai ( life time) konstruksi dan
mempertahankan kualitas konstruksi, sehingga berdampak pada efisiensi dana pembangunan.
alat sondir 2, 5 ton
alat sondir 5 ton
alat sondir 10 ton
alat core drill
core drill
sondir 5 ton
sondir 2, 5 ton
alat laboratorium teknik sipil
alat laboratorium tanah
alat laboratorium beton
alat laboratorium aspal
toko alat teknik sipil'
pusat alat teknik sipil

CV.RAKAJU LAB TEKNIK


-Distributor
-Supplier
-Agen alat lab inpor
-Produksi Sendiri alat lab Lokal
-jual alat laboratorium tanah
-jual alat laboratorium beton
-jual alat laboratorium aspal
-jual alat laboratorium pertambangan
jual alat laboratorium teknik sipil
Jual alat laboratorium di jakarta
jual alat laboratorium teknik sipil seluruh indonesia
jual jasa alat laboratorium teknik sipil
Jual semua alat lab sebagai berikut
jual Laboratorium Tanah
jual Laboratorium Beton
jual Laboratorium Aspal
jualLaboratorium Kimia
jual Laboratorium Teknik Mesin
jual Laboratorium Pertambangan
jualPertambangan Mining
jual Glass Ukur
jual Labu Ukur
jual Piknometer
jualLaboratotorium Pertanian
jual General

Lab techniques CV.Rakaju


Selling tool Civil Engineering Laboratory Soil quality, Concrete, asphalt, rocks and material
konstruksilainnya.supplier Quality Control and Geotechnical equipment for quality equipment
Construction Roads, Bridges, Buildings, Dam, and other civil engineering construction, specifically to land
quality equipment, Concrete , asphalt, rocks and other construction materials that are useful to ensure the
quality of construction, so as to extend the life ( life time) of construction and maintaining the quality of
construction, so the impact on the efficiency of development funds.

CV.RAKAJU ENGINEERING LAB


-Distributor
-Supplier
-Agen Lab equipment inpor
-Production Of Local Self lab equipment
-Sell soil laboratory equipment
-Sell concrete laboratory equipment
-Sell asphalt laboratory equipment
-Sell mining laboratory equipment

Sell all the lab equipment as follows


Soil Laboratory selling
Concrete Laboratory selling
Asphalt Laboratory selling
jualLaboratorium Chemistry
Laboratory selling Mechanical Engineering
Mining Laboratory selling
jualPertambangan Mining
Glass selling Measure
Pumpkin sales Measure
selling pycnometer
Agriculture jualLaboratotorium
General selling

contact info 02292101889 Hp.082121444881

CV.Rakaju Lab teknik


Jual alat Laboratorium Teknik Sipil kualitas Tanah, Beton, Aspal, Batuan dan material
konstruksilainnya.supplier peralatan Quality Control dan Geoteknik untuk peralatan kualitas Konstruksi
Jalan, Jembatan, Gedung-gedung, Dam, dan konstruksi teknik sipil lainnya, khusus untuk peralatan
kualitas Tanah, Beton, Aspal, Batuan dan material konstruksi lainnya yang bermanfaat untuk menjamin
kualitas konstruksi, sehingga dapat memperpanjang masa pakai ( life time) konstruksi dan
mempertahankan kualitas konstruksi, sehingga berdampak pada efisiensi dana pembangunan.

CONTOH METODE PELAKSANAAN REHAB JALAN 1

I. PEKERJAAN PERSIAPAN
1. Penyediaan Fasilitas seperti :
1. Direksikeet/Kantor Lapangan
2. Gudang

3. Bengkel

4. Laboratorium

5. Mobilisasi

6. Papan Nama Proyek

7. Rambu-rambu Lalulintas

2. Pra Konstruksi
Kegiatan Pra Konstruksi dilakukan sebelum pekerjaan-pekerjaan konstruksi dilakukan. Kegiatan-
kegiatan tersebut yaitu diantaranya :
a. PCM (Pre Construction Meeting)

b. Field Engineering (FE)

3. Mobilisasi peralatan penunjang pekerjaan seperti :


Peralatan yang akan dimobilisasi kelapangan yaitu peralatan yang akan menunjang dalam pelaksanaan
pekerjaan serta jenis, type dan kuantitas alat sesuai dengan kebutuhan pekerjaan.

Urutan atau langkah dari pelaksanaan pekerjaan ini adalah sebagai berikut :

1. Pembongkaran Pasangan Batu

Pekerjaan pembongkaran ini dimaksudkan untuk pembongkaran pada pasangan batu lama yang sudah
rusak sehingga harus diganti.

Metoda kerja dari pekerjaan ini adalah sebagai berikut :

 Sebelum melakukan pekerjaan pembongkaran harus dibuat gambar request dan diserahkan kepada
direksi untuk diketahui dan disetujui.

 Memilih pasangan batu yang akan dibongkar.

 Pembongkaran dilakukan dengan menggunakan tenaga manusia dengan menggunakan alat bantu.

 Dump Truck membuang material hasil galian keluar lokasi pekerjaan.

2. Galain Biasa

Galian Biasa harus mencakup seluruh galian yang tidak diklarifikasikan sebagai galian batu, galian
struktur, galian sumber bahan dan galian perkerasan beraspal. Pekerjaan pada paket ini dilakukan untuk
pekerjaan perataan dan perapihan pada permukaan bahu jalan dan pekerjaan lainnya.

Adapun asumsi pekerjaan, bahan dan alat yang digunakan beserta metoda pelaksanaannya adalah
sebgai berikut :

1. Asumsi pekerjaan secara manual. Faktor pengembangan bahan adalah 1,20.

2. Bahan yang digunakan : tidak ada bahan yang dipergunakan.

3. Alat yang digunakan : penggalian menggunakan alat bantu biasa berupa cangkul, singkup, belincong
dan roda dorong dan untuk pembuangan hasil galian menggunakan Dump Truck kap. 3-4 m3.

4. Metoda pelaksanaannya sebagai berikut :

 Sebelum melakukan pekerjaan pembongkaran harus dibuat gambar request dan diserahkan kepada
direksi untuk diketahui dan disetujui

 Tanah digali dengan menggunakan alat bantu biasa berupa cangkul, singkup, belincong dan roda
dorong.

3. Baja Tulangan U 24

Pekerjaan ini mencangkup pengadaan dan pemasangan baja tulangan untuk jalan masuk ke jalan desa.

Tahapan Pekerjaan :

a. Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat dahulu request dan diserahkan kepada direksi untuk
disetujui.

b. Baja tulangan dipotong dengan alat berbanding set dan dirangkai sesuai gambar rencana.

c. Baja Tulangan harus dipasang sedemikian rupa sehingga beton yang menutupi bagian luar baja tidak
terekspos langsung dengan udara atau terhadap air tanah atau yang lainnya.

4. Beton K-250

Pekerjaan ini untuk Plat Dekert (Plat pada saluran) untuk jalan masuk desa. Pelaksanaannya adalah
sebagai berikut : Agregat Kasar dipilih sedemikian sehingga ukuran partikel terbesar tidak lebih dari ¾
dari jarak minimum antara baja tulangan dengan kayu acuan.

