Anda di halaman 1dari 18

KEPERAWATAN JIWA

TERAPI INDIVIDU

‘’DEPRESI’’

Oleh kelompok 5
Lidya Meira Vega : 19142010008
Meri Herlina : 19142010009
Mutria Yolanda : 19142010010
Yuni Shinta B : 191420100123

Dosen pembimbing
Ns. Edo Gusdiansyah, M.Kep

JURUSAN KEPERAWATAN
STIKES ALIFAH PADANG
2019

0
BAB I
PENDAHULUAN

Setiap orang tentu akan menemukan kesulitan dan cobaan hidup. Mungkin
dia tidak merasa sedemikian berputus asa sehingga bunuh diri, tetapi dia
mempunyai pengalaman depresi sewaktu-waktu. Yang terkadang diaplikasikan
atau dicurahkan dalam beberapa bentuk, dan tak jarang membawa mereka
kedalam pemikiran yang menyulitkan, dan lain sebagainya.
Biasanya semua orang tidak mengakui bahwa mereka telah terpelosok ke
dalam kancah penderitaan. Banyak dari mereka berpikir tentang tingkat-tingkat
depresi yang mereka sebut ”perasaan sedih” atau seperti yang dilakukan oleh
wanita dengan menangis. Tapi mereka sadar bahwa sekali waktu kehidupan
mereka tidak bahagia. Jelaslah ada perbedaan antara ketidakbahagiaan dan
penyakit mental. Bagaimanapun juga, bentuk depresi yang paling ringan akan
menumpulkan ketajaman kehidupan yang paling keras. Sehingga beberapa orang
yang terjebak dalam kesedihan ataupun ketidakbahagiaan lainnya, mengambil
langkah berbahaya yang dapat merugikan dirinya, yaitu dengan tindakan bunuh
diri dan sebagainya.
Untuk itu makalah ini disusun sedemikian rupa guna membantu pembaca
agar lebih mudah memahami maksud dari depresi. Selain itu, agar dapat
memberikan pengetahuan atau wawasan bagi para pembaca.
Pada zaman modern ini, banyak manusia yang mengalami stress,
kecemasan, dan kegelisahan. Sayangnya, masih saja ada orang yang berpikir
bahwa stress dan depresi bukan benar-benar suatu penyakit. Padahal,
dibandingkan AIDS yang menjadi momok saat ini, stres dan depresi jauh lebih
bertanggung jawab terhadap banyak kematian. Karena, kedua hal tersebut
merupakan sumber dari berbagai penyakit.
Stres dan depresi yang dibiarkan berlarut membebani pikiran dan dapat
mengganggu system kekebalan tubuh. Apabila kita berada dalam emosi yang

1
negative seperti rasa sedih, benci, iri, putus asa, kecemasan, dan kurang bersyukur
dengan nikmat yang ada, maka system kekebalan kita menjadi lemah.
Depresi merupakan salah satu masalah kesehatan mental utama saat
ini, yang mendapat perhatian serius. Dinegara-negara berkembang, WHO
memprediksikan bahwa pada tahun 2020 nanti depresi akan menjadi salah satu
penyakit mental yang banyak dialami dan depresi berat akan menjadi
penyebab kedua terbesar kematian setelah serangan jantung. Berdasarkan data
WHO tahun 1980, hampir 20%-30% dari pasien rumah sakit di Negara
berkembang mengalami gangguan mental emosional seperti depresi.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Depresi
Depresi adalah gangguan mood (kondisi emosional) berkepanjangan yang
mewarnai seluruh proses mental (berpikir, berperasaan dan berperilaku)
seseorang dan kesulitan untuk berkomunikasi dengan orang lain seolah ada
penghalang yang tampak atau timbul tanpa alasan yang jelas. Depresi dapat
diartikan sebagai suatu reaksi yang berlebihan terhadap suatu kejadian yang
menjadi pemicunya. Depresi juga dapat diartikan suatu jenis alam perasaan
atau emosi yang disertai komponen psikologik : rasa susah, murung, sedih,
putus asa dan tidak bahagia, serta komponen somatik: anoreksia, konstipasi,
kulit lembab (rasa dingin), tekanan darah dan denyut nadi sedikit menurun.
Depresi biasanya terjadi saat stress yang dialami oleh seseorang tidak
kunjung reda. Depresi yang dialami ini berkolerasi dengan kejadian dramatis
yang baru saja terjadi atau menimpa seseorang. Pada umumnya, mood yang
secara dominan muncul adalah perasaan tidak berdaya dan kehilangan
harapan.
Depresi adalah kata yang memiliki banyak nuansa arti. Sebagian besar
diantara kita pernah merasa sedih atau jengkel, menjalani kehidupan yang
penuh masalah, merasa kecewa, kehilangan dan frustasi, yang dengan mudah
menimbulkan ketidakbahagiaan dan keputusasaan.
B. Penyebab depresi
1. Faktor genetik
Seseorang yang dalam keluarganya diketahui menderita depresi
berat memiliki resiko lebih besar menderita gangguan depresi daripada
masyarakat pada umumnya. Gen berpengaruh dalam terjadinya depresi,
tetapi ada banyak gen di dalam tubuh kita dan tidak ada seorangpun
peneliti yang mengetahui secara pasti bagaimana gen bekerja. Dan tidak

