Anda di halaman 1dari 5

1.

Media Pembelajaran

1.1 Pengertian Media Pembelajaran

Menurut Asyhar (2010) Secara etimologis, media berasal dari Bahasa Latin dan

merupakan bentuk jamak dari kata “medium” yang berarti “tengah, perantara, atau

pengantar”, menurut Boove dalam Asyhar (2010), Istilah perantara atau pengantar pesan

karena fungsinya sebagai perantara atau pengantar pesan dan informasi dari si pengirim

pesan kepada penerima. Dari pengertian-pengertian di atas dapat dikatakan media sebagai

perantara atau saluran dalam kegiatan komunikasi.

Asyhar (2010) menyatakan bahwa kata pembelajaran merupakan terjemahan dari

“instruction”. Instruction diartikan sebagai proses interaktif antara guru dan siswa. Ini

berbeda dengan istilah “mengajar dan belajar” ycang konotasinya hanya guru/pendidik yang

aktif. Pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat membawa informasi dan pengetahuan

dalam interaksi yang berlangsung antara pendidik dengan peserta didik. Jadi, dengan

menggabungkan kata media dan pembelajaran, maka arti media pembelajaran mudah dapat

dipahami, yaitu semua jenis media yang dapat diintegrasikan dalam pembelajaran sehingga

proses pembelajaran akan lebih efektif. Media pembelajaran itu mencakup semua sumber

yang diperlukan untuk melakukan komunikasi dalam pembelajaran.


1.1.1.1 Fungsi dan Manfaat Media

Penggunaan media pembelajaran dimaksudkan sebagai alat bantu sekaligus merupakan

strategi dalam pembelajaran. Dalam pembelajaran Asyhar (2010) menyatakan bahwa media

memiliki beberapa fungsi, yakni:

1. Sebagai sumber belajar, yaitu sebagai penyalur, penyampai, penghubung, dll. Dari

seseorang kepada orang lain.

2. Fungsi semantik, yakni fungsi yang berkenaan dengan kemampuan media pembelajaran

memperjelas makna dari suatu kejadian, fakta, ungkapan, dll.

3. Fungsi fiktatif, yaitu fungsi yang berkaitan dengan kemampuan media untuk menangkap,

meyimpan, menampilkan kembali suatu objek, atau kejadian.

4. Fungsi manipulatif, yakni fungsi yang berkaitan dengan kemampuan media untuk

menampilkan kembali satu objek atau peristiwa/kejadian dengan berbagai macam cara

sesuai dengan keperluan.

5. Fungsi distributif, maksudnya dalam sekali penampilan suatu objek atau kejadian dapat

menjangkau pengamat yang sangat besar dalam kawasan yang sangat luas.

6. Fungsi psikologis, yakni fungsi yang berkaitan dengan aspek psikologis yang mencangkup

fungsi atensi (menarik perhatian), fungsi afektif (menggugah perasaan/emosi), fungsi

kognitif (mengembangkan daya pikir), fungsi imajinatif dan fungsi motivasi (mendorong

peserta didik membangkitkan minat belajar)

7. Fungsi sosio-kultural, yakni media pembelajaran dapat memberikan rangsangan persepsi

yang sama kepada peserta didik.

Berdasarkan pendapat Asyhar (2010) beberapa manfaat penggunaan media dalam

pembelajaran, antara lain:


1. Memperluas cakrawala sajian materi pembelajaran yang diberikan di kelas seperti buku,

foto-foto dan narasumber sehingga peserta didik akan memiliki banyak pilihan sesuai

kebutuhan dan karakteristik masing-masing.

2. Peserta didik akan memperoleh pengalaman beragam selama proses pembelajaran yang

sangat berguna bagi peserta didik dalam menghadapi berbagai tugas dan tanggung jawab

yang berbagai macam, baik dalam pendidikan, di masyarakat dan di lingkungan kerjanya.