1. Beton K-250 dilaksanakan untuk plat deker (pada saluran).

2. Bahan material yang digunakan adalah agregat kasar, agregat halus dan air.

3. Lokasi pekerjaan disesuiakan dengan gambar rencana.

4. Prosedur pekerjaan :

a. Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat dahulu request dan diserahkan kepada direksi untuk
disetujui.

b. Menyerhakan hasil pengujian material (mix design) Beton K-250 yah akan digunakan dan harus sesuai
dengan Spesifikasi Teknik yang disyaratkan.

c. Menyerahkan daftar peralatan yang akan digunakan.

5. Tahapan Pekerjaan :

 Bahan material yang akan digunakan Agregat Kasar, Agregta Halus dan Semen.

 Material tersebut dicampur dengan menggunakan concrete mixer dan diberi air yang telah disediakan
dengan alat water tank truck.

 Komposisi campuran sesuai dengan spesifikasi teknik

 Sebelum pemasangan harus dibuatkan bekisting dengan menggunakan kayu perancah dan profil
terlebih dahulu untuk memudahkan pemasangan sesuai dengan gambar.

 Setelah bekisting dan tulangan ssudah dipasang, maka pengecoran dilaksanakan dan pemadatannya
menggunakan alat concrete vibrator agar beton padat dan karakteristik (kuat tekan) beton tercapai.
 Dalam proses pengecoran harus dibuatkan benda uji kubus beton untuk dilakukan pengetesan
dilaboratorium.

5. Galian untuk Drainase Selokan dan Saluran Air.

Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat dulu request dan diserahkan kepada direksi untuk disetujui.
Galain dilakukan dengan menggunakan excavator ukuran bucket 0,3 m3.

Tanah hasil galian diangkut dengan menggunakan dump truck untuk dibuang

kelokasi yang telah ditentukan. Para pekerja melakukan perapihan hasil galian

sehingga bentuk drainase yang diinginkan bisa terbentuk

6. Pekerjaan Pasangan Batu Dengan Mortar

1. Pasangan batu dengan mortar dilaksanakan untuk pembuatan saluran drainase.

2. Bahan matrial yang digunakan batu belah, pasir pasang dan semen.

3. Lokasi pekerjaan disesuaikan dengan kebutuhan lapangan.

4. Prosedur pekerjaan :

 Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat dulu request dan dan diserahkan kepada direksi untuk
disetujui.

 Menyerahkan hasil pengujian material (mix design) mortar yang akan digunakan dan harus sesuai
Spesifikasi Teknik yang disyaratkan.

 Menyerahkan daftar peralatan yang akan digunakan

 Melakukan peninjauan lapangan bersama-sama direksi apakah lokasi pekerjaan sudah me memenuhi
syarat untuk dilaksanakan pekerjaan tersebut.

5. Tahapan Pekerjaan :

 Bahan material yang digunakan batu belah yang sudah dicuci/dibersihkan , pasir pasang dan semen.

 Bahan material untuk pembuatan mortar adalah pasir dan semen.

 Matrial tersebut dicampur dengan mengunakan concerte mixer dan diberi air bersih dengan alatn water
tank truck.

 Komposisi campuran pasir, semen dan air sesuai dengan spesifikasi teknik.

 Sebelum pemasangan harus dibuatkan profil terlebih dahulu untuk memudahkan pemasangan sesuai
dengan gambar.

 Pemasangan dilakuan oleh tukang batu yang dibantu oleh para pekerja.

 membuat benda uji kubus mortar untuk dilakukan pengetesan dilaboratorium untuk mengetahui
karakteristik yang disyaratkan dalam spesifikasi teknik.
7. Pekerjaan Pasangan Batu

a. Pasangan batu dilaksanakan untuk pembuatan tembok penahan tanah (TPT) pada lokasi-lokasi tertentu
untuk mencegah kelongsoran.

b. Bahan material yang digunakan batu belah, pasir pasang dan semen.

c. Lokasi pekerjaan dilokasi-lokasi tertentu disepanjang jalan penanganan.

d. Prosedur pekerjaan :

 Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat dulu gambar request dan diserahkan kepada direksi untuk
disetujui.

 Menyerahkan hasil pengujian material (job mix design) yang akan digunakan harus sesuai Spesifikasi
Teknik yang disyaratkan.

 Menyerahkan daftar peralatan yang akan digunakan

 Melakukan peninjauan lapangan bersama-sama direksi apakah lokasi pekerjaan sudah memenuhi syarat
untuk dilaksanakan pekerjaan tersebut.

Tahapan Pekerjaan :

 Sebelum pemasangan, galian pondasi dilakukan terlebih dahulu.

 Kedalaman galian sesuai dengan gambar pelaksanan.

 Bahan material yang digunakan batu belah, pasir pasang dan semen.

 Matrial tambahan yaitu suling-suling dari pipa PVC dan ijuk untuk saringan suling-suling.

 Bahan material untuk pembuatan adukan pasir dan semen.

 Material tersebut dicampur menggunakan concerte mixer dan diberi air.

 Komposisi campuran pasir, semen dan air sesuai dengan spesifikasi.

 Sebelum pemasangan harus dibuatkan profil terlebih dahulu untuk memudahkan pamasangan sesuai
dengan gambar.

 Pemasangan dilakuan oleh tukang batu yang dibantu oleh para pekerja.

8. Timbunan Biasa

Pekerjaan ini dilaksanakan sebagai timbunan dasar sebelum timbunan pilihan dilaksanakan yang mana
diperlukan untuk mengisi celah pada pekerjaan pasangan batu atau pekerjaan TPT selesai dilaksanakan.

Metoda kerja dari pekerjaan ini adalah sebagai berikut :

 Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat request dan diserahkan kepada direksi untuki untuk
disetujui.
 Material dihampar dengan tenaga manusia.

 Hamparan timbunan disiram air dengan menggunakan Water Tank Truck (sebelum pemadatan) dan
dipadatkan lapis demi lapis dengan menggunakan stamper.

 Selama pemadatan sekelompok pekerja akan merapihkan tepi hamparan dan level permukaan dengan
menggunakan alat Bantu.

9. Timbunan Pilihan

Pekerjaan Timbunan Pilihan digunakan sebagai timbunan pada pekerjaan Tembok Penahan
Tanah setelah timbunan biasa terlebih dahulu sudah dilaksananakan.

Metoda kerja dari pekerjaan ini adalah sebagai berikut :

 Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat request dan diserahkan kepada direksi untuki untuk
disetujui

 Material dihampar dengan tenaga manusia.

 Hamparan timbunan disiram air dengan menggunakan Water Tank Truck (sebelum pemadatan) dan di
padatkan lapis demi lapis dengan menggunakan vibratory roller atau stamper.

 Selama pemadatan sekelompok pekerja akan merapihkan tepi tepi hamparan dan level permukaan
dengan menggunakan alat bantu

10. Galian Perkerasan Beraspal Tanpa Cold Milling Machine

Pada awal pelaksanaan kegiatannya juga dapat dilaksanakan pekerjaan Galian Perkerasan Beraspal
Tanpa Cold Milling Machine dimana pekerjaan ini merupakan galian pada perkerasan lama.

Metoda kerja dari pekerjaan ini adalah sebagai berikut :

 Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat request dan diserahkan kepada direksi untuki untuk
disetujui

 Permukaan hotmix digali dengan menggunakan alat Jack Hammer & Air Compressor dan dibantu
dengan alat bantu berupa cangkul, singkup, belincong dan lain sebagainya.

