Anda di halaman 1dari 10

BUDIDAYA HEWAN MARMUT

Disusun Oleh:
1. Anmilna Izzah Salsabila
2. Ita Nur Fadila
3. Rena Dwi Adisty
4. Tatia Dea Ananda

MTS NEGERI 3 KEDIRI


TAHUN PELAJARAN 2019/2020

1
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji syukur tertuju semata hanya kepada Allah SWT, atas
segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
dengan judul “MAKALAH TERNAK MARMUT”.
Selama penyusunan makalah ini, penulis telah banyak mendapat bimbingan, bantuan
dan motivasi dari berbagai pihak. Untuk itu penulis menyampaikan banyak terimakasih
kepada semua pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi
maupun pikirannya sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih terdapat kekurangan
yang memerlukan penyempurnaan. Untuk itu mengharapkan saran dan kritik yang bersifat
membangun sehingga dapat menambah kemampuan dan pengetahuan penulis. Akhirnya
penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi banyak orang.

Penyusun

2
DAFTAR ISI

Halaman Judul ....................................................................................................... 1


Kata Pengantar ....................................................................................................... 2
Daftar Isi ................................................................................................................ 3
Bab I Pendahuluan
A. Latar Belakang ........................................................................................... 4
B. Rumusan Masalah ...................................................................................... 4
Bab II Pembahasan
A. Budidaya Marmut ...................................................................................... 5
B. Karakteristik Marmut ................................................................................. 5
C. Proses Memilih Indukan ............................................................................ 6
D. Sistem Reproduksi Marmut ....................................................................... 6
E. Tahap Persiapan Ternak Marmut ............................................................... 7
F. Perlengkapan Ternak Marmut .................................................................... 7
B.G. ....................................................................................................... Pemberian
Pakan Untuk Marmut ................................................................................. 7
C.H. ....................................................................................................... Perawatan
Marmut ....................................................................................................... 8
Bab III Penutup
A. Kesimpulan ................................................................................................ 10

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Marmot adalah sejenis hewan pengerat yang tergolong familia Sciuridae (bajing)
dengan genus Marmota.
Marmot umumnya hidup didaerah pegunungan,seperti Alpen atau Pirenia di Eropa,
Pegunungan Rocky atau Sierra Nevada di Amerika Serikat, dan Kanada bagian utara.
Marmot umumnya membuat sarang di dalam tanah dan melakukan hibernasi selama
musim dingin. Kebanyakan marmot tergolong hewan sosial; marmot berkomunikasi satu
sama lain dengan siulan nyaring, terutama jika merasa ada bahaya.
Nama marmot berasal dari bahasa Latin mures monti ("tikus gunung"), dari bahasa
Latin Klasik mures alpini ("tikus Alpen"). Hewan lain yang berukuran serupa tetapi lebih
bersifat sosial, anjing prairi, tidak digolongkan dalam genus Marmota, tetapi dalam
genus Cynomys. Sementara itu, dalam bahasa Indonesia, tikus belanda (guinea pig)
sering disebut juga sebagai marmot, walaupun sebenarnya hewan pengerat tersebut
berasal yang tergolong familia yang berbeda.
Makanan utama marmot ialah tumbuh-tumbuhan, misalnya rumput-rumputan, buah
beri, lumut kerak, lumut daun, akar-akaran, dan bunga.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu marmot?
2. Bagaimana cara budidaya/ternak marmot?

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Budidaya Marmut
Hewan pengerat yang satu ini bagi sebagian masyarakat kurang mendapatkan
perhatian. Dari beberapa orang beranggapan bahwa berternak marmut belum bisa
menambah pendapatan untuk kebutuhan keluarga.
Namun, akhir-akhir ini mulai terbukan peluang dan semakin bertambahnya orang
yang ingin memelihara marmut bahkan menjadikannya bisnis sebagai tambahan
penghasilan. Tak jarang mereka yang cukup memiliki minta adalah anak-anak dan
remaja juga.
Hal ini menjadikan ternak marmut di manfaatkan oleh sebagian orang sebagai lahan
bisnis baru yang potensial. Orang-orang mulai tertarik untuk ternak marmut sendiri baik
dalam skala kecil maupun besar.
Maski demikian, ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam cara ternak marmut
ini, mulai dari karakteristik marmut, pemilihan bibit, tahap persiapan, peralatan yang
dibutuhkan, pemberian pakan dan perawatan marmut itu sendiri.

