Anda di halaman 1dari 13

1

Term of Reference (TOR)

PERANCANGAN BANGUNAN TAHAN GEMPA Rombongan : …….2........................


Tahun : 2019……………… Nama : 1) Badrut Tamam Alji………………………
No.Mhs : 13511077…………
2)…Septia Rizki Saputra… No.Mhs :
…13511207……………………
3)…Muhammad Zaki Tobiin………No. Mhs : 14511104

 CAPAIAN KOMPETENSI MATA KULIAH (SUBJECT LEARNING OUTCOMES)


Setelah melakukan Kuliah Perancangan Bangunan Tahan Gempa, mahasiswa diharapkan
trampil dalam merancang Portal Bangunan Gedung Bertingkat Tahan Gempa dari bahan
beton bertulang biasa. Produk Perancangan adalah Gambar Teknis yang siap dilaksanakan.

 STRUCTURAL DATA
a. Building Occupation (Peruntukan Bangunan)
Jenis pemakaian/peruntukan bangunan adalah data pertama yang harus diketahui oleh
perencana. Peruntukan bangunan akan berpengaruh terhadap intensitas beban-hidup
bangunan. Peruntukan bangunan gedung yang akan didisain adalah :
2

b. Building Data
1. Denah Struktur Bangunan
Beberapa data diperlukan pada denah struktur bangunan yang diantaranya adalah
bentuk denah struktur secara umum, ukuran, denah balok, kolom dan struktur dinding
(kalau ada). Ukuran harus sudah pasti agar beban struktur dapat dihitung dan analisis
struktur dapat dilakukan.
3

2. Struktur Utama bangunan dan Jumlah tingkat


Selain denah struktur bangunan maka potongan-vertikal struktur utama bangunan
juga harus jelas. Hal ini akan menentukan jenis dan kemungkinan kombinasi struktur
utama bangunan, apakah hanya Frames (Portal) saja ataupun dikombinasikan dengan
struktur dinding. Untuk penyederhanaan, potongan struktur bangunan dianggap reguler
dan simetris.
Struktur utama bangunan : a) Portal terbuka (Open frame); b) Frame-wall structures
Jumlah tingkat :
1. 4 – tingkat 3 10……-tingkat
2. 5 – tingkat

c. Building Location
Lokasi dimana bangunan akan dibangun akan berpengaruh terhadap kemungkinan gaya
gempa yang terjadi, karena aktivitas gempa berbeda-beda-antara tempat satu dengan
tempat yang lain. Untuk itu telah disediakan Peta Percepatan tanah akibat gempa
sebagaimana terlampir.

Bangunan gedung akan dibangun di kota :


 Ambon  Manado  Kupang  Sibolga
 Bandung  Gorontalo  Surakarta  Lubuk Linggau
 Banda Aceh  Ujung Pandang  Banyuwangi  Baturaja
 Bandar Lampung  Palu  Sukabumi  Bukittinggi
 Bengkulu  Biak  Purwokerto  Baturaja
 Blitar  Jayapura  Nabire  Poso
 Denpasar  Kendari  Takengon  Mamuju
 Jakarta  Denpasar  Meulaboh  Manokwari
 Malang  Mataram  Tarutung  Sorong
 Yogyakarta  Flores  Pematang Siantar  …………………

d. Soil and Foundation Types


Gaya horizontal akibat gempa yang akan membebani struktur bangunan akan dipengaruhi oleh
ienis tanah. Jenis tanah yang dimaksud akan berpengaruh terhadap nilai-nilai pada Response
Spektrum.
Kategori jenis tanah dan Jenis fondasi
Jenis tanah dimana bangunan akan dibangun termasuk jenis :
1. Tanah keras (fondasi dangkal)
2. Tanah Sedang
3. Tanah Lunak (fondasi dalam/fondasi tiang)

 LOADING SYTEM
Sistim pembebanan yang bekerja pada struktur harus diketahui secara baik. Sistim
pembebanan yang dimaksud dapat berupa bebab tetap dan beban sementara.
a. Beban tetap juga disebut beban gravitasi yaitu beban yang intensitas bebannya dianggap
tetap. Beban tetap dapat terdiri atas beban mati (berat sendiri struktur dan hal-2 lain) dan
beban hidup (beban berguna).
4

b. Temporary Loads atau beban sementara adalah beban yang berkemungkinan membebani
struktur dengan durasi yang singkat tetapi dapat mempunyai intensitas besar. Beban
sementara bangunan gedung yang dimaksud pada umumnya berupa beban akibat gempa
bumi, akibat tekanan angin.

