Anda di halaman 1dari 18

Henny Hendratmi, dkk.

E-ISSN 2502-4159

PENGARUH TRANSPARANSI DAN KOMITMEN TERHADAP AKUNTABILITAS


PENGELOLAAN ANGGARAN

Henny Hendratmi, JMV Mulyadi, dan Tri Widiastuti


Magister Akuntansi Universitas Pancasila
E-mail: amy260685@gmail.com

ABSTRACT
This study aims to examine and analyze the effect of transparency and commitment to the
budget management in Bekasi City simultaneously and partial in period 2014. This study uses the
population, namely the budget administrator and representatives of school committees Bekasi
City where in 2014 the number of high school by 70. Meanwhile, samples took as many as 210
respondents by cluster sampling method and used primary data by distributing questionnaires.
From this study we concluded that transparency and commitment have simultaneously positive
and significant implications againts the accountability of budget management. Furthermore the
research has proved that the applied commitment positively effect to the achievement of
management accountability.

Keywords: Budget Management Accountability, Transparency, Commitment

PENDAHULUAN berbeda dengan masa lalu. Di masa lalu


Anggaran pendidikan adalah alokasi masyarakat cenderung menerima apa pun
anggaran untuk fungsi pendidikan yang yang diberikan oleh pendidikan, maka
dianggarkan melalui kementerian sekarang mereka tidak dengan mudah
negara/lembaga, alokasi anggaran pendidikan menerima apa yang diberikan oleh
melalui transfer ke daerah, dan alokasi pendidikan. Masyarakat yang membayar
anggaran pendidikan melalui pengeluaran pendidikan merasa berhak untuk
pembiayaan, termasuk gaji pendidik, tetapi memperoleh pendidikan yang lebih baik bagi
tidak termasuk anggaran pendidikan dirinya dan anak-anaknya.
kedinasan, untuk membiayai Konsepsi tentang akuntabilitas
penyelenggaraan pendidikan yang menjadi berkembang dari pendapat bahwa siapapun
tanggung jawab Pemerintah. Persentase yang diserahi tugas mendidik harus dapat
anggaran pendidikan tersebut adalah mempertanggungjawabkan tugasnya itu.
perbandingan alokasi anggaran pendidikan Pengertian tanggung jawab di sini masih
terhadap total alokasi anggaran belanja mengandung ukuran yang kabur. Masih
negara. Dalam upaya meningkatkan hasil banyak orang yang mengukur tanggung
pendidikan yang lebih optimal, pemerintah jawab itu dari segi masukan kealatan semata.
merencanakan dan mengimplementasikan Dalam hal ini mereka menganggap telah
kebijakan di bidang pendidikan dengan berhasil melaksanakan tanggung jawabnya
mengalokasi anggaran pendidikan sebesar bila telah mengajar, memberikan buku, atau
20% dari dana APBN. secara lebih makro lagi telah membangun
Fenomena tentang akuntabilitas, saat gedung-gedung, serta mencetak jutaan buku
ini semakin gencar disuarakan dengan adanya pelajaran.
tuntutan masyarakat akan pendidikan yang Pelaksanaan konsep akuntabilitas
bermutu. Ini membuktikan bahwa dalam pendidikan di Indonesia saat ini sedang
kecenderungan masyarakat pada masa kini disorot mengingat banyak sekali masalah
JIAFE (Jurnal Ilmiah Akuntansi Fakultas Ekonomi)
Volume 3 No. 2 Tahun 2017, Hal. 76-93
76
Henny Hendratmi, dkk. E-ISSN 2502-4159

yang menghinggapi termasuk lembaga prinsip akuntabilitas dan transparansi yang


pendidikan yang lebih mengutamakan bisnis merupakan bagian dari prinsip dasar untuk
daripada mutu layanan pendidikan yang mewujudkan good governance.
dijalankannya, sehingga banyak masyarakat Ada pun tujuan penelitian yang ingin
yang mempertanyakan mengapa hal ini bisa dicapai peneliti dalam penulisan karya ilmiah
terjadi demikian. Untuk itu, memang tidak ini adalah: 1) Untuk menguji dan menganalisis
mudah menerapkan akuntabilitas pendidikan pengaruh transparansi dan komitmen
yang baik, karena dibutuhkan kerjasama yang terhadap pengelolaan anggaran sekolah
baik setidaknya ada enam pihak yang terlibat secara simultan; dan 2) Untuk menguji dan
dalam mewujudkannya, yaitu siswa (peserta menganalisis pengaruh transparansi dan
didik), guru (pendidik), administrator komitmen terhadap pengelolaan anggaran
pendidikan, lembaga pendidikan, tenaga sekolah secara parsial.
kependidikan, masyarakat (termasuk orang
tua dan rakyat) dan pemerintah. TELAAH TEORI DAN PENGEMBANGAN
Boy dan Siringoringo (2009) HIPOTESIS
menyimpulkan bahwa semakin akurat dan Akuntansi Perilaku (Behavioral Accounting)
tepat waktu pelaporan penggunaan dana Konsep perilaku (behavioral concept)
yang dikumpulkan dari orang tua murid, pada awalnya merupakan kajian bidang
maka akan semakin tinggi partisipasi orang utama dalam psikologi dan sosial psikologi.
tua murid dalam pembiayaan Akan tetapi, faktor-faktor psikologi dan sosial
penyelenggaraan pendidikan, oleh karenanya psikologi seperti motivasi, sikap, dan
dapat dihasilkan ouput pendidikan yang personalitas juga sangat relevan dengan
efektif. Darmawan (2011) dalam bidang akuntansi (Siegel dan Marconi, 1986).
penelitiannya mengemukakan bahwa Dimensi akuntansi keperilakuan terkait
terdapat hubungan dan pengaruh positif dengan aspek perilaku manusia dan
serta signifikan antara transparansi dan hubungannya dengan desain, konstruksi dan
akuntabilitas terhadap pengelolaan penggunaan sistem informasi akuntansi yang
keuangan, pengaruh tersebut ditunjukkan efisien. Hal ini karena akuntansi keperilakuan
secara simultan dan secara parsial. Solihat merefleksikan dimensi sosial akibat
dan Sugiharto (2009) mengemukakan dalam penerapan teknik dan sistem akuntansi yang
penelitiannya bahwa trasparansi dan pada hakikatnya informasi akuntansi
akuntabilitas pengelolaan pendidikan dibutuhkan manajemen untuk melakukan
berpengaruh positif, baik secara simultan pengendalian, baik pengendalian
maupun parsial, terhadap tingkat partisipasi manajemen, administratif, maupun
orangtua murid. Kemudian Pratama (2013) pengendalian akuntansi. Siegel dan Marconi,
mengemukakan bahwa partisipasi 1989, mengatakan bahwa “behavioral
masyarakat, transparansi pemerintahan dan accounting goes beyond the traditional
akuntabilitas publik tidak terdapat hubungan accounting role of collecting, recording,
yang positif terhadap efisiensi penyaluran reporting financial information”. Para
dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) akuntan, peneliti operasional dan ahli
pada Sekolah Dasar (SD). manajemen telah mengembangkan faktor-
Dari beberapa temuan terhadap kasus faktor psikologi dan sosial psikologi termasuk
dan permasalahan yang terjadi di atas, maka pengendalian. Ilmu sosiologi dan psikologi
hal ini mengindikasikan bahwa pengelolaan juga dikonsentrasikan pada pengendalian
anggaran sekolah belum berjalan secara seperti halnya sosial dan fenomena personal
efektif sesuai dengan sasaran dan tujuannya (Hoopwood, 1974).
serta pengelolaannya belum mencerminkan
JIAFE (Jurnal Ilmiah Akuntansi Fakultas Ekonomi)
Volume 3 No. 2 Tahun 2017, Hal. 76-93
77
Henny Hendratmi, dkk. E-ISSN 2502-4159