3
ada bukti langsung bahwa ada penyakit depresi yang disebabkan oleh
faktor keturunan.
2. Susunan kimia otak dan tubuh
Beberapa bahan kimia di dalam otak dan tubuh memegang peranan
yang besar dalam mengendalikan emosi kita. Pada orang yang depresi
ditemukan adanya perubahan dalam jumlah bahan kimia tersebut. Hormon
adenalin yang memegang peranan utama dalam mengendalikan otak dan
aktivitas tubuh, tampaknya berkurang pada mereka yang mengalami
depresi. Pada wanita, perubahan hormon dihubungkan dengan kelahiran
anak dan menopause juga dapat meningkatkan risiko terjadinya depresi.
3. Faktor usia
Berbagai penelitian mengungkapkan bahwa golongan usia muda
yaitu remaja dan orang dewasa lebih banyak terkena depresi. Hal ini dapat
terjadi karena pada usia tersebut terdapat tahap-tahap serta tugas
perkembangan yang penting, yaitu peralihan dari masa anak-anak kemasa
remaja, remaja ke dewasa, masa sekolah ke masa kuliah atau bekerja, serta
masa pubertas hingga ke pernikahan. Namun sekarang ini usia rata-rata
penderita depresi semakin menurun, yang menunjukkan bahwa remaja dan
anak-anak semakin banyak yang terkena depresi. Survei masyarakat
terakhir melaporkan adanya prevalensi yang tinggi dari gejala-gejala
depresi pada golongan usia dewasa muda yaitu 18-44 tahun.
4. Gender
Wanita dua kali lebih sering terdiagnosis menderita depresi daripada pria.
Bukan berarti wanita lebih mudah terserang depresi, bisa saja karena
wanita lebih sering mengakui adanya depresi daripada pria. Dan dokter
lebih dapat mengenali depresi pada wanita. Bagaimanapun, tekanan pada
wanita yang mengarahkan pada depresi. Misalnya, seorang diri dirumah
dengan anak-anak kecil lebih jarang ditemui pada pria daripada wanita.
Ada juga perubahan hormonal dalam siklus menstruasi yang berhubungan
dengan kehamilan dan kelahiran dan juga menopause yang membuat
wanita lebih rentan menjadi depresi atau menjadi pemicu penyakit depresi.

