Penulis
Johan Rahmatulloh
Rizky Ananda Wulan Sapta Rini
Peninjau
Maryati Abdullah
Tata Letak
Kastari
P u b l i s h W h a t Yo u Pa y I n d o n e s i a
Pendahuluan
Undang-Undang (UU) Nomor 14 Tahun 2008 Beberapa kasus telah menunjukkan preseden
tentang Keterbukaan Informasi Publik (KIP) yang baik dalam upaya keterbukan dokumen
memandatkan pelaksanaan keterbukaan kontrak dan perizinan. Namun dalam
informasi publik oleh badan publik, baik di pusat prakteknya, masyarakat masih kesulitan dalam
maupun daerah. Secara prinsip, seluruh informasi mendapatkan dokumen-dokumen tersebut, tak
publik bersifat terbuka, kecuali informasi yang terkecuali di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB)
dikecualikan. Meski telah efektif berlaku sejak yang notabene merupakan salah satu lumbung
tahun 2010, nyatanya pelaksanaan keterbukaan tembaga terbesar di Indonesia.
informasi publik belum berjalan optimal.
Kinerja keterbukaan informasi publik di Provinsi
Berdasarkan evaluasi KI Pusat di tahun 2018, dari NTB tergolong masih rendah. Berdasarkan hasil
total 460 badan publik, hanya 104 (setara dengan evaluasi KI Provinsi NTB di tahun 2018, rata-rata
22,61%) yang dapat dikatakan telah menjalankan nilai pelaksanaan keterbukaan informasi publik
keterbukaan informasi publik. Sementara 77% oleh badan publik di provinsi NTB hanya 46,96
lainnya dinilai belum menjalankan mandat UU yakni berada pada kualifikasi “tidak informatif”.
KIP (KI Pusat, 2019). Meski demikian, nilai ini mengalami peningkatan
dibandingkan dengan tahun 2017 dengan nilai
Sektor industri ekstraktif termasuk dalam sektor 37,64 (KI Provinsi NTB, 2019).
yang sarat akan ketertutupan. Meski gelombang
transparansi di sektor ini telah berdampak pada Momentum perbaikan ini perlu dilanjutkan
pembukaan data dan informasi penerimaan, dengan inovasi keterbukaan di sektor industri
nyatanya data dan informasi terkait perizinan ekstraktif (dalam konteks Provinsi NTB adalah
masih sulit didapatkan. Padahal UU KIP secara sektor pertambangan), khususnya terkait
eksplisit menyebutkan bahwa dokumen kontrak perizinan. Keterbukaan dokumen kontrak dan
dan perizinan adalah informasi terbuka. perizinan diyakini penting untuk melacak aliran
pendapatan. Terlebih sektor pertambangan
Di sisi lain masih banyak yang berasumsi bahwa berkontribusi hingga 19% perekonomian daerah
dokumen kontrak dan perizinan adalah dokumen di tahun 2017 (BI, 2018).
rahasia yang hanya boleh diakses oleh para pihak
yang menandatangani kontrak atau izin dengan Laporan ini akan mengidentifikasi peluang dan
alasan persaingan usaha maupun kekhawatiran tantangan implementasi keterbukaan perizinan
penyalahgunaan informasi. Padahal dalam pertambangan di Provinsi NTB untuk dijadikan
konteks industri ekstraktif, dokumen kontrak baseline mendorong keterbukaan perizinan
dan perizinan selalu melibatkan sumber pertambangan, termasuk dasar penyusunan
daya publik, yakni sumber daya alam (SDA) kebijakan keterbukaan perizinan pertambangan
Indonesia yang pengelolaannya dilakukan oleh di NTB.
pemerintah. Untuk itu, publik berhak dan harus
tahu isi dokumen kontrak dan perizinan di sektor
industri ekstraktif.
P u b l i s h W h a t Yo u Pa y I n d o n e s i a
Gambar 1. Potensi Pertambangan di Provinsi NTB
*Data potensi mineral logam per 2014, sementara data potensi batuan per 2015
Setidaknya terdapat 261 Izin Usaha Pertambangan (IUP) di NTB, yang terdiri dari 27 IUP mineral logam
dan 234 IUP batuan. Selain itu, juga terdapat satu Kontrak Karya (KK)1 untuk komoditas emas di NTB
(Dinas ESDM NTB, 2019). Dengan jumlah izin ini, total wilayah pertambangan di NTB mencapai lebih
dari 190.000 hektar atau setara dengan 10% dari luas wilayah daratan Provinsi NTB.
