1. Asd
2. Asd
3. Asd
4. Asd
5. Asd
6. Asd
7. Asd
8. Asd
9. Asd
10. Asd
ILMU HUKUM
FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SRIWIJAYA
TAHUN 2019/2020
i
KATA PENGANTAR
Kami berterima kasih kepada Allah SWT atas berkah dan rahmat-Nya bahwa kami dapat
menyelesaikan tugas ini baik dalam bentuk presentasi maupun makalah secara tepat waktu. Tidak
lupa kami ucapkan terima kasih terutama fakultas kami Pak _____________ sebagai fakultas yang
selalu membantu kami. Kepada para siswa yang selalu mendukung kami, kami juga berterima
kasih kepada Anda sebagai rekan kerja dalam mendapatkan pendidikan di Fakultas Hukum
Universitas Sriwijaya.
Makalah ini berjudul "IMAN DAN TAQWA" diajukan sebagai persyaratan untuk
penugasan mata kuliah pendidikan agama islam pada tahun 2019.
Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua sehingga kita dapat
menambah pengetahuan dan wawasan. Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna.
Oleh karena itu, kami menantikan semua saran dan kritik dari para pembaca, yang sifatnya
konstruktif demi kesempurnaan makalah ini.
Akhirnya, kami hanya bisa berharap makalah ini dapat memberikan banyak manfaat bagi
pembaca. Terima kasih.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam kehidupannya, manusia tidak akan pernah bisa lepas untuk mencari nilai-
nilai kebenaran yang sebenarnya karena kesehariannya manusia dihadapkan berbagai
macam persoalan yang membutuhkan penyelesaian. Dengan perkembangan iptek yang
pesat ini persoalan hidup menjadi lebih kompleks dan manusia pun semakin sulit mengatasi
persoalan hidupnya. Di saat kita manusia tidak bisa menyelesaikan atau mengatasi
persoalan hidup. Kita pasti lebih memilih lari dari masalah tersebut dan melakukan hal-hal
yang menyimpang seperti minuman-minuman keras, narkoba, dll. Dan bahkan tidak sedikit
dari mereka yang melakukan bunuh diri gara-gara tidak bisa mengatasi persoalan
kehidupan.
Di sinilah iman dan taqwa itu mengambil perannya sebagai jalan keluar atau solusi
untuk menyelesaikan masalah kehidupan itu tersebut. Ketika seseorang telah bisa
memahami dan menerapkan konsep dari iman dan taqwa tersebut kedalam kehidupannya
maka ia dapat mengatasi permasalahan hidupnya. Jadi iman dan taqwa itu sangat penting
bagi manusia khususnya bagi kita pemeluk agama islam, agar mendekatkan kita kepada
Allah SWT. Dan menjadi hamba yang beriman dan bertaqwa.
1
I.3 Tujuan dan Manfaat Penulisan
Tujuan disusunnya makalah ini adalah untuk memenuhi tugas makalah agama
islam dan menjawab pertanyaan yang ada pada rumusan masalah. Manfaat penulisan
makalah ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan penulisan dan pembaca tentang
konsep iman dan taqwa, cara mengimplementasikannya ke kehidupan sehari-hari serta
mengetahui bahwa imtaq dapat menjawab problema kehidupan kita di masa yang modern
ini
BAB I : PENDAHULUAN
Berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penulisan, dan kerangka
penulisan.
DAFTAR PUSTAKA
Berisi sumber data yang diperoleh untuk makalah ini.
2
BAB II
LANDASAN TEORI
Kata iman juga berasal dari kata kerja amina-yu'manu – amanan yang
berarti percaya. Oleh karena itu iman berarti percaya menunjuk sikap batin yang
terletak dalam hati. Iman menurut bahasa adalah percaya atau yakin, keimanan
berarti kepercayaan atau keyakinan. Dengan demikian, rukun iman adalah dasar,
inti, atau pokok – pokok kepercayaan yang harus diyakini oleh setiap pemeluk
agama Islam.
