Buku Kia
Buku Kia
1. Pengertian
Menurut Kepmenkes RI (2004) pengertian Buku KIA adalah alat yang sederhana sebagai
alat informasi, Edukasi dan Komunikasi dalam menyebarkan informasi penting mengenai
Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) kepada keluarga. Buku KIA merupakan alat untuk
mendeteksi secara dini adanya gangguan atau masalah pada ibu dan anak, alat
komunikasi dan penyuluhan dengan informasi yang penting bagi ibu, keluarga, dan
masyarakat mengenai pelayanan kesehatan bud an anak termasuk rujukannya dan paket
(standar) pelayanan KIA, gizi, imunisasi, dan tumbuh kembang balita.
Buku KIA merupakan buku wajib untuk dibaca oleh ibu hamil, suami dan anggota
keluarga karena berisikan informasi penting dan berguna bagi kesehatan ibu dan
anak. Buku kesehatan selain sebagai catatan kesehatan ibu dan anak, juga
dimaksudkan sebagai alat monitor kesehatan dan alat komunikasi antara tenaga
kesehatan dengan pasien, sehingga dapat diharapkan partisipasi masyarakat dalam
mengontrol kesehatan ibu dan anak (Depkes, 2009). Salah satu tujuan Program
Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) adalah meningkatan keluarga, ibu, anak merupakan
kelompok yang
10
gangguan gizi yang serinkali berakhir dengan kecacatan atau kematian (Depkes RI dan
JICA, 2003).
Untuk mewujudkan kemandirian keluarga dalam memelihara kesehatan ibu dan anak maka
salah satu upaya program adalah meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan keluarga
melalui penggunaan Buku Kesehatan Ibu dan Anak (Buku KIA).
2. Manfaat buku KIA
Manfaat buku KIA secara umum adalah ibu dan anak mempunyai catatan kesehatan yang
lengkap, sejak ibu melahirkan samapai anaknya berusia lima tahun sedangkan manfaat
buku KIA secara khusus adalah untuk mencatat dan memantau kesehatan ibu dan anak,
alat komunikasi dan penyuluhan yang dilengkapi dengan informasi penting bagi ibu,
keluarga dan masyarakat tentang kesehatan gizi dan paket (standar) pelayanan KIA,
alat untuk mendeteksi secara dini adanya gangguan atau masalah kesehatan ibu dan
anak, catatan pelayanan gizi dan kesehatan ibu dan anak termasuk rujukannya,
gabungan kartu-kartu kesehatan yang pernah ada dan yang masih ada, seperti KMS ibu
hamil, kartu KB, KMS balita, kartu perkembangan anak (Depkes RI dan JICA,2003)
Buku KIA ini merupakan buku pintar untuk ibu hamil, maka kewajiban bagi ibu hamil
untuk membaca secara keseluruhan Buku KIA ini karena berisi informasi yang sangat
berguna untuk kesehatan ibu dan anak.
2) Bawa Buku KIA
Buku ini dibawa oleh ibu hamil dan diberikan kepada petugas kesehatan setiap kali
ke Posyandu, Polindes, Puskesmas, bidan/dokter praktik swasta dan rumah sakit,
karena salah satu manfaat dari buku KIA untuk mencatat dan alat memantau serta
memonitoring kesehatan ibu dan anak.
3) Jaga Buku KIA
Buku ini disimpan,jangan sampai hilang karena berisi catatan kesehatan ibu dan
anak. Catatan yang ada di dalam buku ini akan sangat bermanfaat bagi ibu , anak dan
petugas kesehatan.
4) Tanya ke petugas kesehatan
Tanya ke bidan, dokter, atau petugas kesehatan lainnya jika ada hal-hal yang ingin
diketahui ada masalah kesehatan ibu dan anak. Jangan malu dan jangan ragu untuk
bertanya (Depkes RI dan JICA, 2008).
1) Ibu hamil :
muntah, dan tidak nafsu makan, pilihlah makanan yang tidak berlemak dan menyegarkan
seperti roti, ubi, singkong, biskuit,dan buah.Jangan minum jamu,minuman keras, atau
merokok karena membahayakan kandungan, jika minum obat, tanyakan caranya kepada
petugas kesehatan.