1 Kontrak Karya (KK) adalah perjanjian antara Pemerintah Republik Indonesia dengan perusahaan berbadan hukum Indonesia dalam rangka penanaman modal asing
untuk melakukan kegiatan usaha pertambangan mineral. Sesuai dengan UU 4/2009, KK harus disesuaikan menjadi IUPK.
P u b l i s h W h a t Yo u Pa y I n d o n e s i a
Tambang di Kawasan Hutan Lindung Sementara Koordinasi dan Supervisi mineral dan
dan Konservasi batubara (Korsup Minerba) KPK mengungkap
keberadaan tambang di hutan lindung dan
UU Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan konservasi di NTB. Setidaknya terdapat 11 izin
memandatkan pelarangan penggunaan kawasan tambang yang berada di kawasan hutan lindung
hutan lindung dan konservasi untuk kegiatan dan konservasi dengan rincian 10 izin dengan
pertambangan. Adapun aktivitas pertambangan luasan 35.519 ha di kawasan hutan lindung dan
hanya diperbolehkan dengan ketentuan: 1) satu izin dengan luasan 1.000 ha di kawasan
dilakukan di hutan produksi dengan pola hutan konservasi (Ditjen Minerba, KESDM, 2017).
penambangan terbuka (open pit) dan atau bawah Angka ini mencapai 18,6% dari total wilayah
tanah (s), 2) dilakukan di hutan lindung dengan pertambangan di NTB.
pola penambangan bawah tanah.
Gambar 3. Sebaran Izin Tambang Mineral Logam di Hutan Lindung di NTB (dalam hektar)
Sumber: Ditjen Minerba, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, 2017
Industri pertambangan memegang peranan yang Meski demikian, sektor pertambangan masih
penting dalam perekonomian NTB. Namun kini, memiliki kontribusi yang substansial terhadap
kontribusinya semakin menurun seiring dengan perekonomian di tingkat kabupaten. Sebut
meningkatnya kontribusi sektor lain, seperti saja Kabupaten Sumbawa Barat yang 90% dari
sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) nya
yang mencapai angka 25% di tahun 2018 (hingga berasal dari sektor pertambangan di tahun 2014
triwulan ke-III). Terlebih pemerintah Provinsi (Kontan, 2014).
P u b l i s h W h a t Yo u Pa y I n d o n e s i a
Gambar 4. Kontribusi Sektor Pertambangan terhadap Produk Domestik Regional Bruto Provinsi
Nusa Tenggara Barat berdasarkan Harga Berlaku
Sektor pertambangan juga merupakan salah 2013 hingga 2017. Adapun kabupaten dengan
satu sumber pendapatan dan anggaran daerah, DBH tertinggi adalah Kabupaten Sumbawa
utamanya melalui penerimaan negara bukan Barat yang merupakan lokasi tambang tembaga
pajak (PNBP) yang selanjutnya dibagihasilkan Batu Hijau yang dulu dikelola oleh Newmont,
ke pemerintah provinsi dan kabupaten melalui sebelum diambil alih oleh perusahaan swasta
skema dana bagi hasil (DBH). Total DBH Provinsi nasional Indonesia, Medco. Adapun kini tambang
NTB dan kabupaten/kota pernah mencapai tersebut dikelola oleh anak usaha Medco, yakni
angka 1 triliun di tahun 2016 yang notabene PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT).
merupakan yang tertinggi dalam rentang waktu
Sumber: PWYP Indonesia, 2019 (Diolah dari LKPP dan Laporan EITI Indonesia)
P u b l i s h W h a t Yo u Pa y I n d o n e s i a
Dampak Pertambangan di Provinsi Nusa Kecamatan Sekotong, serta Kabupaten Lombok
Tenggara Barat Tengah di Gunung Prabu.