4
5. Gaya hidup
Banyak kebiasaan dan gaya hidup tidak sehat berdampak pada
penyakit misalnya penyakit jantung juga dapat memicu kecemasan dan
depresi. Tingginya tingkat stress dan kecemasan digabung dengan
makanan yang tidak sehat dan kebiasaan tidur serta tidak olahraga untuk
jangka waktu yang lama dapat menjadi faktor beberapa orang yang
mengalami depresi penelitian menunjukkan bahwa kecemasan dan depresi
berhubungan dengan gaya hidup yang tidak sehat pada pasien berisiko
penyakit jantung. Gaya hidup yang tidak sehat misalnya tidur tidak teratur,
makan tidak teratur, pengawet dan pewarna buatan, kurang berolahraga,
merokok, dan minum-minuman keras.
6. Penyakit fisik
Penyakit fisik dapat menyebabkan depresi. Perasaan terkejut karena
mengetahui kita memiliki penyakit serius dapat mengarahkan pada
hilangnya kepercayaan diri dan penghargaan diri, juga depresi. Alasan
terjadinya depresi cukup kompleks. Misalnya, depresi sering terjadi
setelah serangan jantung, mungkin karena seseorang merasa mereka baru
saja mengalami kejadian yang dapat menyebabkan kematian atau karena
mereka tiba-tiba menjadi orang yang tidak berdaya. Pada individu lanjut
usia, penyakit fisik adalah penyebab yang paling umum terjadinya depresi.
7. Obat-obatan
Beberapa obat-obatan untuk pengobatan dapat menyebabkan depresi.
Namun bukan berarti obat tersebut menyebabkan depresi, dan
menghentikan pengobatan dapat lebih berbahaya daripada depresi.
8. Obat-obatan terlarang
Marijuana/Ganja, Heroin/ Putauw, Kokain, Ekstasi dan Sabu-sabu.
9. Sinar matahari
Kebanyakan dari kita merasa lebih baik dibawah sinar matahari
daripada mendung, tetapi hal ini sangat berpengaruh pada beberapa
individu. Mereka baik-baik saja ketika musim panas tetapi menjadi depresi

5
ketika musim dingin. Mereka disebut menderita seasonal affective
disorder (SAD).
10. Kepribadian
Aspek-aspek kepribadian ikut pula mempengaruhi tinggi
rendahnya depresi yang dialami serta kerentanan terhadap depresi. Ada
individu-individu yang lebih negative, pesimis, juga tipe kepribadian.

C. Proses Terjadinya Masalah


Depresi disebabkan oleh banyak faktor antara lain : faktor heriditer dan
genetik, faktor konstitusi, faktor kepribadian pramorbid, faktor fisik, faktor
psikobiologi, faktor neurologik, faktor biokimia dalam tubuh, faktor
keseimbangan elektrolit dan sebagainya.
Depresi biasanya dicetuskan oleh trauma fisik seperti penyakit infeksi,
pembedahan, kecelakaan, persalinan dan sebagainya, serta faktor psikik
seperti kehilangan kasih sayang atau harga diri dan akibat kerja keras.
Depresi merupakan reaksi yang normal bila berlangsung dalam waktu
yang pendek dengan adanya faktor pencetus yang jelas, lama dan dalamnya
depresi sesuai dengan faktor pencetusnya. Depresi merupakan gejala psikotik
bila keluhan yang bersangkutan tidak sesuai lagi dengan realitas, tidak dapat
menilai realitas dan tidak dapat dimengerti oleh orang lain.
Penyebab depresi terbagi menjadi beberapa aspek menurut Beck yaitu :
1. Aspek Yang Dimanifestasikan Secara Emosional
a) Perasaan kesal atau patah hati (dejected mood); perasaan ini
menggambarkan keadaan sedih, bosan dan kesepian yang dialami
individu. Keadaan ini bervariasi dari kesedihan sesaat hingga
kesedihan yang terus - menerus.
b) Perasaan negatif terhadap diri sendiri ; perasaan ini mungkin
berhubungan dengan perasaan sedih yang dijelaskan di atas, hanya
bedanya perasaan ini khusus ditujukan kepada diri sendiri.
c) Hilangnya rasa puas ; maksudnya ialah kehilangan kepuasan atas apa
yang dilakukan. Perasaan ini dapat terjadi pada setiap kegiatan yang