e) Tanda-tanda bahaya pada kehamilan yaitu perdarahan pada hamil muda maupun
hamil tua, bengkak di kaki, tangan atau wajah yang disertai sakit kepala dan atau
kejang, demam atau panas tinggi, air ketuban keluar sebelum waktunya, bayi di
kandungan geraknya berkurang atau tidak bergerak, muntah terus dan tidak mau makan
2) Ibu bersalin
Tanda-tanda bayi akan lahir yaitu perut mulas secara teratur, mulasnya sering dan
lama, keluar lender dan bercampur darah dari jalan lahir, dan keluar air ketuban
dari jalan lahir
3) Ibu nifas
Cara menyusui bayi yaitu susui sesering mungkin,paling sedikit 8 kali sehari, jika
bayi tidur lebih dari 3 jam, bangunkan lalu susui, susui sampai payudara terasa
kosong, lalu pindah ke payudara sisi yang lain, beri bayi hanya ASI saja sampai
usia 6 bulan (ASI eksklusif), dan biasakan cuci tangan dengan sabun saat akan
menceboki anak
1) Identitas anak
2) Bayi Baru Lahir: tanda bayi sehat, cara merawat bayi baru lahir, tindakan
pada bayi baru lahir, cara merawat bayi tetap hangat
3) Bayi dan anak: tanda bayi sehat, pantau pertumbuhan dan perkembangan bayi,
minta imunisasi dasar lengkap sesuai jadwal imunisasi
4) Balita: cara perawatan sehari-hari anak balita, perawatan anak sakit, cara
memberi makan anak, cara merangsang perkembangan anak, cara membuat makanan
pengganti ASI
5) Catatan pelayanan kesehatan anak
Kebijakan dan berbagai upaya pemerintah untuk menurunkan angka kematian ibu dan
bayi, antara lain dengan kegiatan Gerakan Sayang Ibu (GSI), strategi making
pregnancy safer dan pengadaan buku KIA. Buku
Internasional Jepang (JICA). Buku KIA diarahkan untuk meningkatkan pengetahuan dan
pemahaman masyarakat tentang kesehatan ibu dan anak. Buku KIA selain sebagai
catatan kesehatan ibu dan anak, alat monitor kesehatan dan alat komunikasi antara
tenaga kesehatan dengan pasien (Hasanbasri dan Ernoviana, 2006).
Buku KIA dapat diperoleh secara gratis melalui puskesmas, rumah sakit umum,
puskesmas pembantu, polindes, dokter dan bidan praktek swasta. Buku KIA berisi
informasi dan materi penyuluhan tentang gizi dan kesehatan ibu dan anak, kartu ibu
hamil, KMS bayi dan balita dan catatan pelayanan kesehatan ibu dan anak. Buku KIA
disimpan di rumah dan dibawa selama pemeriksaan antenatal di pelayanan kesehatan.
Petugas kesehatan akan mencatatkan hasil pemeriksaan ibu dengan lengkap di buku
KIA, agar ibu dan keluarga lainnya mengetahui dengan pasti kesehatan ibu dan anak
(Hasanbasri dan Ernoviana, 2006).
Buku KIA sebagai sarana informasi pelayanan KIA. Bagi kader sebagai alat penyuluhan
kesehatan serta untuk menggerakkan masyarakat agar datang dan menggunakan fasilitas
kesehatan. Bagi petugas puskesmas, buku KIA dapat dipakai sebagai standar
pelayanan, penyuluhan dan konseling kesehatan, sehingga pelayanan kepada ibu dan
anak dapat diberikan secara menyeluruh dan berkesinambungan. Pemanfaatan buku KIA
oleh petugas dalam melaksanakan pemeriksaan
kematian ibu dan bayi, serta mencegah terjadinya balita kurang gizi (Hasanbasri dan
Ernoviana, 2006).
5. Karakteristik ibu hamil dalam memanfaatkan buku KIA
a. Usia
Usia adalah usia responden menurut tahun terakhir. Usia sangat erat hubungannya
dengan pengetahuan seseorang, karena semakin bertambah usia maka semakin banyak
pula pengetahuannya (Notoatmodjo, 2003).
Kemajuan dibidang sosial ekonomi, termasuk peningkatan akses terhadap kesempatan
kerja dan pendidikan menyebabkan terdensi untuk menikah di usia muda bagi kaum
wanita semakin berkurang. Namun masih banyak terjadi di masyarakat pedesaan, wanita
menikah di usia sangat muda. Kemungkinan mempunyai anak di usia dini semakin lebih
besar.