 Sisa hasi galian dibersihkan dengan menggunakan Air Compressor.

 Selanjutnya tanah bekas galian dimuat kedalam Dump Truk dan diangkut ke luar lokasi pekerjaan.

 Hasil galian dirapihkan oleh sekelompok pekerja sesuai dengan ukuran gambar rencana.

11. Lapis Pondasi Agregat Kelas B (untuk Perkerasan Berbutir)

Pekerjaan ini dilaksanakan sebagai lapis pondasi pada pekerasan jalan. Lapis Pondasi agrergat kelas
B merupakan lapisan bawah dari lapis pondasi pada perkerasan jalan dengan ketebalan sesuai gambar
rencana.
Metoda kerja dari pekerjaan ini adalah sebagai berikut :

 Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat request dan diserahkan kepada direksi untuki untuk
disetujui

 Sebelum gmelaksanakan pekerjaan ini terlebih dahulu dibuatkan pengujian material (job mix design)
agregat kelas B yang akan digunakan pada saat pelaksanaan sesuai spesifikasi teknik yang disyaratkan.

 Material agregat kelas B dicampur di base camp dengan menggunakan wheel loader dengan komposisi
sesuai job mix design yang telah disetujui kemudian material agregat kelas B dibawa kelokasi pekerjaan
menggunakan dump truck.

 Material agregat kelas B dihampar dengan alat motor grader dan denagn ketebalan padat sesuai gambar.

 Hamparan pondasi agregat disiram dengan air dengan menggunakan water tank truck dan dipadatkan
dengan menggunakan vibratory roller dan pemadatan teraknir dengan alat pneumatic tire roller.

 Selama pemadatan, sekelompok pekerja merapihkan tepi hamparan dan level permukaan dengan
menggunakan alat bantu.

 Setelah pelaksanaan pekerjaan ini dilakukan pengetesan kepadatan lapangan dengan test sencon untuk
mengetahui kepadatan yang disyaratkan dalam spesifikasi teknik.

12. Lapis Pondasi Agregat Kelas A (untuk Perkerasan Berbutir)

Pekerjaan ini dilaksanakan sebagai lapis pondasi pada pekerasan jalan. Lapis Pondasi agrergat kelas
A merupakan lapisan atas dari lapis pondasi pada perkerasan jalan dengan ketebalan seusia dengan
gambar rencana.

Metoda kerja dari pekerjaan ini adalah sebagai berikut :

 Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat request dan diserahkan kepada direksi untuki untuk
disetujui

 Sebelum gmelaksanakan pekerjaan ini terlebih dahulu dibuatkan pengujian material (job mix design)
agregat kelas A yang akan digunakan pada saat pelaksanaan sesuai spesifikasi teknik yang disyaratkan.

 Material agregat kelas A dicampur di base camp dengan menggunakan wheel loader dengan komposisi
sesuai job mix design yang telah disetujui kemudian material agregat kelas A dibawa kelokasi pekerjaan
menggunakan dump truck.

 Material agregat kelas A dihampar dengan alat motor grader dan denagn ketebalan padat sesuai
gambar.

 Hamparan pondasi agregat disiram dengan air dengan menggunakan water tank truck dan dipadatkan
dengan menggunakan vibratory roller dan pemadatan teraknir dengan alat pneumatic tire roller.

 Selama pemadatan, sekelompok pekerja merapihkan tepi hamparan dan level permukaan dengan
menggunakan alat bantu.

 Setelah pelaksanaan pekerjaan ini dilakukan pengetesan kepadatan lapangan dengan test sencon untuk
mengetahui kepadatan yang disyaratkan dalam spesifikasi teknik.
13. Lapis Pondasi Agregat Kelas B untuk Pekerjaan Minor

Pekerjaan ini terdiri dari pengembalian kondisi dari perkerasan aspal dan pondasi yang telah rusak.
Ukuran dari pekerjaan minor ini adalah kurang dari 40 x 40 cm dan dengan total volume setelah
penggalian kurang dari 10 m3 per kilometer. Pekerjaan ini dilaksanakan untuk perbaikan lapis pondasi
pada perkerasan jalan sebelum pekerjaan perkerasan jalan hotmix dilaksanakan. Lapis pondasi agregat
kelas B merupakan lapisan pondasi bawah dari lapis pondasi pada perkerasan jalan.

Metoda kerja dari pekerjaan ini adalah sebagai berikut :

 Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat request dan diserahkan kepada direksi untuki untuk
disetujui

 Lokasi perbaikan pondasi dibentuk dan di gali sesuai dengan ukuran rencana perbaikan pondasi.

 Material agregat kelas B dihampar dengan tenaga manusia dan dengan ketebalan bervariasi.

 Hamparan pondasi agregat disiram air dengan menggunakan Water Tank Truck (sebelum pemadatan)
dan di padatkan dengan menggunakan stamper.

 Selama pemadatan sekelompok pekerja akan merapihkan tepi hamparan dan level permukaan dengan
menggunakan alat bantu.

14. Lapis Pondasi Agregat Kelas A untuk Pekerjaan Minor

Setelah pekerjaan lapis pondasi agregat kelas B untuk pekerjaan minor selesai dilaksanakan, maka
dilanjutkan dengan pekerjaa lapis pondasi agregat kelas A untuk pekerjaan minor. Lapisan pondasi ini
merupakan lapisan pondasi atas dari lapis pondasi pada perkerasan jalan.

Metoda kerja dari pekerjaan ini adalah sebagai berikut :

 Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat request dan diserahkan kepada direksi untuki untuk
disetujui

 Material agregat kelas A dihampar dengan tenaga manusia dan dengan ketebalan bervariasi.

 Hamparan pondasi agregat disiram air dengan menggunakan Water Tank Truck (sebelum pemadatan)
dan di padatkan dengan menggunakan stamper.

 Selama pemadatan sekelompok pekerja akan merapihkan tepi tepi hamparan dan level permukaan
dengan menggunakan alat bantu.

15. Campuran Aspal Panas untuk Pekerjaan Minor

Setelah pekerjaan perbaikan pondasi untuk pekerjaan minor selesai dilaksanakan maka lapisan pondasi
ditutup dengan menggunakan material hotmix campuran aspal panas.

Metoda kerja dari pekerjaan ini adalah sebagai berikut :

 Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat request dan diserahkan kepada direksi untuki untuk
disetujui

 Material campuran aspal panas dihampar dengan tenaga manusia dan dipadatkan dengan Tendem
Roller.

 Selama pemadatan, pekerja akan merapihkan tepi hamparan dengan menggunakan alat bantu.

16. Lapis Resap Pengikat

Untuk pekerjaan lapis perkerasan jalan hotmix dapat dilaksanakan setelah pekerjaan perbaikan pondasi
agregat pada badan jalan selesai dilaksanakan. Lapisan pondasi agregat ini ditutup dengan
menggunakan material hotmix laston lapis pondasi (AC-Base) dimana untuk perekatan ke agregat antara
lapis pondasi agregat dengan laston lapis pondasi (AC-Base) menggunakan Lapis Resap Pengikat yang
disiramkan dengan menggunakan aspal sprayer.

Metoda kerja dari pekerjaan ini adalah sebagai berikut :

 Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat request dan diserahkan kepada direksi untuki untuk
disetujui

 Permukaan yang akan dilapis dibersihkan dari debu dan kotoran dengan Air Compressor.