 MATERIALS
Material yang dipakai untuk struktur beton adalah mutu beton dan mutu baja tulangan. Mutu beton
ditunjuukan oleh kuat desak beton karakteristik umur 28-hari yang pada umumnya ditunjukkan oleh
nilai f’c’. Sementara itu mutu baja tulangan ditunjukkan oleh tegangan leleh fy. Struktur beton yang
daktail menuntuk mutu beton fc’ setinggi mungkin sedangkan mutu baja fy yang relative rendah.
Mutu bahan
Mutu bahan yang dipakai pada perencanagan ini adalah :
1 . Beton biasa dengan nilai :
a) untuk plat lantai f’c = 20,0; 22,5; 25,0; 27,5; 30,0, 32,5; 35,0 Mpa
b) untuk balok& kolom f’c = 20,0; 22,5; 25,0, 27,5; 30,0, 32,5; 35,0 Mpa
2. Mutu baja dengan nilai fy :
a. Untuk diameter sama atau kurang dari 12 mm, fy = 370; MPa
b. Untuk diameter lebih besar dari 12 mm, fy = 420 MPa

 CODES
Codes atau peraturan-peraturan yang dipakai adalah peraturan yang paling umum dipakai.
Peraturan yang dipakai kadang-2 ada beberapa yang saling melengkapi.
a. Peraturan beban gravitasi
a. Peraturan Beban Indonesia (PBI), 1991, 1993
b. Beban Minimum Untuk Perancangan Bangunan Gedung dan Struktur lain,
SNI 1727-2013
2). Peraturan beban sementara ( beban gempa ) yang dipakai adalah
Tata Cara Perancangan Ketahanan Gempa Untuk Gedung dan Non Gedung
(TCPKGUGNG, 2012), SNI 1726-2012
b. Peraturan Untuk Disain
Peraturan yang dipakai untuk Disain Struktur Beton adalah :
a) Tata cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung SK SNI T-15-
1991
b) Tata Cara Perencanaan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung, SNI 2847-2002
c) Persyaratan beton Struktural untuk Bangunan Gedung, SNI 2847-2013
Peraturan-peraturan lain yang dapat dipakai :
a) Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971
b) Peraturan-peraturan lain yang diperlukan
c)

 STRUCTURAL ANALYSIS
Analisis struktur adalah suatu proses hitungan utamanya untuk memperoleh nilai gaya-gaya
dalam/internal forces (momen lentur, gaya aksial, gaya geser, momen puntir) dan deformasi
(simpangan, lendutan, deformasi) atas suatu sistim struktur yang dibebani dengan beban tertentu.
Data sistim struktur dan beban yang mungkin ada sudah dibahas sebelumnya. Analisis struktur
dapat dilakukan secara : 1) elastik static analisis (beban dan kekakuan tetap) ; 2) elastik dinamik
5

analisis (kekakuan tetap, beban berubah-ubah) dan 3) inelastic dinamik analisis (kekakuan dan
beban berunah-ubah). Untuk Tugas Besar ini analisis dilakukan secara elastik statik analisis.
Metode analisis yang dipakai untuk elastik statik analisis dapat bermacam-macam diantaranya
adalah :1) Classical Methods; 2) Matrix Methods dan 3) Finite Element Methods. Methode
Classical Methods misalnya Metode Kani dan Metode Takabeya. Metode matriks misalnnya
stiffness method dan flexibility method.
Pendekatan analisis dapat dilakukan melalui : 1) analisis 2-dimensi (2-D) secara terpisah; 2)
analisis 2-dimensi gabungan 2-arah) dan 3) analisis 3-dimensi (3-D). Pada Perancangan
Bangunan Gedung Tahan Gempa maka dipakai analisis struktur 3-D. Untuk menjamin ketelitian
analisis struktur maka pengambilan momen inersia retak/crack menurut SNI 1728 : 2013 harus
diambil secara proporsional.

 DESIGN CONSIDERATIONS
1. Persyaratan Umum Disain
Persyaratan Umum disain didasarkan atas persyaratan pada tingkat-tingkat Performance-
Level yaitu pada kondisi :
a. Persyaratan Disain pada Serviceability Limit States
1. Strength ( Supply atau provided strength > Demand atau required strength)
2. Tidak terjadi defleksi yang berlebihan
3. Tidak terjadi getaran/vibrations yang melebihi ambang batas
b. Persyaratan disain pada Damageability Limit States
1. Tidak terjadi crack yang berlebihan
2. Tidak terjadi Yield Stress yang berkelenjutan
3. Tidak terjadi Permanent Displacement yang signifikan
c. Persyaratan pada Ultimate States
1. Tidak adanya premature plastic hinge
2. Tidak terjadinya excessive loss of strength
3. Struktur tidak boleh runtuh sama sekali

