Anda di halaman 1dari 2

Pengertian Kebudayaan Perspektif Islam

Menurut ahli budaya, kata budaya merupakan gabungan dari dua kata,
yaitu budi dan daya. Budi mengandung makna akal, pikiran, paham, pendapat,
ikhtiar, dan perasaan. Daya mengandung makna tenaga, kekuatan dan
kesanggupan. Jadi kebudayaan berarti kumpulan usaha dan upaya manusia yang
dikerjakan dengan mempergunakan hasil pendapat untuk memperbaiki
kesempurnaan hidup. (Sidi Gazalba, 1998)

Oleh karena itu, jika membicarakan kebudayaan berarti membicarakan


kehidupan manusia dengan segala aktivitasnya. Dengan melakukan berbagai
kegiatan dan aktivitasnya manusia berusaha dengan segala kemampuan yang
dimilikinya untuk kesempurnaan hidup yang dapat dicapai jika manusia mampu
menggunakan akal budinya dengan baik.

Kebudayaan adalah alam pikiran atau mengasah budi. Kebudayaan adalah


pergaulan hidup antara manudia dengan alam semesta. Boleh jadi kebudayaan
adalah usaha manusia melakukan tugas hidup sebagai khalifah fil ardli. Dilihat
dari berbagai sudut pandang tentang definisi kebudayaan, menunujukkan bahwa
kebudayaan itu merupakan persoalan yang sangat luas, namun sejatinya
manusialah pencipta kebudayaan. Kebudayaan lahir bersama dengan kelahiran
manusia sendiri. Dari penjelasan tersebut, kebudayaan dapat dilihat dari dua sisi,
yaitu kebudayaan sebagai suatu proses dan kebudayaan sebagai suatu produk.

Al-Qur’an memandang kebudayaan sebagai suatu proses, dan meletakkan


kebudayaan sebagai eksistensi hidup manusia. Kebudayaan merupakan suatu
totalitas kegiatan manusia yang meliputi kegiatan akal dan hati yang menyatu
dalam suatu perbuatan. Oleh karena itu, kebudayaan dapat dipahami sebagai hasil
akal, budi, cipta rasa, karsa, dan karya manusia. Dan tidak mungkin terlepas dari
nilai-nilai kemanusiaan tetapi bisa jadi terlepas dari nilai-nilai ketuhanan.

Kebudayaan Islam adalah hasil akal, budi, cipta rasa, karsa dan karya
manusia yang berlandaskan pada nilai-nilai Islam. Islam sangat menghargai akal
manusia untuk terus berkembang. Hasil akal, budi, cipta rasa, karsa dan karya
yang terseleksi oleh nilai-nilai kemanusiaan yang bersifat universal dan kemudian
berkembang menjadi sebuah peradaban. Dalam perkembangannya, kebudayaan
perlu dibimbing oleh aturan-aturan yang mengikat agar tidak terperangkap pada
ambisi yang bersumber dari setan, sehingga akan merugikan diri sendiri. Dan
agama berfungsi untuk membimbing manusia dalam mengembangkan akal
budinya sehingga menghasilkan kebudayaan yang beradab .

Kebudayaan itu tidak terlepas dari prinsip-prinsip yang digariskan oleh


Ad-Din, yaitu kemanusiaan. Kemanusiaan itu merupakan hakikat manusia
(bersifat statis). Kemanusiaan itu sama saja dari zaman dulu, sekarang, dan di
masa yang akan datang. Tetapi perwujudan dari kemanusiaan yang disebut
aksidensi itu tumbuh, berkembang, berbeda, dan diperbaharui. Perubahan demi
perubahan terus terjadi, namus asasnya tetap, yaitu asas yang dituntun, ditunjuki,
diperingatkan, dan diberitakan oleh al-Qur’an dan al-Hadits.

Oleh karena itu, misi kerasulan Nabi Muhammad SAW sebagaimana


dalam sabdanya : “Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak”.
Artinya Nabi Muhammad SAW. mempunyai tugas pokok untuk membimbing
manusia agar mengembangkan kebudayaan sesuai dengan petunjuk Allah Swt.
Awal tugas kerasulan sebagai Nabi adalah dengan meletakkan dasar-dasar
kebudayaan Islam yang kemudian berkembang menjadi peradaban Islam. Ketika
dakwah Islam keluar dari jazirah Arab, dan tersebar ke seluruh dunia maka
terjadilah suatu proses yang disebut dengan asimilasi budaya setempat dengan
nilai-nilai Islam, kemudian menghasilkan kebudayaan Islam, dan berkembang
menjadi suatu peradaban yang diakui kebenarannya secara universal.

DAFTAR PUSTAKA

Ferawati A. Batur, Nani Legawati, Akhmad Gazali Rahman.2015. Makalah


Pendidikan Agama Islam Pembahasan Tentang Konsep Kebudyaan Islam.
Dikutip dari https://www.scribd.com/doc/311028211/Makalah-Agama-Konsep-
Kebudayaan-Islam. 22 Oktober.

Anda mungkin juga menyukai