Anda di halaman 1dari 9

ASUHAN KEPERAWATAN PADA

PASIEN BRONKITIS
D
I
S
U
S
U
N
OLEH :
NAMA : ROSLANNA
NIM : 20161336
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Bronkitis adalah suatu penyakit yang ditandai adanya dilatasi (ektasis) bronkus lokal
yang bersifat patologis dan berjalan kronik. Perubahan bronkus tersebut disebabkan oleh
perubahan dalam dinding bronkus berupa destruksi elemen elastis dan otot polos bronkus.
Bronkus yang terkena biasanya bronkus kecil (medium side), sedangakan bronkus besar
jarang terjadi. Bronkitis dan emfisiema paru sering terdapat bersamaan pada seorang pasien
dalam keadaan lanjut, penyakit ini sering menyebabkan obstruksi saluran nafas yang menetap
yang dinamakn kronik obstruksi pulmonary disease.
Penyebab utama adalah merokok yang berat dan berjangka panjang, yang
mengititasi tabung bronkial dan menyebabkan mereka menghasilkan lendir yang
berlebihan.penyakit ini di temukan di klinik dan di derita oleh laki-laki dan dapat di derita
mulai dari anak bahkan dapat merupakan kelainan kongenital.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang menyebabkan timbulnya penyakit Bronchitis ?
2. Gejala apa saja yang dapat ditemukan pada orang yang terkena penyakit Bronkhitis ?
3. Apakah penyakit Bronkitis bisa dicegah ?
4. Bagaimana cara mengobati penyakit Bronkitis ?

C. Tujuan
1. Tujuan secara umum
Mengerti tentang bronkitis dan memahami apa yang harus di lakukan untuk
menangani bronchitis
2. Tujuan khusus :
a. Untuk mengetahui Bronkitis Akut
b. Mengetahui penyebab dari Bronkitis
c. Mengetahui patofisiologi Bronkitis Akut
d. Mengetahui gejala orang yang terkena penyakit Bronkitis
e. Mengetahui cara pengobatan penyakit Bronkitis
D. Manfaat
Manfaat pembuatan makalah yang ingin dicapai penulis pada kondisi Bronkitis adalah
sebagai berikut :
a. Ilmu Pengetahuan
Sebagai khasanah ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang kesehatan yang
memberikan gambaran mengenai bronkitis akut.
b. Institusi pendidikan
Dapat dimanfaatkan untuk institusi pendidikan sebagai sarana pendidikan untuk
mempersiapkan peserta didik dilingkungan pendidikan kesehatan
c. Bagi penulis
Memperdalam dan memperluas wawasan mengenai hal kurang lebih hal-hal yang
berhubungan dengan bronkitis akut.
d. Bagi pembaca
Menyebarluaskan informasi kepada pembaca maupun masyarakat tentang Bronkitis
BAB II
PEMBAHASAN

I. DEFINISI

1. Bronkitis adalah suatu peradangan pada saluran bronkial atau bronki. Peradangan
tersebut disebabkan oleh virus, bakteri, merokok, atau polusi udara (Samer Qarah, 2007).
2. Bronkitis akut adalah batuk dan kadang-kadang produksi dahak tidak lebih dari tiga
minggu (Samer Qarah, 2007).
3. Bronkitis kronis adalah batuk disertai sputum setiap hari selama setidaknya 3 bulan
dalam setahun selama paling sedikit 2 tahun berturut-turut.
4. Bronkhitis adalah hipersekresi mukus dan batuk produktif kronis berulang-ulang minimal
selama 3 bulan pertahun atau paling sedikit dalam 2 tahun berturut-turut pada pasien
yang diketahui tidak terdapat penyebab lain (Perawatan Medikal Bedah 2, 1998, hal :
490).
Penyakit ini biasanya bersifat ringan dan pada akhirnya akan sembuh sempurna. Tetapi
pada penderita yang memiliki penyakit menahun (misalnya penyakit jantung atau penyakit
paru-paru) dan pada usia lanjut, bronkitis bisa bersifat serius.