TEORI PENGELOLAAN KEUANGAN NEGARA pelaksanaan APBS termasuk di dalamnya


Sistem informasi akuntansi dalam pengalokasian BOS) dan pelaporan
sistem perencanaan, sistem penatausahaan (pertanggungjawaban APBS). Proses
(termasuk didalamnya sistem akuntabilitas), akuntansi merupakan bagian dari aktifitas
dan sistem pengendalian sektor publik pelaporan yang mengharuskan setiap
mempunyai arti dan peran penting terkait pengguna anggaran untuk melaporkan
pada fungsinya dalam pengukuran dan seluruh transaksi ke dalam laporan keuangan.
pengendalian. Dalam fungsi pengukuran,
akuntansi melakukan proses pengumpulan, Teori Reformasi Birokrasi
pencatatan realisasi pendapatan dan belanja Dwiyanto (2006) mendefinisikan
(gaji, barang/jasa) serta transaksi-transaksi reformasi budaya birokrasi sebagai sebuah
yang terjadi di luar pendapatan dan belanja, sistem atau seperangkat nilai yang memiliki
serta aktivitas pelaporan. Selanjutnya akan simbol, orientasi nilai, keyakinan,
dapat digunakan sebagai pengukur kinerja pengetahuan, dan pengalaman hidup yang
ekonomis, efisiensi, dan efektifitas terinternalisasi ke dalam pikiran. Seperangkat
pemerintah. nilai tersebut diaktualisasikan dalam sikap,
Dalam pemerintahan sendiri sudah tingkah laku, dan perbuatan yang dilakukan
mulai ada perhatian yang lebih besar oleh setiap anggota dari sebuah organisasi
terhadap penilaian kelayakan praktek yang dinamakan birokrasi. Menurut Toha
manajemen pemerintahan yang mencakup (2008) bahwa membangun budaya organisasi
perlunya dilakukan perbaikan sistem pemerintah idealnya adalah membangun
akuntansi manajemen, sistem akuntansi sikap dan perilaku sistem yang kemudian
keuangan, sistem perencanaan keuangan, diikuti secara konsisten oleh pelakunya untuk
sistem pengadaan barang atau jasa, sistem menciptakan tata pemerintahan yang baik
pengawasan dan pemeriksaan, serta berbagai (good governance). Berdasarkan beberapa
implikasi finansial atas kebijakan-kebijakan pendapat dapat disimpulkan bahwa budaya
yang dilakukan pemerintah. Organisasi sektor organsiasi merupakan unsur yang sangat
publik termasuk pemerintah saat ini tengah penting bagi perkembangan reformasi dalam
menghadapi tekanan untuk lebih efisien, pengadaan barang atau jasa pemerintah.
memperhitungkan biaya ekonomi dan biaya Ketika sebuah organsasi melupakan
sosial, serta dampak negatif atas aktivitas perubahan pada sisi budaya ketika
yang dilakukan. Berbagai tuntutan tersebut melakukan perubahan organisasi, maka hal
menyebabkan akuntansi dapat dengan cepat itu merupakan sebuah usaha sia-sia. Karena
diterima dan diakui sebagai ilmu yang usaha itu akan gagal dan kondisi akan
dibutuhkan untuk mengelola urusan-urusan kembali ke semula.
publik. Akuntansi sektor publik pada awalnya
merupakan aktivitas yang terspesialisasi dari Teori Transparansi
suatu profesi yang relatif kecil. Namun Transparansi merupakan salah satu
demikian saat ini akuntansi sektor publik prinsip good governance. Transparansi
sedang mengalami proses untuk menjadi dibangun atas dasar arus informasi yang
disiplin ilmu yang lebih dibutuhkan dan bebas, seluruh proses pemerintahan,
substansial keberadaannya (Mardiasmo,
lembaga-lembaga dan informasi perlu
2002).
dapat diakses oleh pihak-pihak yang
Pengelolaan keuangan daerah dibagi
menjadi tiga proses besar. Tiga proses berkepentingan, dan informasi yang
tersebut adalah perencanaan (penetapan tersedia harus memadai agar dapat
anggaran), penatausahaan (proses dimengerti dan dipantau. Transparansi
JIAFE (Jurnal Ilmiah Akuntansi Fakultas Ekonomi)
Volume 3 No. 2 Tahun 2017, Hal. 76-93
78
Henny Hendratmi, dkk. E-ISSN 2502-4159

pada akhirnya akan menciptakan kesempatan aktor di luar eksekutif untuk


horizontal accountability antara mempengaruhi kebijakan dan alokasi
pemerintah daerah dengan masyarakat anggaran dengan memberi perspektif
sehingga tercipta pemerintahan daerah berbeda dan kreatif dalam debat
yang bersih, efektif, efisien, akuntabel anggaran, (c) Melalui informasi, legislatif
dan responsif terhadap aspirasi dan dan masyarakat dapat melakukan
kepentingan masyarakat. Transparansi monitoring terhadap keputusan dan
adalah prinsip yang menjamain akses kinerja pemerintah. Tanpa kebebasan
atau kebebasan bagi setiap orang untuk informasi fungsi pengawasan tidak akan
memperoleh informasi tentang efektif, (d) Berdasarkan teori yang ada
penyelenggaraan pemerintahan, yakni menunjukkan bahwa semakin transparan
informasi tentang kebijakan proses sebuah kebijakan publik maka
pembuatan dan pelaksanaanya serta pengawasan yang dilakukan oleh dewan
hasil-hasil yang dicapai. akan semakin meningkat karena
Anggaran (budget) merupakan suatu masyarakat juga terlibat dalam
alat perencanaan mengenai pengeluaran dan mengawasi kebijakan publik tersebut.
pendapatan pada masa yang akan datang,
umumnya disusun secara sistematis yang Teori Komitmen
meliputi seluruh kegiatan, yang dinyatakan
Komitmen adalah bentuk loyalitas
dalam unit (kesatuan) moneter dan berlaku
yang lebih kongkrit, yang dapat dilihat
untuk jangka waktu (periode) tertentu di
masa yang akan datang. Anggaran juga dari upaya karyawan mencurahkan
berfungsi sebagai alat kontrol atau perhatian, gagasan dan tanggung jawab
pengawasan, baik terhadap pendapatan dalam mencapai tujuan perusahaan.
maupun pengeluaran pada masa yang akan Menurut Nasution (2007), komitmen
datang. adalah pengikat antar individu dengan
Menurut Sopanah dan Mardiasmo suatu organisasi, gagasan atau proyek
(2003) anggaran yang disusun oleh pihak yang diwujudkan dalam mendedikasikan
eksekutif dikatakan transparansi jika dirinya bagi pencapaian misi organisasi.
memenuhi beberapa kriteria berikut: (1) Griffin (2005) menyatakan komitmen
Terdapat pengumuman kebijakan anggaran,
adalah sikap yang mencerminkan sejauh
(2) Tersedia dokumen anggaran dan mudah
mana seseorang individu mengenal dan
diakses, (3) Tersedia laporan
pertanggungjawaban yang tepat waktu, (4) terikat pada organisasinya. Porter dalam
Terakomodasinya suara/usulan rakyat, (5), Panggabean (2004) menyatakan bahwa
Terdapat sistem pemberian informasi kepada komitmen adalah kuatnya pengenalan
publik. dan keterlibatan seseorang dalam suatu
Transparansi merupakan prasyarat organisasi tertentu.
untuk terjadinya partisipasi masyarakat Mowday yang dikutip Sopiah (2008)
yang semakin sehat karena (Sulistoni, menyatakan ada tiga aspek komitmen
2003): (a) Tanpa informasi yang memadai antara lain:
tentang penganggaran, masyarakat tidak 1. Affective commitment, yang berkaitan
punya kesempatan untuk mengetahui, dengan adanya keinginan untuk terikat
pada organisasi. Individu menetap pada
menganalisis, dan mempengaruhi
organisasi karena keinginan sendiri.
kebijakan, (b) Transparansi memberi
JIAFE (Jurnal Ilmiah Akuntansi Fakultas Ekonomi)
Volume 3 No. 2 Tahun 2017, Hal. 76-93
79
Henny Hendratmi, dkk. E-ISSN 2502-4159