6
dilakukan termasuk hubungan psikososial, seperti aktivitas yang
menuntut adanya suatu tanggung jawab.
d) Hilangnya keterlibatan emosional dalam melakukan pekerjaan atau
hubungan dengan orang lain ; keadaan ini biasanya disertai dengan
hilangnya kepuasan diatas. Hal ini dimanifestasikan dalam aktivitas
tertentu, kurangnya perhatian atau rasa keterlibatan emosi terhadap
orang lain.
e) Kecenderungan untuk menangis diluar kemauan ; gejala ini banyak
dialami oleh penderita depresi, khususnya wanita. Bahkan mereka
yang tidak pernah menangis selama bertahun-tahun dapat bercucuran
air mata atau merasa ingin menangis tetapi tidak dapat menangis.
f) Hilangnya respon terhadap humor ; dalam hal ini penderita tidak
kehilangan kemampuan untuk mempersepsi lelucon, namun
kesulitannya terletak pada kemampuan penderita untuk merespon
humor tersebut dengan cara yang wajar. Penderita tidak terhibur,
tertawa atau puas apabila mendengar lelucon.
2. Aspek depresi yang dimanifestasikan secara kognitif
a) Rendahnya evaluasi diri ; hal ini tampak dari bagaimana penderita
memandang dirinya. Biasanya mereka menganggap rendah ciri - ciri
yang sebenarnya penting, seperti kemampuan prestasi, intelegensi,
kesehatan, kekuatan, daya tarik, popularitas, dan sumber keuangannya.
b) Citra tubuh yang terdistorsi ; hal ini lebih sering terjadi pada wanita.
Mereka merasa dirinya jelek dan tidak menarik.
c) Harapan yang negatif ; penderita mengharapkan hal - hal yang
terburuk dan menolak uasaha terapi yang dilakukan.
d) Menyalahkan dan mengkritik diri sendiri ; hal ini muncul dalam
bentuk anggapan penderita bahwa dirinya sebagai penyebab segala
kesalahan dan cenderung mengkritik dirinya untuk segala
kekurangannya.
e) Keragu-raguan dalam mengambil keputusan ; ini merupakan
karakteristik depresi yang biasanya menjengkelkan orang lain ataupun

7
diri penderita. Penderita sulit untuk mengambil keputusan, memilih
alternatif yang ada, dan mengubah keputusan.
3. Aspek yang dimanifestasikan secara motivasional
Meliputi pengalaman yang disadari penderita, yaitu tentang usaha,
dorongan, dan keinginan. Ciri utamanya adalah sifat regresif motivasi
penderita, penderita tampaknya menarik diri dari aktifitas yang menuntut
adanya suatu tanggung jawab, inisiatif bertindak atau adanya energi yang
kuat.
4. Aspek depresi yang muncul sebagai gangguan fisik
Meliputi kehilangan nafsu makan, gangguan tidur, kehilangan
libido, dan kelelahan yang sangat. Individu mengalami depresi jika
individu mengalami gajala-gejala rasa, seperti sedih, pesimis, membenci
diri sendiri, kehilangan energi, kehilangan konsentrasi, dan kehilangan
motivasi. Selain itu individu juga kehilangan nafsu makan, berat badan
menurun, insomnia, kehilangan libido, dan selalu ingin menghindari orang
lain.
Dengan demikian, dapat ditarik kesimpulan bahwa aspek depresi adalah
gejala depresi yang dapat dimanifestasikan secara emosional, kognitif,
motivasional, fisik dan pencernaan, raut wajah sedih, retardasi, dan agitasi.
Gejala yang dimanifestasikan secara emosional terdiri dari perasaan kesal
atau patah hati, perasaan negatif terhadap dirinya, hilangnya rasa puas,
hilangnya keterlibatan emosional,kecenderungan untuk menangis diluar
kemauan, dan hilangnya respon terhadap humor. Sedangkan gejala yang
dimanifestasikan secara kognitif meliputi sikap menyimpang penderita, baik
terhadap diri, pengalaman, dan masa depannya. Gejala yang dimanifestasikan
secara motivasional meliputi pengalaman yang disadari penderita, yaitu
tentang usaha, dorongan, dan keinginan , sedangkan gejala yang muncul
sebagai gangguan fisik apabila terjadi gangguan saraf otonom dan
hipotalamus.