 Bahan dasar berupa aspal dan kerosene dicampur dan dipanaskan sehingga menjadi campuran aspal
cair.

 Campuran aspal cair disemprotkan dengan Asphalt Sprayer ke atas permukaan yang akan dilapisi.

 Untuk mengetahui kadar lapis perekat per m2 dilakukan paper test dilokasi pekerjaan

17. Laston – Lapis Pondasi (AC-Base)

Setelah pekerjaan lapis resap pengikat dilaksanakan maka dilanjutkan dengan penghamparan Laston
Lapis Pondasi (AC-Base) setebal 6 cm. Lapisan ini digunakan sebagai lapisan penutup permukaan pada
struktur lapis pondasi agregat. Untuk bahan perekatannya dengan lapis pondasi agregat dengan
menggunakan Lapis Resap Pengikat.

Metoda kerja dari pekerjaan ini adalah sebagai berikut :

 Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat request dan diserahkan kepada direksi untuki untuk
disetujui

 Menyerahkan hasil pengujian m aterial (Job Mix design) material hot mix laston –Lapis Pondasi (AC-
Base) yang akan digunakan dan komposisi harus sesuai Spesifikasi teknik yang disyaratkan.

 Sebelum pelaksanaan pekerjaan AC-Base dilakukan trial agar bisa diketahui ketebalan dan densitynya.

 Pencampuran maretial hotmix AC-Base di olah menggunakan AMP.

 Material hot mix AC-Base dimuat langsung kedalam dump truck dan diangkut ke lokasi pekerjaan.

 Material AC-Base dihampar dengan alat asphalt finisher dan dipadatkan dengan alat tandem roller
dengan lintasan minimum sesuai spesifikasi teknik, kemudian dipadatkan kembali dengan
menggunakan alat pneumatic tire roller dengan lintasan sesuai hasil trial dan dipadatkan finishing
dengan alat tandem roller.

 Selama pemadatan, sekelompok pekerja akan merapihkan tepi hamparan dengan menggunakan alat
bantu.

 Setelah penghamparan dan pemadatan selesai dilaksanakan pengambilan sample dengan core driil
untuk ditest dilab agar diketahui ketebalan dan densitynya.

18. Lapis Perekat

Sebelum laston Lapis Aus AC-WC Levelling dihampar pada existing jalan, untuk merekatkan antara
permukaan lama dengan yang baru (AC-WC-Levelling) digunakan bahaan lapis perekat yang
disemprotkan dengan menggunakan apal spayer.

Metoda kerja :

 Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat request dan diserahkan kepada direksi untur disetujui

 Permukaan yang akan dilapis dibersihkan dari debu dan kotoran lainnya dengan air compressor.

 Bahan dasar berupa aspal dan karosene dicampur denagn komposisi sesuai spesifikasi dan dipanaskan
sehingga menjadi campuran aspal cair.

 Campuran aspal cair disemprotkan dengan Asphalt Sprayer ke atas permukaan yang akan dilapisi.

 Untuk mengetahui kadar lapis perekat per m2 dilakukan paper test dilokasi pekerjaan.

19. Laston – Lapis Aus (AC-WC) Levelling

Setelah lapisan perbaikan pekerjaan AC - Base (Patching) dan lapis perekat selesai dilaksanakan maka
dilanjutkan dengan penghamparan lapisan penutup perkerasan hot mix dengan menggunakan Laston
Lapis Aus (AC-WC Leveling) dengan ketebalan sesuai dengan yang tercantum dalam gambar maupun
spesifikasi teknik.

Metoda kerja dari pekerjaan ini adalah sebagai berikut :

 Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat request dan diserahkan kepada direksi untuki untuk
disetujui

 Menyerahkan hasil pengujian m aterial (Job Mix design) material hot mix laston –Lapis Aus (AC-WC
Levelling) yang akan digunakan dan komposisi harus sesuai Spesifikasi teknik yang disyaratkan.

 Sebelum pelaksanaan pekerjaan AC-WC Levelling dilakukan trial agar bisa diketahui ketebalan dan
densitynya.

 Pencampuran maretial hotmix AC-WC Levelling di olah menggunakan AMP.

 Material hot mix AC-WC Levelling dimuat langsung kedalam dump truck dan diangkut ke lokasi
pekerjaan.

 Material AC-WC Levelling dihampar dengan alat asphalt finisher dan dipadatkan dengan alat tandem
roller dengan lintasan minimum sesuai spesifikasi teknik, kemudian dipadatkan kembali dengan
menggunakan alat pneumatic tire roller dengan lintasan sesuai hasil trial dan dipadatkan finishing
dengan alat tandem roller.

 Selama pemadatan, sekelompok pekerja akan merapihkan tepi hamparan dengan menggunakan alat
bantu.

 Setelah penghamparan dan pemadatan selesai dilaksanakan pengambilan sample dengan core driil
untuk ditest dilab agar diketahui ketebalan dan densitynya.

20. Marka Jalan Termoplastik

Pekerjaan ini dilaksanakan pada akhir seluruh pekerjaan dari paket ini berupa pengecatan Marka Jalan
dengan Termoplastik. Pekerjan ini dilaksanakan diatas permukaan jalan AC-WC Leveling yang telah
selesai dilaksanakan.

Metoda kerja dari pekerjaan ini adalah sebagai berikut :

 Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat request dan diserahkan kepada direksi untuki untuk
disetujui

 Permukaan jalan dibersihkan dari debu/kotoran.

 Cat disemprotkan dengan Compressor diatas permukaan perkerasan jalan.

 Peralatan beserta bahan dibawa oleh Dump Truck.

 Glass Bit diberikan / ditebarkan dengan tenaga manusia segera setelah cat marka di semprotkan.

 Penyelesaian dan perapihan setelah pemasangan.

21. Patok Pengarah

Pekerjaan ini dilaksanakan setelah pekerjaan bahu jalan selesai dilaksanakan.

Patok pengarah terbuat dari beton dengan mutu K-300.

Metode kerja dari pekerjaan ini adalah sebagai berikut :

 Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat request dan diserahkan kepada direksi untuk disetujui.

 Areal patok pengarah di gali sampai kedalaman tertentu sesuai dengan rencana kedalaman patok.

 Patok yang telah jadi dan diterima dilokasi pekerjaan, untuk pemasangannya dilakukan dengan
menggali tanah lalu memasang patok dan menimbunkan kembali tanah agar patok dapat berdiri dengan
benar.

 Pengecatan patok dapat dilakukan sebelum atau sesudah patok pengarah dipasang

 Penyelesaian dan perapihan setelah pemasangan.


22. Lapis Pondasi Agregat Kelas B (untuk bahu jalan)

Setelah pekerjaan perkerasan aspal maupun perkerasan jalan beton selesai dilaksanakan, selanjutnya
dilaksanakan pekerjaan pelapisan pondasi agregat kelas B untuk pekerjaan bahu jalan. Pekerjaan ini
dilaksanakan untuk meningkatkan daya dukung pada bahu jalan dan keamanan bagi pengguna jalan.

Metode kerja dari pekerjaan ini adalah sebagai berikut :

 Sebelum melaksanakan pekerjaan ini dilakukan terlebih dahulu pengujian material (Quality control)
Agregat klas B yang akan digunakan dan pada saat pelaksanaan sesuai Spesifikasi Teknik yang
disyaratkan.

 Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat request dan diserahkan kepada direksi untuk disetujui.

 Material Agregat Kelas B dicampur di Base camp dengan menggunakan wheel loader dengan komposisi
sesuai Quality control yang telah disetujui kemudian mater agregat B dibawa ke lokasi pekerjaan
menggunakan dump truck.

 Material agregat kelas B dihampar secara manual oleh pekerja dengan lebar dan ketebalan padat sesuai
gambar rencana.

 Hamparan pondasi agregat disiram air dengan menggunakan Water Tank Truck (sebelum pemadatan)
dan dipadatkan dengan menggunakan vibratory roller dan finishing dengan Pneumatic Tyre Roller.

 Selama pemadatan, sekelompok pekerja akan merapihkan tepi hamparan dan level permukaan dengan
menggunakan alat bantu.

Setelah dilaksanakan pekerjaan ini dilakukan pengetesan kepadatan lapangan dengan test sencon untuk
mengetahui kepadatan yang disyaratkan dalam Spesifikasi teknis

Metode Pelaksanaan Pengerasan/Pengkerikilan dan Rehabilitasi Jalan Produksi


< SEBELUMNYA BERIKUTNYA >

GSF-Aceh. Pekerjaan dilakukan dengan tenaga ahli, Pekerjaan dilaksanakan pada saat
awal dimulainya kontrak. Survey dilakukan terhadap kondisi fisik existing yang akan
dikerjakan (sesuai dengan dokumen kontrak)

Metode Pelaksanaan Pengerasan/Pengkerikilan dan Rehabilitasi Jalan Produksi


Oleh CV. Rambung Unoe Tahun 2012
Meulaboh, 29 Juli 2012
GSF-Aceh. Pekerjaan dilakukan dengan tenaga ahli, Pekerjaan dilaksanakan pada saat
awal dimulainya kontrak. Survey dilakukan terhadap kondisi fisik existing yang akan
dikerjakan (sesuai dengan dokumen kontrak)
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

Nama Pekerjaan : Pengerasan/Pengkerikilan dan Rehabilitasi Jalan Produksi Kec.


Meureubo, Kaway XVI
dan Pante Ceureumen Kab. Aceh Barat
Kode Paket : KP-04
Tahun anggaran : 2012

A. Ruang Lingkup Pekerjaan:


I. PEKERJAAN PERSIAPAN
II. PEMBERSIHAN LAPANGAN
III. PEMBENTUKAN BADAN JALAN
IV. PERKERASAN JALAN
V. PERKERASAN SIRTU
VI. PEKERJAAN PENGUKURAN/GAMBAR PELAKSANAAN

B. METODE PELAKSANAAN

MOBILISASI
Survey Lapangan :
Pekerjaan dilakukan dengan tenaga ahli, Pekerjaan dilaksanakan pada saat awal
dimulainya kontrak. Survey dilakukan terhadap kondisi fisik existing yang akan dikerjakan
(sesuai dengan dokumen kontrak)

Mobilisasi Personil ,
Mobilisasi personil kontraktor yang cakap dan berpengalaman baik staf kantor maupun
maupun pelaksana yang diusulkan.

Mobilisasi / Demobilisasi Peralatan ,


· Mobilisasi / pengiriman peralatan dijadwalkan terlebih dahulu yang berisi keterangan
lokasi peralatan , usulan cara pengangkutan dan jadwal kedatangan peralatan di
lapangan . Selanjutnya alat ditempat lokasi yang aman / dalam Base camp dan dekat di
lokasi proyek agar mudah nantinya .
· Adminitrasi dan Dokumentsi dalam pelaksanaan program jadwal pelaksanaan dalam
bentuk kurva s.
· Metoda pelaksanaan dalam mengerjakan suatu pelaksanaan pekerjaan adalah
merupakan suatu keharusan bagi setiap pelaksana yang dipercayakan untuk
mengerjakan suatu proyek, hal ini adalah untuk memudahkan manager dalam menyikapi
setiap tantangan yang akan dihadapi dalam masa pelaksanaannya.

Hal-hal yang perlu mendapatkan perhatian dan pertimbangan dalam menyusun suatu
metoda pelaksanaan ini yang antara lain meliputi :
1. Tenaga kerja yang diperlukan, baik tenaga lokal maupun tenaga yang
didatangkan/tenaga yang terampil (skill labour).
2. Alat dan peralatan yang tepat yang digunakan, apakah alat manual ataupun
peralatan alat berat/alat besar.
3. Faktor cuaca yaitu memanfaatkan hari-hari kerja yang efektif dalam pelaksanaan
pekerjaan.

Setelah kami mempelajari isi dokumen lelang (gambar dan spesifikasi teknis) serta
penjelasan dari panitia pada saat aanwijzing dikantor proyek, maupun dari peninjauan
kami kelapangan kerja, ada beberapa hal yang menjadi perhatian dan pertimbangan kami
dalam menyusun langkah-langkah metoda pelaksanaan dalam pekerjaan ini. Dari
pertimbangan hal-hal diatas, maka kami susunlah suatu metoda pelaksanaan yang tepat
untuk menunjang pelaksanaan pekerjaan dengan tahapan-tahapan dan tepat sasaran,
tepat guna, tepat waktu dan tepat mutu.
I. PEKERJAAN PERSIAPAN
Pekerjaan Mobilisasi dan Demobilisasi Peralatan serta Tenaga Kerja
a. Sesuai persyaratan dalam kontrak, maka Kontraktor diharuskan menyiapkan pondok
kerja serta mengadakan mobilisasi dan demobilisasi peralatan yang akan dipakai dalam
melaksanakan pekerjaan, maupun tenaga kerja yang dibutuhkan sesuai dengan
spesifikasi pekerjaan.
b. Biaya mobilisasi tersebut adalah biaya yang dibutuhkan untuk mendatangkan dan
mengambil alat maupun tenaga kerja dari atau kelokasi pekerjaan.
c. Sebelum pelaksanaan mobilisasi dan demobilisasi peralatan dan tenaga kerja,
Kontraktor harus minta persetujuan terlebih dahulu kepada Direksi.
II. PEMBERSIHAN LAPANGAN
Pembersihan lapangan dimaksudkan adalah membersihakan daerah milik jalan (damija)
sebelum dilakukan pekrjaan selanjutnya. Langkah-kangkah yang ditempuh adalah :
o Menentukan lebar damija yang akan dikerjakan dengan mengukur lebarnya. Dasarnya
adalah AS jalan.
o Buat patok-patok pembantu ditepi damija yang telah diukur, dan dihubungkan dengan
tali plastik.
o Membersihkan semak belukar dan penghalang-pengahalang lain pada daerah
tersebut. Material hasil pembersihan dikeluarkan dari bagian jalan (ditimbun/ dibakar/
dimanfaatkan)