Kunci dari komitmen ini adalah (want keuangan, pengungkapan dan ketaatan
to). terhadap peraturan perundang-undangan.
2. Continuance commitment, adalah suatu Sasarannya adalah laporan keuangan yang
komitmen yang didasarkan kebutuhan mencakup penerimaan, penyimpanan dan
rasional. Dengan kata lain, komitmen ini pengeluaran keuangan instansi pemerintah.
terbentuk atas dasar untung rugi, Audit terhadap pertanggungjawaban
dipertimbangkan atas apa yang harus keuangan menurut Malan (1984), dalam
dikorbankan bila akan menetap pada Mardiasmo, lebih menekankan pada: 1) Audit
suatu organisasi. Kunci dari komitmen
sebagai suatu proses yang sistematis; 2)
ini adalah kebutuhan untuk bertahan
Untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti
(need to).
secara objektif; 3) Asersi atas tindakan dan
3. Normative commitment, adalah
kegiatan ekonomi; 4) Kesesuaian dengan
komitmen yang didasarkan pada norma
yang ada dalam diri karyawan, berisi kriteria/standar yang telah ditetapkan; 5)
keyakinan individu akan tanggung jawab Melaporkan hasilnya kepada pihak-pihak
terhadap organisasi. Ia merasa harus yang berkepentingan.
bertahan karena loyalitas. Kunci dari
komitmen ini adalah kewajiban untuk Pengembangan Hipotesis
bertahan dalam organisasi (ought to). Transparansi terhadap Akuntabilitas
Pengelolaan Anggaran
Teori Akuntabilitas Pengelolaan Negara Transparansi pengelolaan anggaran
Akuntabilitas merupakan suatu merupakan salah satu variabel yang dapat
kewajiban untuk memberikan laporan kepada mempengaruhi efektifitas kinerja program
pihak lain tentang apa yang mereka lakukan pendidikan, jika pengelolaan anggaran
atau tidak mereka lakukan, akuntabilitas juga pendapatan dan belanja sekolah semakin
menyangkut pertanggungjawaban kepada transparan dan mencerminkan keterbukaan
semua pihak yang berkepentingan (Jones, maka akuntabilitas yang dihasilkan akan
2000). Sedangkan Hatry, (1980) semakin baik (Solihat dan Sugihart: 2009).
mengemukakan akuntabilitas (accountability) H1: Transparansi berpengaruh positif
merupakan suatu istilah yang diterapkan terhadap akuntabilitas pengelolaan
untuk mengukur apakah dana publik telah anggaran sekolah.
digunakan secara tepat untuk tujuan yaitu
dana publik tadi ditetapkan dan digunakan Komitmen terhadap Akuntabilitas
secara legal. Pengelolaan Anggaran
Mengacu pada tiga pilar utama yang Komitmen perangkat sekolah dalam
menjadi persyaratan akuntabilitas yaitu mengelola anggaran merupakan salah satu
pertama, adanya transparansi dalam komponen yang dapat mempengaruhi
menetapkan kebijakan dan menerima akuntabilitas pengelolaan anggaran, jika
masukan dan mengikut sertakan berbagai perangkat sekolah semakin komitmen dalam
institusi. Kedua, adanya standar kinerja yang mengelola anggaran pendapatan dan belanja
dapat diukur dalam melaksanakan tugas, maka akuntabilitas yang dihasilkan akan akan
fungsi dan wewenang. Ketiga, adanya semakin baik pula (Darmawan: 2011).
partisipasi untuk saling menciptakan suasana H2: Komitmen berpengaruh positif
yang kondusif dalam menciptakan pelayanan terhadap akuntabilitas pengelolaan
masyarakat dengan prosedur yang mudah, anggaran sekolah.
biaya yang murah dan pelayanan yang cepat.
Akuntabilitas keuangan merupakan Transparansi dan Komitmen terhadap
pertanggungjawaban mengenai integritas Akuntabilitas Pengelolaan Anggaran
JIAFE (Jurnal Ilmiah Akuntansi Fakultas Ekonomi)
Volume 3 No. 2 Tahun 2017, Hal. 76-93
80
Henny Hendratmi, dkk. E-ISSN 2502-4159

Zeyn (2010) mengemukakan komitmen Pengambilan manfaat, (4) Evaluasi.


organisasi dan transparansi memiliki Variabel ini diukur dengan skala likert 5
pengaruh positif terhadap akuntabilitas poin dengan 16 pernyataan yaitu 2
publik pada tingkat yang cukup (sedang). pernyataan mengenai kemampuan
Kondisi ini memperlihatkan bahwa semakin menyesuaikan diri, 4 pernyataan
baik komitmen organisasi akan mendorong mengenai produktifitas, 5 pernyataan
keberhasilan akuntabilitas publik. mengenai kepuasan kerja dan 8
H3: Transparansi dan komitmen pernyataan mengenai kepuasan kerja.
berpengaruh positif terhadap akuntabilitas 3. Akuntabilitas Pengelolaan Anggaran.
pengelolaan anggaran sekolah. Mahmudi (2010) menyatakan bahwa
pertanggungjawaban finansial yang baik
METODE ANALISIS harus: (1) Memiliki data yang diperoleh
Operasionalisasi Variabel secara berkualitas dan dapat
Variabel terikat dalam penelitian ini dipertanggungjawabkan kebenarannya
adalah akuntabilitas pengelolaan anggaran, serta memenuhi unsur validitas, (2) Proses
sedangkan variable bebas adalah pengerjaan pertanggungjawaban
transparansi dan komitmen. Masing-masing didukung oleh sistem informasi dan
definisi operasional variabel ini dijelaskan teknologi informasi yang memadai serta
sebagai berikut: andal (3) Informasi yang disajikan
1. Transparansi. Sopanah dan Mardiasmo merupakan cerminan atas keadaan yang
(2003) menyatakan bahwa anggaran yang sebenarnya, tidak direkayasa untuk tujuan
disusun oleh pihak eksekutif dikatakan tertentu (4) Analisis yang dilakukan oleh
transparansi jika memenuhi beberapa organisasi menggunakan sistem
kriteria berikut: (1) Terdapat pendukung keputusan yang dapat
pengumuman kebijakan anggaran, (2) membantu manajer dalam mengambil
Tersedia dokumen anggaran dan mudah keputusan dan (5) Keputusan yang diambil
diakses, (3) Tersedia laporan harus berdasar pada pelaporan yang
pertanggungjawaban yang tepat waktu, sebenarnya sebagai landasan dan dapat
(4) Terakomodasinya suara/usulan rakyat, dipertanggunggungjawabkan secara
(5) Terdapat sistem pemberian informasi benar. Variabel ini diukur dengan skala
kepada pubik. Dalam penelitian ini, likert 5 poin dengan 27 pernyataan yaitu 5
indikator yang digunakan adalah pernyataan mengenai data, 5 pernyataan
berdasarkan penelitian terdahulu. mengenai proses, 5 pernyataan mengenai
Variabel ini diukur dengan skala likert 5 analisis dan 7 pernyataan mengenai
poin dengan 22 pernyataan yaitu 6 keputusan.
pernyataan mengenai anggaran, 4 Menurut Riduwan (2011) yang
pernyataan mengenai ketersediaan, 4 menyatakan bahwa setelah diuraikan dan
pernyataan mengenai kemudian variabel tersebut dijabarkan
pertanggungjawaban, 4 pernyataan menjadi dimensi-dimensi (sub variabel),
mengenai ide dan gagasan dan 4 kemudian manjadi indikator-indikator dan
pernyataan mengenai informasi. diteruskan menjadi item-item pernyataan
2. Komitmen. Cohen dan Uphoff (2011) atau pertanyaan penelitian (instrumen
menyatakan bahwa komitmen penelitian).
merupakan nilai sentral dalam
mewujudkan soliditas organisasi untuk Jenis dan Sumber Data
mendapatkan hasil: (1) Pengambilan Jenis data yang digunakan dalam
keputusan, (2) Pelaksanaan kegiatan, (3) penelitian ini adalah data primer. Data
JIAFE (Jurnal Ilmiah Akuntansi Fakultas Ekonomi)
Volume 3 No. 2 Tahun 2017, Hal. 76-93
81
Henny Hendratmi, dkk. E-ISSN 2502-4159