Usia muda pada dasrnya berkisar antara 13 sampai 19 tahun, secara umum dinyatakan
bahwa wanita muda adalah wanita yang berumur di bawah 20 tahun atau yang berumur 19
tahun kebawah. Usia reproduksi optimal bagi seorang wanita adalah umur antara 20-35
tahun, dibawah dan diatas usia tersebut akan meningktakan resiko kehamilan maupun
persalinan, karena perkembangan organ-organ reproduksi yang belum optimal,
kematangan emosi dan kejiwaan
sering terjadi komplikasi yang tidak diinginkan dalam kehamilan. Sebaliknya pada
usia ibu lebih tua telah terjadi kemunduran fungsi fisiologis maupun reproduksi
secara umum, sehingga lebih sering terjadi akibat yang merugikan pada bayi
(Sianturi, 2007).
Perkawinan diusia muda yang disusul dengan kehamilan akan berdampak negatif
terhadap kesehatan ibu dan janin sedang dikandungnya.
b. Pendidikan
Pekerjaan adalah kegiatan yang menghasilkan uang dan bertujuan untuk memenuhi
kebutuhan keluarga. Menyatakan bahwa
pendapatan keluarga yang memadai akan menunjang pertumbuhan dan perkembangan anak
karena orang tua dapat menyediakan semua kebutuhan anak (Sianturi, 2007).
Pekerjaan merupakan kegiatan yang harus dilakukan tertama untuk menunjang kehidupan
keluarga. Bekerja bagi ibu-ibu akan mempunyai pengaruh terhadap keluarga (Nursalam,
2001). Ibu hamil yang pekerjaan yang sering banyak duduk dapat bekerja dengan baik
sampai dengan minggu ke 28 kehamilan tanpa kesulitan kemampuan bekerja selama hamil
dapat dipengaruhi oleh peningkatan berat badan dan perubahan sikap (Joeharno,
2008).
Ibu yang sedang hamil harus mengurangi beban kerja yang terlalu berat karena akan
memberikan dampak kurang baik terhadap kehamilannya. Resiko yang berhubungan dengan
pekerjaan selama kehamilan termasuk :
1) Berdiri lebih dari 3 jam
2) Bekerja pada mesin pabrik terutama jika terjadi banyak getar atau membutuhkan
upaya yang besar untuk mengoprasukannya.
3) Tugas-tugas fisik yang melelahkan seperti mengangkat, mendorong,dan
membersihkan.
Kriteria pekerjaan dapat dibedakan menjadi buruh/ pegawai tidak tetap, swasta,
PNS/ABRI, tidak bekerja/ ibu rumah tangga (Nursalam, 2001).
d. Paritas
Paritas adalah jumlah kehamilan yang menghasilkan janin hidup, bukan janin yang
dilahirkan (Bobak, 2005), yaitu:
1) Primigravida adalah seorang wanita yang hamil untuk pertama kali
2) Multigravida adalah seorang wanita yang sudah hamil dua kali atau lebih
Jumlah paritas merupakan salah satu komponen dari status paritas yang sering
dituliskan dengan notasi G, P, Ab, dimana G menyatakan jumlah kehamilan (gestasi),
P menyatakan jumlah paritas dan A menyatakan jumlah abortus. Sebagai contoh,
seorang wanita dengan status paritas G3P1A1, berarti wanita tersebut sudah pernah
mengandung sebanyak dua kali, dengan satu kali paritas dan satu kali abortus, dan
saat ini tengah mengandung ketiga kalinya.
Berdasarkan jumlahnya, maka paritas wanita dapat dibedakan menjadi:
1) Nullipara adalah wanita belum pernah hamil sama sekali
4) Grandemultipara adalah wanita yang telah melahirkan sebanyak lima kali atau
lebih
Faktor yang mempengaruhi paritas
1. Pendidikan
Kondisi ekonomi keluarga yang tinggi mendorong ibu untuk mempunyai anak lebih
karena keluarga merasa mampu dalam memenuhi kebutuhan hidup.
4. Latar belakang budaya
Cultur universal adalah unsur kebudayaan yang bersifat universal, ada di dalam
semua kebudayaan di dunia.Seperti pengetahuan bahasa dan khasanah dasar, cara
pergaulan sosial adat istiadat penilaian-penilaian umum. Tanpa disadari kebudayaan
telah menanamkan garis pengaruh sikap terhadap berbagai masalah.
Kebudayaan telah mewarnai sikap anggota masyarakatnya, karena kebudayaan pulalah
yang memberi corak pengalaman individu-individu yang menjadi anggota kelopok
masyarakat. Hanya kepercayaan individu yang telah mapan dan kuatlah yang dapat
memudahkan dominasi kebudayaan dalam pembentukan sikap individual.
Latar belakang budaya yang mempengaruhi paritas antara lain adanya anggapan bahwa
semaki banyak jumlah anak, maka semakin banyak rejeki.