B. Karakteristik Marmut
Sebagaimana dengan hewan lainnya, dalam berternak marmut kita juga harus
mengetahui karakteristiknya terlebih dahulu sebelum membudidayakannya. Marmut atau
yang biasa dikenal dengan sebutan Guinea Pig, merupakan hewan pengerat pemakan
tumbuhan yang memiliki panjang hingga 25 cm dengan tinggi sekitar 10 cm, berat
marmut dewasa bisa mencapai 850 – 1000 gram. Sedangkan rentang waktu mereka
hidup dapat mencapai 5 sampai denga 7 tahun. Saat ini setidaknya ada 13 macam jenis
marmut yang diakui.
Beberapa jenis memiliki bulu pendek, yang lain berbulu panjang, bahkan ada yang
berbulu seperti woll. Marmut memilki berbagai corak warna, mulai dari hitam, jingga,
krem, coklat, putih maupun kombinasi dari beberapa warna.
Pada permbudidayaan marmut hal yang harus diperhatikan adalah kebersihan
kandang, pakan dan perawatan bulu.

5
C. Proses Memilih Indukan
Selain tahu tentang karakteristik marmut, hal lain yang harus diperhatikan adalah
pemilihan indukan untuk melahirkan anakan-anakan yang bagus untuk ternak budidaya
marmut tersebut.
Pilihlah indukan bagus marmut yang sehat dan terbebas dari penyakit. Hal ini dapat
dilihat dari kondisi fisik marmut tersebut seperti mata, kondisi bulu dan ukuran tubuh
marmut tersebut.
Sebagai awal anda dapat memilih induk marmut, minimal sepasang untuk indukan
jantan dan tiga pasang untuk indukan betina. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah
pemilihan usia indukan marmut tersebut.
Cara membedakan antara marmut jantan dan betina adalah dengan memeriksa lubang
dekat anus yang mudah dikenal dengan memencet bagian alat kelamin, jika dipencet
keluar penisnya berarti jantan, sedangkan untuk betina tidak demikian.
Perbedaan warna bulu dan ukuran tubuh serta suara tidak bisa dijadikan pedoman
untuk membedakan jantan dan betina, hanya saja ketika dewasa marmut jantan memiliki
suara khusus ketika ingin kawin untuk memancing dan mengejar marmut betina.

D. Sistem Reproduksi Marmut


Marmut jantan matang secara seksual dan dapat kawin minimal ketika sudah
mencapai usia 3 bulan. marmut betina organ reproduksinya dapat berfungsi ketika usia 2
bulan (55-70 hari).
Marmut betina dapat birahi sepanjang tahu, tercatat untuk siklus estrus seekor marmut
betina rata-rata adalah 16 hari, sedangkan untuk waktu yang sangat subur berada pada
pada kisaran 6 – 11 jam. Biasanya waktu-waktu subur marmut pada malam hari. Marmut
betina dapat dikawinkan tidak lama setelah melahirkan anak-anaknya. Masa kebuntingan
marmut betina adalah selama 59-73 hari, sedangkan jumlah anak perkelahiran mencapai
1 hingga 8 ekor, namun biasanya marmut betina rata-rata melahirkan 2-4 ekor anak
marmut. Dalam setahun marmut dapat melahirkan lebih dari 4 kali.
Ketika marmut betina melahirkan, setiap marmut jantan yang ada disekelilingnya
akan mencoba mendekati marmut betina yang baru melahirkan tersebut. Marmut-marmut
jantan akan berusaha menjadi jantan dominan agar dapat mengawini marmut betina yang
baru saja melahirkan. Biasanya akan terjadi pertarungan antar marmut jantan untuk
mendapatkan seekor marmut jantan yang dominan (penguasa koloni).