8
POHON MASALAH

Resiko mencederai diri


Akibat

Gangguan alam perasaan: depresi Core problem

Koping maladaptif
Penyebab

D. Gejala-Gejala Depresi
Sebelum mengenali gejala depresi, ada baiknya kita mengenal arti
dari gejala. Gejala adalah sekumpulan peristiwa, perilaku atau perasaan yang
sering (namun tidak selalu) muncul pada waktu yang bersamaan. Gejala
depresi adalah kumpulan dari perilaku dan perasaan yang secara spesifik dapat
dikelompokkan sebagai depresi.
Individu yang terkena depresi pada umumnya menunjukkan gejala
fisik, gejala psikis, dan gejala sosial yang khas, seperti murung, sedih
berkepanjangan, sensitif, mudah marah dan tersinggung, hilang semangat
kerja, hilangnya rasa percaya diri, hilangnya konsentrasi, dan menurunnya
daya tahan, seperti berikut ini.
1. Gejala Fisik
a. Kelakuan yang aneh pada waktu tidur
b. Kelesuan – apatis – omong kosong
c. Hilangnya nafsu makan
d. Kehilangan nafsu seks
e. Penyakit-penyakit fisik yang ringan

9
2. Gejala Psikis
a. Kehilangan rasa percaya diri
Orang yang mengalami depresi cenderung memandang segala
sesuatu dari sisi negatif, termasuk menilai diri sendiri. Mereka senang
sekali membandingkan antara dirinya dengan orang lain. Orang lain
dinilai lebih sukses, pandai, beruntung, kaya, lebih berpendidikan,
lebih berpengalaman, lebih diperhatikan oleh atasan, dan pikiran
negatif lainnya.
b. Sensitif
Orang yang mengalami depresi senang sekali mengaitkan
segala sesuatu dengan dirinya. Perasaannya sensitif sekali, sehingga
sering peristiwa yang netral jadi dipandang dari sudut pandang yang
berbeda oleh mereka, bahkan disalahartikan. Akibatnya, mereka mudah
tersinggung, mudah marah, perasa, curiga akan maksud orang lain,
mudah sedih, murung, lebih suka menyendiri.
c. Merasa diri tidak berguna
Perasaan ini muncul karena mereka merasa menjadi orang yang
gagal terutama di bidang atau lingkungan yang mereka kuasai.
d. Perasaan bersalah
Mereka memandang suatu kejadian yang menimpa dirinya
sebagai suatu hukuman atau akibat dari kegagalan mereka
melaksanakan tanggung jawab yang seharusnya dikerjakan. Banyak
pula yang merasa dirinya menjadi beban bagi orang lain dan
menyalahkan diri mereka atas situasi tersebut.
e. Perasaan terbebani
Banyak orang yang menyalahkan orang lain atas kesusahan
yang dialaminya. Mereka merasa terbeban berat karena merasa terlalu
dibebani tanggung jawab yang berat.

10
3. Gejala Sosial
Masalah depresi yang berawal dari diri sendiri pada akhirnya
mempengaruhi lingkungan dan pekerjaan atau aktivitas rutin lainnya.
Lingkungan tentu akan bereaksi terhadap perilaku orang yang depresi
tersebut yang pada umumnya negatif. Problem sosial yang terjadi biasanya
berkisar pada masalah interaksi dengan rekan kerja, atasan, atau bawahan.
Masalah ini tidak hanya berbentuk konflik, namun masalah lainnya juga
seperti perasaan minder, malu, cemas jika berada di antara kelompok dan
merasa tidak nyaman untuk berkomunikasi secara normal. Mereka merasa
tidak mampu untuk bersikap terbuka dan secara aktif menjalin hubungan
dengan lingkungan sekalipun ada kesempatan.

E. Ciri-ciri Kepribadian Penderita Depresi


Ada beberapa ciri kepribadian orang-orang tertentu yang mudah
terkena depresi bila dihadapkan pada situasi yang sulit, yaitu:
1. Individu yang sangat perasa dan tidak percaya diri.
2. Merasa diawasi.
3. Cenderung menjadi korban keraguan berat.
4. Cenderung mendramatisir.
5. Jika dihadapkan situasi yang sulit dimana perasaan mereka tak
dipertimbangkan, mereka akan sedih, tidak puas, dan depresi.
6. Kepribadian histeris.
Antara orang yang normal dan orang yang mengalami depresi
dapat dibedakan satu sama lain melalui tingkah laku mereka atau ciri-ciri
kepribadiannya. Ciri-ciri penderita depresi adalah sebagai berikut:
1. Mood dalam keadaan tertekan, berbeban berat, merasa sedih yang
berkepanjangan, dan adanya perasaan kosong atau hampa.
2. Minat untuk melakukan aktivitas menjadi kurang dan tidak ada
semangat dalam melakukan apapun. Padahal biasanya minat
beraktivitas sangat tinggi dan bersemangat.