1. Pengertian
a. Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya.
Termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) terhadap
sesuatu yang spesifik dan
diterima.Oleh sebab itu �tahu� itu merupakan tingkat pengetahuan yang paling
rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari
antara lain: menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, dan menyatakan.
b. Memahami (Comperhension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar tentang objek
yang diketahui, dan dapat menginterpertasi materi tersebut secara benar. Orang yang
telah paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh,
dan menyimpulkan terhadap objek yang dipelajari.
c. Aplikasi (Aplication)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari
pada situasi atau kondisi riil (sebenarnya). Aplikasi disini dapat diartikan
aplikasi atau penggunaan hukum- hukum, rumus, metode dan prinsip dalam konteks atau
situasi yang lain.
d. Analisis (Analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam
komponen-komponen, tetapi masih dalam suatu struktur organisasi tersebut dan masi
ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan
kata-kata
kerja, dapat menggambarkan (membuat bagan), membedakan, memisahkan,
dan mengelompokan.
e. Sintesis (Synthesis)
a. Pendidikan
Informasi yang diperoleh baik dari pendidikan formal maupum non formal dapat
memberikan pengaruh jangka pendek (immediate impact) sehingga menghasilkan
perubahan atau peningkatan pengetahuan. Majunya teknologi akan tersedia bermacam-
macam media massa yang dapat mempengaruhi pengethuan masyarakat tentang inovasi
baru.
c. Sosial budaya dan ekonomi
Kebiasaan dan tradisi yang dilakukan orang-orang tanpa penalaran apakah yang
dilakukan baik atau buruk. Dengan demikian seseorang akan bertambah pengetahuannya
walaupun tidak melakukan. Status ekonomi seseorang juga akan menentukan tersedianya
suatu fasilitas yang diperlukan untuk kegiatan tertentu, sehingga setatus ekonomi
ini akan mempengaruhi pengetahuan seseorang.
d. Lingkungan
Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada disekitar individu, baik lingungan fisik,
biologis, maupun sosial. Lingkungan berpengaruh terhadap proses masuknya
pengetahuan kedalam individu yang berada dilingkungan tersebut.
Pengalaman sebagai sumber pengetahuan adalah suatu cara untuk memperoleh kebenaran
pengetahuan dengan cara mengulang kembali pengetahuan yang diperoleh dalam
memecahkan masalah yang dihadapi masa lalu.
f. Umur
Umur mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang. Semakin bertambah
umur akan smakin berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya, sehingga
pengetahuan yang diperoleh semakin membaik.
4. Hubungan pengetahuan dengan perilaku
Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan
tentang isi materi yang diukur dari subyek penelitian atau responden. Kedalam
pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur apat kita sesuaikan dengan
tingkat tersebut diatas (Notoatmodjo, 2005). Cara mengukur tingkat pengetahuan
dengan memberikan pertanyaan- pertanyaan, kemudahan dilakukan penilaian nilai
1 untuk jawabanbenardan nilai 0 untuk jawaban salah. Kemudian digolongkan menjadi 4
katagori yaitu :
1) Baik, bila subyek menjawab dengan benar >75% - 100%
3) Kurang baik, bila subyek mampu menjawab dengan benar >40% - 55% dari seluruh
pertanyaan.
4) Tidak baik, jika presentase jawaban <40% (Arikunto,2006 ).
C. Sikap
1. Pengertian
Sikap evalusi umum yang dibuat manusia terhadap dirinya sendiri, orang lain,
subyek, atau issue (Azwar, 2003). Sikap adalah suatu bentuk evaluasi atau reaksi
perasaan. Sikap seseorang terhadap suatu obyek adalah perasaan mendukung atau
memihak (favorable) maupun perasaan tidak mendukung atau memihak (unfaforible) pada
obyek tersebut.
Nilai (value) dan opini (opinion) atau pendapat sangat erat berkaitan dengan sikap,
bahkan kedua konsep tersebut seringkali digunakan dalam definisi-definisi mengenai
sikap.Kadang-kadang dijumpai pula pemakaian istilah sikap, nilai, dan opini yang
disamakan atau diperlukan artinya.