primer yaitu data-data yang dikumpulkan sampel dimana pemilihan mengacu pada
untuk penelitian dari tempat aktual kelompok bukan pada individu. Sedangkan
terjadinya peristiwa (sumbernya). Data ini daerah penelitian yang dijadikan sampel
dapat dikumpulkan dengan beberapa adalah kota Bekasi Barat, Pondok Gede, dan
Jati Asih, dengan sasaran utama yang
cara, antara lain: kuesioner, observasi,
diwawancarai atau mengisi kuesioner adalah
dan hasil pengujian (Sekaran, 2006).
Sekolah Menengah Atas Negeri dan Swasta
Sumber data primer dalam penelitian ini yang berjumlah 70 Sekolah, dengan jumlah
diperoleh langsung dari responden yang sampel sebanyak 210 orang.
dianggap representative untuk mengisi
daftar pertanyaan yang dibuat melalui Metode Analisis Data
instrumen penelitian. Uji Validitas
Disamping itu, data penelitian ini Validitas menurut Sekaran (2008-248)
termasuk data kualitatif. Data kualitatif adalah bukti bahwa instrumen, teknik, atau
menurut Sugiono (2004) adalah data yang proses yang digunakan untuk mengukur
dinyatakan dalam bentuk kata, kalimat sebuah konsep benar-benar mengukur
konsep yang dimaksud. Uji validitas bertujuan
dan gambar. Data kualitatif ini diperoleh
untuk mengukur valid atau tidaknya suatu
melalui penyebaran kuesioner yang
item pertanyaan. Uji validitas dilakukan
kemudian diubah menjadi data dengan membandingkan nilai r hitung dengan
kuantitatif, diangkakan berupa scoring r table untuk degree of freedom (df) = n-2.
untuk masing-masing pernyataan.
Skala yang digunakan dalam Uji Reliabilitas
penelitian ini untuk pembobotan item Keandalan (reliability) menurut
kuesioner adalah menggunakan skala Sekaran (2006:40) menyatakan suatu
likert. Menurut Sugiyono (2012) pengukuran menunjukkan sejauh mana
menyatakan skala likert digunakan untuk pengukuran tersebut dilakukan tanpa bias
mengukur sikap, pendapat, dan persepsi (bebas kesalahan – error free). Oleh karena
itu, menjamin pengukuran yang konsisten
seseorang atau sekelompok orang
lintas waktu dan lintas beragam item dalam
tentang fenomena sosial. Setiap jawaban
instrumen perlu dilakukan. SPSS memberi
responden berturut-turut diberi nilai 5, 4, fasilitas untuk mengukur reliabilitas dengan
3, 2, dan 1 dari sangat setuju jika item uji statistic Cronbachs Alfa (α). Suatu
pertanyaan berindikasi positif dan konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika
sebaliknya setiap jawaban responden memberikan nilai Cronbachs Alpha > 0.60.
berturut-turut diberi nilai 1, 2, 3, 4, dan 5
jika item pertanyaan berindikasi negatif. Uji Deskriptif Data Penelitian
Trihendradi (2011), mengemukakan
Populasi dan Sampel pada pengukuran statististik deskriptif pada
Daerah yang dijadikan populasi adalah dasarnya memaparkan secara numerik dua
kota Bekasi yang terdiri dari Bekasi Barat, hal pokok pengukuran data, yaitu pemusatan
Bekasi Utara, Bekasi Selatan, Bantar Gebang, data (central tendency) dan penyimpangan
Rawa Lumbu, Medan Satria, Jati Asih, Jati data (dispersi). Central tendency mengukur
Sampurna, Pondok Gede, dan Bekasi Timur. pemusatan suatu data dengan beberapa
Teknik pengambilan sampel secara sampling parameter umum yaitu: 1) Mean atau rata-
area atau Cluster Sampling. Adapun definisi rata, yaitu nilai rata-rata hitung; 2) Median,
cluster sampling adalah teknik pengambilan yaitu nilai tengah data setelah data tersebut
JIAFE (Jurnal Ilmiah Akuntansi Fakultas Ekonomi)
Volume 3 No. 2 Tahun 2017, Hal. 76-93
82
Henny Hendratmi, dkk. E-ISSN 2502-4159

diurutkan dari kecil ke besar; 3) Modus, yaitu terbebas dari multikolinieritas. VIF =
nilai yang sering muncul dari suatu data. 1/Tolerance, jika VIF 10 maka Tolerance = 0,1
Sedangkan dispersi mengukur (Ghozali, 2006: 92).
penyebaran suatu data, beberapa parameter
yang digunakan untuk pengukuran dispersi Uji Heterosekedastisitas
suatu data, yaitu: 1) Standar deviasi, yaitu Pengujian ini dimaksudkan untuk
simpangan baku; 2) Variance, adalah nilai menguji apakah model regresi terjadi
varian atau nilai kuadrat dari standar deviasi; kesamaan variance dari residual satu
3) Mean adalah nilai kesalahan standar dari pengamatan ke pengamatan yang lain
sampel. (Ghazali, 2006: 105). Model regresi yang baik
adalah model regresi yang memiliki
Uji Asumsi Klasik kesamaan variance residual dalam suatu
Uji Normalitas periode pengamatan dengan pengamatan
Uji normalitas bertujuan untuk yang lain, atau heteroskedastisitas. Dalam
mengetahui distribusi data yang digunakan menentukan ada tidaknya heteroskedastisitas
dalam variabel penelitian. Data yang baik dan pada suatu model dapat dilihat pada pola
layak digunakan dalam penelitian adalah data gambar scatter plot model tersebut dengan
yang memiliki distribusi normal (Nugroho, melakukan Uji Glesjer (Ghazali, 2006: 105).
2005: 18). Untuk menguji apakah data
penelitian berdistribusi normal atau tidak, Uji Hipotesis (Uji F dan t)
maka dapat dilihat melalui normal probability Dalam penelitian ini mengunakan
plot dengan membandingkan distribusi tingkat siknifikansi (ά) 0.05 atau 5%. Dalam
kumulatif dan distribusi normal. Data normal pengambilan keputusan untuk diterima atau
akan membentuk satu garis lurus diagonal, ditolak maka dilakukan pengujian terhadap
dan ploting data akan dibandingkan dengan variabel-variabel penelitian dengan cara
garis diagonal. Apabila distribusi data adalah menguji secara simultan melalui signifikansi
normal, maka garis yang menggambarkan simultan (uji statistik F). Maksud dari
data sesungguhnya akan mengikuti garis pengujian ini untuk dapat menjelaskan
diagonalnya (Ghozali, 2006: 110). apakah semua variabel independen atau
bebas yang dimasukkan dalam model
Uji Multikolinieritas mempunyai pengaruh secara bersama-sama
Pada pengujian multikolinieritas terhadap variabel dependen atau terikat
bertujuan untuk mengetahui apakah ada (Ghozali, 2006: 84). Untuk itu hipotesis
tidaknya variabel independen yang memiliki statistiknya adalah sebagai berikut:
kemiripan dengan variabel independen
lainnya dalam satu model (Nugroho, 2005: Ho: ß1=ß2= …=ßk=0
58). Uji multikolinieritas juga memiliki fungsi Ha: ß1≠ß2≠ …≠ßk≠0
untuk mendeteksi terjadinya multikolineritas
yang bertujuan untuk menghindari Artinya apakah semua variabel
pembiasan dalam proses pengambilan independen secara simultan merupakan
keputusan. Keputusan yaitu pengaruh pada variabel penjelas yang signifikan terhadap
uji parsial masing-masing vaiabel independen variabel dependen. Dengan menentukan
terhadap variabel dependen. Deteksi taraf signifikansi (ά=5%). Nilai F tabel
multikolinieritas pada suatu model dapat diperoleh dengan menggunakan tingkat
dilihat jika nilai Variance Inflation Factor (VIF) signifikansi ά dan derajat kebebasan (df)
tidak lebih dari 10 dan nilai tolerance tidak tertentu. Dengan membandingkan antara
kurang dari 0,1, maka model tersebut nilai F hitung dan F tabel, jika dalam
JIAFE (Jurnal Ilmiah Akuntansi Fakultas Ekonomi)
Volume 3 No. 2 Tahun 2017, Hal. 76-93
83
Henny Hendratmi, dkk. E-ISSN 2502-4159