Dalam surat al-Baqarah 165, dikatakan bahwa orang yang beriman adalah
orang yang amat sangat cinta kepada Allah (asyaddu hubban lillah). Oleh karena
itu, beriman kepada Allah berarti sangat rindu terhadap ajaran Allah. Oleh karena
itu beriman kepada Allah berarti amat sangat menaati ajaran Allah yaitu Al-Quran
dan sunnah rasul.
Istilah iman dalam al-qur'an selalu dirangkaikan dengan kata lain yang
memberikan corak dan warna tentang suatu yang diimani, seperti dalam surat an-
Nisa': 51 yang dikaitkan dengan jibti (kebatinan/Idealisme) dan thaghut
(realita/nasionalisme). Sedangkan dalam surat al-Ankabut: 52 dikaitkan dengan
kata bathil, yaitu wallaziina aamanuu bil baathili. Bathil berarti tidak benar
menurut Allah.Sementara dalam surat al-Baqarah: 4 iman dirangkaikan dengan
kata ajaran yang diturunkan oleh Allah.
3
Dengan demikian, kata iman yang tidak dikaitkan dengan kata Allah atau
ajaran nya, dikatakan sebagai iman haq, sedangkan yang dikaitkan dengan
selainnya dinamakan iman bathil.
Taqwa berasal dari kata waqa, yaqi , wiqayah, yang berarti takut, menjaga,
memelihara dan melindungi.Sesuai dengan makna etimologis tersebut, maka taqwa
dapat diartikan sikap memelihara keimanan yang diwujudkan dalam pengamalan
ajaran agama Islam secara utuh dan konsisten ( istiqomah ). Seorang muslim yang
bertaqwa pasti selalu berusaha melaksanakan perintah Tuhannya dan menjauhi
segala laranganNya dalam kehidupan ini.
1. Iman kepada Allah, para malaikat, kitab – kitab dan para nabi. Dengan kata
lain, instrument ketaqwaan yang pertama ini dapat dikatakan dengan
memelihara fitrah iman.
2. Mengeluarkan harta yang dikasihnya kepada kerabat, anak yatim, orang –
orang miskin, orang – orang yang terputus di perjalanan, orang – orang
yang meminta – minta dana, orang – orang yang tidak memiliki
kemampuan untuk memenuhi kewajiban memerdekakan hamba sahaya.
Indikator taqwa yang kedua ini, dapat disingkat dengan mencintai sesama
umat manusia yang diwujudkan melalui kesanggupan mengorbankan harta.
3. Mendirikan solat dan menunaikan zakat, atau dengan kata lain, memelihara
ibadah formal.
4. Menepati janji, yang dalam pengertian lain adalah memelihara kehormatan
diri.
5. Sabar disaat kepayahan, kesusahan dan diwaktu perang, atau dengan kata
lain memiliki semangat perjuangan.
4
II.2 Perujudan Iman dan Taqwa
Akidah Islam atau iman mengikat seorang muslim, sehingga ia terikat dengan
aturan hukum yang datang dari Islam. Oleh karena itu menjadi seorang muslim berarti
meyakini dan melaksanakan segala sesuatu yang diatur dalam ajaran Islam.
Menjaga mata, telinga, pikiran, hati dan perbuatan dari hal-hal yang dilarang
agama, merupakan salah satu bentuk wujud seorang muslim yang bertaqwa. Karena taqwa
adalah sebaik–baik bekal yang harus kita peroleh dalam mengarungi kehidupan dunia
1. Jika disebut nama Allah, hatinya akan bergetar dan berusaha ilmu Allah tidak
lepas dari syaraf memorinya (al-anfal : 2)
2. Senantiasa tawakal, yaitu bekeja keras berdasarkan kerangka ilmu Allah. (Ali
imran : 120, Al maidah: 12, al-anfal : 2, at-taubah: 52, Ibrahim:11)
3. Tertib dalam melaksanakan shalat dan selalu melaksanakn perintah-Nya. (al-
anfal: 3, Al-mu'minun: 2, 7)
4. Menafkahkan rizki yang diterima dijalan Allah. (al-anfal: 3, Al-mukminun:
2, 7)
5. Menghindari perkataan yang tidak bermanfaat dan menjaga kehormatan. (Al-
mukminun: 3, 5)
6. Memelihara amanah dan menepati janji. (Al-mukminun: 6)
7. Berjihad di jalan Allah dan Suka menolong. (al-Anfal : 74)
8. Tidak meninggalkan pertemuan sebelum meminta izin. (an-nur: 62)
5
II.3.2 Tanda-tanda Orang Bertaqwa
Pada prinsipnya, iman adalah syarat sedangkan taqwa adalah tujuan. Kedudukan
iman sebagai syarat menunjukkan bahwa kewajiban melaksanakan ibadah puasa hanya
dapat disahuti melalui wadah keimanan ini. Mengingat bahwa nilai-nilai iman berfluktuasi
maka sudah pasti nilai-nilai puasa juga demikian. Oleh karena itu, melalui wadah iman ini
pulalah maka tujuan dari puasa yaitu menuju jenjang taqwa sangat mudah direalisasikan.