III. PEMBENTUKAN BADAN JALAN


Pekerjaan tanah timbunan dapat dilkukan menggunakan profil bentuk trapezium yang
terbuat dari bambu atau kayu.
1. Sebelum ditimbun, permukaan tanah harus dibersihkaan dulu, dikupas permukaan
setebal kurang lebih 20 cm, agar tanah timbunan dapat menempel bersatu (rigid) dengan
tanah dasar yang ada.
2. Tanah dari daerah setempat sedapat mungkin digunakan, bisa tanah kepasiran atau
bercampur kerikil. Untuk tanah yang terlalu lembek dan lekat jangan digunakan.
3. Penghamparan dilakukan lapis demi lapis dengan ketebalan maksimum 20 cm untuk
tiap lapis. Lakukan pemadatan tiap kali penghamparannya dengan alat steamper atau
mesin gilas.
4. Untuk timbunan di daerah lereng pada pekerjaan pelebaran badan jalan, dibuat
kupasan bertangga, untuk mendapakan kekuatan geser dan tanah tidak mudah melorot.
IV. PERKERASAN JALAN
Kegiatan pengangkutan material pekerasan dianjurkan sesuai anjuran:
1. Tanah dasar jalan (subgrade) disiapkan lebih dulu, artinya yang kurang padat
dipadatkan dan dibersihkan.
2. Penghamparan dilakukan dengan cara berlapis-lapis, masing-msing ketebalannya
sekitar 10 cm dan dipadatkan secara manual. Pondasi dengan ketebalan 25 cm dapat
dilakukan 2 lapis.
3. Bahan unutk bahu jalan (tanah berpasir) dihampar lebih dulu sebelum melaksanakan
penghamparan lapis pondasi bawah, setelah itu kemudian dihamparkan material lapis
pondasi bawah.
4. Material bahan pondasi yang telah dihamparkan dilakukan pemadatan atau
penggilasan dalam keadaan kadar air optimum.
5. Pelaksanaan gilasan dimulai dari kedua sisi luar perkerasan menuju tengah dan
sejajar dengan as jalan. Di bagian tikungan pemadatan dimulai dari tempat sisi terendah
(sisi bagian dalam) menuju sisi kebagian yang lebih tinggi.
6. Jika mesin gilas tidak tersedia, maka pemadatan dilakukan dengan alat timbrisan
manual, serentak beberapa orang selebar jalan.
7. Untuk menjaga kerusakan permukaan, lapis pondasi yang telah selesai perlu
dipertimbangkan ditutup dengan lapis penutup.

V. PERKERASAN SIRTU
Kualitas gravel perlu ditentukan dengan baik sebelum pekerjaan pelapisan permukaan
jalan (gravelling) dimulai. Ini dipakai untuk membuat perencanaan proyek dengan baik,
dan untuk bernegosiasi dengan kontraktor lokal untuk pekerjaan graveling, dan untuk
menentukan waktu pekerjaan gravelling dalam periode waktu optimal dalam setahun
(musim kering/kemarau).

Meskipun proses disebut gravelling, material yang bervariasi dapat digunakan seperti
laterite, limestone dan gravel (sirtu). Hampir semua material yang cocok terdiri dari
campuran batu, pasir dan tanah liat. Partikel-partikel batu akan dicampur dan membentuk
rangka yang kuat yang dapat menopang beban jalan ke tanah. Pasir dan tanah liat akan
berfungsi sebagai pengikat yang membuat partikel-partikel batu berada pada tempatnya.

Material gravelling yang baik seharusnya mengandung 35-65% batu, 20-40% pasir dan
10-25% tanah liat. Bagaimanapun juga, dalam musim hujan, jika proporsi tanah liat tinggi
dalam campuran, akan membuat permukaan terlalu lunak dan licin. Daerah yang lebih
basah, akan lebih baik jika proporsi batu/pasir tinggi. Pada iklim yang lebih kering,
proporsi tanah liat yang tinggi dapat diterima.

Pemadatan dan penyiraman


Saat lapisan gravel diratakan, kegiatan selanjutnya adalah pemadatan lapisan gravel.
Pastikan kita memperoleh air yang cukup, untuk menjaga kadar air dalam material
optimum selama proses pemadatan. Jika gravel diratakan segera setelah penggalian,
akan memiliki kadar air mendekati optimal, sehingga mengurangi kebutuhan air.
Pemadatan mengurangi volume setiap lapisan tanah. Dengan mendorong partikel-partikel
tanah semakin padat, tanah menjadi semakin kuat. Dengan melakukan pemadatan
material yang digunakan untuk konstruksi jalan, badan jalan akan lebih kuat dan tahan
terhadap beban jalan dan erosi alam.

Roller penggilas
Ada beberapa jenis roller penggilas, bervariasi dari drum tunggal atau dobel, ditarik atau
digerakkan sendiri atau dengan penarik untuk memegang penggilas. Hal yang perlu
diperhatikan dalam memilih peralatan pemadatan yang sesuai adalah:

√ ketersediaannya di wilayah pekerjaan jalan


√ bagaimana mengirimkannya ke lokasi
√ bagaimana kemudahan untuk mengoperasikannya
√ biaya dan reliabilitasnya

VI. PEKERJAAN PENGUKURAN/GAMBAR PELAKSANAAN


a. Direksi akan menunjukkan kepada PIHAK KEDUA letak lokasi patok-patok Bench
Mark (BM) dan elevasi yang akan digunakan sebagai titik dasar.
b. PIHAK KEDUA harus menarik garis dari patok dan memasang patok-patok garis
sumbu disepanjang tanggul dan saluran yang direncanakan dengan jarak 50 meter satu
sama lain atau disesuaikan dengan bestek. Patok-patok harus dibuat dari kayu keras
dengan diameter minimum 60 mm dan dipancang kedalam tanah sedalam 30 cm. Kepala
patok diberi cat merah dan nomor patoknya dicat putih.
c. Profil-profil harus dibuat sesuai dengan ukuran penampang melintang tanggul
rencana dan dipasang dengan jarak 50 meter antara satu dengan lainnya sesuai patok-
patok sumbu yang dipasang.
d. PIHAK KEDUA harus betanggung jawab untuk melindungi, merawat dan
memperbaiki profil-profil tersebut sampai pekerjaan pembentukan/perapihan badan
tanggul selesai.
e. Kemungkinan adanya ketidak cocokan atau kekhilafan untuk ukuran yang tertera
pada gambar, PIHAK KEDUA wajib meneliti kembali dan memberitahukan kepada Direksi
untuk dapat diadakan koreksi.
Maksud dari pasal ini adalah sebelum pelaksanaan pekerjaan fisik dilakukan, terlebih
dahulu diadakan Pegukuran Mutual Check 0 % (MC-0) berikut pembuatan Gambar MC-0,
tujuannya adalah sebagai dasar acuan untuk pelaksanaan fisik agar didapatkan
volume/kwantitas secara akurat yang dibutuhkan, sehingga dapat dilakukan metoda-
metoda yang tepat agar pekerjaan nantinya dapat dilakukan secara efektif, ekonomis dan
efesien, hal ini diperlukan karena kondisi tanah rawa yang labil (perubahan elevasi).
Setelah pekerjaan selesai dilaksanakan 100% dilanjutkan dengan Pengukuran Mutual
Check 100% (MC-100) berikut pembuatan Gambar MC-100, hal ini diperlukan untuk
mendapatkan besarnya volume/kwantitas pekerjaan yang telah dikerjakan. Dalam
pelaksanaan nantinya PIHAK PERTAMA akan membentuk Panitia yang akan meneliti
terhadap pelaksanaan MC-0 dan MC-100.
Demikian Metode Pelaksanaan ini kami uraikan untuk melengkapi lampiran penawaran
Pekerjaan Pengerasan/Pengkerikilan dan Rehabilitasi Jalan Produksi Kec.
Meureubo, Kaway XVI dan Pante Ceureumen Kab. Aceh Barat.
Meulaboh, 24 Juli 2012
Penawar
CV. Rambung Unoe