Macam-macam Bronchitis
Bronchitis terbagi menjadi 2 jenis sebagai berikut.
· Bronchitis akut. Yaitu, bronchitis yang biasanya datang dan sembuh hanya dalam waktu 2
hingga 3 minggu saja. Kebanyakan penderita bronchitis akut akan sembuh total tanpa
masalah yang lain.
· Bronchitis kronis. Yaitu, bronchitis yang biasanya datang secara berulang-ulang dalam
jangka waktu yang lama. Terutama, pada perokok. Bronchitis kronis ini juga berarti
menderita batuk yang dengan disertai dahak dan diderita selama berbulan-bulan hingga
tahunan.

II. ETIOLOGI
1. Merokok merupakan satu-satunya penyebab kausal yang terpenting. Peningkatan resiko
mortalitas akibat bronkitis hampir berbanding lurus dengan jumlah rokok yang dihisap
setiap hari (Rubenstein, et al., 2007).
2. Polusi udara yang terus menerus juga merupakan predisposisi infeksi rekuren karena
polusi memperlambat aktivitas silia dan fagositosis. Zat-zat kimia yang dapat juga
menyebabkan bronkitis adalah O2, N2O, hidrokarbon, aldehid, ozon.
3. Infeksi. Eksaserbasi bronchitis disangka paling sering diawali dengan infeksi virus
yang kemudian menyebabkan infeksi sekunder bakteri. Bakteri yang diisolasi paling
banyak adalah Hemophilus influenza dan streptococcus pneumonie dan organisme lain
seperti Mycoplasma pneumonia.
4. Defisiensi alfa-1 antitripsin adalah gangguan resesif yang terjadi pada sekitar 5%
pasien emfisema (dan sekitar 20% dari kolestasis neonatorum) karena protein alfa-1
antitripsin ini memegang peranan penting dalam mencegah kerusakan alveoli oleh
neutrofil elastase (Rubenstein, et al., 2007).
5. Terdapat hubungan dengan kelas sosial yang lebih rendah dan lingkungan industri
banyak paparan debu, asap (asam kuat, amonia, klorin, hidrogen sufilda, sulfur
dioksida dan bromin), gas-gas kimiawi akibat kerja.
6. Riwayat infeksi saluran napas. Infeksi saluran pernapasan bagian atas pada penderita
bronkitis hampir selalu menyebabkan infeksi paru bagian bawah, serta menyebabkan
kerusakan paru bertambah.