11
3. Berat badan bertambah atau menurun sebanyak 5% dari berat
badan semula (normal).
4. Pola tidur berubah. Bisa juga menderita kesulitan tidur atau
insomnia, bahkan sebaliknya yaitu merasa kebanyakan tidur.
5. Kondisi tubuh jadi cepat merasa lelah dan merasa tidak berenergi.
6. Adanya perasaan menjadi orang yang tak berguna dan tak
berharga. Cenderung untuk meremehkan diri sendiri dan putus asa.
7. Sulit berkonsentrasi dan menjadi lamban dalam berpikir.
8. Muncul keinginan untuk bunuh diri.

F. Tips-Tips Mencegah Depresi


Adapun tips yang disarankan dan juga dianjurkan untuk mencegah
terjadinya depresi antara lain.
1. Terbuka dan jangan suka memendam masalah. Di dunia ini tidak ada
orang yang luput dari masalah. Orang yang tidak mempunyai masalah
cenderung tidak mempunyai pegangan. Sedikit sekali ada orang yang
selalu bisa mengatasi masalahnya sendiri, jadi berbagilah kepada teman
dekat.
2. Curhat dan Sharing. Kalau masalah tidak bisa dipecahkan secara sendiri
lebih baik mengajak temam untuk sharing, atau siapa pun orang yang
kita percayai. Karena dengan begitu siapa tahu kita bisa mendapat
bantuan solusi untuk memecahkan masalah. Kalaupun enggak, paling
tidak dengan berbagi cerita, perasan jadi lebih enteng dan pikiran tidak
stres. Kalau beginim jadi bisa mikirin solusinya lagi kan.
3. Kerjakan banyak hal. Saat waktu senggang dan masih muda, banyak
cara untuk menghilangkan beban perasaan. Selain olahraga, membaca
buku, menonton dan istirahat adalah pentung artinya dalam hidup.
4. Mencoba yang belum pernah. Bukan berarti coba-coba sesuatu yang
mengundang risiko, akan tetapi menguji nyali diri untuk melakukan
tantangan yang dapat men-supprt diri.
5. Banyak cara untuk meraih cita-cita, mewujudkan keyakinan dan
harapan asal dengan sungguh dan pantang menyerah. Cara berserah diri

12
dan sabar adalah pegangan supaya tidak terpeleset ke jurang
kebimbangan.

G. Cara Menanggulangi Depresi


1. Obat Antidepresan
Ada beberapa obat antidepresan yaitu:
a. Lithium. Lithium adalah obat yang digunakan untuk mengobati
gangguan bipolar.
b. MAOIs
c. Tricyclics.
d. SSRIs
2. CBT
Pendekatan CBT memusatkan perhatian pada proses berpikir
klien yang berhubungan dengan kesulitan emosional dan psikologi
klien. Pendekatan ini akan berupaya membantu klien mengubah
pikiran-pikiran atau pernyataan diri negative dan keyakinan-keyakinan
pasien yang tidak rasional. Jadi fokus teori ini adalah mengganti cara-
cara berfikir yang tidak logis menjadi logis.
3. Terapi Interpersonal
Terapi Interpersonal adalah bantuan psikoterapi jangka pendek
yang berfokus kepada hubungan antara orang-orang dengan
perkembangan simtom penyakit kejiwaan.
4. Konseling kelompok dan dukungan sosial
Konseling secara kelompok adalah pelaksanaan wawancara
konseling yang dilakukan antara seorang konselor professional dengan
beberapa pasien sekaligus dalam kelompok kecil
5. Berolahraga
Keadaan mood yang negative seperti depresi, kecemasan, dan
kebingungan disebabkan oleh pikiran dan perasaan yang negative pula.
Salah satu cara yang dapat dilakuakan untuk menghasilkan pikiran dan
perasaan positif yang dapat menghalangi munculnya mood negative
adalah dengan berolahraga.
6. Diet (mengatur pola makan)

