Anda di halaman 1dari 2

Antibodi yang lebih spesifik dibandingkan dengan antibodi monojlinal karena hanya dapat mmengikat 1

epitop antigen dan dapat dibuat dalam jumlah tak terbatas. Terobosan Georges Kohler, Cesar Milstein
dan Niels Jerne, yang mendapat hadiah Nobel pada tahun 1985 berkat hasil penemuannya tentang
antibodi monoklonal, telah membawa perubahan besar dalam produksi antibodi secara in vitro.

Antibodi monoklonal dibuat dengan cara penggabungan atau fusi dua jenis sel yaitu sel limfosit B yang
memproduksi antibodi dengan sel kanker (sel mieloma) yang dapat hidup dan membelah terus menerus.
Hasil fusi antara sel limfosit Bdengan sel kanker secara in vitro ini disebut dengan hibridoma.

Apabila sel hibridoma dibiakkan dalam kultur sel, sel yang secara genetik mempunyai sifat yang identik
akan memproduksi antibodi sesuai dengan antibodi yang diproduksi oleh sel aslinya yaitu sel limfosit B.
Hal yang penting untuk diperhatikan adalah proses pemilihan sel klon yang identik yang dapat
mensekresikan antibodi yang spesifik. Karena antibodi yang diproduksi berasal dari sel hibridoma tunggal
(mono-klon, maka antibodi yang diproduksi disebut dengan antibodi monoklonal.

Sel hibridoma mempunyai kemampuan untuk tumbuh secara tidak terbatas dalam kultur sel, sehingga
mampu memproduksi antibodi homogen yang spesifik (monoklonal) dalam jumlah yang hampir tak
terbatas.

Antibodi monoklonal merupakan senyawa yang homogen, sangat spesifik dan dapat diproduksi dalam
jumlah yang besar sehingga sangat menguntungkan jika digunakan sebagai alat diagnostik. Beberapa
jenis kit antibodi monoklonal telah tersedia di pasaran untuk mendeteksi bakteri patogen dan virus,serta
untuk uji kehamilan.

Pembuatan antibodi monoklonal

Cara pembuatan antibodi monoklonal untuk mendapatkan antibodi yang homogen dapat dilihat pada
Gambar 5.1 yang pada prinsipnya terdiri dari beberapa tahap yaitu:

1. Imunisasi mencit

Antigen berupa protein atau polisakarida yang berasal dari bakteri atau virus, disuntikkan secara
subkutan pada beberapa tempat atau secara intra peritoneal. Setelah 23 minggu disusul suntikan sntigen
secara intravena sekali atau beberapa kali suntikan. Mencit dengan tanggal kebal terbaik dipilih; 12hari
setelah suntikan terakhir, antibodi yang terbentuk pda mencit diperiksa dan diukur titer antibodinya,
mencit dimatikan dan limpanya diambil secara aseptis, kemudian dibuat suspensi sel limpa untuk
memisahkan sel B yabg mengandung antibodi. Cara ini dianggap cukup baik dan banyak
dipakai,walaupun kadangakala dipengaruhi oleh sifat antigen atau respon imun binatang yang berbeda-
beda.

Cara imunisasi lain juga sering dilakukan adalah imunisasi sekali sumtik intralimpa (single-shot
intrasplenic immunization. Pada cara imunisasi konvensional antigen dipengaruhi bermacam-macam
faktor. Bila disuntikkan ke dalan darah sebagian besar akan dieliminasikansecara alami, sedangkan
melalui kulit akan tersaring oleh kelenjar limfe, makrofag dan sel retikuler. Hanya sebagian kecil antigen
yang terlibat dalam proses respon imun. Oleh sebab itu untuk mencegah eliminasi antigen oleh tubuh
dilakukan suntikan imunisasi langsung pada limpa dan ternyata hasilnya lebihbaik dari cara konvensional.

2. Fusi sel limpa kebal dan srl mieloma.

Pada kondisi biakan jaringan biasa,sel limpa yang membuat antibodi akan cepat ma, sedang akan sel
mieloma dapat dibiakkan terus menerus. Fusi sel dapat menciptakan sel hibrid yang terdiri dari
gabungan sel limpa yang dapat membuat antibodi dan sel mieloma yang dapat dibiakkan terus mener,
sehingga sel hibrid dapat memproduksi antibodi secara terus menerus dalam jumlah yang tidak terbatas
secara in vitro.

Fusi sel diawali dengan fusi membran plasma sehingga menghasilkan sel besar dengan dua atau lebih sel
inti sel, yabg berasal dari kedua induj sel yang berbeda yang disebut heterokarion. Pada waktu tumbuh
dan membelah diri terbentuk satu inti yang mengandung kromosom

Anda mungkin juga menyukai