Notoatmodjo (2007) menggambarkan terjadinya sikap dan reaksi tingkah laku manusia
melalui suatu rangkaian proses tertentu, seperti terlihat pada skema berikut:
Gambar 2.1 Skema proses terjadinya sikap dan reaksi tingkah laku
2. Komponen sikap
Azwar (2003), mengatakan struktur sikap terdiri atas 3 komponen yang saling
menunjang yaitu :
a. Komponen kognitif merupakan reprentasi apa yang dipercayai oleh individu
pemilik sikap. Komponen kognitif berisi kepercayaan streotipe yang di miliki
individu mengenai sesuatu yang dapat disamakan penanganannya (opini) terutama
apabila menyangkut masalah issue atau problem yang kontroversial.
b. Komponen afektif merupakan perasaan yang menyangkut aspek emosional. Aspek
emosional inilah yang biasa berakar paling dalam sebagai komponen sikap dan
merupakan aspek yang paling bertahan terhadap pengaruh-pengaruh yang mungkin adalah
mengubah sikap seseorang komponen afektif disamakan perasaan yang dimiliki
seseorang terhadap sesuatu.
1) Menerima (receiving)
Menerima di artikan bahwa orang (subyek) mau dan memperhatikan stimulus yang
diberikan (obyek).
2) Merespon (responding)
Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah adalah
indikasi sikap tingkat tiga, misalnya seseorang yang mengajak ibu yang lain
(tetangga, saudara, dsb) untuk menimbangkan anaknya ke posyandu atau mendiskusikan
tentang
Bertanggung jawab atas sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala resiko adalah
mempunyai sikap yang paling tinggi. Misalnya seorang ibu mau menjadi akseptor KB,
meskipun mendapat tantangan dari mertua atau orang tuanya sendiri.
4. Sifat Sikap
Sikap dapat pula bersifat positif dan dapat pula bersifat negatif :
Suatu versi pengungkapan langsung (direct assessement) secara tertulis yang dapat
dilakukan dengan menggunakan aitem tunggal dengan menggunakan aitem ganda Azwar
(2003).
Prosedur pengungkapan langsung dengan aitem tunggal sangat sederhana. Responden
meminta menjawab langsung pertanyaan sikap tertulis dengan memberi tanda setuju
atau tidak setuju. Penyajian dan pemberian responnya yang dilakukan lebih jujur
bila dia tidak menuliskan nama dan identitasnya. Variasi bentuk pengungkapan dengan
aitem tunggal adalah menggunakan kata sikap ekstrim pada suatu kontinum sepuluh
titik suka sampai benci.
hasilnya. Aitem tunggal terlalu terbuka terhadap sumber error pengukuran. Error
yang terjadi dapat berkaitan dengan masalah kalimat atau redaksional pertanyaannya
yang mungkin kurang jelas, mungkin dipahami secara salah, mungkin menggunakan
istilah teknis yang mempunyai arti khusus dan mungkin pula mengandung istilah yang
sensitive sehingga jawaban yang diinginkan oleh individu tidak menggambarkan
jawaban yang seharusnya.
Salah satu pengungkapan langsung dengan menggunakan aitem ganda adalah teknik
deferensi semantik. Teknik defernsi semantik dirancang untuk mengungkapkan efek
atau perasaan yang berkaitan dengan suatu obyek tertentu.
d) Skala sikap
Metode pengungkapan sikap dalam bentuk self-report yang hingga kini dapat
diandalkan adalah dengan menggunakan daftar pertanyaan-pertanyaan yang harus
dijawab oleh individu yang disebut dengan skala sikap.
Skala sikap berupa kumpulan pertanyaan-pertanyaan mengenai suatu obyek sikap. Dari
respon subyek pada setiap pertanyaan ini kemudian dapat disimpulkan mengenai arah
dan intensitas sikap seseorang. Pada beberapa bentuk skala dapat pula diungkap
mengenai keluasan serta konsistensi sikap. Salah satu sifat skala sikap adalah isi
ukurannya tetapi dapat pula berupa pertanyaan tidak langsung yang tampak kurang
jelas tujuan ukurannya bagi responden.
Proses pengungkapan sikap merupakan proses yang rentan terhadap berbagai
kemungkinan error dikarenakan sikap itu sendiri merupakan suatu kontrak hipotetik
atau konsep psikologis yang tidak mudah dirumuskan secara operasional. Oleh karena
itu, untuk mengurangi kemungkinan error pengukuran, skala sikap harus dirancang
secara hati-hati dengan sunggu-ungguh dan ditulis dengan mengikuti kaidah-kaidah
penyusunan skala yang berlaku.
e) Pengukuran terselabung
1) Sangat setuju
2) Setuju
3) Tidak setuju
1) Sangat setuju
2) Setuju
3) Tidak setuju
( Hidayat, 2007 ).
D. Kehamilan
1. Pengertian
Kehamilan merupakan proses yang normal dan alamiah mulai dari kosepsi sampai bayi
lahir. Kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan atau 9
bulan (Parwirohardjo, 2008).