13
Simtom depresi dapat diperparah oleh ketidakseimbangan nutrisi di
dalam tubuh. Ketidakseimbangan nutrisi yang dapat menyebabkan
depresi semakin parah yaitu:
 Konsumsi kafein secara berkala.
 Konsumsi sukrosa (gula)
 Kekurangan biotin, asam folat dan vitamin B, C, kalsium,
tembaga, magnesium
 Kelebihan magnesium
 Ketidakseimbangan asam amino
 Alergi makanan
7. Terapi Humor
Sudah lama professional medis mengakui bahwa pasien yang
mempertahankan sikap mental yang positif dan berbagai tawa,
merespons lebih baik terhadap pengobatan. Respons psiologis dari
tertawa termasuk meningkatkan pernapasan, sirkulasi, sekresi hormone
dan enzim pencernaan dan peningkatan tekanan darah.
8. Berdoa
Banyak orang mempunyai kecenderungan alami untuk berpaling
pada agama dalam memperoleh kekuatan dan hiburan. Bagi yang
percaya, keyakinan yang kuat dan menjadi anggota aliran agama
tertentu serta tujuan yang sama dapat menanggulangi penderitaan dan
depresi.
Berdoa merupakan salah satu cara untuk mengatasi depresi. Mengambil
waktu untuk berdoa memberi kesempatan kepada kita menghentikan
kegiatan kita dan jalan arus hidup kita.

9. Hidroterapi dan Hidrotermal


Hidroterapi adalah penggunaan air untuk pengobatan penyakit terapi.
Hidrotermal adalah penggunaan efek temperature air misalnya mandi
air panas, sauna, dan lain-lain.
Pengobatan dari hidroterapi berdasarkan efek mekanis dan atau termal
dari air. Tubuh bereaksi pada stimulus panas dan dingin. Saraf

14
mengantarkan rangsangan yang dirasakan kulit kedalam tubuh, dimana
merangsang system imun, memengaruhi hormone stres, meningkatkan
aliran tubuh dan mengurang rasa sakit.

15
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Depresi adalah gangguan mood (kondisi emosional) berkepanjangan
yang mewarnai seluruh proses mental (berpikir, berperasaan, dan berperilaku)
seseorang dan kesulitan untuk berkomunikasi dengan orang lain seolah ada
penghalang yang tampak atau timbul tanpa alasan yang jelas.
Individu yang terkena depresi pada umumnya menunjukkan gejala
fisik, gejala psikis, dan gejala sosial yang khas. Orang yang mudah sekali
mengalami depresi biasanya memiliki beberapa kepribadian tertentu.
Penderita depresi memiliki ciri kepribadian yang berbeda dengan
orang normal. Hal ini merupakan pengaruh pikiran dari orang yang
mengalami depresi tersebut terhadap situasi sulit yang sedang dialaminya.

B. Saran
Adapun saran dari kami untuk perkembangan profesi keperawatan sebagai
berikut:
1. Sebaiknya perawat dapat memberikan motivasi bagi penderita depresi,
baik depresi ringan bahkan depresi berat, tidak menggunakan kata-kata
yang membuat penderita patah semangat.
2. Perawat diharapkan dapat mengontrol pasien/penderita depresi dari
tindakan yang atau hal-hal yang kecil hingga hal yang besar sekalipun
untuk mencegah terjadinya suatu tindakan fatal diluar dugaan.
3. Komunikasi secara kontinyu dengan penderita depresi, agar penderita
tersebut merasa dihargai, dibutuhkan dan dihibur.

16
DAFTAR PUSTAKA

Lumongga Namora. 2009. Depresi Tinjauan Psikologis. Jakarta: Kencana Pranada


Maramis. 2012. Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa. Surabaya: Airlangga University
Press (hal 94, 131,339, 385)
Sunaryo. 2004. Psikologi Untuk Keperawatan. Jakarta: EGC (hal 70, 149)

17

Anda mungkin juga menyukai