Bronkhitis kronis dapat merupakan komplikasi kelainan patologik pada beberapa alat tubuh,
yaitu:
a. Penyakit jantung menahun, yang disebabkan oleh kelainan patologik pada katup maupun
miokardia. Kongesti menahun pada dinding bronkhus melemahkan daya tahan sehingga
infeksi bakteri mudah terjadi.
b. Infeksi sinus paranasalis dan rongga mulut, area infeksi merupakan cumber bakteri yang dapat
menyerang dinding bronkhus.
c. Dilatasi bronkhus (bronkInektasi), menyebabkan gangguan susunan dan fungsi dinding
bronkhus sehingga infeksi bakteri mudah terjadi.
d. Rokok dapat menimbulkan kelumpuhan bulu getar selaput lendir bronkhus sehingga
drainase lendir terganggu. Kumpulan lendir tersebut merupakan media yang baik untuk
pertumbuhan bakteri.
III. PATOFISIOLOGI
Serangan bronkhitis akut dapat timbul dalam serangan tunggal atau dapat timbul kembali
sebagai eksaserbasi akut dari bronkhitis kronis. Pada umumnya, virus merupakan awal dari
serangan bronkhitis akut pada infeksi saluran napas bagian atas. Dokter akan mendiagnosis
bronkhitis kronis jika pasien mengalami batuk atau mengalami produksi sputum selama
kurang lebih tiga bulan dalam satu tahun atau paling sedikit dalam dua tahun berturut-turut.
Serangan bronkhitis disebabkan karena tubuh terpapar agen infeksi maupun non infeksi
(terutama rokok). Iritan (zat yang menyebabkan iritasi) akan menyebabkan timbulnya respons
inflamasi yang akan menyebabkan vasodilatasi, kongesti, edema mukosa, dan bronkospasme.
Tidak seperti emfisema, bronkhitis lebih memengaruhi jalan napas kecil dan besar
dibandingkan alveoli. Dalam keadaan bronkhitis, aliran udara masih memungkinkan tidak
mengalami hambatan.
Pasien dengan bronkhitis kronis akan mengalami:
a. Peningkatan ukuran dan jumlah kelenjar mukus pada bronkhus besar sehingga
meningkatkan produksi mukus.
b. Mukus lebih kental
c. Kerusakan fungsi siliari yang dapat menunjukkan mekanisme pembersihan mukus.
Pada keadaan normal, paru-paru memiliki kemampuan yang disebut mucocilliary
defence, yaitu sistem penjagaan paru-paru yang dilakukan oleh mukus dan siliari. Pada pasien
dengan bronkhitis akut, sistem mucocilliary defence paru-paru mengalami kerusakan
sehingga lebih mudah terserang infeksi. Ketika infeksi timbul, kelenjar mukus akan menjadi
hipertropi dan hiperplasia (ukuran membesar dan jumlah bertambah) sehingga produksi
mukus akan meningkat. infeksi juga menyebabkan dinding bronkhial meradang, menebal
(sering kali sampai dua kali ketebalan normal), dan mengeluarkan mukus kental. Adanya
mukus kental dari dinding bronkhial dan mukus yang dihasilkan kelenjar mukus dalam
jumlah banyak akan menghambat beberapa aliran udara kecil dan mempersempit saluran
udara besar. Bronkhitis kronis mula-mula hanya memengaruhi bronkhus besar, namun lambat
laun akan memengaruhi seluruh saluran napas.
Mukus yang kental dan pembesaran bronkhus akan mengobstruksi jalan napas terutama
selama ekspirasi. Jalan napas selanjutnya mengalami kolaps dan udara terperangkap pada
bagian distal dari paru-paru. Obstruksi ini menyebabkan penurunan ventilasi alveolus,
hipoksia, dan acidosis. Pasien mengalami kekurangan 02, iaringan dan ratio ventilasi perfusi
abnormal timbul, di mana terjadi penurunan PO2 Kerusakan ventilasi juga dapat
meningkatkan nilai PCO,sehingga pasien terlihat sianosis. Sebagai kompensasi dari
hipoksemia, maka terjadi polisitemia (produksi eritrosit berlebihan).
Pada saat penyakit bertambah parah, sering ditemukan produksi sejumlah sputum yang
hitam, biasanya karena infeksi pulmonari. Selama infeksi, pasien mengalami reduksi pada
FEV dengan peningkatan pada RV dan FRC. Jika masalah tersebut tidak ditanggulangi,
hipoksemia akan timbul yang akhirnya menuiu penyakit cor pulmonal dan CHF (Congestive
Heart Failure).