perhitungan F hitung > F tabel, maka H0 (variabel terikat) apabila nilai X (variabel
ditolak dan Ha diterima. Sedang pada bebas) berubah satu satuan unit tertentu,
pengujian masing-masing variabel secara menguji pengaruh lebih dari satu variabel
parsial, dilakukan uji signifikansi parameter bebas terhadap satu variabel terikat (Ghozali.
individual (uji t statistik) yang memiliki tujuan 2006:7). Model persamaan regresi linear
untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh berganda yang digunakan adalah sebagai
satu variabel independen secara individual berikut:
dalam mempengaruhi variasi variabel
dependen, dalam hipotesis statistik dapat Keterangan:
dilihat sebagi
Y =berikut:
ά+ß1X1+ß2X2+e Y = Akuntabilitas
ά = Konstanta
X1 = Transparansi
H0: ßi = 0 X2 = Komitmen
Ha: ßi ≠ 0 e = Error

Artinya, apakah suatu variabel Uji Koefisien Determinasi


independen merupakan atau bukan Koefisien determinasi (R2) pada intinya
merupakan penjelas yang signifikan terhadap untuk mengukur seberapa jauh kemampuan
variabel dependen. Dengan mengunakan model dalam menerangkan variasi dependen.
taraf signifikansi (ά=5%). Dengan Nilai koefisien determinasi berkisar antara nol
membandingkan antara nilai t hitung maka dan satu, nilai R2 yang kecil berarti
dapat ditentukan kriteria pengujian sebagai kemampuan variabel-variabel independen
berikut: dalam menjelaskan variasi variabel dependen
sangat terbatas. Nilai yang mendekati satu
Apabila t hitung < t tabel, maka H0 diterima berarti variabel independen memberikan
Ha ditolak. hampir semua informasi yang dibutuhkan
Apabila t hitung > t tabel, maka H0 ditolak Ha untuk memprediksi variasi variabel dependen
diterima. (Ghozali, 2006).

Uji Regresi Berganda HASIL DAN PEMBAHASAN


Analisis regresi digunakan untuk Hasil Uji Statistik Deskriptif
mengetahui seberapa besar perubahan nilai Y

Tabel 1. Hasil Uji Deskripsi Data Penelitian


Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation Variance
x1 127 75.00 145.00 120.1181 10.42784 108.740
x2 127 75.00 118.00 96.5827 8.59535 73.880
Y 127 78.00 135.00 113.4409 10.42407 108.661
Valid N (listwise) 127
Sumber: Data diolah.

Berdasarkan pada pengolahan data maka karakeristik masing-masing variabel


tersebut di atas diperoleh analisis deskriptif dapat diuraikan sebagai berikut:
yang memiliki karakteristik sebagai berikut: a. Transparansi pengelolaan anggaran (X1),
(N) menunjukkan jumlah data sebesar 127, dari keseluruhan sampel (n) sebanyak 127
didapat komposisi nilai sebagai berikut:
JIAFE (Jurnal Ilmiah Akuntansi Fakultas Ekonomi)
Volume 3 No. 2 Tahun 2017, Hal. 76-93
84
Henny Hendratmi, dkk. E-ISSN 2502-4159

nilai terkecil (minimum) adalah 75,00 dan dan standar deviasi 8,59535 serta nilai
terbesar (maksimum) adalah 145,00. Nilai varians adalah 73,880.
rata-rata (mean) adalah sebesar 120,1181 c. Akuntabilitas pengelolaan anggaran (Y),
dan standar deviasi 10,42784 serta nilai dari keseluruhan sampel (n) sebanyak 127
varians adalah 108,470. didapat komposisi nilai sebagai berikut:
b. Komitmen pengelolaan anggaran (X2), dari nilai terkecil (minimum) adalah 75,00 dan
keseluruhan sampel (n) sebanyak 127 terbesar (maksimum) adalah 118,00 Nilai
didapat komposisi nilai sebagai berikut: rata-rata (mean) adalah sebesar 96,5827
nilai terkecil (minimum) adalah 75,00 dan dan standar deviasi 8,59535 serta nilai
terbesar (maksimum) adalah 118,00. Nilai varians adalah 73,880.
rata-rata (mean) adalah sebesar 96,5827
Hasil Pengujian Reliabilitas

Tabel 2. Hasil Pengujian Reliabilitas Per-Variabel


Item-Total Statistics
Cronbach's
Scale Mean if Item Scale Variance if Corrected Item- Alpha if Item
Deleted Item Deleted Total Correlation Deleted
x1 210.0236 270.087 .764 .648
x2 233.5591 376.026 .572 .844
Y 216.7008 285.799 .698 .722
Sumber: Data diolah.

Berikut ini merupakan hasil uji variabel di atas tidak ada satupun
reliabilitas dari masing-masing variabel: variabel yang nilainya kurang dari 0,60,
1. X1 (Transparansi) = 0,648 hal ini menunjukkan bahwa konstruk
2. X2 (Komitmen) = 0,844 tersebut reliabel artinya masing-masing
3. Y (Akuntabilitas) = 0,722 variabel dapat disebut reliabel dan
Berdasarkan pada hasil perhitungan layak.
Cronbachs Alpha Based on Standardized
Items (yang dicetak tebal) dari total Hasil Pengujian Validitas
variabel dan pengujian masing-masing

Tabel 3. Hasil Pengujian Validitas Total antar Variabel


Item-Total Statistics
Corrected Item-
Scale Mean if Item Scale Variance if Total Cronbach's Alpha
Deleted Item Deleted Correlation if Item Deleted
x1 210.0236 270.087 .764 .648
x2 233.5591 376.026 .572 .844
y 216.7008 285.799 .698 .722
Sumber: Data diolah.

Berdasarkan tabel 3 di atas, tidak ada untuk semua variabel X1, X2 dan Y
Corrected Item-Total Correlation (cetak tebal) menunjukkan angket yang valid, sehingga
yang kurang dari 0,1729, hal tersebut kuesioner dalam penelitian ini layak untuk
menunjukan 127 butir pertanyaan kuesioner digunakan.

JIAFE (Jurnal Ilmiah Akuntansi Fakultas Ekonomi)


Volume 3 No. 2 Tahun 2017, Hal. 76-93
85
Henny Hendratmi, dkk. E-ISSN 2502-4159

Hasil Pengujian Normalitas


Hasil Pengujian Asumsi Klasik

Sumber: data olahan


Gambar 1. Grafik Histogram Hasil Uji Normalitas

Dari grafik Histogram di atas dapat membentuk lonceng yang tidak menjauh
disimpulkan bahwa residual terdistribusi dari garis regresi.
secara normal dengan ditandai penyebaran
Hasil Uji Heteroskedastisitas

Sumber: Data diolah.