Teuku Raja Muda


Wkl Direktur
Metode Pelaksanaan Pekerjaan Jalan
Posted by samsirdoang on May 17, 2013

 Pengaturan Pekerjaan di Lapangan


o Alinyemen jalan yang ada beserta patok kilometer yang dipasang secara benar akan diambil sebagai acuan untuk
pengaturan lapangan pekerjaan-pekerjaan proyek.
o Mengadakan survey secara cermat dan memasang patok beton (Bench Marks) pada lokasi yang tetap sepanjang
proyek untuk memungkinkan desain, survei perkerasan.
o Memasang tonggak-tonggak konstruksi untuk membuat garis dan kelandaian bagi pembetulan ujung perkerasan,
lebar bahu jalan, ketinggian perkerasan, drainase samping dan gorong-gorong, sesuai dengan gambar-gambar
proyek dan menurut perintah Direksi Teknik.
 Penyimpanan Bahan :Bahan-bahan harus disimpan dalam cara sedemikian rupa sehingga bahan -bahan tersebut
tidak rusak dan kualitasnya dilindungi, dan sedemikian sehingga bahan tersebut selalu siap digunakan.
 Penumpukan Agregat
o Agregat batu ditumpuk sehingga tidak ada segregasi serta unt uk menjamin gradasi yang memadai. Tinggi tumpukan
maksimum adalah lima meter.
o Masing-masing jenis berbagai agregat harus ditumpuk secara terpisah, atau dipisahkan dengan partisi kayu.
o Penempatan tumpukan material dan peralatan, harus di tempat-tempat yang memadai dan tidak boleh menimbulkan
kemacetan lalu-lintas dan membendung lintasan air.
 Penyimpanan Bahan-bahan Aspal :Tempat penimbunan drum-drum aspal pada ketinggian yang layak
dan dibersihkan dari tumbuh-tumbuhan rendah dan sampah -sampah. Cara penumpukan untuk berbagai bahan-
bahan aspal adalah sebagai berikut :
o Drum-drum yang berisi oli pembersih harus ditumpuk di atas ujung dengan lubang pengisian arah ke atas dan
dimiringkan (dengan menempatkan sebuah sisinya di atas sepotong kayu) untuk mencegah terkumpulnya air di atas
tutup drum.
o Drum-drum yang berisi minyak tanah, bensin, dan aspal cut back ditumpuk di atas sisinya dengan lubang pengisian
di sebelah atas.
o Drum-drum emulsi aspal dapat ditumpuk di atas ujung atau di atas sisinya tetapi bila disimpan untuk suatu jangka
waktu yang panjang, drum-drum tersebut digulingkan secara teratur.
 Penanganan dan Penyimpanan Semen : Perlu diberikan perhatian sewaktu pengangkutan semen ke tempat
pekerjaan supaya semen tidak menjadi basah atau kantong semen menjadi rusak. Di lapangan semen tersebut
harus disimpan dalam gudang yang kedap air, dengan penumpukan yang rapi dan secara sistematis menurut jatuh
temponya, sehingga penggunaan (konsumsi) semen dapat diatur serta semen tidak berada terlalu lama dalam
penyimpanan.
 DRAINASE
o Rehabilitasi Drainase Tepi Jalan : Pekerjaan ini mencakup pembersihan tumbuh-tumbuhan dan pembuangan benda-
benda dari saluran tepi jalan ataupun dari kanal-kanal yang ada, memotong kembali dan membentuk ulang saluran
tanah yang ada untuk perbaikan atau peningkatan kondisi asli, dan juga perbaikan saluran yang dilapisi dalam ha
saluran pasangan batu atau beton.
o Pelaksanaan Pekerjaan
 Semua sampah, tumbuh-tumbuhan, endapan dan bahan -bahan yang harus disingkirkan, harus dibuang dari
saluran tanah, termasuk dari Saluran yang memotong bahu jalan dan menyambung kepada lubang tangkapan atau
gorong –gorong.
 Saluran-saluran dilapisi yang dalam kondisi jelek atau rusak harus diperbaiki. Pasangan batu atau beton yang
pecah-pecah, rusak atau lepas harus dipotong dan diganti dengan pasangan batu atau beton yang baru yang
dilaksanakan sesuai dengan Gambar Rencana dan RKS.
 Cara Pengukuran Pekerjaan :Semua pengukuran harus dilakukan di sepanjang sumbu saluran dan harus disediakan
untuk seluruh pekerjaan yang dialakukan bagi rehabilitasi kedua sisi saluran.
 REHABILITASI BAHU JALAN
 Pekerjaan ini terdiri dan peningkatan kembali dan pembentukan kembali bahu jalan yang ada, termasuk
pembersihan tumbuh-tumbuhan, pemotongan, perapihan, pengurugan dengan bahan terpilih serta pemadatan untuk
mengembalikan bahu jalan mencapai garis, kemiringan dan dimensi yang benar yang ditunjukkan pada
Gambar Rencana atau seperti yang diperintahkan dalam RKS.
 Penyiapan Lapangan.
o Semua tumbuh-tumbuhan harus dibongkar dari bahu jalan yang ada, rumput, alang -alang, semak-semak dan
tumbuhan lainnya harus dipotong ulang seperlunya sebelum pembentukan kembali.
 Pembentukan Kembali
o Bahu jalan yang harus dibentuk kembali oleh tenaga kasar, traktor atau motor grader.
o Pekerjaan tersebut mencakup pembongkaran daerah-daerah yang tinggi, pengurugan daerah-daerah rendah dengan
bahan lebihan, dan pembentukan kembali bahu jalan tersebut sampai memenuhi kelandaian, garis batas dan
ketinggian
 Pemadatan
o Seluruh pembentukan kembali dan peningkatan bahu jalan harus diikuti pemadatan dengan mesin gilas roda ban
atau peralatan pemadatan lain yang cocok yang disetujui oleh Direksi Teknik. Pemadatan harus dilaksanakan
sampai memenuhi persyaratan kepadatan normal untuk mempersiapkan tanah dasar.
 Pelaksanaan
o Penyiapan lapangan untuk menempatkan bahan bahu Jalan, termasuk galian bahan yang ada dan perapian ujung
Jalan kendaraan yang ada, dilaksanakan seperti ditunjukkan pada Gambar Rencana.
o Tanah Dasar atau formasi harus disiapkan dan diselesaikan sesuai dengan pekerjaan-pekerjaan yang ditentukan
o Bahu ja!an pada kedua sisi jalan tidak boleh dibangun pada waktu yang bersamaan, harus dibangun satu sisi dulu,
baru berikutnya pada sisi yang lain.
 LAPIS PONDASI BAWAH DAN LAPIS PONDASI ATAS
 Lapis Pondasi Bawah
o Lapis Pondasi Bawah adalah lapisan konstruksi pembagi beban kedua yang berupa bahan berbutir diletakkan di atas
lapisan tanah dasar yang dibentuk dan dipadatkan, serta langsung di bawah Lapis Pondasi Atas perkerasan.
o Pekerjaan Lapis Pondasi Bawah terdiri dari menempatkan, memproses, mengangkut, menebarkan, mengairi dan
memadatkan bahan Lapis Pondasi Bawah berbutir yang disetujui sesuai dengan gambar-gambar.