IV. TANDA DAN GEJALA


Gejalanya berupa:
· Batuk, mulai dengan batuk – batuk pagi hari, dan makin lama batuk makin berat, timbul
siang hari maupun malam hari, penderita terganggu tidurnya.
Batuk pada bronchitis mempunyai ciri antara lain batuk produktif berlangsung kronik dan
frekuensi mirip seperti pada bronchitis kronis, jumlah seputum bervariasi, umumnya
jumlahnya banyak terutama pada pagi hari sesudah ada perubahan posisi tidur atau bangun
dari tidur. Kalau tidak ada infeksi skunder sputumnya mukoid, sedang apabila terjadi infeksi
sekunder sputumnya purulen, dapat memberikan bau yang tidak sedap. Apabila terjadi infeksi
sekunder oleh kuman anaerob, akan menimbulkan sputum sangat berbau, pada kasus yang
sudah berat, misalnya pada saccular type bronchitis, sputum jumlahnya banyak sekali,
puruen, dan apabila ditampung beberapa lama, tampak terpisah menjadi 3 bagian
Lapisan teratas agak keruh, Lapisan tengah jernih, terdiri atas saliva ( ludah )
Lapisan terbawah keruh terdiri atas nanah dan jaringan nekrosis dari bronkus yang rusak (
celluler debris ).
· Dahak, sputum putih/mukoid. Bila ada infeksi, sputum menjadi purulen atau mukopuruen
dan kental.
· Sesak bila timbul infeksi, sesak napas akan bertambah, kadang – kadang disertai tanda –
tanda payah jantung kanan, lama kelamaan timbul kor pulmonal yang menetap.
Pada sebagian besar pasien ( 50 % kasus ) ditemukan keluhan sesak nafas. Timbul dan
beratnya sesak nafas tergantung pada seberapa luasnya bronchitis kronik yang terjadi dan
seberapa jauh timbulnya kolap paru dan destruksi jaringan paru yang terjadi sebagai akibat
infeksi berulang ( ISPA ), yang biasanya menimbulkan fibrosis paru dan emfisema yang
menimbulkan sesak nafas. Kadang ditemukan juga suara mengi ( wheezing ), akibat adanya
obstruksi bronkus. Wheezing dapat local atau tersebar tergantung pada distribusi kelainannya
 sesak nafas ketika melakukan olah raga atau aktivitas ringan
 sering menderita infeksi pernafasan (misalnya flu)
 bengek
 lelah
 pembengkakan pergelangan kaki, kaki dan tungkai kiri dan kanan
 wajah, telapak tangan atau selaput lendir yang berwarna kemerahan
 pipi tampak kemerahan
 sakit kepala
 gangguan penglihatan.
Bronkitis infeksiosa seringkali dimulai dengan gejala seperti pilek, yaitu hidung meler,
lelah, menggigil, sakit punggung, sakit otot, demam ringan dan nyeri tenggorokan. Batuk
biasanya merupakan tanda dimulainya bronkitis. Pada awalnya batuk tidak berdahak, tetapi
1-2 hari kemudian akan mengeluarkan dahak berwarna putih atau kuning. Selanjutnya dahak
akan bertambah banyak, berwarna kuning atau hijau.
Pada bronkitis berat, setelah sebagian besar gejala lainnya membaik, kadang
terjadi demam tinggi selama 3-5 hari dan batuk bisa menetap selama beberapa minggu. Sesak
nafas terjadi jika saluran udara tersumbat. Sering ditemukan bunyi nafas mengi, terutama
setelah batuk. Bisa terjadi pneumonia.

V. PEMERIKSAAN PENUNJANG
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Bronkitis berarti infeksi bronkus. Bronkitis dapat dikatakan penyakit tersendiri, tetapi
biasanya merupakan lanjutan dari infeksi saluran peranpasan atas atau bersamaan dengan
penyakit saluran pernapasan atas lain seperti Sinobronkitis, Laringotrakeobronkitis, Bronkitis
pada asma dan sebagainya (Gunadi Santoso, 1994). Yang terdiri dari bronchitis akut dan
kronik.

Bronkitis adalah Suatu penyakit yang terjadi karena adanya peradangan pada bronkus,
gejala yang biasanya timbul batuk yang utama dan dominan, dan biasanya penyakit ini
disebabkan oleh Bakteri, Virus maupun menghirup zat iritan. Bronkitis dapat bersifat akut
dan kronik.

B. Saran
Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, jadi diharapkan untuk
para pembaca untuk lebih mengembagkannya lagi. Jadikan makalah ini sebagai perimbangan
pengembangan dari penyakit yang telah dibahas diatas.

Anda mungkin juga menyukai