Anda di halaman 1dari 4

TUGAS TEKNOLOGI BAHAN

NAMA / NIM :
JURUSAN :
1. MENARA EFFIEL ( PARIS , PERANCIS )

Pembangunan struktur dari Menara Eiffel dimulai pada tahun awal 1889 dan baru dibuka
untuk umum pada 6 Mei 1889. Dalam pembangunannya menara, sekitar 300 pekerja
dilibatkan untuk mengatur struktur dengan total berat mencapai 10.000 ton. Para pekerja
harus berjuang dengan kuat untuk mengatur 18.038 potongan besi tempa dan sekitar 2,5
juta paku keling. Setelah berkutat selama berbulan-bulan, bangunan ini selesai dengan
ketinggian dari tanah mencapai 300 meter. Lalu ditambah dengan antena menjadi 324
meter. Bentuk Menara Eiffel awalnya mendapatkan banyak kritikan. Terlebih
strukturnya disusun dengan bentuk yang tidak memiliki nilai seni. Bahkan mirip struktur
jembatan yang berada di sungai. Gustav Eiffel mengatakan jika bentuk ini dibuat sesuai
dengan perhitungan matematika. Tiupan angin di udara pun diperhitungkan agar menara
tidak akan roboh meski dibuat sangat tinggi menjulang. (www.kaskus.co.id)

2. BURJ KHALIFA ( DUBAI )

Struktur utama Burj Khalifa dibuat dari beton bertulang. Lebih dari 45,000 m3 beton
digunakan, dengan berat lebih dari 110,000 ton untuk sistem pondasinya. Pondasi
menggunakan pile cap yang didukung dengan 192 tiang (piles), dengan diameter tiang
sebesar 1.5 meter dengan kedalaman lebih dari 50 meter. Konstruksi Burj Khalifa
menggunakan 330.000 m3 beton dan 55.000 ton besi beton. Pelaksanaan konstruksinya
menghabiskan 22 juta jam kerja (man-hours) Pada pondasi digunakan beton mutu tinggi
dengan permeability yang rendah. Sistem cathodic protection digunakan untuk
menghindari korosi besi beton dari pengaruh air tanah. Pada bulan Mei 2008 beton yang
dapat dipompa sampai ketinggian 606 meter (lantai 156) telah mencapai rekor dunia.
Untuk mencapai ketinggian tersebut digunakan concrete pump khusus.
(hasyapudjadi.blogspot.com)
3. TOKYO SKYTREE ( TOKYO , JEPANG )

Tower pemancar sinyal televisi dan radio ini juga difungsikan sebagai tower observasi.
Berlokasi di Sumida, Tokyo, bangunan ini memiliki ketinggian 634 meter. Tower ini pun
menjadi bangunan dengan struktur tertinggi setelah Burj Khalifa.
Bangunan ini memiliki dasar denah berbentuk segitiga yang berubah menjadi lingkaran
ke atasnya. Denah bentuk segitiga memang dianggap kokoh dan dapat menjaga
kestabilan bangunan dan lingkaran yang berada pada bagian atasnya dapat
mengantisipasi hembusan angin pada ketinggian dari berbagai arah. Sama dengan
bangunan Mori Tower, Tokyo Skytree ini juga menggunakan oil damper yang berlokasi
di ketinggian 125 meter dari bawah kolom pusatnya. Kolom pusat atau tengah ini
berfungsi sebagai penyeimbang sehingga rangka luar bangunannya dapat ikut bergerak
ketika gempa terjadi. Sedangkan sistem peredam getar akan menjaga gravitasi tower agar
selalu seimbang pada bagian atasnya dengan bagian bawah. Selain adanya kolom ini,
pondasi bangunan ini juga didesain tahan gempa dengan empat tiang pancang dan beton
bertulang dikedalaman 50 meter dibawah tanah sehingga memiliki dasar yang kuat.
(furnizing.com)
4. ARK HILLS SENGOKUYAMA MORI TOWER

Bangunan multi fungsi yang berada di Tokyo ini juga menggunakan teknologi
peredam oil damper yang banyak ditemui di bangunan pencakar langit di Jepang. Namun
selain menggunakan peredam getar, bangunan ini juga diperkuat dengan pelat baja yang
dipasang setiap lantainya. Pelat ini terpasang pada dongga dinding atas sedangkan pada
bagian bawah dinding terpasang peredam getar. Selain itu juga terdapat struktur kolom
berbentuk V yang terpasang pada lantai bangunannya sehingga beban bangunan yang
masuk tersalurkan ke segala arah, tidak langsung ke bagian bawah bangunan. Hal ini
dikarenakan kolom V memiliki fungsi dengan rangka segitiga yang membagi beban ke
segala arah. (furnizing.com)
5.

Anda mungkin juga menyukai