Gambar 2. Grafik Scatter Plots

Dari grafik scatter plots terlihat bahwa bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada
titik-titik menyebar secara acak serta tersebar model regresi, sehingga model regresi
baik di atas maupun di bawah angka 0 pada dinyatakan layak untuk digunakan.
sumbu Y serta tidak membentuk pola
tertentu. Oleh karena itu dapat disimpulkan Hasil Pengujian Multikolinieritas
JIAFE (Jurnal Ilmiah Akuntansi Fakultas Ekonomi)
Volume 3 No. 2 Tahun 2017, Hal. 76-93
86
Henny Hendratmi, dkk. E-ISSN 2502-4159

Tabel 4. Hasil Uji Multikolinieritas


Coefficientsa
Collinearity Statistics
Model Tolerance VIF
1 (Constant)
x1 .669 1.495
x2 .669 1.495
a. Dependent Variable: y
Sumber data diolah

Hasil perhitungan nilai tolerance menunjukan 1) VIF X1 sebesar 1,495 < 10 dengan nilai
tidak ada variabel independen yang memiliki tolerance 0,669 > 0,10 maka menunjukkan
tolerance kurang dari 0,10 yang berarti tidak data pengaruh transparansi tidak
ada korelasi antar variabel independen yang mengalami multikolinier.
nilainya lebih dari 95%. Hasil perhitungan 2) VIF X2 sebesar 1,495 < 10 dengan nilai
nilai Variance Inflation Factor (VIF) juga tolerance 0,669 > 0,10 maka menunjukkan
menunjukan hal yang sama, tidak ada satu data pengaruh komitmen tidak mengalami
variabel independen yang memiliki nilai VIF multikolinier.
lebih dari 10. Jadi dapat disimpulkan bahwa
tidak terdapat multikolineritas antar variabel Hasil Uji Regresi
independen dalam model regresi. Hal ini
dapat dilihat dari perincian sebagai berikut:

Tabel 5. Hasil Uji Regresi Berganda


Coefficientsa
Unstandardized Coefficients
Model B Std. Error
1 (Constant) 20.905 8.171
x1 .670 .075
x2 .124 .090
a. Dependent Variable: y

Sumber: data diolah


Berdasarkan tabel 5 di atas, maka dapat Dari hasil penelitian diperoleh
diperoleh persamaan regresi sebagai berikut: persamaan regresi dan dapat
diintepretasikan sebagai berikut:
Y = 20.905 + 0.670X1 + 0.124X2 + e a. Konstanta sebesar 20,905 artinya apabila
tidak ada pengaruh transparansi dan
Keterangan: komitmen, maka nilai akuntabilitas
X1 = Pengaruh Transpransi sebesar 20,905.
X2 = Pengaruh Komitmen b. Koefisien regresi pengaruh transparansi
Y = Akuntabilitas sebesar 0,670 artinya apabila pengaruh
e = Error transparansi meningkat 1 satuan dan

JIAFE (Jurnal Ilmiah Akuntansi Fakultas Ekonomi)


Volume 3 No. 2 Tahun 2017, Hal. 76-93
87
Henny Hendratmi, dkk. E-ISSN 2502-4159

variabel lain tetap, maka akan pengaruh signifikan variabel bebas (pengaruh
berpengaruh terhadap kenaikan transparansi dan komitmen) terhadap
akuntabilitas sebesar 0,670 satuan. variabel terikat (akuntabilitas pengelolaan
c. Koefisien regresi pengaruh komitmen anggaran). Rumusan hipotesis yang
sebesar 0,124 artinya apabila pengaruh digunakan dalam uji F statistik adalah sebagai
komitmen meningkat 1 satuan dan berikut:
variabel lain tetap, maka akan Rumusan hipotesis yang digunakan
berpengaruh terhadap akuntabilitas dalam uji F statistik adalah sebagai berikut.
sebesar 0,124 satuan. Ha1: Transparansi dan komitmen
berpengaruh simultan terhadap akuntabilitas
Hasil Pengujian Hipotesis pengelolaan anggaran. Dari hasil olah data
Hasil Uji Simultan (Uji F) mengunakan analisis regresi dalam SPSS,
Uji F statistik dilakukan untuk melihat diperoleh output hasil Uji F pada tabel 6
secara bersama-sama (simultan) apakah ada sebagai berikut:

Tabel 6. Hasil Pengujian Hipotesis Statistik F


ANOVAb
Model Df Mean Square F Sig.
1 Regression 2 3692.628 72.611 .000a
Residual 124 50.855
Total 126
a. Predictors: (Constant), x2, x1
b. Dependent Variable: y
Sumber data diolah

Dari tabel 6 dapat dianalisis bahwa nilai Hasil Uji Parsial (Uji t)
F hitung sebesar 72,611 lebih besar dari F Uji statistik t dilakukan untuk setiap
Tabel sebesar 3,07 dengan n = 127 dan k=2, variabel bebas (pengaruh transparansi dan
serta nilai signifikansi sebesar 0,00 atau lebih komitmen) apakah mempunyai pengaruh
kecil dari 0,05 (ά=5%) sehingga hipotesis yang signifikan terhadap variabel terikat
alternatif satu (Ha1) diterima dan menolak (akuntabilitas penegelolaan anggaran) secara
hipotesis nol (H0), artinya bahwa transparansi parsial. Berdasarkan hasil perhitungan uji
dan komitmen berpengaruh secara simultan statistik t dengan SPSS ver 19 pada tabel 4.8
terhadap akuntabilitas pengelolaan anggaran. maka diperoleh data, dan dapat disimpulkan:

Tabel 7. Hasil Uji Statistik t


Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta T Sig.
1 (Constant) 20.905 8.171 2.558 .012
x1 .670 .075 .671 8.998 .000
x2 .124 .090 .103 1.376 .171
a. Dependent Variable: y

JIAFE (Jurnal Ilmiah Akuntansi Fakultas Ekonomi)


Volume 3 No. 2 Tahun 2017, Hal. 76-93
88
Henny Hendratmi, dkk. E-ISSN 2502-4159

1) Variabel transparansi memiliki t hitung Kesimpulannya menerima Ha1 dan


sebesar 8,998 lebih besar dari t tabel menolak Ho.
sebesar 1,978 dengan nilai signifikansi 2) Variabel komitmen memiliki t hitung
0,000 atau lebih kecil dari 0,05 (alpha ά = sebesar 1,376 lebih kecil dari t tabel
5%), sehingga hipotesis alternatif satu sebesar 1,978 dengan nilai signifikansi
(Ha1) diterima dan menolak hipotesis nol 0,171 atau lebih besar 0,05 (alpha ά = 5%),
(Ho) artinya bahwa: transparansi sehingga hipotesis alternatif kedua (Ha2)
mempunyai pengaruh positif. Berdasarkan ditolak dan menerima hipotesis nol (Ho)
variabel hitung di parameter statistik T artinya bahwa: komitmen tidak
hitung lebih besar dari T table. Artinya mempunyai pengaruh positif terhadap
transaparansi berpengaruh terhadap akuntabilitas pengelolaan anggaran.
akuntabilitas pengelolaan anggaran. Berdasarkan variabel hitung di parameter
statistik T hitung lebih kecil dari T tabel.

Hasil Uji Determinasi


Tabel 8. Hasil Uji Determinasi
Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate
1 .734a .539 .532 7.13129
a. Predictors: (Constant), x2, x1
b. Dependent Variable: y
Sumber data diolah

Dari Tabel 8 di atas dapat dikatakan maka didapatkan hasil yang menyatakan
bahwa pengaruh transparansi dan komitmen bahwa terdapat pengaruh secara positif dan
adalah besar terhadap variabel terikat yaitu signifikan antara transparansi terhadap
akuntabilitas pengelolaan anggaran. Hal ini akuntabilitas pengelolaan anggaran. Dengan
berarti model yang digunakan semakin kuat adanya hasil tersebut maka pertanyaan
untuk menerangkan pengaruh variabel bebas dalam rumusan permasalahan yang
yang diteliti terhadap variabel terikat. Pada dikemukakan dalam penelitian pada bagian
tabel 8 menunjukkan bahwa koefisien sebelumnya sudah dapat dibuktikan dan hal
determinasi yang dilihat dari nilai adjusted R ini telah sesuai dan konsisten dengan
square sebesar 0,532. Hal ini berarti bahwa hipotesis alternatif (Ha2) yang dikemukakan
53.2% Y dapat dijelaskan pengaruh langsung pada bab sebelumnya, yaitu transparansi
oleh variasi kedua variabel independen yaitu diduga berpengaruh positif terhadap
X1 dan X2, sedangkan sisanya sebesar (100% akuntabilitas pengelolaan anggaran.
- 53.2% = 46,8%) dijelaskan oleh sebab lain di Sebagaimana telah diuraikan pada bagian
luar model atau variabel lain yang tidak sebelumnya bahwa transparansi adalah
diteliti. dengan bahasa lain diartikan keterbukaan
(openness) pemerintah dalam memberikan
Pembahasan Hasil Penelitian informasi yang terkait dengan aktivitas
Pengaruh Transparansi terhadap pengelolaan sumberdaya publik kepada
Akuntabilitas Pengelolaan Anggaran pihak-pihak yang membutuhkan informasi
Berdasarkan pada hasil pengolahan Mardiasmo (2009). Sehingga dengan
data secara kuantitatif dalam penelitian ini,