Iman dan taqwa merupakan dua sisi mata uang yang sangat sulit untuk dipisahkan
dan bahkan kedua-duanya saling membutuhkan. Dengan kata lain, jenjang taqwa tidak
akan pernah terwujud bila tidak diawali dengan keimanan dan keimanan itu sendiri tidak
akan memiliki nilai apa-apa bila tidak sampai ke derjat ketaqwaan.
6
Perpaduan antara iman dan taqwa ini adalah kemuliaan sebagaimana yang telah
dijelaskan dalam Al-Qur'an. Oleh karena itu, Al-Qur'an dengan tegas menyebutkan bahwa
manusia yang paling mulia di sisi Allah adalah orang-orang yang paling taqwa. Prediket
kemuliaan ini sangat ditentukan oleh kualitas taqwa, semakin tinggi tingkat ketaqwaan
seseorang maka semakin mulia pula kedudukannya pada pandangan Allah.
Perpaduan antara iman dan taqwa ini tidak akan terjadi secara otomatis karena iman
memiliki persyaratan untuk menuju nilai kesempurnaannya. Persyaratan ini dapat dilihat
melalui aturan-aturan yang diberlakukan kepada iman yaitu memadukan keyakinan dengan
perbuatan. Tanpa melakukan perpaduan ini maka iman akan selalu bersifat statis karena
berada pada tataran ikrar tidak pada tataran aplikasi. Oleh karena itu, maka kata 'iman'
selalu digandeng dalam Al-Qur'an dengan amal shaleh (amanu wa 'amilu alshalihat) supaya
keberadaan iman terkesan lebih energik. Penggandengan kata 'iman' dengan perbuatan baik
ini menunjukkan adanya upaya-upaya khusus yang harus dilakukan untuk menjaga
keeksisan iman itu sendiri. Perlunya upaya khusus ini karena posisi manusia masih sangat
labil jika masih berada pada level iman. Untuk menguatkan posisi ini maka orang-orang
yang beriman diperintahkan untuk melakukan perbuatan-perbuatan baik untuk menuju
kestabilan. Adapun yang dimaksud dengan taqwa ialah kemampuan diri menjaga
perpaduan ini secara kontiniu sesuai makna dasar dari kata taqwa itu sendiri yaitu
'menjaga'.
Dengan demikian, maka sifat taqwa merupakan benteng untuk menjaga aturan-
aturan Allah supaya posisi iman tidak lagi berada dalam kelabilan. Kunci sukses yang
ditawarkan Al-Qur'an untuk menghindari kelabilan ini ialah dengan melakukan perbuatan
baik.
Berdasarkan hal ini maka orang-orang yang beriman harus cerdas mencari mediator
yang cocok untuk dijadikan jembatan menuju taqwa. Al-Qur'an telah memberikan
bimbingan kepada orang-orang Mukmin bahwa mediator yang paling efektif untuk
memfasilitasi hubungan iman dengan taqwa adalah ibadah.
7
II.5 Pengertian Rukun Iman
Menurut bahasa iman artinya percaya, sedangkan menurut bahasa di yakini dengan
sepenuh hati, di ucapkan dengan lisan dan di amalkan dengan anggota badan . orang yang
beriman disebut MU'MIN.