2. Kategori Resiko (KR)


Struktur bangunan tahan gempa harus dikelompokkan berdasarkan Kategori Resiko.
Kategori Resiko didasarkan atas derajat tingkat pentingnya suatu bangunan dalam rangka
melindungi penghuninya terhadap kemungkinan korban. Bangunan Tahan Gempa
dikategorikan menurut Kategori Resiko I, II, III dan IV. Kategori Resiko tinggi (misal
fasilitas pendidikan) adalah ditujukan untuk bangunan-bangunan yang sangat
penting/beresiko, sedang Kategori Seismik yang rendah (misal bangunan
pertanian/perkebunan) ditujukan untuk bangunan-2 yang tidak penting/resiko rendah.

3. Kategori Desain Seismik (KDS)


Tingkat penting atau tidaknya suatu bangunan dapat dibangun pada daerah yang
akitivitas gempanya besar ataupun yang sebaliknya. Misalnya gedung sekolah (KDS IV)
dibangun di daerah gempa rendah akan berbeda dengan gedung sekolah yang dibangun di
daerah gempa tinggi. Oleh karena itu suatu bangunan dikelompokkan menjadi Kategori
Disain Seismik A, B, C , D, E dan F. Pengelompokan tersebut didasarkan atas besar
kecilnya aktivitas gempa di suatu tempat.

4. Tingkat Daktilitas
6

Selain Kategori Disain Seismik (KDS) maka ada sisi lain yang harus dipertimbangkan
yaitu tingkat daktilitas suatu bangunan. Bangunan dapat saja dibangun dengan daktilitas
penuh, daktilitas menengah maupun daktilitas rendah. tersebut di atas maka apabila dipakai
struktur Portal (Frames) struktur dikelompokkan menjadi :
1. Struktur Rangka Pemikul Momen Biasa (SRPMB)
2. Struktur Rangka Pemikul Momen Menengah (SRPMM)
3. Struktur Rangka Pemikul Momen Khusus (SRPMK)

5. Ketidak Beraturan
Untuk disain struktur melalui analisis 3-D maka hasil analisis struktur harus dicek tentang
kemungkinan adanya ketidak beraturan. Ketidak beraturan yang dimaksud dapat berupa
ketidak beraturan Horisontal dan ketidak beraturan vertikal sebagaimana diatur pada SNI
1726 : 2012. Hasil ceking ketidak beraturan harus ditindak lanjuti menurut Code tersebut,
sehingga analisis struktur memenuhi syarat.

6. Kontrol Drift-ratio Ultimit maksimum


Hasil analisis juga dilajutkan dengan kontriol drift-ratio maksimum sebagaimana diatur
pada SNI 1726 : 2012. Apabila drift-ratio ultmit maksimum tidak memenuhi syarat maka
perlu dilakukan modifikasi ukuran struktur sedemikian sehingga dapat menjamin
terpenuhinya syarat drift-ratio ultimit maksimum.

 DESIGN METHODS
1. Design of Elements
Disain elemen pada intinya adalah menyediakan kebutuhan kekuatan (provided strength)
untuk: 1) momen lentur pada plat atap/lantai, balok, kolom dan fondasi; 2) gaya geser
pada balok, kolom dan beam colum joints dan 3) kombinasi gaya aksial dengan momen
lentur pada kolom. Untuk Disain elemen-2 tersebut dapat dipakai salah satu dari :
a. Metode Elastik (Working Stress Design, WSD)
b. Metode Ultimit (Ultimate Strength Design, ESD)

2. Design of Earthquake Resistant Structures


Pendekatan disain yang dipakai untuk merancang bangunan gedung ini adalah :
1. Strength Based Seismic Design
Metode Disain Kapasitas (Capacity Design). Metode itu dipakai agar terdapat
kepastian bahwa bangunan yang didisain akan berpeliku sebagai Kolom kuat balok
lemah atau Strong Column and Weak Beam,
2. Performance Based Seismic Design (PBSD)
3. Displacement Based Seismic Design (DBSD)
4. Performance Based Seismic Design (PBSD)
5. Energy Based Seismic Design (EBSD)