 Pelaksanaan Pekerjaan
o Bahan Lapis Pondasi Bawah harus ditempatkan dan ditimbun di tempat yang bebas dari lalu-lintas serta saluran -
saluran dan lintasan air di sekitarnya.
o Lapis Pondasi Bawah tersebut dicampur dilapangan ruas jalan yang ber –sangkutan dengan menggunakan tenaga
kerja atau motor grader. Pengadukan yang merata diperlukan dan bahan tersebut harus dipasang dalam lapisan-
lapisan melebihi 20 cm tebalnya atau ketebalan lain seperti diperintahkan oleh Direksi Teknik agar dapat mencapai
tingkat pemadatan yang ditetapkan.
o ketebalan Lapis Pondasi Bawah terpasang harus sesuai dengan Gambar Rencana dan seperti dinyatakan dalam
Daftar Penawaran, atau seperti yang diperintahkan oleh Direksi Teknik di lapangan untuk memenuhi kondisi lapis
bawah dasar yang sebenarnya.
 Penghamparan dan Pemadatan
o Penghamparan akhir LPB sampai ketebalan dan kemiringan melintang Jalan yang diminta harus dilaksanakan
dengan kelonggaran kira-kira 15%, penurunan ketebalan untuk pemadatan lapisan-lapisan Lapis Pondasi Bawah.
Segera setelah penghamparan dan pembentukan akhir masing-masing lapisan harus didapatkan sampai lebar penuh
Lapis Pondasi Bawah permukaan, dengan menggunakan mesin gilas roda baja atau mesin gilas roda ban Pneumatic
atau peralatan pemadat lain yang disetujui oleh Direksi Teknik.
o Penggilasan untuk pembentukan dan pemadatan bahan Lapis Pondasi Bawah akan bergerak secara gradual dari
pinggir ke tengah, sejajar dengan garis sumbu jalan dan harus terus menerus sampai seluruh permukaan telah
didatarkan secara merata. Pada bagian-bagian super elevasi, kemiringan melintang Jalan atau kelandaian yang
terjal, penggilasan harus bergerak dari bagian yang lebih rendah ke bagian jalan yang lebih tinggi. Setiap
ketidakteraturan atau bagian ambles yang mungkin terjadi, harus dibetulkan dengan menggaru atau meningkatkan
dan menambahkan bahan Lapis Pondasi Bawah untuk membuat permukaan tersebut mencapai bentuk dan
ketinggian yang benar
o Bagian-bagian yang sempit di sekitar Kerb atau dinding yang tidak dipadatkan dengan mesin gilas, harus dipadatkan
dengan pemadat atau mesin tumbuk yang disetujui.
o Kandungan kelembaban untuk pemasangan harus dijaga dalam batas-batas 3% kurang dari kadar air optimum
sampai 1% lebih dari kadar air o ptimum dengan penyemprotan air atau pengeringan seperlunya, dan bahan Lapis
Pondasi Bawah dipadatkan untuk menghasilkan kepadatan yang ditetapkan, ke seluruh ketebalan penuh masing-
masing lapisan, mencapai 100% kepadatan kering maksimum yang ditetapkan yang sesuai dengan AASHTO T99
(PB – 0111)
 Lapis Pondasi Atas Agregat
 Lapis Pondasi Atas Jalan merupakan lapisan struktur utama di atas Lapis Pondasi Bawah (atau di atas lapis tanah
dasar dimana tidak dipasang Lapis Pondasi Bawah). Pembangunan Lapis Pondasi Atas terdiri dari pengadaan,
pemrosesan, pengangkutan, penghamparan, penyiraman dengan air, dan pemadatan agregat batu atau kerikil alami
pilihan dalam Lapis Pondasi Atas, di atas satu Lapis Pondasi Bawah atau di atas lapis tanah dasar yang telah
disiapkan.
 Penyiapan Lapis Pondasi Atas :Pencampuran dan Penghamparan Lapis Pondasi Atas :
 Agregat Lapis Pondasi Atas (LPA) Kelas A
o Agregat ditempatkan pada lokasi di atas Lapis Pondasi Bawah yang sudah disiapkan dalam volume yang cukup
untuk menyediakan penghamparan dan pemadatan ketebalan yang diperlukan.
o Agregat dihampar dengan tangan oleh pekerja atau dengan motor grader sampai satu campuran yang merata,
dengan batas kelembaban yang optimum.
o Agregat harus dihampar dalam lapisan yang tidak melebihi ketebalan 20 cm, dalam satu cara sehingga kepadatan
maksimum yang telah ditetapkan dapat dicapai.
 Macadam Ikat Basah – Kelas B
o Sebelum lapisan Makadam dipasang permukaan yang akan dilapisi dengan Makadam diperiksa dan disetujui oleh
Tim Supervisi.
o Sebelum menghampar batu kasar / pokok, buatlah bangunan penunjang samping pinggir (lebar ± 30 cm), misalnya
dengan material timbunan bahu jalan, agar pemadatan batu pokok yang digilas tidak dapat terdorong kepinggir.
o Dengan menggunakan suatu bahan yang ukuran maksimumnya adalah A cm,ketebalan dari pada lapisan harus
dibatasi sampai A+4 cm sebelum pemadatan untuk memperoleh suatu lapisan kira-kira A+2 cm setelah pemdatan.
o Penempatan batu pokok harus dikerjakan dengan hati-hati sekali untuk membentuk permukaan jalan sedekat
mungkin mendekati kemiringan dan tebal yang disyaratkan. Oleh karena itu tebal lapisan, bentuk dan kehalusan
permukaan harus sering sekali diperiksa selama penghamparan agregat -agregat. Jika diperlukan bahan harus
ditambah atau dikurangi.
 Penghamparan dan Pemadatan
o Pada penghamparan akhir sampai ketebalan dan kemirngan melintang yang diperlukan, dilaksanakan dengan cara
cadangan sekitar 10% pengurangan ketebalan untuk pemadatan bahan-bahan Lapis Pondasi Atas segera setelah
penghamparan dan pembentukan akhir setiap lapisan LPA.
o Saat penggilasan untuk pembentukan dan pemadatan alat pengilas maju sedikit demi sedikit dari pinggir ke tengah
dari perkerasan, sejajar dengan sumbu jalan dan dilaksanakan dalam operasi yang terus menerus untuk membuat
pemadatan matang yang merata. Pada bagian super elevasi, miring melintang atau kemiringan yang terjal,
penggilasan harus berjalan dari bagian Jalan yang lebih rendah menuju kebagian atas.
o Setiap ketidak aturan atau penurunan setempat yang mungkin terjadi, harus diperbaiki dengan membongkar
permukaan yang sudah dipadatkan, menggaruk. Bahan pengisi tambahkan yaitu setiap timbul rongga diantara
agregat-agregat. Penempatan bahan pengisi / halus dan penggilasan harus diteruskan sampai isian berikut tidak
dapat dimasukkan lagi. Pada akhir pekerjaan, permukaan lapisan Makadam harus menyerupai batu mozaik yang
padat dan bebas dari rongga-rongga.

Anda mungkin juga menyukai