Pertambangan di NTB, utamanya pasir Persoalan tambang liar berkaitan erat dengan
berdampak pada kerusakan lahan yang masif. masifnya pencemaran lingkungan dan dampak
Setidaknya 200 hingga 250 hektar lahan rusak kesehatan yang ditimbulkan. Terlebih PETI
akibat tambang batuan (Antara, 2014). Tak hanya masih menggunakan teknik pertambangan
itu, tambang pasir juga dinilai berdampak pada tradisional dengan merkuri dan sianida. Limbah
pergeseran bibir pantai yang mengganggu bahan kimia tersebut banyak terbawa air sungai
aktivitas nelayan. dan mencemari daerah aliran sungai (DAS)
hingga sampai ke laut. Akibatnya, masyarakat
Sementara itu, Provinsi NTB sendiri tidak yang tinggal di sekitar sungai terkena ancaman
terlepas dari persoalan maraknya pertambangan wabah penyakit. Sementara ekosistem laut,
emas tanpa izin (PETI). PETI banyak ditemukan termasuk terumbu karang, juga terancam.
di Kabupaten Lombok Barat, khususnya
Penetapan wilayah izin usaha pertambangan (WIUP) mineral bukan logam dan batuan dalam 1
daerah provinsi dan wilayah laut sampai dengan 12 mil
Penerbitan IUP mineral logam dan batubara dalam rangka Penanaman Modal Dalam negeri
(PMDN) pada WIUP yang berada dalam 1 daerah provinsi termasuk wilayah laut sampai dengan
12 mil
Penerbitan IUP mineral bukan logam dan batuan dalam rangka PMDN pada W IUP yang berada
dalam 1 daerah provinsi termasuk wilayah laut samapi dengan 12 mil
Penerbitan IUPR untuk komoditas mineral logam, batubara, mineral bukan logam dan batuan
dalam wilayah pertambangan rakyat (WPR)
Penerbitan IUP OPK untuk pengolahan dan pemurnian dalam rangka PMDN yang komoditas
tambangnya berasal dari 1 daerah provinsi yang sama
Penerbitan izin usaha jasa pertambangan (IUJP) dan surat keterangan terdaftar (SKT) dalam
rangka PMDN yang kegiatan usahanya dalam 1 daerah provinsi
P u b l i s h W h a t Yo u Pa y I n d o n e s i a
Pelimpahan kewenangan ini juga diikuti oleh kesatuan proses dimulai dari tahap permohonan
pelimpahan personel, pendanaan, saran dan sampai dengan tahap penyelesaian produk
prasarana serta dokumen (P3D). Proses P3D pelayanan melalui satu pintu. Kebijakan PTSP
dimandatkan wajib selesai maksimal dua tahun diatur dalam Peraturan Presiden (Perpres)
setelah UU Pemda diundangkan. Namun proses nomor 97 tahun 2014 tentang Penyelenggaraan
ini tidak berjalan optimal, khususnya terkait Pelayanan Terpadu Satu Pintu yang kemudian
pelimpahan dokumen perizinan pertambangan. oleh Pemerintah Provinsi NTB diturunkan
menjadi Peraturan Gubernur (Pergub) nomor 61
Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) tahun 2017 tentang Standar Pelayanan Publik
NTB mengaku kesulitan meminta dokumen Bidang Perizinan dan NonPerizinan.
izin pertambangan, termasuk Surat Keputusan
(SK) izin hingga dokumen pendukungnya, ke Implementasi kebijakan PTSP berkonsekuensi
kabupaten. Diakui oleh Mastari, Kepala Bidang pada pelimpahan wewenang perizinan, termasuk
Pertambangan Mineral dan Batubara Dinas di bidang pertambangan, ke badan yang
ESDM NTB bahwa, beberapa dokumen terkait membidangi penanaman modal, yakni Badan
perizinan masih belum didapatkan oleh Dinas Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) untuk
ESDM NTB. pemerintah pusat atau Dinas Penanaman Modal
dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PM-PTSP)
Situasi ini tentu akan berdampak pada untuk pemerintah daerah provinsi.
pengawasan pemerintah yang tidak optimal
mengingat absennya dokumen kritikal. Meski dalam skema PTSP Dinas PM-PTSP
Tak hanya itu, hal ini juga berkonsekuensi adalah yang berwenang menerbitkan izin,
pada ketidakmampuan Dinas ESDM dalam namun Dinas ESDM masih memiliki peranan
menyediakan informasi publik terkait perizinan dalam prosesnya, yakni melalui penyusunan
pertambangan yang komprehensif. pertimbangan teknis. Izin tidak akan dikeluarkan
tanpa adanya pertimbangan teknis dari Dinas
Kebijakan Pelayanan Terpadu Satu Pintu ESDM. Sementara Dinas PM-PTSP lebih menilai
kelayakan secara administratif.
Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) adalah
pelayanan secara terintegrasi dalam satu
2 Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID) adalah pejabat yang bertanggung jawab di bidang penyimpanan, pendokumentasian, penyediaan, dan/atau
pelayanan informasi di badan publik.