JIAFE (Jurnal Ilmiah Akuntansi Fakultas Ekonomi)


Volume 3 No. 2 Tahun 2017, Hal. 76-93
89
Henny Hendratmi, dkk. E-ISSN 2502-4159

demikian hipotesis null (H0) penelitian utama penentu dalam keberhasilan


ditolak, tidak diterima dan tidak berlaku. tercapainya akuntabilitas pengelolaan
Sehingga dengan demikian hasil keuangan, namun ada faktor lain yang
penelitian dan didukung dengan berbagai berpengaruh juga terhadap baik buruknya
teori dapat disimpulkan bahwa jika semakin pengelolaan dana pemerintah kepada publik.
tinggi, baik dan besar transparansi yang
dipraktekkan atau diimplementasikan oleh Pengaruh Komitmen terhadap Akuntabilitas
aparat pemerintah meningkat maka Pengelolaan Anggaran
berkontribusi pada semakin besar pula Berdasarkan pada hasil pengolahan
penilaian akuntabilitas pengelolaan anggaran data penelitian ini, didapatkan hasil yang
kepada aparat pemerintah maupun pihak menyatakan bahwa tidak terdapat pengaruh
swasta, transparansi di bidang keuangan komitmen terhadap akuntabilitas
khususnya masih menjadi aspek yang sangat pengelolaan anggaran. Sebagaimana telah
berat dan sulit dilakukan oleh aparat diuraikan pada bagian sebelumnya bahwa
pemerintah hingga saat ini. Hal tersebut komitmen merupakan kemampuan dan
dibuktikan dengan masih banyaknya fraud kemauan untuk menyelaraskan perilaku
atau kecurangan yang berkaitan dengan pribadi dengan kebutuhan, prioritas dan
pengelolaan keuangan publik, di Indonesia tujuan organisasi, hal tersebut menyangkut
masih banyak sekali penyelewengan dalam cara-cara dalam mengembangkan tujuan atau
penggunaan dan pengelolaan keuangan memenuhi kebutuhan organisasi yang intinya
negara dari yang semestinya dan mendahulukan misi organisasi daripada
diperuntukan serta kegunaannya. Pada kepentingan pribadi seperti yang
hakekatnya transparansi dapat dibangun atas dikemukakan oleh Soekijan (2009).
dasar kebebasan arus informasi proses – Sehingga dengan hasil penelitian
proses, lembaga – lembaga dan informasi khususnya komitmen masih menjadi aspek
secara langsung dapat diterima oleh mereka yang sangat berat dan sulit dilakukan oleh
yang membutuhkan informasi harus dapat aparat pemerintah. Adanya kesulitan aparat
dipahami dan dapat dimonitor oleh semua pemerintah dalam berkomitmen terhadap
pihak. tujuan yang ingin dicapai, serta dalam setiap
Hasil penelitian ini telah sejalan dan program pemerintah jangka pendek maupun
konsisten sebagaimana hasil dari penelitian panjang. Berbeda dengan hasil penelitian
sebelumnya yang dilakukan oleh Darmawan terdahulu bahwa komitmen organisasi yang
(2003), yang membahas mengenai tinggi berpengaruh signifikan terhadap
akuntabilitas dan transparansi terhadap pencapaian kinerja yang baik (Keller (1997)
pengelolaan keuangan Madrasah yang dalam Darma, 2004). Kemudian lebih lanjut
berkesimpulan, bahwa terdapat hubungan dikemukakan, komitmen organisasi dapat
dan pengaruh positif serta signifikan antara merupakan alat bantu psikologis dalam
transparansi dan akuntabilitas terhadap menjalankan organisasinya untuk pencapaian
pengelolaan keuangan, pengaruh tersebut sasaran yang diharapkan, pendapat ini
ditunjukkan secara simultan dan secara dikemukakan pula oleh Nouri dan Parker
parsial. (1996); McClurg (1999); Chong dan Chong
Oleh karenanya dari hasil penelitian ini (2002); Wentzel (2002); dan Darma (2004).
dapat disimpulkan berdasarkan hasil uji Penelitian ini konsisten dengan yang
koefisien determinasi didapat nilai sebesar dikemukakan oleh hasil penelitian oleh Herlin
53,2%, sehingga dengan demikian diperoleh (2010) menunjukkan tidak terdapat pengaruh
interpretasi bahwa transparansi dan antara komitmen organisasi terhadap kinerja
komitmen bukan satu-satunya sebagai faktor organisasi melalui akuntabilitas publik.
JIAFE (Jurnal Ilmiah Akuntansi Fakultas Ekonomi)
Volume 3 No. 2 Tahun 2017, Hal. 76-93
90
Henny Hendratmi, dkk. E-ISSN 2502-4159

Sedangkan dari penelitian lainnya anggaran. Hal ini berarti semakin


menunjukkan terdapat pengaruh signifikan transparan aparat pemerintah maupun
antara variabel komitmen organisasi dalam swasta dalam melakukan pengelolaan
memoderasi partisipasi penyusunan dana yang berasal dari publik dan untuk
anggaran dengan kinerja aparat pemerintah publik, maka hasil yang didapat akan
daerah (Bambang, 2006). Zeyn berpendapat berpengaruh positif terhadap pencapaian
bahwa komitmen organisasi memiliki akuntabilitasnya, hal ini didukung dengan
pengaruh positif terhadap akuntabilitas hasil uji t untuk variabel transparansi (X1).
publik pada tingkat yang cukup (sedang). Dengan transparansi yang dilakukan oleh
Kondisi ini memperlihatkan bahwa semakin aparat pemerintah yang ada pada
baik komitmen organisasi akan mendorong lembaga pendidikan formal, pada saat ini
keberhasilan akuntabilitas publik. belum dapat berjalan dengan maksmimal,
Oleh karenanya berdasar dari hasil khususnya dalam masalah keuangan
penelitian yang dapat disimpulkan melalui karena masih terdapat penggunaan dana
hasil uji koefisien determinasi yang yang tidak tepat pada sasaran dan tidak
merupakan pengaruh langsung variabel diketahui peruntukannya, sasaran serta
penelitian bebas terhadap akuntabilitas tujuannya. Oleh karenanya hasil yang
didapat nilai sebesar 53,2% dengan demikian didapat dalam pelaksanaan program
komitmen dan transparansi bukan satu- pembelajaran belum dapat dikatakan
satunya sebagai faktor utama penentu dalam berhasil dan berjalan dengan efektif,
keberhasilan tercapainya akuntabilitas karena kinerja yang dihasilkan dalam
pengelolaan keuangan, namun ada faktor lain angka partisipasi kasar yang merupakan
yang berpengaruh juga terhadap baik salah satu indikator keberhasilan
buruknya pengelolaan dana aparat pendidikan masih belum mencapai tuntas
pemerintah maupun swasta kepada publik paripurna, bahkan masih jauh dibawahnya
yang tidak diteliti. pada kota Bekasi.
3. Hasil penelitian telah membuktikan bahwa
PENUTUP komitmen (X2) yang diterapkan
Mengacu pada hasil penelitian yang berimplikasi secara positif terhadap
telah diuraikan pada bagian sebelumnya, tercapainya akuntabilitas. Hal ini berarti
dapat diambil kesimpulan: bahwa semakin tinggi komitmen yang
1. Telah terbukti secara simultan bahwa dilakukan aparatur pemerintah, maka
transparansi dan komitmen, berimplikasi semakin baik dan besar pula pengaruhnya
secara positif dan signifikan terhadap terhadap akuntabilitas dalam pengelolaan
pengelolaan anggaran. Dari hasil dana anggaran publik. Dengan komitmen
interpretasi data didapatkan suatu yang baik dilakukan oleh aparatur
kesimpulan yang menyatakan semakin pemerintah dalam mengelola anggaran,
besar, tinggi transparansi dan komitmen diharapkan penggunaan dana dapat sesuai
aparat yang ditunjukan dalam bentuk dengan perencanaan dan peruntukannya
pengelolaan keuangan yang tertuang sehingga dalam mencapai tujuan yaitu
dalam anggaran, maka akan semakin baik tuntasnya paripurna dalam program dapat
pula pengaruhnya terhadap pencapaian terwujud dengan baik. Namun demikian
akuntabilitas pengelolaan dana tersebut. kajian di dalam penelitian ini didapat
2. Berdasarkan dari hasil penelitian telah belum tingginya komitmen dari masing-
terbukti juga bahwa tranparansi masing aparatur pemerintah membuat
berimplikasi secara positif dan signifikan kinerja yang dihasilkan belumlah
terhadap akuntabilitas pengelolaan maksimal, dan sangat berpengaruh
JIAFE (Jurnal Ilmiah Akuntansi Fakultas Ekonomi)
Volume 3 No. 2 Tahun 2017, Hal. 76-93
91
Henny Hendratmi, dkk. E-ISSN 2502-4159