Periode kehamilan dihitung sejak dari hari pertama haid terakhir (HPHT) sampai
persalinan (Helen, 2006). Kehamilan berarti dimulainya kehidupan berdua dimana ibu
mempunyai tugas penting untuk memelihara janinnya sampai cukup bulan dan menghadapi
proses persalinan (Manuaba, 2007).
Setiap kehamilan dapat berkembang menjadi masalah atau komplikasi setiap saat. Itu
sebabnya mengapa ibu hamil memerlukan pemantauan selama kehamilannya.
Penatalaksanaan ibu hamil secara keseluruhan meliputi komponen yaitu: mengupayakan
kehamilan sehat, melakukan deteksi dini komplikasi, melakukan penatalaksanaan awal
serta rujukan bila diperlukan, persiapan persalinan yang bersih dan aman,
perencanaan
Rahim yang besarnya sejempol atau beratnya 30 gram akan mengalami hipertropi dan
hiperplasia, sehingga menjadi berat 1000 gram pada akhir kehamilan. Otot rahim
mengalami hyperplasia dan hipertropi menjadi lebih besar, lunak, dan dapat
mengikuti pembesaran rahim karena pertumbuhan janin.
b. Vagina
Vagina dan vulva mengalami peningkatan pembuluh darah, karena pengaruh estrogen
sehingga tampak makin merah dan kebiru- biruan (tanda chedwicks).
c. Ovarium
Dengan terjadinya kehamilan, indung telur yang mengandung korpus luteum gravidarum
akan meneruskan fungsinya sampai terbentuknya plasenta yang sempurna pada umur 16
minggu, kejadian ini tidak lepas dari kejadian vili korealis yang mengeluarkan
hormon koeionik gunadotropin yang mirip dengan hormon luteotropik hipofisis
anterior.
a. Amenorea
Gejala ini sangat penting karena pada umumnya wanita hamil tidak haid lagi.
b. Mual (nausea) dan muntah (emesis)
Ngidam ini sering terjadi pada bulan-bulan pertama akan tetapi menghilang dengan
tuanya kehamilan.
d. Payudara tegang
Keadaan ini disebabkan oleh pengaruh estrogen dan progesteron yang merangsang
duktuli dan alveoli di mammae.
e. Sering kencing
Terjadi karena kandung kencing pada bulan-bulan pertama kehamilan tertekan oleh
uterus yang membesar. Pada triwulan kedua ini umumnya ini keluhan hilang oleh
karena uterus yang keluar dari rongga panggul. Pada akhir triwulan gejala bisa
timbul karena jain mulai masuk ke rongga panggul dan menekan kembali kandung
kencing.
f. Obstipasi
Terjadi karena tonus otot menurun yang disebabkan oleh hormon steroid.
g. Pigmentasi kulit
Terjadi pada kehamilan 12 minggu ke atas, pada pipi, hidung, dan dahi, kadang-
kadang tampak deposit pigmen yang berlebihan, yang dikenal sebagai cloasma
gravidarum.
Sering terjadi pada triwulan terakhir, didapat pada daerah genetalia ekstern, fossa
poplitea, kaki dan betis.
4. Tanda dan gejala awal kehamilan
Menurut Kusmiyati (2008) tanda-tanda kehamilan terdiri dari tanda yang tidak pasti
dan tanda pasti kehamilan.
a. Tanda yang tidak pasti (probable signs) / tanda mungkin kehamilan.
Bila seorang wanita dalam masa mampu hamil, apabila sudah kawin mengekuh terlambat
haid, maka perkiraan bahwa wanita hamil, walaupunkeadaan stress, obat-obatan,
penyakit kronis dapat pula mengakibatan terlambat haid.
Mual dan muntah merupakan gejala umum, mulai dari rasa tidak enak sampai muntah
yang berkempanjangan. Dalam kedokteran sering dikenal morning sickness karena
munculnya seringkali pagi hari. Mual dan muntah diperberat oleh makanan yang baunya
menusuk dan juga oleh emosi penderita perlu diberi makan-makanan yang ringan, mudah
dicerna dan jangan lupa menerangkanbahwa keadaan ini dalam batas normal orang
hamil. Bila berlebihan dapat pula diberi obat-obat anti muntah.
3) Mastodinia
Mastodinia adalah rasa kencang dan sakit pada payudara disebabkan payudara
membesar. Vaskularisasi bertambah, asinus dan duktus berproliferasi karena pengauh
estrogen dan progesterone.
