Anda di halaman 1dari 2

Ingat, Rekening Warisan Milik Orang

Meninggal Wajib Dilaporkan ke Ditjen


Pajak
Liputan6.com, Jakarta Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani Indrawati telah menerbitkan
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 19/PMK.03/2018. Dalam beleid ini mengatur kewajiban
lembaga jasa keuangan untuk melaporkan rekening keuangan atas warisan yang belum terbagi
dari orang yang sudah meninggal.

PMK Nomor 19 Tahun 2018 ini merupakan Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Keuangan
Nomor 70/PMK.03/2017 tentang Petunjuk Teknis Mengenai Akses Informasi Keuangan untuk
Kepentingan Perpajakan.

Peraturan ini diteken dan ditetapkan Sri Mulyani di Jakarta, 19 Februari 2018 serta diundangkan
Dirjen Peraturan Perundang-undangan Kementerian Hukum dan HAM, Widodo Ekatjahjana
pada tanggal yang sama.

Dikutip dari SJDIH Kementerian Keuangan, Jakarta, Jumat (2/3/2018), dalam Pasal 7 PMK
19/2018, lembaga keuangan pelapor wajib menyampaikan laporan yang berisi informasi
keuangan untuk setiap rekening keuangan kepada Direktorat Jenderal (Ditjen) Pajak melalui
Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Rekening keuangan yang wajib dilaporkan merupakan rekening keuangan yang telah
diidentifikasi adalah milik satu atau lebih orang pribadi atau entitas, serta entitas nonkeuangan
pasif, dalam hal ini satu atau lebih pengendali entitas dimaksud merupakan orang pribadi yang
wajib dilaporkan.

Adapun orang pribadi yang wajib dilaporkan dalam beleid PMK ini, adalah setiap orang pribadi
yang merupakan subjek pajak dalam negeri dari yurisdiksi tujuan pelaporan dan warisan yang
belum terbagi dari orang pribadi yang sudah meninggal.

Informasi keuangan nasabah yang wajib dilaporkan lembaga keuangan kepada Ditjen Pajak,
salah satunya adalah saldo atau nilai rekening keuangan per 31 Desember pada tahun kalender
pelaporan.

Saldo rekening yang dilaporkan minimal senilai Rp 1 miliar bagi wajib pajak orang pribadi.
Sedangkan rekening keuangan yang dipegang oleh entitas, tidak ada batasan saldo
rekeningnya. Begitupun dengan perusahaan asuransi wajib lapor polis asuransi dengan nilai
pertanggungan nasabah paling sedikit Rp 1 miliar.

Direktur Penyuluhan, Pelayanan, dan Humas Ditjen Pajak, Hestu Yoga Saksama menjelaskan,
sesuai PMK Nomor 73/PMK.03/2017 tentang Petunjuk Teknis Mengenai Akses Informasi
Keuangan untuk Kepentingan Perpajakan, lembaga keuangan diwajibkan melakukan
pendaftaran ke Ditjen Pajak paling lambat akhir Februari 2018.

"Kewajiban pelaporannya untuk nasabah domestik paling lambat akhir April 2018 bagi seluruh
lembaga keuangan yang disampaikan langsung kepada Ditjen Pajak," tegasnya.

Sedangkan untuk nasabah orang atau entitas asing, kewajiban lapor diatur sebagai berikut:
1. Paling lambat 1 Agustus 2018, lembaga jasa keuangan (perbankan/pasar
modal/perasuransian) harus menyampaikan ke OJK, dan OJK paling lambat 31 Agustus 2018
menyampaikan ke Ditjen Pajak.

2. Lembaga jasa keuangan dan entitas lainnya menyampaikan secara langsung ke Ditjen Pajak
paling lambat akhir April 2018.

Anda mungkin juga menyukai