Anda di halaman 1dari 6

PANDUAN PENANGANAN KEKERASAN DI

TEMPAT KERJA

i
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ................................................................................................................................... ii


BAB I DEFINISI ......................................................................................................................... 2
BAB II RUANG LINGKUP ....................................................................................................... 4
BAB III TATA LAKSANA ........................................................................................................ 5
BAB IV DOKUMENTASI ......................................................................................................... 6
BAB I
DEFINISI

Terjadinya kekerasan di tempat kerja dapat disebabkan oleh beberapa faktor, tetapi
faktor individu menjadi peranan utama. Sebagai contoh, sebagian besar pekerja kesehatan
adalah perempuan, pasien dengan gangguan mental atau pengguna obat/alkohol, yang
memungkinkan terjadinya resiko tinggi kekerasan terhadap pekerja kesehatan. Faktor
organisasi (tempat dimana pekerja kesehatan tersebut bekerja) juga memberikan peranan
terjadinya kekerasan di tempat kerja, contohnya faktor lingkungan kerja yang tidak aman
(tidak ada/kurang petugas keamanan), pencahayaan yang kurang, kurangnya staf dalam
memberikan pelayanan sehingga mengakibatkan para pasien menunggu lama, pekerja
kesehatan bekerja sendiri ketika memberikan pelayanan (memeriksa pasien atau melakukan
tindakan medis).
Tekanan di tempat kerja dari atasan atau penyelia atau dari rekan kerja sendiri juga
akan meningkatkan agresivitas pekerja kesehatan (berupa tidak mendukung, mencemoohkan,
menghina didepan pasien, menggunakan kata-kata kasar atau sindiran untuk menegakkan
disiplin, tidak terjalin kerjasama yang baik ditempat kerja dan sebagainya). Dilihat dari faktor
diatas dapat disimpulkan bahwa terjadinya kekerasan karena adanya suatu kondisi
ketidakpuasan atas layanan yang mengakibatkan terjadinya kekerasan antara pekerja
kesehatan-pasien/keluarganya, antara sesama pekerja kesehatan, dan antara pekerja kesehatan
dengan atasan ataupun sebaliknya. Karakteristik kekerasan di sektor kesehatan adalah dalam
bentuk kekerasan fisik dan verbal, dan kondisi sering dialami oleh para petugas kesehatan.
Macam kekerasan bisa berupa tindakan kekerasan fisik atau kekerasan psikologis.
a. Definisi Kekerasan Fisik (WHO): tindakan fisik yang dilakukan terhadap orang lain
atau kelompok yang mengakibatkan luka fisik, seksual dan psikologi. Tindakan itu
antara lain berupa memukul, menendang, menampar, menikam, menembak,
mendorong (paksa), menjepit.
b. Definisi Kekerasan Psikologis (WHO): penggunaan kekuasaan secara sengaja
termasuk memaksa secara fisik terhadap orang lain atau kelompok yang
mengakibatkan luka fisik, mental, spiritual, moral dan pertumbuhan sosial. Tindakan
kekerasan ini antara lain berupa kekerasan verbal, memarahi/penghinaan, pelecehan
dan ancaman.
TUJUAN
 Memastikan tidak terjadinya kekerasan terhadap karyawan selama berada di
Rumah Sakit.
 Mengurangi kejadian yang berhubungan dengan adanya serangan dari pihak
luar terhadap karyawan.
 Mengurangi kejadian cidera akibat kekerasan terhadap karyawan selama
berada dalam Rumah Sakit.

BAB II

RUANG LINGKUP

Ruang Lingkup Penanganan Kekerasan di Lingkungan Kerja RS. :


1. Penanganan adalah tindakan yang dilakukan terkait dengan suatu kondisi yang
dihadapi;
2. Kekerasan adalah berbagai macam tindakan yang dilakukan yang menyakiti diri
sendiri atau orang lain;
3. Tempat Kerja adalah lingkungan kerja dimana seorang staf memberikan pelayanan
atau melaksanakan tugas terkait dengan pekerjaannya di RS. .
BAB III
TATA LAKSANA

1. PENCEGAHAN
Pencegahan dilakukan sebelum terjadinya tindak kekerasan terhadap anggota Staf Rumah
Sakit
a. Dengan melakukan identifikasi pengunjung yang berkunjung ke Rumah Sakit,
dengan meminta mereka menitipkan identitas resmi kepada security
b. Setiap pasien / pengunjung / karyawan yang berada dalam Rumah Sakit harus
menggunakan tanda pengenal berupa tanda identitas pasien, kartu visitor /
pengunjung (diluar jam besuk) atau kartu pengenal karyawan.

2. PENANGANAN
Penanganan dilakukan apabila telah terjadi tindak kekerasan di tempat kerja, langka-langkah
yang harus dilakukan adalah:
a. Melakukan koordinasi antara petugas medis dengan Unit Satuan Pengamanan untuk
tindak lanjut perlindungan terhadap karyawan tersebut.
b. Karyawan yang mengalami kekerasan fisik diminta untuk menandatangani dan
menuliskan nama orang yang berhubungan langsung maupun tidak langsung dengan
kejadian. Petugas Satuan Pengamanan lapor ke Kepolisian terdekat atas seizin
karyawan yang memerlukan perlindungan.
BAB IV

DOKUMENTASI

1. Identitas Pengunjung
2. Identitas Staf/Karyawan
3. Berita Acara kejadian kekerasan di tempat kerja

Anda mungkin juga menyukai