Yaitu percaya sepenuh hati bahwa Allah adalah Rabb Tuhan pencipta alam,
Maha Kuasa, Maha Penyayang dan segala sifat Maha lainnya. Untuk itu kita wajib
beribadah dan meminta pertolongan hanya kepada Allah.
Malaikat adalah makhluk Allah yang diciptakan dari nur (cahaya). Malaikat
selalu tunduk dan patuh atas perintah Allah dan tidak pernah sedikitpun
membantahnya. Malaikat merupakan makhluk ghaib, artinya tidak dapat dilihat
dengan panca indera manusia, namun kita wajib iman dan percaya kepadanya.
Jumlah malaikat sangatlah banyak, hingga tak ada yang mengetahui jumlahnya,
kecuali Allah.
Nabi adalah orang yang mendapat wahyu hanya untuk dirinya sendiri,
sementara Rasul artinya utusan, Rasul Allah adalah utusan Allah yang mendapatkan
wahyu untuk disampaikan kepada umatnya.
8
Tugas utama para rasul adalah menyampaikan dan megajarkan agama Allah
kepada manusia, serta memberikan petunjuk agar tidak tersesat. Nabi dan Rasul
yang wajib kita ketahui ada 25 orang. Yaitu : Adam AS, Idris AS, Nuh AS, Hud AS,
Sholeh AS, Ibrahim AS, Luth AS, Ismail AS, Ishak AS, Yakub AS, Yusuf AS, Ayub
AS, Suaeb AS, Musa AS, Harun AS, Zulkifli AS, Daud AS, Sulaiman AS, Ilyas AS,
Ilyasa AS, Yunus AS, Zakariya AS, Yahya AS, Isa AS, Muhammad SAW.
Yaitu kita harus meyakini dengan sepenuh hati bahwa hari kiamat pasti
terjadi. Namun kapan terjadinya adalah rahasia Allah, semua manusia tak ada
satupun yang mengathuinya bahkan Nabi Muhammad sekalipun tak tahu kapan akan
terjadinya kiamat.
Ketika beliau SAW. Ditanya oleh Malaikat Jibril tentang hari kiamat, belaiau
tak tahu kapan terjadinya, namun beliau memberikan tanda-tanda kiamat yang
mendahului terjadinya kimat.
Beriman kepada Qodho dan qodhar adalah meyakini dengan sepenuh hati
bahwa Allah telah memnentukan dan menetapkan segalanya untuk manusia. Qodho
& Qodar adalah ketetapan Allah bagi makhluk Nya. Ketetapan Allah kadang berupa
hal-hal yang baik dan kadang berupa hal-hal yag buruk. Maka seorang mu'min akan
meyakini dan tunduk pada ketetapan Allah baik maupun buruknya.
9
Beriman kepada qada dan qadar merupakan salah satu rukun iman di mana
kita wajib mengimaninya agar iman kita menjadi sah dan sempurna. Ibnu Abbas
pernah berkata, "Qadar adalah nidzam (aturan) tauhid. Barangsiapa yang
mentauhidkan Allah dan beriman kepada qadar, maka tauhidnya sempurna. Dan
barangsiapa yang mentauhidkan Allah dan mendustakan qadar, maka dustanya
merusakkan tauhidnya" (Majmu' Fataawa Syeikh Al-Islam).
Sebelum membahas lebih lanjut mengenai iman kepada qada dan qadar,
terlebih dahulu akan dibahas mengenai qada dan qadar itu sendiri. Qada menurut
bahasa berarti hukum, perintah, memberikan, menghendaki, dan
menjadikan. Sedangkan qadar berarti batasan atau menetapkan ukuran.
Dari sudut terminologi, qadha adalah pengetahuan yang lampau, yang telah
ditetapkan oleh Allah SWT pada zaman azali. Adapun qadar adalah terjadinya suatu
ciptaan yang sesuai dengan penetapan (qadha). Sedangkan arti terminologis qada
dan qadar menurut Ar-Ragib ialah :
"Qadar ialah menentukan batas (ukuran) sebuah rancangan; seperti besar dan
umur alam semesta, lamanya siang dan malam, anatomi dan fisiologi makhluk
nabati dan hewani, dan lain-lain; sedang qada ialah menetapkan rancangan tersebut."