6
E. Tahap Persiapan Ternak Marmut
Tahap persiapan dalam ternak marmutini meliputi mempersiapkan kandang, pakan
dan persiapan perlengkapan. Kandang ideal untuk marmut adalah kandang dengan
ukuran yang luas, karena hewan ini tergolong jenis hewan yang aktif bergerak.
Anda harus menyediakan minimal dua kandang, yaitu satu kandang untuk pembibitan
dan satu kandang lagi untuk marmut yang sudah dewasa.
Ukuran standar per kandang untuk berternak marmut ini adalah 0,5m x 0,5m. NAmun
jika anda ingin meletakkan lebih dari satu marmut maka ukuran kandang harus ditambah
sebesar 0,7m x 0,7m.
Pastikan kandang yang anda gunakan memiliki ventilasi yang baik dan tidak
membatasi penglihatan serta suara dari marmut tersebut.
Kandang yang dianjurkan adalah kandang yang terbuat dari mesh atau dari
lembaran coroplast. Jangan menggunakan kandang berupa aquarium atau
menggunakan container plastic.

F. Perlengkapan Ternak Marmut


Selain kandang, perhatikan persiapan perlengkapan untuk ternak yang baik /
budidaya. Perlengkapan utama yang dibutuhkan dalam pemeliharaan dan budidaya
marmut ini adalah alas dan bedding yang di letakkan dalam kandang.
Anda dapat menggunakan serutan kayu aspen sebagai bedding,
pastikan bedding selalu diganti secara teratur untuk menjaga kesehatan dan menghindari
bau dari marmut yang kita budidaya.
Perlengkapan lain yang diperlukan dalam budidaya marmut adalah botol air minum,
rak jerami, tempat makanan, piglo atau tempat kecil untuk berlindung dan tempat tidur.
Anda juga dapat memasukan perlengkapan permainan seperti kincir atau roda kedalam
kandang.

G. Pemberian Pakan Untuk Marmut

7
Marmut dikenal sebagai hewan yang memiliki nafsu makan yang tinggi, oleh karena
itu pemberian pakan merupakan salah satu factor penting dalam cara ternak marmutF ini.
Anda dapat memberi makan pellet khusus marmut yang banyak dijual dipasaran. Dan
juga dapat memberi makan berbagai macam sayuran seperti bayam, wortel, selada
parsley dan tomat. Anda juga bisa memberikan asupan vitamin sebanyak 10 sampai 30
mg setiap harinya.

H. Perawatan Marmut

Hal lain yang perlu diperhatikan dalam cara ternak marmut adalah perawatan.
Perawatan paling utama adalah perawatan bulu. Anda dapat memandikan marmut
dengan shampoo formula khusus.
Selain perawatan bulu, hal lain yang perlu diperhatikan adalah memotong kuku dan
menyisir bulu marmut secara berkala. Jangan lupa mengeluarkan marmut dari
kandangnya sesekali dan membiarkan marmut bermain dilantai untuk mengurangi stress.
Pastikan ketika mengeluarkan marmut selalu dalam pengawasan anda. Anda juga
dapat memberikan mainan berupa rol tisu atau bel mainan selama berada diluar kandang.
 Perawatan Bayi Baru Lahir
Seekor marmut yang baru lahir mempunyai berat sekitar 100 gram. Meskipun
baru saja dilahirkan, anakan marmut sudah mempunyai rambut disekujur tubuh
mereka dan dapat melihat maupun berjalan.
Setelah dilahirkan, bayi marmut masih harus melengkapi nutrisi nya dengan
menyusu pada induk mereka. Pada umur 2 hari, anakan marmut baru bisa memakan
makanan yang tidak terlalu berserat kasar tinggi seperti pellet, polar ataupun dedak.
Induk marmut mempunyai sepasang kelenjar mammae untuk menyusui anak-
anaknya. Bayi-bayi marmut akan menyusu pada induknya hingga berumur 3 minggu