4) Quickening
Quickening adalah persepsi gerakan janin pertama, biasanya disadari oleh wanita
pada kehamilan 18-30 minggu.
5) Keluhan kencing
Frekuensi kencing bertambah dan sering kencing malam, disebabkan karena desakan
uterus yang membesar dan tarikan uterus ke cranial.
Ini terjadi karena efek relaksasi progesterone atau dapat juga karena perubahan
pola makan.
7) Perubahan berat badan
Pada kehamilan 2-3 bulan sering terjadi penurunan berat badan, karena nafsu makan
menurun dan muntah-muntah. Pada bulan selanjutnya berat badan akan selalu meningkat
sampai stabilmenjelang aterm.
8) Perubahan temperature basal
Kenaikan temperature basal lebih dari 3 minggu biasanya merupakan tanda telah
terjadinya kehamilan.
9) Perubahan warna kulit
Perubahan ini antara lain kloasma yakni warna kulit yang kehitam-hitaman pada dahi,
punggung hidung dan kulit daerah tulang pipi, terutama pada wanita dengan warna
kulit tua. Biasanya muncul setelah kehamilan 16 minggu. Pada daerah aerola dan
putting payudara, warna kulit menjadi lebih hitam. Perubahan- perubahan ini
disebabkan oleh stimulasi melanocyte stimulating hormone (MSH). Pada kulit daerah
payudara dapat mengalami perubahan yang disebut strie gravidarum yaitu perubahan
warna seperti jaringan perut.Diduga terjadi karena pengaruh
Uterus mengalami perubahan pada ukuran, bentuk dan kosistensi. Uterus berubah
menjadi lunak, bentuknya globular. Teraba balotement, tanda ini muncul pada minggu
ke 16-20, setelah rongga Rahim mengalami obliterasi dan cairan amnion cukup banyak.
Ballotemen adalahtanda ada benang terapung/ melayang dalam cairan. Sebagai
diagnosis banding adalah asites yang disertai dengan kista ovarium, mioma uteri,
dan sebagainya.
12) Tanda piskacek�s
Terjadinya pertumbuhan yang asimetris pada bagian uterus yang dekat dengan
implatasi plasenta.
13) Perubahan-perubahan pada serviks
a) Tanda Hegar
Tanda ini berupa perlunakan pada daerah isthumus uteri, sehingga daerah tersbut
pada penekanan mempunyai kesan lebih tipis dan uterus mulai difleksikan. Dapat
diketahui
b) Tanda Goodell�s
Pembesaran perut menjadi nyata setelahminggu ke 16, karena pada saat itu uterus
lebih keluar dari rongga pelvis dan menjadi organ rongga perut.
e) Kontaksi Uterus
Tanda ini muncul belakangan dan pasien mengeluh perutnya kencang, tetapi tidak
disertai rasa sakit.
f) Pemerisaan tes biologis kehamilan
Dapat didengar dengan stetoskop laenec pada minggu 17-18. Padaorang gemuk, lebih
lambat. Dengan stetoskop ultrasonic (Doppler), DJJdapat didengarkan lebih awal
lagi, sekitar minggu ke 12. Melakukan auskultasi pada janin bisa juga
mengidentifikasi bunyi-bunyi yang lain, seperti: bising tali pusat, bising uterus
dan nadi ibu.
2) Palpasi
Yang harus ditentukan adalah outline janin. Biasanya menjadi jelas setelah minggu
ke 22.Gerakan janin dapat dirasakan dengan jelas setelah minggu ke 24.
c. Tanda Bahaya Kehamilan
Perdarahan melalui jalan lahir pada kehamilan sebelum 3 bulan bisa merupakan adanya
tanda keguguran. Janin mungkin masih dapat diselamatkan. Bila perdarahan berlanjut,
ibu perlu
(Yoseph, 2010).
Menurut Yoseph (2010), perdarahan melalui jalan lahir disertai nyeri perut bagian
bawah yang hebat pada ibu yang terlambat haid 1-2 bulan, merupakan keadaan yang
sangat berbahaya. Kehidupan ibu terancam dan harus dibawa kerumah sakit untuk
keselamatan jiwanya. Sedangkan perdarahan pada kehamilan 7-9 bulan, meskipun hanya
sedikit perdarahannya tetap merupakan ancaman bagi ibu dan dapat menjadi penyebab
kematian janin.
2) Sakit kepala yang hebat
Wanita hamil mengeluh nyeri kepala yang hebat merupakan tanda bahaya kehamilan.