Atau secara sederhana, qada dapat diartikan sebagai ketetapan Allah yang
telah ditetapkan tetapi tidak kita ketahui. Sedangkan qadar ialah ketetapan Allah
yang telah terbukti dan diketahui sudah terjadi. Dapat pula dikatakan bahwa qada
adalah ketentuan atau ketetapan, sedangkan qadar adalah ukuran. Dengan demikian
yang dimaksud dengan qada dan qadar atau takdir adalah ketentuan atau ketetapan
Allah menurut ukuran atau norma tertentu.
Firman Allah mengenai qada dan qadar terdapat dalam surat Al Ahzab ayat 36,
yaitu:
10
Arti : Dan tidakkah patut bagi laki-laki yang mumin dan tidak (pula) bagi
perempuan yang mumin, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu
ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. Dan
barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka sungguhlah dia telah sesat,
sesat yang nyata.
Beriman kepada qada dan qadar berarti harus beriman kepada Ilmu
Allah yang merupakan deretan sifat-sifat-Nya sejak azali. Allah mengetahui
segala sesuatu. Tidak ada makhluk sekecil apa pun di langit dan di bumi ini
yang tidak Dia ketahui. Dia mengetahui seluruh makhluk-Nya sebelum
mereka diciptakan. Dia juga mengetahui kondisi dan hal-hal yang sudah
terjadi maupun yang akan terjadi di masa.
b. Penulisan Takdir
11
d. Pencipta Allah
Inilah empat rukun beriman kepada qada dan qadar yang harus
diyakini setiap muslim. Maka, apabila salah satu di antara empat rukun ini
diabaikan atau didustakan, niscaya kita tidak akan pernah sampai kepada
gerbang keimanan yang sesungguhnya. Sebab, mendustakan rukun-rukun
tersebut berarti merusak bangunan iman terhadap qada dan qadar dan ketika
bangunan iman itu rusak, maka hal tersebut juga akan menimbulkan
kerusakan pada bangunan tauhid itu sendiri.
2) Takdir Umuri
Takdir yang diberlakukan atas manusia pada masa awal penciptaannya dan
bersifat umum. Meliputi rizki, ajal, kebahagiaan, dan kesengsaraan.
3) Takdir Samawi
4) Takdir Yaumi
Takdir yang dikhususkan untuk semua peristiwa yang akan terjadi dalam
satu hari, mulai dari penciptaan, rizki, menghidupkan, mematikan,
mengampuni dosa, menghilangkan kesusahan, dan sebagainya.
12
Allah berfirman dalam surat Ar Rad ayat 11 :
Selain itu, penerapan akidah yang baik dan benar dapat mendatangkan
manfaat bagi kita, misalnya memberikan ketenteraman jiwa, mewujudkan
kehidupan yang baik, melahirkan sikap ikhlas dan konsekuen serta dapat
meningkatkan ketaqwaan kita terhadap Allah SWT.
Iman sangat penting dalam kehidupan manusia. Tanpa iman, ibadah yang
dilakukanakan sia-sia, bahkan amal yang dilakukan tidak akan sampai kepada Allah SWT,
sepertiyang dijelaskan dalam Al-Qur'an surat An-Nabia ayat 94, yang artinya
"Barang siapa yang megerjakan amal sholeh, sedang ia beriman, maka usahanya tak akan
terabaikan. Dan sesungguhnya Kami menuliskan amalan itu untuknya"
Berikut penerapan iman dan taqwa dalam kehidupan sehari-hari, sebagai berikut :
Penerapan iman dan taqwa dalam kehidupan di atas, memang telah dilakukan oleh
sebagian anak muda. Namun,sebagian darinya masih juga kurang sepenuhnya menerapkan
iman dan taqwanya dalam kehidupan sehari-hari. Banyak masalah yang muncul akibat kurang kokohnya
iman dan taqwa yang tertanam dalam diri masing-masing individu. Ada beberapa faktor penyebab
munculnya masalah berkurangnya kekuatan iman dan taqwa dalam diri, sebagai berikut:
14
c) Berbuat atau mengutarakan ucapan maksiat.