P u b l i s h W h a t Yo u Pa y I n d o n e s i a
Namun informasi yang disediakan dan dapat logam, IUP batuan, Izin Pertambangan Rakyat
diakses melalui website Dinas PM-PTSP baru (IPR) dan KK di dalam DIP sebagai informasi
sebatas rekapitulasi izin yang diterbitkan. yang wajib disediakan setiap saat. Sayangnya,
DIP yang dimaksud adalah DIP tahun 2017 dan
Sementara Dinas ESDM NTB sendiri belum diperbaharui hingga laporan ini disusun.
telah memasukkan data perizinan usaha Selain itu, jenis informasi yang disediakan juga
pertambangan yang mencakup data IUP mineral masih berbentuk hard copy.
UU KIP secara eksplisit menyatakan bahwa Penurunan juga ditemukan di Dinas PM-PTSP,
dokumen kontrak dan izin adalah informasi dimana di tahun 2017 mendapatkan nilai 36,21.
terbuka. Hal ini mengacu pada pasal 11 ayat (1) Namun di tahun 2018 justru tidak masuk dalam
huruf e yang menyatakan bahwa badan publik penilaian karena terlambat mengembalikan
wajib menyediakan dokumen perjanjian dengan kuesioner penilaian.
pihak ketiga. Adapun peraturan turunan UU KIP,
Keberhasilan pelaksanaan KIP sedikit banyak
seperti Peraturan KI nomor 1 tahun 2010 dalam
masih bergantung pada individu, yakni PPID.
pasal 13 ayat (1) huruf mempertegas kewajiban
Meski PPID sendiri seringkali dianggap sebagai
publikasi dokumen perjanjian.
tugas tambahan. Sementara sistem belum
Tak hanya itu, kasus permohonan informasi terbangun secara solid. Perlu diidentifikasi
perizinan pertambangan di daerah lain telah local champion yang berkomitmen mendorong
menegaskan bahwa informasi perizinan inovasi keterbukaan, termasuk terkait perizinan
pertambangan adalah informasi terbuka dan pertambangan.
publik berhak untuk mengaksesnya.
Kualitas Informasi Perizinan
Namun demikian, beberapa pejabat pemerintah Pertambangan
menganggap diperlukan payung hukum
yang secara jelas dan lugas memandatkan Kualitas informasi menjadi isu kritikal
keterbukanan dokumen perizinan pertambangan. dalam mendorong keterbukaan perizinan
Mereka menilai hal ini diperlukan untuk pertambangan di Provinsi NTB. Informasi terkait
menghindari gugatan dari pihak tertentu. perizinan pertambangan yang masuk dalam
DIP di OPD masih minim. Dokumen pendukung
Inkonsistensi Pelaksanaan KIP oleh OPD izin yang wajib disediakan oleh badan publik
sebagaimana diatur dalam Peraturan KI (Perki)
Setiap tahunnya, KI NTB melakukan penilaian mengenai Standar Layanan Informasi Publik
pelaksanaan KIP di badan publik. Adapun hasil (SLIP), khususnya pasal 13 ayat (1)3, tidak masuk
penilaian menunjukkan inkonsistensi OPD dalam DIP kedua OPD yang memiliki wewenang
dalam menjalankan KIP. perizinan pertambangan di level provinsi, yakni
Dinas ESDM dan Dinas PM-PTSP.
Sebagai gambaran, Dinas ESDM di tahun 2017
mendapatkan nilai 83,12. Namun di tahun 2018, Salah satu dokumen pendukung izin tambang
nilainya turun drastis menjadi 29,20. Diakui oleh yang kritikal adalah dokumen lingkungan hidup,
perwakilan PPID Pembantu Dinas ESDM NTB, baik berupa Upaya Pengelolaan Lingkungan
8
3 Mengacu pada Peraturan KI (Perki) mengenai Standar Layanan Informasi Publik (SLIP), khususnya pasal 13 ayat (1), badan publik wajib menyediakan informasi publik
setiap saat yang sekurang-kurangnya terdiri atas: huruf e: surat perjanjian dengan pihak ketiga dan dokumen pendukungnya, huruf g: syarat-syarat perizinan, izin yang
diterbitkan berikut dokumen pendukungnya dan laporan penataan izin yang diberikan.