Sakit kepala yang menunjukan suatu masalah serius adalah sakit kepala yang menetap
dan tidak hilang dengan beristrirahat. Sakit kepala yang hebat dalam kehamilan
adalah gejala dari preeklampsi. Keadaan sakit kepala yang hebat ini juga merupakan
tanda bahaya kehamilan yang dapat mengancam keselamatan ibu dan janin (Kusmiyati,
2008).
3) Penglihatan kabur
Wanita hamil mengeluh penglihatan kabur. Masalah visual yang mengidentifikasi
keadaan yang mengancam adalah perubahan visual yang mendadak, misal pandangan kabur
da nada baying-bayang. Perubahan penglihatan mungkin disertai sakit
kepala yang hebat dan mungkin menandakan preeklampsi (Kusmiyati, 2008). Selain itu
penglihatan adalah gejala yang seringditemukan pada preeklampsi berat dan merupakan
petunjuk akan terjadi eklampsi (Wiknjosastro, 2007).
4) Bengkak (oedema)diwajah dan tangan
Oedema adalah penimbunan cairan secara umum dan berlebihan dalam jaringan tubuh,
biasanya dapat diketahui dari kenaikan berat badan yang berlebihan serta
pembengkakan kaki, jari tangan dan muka. Oedema merupakan salah satu tanda trias
adanya preeklampsi. Kenaikan berat badan 1/2kg setiap minggu dalam kehamilan msih
dianggap normal, tetapi bila kenaikan 1 kg seminggu beberapa kali, hal ini perlu
diwaspadai, karena dapat menimbulkan preeklampsi (Wiknjosastro, 2007).
5) Ketuban pecah sebelum waktunya
Ketuban pecah sebelum waktunya atau ketuban pecah dini adalah ketuban yang pecah
sebelum ada pembukaan pada servik. Untuk primigravida kurang dari 3 cm dan pada
multigravida kurang dari 5 cm. Bila keadaan ini terjadi dapat mengakibatkan infeksi
yang dapat membahayakan ibu dan janin (Wiknjosastro, 2007).
Memantau gerakan janin merupakan salah satu indikator kesejahteraan janin. Gerakan
janin mulai dirasakan oleh ibu pada kehamilan trimester II sekitar minggu ke 20
atau minggu ke 24. Jika janin tidur maka gerakannya akan melemah. Janin harus
bergerak paling sedikit 3 kali dalam periode 3 jam. Gerakan bayi akan lebih terasa
saat ibu berbaring atau istirahat dan jika ibu makan dan minum dengan baik. Pada
trimester III, gerakan janin sudah bisa dirasakan ibu. Total gerakan janin pada
trimester III mencapai 20 kali perhari. Keadaan berbahaya yang bisa mengancam
keselamatan janin dalam kandungan yaitu bila gerakan kurang dari 3 kali dalam
periode 3 jam . Hal ini bisa merupakan pratanda adanya gawat janin (Kusmiyati,
2008).
7) Nyeri abdomen yang hebat
Jika ibu hamil mengeluh nyeri pada perut yang hebat dan menetap, hal ini merupakan
tanda terjadinya kehamilan ektopik, aborsi, dan solusio plasenta (Kusmiyati, 2008).
Nyeri merupakan keluhan utama pada kehamilan ektopik. Apabila terjadi rupture
dinding tuba pada kehamilan ektopik ini, nyeri perut dan disertai perdarahan bisa
menyebabkan penderita pingsan atau syok. Pada penderita aborsinyeri abdomen juga
dirasakan, tetapi nyeri penderita aborsi tidak begituhebat disbanding pendertia
kehamilan
ektopik. Terjadi nyeri abdomen pada waktu hamil mengindikasikan adanya tanda
kehamilan ektopik, abortus dan solusio plasenta (Wiknjosastro, 2007).
8) Ibu muntah terus menerus dan tidak mau makan
Keluhan hamil dan muntah adalah gejala yang wajar dan sering ditemukan
padakehamilan trimester I pada saat usia kehamilan 1-3 bulan. Mual biasanya terjadi
pada pagi hari, gejala ini akan hilang sedikit demi sedikit diakhir trimester
pertama. Akan tetapiada kalanya keluhan ini akan makin bertambah berat sehingga
mengganggu aktivitas sehari-hari dan keadaan umum ibu buruk, keluhan ini disebut
hyperemesis gravidarum. Keadaan mual dan muntah terus menerus merupakan keadaan
yang berbahaya dalam kehamilan, karena akan mengganggu pertumbuhan janin (Huliana,
2003).
9) Demam tinggi
G. Hipotesis