terhadap keadaan yang membuat belum Gunawan, Adi Saputro dan Marwan Asri.
berhasilnya upaya pemerintah dalam 1989. Anggaran Perusahaan, Edisi
menaikan Angka Partisipasi Kasar (APK) Ketiga. Yogyakata: Penerbit BPFE.
secara menyeluruh. Perencanaan Hopwood, Anthony. 1974. Acounting and
pemerintah yang diimplematasikan oleh Human Behaviour, First Edition.
aparaturnya belum berhasil dengan Englewood Cliffs, N.J. : Prentice-Hall.
optimal, selama periode penelitian Lembaga Administrasi Negara Republik
menunjukkan tidak tercapainya Indonesia. 2000. Pedoman Penyusunan
akuntabilitas yang berakibat terhadap Pelaporan Akuntabilitas Kinerja
pengaruh kinerja pemerintahan Kota Institusi Pemerintah. Jakarta: Lembaga
Bekasi. Administrasi Negara dan Badan
Pengawas Keuangan Negara
DAFTAR PUSTAKA Mahmudi. 2010. Manajemen Kinerja Sektor
Arimbi. 1993. Peran Serta Masyarakat Dalam Publik, Edisi ke 2. Yogyakarta: Penerbit
Mengelola Lingkungan. Jakarta: Walhi. UPP STIM YKPN.
Bappenas dan Depdagri. 2002. Pedoman Mardiasmo. 2002. Akuntansi Sektor Publik.
Penguatan Pengamanan Program Yogyakarta: Penerbit Andi.
Pembangunan Daerah. Jakarta: . 2004. Otonomi & Manajemen
Bappenas dan Depdagri. Keuangan Daerah. Yogyakarta:
Bastian, Indra. 2006. Sistem Perencanaan dan Penerbit ANDI.
Penganggaran Pemerintah Daerah di . 2003. Konsep Ideal Akuntabilitas
Indonesia. Jakarta: Salemba Empat. dan Transparansi Organisasi Layanan
Boy, Denny dan Hotniar Siringoringo. 2009. Publik, Majalah Swara MEP, Vol. 3 No.
Analisis Pengaruh Akuntabilitas dan 8 Maret. Yogjakarta: MEP UGM.
Transparansi Pengelolaan Anggaran . 2005. Akuntansi Sektor Publik.
Pendapatan dan Belanja Sekolah Yogyakarta: Penerbit ANDI.
(APBS) terhadap Partisipasi Orang Tua Mubyarto. 1998. Pembangunan dan
Murid. Jurnal Elektronik, Vol. 14 No. 2. Pemberdayaan Masyarakat.
Depok: Universitas Gunadarma. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Bahtiar, Arief, Muchlis dan Iskandar. 2009. Nasir, Mohammad. 1999. Metode Penelitian.
Akuntansi Pemerintahan, Cetakan Jakarta: Penerbit Ghalia Indonesia.
Pertama. Jakarta: Akademia. Nasution. 2007. Perilaku Manusia. Medan:
Dajan, Anto. 1991. Pengantar Metode Program Studi Psikologi Fakultas
Statistik Jilid I. Jakarta: LP3ES. Kedokteran Universitas Sumatra Utara.
Dwiyanto, Agus. 2006. Mewujudkan Good Noordiawan, Deddy, dkk. 2006. Akuntansi
Geovernance Melalui Pelayanan Public. Pemerintahan, Cetakan Kedua. Jakarta:
Yogyakarta: UGM Press. Salemba Empat.
Ghazali, Imam. 2006. Aplikasi Analisis Panggabean, S., Mutiara. 2004. Manajemen
Multivariate Dengan Program SPSS, Sumber Daya Manusia. Bogor: Ghalia
Cetakan IV. Semarang: Badan Penerbit Indonesia.
Universitas Diponegoro Semarang. Pratama, 2013. Pengaruh Partisipasi
Griffin, Jill. 2005. Customer Loyalty: Masyarakat, Transparansi Pemerintah
Menumbuhkan dan Mempertahankan dan Akuntabilitas Publik Terhadap
Kesetiaan Pelanggan. Jakarta: Efesiensi Penyaluran Dana BOS Pada
Erlangga. Sekolah Dasar Di Kecamatan
Tanjungpinang Timur, Skripsi.

JIAFE (Jurnal Ilmiah Akuntansi Fakultas Ekonomi)


Volume 3 No. 2 Tahun 2017, Hal. 76-93
92
Henny Hendratmi, dkk. E-ISSN 2502-4159

Tanjungpinang: Fakultas Ekonomi Sopiah. 2008. Perilaku Organisasi.


Universitas Maritim Raja Ali. Yogyakarta: Penerbit Andi.
Siegel, Gary. 1986. Behaviour Acounting. Thoha, Miftah. 2008. Perilaku Organisasi:
Nashville: South-Western Publishing Konsep Dasar dan Aplikasinya. Jakarta:
Company. Raja Grafindo Persada.
Sugiyono. 2007. Metode Peneliian Bisnis, Trihendradi. 2011. Analisis Statistik
Cetakan Kesepuluh. Bandung: CV mengunakan SPSS 19 Deskriptif
Alfabeta. Parametrik dan Non Parametrik.
Sulistoni, G.. 2003. Fiqh korupsi: Amanah Vs Yogyakarta: Penerbit Andi.
Kekuasaan. Nusa Tenggara Barat: Widodo, Joko. 2001. Good Governance,
SOMASI. Telaah dari Dimensi Akuntabilitas dan
Sekaran, Uma. 2006. Metodologi Penelitian Kontrol Birokrasi Pada Era
Untuk Bisnis (Research Methods for Desentralisasi dan Otonomi Daerah.
Business ), Edisi 4. Jakarta: Salemba Surabaya: Penerbit Insan Cendikia.
Empat. Peraturan Pemerintah No 24 Tahun 2005.
Solihat, Eli dan Toto Sugiharto. 2009. Tentang Standar Akuntansi
Pengaruh Transparansi dan Pemerintahan.
Akuntabilitas Pengelolaan Pendidikan Peraturan Pemerintah No 71 Tahun 2010.
terhadap partisipasi Orang Tua Murid Tentang Standar Akuntansi
di SMA Negeri 107 Jakarta. Jurnal Pemerintahan.
Elektronik, Vol. 14 No. 2. Depok:
Universitas Gunadarma.

JIAFE (Jurnal Ilmiah Akuntansi Fakultas Ekonomi)


Volume 3 No. 2 Tahun 2017, Hal. 76-93
93

Anda mungkin juga menyukai