8
atau biasanya pada bobot hidup 180 gram. Setelah di umur tersebut, anak-anak
marmut sudah mampu makan layaknya induk mereka.
 Pemeliharan Marmut
Marmut akan sangat nyaman berada pada suhu sekitar 18 – 23 derajat celcius.
Kelembapan yang pas untuk marmut adalah di bawah 50%.
Bila terkena suhu di atas 29 ° C, marmut akan mendapatkan gejala serangan
panas dan dapat mengakibatkan kematian.
Marmut membutuhkan ruang yang cukup karena mereka sangat aktif, tidak
seperti hewan pengerat yang lain pada umumnya, marmut adalah hewan diurnal.
Marmut sangat senditif dengan makanan yang mereka makan. Banyak jenis
tanaman yang bersifat racun bagi mereka. Selain itu marmut sangat peka dengan jenis
antibiotika maupun bahan kimia yang lain.
Jika anda memelihara marmut alangkah baiknya untuk mengontrol apa saja
yang dimakan oleh marmut anda.
 Kebutuhan Nutrisi Marmut
Seringkali para penghobis atau cara ternak marmut untuk pemula dikejutkan
dengan banyaknya atau seringnya marmut mereka mati mendadak. Banyak yang
menganggap merawat marmut merupakan hal yang sulit dilakukan, atau ada juga
yang beranggapan bahwa marmut merupakan hewan yang sangat rentan penyakit.
Padahal rahasia merawat dan ternak marmut ada di cara pemberian pakan.Pakan
merupakan suatu hal sangat krusial bagi kehidupan marmut sehari-harinya.
Marmut sebagai pemakan rerumputan membutuhkan kadar serat yang cukup
tinggi dalam pola makan mereka. Selain itu, marmut tidak seperti kelinci yang dapat
mensintesa Vitamin C dalam tubuhnya sendiri. Oleh karena itu, menu vitamin C
setidaknya sudah masuk dalam pola makan mereka. Kebutuhan Vitamin C pada
marmut sangat penting, jika kesulitan untuk mencari vitamin C dapat
mengggunakan VitaChick yang dicampur pada air minum marmut.
Rerumputan hendaknya juga dipilih agar sesuai dengan kebutuhan marmut,
karena gigi marmut selalu terus tumbuh maka sesuaikan pakan meraka agar dapat
mengurangi pertumbuhan gigi marmut. Pemberian pakan pada marmut bisa dilakukan
3 kali sehari atau lebih. Pemberian pakan hijauan untuk marmut biasanya lebih
banyak daripada pakan yang dibutuhkan oleh kelinci. Hal ini lah yang perlu menjadi
perhatian khusus bagi pemelihara marmut.

9
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Marmot merupakan hewan multiguna yang bermanfaat bagi kehidupan masyarakat.
Di Indonesia, pada umumnya marmot dipelihara oleh keluarga petani di pedesaan
sebagai penghasil pupuk organik. Sistem pemeliharaan yang dilakukan masih bersifat
tradisional, yaitu tanpa kriteria persyaratan teknis. Kandang tidak disediakan secara
khusus, yaitu hanya dibuatkan sekat-sekat terbuka atau dibiarkan berlindung di kolong-
kolong rumah. Pakan yang diberikan seadanya, yaitu berupa sisa dapur dan rumput
lapangan yang diperoleh dari ladang tempat bercocok tanam, selebihnya marmot mencari
sendiri di lantai-lantai rumah. Limbah ternak marmot berserakan dimana saja, bercampur
dengan limbah kegiatan lain
Cara penanganan limbah ternak marmot dilakukan secara rutin bersamaan dengan
kegiatan kebersihan lantai dan halaman rumah, yaitu disapu kemudian dikumpulkan di
atas kandang sekat terbuka atau di kolong-kolong tempat marmot berlindung. Setelah
menggunung dan dianggap layak untuk dipanen, tumpukan limbah tersebut dibongkar
dan diangkut ke ladang tempat bertani. Pada kondisi pemeliharaan ternak marmot seperti
ini tidak dapat digunakan untuk mengukur besarnya produksi limbah.

10

Anda mungkin juga menyukai