3. Memberikan pengalaman belajar yang konkret dan langsung kepada peserta didik, seperti

kegiatan karyawisata ke pabrik, pusat tenaga listrik, swalayan, bank, industri, pelabuhan

dan sebagainya. Sehingga peserta didik akan merasakan dan melihat secara langsung

keterkaitan antara teori dan praktik atau memahami aplikasi ilmunya di lapangan.

4. Menyajikan suatu yang sulit diadakan, dikunjungi atau dilihat oleh peserta didik,baik

karena ukurannya yang terlalu besar seperti sistem tatasurya, terlalu kecil seperti virus, atau

tentang waktu prosesnya terlalu panjang misalnya proses metamorfosa dan pelapukan

batuan, atau masa kejadiannya sudah lama seperti terjadinya perang uhud.

5. Memberikan informasi yang akurat dan terbaru, misalnya penggunaan buku teks, majalah,

dan orang sebagai sumber informasi.

6. Menambah kemenarikan tampilan materi sehingga meningkatkan motivasi dan minat serta

mengambil perhatian peserta didik untuk fokus mengikuti materi yang disajikan, sehingga

diharapkan efektivitas belajar akan meningkat pula.

7. Merangsang peserta didik untuk berpikir kritis, menggunakan kemampuan imajinasinya,

bersikap dan berkembang lebih lanjut, sehingga melahirkan kreativitas dan karya-karya

inovatif.

8. Penggunaan media dapat meningkatkan efesiensi proses pembelajaran, karena dengan

menggunakan media dapat menjangkau peserta didik di tempat yang berbeda-beda, dan di
dalam ruang lingkup yang tak terbatas pada suatu waktu tertentu. Dengan media, durasi

pembelajaran juga bisa dikurangi.

9. Media pembelajaran dapat memecahkan masalah pendidikan.

1.2 Komik Matematika

Secara umum komik dapat diartikan sebagai buku cerita bergambar. Esvandiari dalam

Putri (2015) mendefinisikan komik merupakan salah satu media komunikasi melalui gambar,

dialog-dialog panjang yang biasanya ditemukan dalam cerpen atau cerbung digambarkan ke

dalam beberapa adegan, dan oleh karena itu komik harus bisa menyampaikan apa yang

dimaksud dengan jelas hanya dengan melihat gambarnya saja. Sedangkan menurut Tim dalam

Hidayat, F (2015), Komik dalam pengertian kamus adalah cerita bergambar yang dimuat di

majalah, surat kabar atau berbentuk buku yang umumnya mudah dicerna dan lucu. Susanto

dalam Hidayat,F (2015) berpendapat bahwa Komik dapat menarik pembacanya karena

mempunyai gambar yang menarik dan mempunyai alur cerita untuk pembacanya. Kata komik

berasal dari bahasa Prancis comique yang sebagai kata sifat artinya lucu atau menggelikan dan

sebagai kata benda artinya pelawak atau badut.

Komik bisa diartikan sebagai bentuk seni yang menggunakan gambar-gambar tidak

bergerak tapi disusun sedemikian rupa hingga dapat membentuk rangkaian cerita (Hidayat,F,

2015). Pengertian tentang komik dikemukakan salah satunya oleh Toni Masdiono dalam

Mediawati (2011) yaitu komik merupakan susunan gambar bercerita dan memberikan pesan-

pesan pembacanya. Menurut Scott Mc Cloud dalam Mediawati (2011) menambahkan dalam

bukunya “Understanding comics, “dijelaskan bahwa komik adalah media yang sanggup

menarik perhatian semua orang dari segala usia, karena memiliki kelebihan, yaitu mudah

dipahami.
Maulana dalam Putri (2015) mengungkapkan bahwa komik matematika adalah komik

yang berisi materi pelajaran matematika yang disajikan secara deskriptif dan naratif dengan

tujuan agar siswa lebih termotivasi untuk belajar matematika dan mengoptimalkan cara kerja

otak untuk mengingat materi pelajaran matematika. Hasil penelitian Maulana dalam Putri

(2015) tentang komik matematika menyimpulkan bahwa penggunaan matematika komik

merupakan hal yang kreatif, inovatif, menyenangkan, dan lebih diminati oleh siswa.

Anda mungkin juga menyukai