 DESIGN PROCESS
Desain elemen dalam rangka penyediaan kekauatan dapat dilakukan apabila semua hal yang
dibahas sebelumnya telah tersedia/diketahui yang selengkapnya adalah :
a. Gaya-gaya dalam yang bekerja pada setiap elemen
b. Kemungkinan modifikasi gaya-gaya dalam (redistribusi momen)
c. Properti material (mutu beton dan baja tulangan)
7

d. Semua persyaratan Disain sebagaimana disajikan pada Design Codes


e. Metode Disain yang dipakai

Adapun tahapan penyelesaian atau disain adalah tahapan standar yaitu :


a. Tahap pertama memahami TOR yang dalam hal ini adalah kaidah2 umum perancangan,
b. Memahami peruntukan bangunan, letak daerah gempa tempat bangunan akan dibangun,
jenis tanah di bawah bangunan dan spektrum respons yang dipakai,
c. Skets denah bangunan, denah lantai, dan diidentifikasi macam/jenis lantai
d. Dihitung beban lantai dan diteruskan dengan analisis dan disain plat lantai/atap,
e. Diestimasikan ukuran balok, ukuran kolom untuk selanjutnya menghitung beban gravitasi
portal melalui tributari area. Selanjutnya juga dihitung berat total bangunan
f. Dihitung gaya horisontal ekivalen statik
g. Analisis Struktur dengan memakai Paket Program
h. Checking Ketidak beraturan dan drift-ratio ultimit maksimum
i. Digambar bidang momen hasil analisis struktur dan diteruskan dengan redistribusi momen
j. Langkah selanjutnya adalah disain balok tulangan rangkap tahan gempa diteruskan dengan
menghitung momen kapasitas (Mkap),
k. Disain Tulangan geser balok adalah langkah berikutnya,
l. Dihitung Momen ultimit kolom M,uk dan gaya aksial kolom N,uk
m. Disain kolom dan diteruskan dengan disain tulangan geser kolom,
n. Selanjutnya adalah disain beam column joint
o. Disain Tangga dan Fondasi
p. Mempersiapkan berkas Laporan Disain, Gambar Teknis dll.

 TECHNICAL DRAWING
Hasil disain kemudian dituangkan pada Gambar Teknis Struktur. Gambar Teknis Struktur
harus dintegrasikan dengan gambar Arsitektur. Adapaun gambar Teknis disusun dengan urutan
sebagai berikut :
1. Denah Fondasi
2. Detail Penulangan Fondasi
3. Denah balok sloof
4. Detail Penulangan balok sloof
5. Denah kolom
6. Detail penulangan kolom
7. Denah Balok
8. Detail penulangan balok
9. Denah Plat lantai/Atap
10. Detail penulangan plat lantai/atap
11. Detail penulangan Tangga
12. Lain-lain yang diperlukan

 KETENTUAN UMUM
 Lingkup Perangcangan
Setiap rombongan adalah suatu Team yang harus bekerja secara bersama-sama dan
terkoordibasi untuk merancang Bangunan Gedung Bertingkat Tahan Gempa dari bahan
beton biasa secara lengkap yang meliputi :
8

 Perancangan struktur
 Semua plat meliputi, plat atap, plat lantai, plat luifel, tangga,
 Semua balok meliputi balok anak, balok induk, konsol,
 Semua kolom,
 Perancangan Fondasi
 Ukuran fondasi atau jumlah/konfigurasi fondasi dalam,
 Plat fondasi, balok fondasi (kalau ada),
 Membuat Gambar Teknis penulangan secara lengkap (di double folio polos)

 WAKTU PERANCANGAN
 Waktu perancangan yang disediakan untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut adalah
1 (satu) semester. Alokasi waktu yang disediakan adalah 1 kali tatap muka ( 3 SKS)
 Tugas perancangan harus dikerjakan secara mandiri.

 TEAM PERANCANGAN
 Perancangan dilakukan oleh 1 team yang terdiri atas 3-orang dengan macam
pekerjaan : 1) Analisis dan Disain; 2) Dokumen Disain Struktur; 3) Gambar Kerja

 Dukumen Perancangan Final


Perancangan final disajikan dalam bentuk dokumen meliputi 1 bendel Dokumen
Disain Struktur dan Gambar Kerja/Teknis

 Presensi dan Evaluasi


Setiap anggota team harus berperan aktif dalam perancangan. Anggota yang tidak
hadir dalam perancangan 3 kali-atau lebih dinyatakan mengundurkan diri dari mata
kuliah Perancangan Bangunan Gedung. Evaluasi meliputi : 10 evaluasi proses
perencangan; 2) Evaluasi melalui ujian kelas dan 3) Evaluasi melalui presentasi

Lampiran-lampiran

Lampiran berikut adalah contoh denah tipikan bangunan yang akan didisain.
9

8m 8m 8m 8m 8m 8m 8m 8m
m

7m

3m
7

7m

1m

7m
10
11

Denah dan potongan bangunan yang dimaksud misalnya :

Antrede, a

Lebar bordes, c

Optrede, b

Atas

Bordes

Bawah
12
13

Anda mungkin juga menyukai