Oleh karena itulah iman akan turun,melemah dan surut sebanding dengan
tingkatan maksiat, jenisnya, kondisi hati orang yang melakukannya serta kekuatan
faktor pendorongnya. Iman akan banyak sekali berkurang dan menjadi sangat
lemah apabila seorang hamba terjerumus dalam dosa besar, jauh lebih parah dan
lebih mengenaskan daripada apabila dia terjerembab dalam dosa kecil.
Berkurangnya keimanan karena kejahatan membunuh tentu lebih besar daripada
akibat mengambil harta orang.
Sebagaimana iman akan lebih banyak berkurang dan lebih lemah karena
dua buah maksiat daripada akibat melakukan satu maksiat. Demikianlah seterusnya.
Oleh sebab itulah orang miskin yang sombong dan orang tua bangka yang berzina dosanya
lebih besar daripada dosa orang kaya yang sombong dan perbuatan zina seorang yang
masih muda. Hal itu sebagaimana dikisahkan di dalam hadits,
Ada tiga golongan orang yang tidak akan diajak bicara oleh Allah dan tidak
akan diperhatikan oleh-Nya pada hari kiamat´.Dan di antara mereka itu adalah orang
tua beruban yang berzina dan orang miskin yang sombong.
15
BAB III
PERMASALAHAN DAN PEMBAHASAN
III.1 Permasalahan
Di kehidupan yang sangat modern ini perkembangan iptek sangat pesat tetapi walau
perkembangan iptek ini sudah maju, permasalahan hidup manusia bukan lebih sedikit atau
lebih mudah tapi malah menjadi lebih kompleks dan ragam permasalahannya pun
bertambah banyak. Terdapat beberapa contoh problem dalam kehidupan modern di antara:
Perekonomian
Putus asa
Kegelisahan atau bimbang
Kekecewaan
Faktor Budaya, Kenakalan remaja menjadi masalah sosial yang sampai saat
ini sulit dihilangkan karena remaja sekarang suka mencoba hal-hal baru yang
berdampak negatif seperti narkoba
16
III.2 Pembahasan
Dalam kaitan ini, iman dan taqwa yang dapat berperan menyelesaikan
problema dan tantangan kehidupan modern tersebut. Peran Iman dan Takwa dalam
Menjawab Problema dan Tantangan Kehidupan Modern
17
Rezeki memegang peranan penting dalam kehidupan manusia.
Banyak orang yang melepaskan pendirian bahkan tidak segan-segan
melepaskan prinsip,menjual kehormatan,bermuka dua,menjilat dan
memperbudak diri karena kepentingan materi. Pegangan orang beriman
dalam hal ini adalah firman Allah:
Acapkali manusia dilanda resah dan duka cita, serta digoncang oleh
keraguan dan kebimbangan. Orang yang beriman mempunyai
keseimbangan , hatinya tentram(mutmainah), dan jiwanya tenang(sakinah),
seperti dijelaskan firman Allah:
18
6. Iman melahirkan sikap ikhlas dan konsekuen
Orang yang beriman selalu berjalan pada arah yang benar karena
Allah membimbing dan mengarahkan pada tujuan hidup yang hakiki.
Dengan demikian orang yang beriman adalah orang yang beruntung dalam
hidupnya. Hal ini sesuai dengan firman Allah:
19
BAB IV
IV.1 Kesimpulan
20
IV.2 Saran
Pada dasarnya dalam kehidupan modern, kita sebagai manusia tidak bisa
terlepas dari iman dan taqwa. Karena dengan kita beriman dan bertaqwa, kita dapat
mencegah dan menyelamatkan diri dari hal-hal yang menyesatkan atau dari segala
sesuatu yang tidak baik. Selain itu, kita juga dapat menentukan apakah modernisasi
tersebut dianggap sebagai suatu kemajuan atau tidak, dipandang bermanfaat atau tidak,
diperlukan atau sebaliknya perlu dihindari.
21
DAFTAR PUSTAKA
Tim dosen PAI UB (2010) Pendidikan Agama islam. Percetakan Citra Mentari : Malang
Supriadi (2009) Pengertian Akidah Serta Iman Kepada Qada dan Qadar,
21 Februari 2011
22