P u b l i s h W h a t Yo u Pa y I n d o n e s i a
Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Ruang perbaikan pelaksanaan KIP di kedua OPD
Hidup (UKL-UPL) maupun Analisis Mengenai terbuka lebar, khususnya dalam penambahan
Dampak Lingkungan (AMDAL). Meski dokumen data terkait perizinan sebagaimana diatur dalam
dimiliki oleh OPD karena merupakan syarat Perki SLIP, ke dalam DIP juga penyediaan data
penerbitan izin tambang, OPD menilai informasi yang berbentuk soft copy. Di sisi lain, ditemukan
tersebut belum mereka kuasai. Kewenangan persoalan kurang memadainya sarana prasarana
publikasi berada di Dinas Lingkungan Hidup dan dan anggaran PPID di kedua OPD yang mungkin
Kehutanan di kabupaten atau provinsi selaku akan menghambat proses perbaikan.
badan publik yang memberikan persetujuan atas
dokumen tersebut. Rendahnya Partisipasi Publik dalam
Mengakses Informasi Perizinan
Padahal merujuk pada definisi informasi publik
Pertambangan
dalam UU KIP, informasi publik dimaknai sebagai
informasi yang dihasilkan, disimpan, dikelola, Data KI NTB menunjukkan penurunan
dikirim, dan atau diterima oleh badan publik. permohonan informasi publik di NTB dalam lima
Badan publik wajib menyediakan, memberikan tahun terakhir. Di tahun 2015, permohonan yang
dana tau menerbitkan informasi publik yang masuk mencapai 55, namun angka ini menurun
berada di bawah kewenangannya kepada menjadi 22 di tahun 2018. Sementara di tahun 2019
pemohon. Penting dipahami bahwa informasi (hingga Maret), baru ada dua permohonan yang
publik tidak terbatas pada informasi yang masuk.
dihasilkan, namun juga informasi yang diterima.
Sehingga dalam hal dokumen pendukung izin Adapun diantara permohonan-permohonan
tambang, Dinas ESDM dan Dinas PM-PTSP wajib tersebut tidak ada yang terkait informasi
memberikan informasi tersebut jika memilikinya. perizinan pertambangan. Hal inilah yang
Sementara praktiknya kini, pemohon masih membuat OPD menilai publik tidak memiliki
diarahkan untuk meminta dokumen pendukung kepentingan terhadap informasi perizinan
tersebut ke OPD lain. Sebagai contoh dokumen pertambangan. Padahal, penting juga dilihat
UKL-UPL dan AMDAL ke OPD di bidang bahwa absennya pemohonan informasi di satu
lingkungan hidup dan kehutanan. sisi menunjukkan rendahnya kesadaran publik
atas hak mereka atas informasi serta mekanisme
Persoalan kualitas informasi juga bisa dilihat dari permohonan informasi yang mungkin merupakan
kesesuaian antara informasi yang disediakan konsekuensi dari minimnya sosialisasi atas akses
dengan yang dimasukkan dalam DIP. Serta informasi publik. Di sisi lain, akses informasi
melihat proses P3D yang tidak berjalan optimal, merupakan kunci partisipasi publik dalam proses
besar kemungkinan dokumen tertentu terkait penyusunan kebijakan, terlebih yang melibatkan
perizinan pertambangan tidak dimiliki oleh sumber daya publik seperti sumber daya alam,
Dinas ESDM provinsi. termasuk pertambangan.
P u b l i s h W h a t Yo u Pa y I n d o n e s i a
Referensi
Abdullah, Maryati (ed.). 2017. Reformasi Sistem Perizinan Sektor Pertambangan Mineral & Batubara
pasca Undang-Undang Pemerintahan Daerah & Penerapan Sistem Pelayanan Terpadu Satu Pintu.
Jakarta: PWYP Indonesia.
Hendriadi. Implementasi KIP di NTB. Bahan Paparan Ketua Komisi Informasi NTB. Mataram, 4 Maret
2019.
Mastari. Penerapan Prinsip Transparansi, Akuntabilitas dan Partisipasi Publik Bidang Mineral dan
Batubara. Bahan Paparan Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral NTB. Mataram, 4 Maret 2019.
Narayana, Gede. Keterbukaan pada Perjanjian/Kontrak. Bahan Paparan Ketua Komisi Informasi
Pusat. Jakarta, 17 Januari 2019.
Prayitno, Dessy Eko, Sulastio, dan Elizabeth Napitupulu. Transparansi Kontrak dan Perizinan dalam
Industri Ekstraktif. Policy Brief PWYP Indonesia. Februari 2018.
10
P u b l i s h W h a t Yo u Pa y I n d o n e s i a
11
P u b l i s h W h a t Yo u Pa y I n d o n e s i a