Anda di halaman 1dari 5

EKSISTENSI NKRI

DARI ANCAMAN TERORISME DAN RADIKALISME

DISUSUN OLEH :
KELAS B
KELOMPOK 5

NAMA NDH
1. LIA AJI SETIA NINGRUM, Amd.Kep 11
2. META PRASTIKA, Amd.Keb 12
3. PARAMITHA ANGGUN PUTRI, Amd.Kep 16
4. RONZI KASTA, Amd.Tem 24
5. PUTRI AFRIYONI, A.Md 33
6. RIDHO AFANDI, Am.d 39

LATSAR KABUPATEN MERANGIN ANGKATAN III

TAHUN 2019

0
EKSISTENSI NKRI DARI ANCAMAN
TERORISME DAN RADIKALISME

1. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Terorisme merupakan suatu ancaman yang sangat serius di era globalisasi saat
ini. Bentuk teror yang disebarkan dalam terorisme dapat berupa ancaman,
pembunuhan dan lain sebagainya. Dampaknya antara lain: kepanikan perasaan tidak
aman kehilangan harta benda bahkan kematian.
Berbagai upaya telah di lakukan perintah Indonesia untuk penanganan erorisme
di Indonesia seperti turunnya UU No 15 tahun 2003 ttentang pemberantasan tindak
pidana terorisme, membentuk tim Densus 88 yang dilatih untuk mengatasi segala
bentuk terorisme termasuk teror bom. Namun terorisme masih terus berkembang
bahkan sekarang berkembang aksi teror yang di khawatirkan dapat memicu
pergerakan terorisme di Indonesia yaitu ISIS yang pergerakannya masih meresahkan
masyarakat Indonesia.

B. Tujuan
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan makalah ini adalah:
a. Mengetahui yang dimaksud dengan terorisme dan radikalisme
b. Mengetahui urgency NKRI untuk meminimalisir terorisme dn radikalisme
c. Mengetahui faktor yang melatarbelakangi terjadinya terorisme dan radikalisme

2. PERUBAHAN LINGKUNGAN STRATEGIS TERORISME DAN


RADIKALISME
Radikalisme merupakan embrio lahirnya terorisme yang merupakan sikap
mendambakan perubahan secara total dan bersifat revolusioner yang
menjungkirbalikkan nilai-nilai yang ada secara drastis lewat kekerasan dan aksi ekstrim
yang biasanya mempunyai ciri intoleransi, fanatik, eksklusif dan revolusioner.
Terorisme adalah suatu istilah yang digunakan untuk penggunaan kekerasan
terhadap penduduk sipil secara acak dengan tujuan menyebar rasa takut untuk
kepentingan sosial politik dalam skala yang lebih kecil dari pada perang

1
Indonesia memiliki potensi terorisme yang sangat besar dan harus di lakukan
antisipasi yang tepat. Kebijakan-kebijakan yang kadang tidak dipahami oleh orang
tertentu cukup di jadikan alasan untuk melakukan teror di Indonesia.

3. TEKNIS ANALISIS MENANGANI TERORISME DAN RADIKALISME a.


Aspek Politik
Terorisme dan radikalisme menyebabkan gangguan kehidupan demokrasi, roda
pemerintahan tidak berjalan lancar.
b. Aspek Ekonomi
Jaringan teroris sangat memerlukan sumber dana dan sumber daya manusia untuk
melakukan aksinya yang bukan hanya untuk pembelian keperluan tetapi untuk
mempertahankan sel-sel pengikutnya.
c. Aspek Sosial Budaya dan Agama
Melawan terorisme dapat menggunakan metode persuasif dengan mengikut
sertakan tokoh agama untuk menetralisir penyebaran ajaran radikalisme.
d. Aspek Kemajuan Teknologi
Kaum teroris dapat menjalin kerjasama yang leluasa tanpa diketahui siapapun
dengan dunia luar dengan internet sebagai sarana utamanya
e. Aspek Kebijakan
Butuh Kebijakan, strategi dan metode, serta pendekatan yang komprehensif untuk
melawan terorisme

4. URGENCY NKRI/ASN UNTUK MEMINIMALISIR TERORISME


DAN RADIKALISME
Upaya meminimalisir teorisme dan radikalisme yang dapat dilakukan adalah :
a. Pendidikan
Melalui lembaga pendidikan, guru dan kurikulum dalam memperkuat wawasan
kebangsaan dan toleran pada generasi muda mulai dari pra sekolah hingga perguruan
tinggi sehingga diharapkan mampu membentuk jiwa yang nasionalis dan cinta tanah
air .
b. Keluarga

2
Peran orang tua dalam menanamkan cinta dan kasih sayang kepada generasi muda
dan menjadikan keluarga sebagai unit konsultasi dan diskusi sehingga diharapkan
akan mampu membentuk jiwa yang cinta pada perdamaian.

c. Komunitas
Melalui peran tokoh masyarakat di lingkungan masyarakat dalam menciptakan ruang
kondusif bagi terciptanya budaya perdamaian di kalangan generasi muda.

5. FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN TERORISME


DAN
RADIKALISME:
a. Faktor sosial budaya
Adanya rasa keterasingan dan jarak diantara masyarakat umum dengan hubungan
anggota radikal.
b. Faktor keterbatasan akses politik
Akses politik yang tidak tersalurkan melalui jalur politik formal berdasarkan kaedah
hukum yang berlaku.
c. Faktor emosi keagamaan
Faktor sentimen keagamaan untuk membantu yang tertindas oleh kekuatan tertentu.
d. Faktor minimnya kondisi ekonomi
Kondisi ekonomi yang kurang memadai disertai sikap apatis terhadap kondisi
lingkungan.
e. Faktor krisis identitas
Target dalam kondisi ini adalah genersi muda yang sedang mencari jati diri yang
sangat rentan terlibat
f. Faktor kurangnya pemahaman nilai-nilai pancasila
Kurangnya pemahaman nilai-nilai pancasila dapat mendorong menjadi salah satu
alasan untuk melakukan aksi radikal.

6. KESIMPULAN
Dari pembahasan Eksistensi Penanganan Terosisme dan Radikalisme dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut:

3
a. Peran pemerintah sangat penting untuk saling bersinergi dengan masyarakat
menyelesaikan masalah terorisme
b. Perlu membangun dan meningkatkan semangat bela negara dengan cara pemberian
sosialisasi sejak dini
c. Terorisme harus di usir sampai ke akar-akarnya
d. Menanamkan nilai-nilai agama pada anak mulai dari keluarga dan lingkungan di
sekolah sampai perguruan tinggi

Anda mungkin juga menyukai